BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju perkembangan dan pertumbuhan ilmu. pengetahuan teknologi harus diimbangi dengan pengembangan sumber

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju perkembangan dan pertumbuhan ilmu. pengetahuan teknologi harus diimbangi dengan pengembangan sumber"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Seiring dengan laju perkembangan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan teknologi harus diimbangi dengan pengembangan sumber daya manusia yang mampu untuk menjawab tantangan era globalisasi yang masuk ke Indonesia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menuntut adanya usaha-usaha untuk perbaikan proses sebagai upaya untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi. Perkembangan dalam proses dan teknologi pemesinan terutama disebabkan oleh penemuan alat-alat baru dari alat yang sederhana dikembangkan lagi menjadi alat yang lebih modern dan lebih efisien. Dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak menutup kemungkinan akan ditemukan proses lain yang mempunyai kelebihan dibandingkan proses-proses yang telah ada saat ini. Perkembangan teknologi dengan adanya peralatan sekarang manusia mendapat kemudahan dalam melakukan pekerjaan yang dapat dijalankan mesin. Sehingga dari pekerjaan ringan maupun pekerjaan berat manusia dapat digantikan mesin. Masyarakat pedesaan membuat alat perajang tembakau yang sangat sederhana dengan perajangan manual masih

2 banyak kekurangan sehingga diciptakannya alat ini bisa membantu proses pekerjaan dan meningkatkan kapasitas produksi. Dalam hal ini produktivitasnya dikerjakan sendiri karena tembakau yang diperoleh adalah dari hasil panen sendiri yang jumlahnya cukup dikerjakan sendiri juga. Jumlah produk yang di produksi oleh masyarakat harus sesuai dengan perencanaan produksi. Perencanaan produksi ini didapatkan dari waktu dan biaya produksi sehingga produksi ini tidak mengalami kerugian. Berdasarkan latar belakang ini, untuk itu didalam Tugas Akhir ini hanya difokuskan dalam ANALISA SISTEM MANUFAKTUR PADA PEMBUATAN MESIN PERAJANG TEMBAKAU.2 Perumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan berbagai permasalahan sebagai berikut a. Bagaimana menentukan urutan proses operasi pembuatan mesin b. waktu perajang tembakau? c. Bagaimana mengukur observasi, menghitung waktu normal dan waktu standart di masing-masing pembuatan komponen? d. Bagaimana menghitung waktu produksi dan laju produksi? 2

3 .3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara lain :.3. Tujuan a. menentukan urutan proses operasi pembuatan mesin perajang tembakau b. Menghitung waktu normal dan waktu standart di masing-masing pembuatan komponen. c. Menghitung waktu produksi dan laju produksi..3.2 Manfaat Manfaat dari alat ini adalah untuk memberikan alternative kepada para petani tembakau, dan untuk mendapatkan suatu alat yang dapat mempercepat proses pengerjaan serta menjadikan desain sebuah mesin yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, yang selama ini menggunakan tenaga manusia..4 Batasan Masalah Dalam penulisan Tugas Akhir ini ada batasan batasan masalah agar permasalahannya terarah pada masalah antara lain : 3

4 a. Jumlah mesin yang digunakan sebanyak 5 unit diantaranya mesin bubut, mesin las listrik, mesin drilling, mesin gerinda dan mesin potong. b. Jenis material yang digunakan baja ST 60. c. Mesin ini digunakan untuk perajang semua jenis tembakau. d. Jumlah produk yang dihasilkan dalam hari..5 Metodologi Penelitian Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dimana metodologi yang akan digunakan adalah sebagai berikut : a. Studi Literatur Dimana sumber yang diperoleh dari berbagai buku-buku maupun internet yang berhubungan dan sekaligus sebagai penunjang maupun pedoman dalam penulisan Tugas Akhir ini. b. Studi Lapangan Merupakan metode penelitian dengan cara melakukan eksperimen, karena untuk mendapatkan sebuah alat yang akan digunakan seefisien mungkin. 4

5 .6 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman serta pembahasan yang menyeluruh mengenai isi dari Tugas Akhir ini, maka secara garis besar sistematika penulisan adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang uraian latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan teori-teori dan metoda yang akan digunakan dalam pembahasan jalannya perencanaan. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang desain mesin, cara kerja mesin dan langkah-langkah proses manufaktur. BAB IV :ANALISA SISTEM MANUFAKTUR Pada bab ini berisi tentang perhitungan waktu normal, standart, produksi, laju produksi, Manufacturing Lead Time, kapasitas produksi dan analisis ekonomis. BAB V : KESIMPULAN 5

6 Pada bab ini berisi dari kesimpulan dari bab bab sebelumnya. 6

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Perencanaan Proses Dalam pembuatan setiap produk akan melakukan suatu urutan langkah yang telah ditentukan. Hal ini menyangkut kualitas produk yang akan dihasilkan tanpa terkecuali pada pembuatan mesin perajang tembakau. Langkah-langkah yang telah ditentukan untuk membuat produk secara berurutan dan seragam biasanya disebut proses. Sedangkan pekerjaan yang menganalisa produk dan penentuan operasi serta peralatan disebut rancangan proses. (Schey, 2009) Adapun tujuan dari rancangan dan pengawasan produksi dalam hal ini ialah mengusahakan agar barang jadi hasil proses produksi itu tepat sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau pesanan baik dalam jumlah ataupun kurun waktu dan tentu saja dengan memperhatikan harga dan kualitas produk. Untuk mencapai tujuan tersebut perencanaan proses itu perlu diatur, selain kita juga memperhatikan material yang dipakai juga memperhatikan faktor operator mesin (menguasai mesin tersebut atau tidak) dan fasilitas yang lain. (Schey, 2009) 7

8 2.2 Manajemen Produksi Barang-barang dan jasa dibuat atau diproduksi untuk maksud memenuhi kebutuhan manusia. Produksi barang-barang dan jasa-jasa tersebut perlu menggunakan faktor-faktor produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan teknologi transformasi atau perubahan faktor-faktor proses produksi. Dengan sistem perekonomian yang terbuka (pemenuhan kebutuhan orang lain) maka manusia merasa perlu dengan adanya persaingan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa secara efisien memikirkan bagaimana cara mengelola faktor-faktor produksi yang terbatas untuk mendapatkan hasil tertentu untuk memuaskan konsumen. Pada intinya prinsip ekonomi yang digunakan adalah dengan menggunakan faktor yang terbatas (biaya terbatas/tertentu) dengan hasil maksimal untuk mencapai hasil yang diinginkan. (Pujawan 995) Tujuan dari manajemen produksi adalah memproduksi atau mengatur produksi barang-barang atau jasa-jasa dalam bentuk dan jumlah tertentu, pada waktu tertentu, dengan kualitas dan harga tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produk tersebut dikembangakan sendiri secara teknis dengan memperhatikan mesin-mesin apa saja yang digunakan dan bahan apa yang dibutuhkan serta waktu produksi yang diperlukan. Setelah sudah mengetahui mesin yang digunakan, maka kita 8

9 harus melihat kapasitas atau kemampuan yang ada. Dengan memperhatikan desain produk pada bagian cost accounting dapat mengkalkulasi biaya dan menentukan harga produk tersebut. (Pujawan 995) 2.3 Pengukuran Waktu Biaya Untuk mengetahui data-data tentang waktu pengukuran, maka untuk melakukannya kita menggunakan stopwatch sebagai alatnya. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan keseragaman data dari hasil pengamatan. untuk itu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pengamatan adalah sebagai berikut. (Pujawan, 995) a. Mendefininisikan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan memberikan maksud dan tujuan dari pengukuran yang diambil kepada pekerja yang kita amati. b. Mencatat semua informasi yang berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan. c. Menetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan catatan.. 9

10 2.4 Waktu Normal Waktu Normal aktifitas operasi kerja adalah waktu penyesuaian yang diperlukan oleh seorang operator yang berpengalaman untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tempo yang normal. Sehingga waktu normal dapat dihitung dengan rumus : (Surdia, 2000) Waktu normal = waktu rata-rata x performance... ( 2. ) Dimana : Performance rating = kemampuan / pengalaman masingmasing operator. (Surdia, 2000) 2.5 Waktu Standart Waktu standart atau waktu baku merupakan waktu yang di butuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan ratarata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Waktu standart dapat dihitung dengan rumus. (Suparjo, 2008) Waktu standart = Waktu normal x 2.2 ) % %... ( Dimana : 0

11 Allowance = waktu menganggur operator. Misal : - Keperluan Umum. - Keperluan menunggu material datang. - Keperluan ke kamar kecil. 2.6 Performance Rating Performance rating adalah suatu aktifitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan melakukan performance rating diharap waktu kerja yang diukur bisa ( dinormalkan ) kembali. Ketidaknormalan dari waktu kerja ini dilakukan oleh operator yang bekerja secara kurang wajar yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatanyang tidak sebagai mestinya. (Bambang Setyono, 2008) 2.7 Mean Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa data yang telah diperoleh. Dalam hal ini rumus yang digunakan untuk menentukan rumus yang digunakan untuk menentukan nilai rata-rata dari waktu set-

12 up (Tsu) dan waktu operasi (To). Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung mean : X =... ( 2.3 )( Suparjo, 2008) Dimana : X : Nilai rata-rata X : Data yang akan di rata-rata N : Jumlah data 2.8 Laju Produksi (Rp) Dalam laju produksi dinyatakan dalam produksi out put per jam. Laju produksi (production rate) biasanya dinyatakan dalam simbol Rp. Waktu yang diperlukan pada mesin untuk memproduksi sebanyak Q unit. = Tsu + Q + To... ( 2.4 ) (Jonh A, 2009) Dimana : Tsu : Waktu set-up/ kali set-up untuk satu batch (jam/batch atau menit/batch) 2

13 To : Waktu operasi pada suatu mesin tertentu atau pada suatu siklus kerja (menit/unit) Q : Jumlah produk yang dibuat dalam satu batch atau kelompok (unit). Waktu produksi adalah waktu batch per mesin dibagi dengan jumlah unit dalam satu batch. Waktu produksi ini disimbolkan dengan Tp dengan rumus seperti dibawah ini: / Tp = (jam/unit)... ( 2.5 ) (Setyono, 2008) Sedangkan laju produksi adalah kebalikan dari waktu produksi, disimbolkan dengan Rp, dengan rumus seperti ini: Rp = (unit/jam)... ( 2.6 ) (Setyono, 990) 2.9 Kapasitas Produksi (Pc) Kapasitas produksi atau kapasitas dalam pembuatan didefinisikan sebagai laju keluaran atau out-put maksimum yang dapat dihasilkan pada kondisi operasi yang telah ditentukan, kondisi operasi maksudnya 3

14 adalah jumlah shift kerja per hari, jumlah hari per minggu atau per bulan dari pembuatan tersebut beroperasi. (Suparjo, 2008) Kapasitas produksi biasanya diberi simbol Pc dengan satuan unit / bulan Pc W. S W. H. R P (Suparjo, 2008) Jika kita memasukkan kemungkinan bahwa pabrik merupakan produksi batch, dimana tiap produksi melewati beberapa mesin, maka kapasitas pabrik menjadi : Pc W. Sw. H. R p Nm (unit / hari) (Setyono,... ( 2.7 ) 990) Dimana : Pc : Kapasitas Produksi W : Jumlah Work Center Sw : Jumlah shift per hari H : Jumlah jam per shift Nm : Jumlah mesin Rp : Laju produksi 4

15 2.0 Komponen Biaya Dari sudut pandang perencanaan dan pengendalian, kemungkinan cara yang paling berguna mengklarifikasikan biaya adalah berdasarkan prilaku biaya. Prilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau menanggapi perubahan tingkat aktifitas usaha. Ketika tingkat aktifitas usaha naik turun, suatu diaya tertentu dapat naik turun juga atau dapat konstan, biaya diklarifikasikan ke dalam dua kategori yaitu biaya variabel dan biaya tetap. (John A, 2009) 2. Biaya Variabel Biaya Variabel adalah biaya yang berubah secara totalitas menurut perbandingan yang searah dengan perubahan tingkat aktifitas. Contoh yang baik dari suatu biaya variabel adalah bahan baku langsung. Dalam perusahaan manufaktur,biaya variabel akan meliputi bahan baku langsung, tanaga kerja langsung dan beberapa jenis over head pabrik ( seperti jasa umum dan minyak pelumas ). (Schey, 2009) Biaya variabel biasanya disimbolkan Vc dengan satuan unit. Vc = X.Q ( per bulan )... ( 2.8 ) (Schey, 2009) Dimana : Vc : Biaya Variabel 5

16 X : Sebagai fungsi Q Q : Jumlah Unit yang dihasilkan 6

17 BAB III SPESIFIKASI DAN DATA PROSES PEMBUATAN MESIN PERAJANG TEMBAKAU 3.. Proses Produksi Bahan Baku Pemotongan Baja Siku Poros Plat Pipa Pengelasan Turning Drilling Pengelasan silindris Threading Boring Drilling penyambungan Perakitan Finishing Gambar 3. Aliran Proses Produksi 7

18 3.2 Spesifikasi Mesin Mesin Bubut Jenis mesin : JIN LING Putaran : 850 rpm Daya motor : 7,5 kw Operator : orang Gambar 3.2. mesin bubut (Prosman I 998) 8

19 Mesin Drilling Merk : KTF Seri : Capacity : (25 mm) Putaran : 4200 rpm Gambar 3.3. Mesin Drill (Prosman I 998) 9

20 Mesin las listrik Merk : CEBORA Seri : Tegangan : 220/380 Volt Gambar 3.4. Mesin Las (Prosman I 998) 20

21 mesin gerinda Merk : Modern Daya Listrik : 570 Watt Tipe : M-2350B Putaran tanpa beban : 2000 rpm Operator : orang Gambar 3.5. mesin gerinda (Prosman I 998) 2

22 Mesin Potong Merk : KEN Type : 764NB Putaran tanpa beban : 3800 rpm Gambar 3.6. Mesin Potong (Prosman I 998) 22

23 3.3 Spesifikasi Produk Gambar 3.7. Kerangka 3.4 Proses Pembuatan Kerangka 3.4. Proses pemotongan baja siku Gambar 3.9. Baja siku sebelum dipotong 23

24 Gambar 3.0. dipotong menjadi 700 mm Gambar 3.. dipotong menjadi panjang 400 mm Gambar 3.2. dipotong menjadi panjang 350 mm 24

25 Dalam proses pemotongan besi siku didapatkan data-data sebagai berikut: Tabel 3.. data waktu proses pemotongan No Waktu ( detik ) 2,0 2,76 3 2,4 4,56 5,98 6,9 7 0,86 8,4 9 0,0 0 2,36,46 2 2,5 3,2 Total 5,45 Waktu observasi rata-rata X X n 5,45 3 =,65 detik = 0,20 menit / unit Proses pemotongan baja siku 25

26 Waktu set-up =3 menit / unit Waktu operasi = 0,2 menit / unit Waktu non operasi = 0,5 menit / unit Proses pengelasan Gambar 3.3. pengelasan kerangka Proses ini adalah proses kedua dalam pembuatan kerangka dengan cara mengelas potongan baja siku sehingga menjadi kerangka dengan data data sebagai berikut: Tabel 3.2. data waktu proses pengelasan kerangka No Waktu ( detik ) 20,2 2 8,6 3 7,9 4 5, ,5 26

27 6 6, ,26 8 3,6 9 5,56 0 5,45 8,08 2 6,39 3 7,4 4 9,26 5 2,04 6 7,03 7 9,95 8 5, ,5 20 5,46 Total 357,46 Waktu rata-rata X X n 357,46 20 = 7,87 detik = 0,3 menit / proses penyambungan Proses pengelasan besi siku Waktu set-up =5 menit / proses penyambungan 27

28 Waktu operasi = 0,3 menit / proses penyambungan Waktu non operasi =5 menit / proses penyambungan Proses Finishing Proses ini adalah proses akhir dalam pembuatan kerangka dengan cara mengecat seluruh bagian kerangka dengan harapan tidak terjadi korosi : Waktu set-up =5 menit / unit Waktu operasi = 25 menit / unit Waktu non operasi =5 menit / unit 3.5 Proses Pembuatan Poros Dalam pembuatan poros ini terdapat macam poros, unit untuk poros pulley pisau perajang, unit poros untuk poros pulley roll a. Proses pemotongan poros Gambar 3.4 Poros pulley pisau perajang menjadi unit Proses ini adalah langkah awal dalam pembuatan poros dengan cara memotong poros dengan data data sebagai berikut: 28

29 Tabel 3.3. data waktu proses pemotongan No Waktu ( detik ) 28,5 2 25, , , , , , , , ,03 28,58 Total 295,59 Waktu rata-rata X X n 295,59 = 26,87 detik =0,45 menit / unit 29

30 Proses pemotongan poros Waktu set-up =3 menit / unit Waktu operasi = 0,45 menit / unit Waktu non operasi = 0,5 menit / unit b. proses turning dan threading poros Poros Gambar 3.7 Poros pulley pisau perajang (Diktat Elemen Mesin I) Proses ini adalah langkah kedua dalam pembuatan poros dengan cara turning dan threading poros dengan data data sebagai berikut: Table 3.4. Data Proses turning dan threading poros No Waktu ( Menit/unit ) 9,0 9,86 8,7 30

31 -5 0,20-6 9,89-7 9,28-8 Total 8,7 65,64 Proses turning dan threading poros Waktu set-up =3 menit / unit Waktu operasi = 65,64 menit / unit Waktu non operasi = menit / unit Waktu non operasi = 0,5 menit / unit 3.6 Proses pembuatan plat rumah bearing a. Proses pemotongan plat rumah bearing Gambar 3.20 rumah bearing bawah 3

32 Proses pemotongan plat ini menjadi ukuran 270 x 50 x 2 mm dengan data-data sebagai berikut: Tabel 3.7. Data proses pemotongan plat rumah bearing No Waktu ( detik ) 39, ,45 3 4, ,36 Total 63,29 Waktu rata rata X X n 63,29 4 = 40,83 detik = 0,7 menit / unit Waktu pemotongan plat Waktu set-up = 0,5 menit / unit Waktu operasi = 0,7 menit / unit Waktu non operasi = menit / unit 32

33 Waktu set-up = 0,5 menit / unit Waktu operasi = 7,96 menit / unit Waktu non operasi = menit / unit b. Pengelasan Proses ini adalah proses kedua dalam pembuatan pipa roll konveyor dengan cara mengelas potongan pipa dengan data data sebagai berikut : Tabel 3.9 Proses pengelasan pipa No Waktu (detik ) 2,26 2 9, , ,57 5 9,37 6 9,36 7 9, ,48 9 2,2 0 2, 9,09 33

34 2 20,04 3 2, ,04 5 2, ,0 7 20, 8 20,20 9 9, ,08 Total 2403,49 Waktu rata rata X X n 2403,49 20 = 20,2 detik = 2 menit / proses penyambungan Waktu pengelasan pipa Waktu set-up =5 menit / proses penyambungan Waktu operasi =2 menit / proses penyambungan Waktu non operasi =5 menit / proses penyambungan 34

35 Proses finishing Proses ini adalah proses akhir dalam pembuatan pipa roll dengan cara mengecat seluruh bagian plat dengan harapan tidak terjadi korosi : Waktu set-up = menit / unit Waktu operasi =5 menit / unit Waktu non operasi =3 menit / unit 35

36 BAB IV ANALISA PENGUMPULAN, PENGOLAHAN Dan ANALISA DATA 4.. Perhitungan Waktu Kerja Pembuatan Kerangka 4... Proses pemotongan Dalam proses pemotongan di dapat data-data waktu proses pemotongan. Tabel 4.. data waktu proses pemotongan No Waktu ( detik ) 2,0 2,76 3 2,4 4,56 5,98 6,9 7 0,86 8,4 9 0,0 No Waktu ( detik ) 0 2,36,46 2 2,5 3,2 Total 5,45 36

37 a. Waktu observasi rata-rata X X n 5,45 3 =,65 detik = 0,20 menit / unit b. Waktu normal Waktu normal = waktu rata-rata x performance rating. Maka : Waktu normal = 0,20 x = 0,20 menit / unit c. Waktu standar Waktu standar = waktu normal x 00% 00% - %allowance Diasumsikan : % Allowence = waktu menganggur operator = 0 % Missal : - Keperluan minum - Menunggu material - Keperluan ke kamar kecil Maka : Waktu standart = 0,20-0, 37

38 = 0,20 x 0,9 = 0,23 menit / unit Proses pengelasan Dalam proses pengelasan di dapat data-data waktu proses pengelasan Tabel 4.2. data waktu proses pengelasan kerangka No Waktu ( detik ) 20,2 2 8,6 3 7,9 4 5, ,5 6 6, ,26 8 3,6 9 5,56 0 5,45 8,08 2 6,39 3 7,4 4 9,26 38

39 5 2,04 6 7,03 7 9,95 8 5, ,5 20 5,46 Total 357,46 a. Waktu observasi rata-rata X X n 357,46 20 = 7,87 detik = 0,3 menit / proses penyambungan b. Waktu normal Waktu normal = waktu rata-rata x performance rating. maka: Waktu normal = 0,3 x = 0,3 menit / proses penyambungan c. Waktu standar Waktu standar = waktu normal x 00% 00% - %allowance 39

40 Diasumsikan : % Allowence = waktu menganggur operator = 0 % Missal : - Keperluan minum - Menunggu material - Keperluan ke kamar kecil Maka : Waktu standart = 0,3 = 0,3 x - 0, 0,9 = 0,34 menit / proses penyambungan Proses Finishing Dalam proses finishing di dapat data-data tentang waktu proses. Table 4.3. Data Waktu Finishing No Waktu ( detik ) Jumlah

41 a. Waktu observasi rata-rata X X n = 475,5 detik 24,59 menit / unit b. Waktu normal Waktu normal = waktu rata-rata x performance rating. maka : Waktu normal = 24,59 x = 24,59 menit / unit c. Waktu standar Waktu standar = waktu normal x 00% 00% - %allowance Diasumsikan : % Allowence = waktu menganggur operator = 0 % Missal : - Keperluan minum - Menunggu material - Keperluan ke kamar kecil Maka : Waktu standart = 24,59-0, 4

42 = 24,59 x 0,9 = 27,3 menit / unit Perhitungan Waktu Produksi Pembuatan Kerangka Pada proses pembuatan Kerangka didalamnya terdapat 3 langkah proses atau mesin yang digunakan, berikut adalah data-data tentang waktu produksi Perhitungan Waktu Kerja Pembuatan Poros proses pemotongan Dalam proses pemotongan di dapat data-data waktu proses pemotongan Tabel 4.5. data waktu proses pemotongan No Waktu ( detik ) 28,5 2 25, , , , , ,59 42

43 a. 8 25, , ,03 28,58 Total 295,59 Waktu observasi rata-rata X X n 295,59 = 26,87 detik =0,45 menit / unit b. Waktu normal Waktu normal = waktu rata-rata x performance rating. maka : Waktu normal = 0,45 x = 0,45 menit / unit c. Waktu standar Waktu standar = waktu normal x 00% 00% - %allowance Diasumsikan : % Allowence = waktu menganggur operator = 0 % 43

44 Missal : - Keperluan minum - Menunggu material - Keperluan ke kamar kecil Maka : Waktu standart = 0,45 = 0,45 x - 0, 0,9 = 0,5 menit / unit Proses turning dan threading Dalam proses turning ada 3 macam poros yang masing masing prosesnya berbeda Poros Table 4.6. Data Proses Turning dan Threading Poros No Waktu ( menit/unit ) -2 9,0-3 Threading ,86 8,7 0,20 9,89 44

45 -7 9,28 Threading 8,7 Total 65,64 a. Waktu observasi rata-rata = 65,64 menit/unit b. Waktu normal Waktu normal = waktu rata-rata x performance rating. maka : Waktu normal = 0,6 x = 65,64 menit / unit c. Waktu standar Waktu standar = waktu normal x 00% 00% - %allowance Diasumsikan : % Allowence = waktu menganggur operator = 0 % Missal : Keperluan minum Menunggu material Keperluan ke kamar kecil 45

46 Maka : Waktu standart = 65,64 = 65,64 x - 0, 0,9 = 72,9 menit / unit Poros 2 Table 4.7. Data Proses Turning dan Threading Poros 2 No Waktu ( menit/unit ) 2 2 0, , ,28 Threading 8,7 2 6, , , ,88 t Threading 8,7 u 2 o Total a. W a k,83 89,4 b servasi rata-rata = 89,4 menit / unit 46

47 b. Waktu normal Waktu normal = waktu rata-rata x performance rating. maka : Waktu normal = 89,4 x = 89,4 menit / unit c. Waktu standar Waktu standar = waktu normal x 00% 00% - %allowance Diasumsikan : % Allowence = waktu menganggur operator = 0 % Missal : - Keperluan minum - Menunggu material - Keperluan ke kamar kecil Maka : Waktu standart = 89,4 x - 0, = 89,4 x 0,9 = 99,04 menit / unit 47

48 4.3. Perhitungan Waktu Kerja Pembuatan Rumah Bearing proses pemotongan Dalam proses pemotongan di dapat data-data waktu proses pemotongan. Tabel 4.0. data waktu proses pemotongan a. No Waktu ( detik ) 39, ,45 3 4, ,36 Total 63,29 Waktu observasi rata-rata X X n 63,29 4 = 40,83 detik = 0,7 menit / unit b. Waktu normal Waktu normal = waktu rata-rata x performance rating. maka : 48

49 Waktu normal = 0,7 x = 0,7 menit / unit c. Waktu standar Waktu standar = waktu normal x 00% 00% - %allowance Diasumsikan : % Allowence = waktu menganggur operator = 0 % Misal : - Keperluan minum - Menunggu material - Keperluan ke kamar kecil Maka : Waktu standart = 0,7 = 0,7 x - 0, 0,9 = 0,78 menit / unit Perhitungan Waktu Produksi Pembuatan Rumah Bearing Pada proses pembuatan rumah bearing didalamnya terdapat langkah proses atau mesin yang digunakan, berikut adalah data-data tentang waktu produksi. 49

50 Table 4.4. Data Waktu Produksi Pembuatan Rumah Bearing No Waktu Set-Up Waktu Operasi Waktu Non- ( Tsu ) ( To ) Operasi ( Tno ) Menit / Batch Menit / Batch Menit / Batch Proses Pemotongan 0,5 0,7 2 Drilling 0,5 9,43 3 Boring 0,5 9,77 4 Drilling 0,5 7,96 Setelah mengalami data-data waktu produksi diatas dari hasil penjumlahan untuk mengetahui waktu disetiap masing-masing proses maka kita akan menghitung nilai rata-rata dari Set-Up, waktu Operasi dan waktu Non-Operasi yang ditentukan untuk menghitung laju produksi. a. Rata-rata waktu Set-Up ( Tsu ) Tsu Tsu n Dimana : Tsu = 0,5 + 0,5 + 0,5 + 0,5 = 2 menit Maka : Tsu Tsu n 50

51 2 4 = 0,5 menit / unit b. Rata-rata waktu operasi ( To ) To To n Dimana : To = 0,7 + 9,43 + 9,77 + 7,96 = 27,86 menit Maka : To To n 27,86 4 = 6,96 menit / unit c. Rata-rata waktu Non-Operasi Tno Tno n Dimana : Tno =+++ = 4 menit Maka : Tno Tno n 5

52 4.4 Analisa Waktu Produksi Sehingga waktu yang digunakan untuk mengerjakan unit mesin perajang adalah : waktu = Tsu + mesin QxTo - q Disini q = 0 Maka : waktu = Tsu + ( Q x To ) mesin = 38 + ( x 290,3 ) = 328,3 menit / batch Selanjutnya waktu produksi dapat dihitung dengan menggunakan rumus waktu batch / mesin dijumlah produk yang digunakan, sehingga perhitungan seperti dibawah ini : Tp = = Waktu batch / mesin Q 328,3 menit / batch unit / batch = 328,3 menit / unit Setelah kita menghitung waktu produksi selanjutnya kita menghitung laju produksi per mesin. 52

53 4.5 Laju produksi Rp = Tp = 328,3 = 0,003 unit /menit = 0,8 unit /jam =,26 unit/hari Maka kita dapat mengetahui laju produksi untuk proses pembuatan mesin perajang tembakau sebagai komponen mesin dibengkel tersebut adalah sebesar,26 unit / hari. 4.6 Kapasitas produksi Setelah mengetahu data-data dan rumus maka kita dapat melakukan perhitungan untuk bisa mengetahui kapasitas produksi pada bengkel dalam jangka waktu hari. Data data yang kita peroleh bahwa jam kerja shift dalam sehari dimana shift 7 jam kerja. Jumlah mesin yang digunakan 5 mesin, sedangkan work center hanya, sehingga untuk mengetahui brapa kapasitas produksi dalam jangka waktu hari kita dapat mengetahuinya dengan rumus dibawah ini : 53

54 Pc W. Sw. H. R p Nm (unit / hari ) Dimana : Pc = Kapasitas Produksi W = Jumlah Work Center Sw = Jumlah shift per hari H = Jumlah jam per shift Nm = Jumlah mesin Rp = Laju produksi Diketahui : Sw = shift / hari H = 7 jam / shift W = Rp = 0,003 unit / menit =,26 unit / hari Nm =5 Maka : x x 7 x,26 5 8,82 5 =,76 unit / hari 54

55 4.4 Analisa Biaya Produksi. Pembuatan Kerangka Dalam proses pembuatan kerangka komponen yang meliputi biaya material, biaya tenaga kerja langsung dan biaya over heat, sehingga untuk menghitung biaya total per produk digunakan rumus sebagai berikut : HPP = CM CL COH produk (unit ) Dimana : CM = Terdiri dari banyak material yang sudah diketahui sebelumnya sebesar RP CL = Biaya tenaga kerja langsung mengerjakan proses produksi kerangka diasumsikan Rp COH = Biaya overhead, dimana bengkel hanya terdiri dari satu shift maka overhead-nya adalah = 0 Σ = Jumlah Produksi Maka : HPP = = = Rp Pembuatan Pisau 55

56 Dalam proses pembuatan Pisau saya memesan ke tukang pande besi dengan harga Rp Landasan Tembakau Dimana landasan tembakau ini terbuat dari pipa staynles steel. Degan harga Rp Pembuatan AS Dalam proses pembuatas AS komponen yang meliputi biaya material, biaya tenaga kerja langsung dan biaya over heat sebesar Rp Pulley Dimana Pulley dibeli di took alat teknik dengan harga Rp Bearing Untuk bearing dapat di beli di toko teknik dengan harga Rp Pembuatan Cover Dalam proses pembuatan kerangka komponen yang meliputi biaya material, biaya tenaga kerja langsung dan biaya over heat, sehingga untuk menghitung biaya total per produk digunakan rumus sebagai berikut : HPP = CM CL COH produk (unit ) 56

57 Dimana : CM = Terdiri dari banyak material yang sudah diketahui sebelumnya sebesar RP CL = Biaya tenaga kerja langsung mengerjakan proses produksi kerangka diasumsikan Rp COH = Biaya overhead, dimana bengkel hanya terdiri dari satu shift maka overhead-nya adalah = 0 Σ = Jumlah Produksi Maka : HPP = = = Rp Motor Pengerak Dimana Motor Pengerak PK Bisa dibeli di took-toko alat teknik dengan harga Rp V Belt Dimana V-Belt saya menggunakan V-Belt tipe A dengan harga Rp

58 9. Proses Finishing Dimana proses ini adalah proses akhir yang meliputi pemolesan dan pengecatan, untuk biaya diasumsikan sebesar Rp Biaya Lain-Lain Dimana biaya lain-lain ini meliputi biaya untuk pembelian baut dan alat yang menunjang kelengkapan Mesin Perajang Tembakau ini. Biaya ini di asumsikan sebesar Rp

59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan Setelah kami menganalisa data dilapangan dan melakukan perhitungan - perhitungan dari data yang di dapatkan, maka ditarik kesimpulan bahwa :. Hasil dari perhitungan rata rata waktu set up ( Tsu ), rata rata waktu oprasi ( To ), sehingga diketahui waktu produksi ( Tp ) = 328,3 menit / unit. 2. Setelah waktu produksi diketahui dari waktu set up rata rata dan waktu operasi rata rata maka kita dapatkan laju produksi permesinan yaitu 0,003unit /menit = 0,8 unit / jam 3. Dengan kondisi operasi waktu kerja efektif selama 7 jam / shift, maka didapat kapasitas produksi ( Pc ) sebesar =,76 unit / hari 4. Biaya produksi ( Cpc ) untuk data sesuai survey dapat diketahui sebesar Rp / unit 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, dapat dikemukakan saransaran yang perlu ditindak lanjuti, baik untuk pengembangan pengetahuan, bagi peneliti selanjutnya. 59

60 . Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, disarankan agar peneliti berikutnya dapat menambahkan conveyor untuk masuknya tembakau yang akan di Rajang. 2. Penambahan cover pulley agar tingkat keamanan penguna lebih terjaga. 3. Kluaran/output hasil rajangan perlu di rancang ulang, agar hasil rajangan bisa langsung keluar. 60

61 DAFTAR PUSTAKA Bambang Setyono, MT. Proese Manufaktur II. Ir. Bambang Setyono, MT. Manufaktur Hang Out/Buku Ajar John A. Schey, Preses Manufaktur. Nyoman Pujawan, 995. Ekonomi Teknik. Suparjo, ST. Proses MAnufaktur II. Prof. Dr. Shinroku Saito, Pengetahuan Bahan Dasar Teknik. Prof. Ir. Tata Surdia Ms. Met. E. Pengetahuan Bahan Teknik. 6

62 62

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut 16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU Oleh : Agustinus Iwop Agus Supriyadi Pembimbing Ir. Mahirul Mursid, MSc ABSTRAK Abstrak Tembakau adalah bahan baku utama yang digunakan untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DESAIN MESIN PERAJANG TEMBAKAU Perkembangan dan kemajuan manusia untuk mempermudah melakukan suatu pekerjaan,maka mesin perajang tembakau dapat membantu para petani tembakau

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponenkomponen pada mesin pemotong krupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu. 24 III. METODE PROYEK AKHIR 3.1. Waktu dan Tempat Proses pembuatan Proyek Akhir ini dilakukan di Bengkel Bubut Jl. Lintas Timur Way Jepara Lampung Timur. Waktu pengerjaan alat pemotong kentang spiral ini

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya

Lebih terperinci

PERANCANGAN MANUFAKTUR MESIN PENGADUK MEDIA TANAM JAMUR

PERANCANGAN MANUFAKTUR MESIN PENGADUK MEDIA TANAM JAMUR PERANCANGAN MANUFAKTUR MESIN PENGADUK MEDIA TANAM JAMUR Nama : Rachmad Hidayat NPM : 29411104 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ir. Tri Mulyanto, MT Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN 30 BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat stik dan keripik. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1. Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen-komponen yang akan dibuat adalah komponen yang tidak

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK Taufik 1, Azwar 2, Bukhari 2, 1 Mahasiswa Prodi D-IV TeknikMesinProduksidanPerawatan 2 DosenJurusanTeknikMesinPoliteknikNegeriLhokseumawe

Lebih terperinci

MESIN PERAJANG SINGKONG

MESIN PERAJANG SINGKONG PROPOSAL MERENCANA MESIN MESIN PERAJANG SINGKONG Diajukan oleh : 1. Aan Setiawan ( 04033088 ) 2. Muhammad Wibowo ( 04033146 ) 3. Wisnu Kusuma Wardhani ( 04033159 ) 4. Andi Mardiyansah ( 04033160 ) kepada

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS Dosen Pembimbing : Atria Pradityana, ST, MT Instruktur Pembimbing : Jiwo Mulyono, S.Pd Oleh : Ardika Oki P. S. 2108.039.001 Puji Wahyu R. 2108.039.007 Abstrak Tujuan dan Manfaat Batasan Masalah Visual

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses yang mengolah dari bahan mentah menjadi suatu barang jadi. Berikut ini pemilihan bahan yang digunakan dalam pembuatan

Lebih terperinci

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT ANALISIS PEMBUATAN JIG PENGUBAH SUDUT KEMIRINGAN VALVE SILINDER HEAD SEPEDA MOTOR MATIC Nama NPM : 20410985 Jurusan Fakultas : Ardi Adetya Prabowo : Teknik Mesin : Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini berisikan uraian seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Mulai Studi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id 38 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses PembuatanTabung Peniris Luar dan tutup Tabung luar peniris dan tutup peniris (Gambar 4.1) terbuat dari plat stainless steel berlubang dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE A. BAHAN BAB III BAHAN DAN METODE Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Besi plat esser dengan ketebalan 2 mm, dan 5 mm, sebagai bahan konstruksi pendorong batang,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TUSUK SATE (PROSES PRODUKSI)

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TUSUK SATE (PROSES PRODUKSI) RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TUSUK SATE (PROSES PRODUKSI) PROYEK AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Disusun Oleh : ADI SUSENO NIM I 8111002 PROGRAM DIPLOMA TIGA

Lebih terperinci

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK Nama : Hery Hermawanto NPM : 23411367 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Ridwan, ST., MT Latar Belakang Begitu banyak dan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi seperti saat ini, persaingan-persaingan dalam pembuatan suatu produk menjadi semakin meningkat. Berbagai proses

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Rancang Bangun Mesin Pencacah Enceng Gondok Dengan Kapasitas 300 kg/jam Oleh : Putra Teguh Sitompul NRP. 2106 030 025 Surabaya Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI 2 SKALA SATUA TANGG 50 LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI 11 12 1 5 4 7 68 CM 6 9 10 8 8 10 CM 48 CM TAMPAK DEPAN 82 CM TAMPAK SAMPING FP USU P 36 51 LAMPIRAN 2. LANJUTAN GAMBAR TEKNIK ALAT

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Kompaki Amin Bjaya didirikan oleh Pak Aminuddin di jl. Aluminium Raya Gg. Banten No. 30 Tanjung Mulia - Medan pada Tahun 2004. Usaha ini didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA Gambar 3.1 Mesin Sentris (Sumber: Dokumentasi PT. Sinar Rejeki Mesindo) 3.1 Pengertian Mesin Pengering Sentris Mesin pengering sentris (Mesin Sentris) adalah mesin

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR. Modifikasi Alat Pemoles Tangki

JUDUL TUGAS AKHIR. Modifikasi Alat Pemoles Tangki JUDUL TUGAS AKHIR Modifikasi Alat Pemoles Tangki ANGGOTA Abraham Purwandoko (6307030033) Agung Budi Pranyoto (6307030053) PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Tugas Akhir Manfaat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG Sukadi* Novarini** *Dosen Teknik Mesin Politeknik Jambi **Dosen Teknik Mesin

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMBUATAN PROTOTYPE ROBOT KABEL 4 AKSIS DENGAN SISTEM PENGENDALI OTOMATIS UNTUK MENGGERAKKAN BEBAN 3 KG DWI CAHYO MARINDHO

TUGAS AKHIR PEMBUATAN PROTOTYPE ROBOT KABEL 4 AKSIS DENGAN SISTEM PENGENDALI OTOMATIS UNTUK MENGGERAKKAN BEBAN 3 KG DWI CAHYO MARINDHO TUGAS AKHIR PEMBUATAN PROTOTYPE ROBOT KABEL 4 AKSIS DENGAN SISTEM PENGENDALI OTOMATIS UNTUK MENGGERAKKAN BEBAN 3 KG DWI CAHYO MARINDHO 201554121 DOSEN PEMBIMBING Ir. Masruki Kabib, MT. Rochmad Winarso,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan tahapan metodologi penelitian. Pengujian beban pada generator dilakukan dengan mengukur daya output generator pada saat diberi beban yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan merupakan salah satu tahap untuk membuat komponenkomponen pada Troli Bermesin. Komponen-komponen yang akan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI

BAB III DESAIN DAN FABRIKASI BAB III DESAIN DAN FABRIKASI III. 1 DESAIN Objektifitas dari perancangan ini adalah: 1) modifikasi sistim feeding bahan bakar yang lebih optimal. Sebelumnya, setiap kali penambahan bahan bakar solid (batubara),

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT DYNAMOMETER KENDARAAN RODA DUA DENGAN SISTEM GENERATOR

PEMBUATAN ALAT DYNAMOMETER KENDARAAN RODA DUA DENGAN SISTEM GENERATOR PEMBUATAN ALAT DYNAMOMETER KENDARAAN RODA DUA DENGAN SISTEM GENERATOR PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya Disusun Oleh : MUSTOFA 2010-55-010 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Perencanaan Rangka Mesin Peniris Minyak Proses pembuatan mesin peniris minyak dilakukan mulai dari proses perancangan hingga finishing. Mesin peniris minyak dirancang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN JIG PENYAMBUNG PIPA MULTIDIMENSI

RANCANG BANGUN JIG PENYAMBUNG PIPA MULTIDIMENSI RANCANG BANGUN JIG PENYAMBUNG PIPA MULTIDIMENSI Mulyadi 1, Iswanto 2, Dwi Setyo Utomo 3, Elly Antarisma 4 1,2 Staf Pengajar Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 3,4 Alumni Program Sarjana Teknik

Lebih terperinci

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENERAPAN SOLUSI (IMPLEMENTASI SOLUTION) Pembuatan gambar desain yang akan di kembangkan serta membuat analisa pada model tersebut. Sehingga menghasil mesin pencacah

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah modifikasi alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Aliran Diagram aliran merupakan suatu gambaran dasar yang digunakan dasar dalam bertindak. Seperti pada proses perencanaan diperlukan suatu diagram alir yang

Lebih terperinci

Setyo Wahyu Pamungkas Eko Pristiwanto

Setyo Wahyu Pamungkas Eko Pristiwanto Setyo Wahyu Pamungkas 2107039013 Eko Pristiwanto 2107039017 Abstrak Home Industri penghasil keripik singkong saat ini masih banyak menggunakan metoda potong yang sederhana, yaitu dengan menggunakan alat

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK Oleh : RAHMA GRESYANANTA 2107039001 FABIAN SURYO S 2107039023 Pembimbing Ir. Suhariyanto, MT ABSTRAK Limbah dari plastik merupakan masalah yang dianggap

Lebih terperinci

ANALISA WAKTU DAN BIAYA PEMBUATAN MESIN ROLL PLATE SEBAGAI PENGUNCI PADA PERANGKAT AC SENTRAL

ANALISA WAKTU DAN BIAYA PEMBUATAN MESIN ROLL PLATE SEBAGAI PENGUNCI PADA PERANGKAT AC SENTRAL ANALISA WAKTU DAN BIAYA PEMBUATAN MESIN ROLL PLATE SEBAGAI PENGUNCI PADA PERANGKAT AC SENTRAL RIO MAHARDHIKA 2108 030 014 Dosen Pembimbing : Ir. H. Mahirul Mursid, MSc ABSTRAK Gedung gedung bertingkat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Cendana Baru merupakan usaha yang bergerak dibidang perancangan alat yang didirikan oleh Bapak Tut Wuri Handayani, S.T sejak tahun 1990. CV.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, asumsi yang yang diangkat dalam penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI

PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI PENGUKURAN BEBAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI SEPARATOR BERDASARKAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL - PASURUAN SKRIPSI Disusun Oleh : RENDY ERANG PRABOWO NPM : 0632010082 JURUSAN

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

BENGKEL JAYA MANDIRI UTAMA SURABAYA - INDONESIA

BENGKEL JAYA MANDIRI UTAMA SURABAYA - INDONESIA BENGKEL JAYA MANDIRI UTAMA SURABAYA - INDONESIA Jl. Kalilom Lor Indah No.25 Kenjeran Surabaya Telp. 0858 5183 2778 / 0878 5461 8031 E-mail : bkljayamandiri01@gmail.com MESIN BATAKO SEMI OTOMATIS SPESIFIKASI

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhammad Erwin Shah NIM :

PERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhammad Erwin Shah NIM : PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhammad Erwin Shah NIM : 20120130104 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul Proses Produksi Pada Pembuatan Mesin Penyangrai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan 4.1.1. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 27 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

FT UNY. Lampiran 1. Gambar Kerja Elemen (3D) Poros Bantalan Poros 1 Rangka 1 Motor Listrik 1 Casing. 26 x 700 ST 50. Plat Eyser Karet Alumunium

FT UNY. Lampiran 1. Gambar Kerja Elemen (3D) Poros Bantalan Poros 1 Rangka 1 Motor Listrik 1 Casing. 26 x 700 ST 50. Plat Eyser Karet Alumunium LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Kerja Elemen (3D) 71 5 1 2 4 9 3 8 7 6 9 8 7 6 5 4 1 1 Poros Bantalan Poros 1 Rangka 1 Motor Listrik 1 Casing 1 3 2 2 48 1 16 V-Belt Pulley Jum No lah PROYEKSI : A Pisau Putar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah... i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... i iv v viii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Manfaat... 2 C. Batasan Masalah... 2 D. Sistematika

Lebih terperinci

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM

PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PEMBUATAN MESIN PENYAPU SAMPAH DAUN KAPASITAS 20 KG/JAM PROYEK AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Ahli Madya Disusun Oleh AGUS PURWANTO 2008 55 027 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR PROSES MANUFAKTUR MESIN PRESS BAGLOG JAMUR SKRIPSI / TUGAS AKHIR TRI HARTANTO (26410947) JURUSAN TEKNIK MESIN LATAR BELAKANG Dalam industri agrobisnis terutama dalam bidang penanaman jamur. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang 1 7 2 6 5 3 4 Gambar 4.1. Desain Mesin Pengupas Kulit Kentang Komponen-komponen inti yang ada pada mesin pengupas kulit kentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini perkembangan teknologi jelas terlihat pada bidang industri, dimana pada umumnya suatu industri akan berupaya menghasilkan produknya dalam

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Pembuatan Dan Pengujian Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, Lampung Selatan. Kemudian perakitan dan pengujian dilakukan Lab.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGIRIS SINGKONG UNTUK MEMBUAT KRIPIK DENGAN METODE VDI 2221

PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGIRIS SINGKONG UNTUK MEMBUAT KRIPIK DENGAN METODE VDI 2221 PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN MESIN PENGIRIS SINGKONG UNTUK MEMBUAT KRIPIK DENGAN METODE VDI 2221 Sulis Yulianto, Ery Diniardi Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Dalam proses

Lebih terperinci