TINJAUAN DEIKSIKAL (KINSHOU) PADA PENGGUNAAN ~TE KURU DALAM KOMIK HANA YORI DANGO VOL. 1 DAN VOL. 2 BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

Pergi kemana? どこへ行きますか

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

ABSTRAKSI Tujuan Hasil

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

Pengantar Belajar Bahasa Jepangi

MODEL SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

L. Dewi Indah, S.Pd P. Agama Kristen Katolik Mey Supartini, S.Pd. Drs. Agus S. Martono, S.Pd Biologi / P. Lingkungan Hidup Dra. Hj.

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Sutedi (2011: 2) bahasa

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Bahasa Jepang

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

ANALISIS FUNGSI SHUUJOSHI NA PADA BAHASA PERCAKAPAN JEPANG DALAM KOMIK HANA YORI DANGO JILID SATU SAMPAI TIGA KARANGAN YOKO KAMIO

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini media massa semakin berkembang. Jumlah informasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada dasarnya segala bentuk penelitian memerlukan metode yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

Transkripsi:

TINJAUAN DEIKSIKAL (KINSHOU) PADA PENGGUNAAN ~TE KURU DALAM KOMIK HANA YORI DANGO VOL. 1 DAN VOL. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pragmatik tidak hanya menganalisis bahasa hanya dari SPO nya semata, melainkan bagaimana makna dasar dari tuturan tersebut serta bagaimana situasi dan kondisi konteks tuturan tersebut. Dalam situasi tersebut, deiksis merupakan cara yang paling jelas untuk menggambarkan hubungan antara bahasa dan konteks dalam stuktur bahasa. Dari beberapa jenis deiksis, motion deiksis memberi bentuk pada lokasi menurut peserta dalam peristiwa bahasa yang dalam bahasa Jepang diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu genbashiji dan bunmyakushiji yang di dalamnya meliputi kata ganti tunjuk (shijishi): ko (kinshou), so (chuushou), dan a (enshou) yang mempunyai aturan yang berbeda-beda. Perujukan kata ganti tunjuk ini dirujuk berdasarkan pada penggunaan ~te kuru pada tuturan yang mempunyai makna perubahan situasi tertentu yang tidak mempunyai referen tetap karena dipengaruhi dengan siapa, tempat, waktu, serta siapa penutur dan petutur terlibat pada saat tuturan tersebut diucapkan. Khususnya pada penggunaan bentuk ~te kuru yang merujuk pada makna shijishi

bentuk kinshou (dekat dengan penutur) di dalamnya. Hal ini didasarkan pada makna bentuk ~te kuru yang menyatakan suatu perubahan yang mendekat pada diri penutur. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Mengklasifikasikan dan mendeskripsikan fungsi genbashiji atau bunmyakushiji makna ~te kuru yang mempunyai makna kinshou di dalamnya yang digunakan dalam tuturan pada komik Hana Yori Dango. 2. Mengklasifikasikan dan mendeskripsikan fungsi makna ~te kuru apakah yang terkandung di dalam tuturan komik Hana Yori Dango berdasarkan AOTS. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN SEBELUMNYA Esti fatmawati Analisis Deiksikal dalam Dialog Wawancara Interaktif Universitas kristen Internasional. 2.2 PRAGMATIK Leech aspek-aspek ujar: penutur dan petutur, konteks ucapan, tujuan ujaran, tuturan sebagai bentuk tindakan (tindak tutur), tuturan sebagai hasil dari tindak lisan 2.3 DEIKSIS

Nababan: deikis persona, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana, deiksis sosial. 2.4 MOTION DEIKSIS Yoko Hasegawa mengungkapkan konsep tentang kata kerja kuru dan iku serta makna ~te kuru dan ~te iku dalam jurnalnya yang berjudul PROTOTYPE SEMANTICS: A CASE STUDY OF TE K-/IK- CONSTRUCTIONS IN JAPANESE bahwa terdapat lima konsep dasar pada kuru dan iku antara lain: 1. Gerak: perpindahan yang nyata 2. Arah: mendekat ke arah penutur atau menjauh dari penutur. 3. Durasi: gerakannya dapat dipahami dalam tenggang waktu tertentu pada wilayah waktu tertentu. 4. Asal: tempat kejadian sebelum gerakan berlangsung. 5. Tujuan: lokasi kejadian ketika gerakan selesai. Yoko Hasegawa membagi ke dalam enam kategori makna pergerakan ~te kuru dan ~te iku yang menandakan arah atau aspek, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Bentuk dasar: bentuk ~te yang menyatakan gerak fisik. 2. Bentuk ~te yang menyatakan sudut pandang 3. Bentuk ~te yang menyatakan perpindahan

4. Bentuk ~te yang menyatakan makna kognitif (berupa pengetahuan bersama) 5. Makna bentuk ~te yang menyatakan perpindahan masa. 6. Makna bentukk ~te yang menyatakan perpindahan waktu Daimeishi dibagi menjadi dua golongan yaitu: kata ganti persona (ninshou daimeishi) serta kata ganti tunjuk (shiji daimeishi). Takahashi Tarou et,al. (2000:51) mengklasifikasikan shiji daimeishi menjadi 3 yaitu: kinshou, chuushou, dan enshou. Shiji daimeishi (shijishi) menurut Isao (2001:2) menggolongkan shijishi dalam bahasa Jepang menjadi dua yaitu genbashiji dan bunmyakushiji. Genbashiji merupakan kata ganti tunjuk yang digunakan untuk menunjuk suatu objek yang ada di depan mata, dan objek tersebut ada di tempat kejadian pada saat pembicaraan berlangsung. Bunmyakushiji merupakan kata ganti tunjuk yang digunakan untuk menunjukkan suatu objek yang tidak ada di depan mata. 2.5 ~TE KURU Klasifikasi makna ~te kuru berdasarkan Assosiation for Overseas Technical Scholarship (AOTS): 1. Bentuk ~te kuru sering diasumsikan untuk menyatakan perubahan situasi yang mendekati situasi saat ini. Verba yang sering digunakan adalah verba yang

mengandung perubahan situasi, yaitu futoru gendut, yaseru kurus, fueru bertambah, heru berkurang dan sebaginya. 2. Bentuk ~te kuru mengandung makna kembali lagi. Verba yabg bisa digunakan adalah verba yang mengandung makan keinginan seperti taberu makan, nomu minum, kau membeli dan sebagainya. 3. Bentuk ~te kuru mengandung makna menerangkan situasi yang berkesinambungan dari dulu sampai sekarang. 4. Bentuk ~te kuru mengandung makna dengan cara. Verba yang digunakan adalah verba yang mengandung makan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain seperti hashiru berlari, aruku berjalan dan sebagainya. 5. Bentuk ~te kuru mengandung makan kemunculan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ANCANGAN PENELITIAN Pada penelitian ini penulis menggunakan ancangan penelitian deskriptif kualitatif mengenai makna ~te kuru yang kemudian memberikan penjelasan tentang fungsi dan makna yang terdapat pada penggunaan ~te kuru dalam komik Hana Yori Dango

berdasarkana klasifikasi genbashiji dan bunyakushiji serta teori makna ~te kuru berdasarkan AOTS. 3.2 SUMBER DATA Sumber data berupa komik Hana Yori Dango Vol. 1 dan Vol. 2 oleh Yoko Kamio yang diterbitkan oleh Kabushiki Kaisha pada tahun 2001. 3.3 DATA Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah 8 tuturan yang termasuk ke dalam klasifikasi genbashiji, 1 tuturan yang termaasuk ke dalam klasifikasi bunmyakushiji, dan 1 tuturan yang termasuk ke dalam klasifikasi genbashiji dan bunmyakushiji. 3.4 SATUAN YANG DIUJI Satuan yang diuji pada penelitian ini adalah tuturan yang mengandung pemakaian makna bentuk ~te kuru yang meliputi analisis pengklasifikasian ke dalam genbashiji dan bunmyakushiji dan termasuk ke dalam makna ~te kuru yang berdasarkan AOTS. BAB IV ANALISIS 1. Genbashiji - Bentuk ~te kuru mengandung makna kembali lagi

Data 1 (Hana Yori Dango Hal. 19 Vol. 1) つくし : じゃ わたしごみ ね Tsukushi : Ja, watashi gomi sutetekurune. Aku saja yang membuang sampahnya ya. Penutur: T (Tsukushi) Petutur: F (Teman Tsukushi) Konteks: Penutur yang sedang melakukan kerja paruh waktu menawarkan diri untuk menggantikan petutur membuang sampah di luar. Situasi tersebut tentu saja mengharuskan penutur kembali lagi ke tempat penutur bekerja paruh waktu. Analisis: Makna ~te kuru dalam tuturan di atas termasuk ke dalam klasifikasi genbashiji yaitu merujuk pada objek yang terdapat dalam tuturan tersebut adalah riil. Sampah yang menjadi objek dalam tuturan tersebut ada dan nyata. Situasi arah perpindahan penutur dari dalam toko kemudian penutur membuang sampah dan kemudian kembali lagi ke toko menunjukkan bahwa makna ~te kuru mengandung kinshou di dalamnya dan mempunyai motion deiksis sekaligus juga memunyai makna kembali lagi menurut AOTS. - Bentuk ~te kuru mengandung makna dengan cara. Data 4 (Hana Yori Dango Hal. 111 Vol. 1) B : ちょっとウェ ( いろじろ ) ( しゅたい ) でいこう Chotto we-bu tsukete miyouka. Kara- mottekite. Irojiro dakara meiku ha pinku shutai de ikou. Coba kita pakai model rambut bergelombang ya. (Tolong) Bawakan pewarnanya. Kita gunakan dasar make up pink yang lembut ya. Penutur: B (penata gaya keluarga Tsukasa)

Petutur : Asisten/pelayan Konteks: petutur yang ingin merubah tatan rambut Tsukushi meminta asistennya (petutur) untuk membawakan pewarna rambut kepada penutur. Analisis: Makna ~te kuru dalam tuturan tersebut termasuk dalam klasifikasi genbashiji merujuk pada objek yang riil yaitu pewarna. Penutur meminta petutur untuk membawakan pewarna rambut kepadanya merupakan indikasi dari makna ~te kuru yang mengandung kinshou di dalamnya dan motion deiksis karena, pewarna yang letak sebelumnya berada jauh dari penutur menjadi dekat dikareakan penutur meminta petutur untuk membawa pada petutur. Arah perpindahan objek tersebut jugalah yang merupakan bentuk ~te kuru yang mengandung makna dengan cara dikarenkan kata kerja yang digunakan merupakan kata kerja yang mengandung makna perpindahan. - Bentuk ~te kuru mengandung pergerakan yang mendekat ke arah penutur. Data 9 (Hana Yori Dango Vol. 2 Hal. 116) ( へん ) ( たず ) Mama : Tsu Tsukushi nanka henna onna no ko ga tazunete kitanoyo. Tsu Tsukushi siapa anak laki-laki aneh yang datang mengunjungi (mu) ke sini? Penutur : Mama Petutur : Tsukushi Konteks : Penutur (Ibu dari Tsukushi) terkaget-kaget ketika ada seorang anak lakilaki yang tampilannya aneh tiba-tiba datang ke rumah mereka. Analisis: Makna ~te kuru dalam tuturan tersebut di atas termasuk ke dalam klasifikasi genbashiji. Hal ini dapat dilihat dari objek dalam tuturan tersebut yaitu henna onna

no ko yang jelas pada saat tuturan tersebut terjadi, objek berada di rumah penutur serta petutur. Objek (Tsukasa) yang mulanya tidak berada di rumah penutur secara tiba-tiba ada di rumah penutur menunjukkan ~te kuru mengandung makna kinshou di dalamnya dan motion deiksis karena arah objek yang mendekat pada diri penutur serta kemunculannya secara tiba-tiba tersebut menunjukkan bahwa ~te kuru dalam tuturan tersebut mengandung makna kemunculan. - Bentuk ~te kuru mengandung makna kemunculan Data 9 (Hana Yori Dango Vol. 2 Hal. 116) ( へん ) ( たず ) Mama : Tsu Tsukushi nanka henna onna no ko ga tazunete kitanoyo. Tsu Tsukushi siapa anak laki-laki aneh yang datang mengunjungi (mu) ke sini? Penutur : Mama Petutur : Tsukushi Konteks : Penutur (Ibu dari Tsukushi) terkaget-kaget ketika ada seorang anak lakilaki yang tampilannya aneh tiba-tiba datang ke rumah mereka. Analisis: Makna ~te kuru dalam tuturan tersebut di atas termasuk ke dalam klasifikasi genbashiji. Hal ini dapat dilihat dari objek dalam tuturan tersebut yaitu henna onna no ko yang jelas pada saat tuturan tersebut terjadi, objek berada di rumah penutur serta petutur. Objek (Tsukasa) yang mulanya tidak berada di rumah penutur secara tiba-tiba ada di rumah penutur menunjukkan ~te kuru mengandung makna kinshou serta motion deiksis di dalamnya karena arah objek mendekat pada diri penutur serta kemunculannya secara tiba-tiba tersebut menunjukkan bahwa ~te kuru dalam tuturan

tersebut mengandung makna kemunculan. 2. Bunmyakushiji つくし Na-ni itten no atashitachi mabudachijanai. Kokoni kite ii otoko hikkakeyo- nette kiai iretekitajanaiino. Kamu ini ngomong apa sih, bukankah kita sudah seperti saudara? Bukankah kamu bilang kita datang ke sini untuk mencari laki-laki,ayo yakinlah. Penutur: Tsukushi Petutur: Asai Konteks: Penutur berusaha untuk meyakinkan dirinya dan petutur bahwa tujuan mereka datang ke pesta adalah ingin mencari laki-laki yang kaya dan memanfaatkannya. Analisis: Makna ~te kuru dalam tuturan tersebut di atas termasuk dalam klasifikasi bunmyakushiji. Hal ini dapat dilihat dari objek tuturan tersebut yang berupa kiai irete mendorong/membesarkan hati yang merupakan dorongan bagi petutur untuk bertindak mencari laki-laki dan memanfaatkannya. Arah dorongan tersebutlah yang merupakan objek akan tetapi tidak berada di depan mata, melainkan dirasakan oleh penutur yang masuk ke dalam dirinya akibat dari situasi di dalam pesta tersebut. Dorongan tersebut juga yang menunjukkan terdapat makna kinshou dan motion deiksis di dalamnya serta untuk menyatakan perubahan situasi yang mendekati situasi saat ini. Hal ini dapat dilihat dari kata kerja yang digunakan adalah kata kerja yang mengandung makna perubahan situasi yaitu kiai irete mendorong/membesarkan hati.

3. Genbashiji dan bunmyakushiji Bentuk ~te kuru mengandung makna mengandung pergerakan yang mendekat ke arah penutur. Data 11 (Hana Yori Dango Hal. 179 Vol. 1) つくし : なによ こんなことまでつれてきて Naniyo. Konna koto made tsuretekite. Ada apa? Kenapa sampai seperti ininya (kalian) membawa (saya) pada hal ini. Penutur: Tsukushi Petutur: Asai Konteks: Petutur berusaha untuk membuat penutur jauh dari Hanazawa Rui dengan segala cara yang salah satunya dengan cara mendatangi penutur di dalam kelas dan mengajaknya ke taman belakang sekolah untuk menunjukkan majalah fashion terkemuka yang berisi foto-foto cinta pertama Hanazawa Rui, Shizuka. Analisis: Terdapat dua anaisis yang dapat dilihat dari tuturan di atas, yang pertama adalah analisis makna ~te kuru pada tsutere kite termasuk ke dalam klasifikasi genbashiji. Mengajak dalam tuturan tersebut merupakan objek yang nyata (leksikal/makna yang sebenarnya). Penutur yang mulanya berada di dalam kelas, karena permintaan petutur (Asai) maka penutur datang ke taman. Sehingga makna kinshou dalam tsurete kite sangat tepat keberadaannya. Analisis makna ~te kuru yang ke dua adalah pada saat melihat seluruh konteks tuturan yang dituturkan. Makna ~te kuru yang terdapat pada tuturan Konna koto made tsuretekite. Termasuk ke dalam klasifikasi bunmyakushiji. Hal yang perlu diperhatikan dari tuturan tersebut adalah koto hal yang akan di bawa oleh petutur (Asai) kepada penutur (Tsukushi). Kenapa? Sampai seperti ini (hal) nya (kalian)

membawa /mengajak saya datang (ke situasi yang seperti ini hal )?. Penutur merasa bahwa kedatangannya ke taman adalah masuknya kuru situasi petutur (Asai) yang membawa sebuah koto hal kepada diri penutur. Maksudnya adalah, petutur yang sejak dari awal telah memiliki koto berupa keadaan tidak suka dan perasaan untuk menjatuhkan penutur, ingin membuat penutur seolah-olah masuk ke dalam koto tersebut agar secara tidak langsung penutur masuk ke dalam koto tersebut sehingga merasa bahwa penutur tidak disukai oleh petutur. Jelas terlihat objek yang dikenakan kegiatannya tidak terlihat secara riil keberadaannya karena koto yang dimaksud adalah berupa perasaan bukan koto yang berupa kata benda yang keberadaannya jelas terlihat. Secara garis besar analisis konteks tuturan tersebut adalah, penutur merasa adanya koto dalam diri petutur yang datang ke dalam dirinya seiring keberadaannya di taman. Dapat disimpulkan bahwa makna kinshou pada tuturan Naniyo? Konna koto made tsuretekite. yang merupakan klasifikasi dari kelas bunmyakushiji sangat tepat keberadaanya. Perpindahan penutur inilah yang menurut AOTS termasuk ke dalam bentuk ~te kuru mengandung makna makna mengandung pergerakan yang mendekat ke arah penutur. Hal ini dapat dilihat dari kata kerja mengajak yang mempunyai makna perpindahan baik perpindahan tempat pada analisis yang pertama maupun perpindahan koto pada analisis yang ke dua tersebut membuktikan bahwa makna ~te kuru dalam kalimat Konna koto made tsuretekite. mengandung makna digunakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain.

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dari tuturan-tuturan yang mengandung ~te kuru dalam komik Hana Yori Dango Vol. 1 dan Vol. 2 ini penulis menemukan bahwa penggunaan ~te kuru yang mempunyai makna kinshou (dekat dengan penutur) di dalamnya merujuk pada sebuah makna gramatikal (makna yang sesungguhnya) dan didukung dengan penggunaan objek yang nyata ( genbashiji). Perujukan objek yang nyata tersebut ditentukan oleh jarak, orang, arah atau tempat tersebut dari penutur dan petutur yang berpartisipasi dalam tuturan. Sedangkan makna ~te kuru yang mempunyai makna kinshou di dalamnya dirujuk secara kontekstual (bunmyakushiji) baik objek penderita, orang serta tempat sangat ditentukan dari penutur maupun petutur terhadap obek tersebut (shared knowledge). Te kuru yang ditemukan dalam komik Hana Yori Dango vol. 1 dan Vol. 2 terdapat 17 data yang diambil 10 datanya untuk kemudian dianalisis. Dari data tersebut, termasuk ke dalam fungsi genbashiji, bunmyakushiji, dan makna yang mengandung genbashiji dan bunmyakushiji. Dari tuturan data ~te kuru yang ditemukan, terdapat satu bentuk ~te kuru yang mengandung makna menerangkan situasi yang berkesinambungan dari dulu sampai sekarang tidak ditemukan bentuk penggunaannya. Baik secara makna menurut AOTS

maupun dalam fungsi genbashiji dan bunmyakushiji. Serta jarangnya penggunaan makna ~te kuru yang diklsifikasikan ke dalam bunmyakushiji, hal ini dikarenakan jalan cerita yang terdapat pada komik terus bergerak maju dan remaja cenderung mengungkapkan langsung apa yang ingin diungkapkannya. Serta karena komik tersebut merupakan komik remaja yang bercerita tentang kehidupan sekolah tentunya situasi yang berkesinambungan dan terjadi terus menerus sangat jarang ditemukan karena ceritanya yang terus mengalami pergolakan.