USAHA MIKRO BENGKEL LAS MANUNGGAL JAYA MENGEMBANGKAN RANJANG LIPAT

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

PERHITUNGAN BIAYA PENGELASAN TERHADAP KETEBALAN PELAT DAN JENIS SAMBUNGAN LAS di PT. B

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB X MESIN KETAM DAN MESIN SERUT

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

PENGEMBANGAN USAHA HOME INDUSTRY BATAKO KORBAN ERUPSI MERAPI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB X TUJUAN DESAIN ALAT BANTU

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. berfikir kreatif dan ramah terhadap lingkungan. Untuk menyelaraskan

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

IbM PELATIHAN TEKNIK PENGELASAN BAGI MASYARAKAT KURANG PRODUKTIF DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

IBM PENINGKATAN SKILL LAS UNTUK PENGURUS BADAN USAHA MILIK GAMPONG (BUMG) DESA JAMBO TIMU DENGAN PELATIHAN PENGELASAN MENGGUNAKAN METODE SMAW

INSPEKSI FABRIKASI DAN EREKSI PADA KONSTRUKSI BAJA PROYEK GEDUNG P1-P2 UK PETRA SURABAYA

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DI BENGKEL LANCAR MOTOR PADA BAGIAN BENGKEL MESIN

UMKM PRODUK GORENGAN SEBAGAI PRODUK UTAMA IBU RUMAH TANGGA DI PEDALANGAN SEMARANG

PENGELASAN TUNGSTEN BIT PADA DRILL BIT DENGAN MENGGUNAKAN LAS ASETILIN RINGKASAN

IbM PENERAPAN TEKNIK UKIR MOTIF PRING SEDAPUR PADA SANGKAR BURUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PRODUK PENGRAJIN SANGKAR DI KABUPATEN MAGETAN

DISUSUN OLEH : DEDY MASNUR, S.T., M.Eng. NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SILABI MATA KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN. Pengertian. dan aplikasinya di Industri

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan


BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju perkembangan dan pertumbuhan ilmu. pengetahuan teknologi harus diimbangi dengan pengembangan sumber

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tambah produk berupa output dari setiap organisasi industri, sehingga

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

STUDI WAKTU DAN PROSES PEMBUATAN TERALIS JENDELA DI PT X

JURNAL PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL PADA PROSES LAS SMAW MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Proyek Pada PT Icon Indonesia

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

PELATIHAN DESAIN MODEL TEROMPAH (PACCAK) DESA SUMBEREJO BANYUPUTIH SITUBONDO

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

BAB III GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

TIN107 Material Teknik. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d. Material Teknik

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

Pemberdayaan Kelompok Karang Taruna Kelurahan Jebres Surakarta Dengan Pelatihan Servis Sepeda Motor

PENGARUH HEAT TREATMENT

Pelatihan Pengelasan Karang Taruna Desa Balesari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

MATA PELAJARAN : TEKNIK KONSTRUKSI KAPAL FIBERGLASS JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

LAPORAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGHUBUNG

PEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB III PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI PADA PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

BAB I PENDAHULUAN. : Pokok pangkal atau yang menjadi tumpunan (berbagai urusan, hal. dan sebagainya (Wikipedia, 2015).

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMESINAN PROSES PRODUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBUATAN MESIN ROLL

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

Perbaikan Kualitas dan Hasil Produksi Batu Bata di UMKM Batu Bata Pakis Malang

Penerapan Mesin Pencetak Batako Untuk Meningkatkan Hasil Produksi Di Desa Jatiguwi Sumberpucung Malang

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2

: MES 313 (2 SKS TEORI + 1 SKS PRAKTIK)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2011

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB III METODE PENELITIAN. stand cutting Turbocharger sebagai berikut : 1. Tempat pembuatan Alat : Klaten

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGANTAR MATERIAL TEKNIK

Transkripsi:

USAHA MIKRO BENGKEL LAS MANUNGGAL JAYA MENGEMBANGKAN RANJANG LIPAT Ida Nugroho Saputro Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta email: nugroho.saputro@yahoo.co.id ABSTRAK Ranjang lipat ini dapat dibuat dengan berbagai bahan seperti besi, alumunium, kayu, dan bahan-bahan lain. Dalam hal ini bahan yang dipilih adalah besi, mengingat bahan besi mudah didapat dan pengetahuan mengenai pembuatan produk-produk besi tersedia di kampus, yaitu dengan cara pengelasan. Pengelasan merupakan salah satu jenis penyambungan di antara penyambungan yang lain seperti baut dan keling. Ranjang lipat merupakan inovasi teknologi dalam membuat tempat tidur serbaguna. Produk ini digunakan dalam perumahan yang mempunyai keterbatasan ruangan. Penggunaan ranjang lipat dalam ruangan bisa memaksimalkan fungsi dari ruangan tersebut. Ranjang lipat multi fungsi pada waktu digunakan dibuka sebagai ranjang untuk tidur sedangkan waktu tidak digunakan bisa dilipat menempel pada dinding. Usaha mikro Manunggal Jaya merupakan workshop/bengkel yang bergerak dalam bidang bengkel las yang usahanya meliputi pembuatan pagar besi, trailis, pintu besi, kanopy dan lain-lain. Pada kegiatan ini membuat prototif ranjang lipat sebagai usaha inovasi produk baru yang selama ini hanya diproduksi pada bengkel rekayasa. Pada pembuatan produk memerlukan waktu 3 bulan untuk uji trial dan error. Pembuatan ranjang lipat terbuat dari besi hollow ukuran 4 cm x 4 cm yang dirangkai menjadi satu kesatuan yang dipasang pada dinding. Setelah melalui berbagai perbaikan akhirnya terbentuk satu contoh ranjang lipat. Kedepan diperlukan pengembangan produk dan pemasaran produk sehingga bisa dipasarkan secara luas dan diterima pada masyarakat. Kata kunci: ranjang lipat, bengkel las, usaha mikro, PENDAHULUAN Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Dengan Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15 110 45` 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Dengan letak geografis yang demikian menjadikan Kota Solo menjadi daerah yang subur dan menjadi pusat perdagangan. Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, batas wilayah sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar, sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten Sukoharjo. 132

Perkembangan properti yang begitu tinggi didalam kota Solo dan daerah sekitarnya yang mempunyai dampak pada tingginya harga rumah. Ini berakibat perumahan yang dibangun mempunyai type atau ukuran yang kecil. Perumahan ini terdiri dari satu dan dua kamar yang mengharuskan aktifitas didalam rumah agak terganggu. Aktifitas yang yang dimaksud aktifitas untuk tidur, belajar, bermain dan lain sebagainya. Ruangan yang tersedia untuk kamar tidur biasanya mempunyai luas 5m2. Hal ini berakibat aktifitas ruang tidur, belajar, bermain untuk anak anak menjadi satu kamar. Permasalahan luas ruangan kamar yang menjadi bagi sebagian masyarakat. Pemasalahan permasalahan tersebut menjadi peluang untuk mengembangkan inovasi suatu produk yang dapat mengatasi kebutuhan akan luas ruangan/kamar. Produk tersebut adalah dengan membuat tempat tidur lipat multi fungsi. Kegunaan dari tempat tidur lipat ini adalah bagian atas bisa dipakai untuk tidur sedangkan bagian bawah untuk belajar. Fungsi yang lain juga tempat tidur lipat ini menempel pada dinding, pada waktu dipakai untuk tidur ditarik kebawah sedangkan kalau tidak dipakai tempat tidur ini dilipat menempel pada tembok. Sehingga luas ruangan kamar menjadi longgar untuk untuk bisa beraktifitas sehari hari. Bahan untuk membuat tempat tidur lipat terdiri dari bermacam-macam antara lain kayu, besi, aluminium dan lain sebagainya. Juga ada yang terbuat dari perpaduan antara kayu dan besi. Untuk pemberdayaan pada masayarakat ini kita menggunakan bahan dari besi, mengingat besi bahan yang mudah dibentuk, disambung, maupun dipotong. Juga dari segi kekuatan lebih kuat dari bahan yang lain. Penyambungan besi dilakukan dengan pengelasan, baut maupun keling. Berbeda antara keduanya bahwa pengelasan membutuhkan perhatian yang khusus di antaranya adalah jenis pengelasan, klasifikasi pengelasan, dan karakteristiknya. Bengkel las Manunggal Jaya sebagai mitra dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, merupakan usaha mikro yang bergerak dalam bidang bengkel las yang usahanya meliputi pembuatan pagar besi, trailis, pintu besi, kanopy dan lain-lain. Bengkel las Manunggal Jaya masih memerlukan dukungan pengembangan inovasi produksinya agar dapat memenuhi kebutuhan permintaan dari para konsumen. Inovasi produk dari bengkel las sangat penting dilakukan karena permintaan dari konsumen beragam jenis. Bengkel las Manunggal Jaya beralamat di Jl Majapahit V/19 Nusukan Solo melayani kebutuhan bengkel las di kota Solo dan sekitarnya. Alat-alat yang dimiliki bengkel las manunggal jaya berupa mesin las diesel kapasitas 3000 watt, mesin las listrik kapasitas 2200 watt, pemotong besi dan alat bantu lainnya. Bengkel las Manunggal Jaya mempunyai kapasitas produksi 3-4 paket/bulan. Permasalahan yang dihadapi rendahnya produksi bengkel las karena permintaan dari konsumen berkurang, karena produk-produk yang dihasilkan kurang bervariatif. Sehingga adanya kegiatan pemberdayaan ini, produknya akan bervariasi dan produk berinovasi tinggi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi. 133

Terdapat permasalahan lain yang urgent untuk dicarikan solusi, yaitu berkaitan dengan keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dari mitra mengenai proses pemotongan besi/plat sampai penyambungan dengan las yang efektif dan efisien, serta keterbatasan pengetahuan mitra berkaitan dengan inovasi produk. Keterbatasan pengetahuan tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu dalam proses produksi dan pemasaran produk. Sehingga pengetahuan dan ketrampilan dalam proses produksi dan inovasi produk ditingkatkan. Pemberdayaan ini merupakan salah satu inovasi produk ranjang lipat yang selama ini belum banyak masyarakat yang mengetahuinya. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra dalam kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat ini akan ditawarkan beberapa solusi, yaitu : 1. Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Tata Cara Pengelasan. Untuk mewujudkan produk dari bengkel las yang, diperlukan pengetahuan serta ketrampilan khusus tentang tatacara pengukuran, pemotongan besi, penyambungan besi, dan pengelasan yang benar. Untuk itu kelompok mitra perlu memahami teknik atau tatacara pengelasan sehingga proses produksinya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. 2. Peningkatan Teknologi Inovasi Dalam Proses Produksi. Untuk memujudkan teknologi yang tepat guna diperlukan produk memiliki inovasi tinggi. Produk ini mendesain ranjang lipat multiguna, yang langkah-langkahnya yaitu mendesain dengan program komputer, setelah desain selesai baru dilakukan proses produksi. Dalam proses ini diperhatikan tentang estetika dan keamanan pengguna produk. 3. Peningkatan Pengetahuan Manajerial. Keberhasilan sebuah usaha tidak bisa lepas dari manajerial. Karena itu, kelompok mitra wajib memahami cara pengelolaan usahanya, baik dari pengelolaan tenaga kerja, pengelolaan keuangan maupun strategi pemasaran produk. METODE PENELITIAN Sebagai solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi oleh bengkel las mitra seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat diterapkan beberapa kegiatan yaitu: 1. Mengadakan dialog melalui kegiatan program FGD (Focuss Group Disscussion) FGD akan dilaksanakan oleh tim pelaksana kegiatan dengan mitra. Tujuan kegiatan FGD adalah untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan, penggalian potensi keterlibatan mitra serta pihak pendukung lainnya untuk mengatasi permasalahan yang ada, serta evaluasi setiap tahapan pelaksanaan kegiatan. 2. Metode pelatihan ketrampilan pengelasan dengan cara praktek langsung. 3. Pelatihan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mitra dalam proses desain produk dan proses produksi. Dalam produksi meliputi pemilihan bahan, pemotongan bahan, penyambungan dan pengelasan. Pelatihan akan disampaikan oleh nara sumber yang kompeten di bidang ini, antara lain melibatkan akademisi bidang teknik las. 134

4. Metode desain produk ranjang lipat. Desain produk ranjang lipat yang multi fungsi menggunakan bantuan komputer. Dalam mendesain ini juga memperhatikan fungsi ranjang lipat, estetika, kenyaman dan keamanan dari produk ini. 5. Metode membuat ranjang lipat. Dalam pembuatan menggunakan besi kotak ukuran 4 cm x 4 cm. Untuk penyambungan menggunakan baut dan las. Proses produksi menggunakan metode trial dan error. Untuk finishing dilakukan pengecatan agar estetika lebih menarik. 6. Metode pelatihan manajerial (manajemen pengelolaan usaha). Manajerial mutlak dikuasai owner bengkel agar usahanya bisa berkembang dengan baik. Pelatihan pembukuan keuangan berupa pembukuan praktis yaitu model pembukuan keuangan sederhana yang mudah dipahami. Dengan pembukuan yang baik, maka bengkel las mitra bisa mengontrol posisi keuangan sehingga pemborosan dan kerugian bisa diminimalisir. Selain masalah keuangan, masalah pemasaran juga mutlak dipahami karena tidak ada manfaatnya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kalau tidak bisa memasarkannya. Untuk itu mitra perlu diberi pelatihan teknik-teknik pemasaran praktis sehingga usaha bengkel las bisa memberikan keuntungan yang signifikan dan bisa berkembang. HASIL DAN PEMBAHASAN Program kegiatan ini melibatkan mitra workshop bengkel las Manunggal Jaya. Workshop manunggal jaya terletak di Nusukan Banjarsari Surakarta, saat ini bergerak dalam bidang workshop bengkel las. Bengkel las yang dikerjakan berdasarkan pesanan dari konsumen. Pekerjaan yang biasa dilakukan pengerjaan pagar besi, tralis, kanopy dll. Dengan adanya pemberdayaan ini membuat inovasi ranjang lipat untuk tempat tidur yang bisa dibongkar dan pasang. Produk ranjang lipat untuk wilayah Solo dan sekitarnya belum ada yang membuatnya. Dengan adanya produk ini diharapkan menjadi tantangan dalam mendesain maupun memproduksi. Tantangan yang dihadapi membuat inovasi produk yang selama ini belum dikenal masyarakat. Tantangan ini juga merupakan peluang bisnis usaha yang karena belum ada yang membuatnya. Inovasi produk ini multi fungsi sebagai ranjang lipat sekaligus memperluas ruangan kamar sehingga aktifitas kamar lebih nyaman dan estetika lebih menarik. Untuk membuat desain produk sebelum masuk proses produksi dilakukan penggambaran model dengan bantuan program dikomputer. Pembuatan desain mempertimbangkan peralatan yang ada dibengkel mapun bahan yang tersedia dipasaran. Dalam pembuatan desain ranjang lipat dibagi menjadi 2 bagian antara bagian atas dan bagian bawah. Ranjang bagian atas difungsikan untuk tidur, sedangkan ranjang bagian bawah bisa dilipat menghadap dinding. Bahan yang digunakan besi berbentuk kotak dengan ukuran 4 cm x 4 cm dengan tebal 1 milimeter. Untuk penyambungan menggunakan pengelasan, dan baut. Sedangkan untuk 135

pengunci dan engsel dibuat dengan cara rekayasa dibengkel las. Pengunci dan engsel sebagai pelipat pada ranjang merupakan bahan yang utama pada produk ini. Pengunci dan engsel samapai saat ini dipasaran belum aja yang menjualnya. Sampai saat ini masih melakukan rekayasa trial dan error untuk membuat pengunci dan engsel. Produk yang sudah jadi masih terkendala pada bagian pengunci dan engsel. Walaupun produk sudah bisa digunakan, tapi belum memuaskan dalam hal kenyamanan. Perbaikan produk masih dilakukan demi kesempurnaan, kenyamanan dan estetikanya. Pembuatan ranjang lipat telah dilakukan tinggal membuat aplikasi produk nyata. Inovasi ini sebagai salah satu rekayasa bengkel las manunggal jaya dengan pendampingan dari tim UNS. Gambar rancangan ranjang lipat Gambar ranjang lipat yang sudah jadi Kegiatan pendampingan dan monitoring dilakukan tim UNS dengan tujuan untuk memantau perkembangan usaha mikro bengkel las dalam pengembangan inovasi setelah diadakan penyuluhan dan pelatihan. Monitoring ini dilakukan bukan hanya pada waktu kegiatan dilaksanakan tapi juga dilaksanakan pasca kegiatan. Sejauh mana para mitra bisa mengembangakan usaha las dengan baik dengan inovasai produk baru yang pada akhirnya menambah penghasilan dari hasil bengkel las. 136

Dengan dijadikannya warga masyarakat sebagai sasaran utama dalam program ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai motor penggerak bagi masyarakat lainnya yang belum bisa mengikuti kegitan ini untuk mengembangkan produk-produk inovasi dari pengelasan sebagai solusi untuk membuat usaha sendiri, sehingga dapat menambah penghasilan. Dalam usaha/workshop las dapat mendukung ekonomi kreatif yang belum banyak yang melakukannya. KESIMPULAN Kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat ini diharapkan akan memberikan sumbangsih nyata bagi perkembangan kelompok usaha las mitra. Peralatan yang dihibahkan semoga dapat dimanfaatkan secara optimal. Sosialisasi dan pelatihan yang telah dilakukan semoga dapat diterima dengan baik oleh mitra dan diterapkan dalam proses produksi perusahaan mereka. Sosialisasi tentang informasi perkembangan terkini bahan dan desain produk akan terus disalurkan dari dunia pendidikan (kampus) kepada pengusaha (mitra) dimasa-masa selanjutnya meskipun kegiatan telah selesai dilaksanakan. Karena sejatinya, hasil pemikiran akademisi tidak akan bermanfaat jika hanya berhenti sebagai laporan di atas kertas tanpa diaplikasikan kepada masyarakat. UCAPAN TERIMAKASIH Tim Pelaksana mengucapkan terima kasih kepada LPPM UNS atas terlaksananya kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan IbM tahun anggaran 2014. DAFTAR PUSTAKA Amstead, B.H., Ostwald, P. F., and Begeman, M. L. (1978). Manufacturing Prosesses. New York, USA: John Wiley and Sons. Cary, H.B. (1998) Modern Welding Technology, 4 th edition, New Jersey, USA: Prentice Hall. Didik Suryana dan Djaindar Sidabutar, (1978). Petunjuk Praktek Las Asitelin dan Las Listrik 1, Jakarta: Depdikbud. Kenyon, W. dan Ginting, D. (1985). Dasar-dasar Pengelasan. Jakarta: Erlangga. Messler, R. W., (1999). Principle of Welding. New York, USA: John Wiley Sons Inc. M Suparno Sastra, 2007, 12 Jam Belajar Autocad 2007, Yogyakarta: Andi Offset Ostwald, P. F., and Muñoz, J. (1997). Manufacturing Processes and Systems, 9 th edition, New York, USA: John Wiley Sons. 137

Rossi, B. E., (1954). Welding Engineering. New York USA: McGraw-Hill Book Company, Inc. Soedarti Surbakti. (2002). Keadaan pekerja/buruh/karyawan di Indonesia Agustus 2002. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Suhardi, A. C. (2000). Teknologi Proses Pengelasan dan Peralatannya. Jakarta: Balai Besar Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik. Suharno. (2004). Pengaruh Kecepatan Las pada Proses Pengelasan SAW pada Baja Karbon Rendah terhadap Struktur Mikro Logam Las. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional UGM.. (2009). Pengelasan Logam. Surakarta: UNS Press. Surdia, T. dan Shinroku, S. (1987), Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT. Pradya Paramita. Wiryosumarto, H., dan Okumura, T. Teknologi Pengelasan Logam. edisi 8, Jakarta: Pradnya Paramita. http://www.ideaonline.co.id/idea/ruang-tidur/artikel/tempat-tidur-susun-pun-menjadi- Solusi 138