Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang

dokumen-dokumen yang mirip
Ayu Surya Agustin, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MODUL KALOR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PAKET SCAFFOLDING UNTUK SISWA KELAS X

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KIMIA DI SMA/MA KELAS X TERINTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER SISWA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN BIOLOGI SMA/MA

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS SISWA UNTUK PEMINATAN FISIKA SMA/MA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono

Triyas Kusumawardhani*, Widjianto, Sulur** Universitas Negeri Malang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

Analisis Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Jawa Dan Kesesuaiannya Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Jawa SMA/SMK Kelas X Tahun Pelajaran 2015/2016

PENGEMBANGAN BUKU INTISARI MATEMATIKA JENJANG SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI ASPEK KELAYAKAN ISI, PENYAJIAN, BAHASA, DAN KEGRAFIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (research and development). Metode penelitian dan

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

BABV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada tahun kedua penelitian ini dilakukan uji lapangan terhadap perangkat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sains memiliki peran yang penting dalam menyiapkan anak. memasuki dunia kehidupannya. Sains menekankan pada pemberian

PENULISAN BUKU AJAR/BUKU TEKS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D030. SMP N 5 Kintap Kalimantan Selatan 2. UIN Sunan Kalijaga - ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yaitu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK.

BAB III METODE PENELITIAN

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

DESKRIPSI INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PENJASORKES UNTUK SD/MI

PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

INSTRUMEN PENILAIAN PERANGKAT PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN REAKSI REDOKS UNTUK SMA/MA KELAS X SEMESTER II

TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk

Hari AnggitCahyoWibowo, EndangPurwaningsih, Yudyanto Universitas Negeri Malang

Rokhani Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KELAS X

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

ANALISIS KESESUAIAN ANTARA BUKU TEKS SISWA TEMATIK TERPADU TEMA BENDA-BENDA DI LINGKUNGAN SEKITAR SD/MI KELAS V DENGAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 2013

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

Siti Nurlailiyah 1, H. Winarto 2, Sugiyanto 3

Pengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-lain. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS EKSPOSISI UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam penelitian ini

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengembangan sumber belajar IPS dengan bentuk brosur. Hasil penelitian ini

PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN MEKANIKA FLUIDA BERBASIS INQUIRY TRAINING UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan (Arikunto,

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN AHLI MATERI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN GEOGRAFI BUKU GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH KELAS X

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMA KELAS XI

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: media pembelajaran interaktif, swish max-4, gerak melingkar beraturan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

Transkripsi:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DENGAN PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT (STM) DALAM POKOK BAHASAN ENERGI DAN MOMENTUM Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang e-mail : Cipti_go@yahoo.com ABSTRAK: Bahan ajar merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan untuk membantu guru maupun siswa dalam pembelajaran di kelas. Bahan ajar dengan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) menampilkan pendekatan sains dalam kehidupan sehari-hari dimana antara sains, teknologi, dan masyarakat terdapat kaitan yang erat. Dengan menampilkan permasalahanpermasalah sains dan teknologi dalam masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar disamping memperluas wawasan peserta didik. Penelitian dan pengembangan bahan ajar ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan produk berupa bahan ajar fisika dengan pendekatan STM dalam pokok bahasan energi (usaha dan energi) dan gerak (impuls dan momentum) serta mengetahui kelayakannya. Penelitian dan pengembangan bahan ajar ini menggunakan Research and Development dan dilakukan sampai tahap ke enam. Hasil uji kelayakan bahan ajar untuk siswa dinilai layak dengan presentase rata-rata kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian secara berturut-turut sebesar 93,1%; 91,07%; dan 89,58%. Bahan ajar untuk guru dinilai layak dengan kelayakan isi sebesar 97,81%, kelayakan kebahasaan sebesar 87,5%, dan kelayakan penyajian sebesar 100%. Hasil produk pengembangan ini perlu dikembangkan sampai tahap diseminasi. Kata Kunci: pengembangan, bahan ajar, usaha dan energi, impuls dan momentum, STM Sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku yakni KTSP, tugas guru bukan mencurahkan dan menyuplai peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi mereka berfungsi sebagai motivator, mediator, dan fasilitator pembelajaran. Guru harus mampu menyusun suatu rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak saja baik tetapi juga mampu memberikan keleluasaan dan ruang gerak kepada peserta didik untuk mencari, membangun, mengaplikasikan, serta mengembangkan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2010: 5). Pada dasarnya, pendekatan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran, baik pembelajaran sains maupun pembelajaran bidang studi sosial, dilaksanakan oleh guru melalui topik yang dibahas dengan jalan menghubungkan antara sains dan teknologi yang terkait dengan kegunaannya di masyarakat. Tujuannya antara lain adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar disamping memperluas wawasan peserta didik (Poedjiaji, 2005:84). Bahan ajar berbasis Sains Teknologi Masyarakat adalah bahan ajar yang mengambil suatu permasalahan atau isu-isu 1

2 yang sedang beredar dan relevan dengan konsep fisika dari lingkungan sekitar siswa. Bahan ajar berbasis Sains Teknologi Masyarakat mengikut-sertakan siswa untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dalam pengambilan keputusan serta mendorong siswa mempertimbangkan informasi permasalahan sains dan teknologi. Hal ini sesuai dengan Poedjiaji (2005: 123) yang menyatakan bahwa tujuan dari pembelajaran sains teknologi dan masyarakat adalah untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannnya. Media pembelajaran berperan sangat penting untuk menunjang kesuksesan belajar siswa. Salah satu media pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah bahan ajar (materi ajar). Bahan ajar yang digunakan sebaiknya tidak hanya menyajikan materi secara instan sehingga tidak mampu mengantarkan siswa untuk memahami dan menemukan konsep yang dipelajari. Bahan ajar dipandang sebagai sarana yang harus secara jelas dapat mengkomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan sedemikian rupa, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh guru dan peserta didik. Bahan ajar juga harus mampu menyajikan suatu objek secara terurut bagi keperluan pembelajaran dan memberikan sentuhan nilai-nilai afektif, sosial, dan kultural yang baik agar dapat secara komprehensif menjadikan peserta didik bukan hanya dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya, tetapi juga afektif dan psikomotoriknya (Salirawati, 2008:2). Mayoritas dari siswa berpendapat bahwa bahan ajar yang mereka gunakan masih belum cukup jelas dan belum membawa mereka untuk memahami manfaat fisika dalam masyarakat. Mereka juga berpendapat bahwa fisika itu dapat disukai ketika materinya dapat difahami dan mengandung banyak kegiatan praktikum. Sehingga, bahan ajar yang sesuai kebutuhan mereka adalah bahan ajar yang mendukung kedalaman pemahaman materi, salah satunya dengan pendekatan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka langsung memahami implementasinya. Bahan ajar yang memenuhi kriteria tersebut dapat disajikan dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).

3 METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). R&D dalam pendidikan sering kemudian disebut research-based development atau pengembangan berbasis penelitian yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,2010:407). Dalam menentukan langkah-langkah penelitian ini, peneliti mengacu pada langkahlangkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono, langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut dimodifikasi menjadi tiga proses (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) uji produk. Penelitian dan pengembangan bahan ajar ini divalidasi isi oleh dua dosen Fisika Universitas Negeri Malang dan 2 orang guru fisika SMA Negeri 6 Malang. Uji coba terbatas dilakukan oleh 19 siswa kelas XI-IPA 1 SMA Al-Hikmah Muncar Banyuwangi. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif berupa persentase. HASIL Uji kelayakan dilakukan oleh validator yang terdiri dari dua dosen jurusan fisika Universitas Negeri Malang dan dua orang guru fisika dari SMA Negeri 6 Malang, serta data uji keterbacaan keterbacaan bahan ajar yang dilakukan oleh 19 siswa kelas XI-IPA 1 SMA Al-Hikmah Muncar Banyuwangi. Data Hasil Uji Kelayakan Isi Bahan Ajar untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan isi bahan ajar untuk siswa disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Hasil Uji Kelayakan Isi Bahan Ajar untuk Siswa Keterangan Presentase Kriteria Penilaian 1) Cakupan Materi 94,58 Layak 2) Keakuratan Materi 94,38 Layak 3) Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) 90,36 Layak

4 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa kelayakan isi dari bahan ajar untuk siswa dinyatakan layak. Data Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan kebahasaan bahan ajar untuk siswa disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2 Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar untuk Siswa Keterangan Rata-rata Kriteria Penilaian 1) Kesesuaian dengan Perkembangan siswa 93,75 Layak 2) Kekomunikatifan 90,62 Layak 3) Dialogis 93,75 Layak 4) Kelugasan 81,25 Layak 5) Kekoherensian dan Keruntutan Alur Berpikir 90,62 Layak 6) Kesesuaian dengan Kaedah Bahasa Indonesia 93,75 Layak 7) Penggunaan Istilah dan Simbol (Lambang) 93,75 Layak Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa kelayakan kebahasaan dari bahan ajar untuk siswa dinyatakan layak. Data Hasil Uji Kelayakan Penyajian Bahan Ajar untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan penyajian bahan ajar untuk siswa disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Hasil Uji Kelayakan Penyajian Bahan Ajar untuk Siswa Keterangan Rata-rata Kriteria Penilaian 1) Teknik Penyajian 87,5 Layak 2) Penyajian Pembelajaran 90 Layak 3) Berbasis STM 91,25 Layak Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa kelayakan penyajian dari modul untuk siswa dinyatakan layak.

5 Data Hasil Uji Kelayakan Perangkat untuk Guru Adapun data hasil uji kelayakan bahan ajar untuk guru disajikan dalam Tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4 Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar untuk Guru Keterangan Presentase Kriteria Penilaian 1) Kelayakan Isi 97,81 Layak 2) Kelayakan Kebahasaan 87,5 Layak 3) Kelayakan Penyajian 100 Layak Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa kelayakan penyajian dari bahan ajar untuk guru yang meliputi kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian dinyatakan layak. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kelayakan Bahan Ajar untuk Siswa Hasil uji kelayakan modul untuk siswa yang ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 dapat dinyatakan layak baik dari uji kelayakan isi, kebahasaan, maupun penyajian. Kelayakan isi meliputi cakupan materi, keakuratan materi, dan berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dinyatakan layak dengan demikian bahan ajar untuk siswa yang dikembangkan bisa dilanjutkan. Hasil penilaian kelayakan isi dapat dijabarkan sebagai berikut. Cakupan materi Pada subkomponen cakupan materi yang meliputi keluasan materi, kedalaman materi, dan tingkat kesulitan materi diperoleh hasil dari validator bahwa skor terendah untuk cakupan materi adalah 3,5 dan skor tertingginya adalah 4 dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3,78 dan presentase sebesar 94,58%. Dari nilai presentase yang dihasilkan diperoleh kriteria bahwa dari segi cakupan materi, bahan ajar ini dinyatakan layak. Keakuratan materi Pada subkomponen keakuratan materi yang meliputi keakuratan konsep, serta kesesuaian notasi, simbol, dan satuan yang terdapat dalam materi dengan

6 acuan Sistem Internasional (SI) diperoleh hasil dari validator bahwa nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3,75 dan presentase sebesar 94,38%. Dari nilai presentase yang dihasilkan diperoleh kriteria bahwa dari segi keakuratan materi, bahan ajar ini dinyatakan layak. Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada subkomponen berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang meliputi (1) kategori sains dengan kriteria adanya pembahasan konsep, fakta, teori, prinsip, dan hukum pada setiap bab, serta menunjukkan adanya keterampilan sains dalam arti mengajak peserta didik untuk aktif melakukan percobaan, berdiskusi, dan mengerjakan latihan soal. (2) kategori teknologi dengan kriteria adanya pembahasan perkembangan teknologi yang relevan dengan materi pada setiap bab. (3) kategori masyarakat dengan kriteria terdapat identifikasi masalah-masalah setempat, adanya pembahasan mengenai penggunaan sumber daya setempat, keikutsertaan yang aktif dari peserta didik mencari informasi untuk memecahkan masalah, serta fokus terhadap dampak sains dan teknologi. Nilai rata-rata secara keseluruhan sebesar 3,61 dan presentase sebesar 90,36%. Dari presentase yang dihasilkan diperoleh kriteria bahwa dari segi berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM), bahan ajar ini dinyatakan layak dalam arti sudah memenuhi tiga kategori dan kriteria-kriteria di dalamnya. Berdasarkan keterangan dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dari segi kelayakan isi, bahan ajar sudah layak dalam arti sudah memenuhi kriteriakriteria yang diinginkan dengan baik/sangat baik. Kelayakan kebahasaan meliputi kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, kekomunikatifan, dialogis, kelugasan, kekoherensian dan keruntutan alur berpikir, kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia, serta penggunaan istilah dan simbol (lambang) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 dapat dinyatakan layak dengan demikian bahan ajar sudah memenuhi kriteria dengan baik. Hasil penilaian kelayakan kebahasaan dapat dijabarkan sebagai berikut. Kesesuaian dengan perkembangan siswa Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kesesuaian dengan perkembangan peserta didik yang meliputi kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik

7 diperoleh skor rata-rata 3,75 dan presentase sebesar 93,75%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, bahan ajar dinyatakan layak. Kekomunikatifan Kekomunikatifan dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kekomunikatifan yang meliputi keterpahaman peserta didik terhadap pesan dan kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan diperoleh skor 3,5 dan 3,75 dengan skor rata-rata 3,62 dan presentase sebesar 90,62%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kekomunikatifan, bahan ajar dinyatakan layak. Dialogis Dialogis dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen dialogis yang meliputi kemampuan motivasi peserta didik untuk merespon pesan dan dorongan berpikir kritis pada paserta didik diperoleh dua skor 3,75 dengan skor rata-rata juga 3,75 dan presentase 93,75%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi dialogis, bahan ajar dinyatakan layak. Kelugasan Kelugasan dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kelugasan yag meliputi ketepatan struktur kalimat dan kebakuan istilah diperoleh skor yaitu 3,25 dan presentase 81,25%. Dari skor tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kelugasan, bahan ajar dinyatakan layak. Kekoherensian dan keruntutan alur berpikir Kekoherensian dan keruntutan alur berpikir dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kekoherensian dan keruntutan alur berpikir yang meliputi ketertautan antar subbab/alinea dan keutuhan makna dalam subbab/alinea diperoleh skor 3,5 dan 3,75. Dari skor tersebut dapat diperoleh nilai rata-rata 3,62 dan presentase 90,62% sehingga diperoleh kriteria bahwa dari segi kekoherensian dan keruntutan alur berpikir, bahan ajar dinyatakan layak. Kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia Kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia yang

8 meliputi ketepatan bahasa dan ketepatan ejaan diperoleh skor 3,75 dengan skor rata-rata 3,75 dan presentase 93,75%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kesesuaian dengan kaedah bahasa indonesia, bahan ajar dinyatakan layak. Penggunaan istilah dan simbol (lambang) Penggunaan istilah dan simbol (lambang) dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen penggunaan istilah dan simbol (lambang) yang meliputi konsistensi penggunaan istilah dan konsistensi penggunaan simbol/lambang diperoleh skor 3,75 sehingga rata-rata yang diperoleh sebesar 3,75 dan presentase 93,75%. Dari presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi penggunaan istilah dan simbol (lambang), bahan ajar dinyatakan layak. Berdasarkan keterangan dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dari segi kelayakan kebahasaan, bahan ajar dikatakan layak. Kelayakan penyajian meliputi teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 dapat dinyatakan layak. Hasil penilaian kelayakan penyajian dapat dijabarkan sebagai berikut. Teknik penyajian Teknik penyajian dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen teknik penyajian yang meliputi konsistensi sistematika sajian dalam bab, kelogisan penyajian, keruntutan konsep, serta koherensi diperoleh skor ratarata sebesar 3,5 dan presentase 87,5%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi teknik pembelajaran, bahan ajar dinyatakan layak. Penyajian pembelajaran Penyajian pembelajaran dinyatakan layak. Dari validator diperoleh skor terendah untuk subkomponen penyajian pembelajaran sebesar 3,25 dan skor tertinggi sebesar 3,75 dengan skor rata-rata 3,6 dan presentase 90%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi penyajian pembelajaran, bahan ajar dinyatakan layak.

9 Berbasis STM Berbasis STM dinyatakan layak. Berbasis STM terdiri dari komponen berkaitan dengan sains, berkaitan dengan teknologi, dan berkaitan dengan masyarakat. Kategori ini menggambarkan bagaimana komponen-komponen tersebut disajikan. Dari validator diperoleh skor rata-rata 3,65 dan presentase sebesar 91,25%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi penyajian pembelajaran, bahan ajar dinyatakan layak. Kelengkapan penyajian Kelengkapan penyajian dinyatakan layak, karena bahan ajar disajikan secara lengkap mulai dari petunjuk penggunaan bahan ajar, daftar isi, peta konsep, LKS, kilas balik, soal evaluasi, glosarium, daftar pustaka, apendiks, serta indeks. Berdasarkan kriteria di atas diperoleh hasil dari validator bahwa skor terendah untuk subkomponen penyajian pembelajaran sebesar 3,25 dan skor tertinggi sebesar 4 dengan skor rata-rata 3,65 dan presentase 91,25%. Dari skor rata-rata tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kelengkapan penyajian, bahan ajar dinyatakan layak. Berdasarkan keterangan dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dari segi kelayakan penyajian, bahan ajar dikatakan layak. Uji Kelayakan Perangkat untuk Guru Hasil uji kelayakan pada Tabel 4 menunjukkan setiap uji kelayakan adalah layak, karena telah memenuhi kriteria penilaian kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian. Kelayakan isi berupa kesesuaian materi dengan kebutuhan guru baik dilihat dari segi silabus, RPP, lembar penilaian, LKS, dan pembahasan soal. Kelayakan kebahasaan berupa kesesuaian dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai dari pemilihan kata, kesesuaian penyusunan kalimat, dan kesesuaian ukuran huruf. Sedangkan kelayakan penyajian berupa kelengkapan penyajian yang berisi daftar isi,strategi pembelajaran dan teknik penilaian, soal evaluasi dan kunci jawaban, silabus, serta rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar untuk guru yang dikembangkan layak digunakan.

10 KESIMPULAN Bahan ajar untuk siswa dan untuk guru dengan pendekatan sains teknologi masyarakat memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Kelemahan bahan ajar ini antara lain pengembangan bahan ajar ini tidak sampai diterapkan dalam pembelajaran secara menyeluruh sehingga tidak dapat diketahui keefektifan dari bahan ajar yang dikembangkan, sedangkan kelebihan bahan ajar ini adalah sebagai berikut. 1. Dalam bahan ajar ini terdapat lembar kerja siswa yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sederhana. Alat-alat yang digunakan dalam lembar kerja ini tergolong mudah di dapat atau sudah umum dimiliki oleh setiap sekolah sehingga dimungkinkan setiap sekolah atau siswa dapat melakukan percobaan yang disajikan. 2. Selain LKS, dalam bahan ajar ini terdapat lembar diskusi yang sering muncul untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. 3. Penjelasan konsep atau teori disertai dengan contoh-contoh atau isu-isu di masyarakat khususnya pada bidang teknologi. 4. Dalam bahan ajar dilengkapi dengan poin-poin yang menunjukkan sains teknologi masyarakat sehingga siswa lebih memahami kaitan anatara sains, teknologi, dan masyarakat. 5. Gambar diletakkan sesuai dengan pembahasan materi sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi. 6. Terdapat bahan ajar untuk guru sehingga dapat mempermudah guru dalam menggunakan bahan ajar siswa. Berdasarkan hasil analisis uji kelayakan yang diperoleh dari validator, bahan ajar fisika dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat untuk siswa dinyatakan layak/valid. Kelayakan bahan ajar terbagi menjadi 3 uji kelayakan yaitu kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian. Kelayakan bahan ajar untuk siswa berdasarkan hasil penilaian kelayakan isi sebesar 93,1% dan termasuk pada kriteria layak, kelayakan kebahasaan sebesar 91,07% dan termasuk pada kriteria penilaian layak, serta kelayakan penyajian sebesar 89,58% dan termasuk kriteria layak. Setelah direvisi yang kedua kalinya bahan ajar untuk

11 siswa diharapkan memperoleh skor 4 jika diuji kelayakan lagi agar bahan ajar untuk siswa ini dapat diaplikasikan dengan baik di sekolah. Kelayakan perangkat untuk guru berdasarkan hasil penilaian kelayakan isi sebesar 97,81% dan termasuk pada kriteria layak, kelayakan kebahasaan sebesar 87,5% dan termasuk pada kriteria penilaian layak, kelayakan penyajian sebesar 100% dan termasuk kriteria penilaian layak. Hal ini berdasarkan acuan perhitungan persentase produk oleh Arikunto (2003, 245). Setelah direvisi yang kedua kali dan dilakukan uji kelayakan lagi, diharapkan bahan ajar memperoleh skor 4 dan bahan ajar ini dapat diaplikasikan dengan baik di sekolah. SARAN Berdasarkan hasil pengembangan dan keterbatasan bahan ajar yang dikembangkan, maka saran sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi keterbatasan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Pengembangan bahan ajar perlu penambahan materi selain listrik dinamis agar dapat diterapkan dalam 1 atau 2 semester. b. Pengembangan bahan ajar perlu diproduksi secara massal dan digunakan sebagai panduan di sekolah untuk pembelajaran sains teknologi masyarakat. c. Penggunaan bahan ajar dapat didukung dengan animasi-animasi dalam bentuk CD baik animasi flash maupun power point sehingga dapat ditayangkan pada saat pembelajaran atau siswa belajar sendiri di rumah DAFTAR RUJUKAN Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat: Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yuliati, Lia. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek.Malang: Lembaga Pengembangan Pemdidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang.

12 Mulyasa,E.2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Salirawati, Das.2008. Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran. (Online), (http://staff.uny.ac.id/dosen/das-salirawati-msi-dr), diakses 22 Maret 2013