BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai pemeliharaan. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai mencapai suatu kondisi yang bisa diterima. Tetapi, istilah pemeliharaan pada kenyataanya menunjuk kepada fungsi pemeliharaan secara keseluruhan yang bisa dibayangkan,dan sebagai hasilnya, kata tersebut dengan mudah digunakan dalam industri untuk menunjuk setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja bagian pemeliharaan. Pemeliharaan juga merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar. Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar kualitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan (lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada,

2 serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut. Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk dapat diprodusir dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi. Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan - kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi. Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi, dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses

3 produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut: a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestaikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya. e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

4 2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance) Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance Preventive Maintenance Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sngat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada golongan ini apabila: a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja. b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kulitas produk yang dihasilkan. c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi. d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut cukup besar atau mahal.

5 Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat. Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahan pabrik dapat dibedakan atas: Routine Maintenance Periodic Maintenance Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari. Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan

6 pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar Breakdown Maintenance Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi, dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali. Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.

7 Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses produksi berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada preventive maintenance. Disamping itu akan akan didapat suatu kenaikan yang melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan breakdown maintenance saja. 2.3 Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu, adanya bagian maintenance dalam suatu pabrik merupakan sesuatu yang diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh kegiatan pemeliharaan yang sangat rumit yang menyangkut seluruh peralatan pabrik. Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian produksi karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses produksi. Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan

8 baik dan efektif, misalnya karena mesin-mesin yang rusak tetapi terlambat atau tidak diperbaiki, maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akan terhenti atau macet dimana kelancaran proses produksi akan terganggu. Dengan adanya suatu pekerjaan pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat dicegah timbulnya kerusakan (breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut seharusnya terjadi. Oleh karena itu, pada umumnya bagian pemeliharaan di dalam suatu pabrik merupakan bagian yang membantu dan memberi laporan kepada kepala pabrik atau bagian produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan bagian pemeliharaan dalam suatu pabrik akan bertambah penting apabila perusahaan tersebut menggunakan mesin-mesin yang serba otomatis dalam proses produksinya. Besar-kecilnya bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya perusahaan pabrik tersebut dan otomatis tidaknya mesin-mesin yang digunakan. Perusahaan besar mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar di bagian pemeliharaan dan mempunyai struktur organisasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jenis-jenis pekerjaan pemeliharaan yang umumnya dilakukan oleh bagian maintenance adalah sebagai berikut: a. Pemeliharaan bangunan b. Pemeliharaan peralatan pabrik c. Pemeliharaan peralatan elektris d. Pemeliharaan tenaga pembangkit (power plant) e. Pemeliharaan peralatan penerangan dan ventilasi pabrik f. Pemeliharaan peralatan material handling dan transportasi g. Pemeliharaan halaman dan taman pabrik

9 h. Pemeliharaan peralatan service i. Pemeliharaan peralatan gudang, dsb. Direktur Tata Usaha Staff Ka. Bagian Teknik Ka. Bagian Maintenance Ka. Seksi Ka. Seksi Pekerja Pekerja Gbr. 2.1 Struktur Organisasi PLTD Titi Kuning 2.4 Prosedur Pemeliharaan Terencana Tujuan utama suatu jadwal pemeliharaan, catatan riwayat mesin, dan prinsip program pemeliharaan pencegahan pada umumnya diketahui dan dimengerti oleh kebanyakan manajer yang berpandangan luas, dan tidak diragukan lagi dipraktekkkan dalam cara yang sederhana. Berikut ini adalah cara menangani perencaan dan pelaksanaan sistem pabrik serta bagaimana bekerjanya sistem pengendalian pemeliharaan tersebut. Langkah pertama ialah menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan dan mengenai pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang ada yang memerlukan

10 pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya. Langkah kedua menentukan bagaimana asset atau sarana ini dipelihara. Suatu jadwal pemeliharaan harus dibuat bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan akan mendapat pemeliharaan pencegahan terencana. Sesudah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya harus menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan dan merupakan suatu cara komunikasi dari insinyur ke pekerja pemeliharaan. Sfesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekwensi pemeriksaan. Jika suatu kerusakan ditemukan pada waktu pemeriksaan dan tidak dapat diperbaiki selama waktu yang ditentukan untuk pemeriksaan sesuai program, maka perlu dilakukan salah satu dari dua alternatif berikut : 1. Jika digunakannya mesin tersebut dapat menyebabkan kerusakan terhadap mesin atau produk, atau membahayakan keselamatan, maka mesin tersebut harus segera diperbaiki dan pekerjaan ini dilakukan dengan prioritas seperti pekerjaan untuk kerusakan darurat. 2. Jika mesin tersebut dapat dioperasikan dengan aman tanpa menyebabkan kerusakan atau kerugian, maka kepala Seksi pemeliharaan melaporkannya dan menulis permintaan pemeliharaan untuk memperbaiki mesin tersebut lebih lanjut diwaktu yang tidak mengganggu produksi. Tujuan utama dari pemeliharaan terencana adalah untuk meningkatkan standar pemeliharaan dan keefektifan pembiayaan. Hal ini dapat dilakukan dengan

11 analisis kritis hasil-hasil pemeliharaan, dan perancangan pengurangan pemeliharaan sebagai hasil dari analisis tersebut. Ketika suatu jadwal pemeliharaan diterapkan, hanya dengan mempelajari catatan riwayat mesin kita dapat meyakini apakah sistem pemeliharaan yang dipakai cukup efektif atau tidak. Jika terjadi kerusakan darurat, ini biasanya menunjukkan hal berikut : 1. Pemeliharaan tidak cukup. 2. Pemeliharaan tidak benar. 3. Standar pekerjaan pemeliharaan yang tidak memadai. Hal ini berarti perlu menaikkan frekwensi pemeliharaan, mengubah jadwal untuk meyakinkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan yang memadai terhadap bagian-bagian mesin yang menyebabkan kerusakan darurat. Di lain pihak, jika hanya sedikit atau tidak ada kerusakan yang dilaporkan pada waktu pemeriksaan, mungkin terjadi pemeliharaan lebih (over maintenance) yang tidak ekonomis maka dianjurkan untuk mengurangi jumlah atau jenis pemeriksaan yang dilakukan. 2.5 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik Kegiatan atau tugas pemeliharaan dapat digolongkan salah satu dari kelima tugas pokok berikut: a. Kegiatan Inspeksi (Inspection) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap

12 peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut. b. Kegiatan Teknik (Engineering) Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan terhadap peralatan yang baru dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. c. Kegiatan Produksi (Production) Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik,melaksanakan kegiatan service dan lubrikasi. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan. d. Kegiatan Administrasi (Administration) Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spare parts) yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilaksanakannnya inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan tersebut, serta informasi komponen suku cadang yang tersedia dibagian pemeliharaan. Jadi, dalam kegiatan ini termasuk penyusunan planning dan

13 schedulling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa, di-service, dan direparasi. 2.6 Metode Analisis Permasalahan Maintenance Dalam masalah industri proses sering dijumpai persoalan keadaan yang tidak pasti (uncertainity). Pasti persoalan ini harus dipecahkan untuk menentukan keputusan apa yang akan diambil dan dijalankan. Salah satu metode untuk memecahkan masalah ini adalah metode coba-coba dan jika salah diganti (trial and error). Metode ini tentunya mempunyai banyak resiko, yaitu jika perusahaan ternyata mengambil keputusan yang salah, maka perusahaan akan memperoleh kerugian besar dan jika sering terjadi kesalahan, maka makin besar pula kerugiannya. Misalnya jika perusahaan salah menentukan barang yang akan dihasilkan, dimana barang yang dihasilkan ternyata tidak laku dipasaran, akibatnya perusahaan akan menderita kerugian. 2.7 Pekerjaan Pemeliharaan Pabrik Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari seperti: pembersihan peralatan, pelumasan, dan pemeriksaan bahan bakar sebelum mesin dioperasikan. Peranan utama dari perawatan rutin termasuk 1. Perawatan rutin dari peralatan agar mesin tetap berdaya guna 2. Menciptakan mesin selalu siap operasi

14 3. Penjagaan bagian-bagian mesin yang kiranya perlu diganti atau overhoul 4. Kontrol dari bagian-bagian mesin hasi perawatan dari penjualan ( jasa perawatan ) 5. Kontrol mutu dari hasi kerja kelompok perawatan Fungsi pengontrolan dalam hal ini tidak berbeda besar dari upaya untuk aktifitas produksi. Dari kontrol ini pula diharapkan adanya suatu masukan pada manajemen yang lebih tinggi tentang kapan kiranya masing-masing dari bagian mesin harus diganti. Dengan demikian jadwal, serta pembiayaan bisa dirancang untuk itu Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu, misalnya setiap 1 (satu) minggu sekali, lalu meningkat 1 (satu) bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun sekali. Pemeliharaan berkala dapat pula dilakukan dengan menggunakan lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya setiap 100 jam kerja mesin. Pada umumnya, sebuah pabrik memisahkan jadwal pemeliharaannya, yaitu: Pelumasan untuk mesin-mesin pengolahan Pemeliharaan alat-alat listrik Mesin-mesin maupun alat-alat pengolahan Mesin-mesin pembangkit tenaga

15 2.7.3 Repair Repair korektif adalah untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin dari alat-alat berat siap dioperasikan. Repair yang dimaksud ini adalah lebih dari sekedar pekerjaan yang tidak terjadwal karena sering kali terjadi trouble yang justru karena hal-hal yang kecil sebagai contoh karena endapan air didalam tangki bensin. Bisa juga hal itu terjadi karena pergerakan pada elektroda besi dan lain-lainnya Overhoul Overhoul atau turun mesin atau disebut juga perawatan total atau perawatan besar adalah menyangkut : perencanaan waktu, jadwal pekerjaan dari penggantian atau pembaruan atau juga rekondisi dari tiap-tiap bagian dari mesin.pekerjaan ini akan selamanya terdiri dari satu atau lebih bagian-bagian atau titik patah, pengujian, penggantian, pembaruan, pemasangan kembali serta pengetesan hasilnya. Disamping relatif tetap untuk mesin-mesin, juga bisa dipakai fasilitas serta alat yang tetap lokasinya seperti instalasi pemanas atau ventilasi. Ini benar-benar berbeda dengan perawatan pencegahan, dimana keutamaan dari keterlibatan kontrol dan test dari berbagai bagian mesin adalah didalam kaitan agar mesin bener-benar semuanya serba baru atau siap untuk operasi dengan kondisi seperti halnya pada saat awal mesin dioperasikan. Semua perencanaan turun mesin harus bisa dihitung berapa total habisnya material dan onderdil-onderdil secara lengkap.

16 2.7.5 Rekontruksi Pada beberapa pekerjaan maintenance, strategi dasar dari perawatan juga dimungkinkan pula dengan pekerjaan-pekerjaan membangunatau mengkonstruksikan seperti misalnya mengkonstruksikan bagian-bagian dari engine yang terbuat dari kayu, baja, plastik, concrete, benda tuang, instalasi listrik, instalasi kontroler elektronik dan lain-lain. Dalam beberapa keadaan pekerjaan-pekerjaan terakhir ini bisa dilimpahkan kepada pemborong terpercaya. Betapapun juga didalam menganalisa perancangan organisasi perawatan perlu memperhatikan banyak sekali kendala secara aktual.terdapat dua tipe dasar untuk operasi perawatan menetap dan perawatan sambil berjalan.perawatan menetap termasuk mengkontruksi, pelurusan, pemasangan instalasi listrik / hidrolik, perawatan dan repair untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik sedangkan yang termasuk perawatan jalan yaitu perawatan dimana pada bagian perawatan dikarenakan dalam keadaan jalan urutan kerjanya, inspeksi, repair dan bahkan overhoul terkadang justru terjadi dengan proses pengerjaan dari suatu proses keproses lain. 2.8 Laporan Pemeliharaan Laporan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan besar (overhaul), haruslah memuat hal-hal sebagai berikut: a. Tanggal Pelaksanaan Hal ini diperlukan untuk: Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan dengan rencananya.

17 Jika ada penyimpangan terhadap rencana, harus dijelaskan penyebabnya. Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan kali ini dengan pelaksanaan pemeliharaan sebelumnya. Perlu dicatat selang waktunya (time between overhaul) serta kecenderungan-kecenderungan yang tampak, misalnya tampak bahwa beberapa poros peralatan yang memerlukan pergantian bantalan yang lebih tebal. b. Pekerjaan-pekerjaan yang Dilaksanakan Pekerjaan pemeliharaan umumnya adalah sebagai berikut: Membongkar/membuka bagian-bagian tertentu dari pembangkit, misalnya membuka tutup stator generator, atau membuka cylinder head mesin diesel. Memeriksa secara visual atau menggunakan instrument terhadap bagianbagian yang telah dibuka tersebut pada butir a, misalnya untuk memeriksa keadaan kontak-kontak sakelar dan mengukur tahanan kontaknya serta mengukur kecepatan mekanisme penggeraknya, termasuk relai pengamannya. Melakukan pembersihan bagian-bagian alat atau instalasi, baik secara man ual maupun menggunakan alat atau menggunakan bahan kimia, misalnya membersihkan bagian-bagian utama mesin diesel, generator, exiter, membersihkan pipa-pipa air pendingin, jaket water, intercooler. Melakukan pergantian suku cadang (spare parts) tertentu dan melakukan perbaikan-perbaikan, misalnya pergantian perapat (seal), cincin pengisap (piston ring), injector BBM, dan bantalan-bantalan.

18 Melakukan penyetelan alat-alat ukur, alat-alat control, dan alat-alat proteksi. Menutup kembali bagian-bagian yang dibuka. Melakukan uji coba dan membandingkan kinerja unit pembangkit sebelum dan sesudah menjalani pemeliharaan. c. Penggunaan suku cadang (spare parts) serta material dalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, volume maupun harganya. d. Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, baik harinya, pekerjanya beserta klasifikasi, dan biayanya. e. Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang. f. Perhitungan biaya pemeliharaan dalam Rupiah per kwh, yaitu jumlah biaya pemeliharaan kali ini dengan jumlah produksi kwh dalam selang waktu antara pemeliharaan sebelum ini dengan pemeliharaan sebelumnya. Berdasarkan laporan pemeliharaan ini, maka pihak manajemen akan menentukan langkah-langkah selanjutnya, misalnya unit pembangkitan yang bersangkutan masih tetap akan digunakan atau lebih dihapus. Pertimbangan ini juga mencakup perkembangan teknologi unit pembangkit yang lebih efesien/ekonomis. 2.9 Laporan Kerusakan Kerusakan adalah hal yang tidak dikehendaki untuk terjadi, tetapi kenyataannya dalam praktik. Oleh karena itu, setiap kerusakan perlu dianalisis penyebabnya agar tidak terulang kembali (dapat dihindari).

19 Untuk dapat menganlisis penyebab kerusakan, diperlukan laporan kerusakan yang memadai, laporan kerusakan harus berisi hal-hal sebagai berikut: 1. Tanggal dan jam (pukul) terjadinya kerusakan. 2. Situasi sistem tenaga listrik sewaktu terjadi kerusakan tersebut. Hal ini terutama diperlukan apabila yang mengalami kerusakan adalah suatu alat yang beroperasi dalam sistem interkoneksi, misalnya generator unit pembangkit. Ada kalanya gangguan dalam sistem menyebabkan rusaknya suatu alat, tetapi ada kalanya juga kerusakan suatu alat akan menimbulkan gangguan dalam sistem. 3. Data dan informasi mengenai kerusakan yang sudah pernah terjadi sebelumnya. 4. Parameter-parameter, seperti: arus, tegangan, daya, suhu, tekanan yang berkaitan dengan alat yang rusak, sebelum dan sesudah terjadi kerusakan. 5. Jika menyangkut kerusakan unit pembangkit, maka laporan pemeliharaan besar (overhaul) yang terakhir perlu dilampirkan. Berdasarkan laporan kerusakan tersebut diatas, kemudian perlu dianalisis penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Jika penyebab kerusakan itu sudah ditemukan, maka pihak manajemen harus melakukan langkah-langkah pencegahan terulangnya kerusakan yang serupa. Beberapa kerusakan berat beserta penyebabnya yang umum terjadi pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah sebagai berikut: 1. Poros Engkol Mesin Diesel Patah Penyebab kerusakan: Bantalan utama (main bearing) dari poros engkol aus dan tidak diganti dengan yang baru sehingga defleksi poros engkol

20 menjadi besar. Ini mengakibatkan poros engkol mengalami getaran besar dan patah. Langkah Pencegahan: Defleksi poros engkol harus selalu dikontrol dan defleksi ini harus diperbaiki dengan mengganti bantalan utama yang aus. 2. Cylinder Head Mesin Diesel Retak Penyebab kerusakan: a. Pengabut BBM (fuel injection) berfungsi kurang baik sehingga pengabutan BBM dalam silinder tidak sempurna dan terjadi hot spot pada cylinder head yang menimbulkan keretakan. b. Air pendingin cylinder head yang kurang bersih sehhingga timbul kerak dalam lubang-lubang air pendingin cylinder head tersebut. Hal ini menyebabkan pendinginan cylinder head terganggu sehingga timbul hot spot yang selanjutnya menyebabkan keretakan. Langkah Pencegahan: membersihkan air pendingin 2.10 Man Power Pengertian Man Power Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan, ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain. Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal, kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.

21 Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk. Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin, maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian Sulit untuk dipresentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan. Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah bila beban kerja diimbangi dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban

22 terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong luar Man Hour Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua metode yang dapat dipakai, yaitu: a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus. b. Menggunakan data standart yang bersala dari konsultan maupun jurnaljurnal pendukung yang relevan. Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang terjadual. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaanpekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada. Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir, seperti: liburan dan waktu permintaan cuti. Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporanlaporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.

23 Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar Equipment, Tool, Material dan Consumable Equipment : Merupakan peralatan-peralatan yang besar seperti crane, mobil derek,dan lain-lain. Tool Material : Peralatan kerja seperti obeng, tang, martil, pisau dan lain-lain. : Bahan-bahan yang tidak habis pakai seperti packing, bantalan dan lain-lain. Consumable : Bahan habis pakai seperti minyak gemuk (grease), oli, sabun dan lain-lain. Setiap point diatas biasanya ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis agar supaya ketika diperlukan secara cepat dapat dengan langsung digunakan. Setiap pemakaian dari point diatas harus memiliki laporan baik secara lisan maupun tulisan supaya penggunanya jangan sembarangan, yang dapat merugikan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang dan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh: Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen 3.1.1 Definisi Manajemen Definisi manajemen sangat luas, sehingga pada faktanya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Adapun bebrapa

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

Trainer Agri Group Tier-2

Trainer Agri Group Tier-2 No HP : 082183802878 PERAWATAN / MAINTENANCE kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan mesin kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang masih mengalami krisis berkepanjangan ini membuat kegiatan usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Cara Kerja Pompa (Pompa Sentrifugal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Cara Kerja Pompa (Pompa Sentrifugal) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Cara Kerja Pompa (Pompa Sentrifugal) Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan terdiridari banyakfungsi,yaitu produksi operasional,keuangan, pemasaran, dansumberdayamanusia.untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Pemeliharaan (Maintenance) Pada generasi I, sebelum perang dunia II pemeliharaan peralatan di Jepang menggunakan cara pemeliharaan lama (metode klasik)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Perkembangan Perawatan (Maintenance) mengenal PM (preventive maintenance), Perawatan peralatan di Jepang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Perkembangan Perawatan (Maintenance) mengenal PM (preventive maintenance), Perawatan peralatan di Jepang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Perawatan (Maintenance) Perawatan (maintenance) pertama sekali dipopulerkan di Jepang pada tahun 1950 dengan menggunakan sistem PM (Preventive Maintenance).

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal 35-43 MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN Oleh Muhammad Zaky Zaim Muhtadi 1 Abstrak Sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN

BAB III JENIS JENIS PERAWATAN BAB III JENIS JENIS PERAWATAN Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan,

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Kantor Perkembangan teknologi yang luar biasa dewasa ini, pekerjaan perkantoran dapat dikatakan mengalami perubahan corak dan sifat. Kalau zaman dahulu perlengkapannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut

Lebih terperinci

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Preventive Maintenance Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dan semakin cepatnya informasi maka semakin cepat pula perkembangan hidup manusia saat ini. Perkembangan dunia industri maupun teknologi

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun berkembang dengan cukup baik. Terbukti dari banyaknya produsen otomotif mancanegara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi telah mengalami perubahan yang cukup drastis sejalan dengan perkembangan inovasi teknologi yang tumbuh sangat cepat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Perkembangan Maintenance (perawatan) tahun 1950 dengan menggunakan sistem PM (Preventive Maintenance).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Perkembangan Maintenance (perawatan) tahun 1950 dengan menggunakan sistem PM (Preventive Maintenance). 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Maintenance (perawatan) Perawatan (maintenance) pertama sekali dipopulerkan di Jepang pada tahun 1950 dengan menggunakan sistem PM (Preventive Maintenance).

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN

MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN MANAJEMEN PERAWATAN MESIN KAPAL PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen adalah suatu proses atau kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN Jadwal Operasi Pabrik Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan minimum, maka waktu untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Organisasi Maintenance Defenisi, maksud, lingkup dan hasil-hasil yang dari organisasi pasti ada. Di dalam pendirian suatu organisasi perawatan, maka beberapa hal yang utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin-mesin Kantor Mesin kantor merupakan salah satu alat penunjang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan efesien. Mesin-mesin kantor adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu bidang yang berpengaruh sangat besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam menjalankan operasionalnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai.

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam kondisi siap pakai. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan Menurut Sudrajat (2011), Pemeliharaan atau yang lebih di kenal dengan kata maintenace dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Pengertian Pemeliharaan Menurut Agus Ahyari (99) pemeliharaan merupakan suatu kegiatan mutlak yang diperlukan dalam perusahaan yang saling berkaitan dengan proses produksi, sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dibagian ini akan dibahas tentang tinjauan beberapa model dari alat angkut yang sudah ada, rencana rancangan, dasar pemilihan material, spesifikasi bahan, dan rumus-rumus yang akan

Lebih terperinci

SCHEDULE MAINTENANCE SYSTEM

SCHEDULE MAINTENANCE SYSTEM SCHEDULE MAINTENANCE SYSTEM I. Pengertian & tujuan Maintenance Pengertian : Maintenance merupakan suatu fungsi utama dalam suatu pabrik, sebab apabila dalam suatu pabrik terdapat fasilitas dan perlatan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat sekaligus memindahkan muatan yang dapat digantungkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas baik Harga pantas Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas baik Harga pantas Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat. 21 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PERAWATAN Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perencanaan Rancang Bangun Dalam merencanakan suatu alat bantu, terlebih dahulu kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan alat bantu

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Perawatan Berkala 40 Jam Pembersihan Conveyor Belt pengecekan ketajaman pisau. Mesin Tidak Rusak 8 Jam PengecekanTombo l-tombol Emergency Mesin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing domestik saja tetapi juga didatangi oleh

Lebih terperinci

PREVENTIVE MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE ABSTRAK Gangguan yang terjadi selama proses produksi atau aktivitas rutin lain akibat dari terjadinya kerusakan pada mesin atau fasilitas kerja lainnya, harus dicegah sedini mungkin.

Lebih terperinci

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja PLTD mempunyai ukuran mulai dari 40 kw sampai puluhan MW. Untuk menyalakan listrik di daerah baru umumnya digunakan PLTD oleh PLN.Di lain pihak, jika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Operasional Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang

Lebih terperinci

3. BAB III LANDASAN TEORI

3. BAB III LANDASAN TEORI 3. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perawatan (Maintenance) 3.1.1 Definisi Perawatan (Maintenance) Definisi Perawatan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001), adalah segala kegiatan yang di dalamnya adalah

Lebih terperinci

CORRECTIVE MAINTENANCE

CORRECTIVE MAINTENANCE CORRECTIVE MAINTENANCE Definisi Kegiatan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kegiatan pemeliharaan terencana dan kegiatan pemeliharaan tak terencana.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif, perkembangan dari bidang otomotif sendiri sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif, perkembangan dari bidang otomotif sendiri sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N Pada umumnya lokasi pembangkit tenaga listrik tidak selalu dekat dengan pusat beban, sehingga penyaluran daya diselenggarakan melalui instalasi penyaluran (transmisi dan gardu

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES FACTORY MANAGER MANTENANCE MANAGER ELECTRICAL/ MECHANIC MANTENANCE WORK SHOP Gambar 4.1 Alur Proses Perawatan 4.1.1 FACTORY MANAGER Mengontrol semua

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 Apa itu pemeliharaan? Pengertian Pemeliharaan : Suatu kegiatan yang meliputi program perawatan, pemeriksaaan, perbaikan dan uji untuk kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Kantor 2.1.1 Pengertian Mesin Kantor Menurut The Liang Gie (2007:229) mesin perkantoran (office machine) adalah Segenap alat yang dipergunakan untuk mencatat, mengirim,

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Menteri Perindustrian R.I. Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Dalam Rangka Investasi

Lampiran I Peraturan Menteri Perindustrian R.I. Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Dalam Rangka Investasi - 5 - Barang Lampiran I Peraturan Menteri Perindustrian R.I Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Dalam Rangka Investasi Nilai Investasi ( US$ ) TKDN Uraian Pekerjaan TOTAL % KDN LN DN US$ %

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN PADAGEARBOX/MARINE TRANSMISSION TWIN DISC MODEL MG SC

BAB III PERBAIKAN PADAGEARBOX/MARINE TRANSMISSION TWIN DISC MODEL MG SC BAB III PERBAIKAN PADAGEARBOX/MARINE TRANSMISSION TWIN DISC MODEL MG. 5202 SC 3.1 Pengertian Perbaikan Service/Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda atau alat yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi : 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan perekonomian berkembang begitu pesatnya, sehingga tercipta lingkungan yang kompetitif dalam segala bidang usaha, persaingan di bidang industri semakin

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai

Lebih terperinci

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING 6 PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING Hendro Purwono 1* dan Thomas Djunaedi 2 1 Jurusan D3 Perawatan Alat Berat, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-IND/PER/2/2006

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-IND/PER/2/2006 PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-IND/PER/2/2006 TENTANG PENGGUNAAN MESIN PRODUKSI DALAM NEGERI DALAM RANGKA PEMANFAATAN FASILITAS KERINGANAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan Manusia karena transportasi berkontribusi besar pada kehidupan dalam kaitannya Dengan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil, dan elektrikal

Lebih terperinci

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Kebijakan Perawatan. Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Kebijakan Perawatan Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Bahasan Jenis Perawatan Bentuk Perawatan Strategi Perawatan Jenis Perawatan Ditinjau saat perawatan dilakukan Perawatan yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI PADA PT. P&P BANGKINANG DI DESA SIMALINYANG SKRIPSI

ANALISIS PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI PADA PT. P&P BANGKINANG DI DESA SIMALINYANG SKRIPSI ANALISIS PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI PADA PT. P&P BANGKINANG DI DESA SIMALINYANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Comprehensive Sarjana Lengkap Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN DUMP TRUCK HINO FM 260 JD

BAB III PERAWATAN DUMP TRUCK HINO FM 260 JD BAB III PERAWATAN DUMP TRUCK HINO FM 260 JD 3.1 Definisi Perawatan Mesin A. Perawatan Mesin Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK BAB III LANDASAN TORI. kedua manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dan

LAPORAN KERJA PRAKTEK BAB III LANDASAN TORI. kedua manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dan BAB III LANDASAN TORI 3.1 Pengertian Manajemen Produksi Pengertian manajemen produksi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu pertama manajemen sebagai

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 4.1. Menentukan Nilai Severity, Occurrence, Detection dan RPN 4.1.1 Oli dan Filter Hidrolik Kotor Kerusakan pada oli dan filter hidrolik dapat menyebabkan kenaikan temperature

Lebih terperinci

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK A. PEMBAGIAN MOTOR DIESEL 1. Menurut cara kerja Mesin diesesl menurut cara kerja nya dapat diklarisfikasikan menjadi 2 cara kerja,untuk dapat menghasilkan usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep

Lebih terperinci

POLITEKNIK KEDIRI MANAJEMEN PERAWATAN NO: 4973/E3.SP4/2013 SEMESTER 6 BAB I BAB VII BAB II PROSEDUR DAN STRAREGI PERAWATAN

POLITEKNIK KEDIRI MANAJEMEN PERAWATAN NO: 4973/E3.SP4/2013 SEMESTER 6 BAB I BAB VII BAB II PROSEDUR DAN STRAREGI PERAWATAN 49/E3.SP4/ BAB II PROSEDUR DAN STRAREGI PERAWATAN 2.1 Pengertian Perawatan Perawatan adalah suatu kegiatan untuk mencegah sejak dini kerusakan kerusakan yang akan terjadi dengan memeriksa equipment secara

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan. BAB V ANALISA Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya maka selanjutnya dilakukan analisa. Analisa yang dilakukan harus lebih terarah sehingga hasilnya menjadi baik dan benar. Atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian 2.1.1 Manajemen Asal-usul kata manajemen berasal dari bahasa Latin, managiare yang artinya tangan Samsudin (2010:15). Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut adanya suatu sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawatan IGTE & Power Services GMF Aeroasia berdiri sejak tahun 2011, merupakan perusahaan mandiri dan merupakan anak perusahaan dari PT GMF Aeroasia yang bergerak

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO

PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO PERBAIKAN PENURUNAN DAYA MAMPU DAN PEMELIHARAAN MESIN DIESEL KAPASITAS 1000 KW DI PLTD KOTO LOLO Oleh : Sulaeman Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Email:

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah

Lebih terperinci

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI 75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,

Lebih terperinci