Ujian Nasional merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam proses pembangunan suatu Negara. Untuk mengetahui

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami stres kerja, namun demikian gejala stres kerja tidak muncul dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibangun pada tahun 1975 dan pada tahun 1976, P.T Timatex salatiga diresmikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Validitas & Reliabilitas (Sert)

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN

KEMAKNAAN TRYOUT TERHADAP KELULUSAN UJIAN KOMPETENSI PADA PROGRAM D-III KEPERAWATAN DI JAWA TIMUR (Suatu Analisis Pendekatan Statistik)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DATA KOMPARATIF (T-Test)

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif

BAB III METODE PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok. Jumlah subjek yan tinggal dirumah total berjumlah 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN: ANALISIS KOMPARASIONAL AKHLAK TERHADAP GURU ANTARA. SISWA SANTRI DAN SISWA NON SANTRI DI MTs.

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MIPA KELAS X ANTARA SISWA REGULER DENGAN SISWA AKSELERASI DI SMA NEGERI 3 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sikap dan perilaku terkait HIV AIDS di SMA PGRI 1 Kota Bogor Tahun 2008 dapat

KUESIONER PENELITIAN UNTUK PETANI SIPT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa, memilliki kriteria inklusi, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

A. PENDAHULUAN Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan pada siswa. Menurut sebagian siswa, Ujian Nasional adalah proses biasa yang wajib dilalui oleh siswa kelas XII, namun bagi sebagian yang lain Ujian Nasional bisa menjadi momok yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk. Marantika (2003) menyatakan bahwa Ujian Nasional merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh penguasaan siswa atas materi pelajaran yang telah dipelajari selama kurun waktu tertentu. Namun dalam pelaksanaannya, Ujian Nasional dirasa sangat memberatkan siswa karena beberapa hal antara lain standar nilai yang tinggi dan materi yang bertambah. Pada tahun 2009 pemerintah menetapkan standar nilai kelulusan 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Diberlakukannya standar nilai ke lulusan ini sangat berat dirasakan oleh para siswa, selain standar yang terlalu berat, terkadang antara daerah satu dengan daerah yang lain ada perbedaan kualitas dan fasilitas pendidikan, sehingga ketika ujian itu di sama ratakan, banyak siswa yang merasa soal-soal yang diujikan terlalu berat dan susah dan itu menyebabkan banyak dari mereka yang tidak lulus ujian. Para siswa yang dinyatakan tidak lulus mengaku sangat kecewa karena kelulusannya hanya ditentukan oleh nilai Ujian Nasional saja, padahal diantara mereka banyak siswa yang berprestasi. Banyaknya siswa yang tidak lulus ujian nasional, menjadikan ujian nasional itu sebagai momok yang menakutkan bagi para siswa. Dalam perjalanannya, penyelenggaraan Ujian Nasional telah menimbulkan kontroversi. Penyelenggaraan Ujian Nasional menimbulkan Pro dan kontra karena dilatarbelakangi oleh berbagai kasus, diantaranya masalah-masalah psikologis yang menimpa para peserta atau calon peserta Ujian Nasional, misalnya kasus-kasus bunuh diri pada 28 april 2010, Wahyu Ningsih (19) siswi sebuah SMKN di Muaro Jambi tewas bunuh diri dengan cara menelan racun. Ironisnya ia adalah peraih nilai UN tertinggi disekolahnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi ketika mengetahui bahwa ia gagal ujian Matematika, siswi itu syok, kemudian memutuskan bunuh diri (Kompas, 12/2/2015, 08:46). 1

Banyaknya siswa yang tidak lulus ujian, membuat ujian akhir itu ditakuti oleh para siswa khususnya bagi siswa kelas XII MAN 1 Malang. Ketakutan yang menimbulkan kecemasan membuat para siswa tidak mampu mengeluarkan kemampuan yang sesungguhnya. Menurut Jersild (Sulaeman, 1995: 63) kecemasan diartikan sebagai keadaan psikologis dimana individu terus menerus berada dalam perasaan khawatir yang ditimbulkan oleh adanya iner conflict. Kekhawatiran ini dialami sebagai suatu ketidaktentraman yang kabur atau perasaan-perasaan lain tidak baik, sesuatu perasaan gugup atau sebagai perasaan-perasaan lain seperti takut, marah, gelisah, mudah tersinggung, tertekan dan lain sebagainya. Kecemasan ini muncul karena siswa dibebani oleh pikiran dan bayangan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika gagal dalam ujian nasional. Disebutkan juga bahwa masalah-masalah yang tidak terselesaikan pada masa kanak-kanak memainkan peranan penting yang terjadi pada para remaja dan kehidupan selanjutnya (Sulaeman 1995: 64). Jika kita hubungkan pada masalah ini, para siswa merasa cemas karena banyak siswa yang tidak lulus ujian ditahun-tahun sebelumnya dan mereka takut jika mereka mengalami hal yang sama. Sejumlah resiko yang harus ditanggung siswa jika gagal dalam ujian antara lain rasa malu, kerugian waktu, kerugian biaya, harus melaksanakan ujian ulang dan bahkan tidak dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Ujian Nasional merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Siswa harus mampu mencapai standar nilai tertentu sebagai syarat kelulusan. Pentingnya UN yang dilaksanakan saat ini adalah sebagai alat untuk memantau kualitas pendidikan di sekolah dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya di jenjang pendidikan yang sama. Dengan adanya program UN ini seringkali memicu kecemasan pada para siswa dan siswi yang akan menghadapinya. Terlebih pada beberapa sekolah yang sejak awal telah memiliki metode pembelajaran yang memiliki porsi yang lebih dibandingkan sekolah sederajat pada umumnya, baik dalam kurikulum, penggunaan bahasa asing pada saat pembelajaran, maupun konsep kelas akselerasi yang diterapkan oleh 2

beberapa sekolah. Menelaah dari hal di atas, maka dapat difahami bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan antara siswa kelas akselerasi dengan siswa kelas regular. Untuk itu peneliti ingin mengetahui perbedaan tingkat kecemasan antara siswa kelas XII akselerasi dan siswa kelas XII regular di MAN Malang 1 Tlogomas dalam menghadapi ujian nasional. A. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model komperatif, yaitu penelitian yang menggunakan analisa data dengan bentuk analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan diantara dua kelompok data (variabel) atau lebih. B. POPULASI dan SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas XII akselerasi dan kelas XII regular MAN Malang 1 Tlogomas. Dengan jumlah keseluruhan siswa siswi kelas XII nya adalah 281. Agar sempel yang diambil mewakili data penelitian, maka perlu adanya perhitungan besar kecilnya populasi. Jika subyek kurang dari 100, lebih baik di ambil semua. Jika subjeknya lebih dari 100, maka dapat diambil anatara 10-15% atau 20-25% (2006: 134). Populasi dalam penelitian ini adalah 20 siswa akselerasi kelas XII dan 261 siswa regular MAN Malang 1 Tlogomas. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang mengambil keseluruhan populasi siswa-siswi kelas XII akselerasi yang berjumlah 20. Untuk jumlah populasi kelas regular sebanyak 261 ini cukup besar, maka penelitian ini juga menggunakan penelitian sampel, yaitu sampel dari kelas XII regular diambil 20 subjek, hal ini bertujuan untuk menyamakan jumlah populasi kelas XII akselerasi yang berjumlah 20 subjek. 3

C. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri dari satu jenis alat ukur dari variabel kecemasan. Alat ukur sikap mengacu pada teori yang dikemukakan oleh David sue. (Sue, dkk, 2010) yakni berupa reaksi kecemasan yang dibagi menjadi empat aspek yaitu: kognitif, motorik, somatik dan afektif. Item-item pernyataan yang terdapat dalam instrumen kecemasan sebelum uji coba berjumlah 46 item dan setelah uji coba tersisa 29 item dan selanjutnya item-item tersebut diperbaiki kembali untuk dibuat penelitian yang sesungguhnya. D. HASIL dan PEMBAHASAN 1. Analisis Prosentase a. Hasil deskripsi tingkat kecemasan siswa kelas XII akselerasi dalam menghadapi ujian nasional. Untuk mengetahui klasifikasi tingkat kecemasan siswa kelas XII akselerasi dalam menghadapi ujian nasional, maka subjek dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Metode yang digunakan untuk menentukan jarak pada masing-masing tingkat yaitu dengan metode penilaian skor standar, dengan mengubah skor kasar kedalam bentuk penyimpangannya dari mean dalam suatu deviasi standart (Azwar, 2000: 163). Adapun prosesnya adalah sebagai berikut: HH = (Jumlah item x nilai tertinggi item) + (Jumlah item x nilai terrendah item) : 2 184 + 46 2 SD = 1 6 = 239 2 = 115 (184 46) = 136 6 = 23 Tinggi = 115 + 23 = 138 Sedang = 92-137 Rendah = 115 23 = 92 4

Tabel 4.4 Tabel Kecemasan Kelas Aksel Kategori Interval F Persentase Tinggi X > 137 0 0% Sedang 93 137 9 47% Rendah X < 93 10 53% Total 19 100% Berdasarkan hasil perhitungan untuk data yang diperoleh angket tingkat kecemasan, dari 19 responden didapatkan 9 responden atau setara dengan (47%) berada pada tingkat kecemasan yang sedang, 10 responden atau setara dengan (53%) berada pada kategori tingkat kecemasan yang rendah dan 0 responden yang mengalami kecemasan tingkat tinggi atau setara dengan (0%). Adapun visualisasi dari keterangan diatas adalah sebagai berikut. 60 50 40 30 20 10 0 0 Category 1 tinggi 0 sedang 47 rendah 53 Tabel Tingkat Kecemasan 47 53 tinggi sedang rendah 5

b. Hasil deskripsi tingkat kecemasan siswa kelas XII regular dalam menghadapi ujian nasional. Untuk mengetahui klasifikasi tingkat kecemasan siswa kelas XII regular dalam menghadapi ujian nasional, maka subjek dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Metode yang digunakan untuk menentukan jarak pada masing-masing tingkat yaitu dengan metode penilaian skor standar, dengan mengubah skor kasar kedalam bentuk penyimpangannya dari mean dalam suatu deviasi standart (Azwar, 2000: 163). Adapun prosesnya adalah sebagai berikut: HH = (Jumlah item x nilai tertinggi item) + (Jumlah item x nilai terrendah item) : 2 184 + 46 2 SD = 1 6 = 239 2 = 115 (184 46) = 136 6 = 23 Tinggi = 115 + 23 = 138 Sedang = 92-137 Rendah = 115 23 = 92 Tabel 4.5 Tabel Kecemasan Kelas Regular Kategori Interval F Persentase Tinggi X > 137 0 0% Sedang 93 137 10 53% Rendah X < 93 9 47% Total 19 100% 6

Berdasarkan hasil perhitungan untuk data yang diperoleh angket tingkat kecemasan, dari 19 responden didapatkan 10 responden atau setara dengan (53%) berada pada tingkat kecemasan yang sedang, 9 responden atau setara dengan (47%) berada pada kategori tingkat kecemasan yang rendah dan 0 responden yang mengalami kecemasan tinggi atau setara dengan (0%). Adapun visualisasi dari keterangan diatas adalah sebagai berikut. 60 50 40 30 20 10 0 0 Category 1 tinggi 0 sedang 53 rendah 47 Tabel Tingkat Kecemasan 53 47 tinggi sedang rendah 2. Analisis Perbedaan Perbedaan tingkat kecemasan siswa kelas XII akselerasi dengan kelas XII regular dalam menghadapi ujian nasional. Tabel 4.6 Ringkasan Hasil uji Perbedaan Group Statistics Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kecemasan 1 19 81.05 17.709 4.063 2 19 80.00 16.723 3.837 Hasil data diatas menunjukkan bahwa, untuk data kecemasan menghadapi ujian nasional kelas XII akselerasi yang berjumlah 19 orang, dan kelas XII 7

regular berjumlah 19 orang. Rata-rata kecemasan kelas XII akselerasi adalah 81.05, sedangkan kelas XII regular adalah 80.00. Standar deviasi nilai kecemasan pada kelas XII akselerasi 17.709 dan untuk kelas XII regular 16.723. Standar error mean nilai kecemasan untuk kelas XII akselerasi adalah 4.063 dan untuk kelas XII regular 3.837. Tabel 4.7 Independent Samples Test Kecemasan Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. T Df Sig. (2- tailed) t-test for Equality of Means Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper.020.888.188 36.852 1.053 5.588-10.280 12.385.188 35.883.852 1.053 5.588-10.282 12.387 Uji Homogenitas 1. Rumusan hipotesis Ho : Perbedaan tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional antara kelas XII akselerasi dan kelas XII regular memiliki varian yang sama. Ha : Perbedaan tingkat kecemasan menghadapi ujian nasional antara kelas XII akselerasi dan kelas XII regular memiliki varian yang berbeda. 2. Pengujian (berdasar signifikasi) Jika signifikasi > 0.05 maka Ho diterima Jika signifikasi < 0.05 maka Ho ditolak 3. Membuat kesimpulan 8

Signifikasi dari uji f didapat 0.888. Dengan demikian, signifikansi > 0.05 (0.888 > 0.05) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkat kecemasan antara siswa kelas XII akselerasi dan kelas XII regular memiliki varian yang sama. Uji t sampel bebas Nilai - t hitung < - tabel (0.188 < -2.028) maka Ho diterima. Dapat juga melakukan perbandingan Sig (2-tailed) dengan α. Sig (2-tailed) > α atau (0.852) > (0.025), sehingga Ho diterima. Hasil analisis data menunjukkan tidak adanya perbedaan rata-rata tingkat kecemasan antara kelas akselerasi dan regular (ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis apabila signifikasi dibawah atau sama dengan 0.05). E. KESIMPULAN 1. Berdasar hasil perhitungan data yang diperoleh dari angket tingkat kecemasan siswa kelas XII akselerasi, dari 19 responden didapatkan 9 responden atau setara dengan (47%) berada pada tingkat kecemasan kategori sedang, 10 responden atau setara dengan (53%) berada pada kategori tingkat kecemasan yang rendah dan 0 responden yang mengalami kecemasan tinggi atau setara dengan (0%). 2. Berdasar hasil perhitungan data yang diperoleh dari angket tingkat kecemasan siswa kelas XII regular, dari 19 responden didapatkan 10 responden atau setara dengan (53%) berada pada tingkat kecemasan kategori sedang, 9 responden atau setara dengan (47%) berada pada kategori tingkat kecemasan yang rendah dan 0 responden yang mengalami kecemasan tinggi atau setara dengan (0%). 9

Berdasar hasil analisis uji t dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya perbedaan tingkat kecemasan yang nyata dan signifikan antara siswa kelas XII akselerasi dengan siswa kelas XII regular. Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecemasan siswa kelas XII akselerasi sebesar 81.05, sedangkan siswa kelas XII regular sebesar 80.00. selisih perbedaannya sebesar 1.05. Perbandingan Sig (2-tailed) > α atau (0.852) > (0.025), sehingga H o diterima atau tidak ada perbedaan tingkat kecemasan antara akselerasi dan regular. 10