Ayu Surya Agustin, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ayu Surya Agustin, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN SCAFFOLDING PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA Ayu Surya Agustin, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang aiiusuriia@gmail.com ABSTRAK: Media pembelajaran berperan sangat penting untuk menunjang kesuksesan belajar siswa. Salah satu media pembelajaran adalah paket pembelajaran yang terdiri dari bahan ajar untuk siswa dan buku pedoman guru. Paket pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning dengan scaffolding menampilkan permasalahan-permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Dengan menampilkan permasalahan-permasalahan tersebut, diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan terlatih untuk memecahkan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga tercipta suatu pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum yaitu menciptakan kondisi belajar aktif dan meningkatkan kemampuan berfikir kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan paket pembelajaran fisika menggunakan model problem based learning dengan scaffolding pada materi impuls dan momentum untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa SMA kelas XI serta mengetahui kelayakannya. Metode penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan Borg dan Gall. Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian untuk validasi adalah angket dengan skala Likert. Uji coba terbatas dilakukan untuk mengetahui kualitas produk oleh pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk termasuk dalam kriteria layak namun memerlukan sedikit revisi yang didasarkan pada komentar dan saran. Hasil uji kelayakan bahan ajar untuk siswa dinilai layak dengan rata-rata kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian secara berturut-turut sebesar 3,40; 3,86 dan 3,63. Buku pedoman guru termasuk dalam kriteria layak dengan rata-rata kelayakan isi 3,67, kelayakan kebahasaan 3,44, dan kelayakan penyajian 3,44. Hasil dari keterbacaan siswa termasuk dalam kriteria layak dengan rata-rata 3,37. Produk pengembangan perlu ditindaklanjuti dengan uji coba lebih luas untuk mengetahui efektifitas penggunaan produk. Kata Kunci: pengembangan, paket pembelajaran, problem based learning, scaffolding, kemampuan berfikir kreatif Implementasi pembelajaran fisika disekolah masih dilandasi dengan metode transfer informasi (memindahkan secara utuh pengetahuan guru ke pemikiran siswa), siswa tidak terbiasa melakukan proses penyelidikan atau sebagai pemecah masalah (problem solver) dan tidak aktif dalam mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah dengan menggunakan daya 1

2 imajinasinya. Kondisi semacam ini menyebabkan kegiatan belajar siswa menjadi kurang bermakna, siswa tidak memperoleh pengalaman langsung, dan kemampuan berfikir kreatif mereka juga kurang bisa dikembangkan. Tujuan utama dan merupakan aspek penting dalam pembelajaran fisika adalah kreatifitas dan pemecahan masalah. Sehingga diperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dengan mengajak siswa melakukan diskusi tentang masalah yang terjadi disekitar kehidupan, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri dalam memecahkan maslaah dan mengupayakan berbagai macam solusi yang mendorongnya berfikir kreatif. Salah satu pola pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Bahan ajar yang digunakan disekolah lebih mengoptimalkan pada latihan soal yang terlalu matematis dan prosedural, penyajian soal terbatas pada penggunaan rumus, sehingga siswa tidak dapat mengeksplorasi pengetahuan fisika dan mengaplikasikan konsep tersebut dalam permasalahan nyata, sehingga tidak dapat menggali kemampuan berfikir kreatif. Dibutuhkan sumber belajar yang dapat menunjang pembelajaran yang efektif, yaitu bahan ajar yang dapat menanamkan kemampuan berfikir kreatif menggunakan model problem based learning dalam bentuk paket pembelajaran. Menurut Kirschner, Sweller, dan Clark (2006) meskipun keuntungan pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa untuk memperoleh makna dari materi pelajaran, tetapi teori beban kognitif menunjukkan bhawa eksplorasi bebas dari lingkungan yang sangat kompleks dapat menghasilkan beban kerja 2

3 memori menjadi lebih berat yang dapat merugikan pebelajar. Vygotsky dan Wood (dalam Yun, 2010) menyatakan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru adalah scaffolding. Pembelajaran berbasis masalah dengan scaffolding secara signifikan lebih baik daripada tidak diberikan scaffolding. Scaffolding dalam bahan ajar problem based learning berbentuk suatu lembar kerja yang berisi suatu kegiatan/tugas yang harus dikerjakan oleh siswa untuk menyelidiki, mempelajari dan memahami dengan memberikan suatu bantuan dalam bentuk menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga siswa dapat memahami, mengerjakan soal-soal fisika, dan dapat menanamkan kemampuan berfikir kreatif. Paket Pembelajaran Paket pembelajaran adalah sebuah paket atau seperangkat buku yang terdiri dari bahan ajar yaitu bahan ajar untuk siswa dan bahan ajar pedoman untuk guru. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (Yuliati, 2010:2). Model Problem Based Learning Pembelajaran berbasis masalah atau Problem based Learning merupakan satu dari model pembelajaran yang berasosiasi pada pendekatan kontekstual. Menurut Arends (2012:396) The essence of problem-based learning consists of presenting students with authentic and meaningful problem situations that can serve as springboards for investigations and inquiry. Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi peserta didik sebagai awal 3

4 pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecah masalah. Scaffolding Scaffolding merupakan metode pembelajaran yang didasarkan pada konsep Vygotsky. Menurut Girodano (1996) dalam Koes H (2012: 22), scaffolding terdiri atas empat jenis utama, yakni: scaffold tertulis, scaffold visual, scaffold oral, dan scaffold pengambilan keputusan. Paket pembelajaran ini menggunakan scaffolding tertulis yang berupa latihan dimana pebelajar mengisi bagian yang kosong dari latihan tersebut. Kemampuan Berfikir Kreatif Rogers (1962) dalam Munandar (2002:24), bahwa sumber kreatifitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Definisi kreativitas sangat beragam, sehingga tidak satu pun dianggap dapat mewakili pemahaman yang beragam tentang kreativitas. Hal ini karena kreativitas merupakan bidang kajian yang kompleks yang dapat menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Berdasarkan uraian di atas, maka untuk keperluan penelitian ini yang dimaksudkan adalah kreativitas dalam berpikir atau kemampuan berpikir kreatif. Menurut Munandar (1987:88-91) ciri-ciri keterampilan berfikir kreatif meliputi fluency, flexibility, originality, elaboration, dan evaluation. METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dirancang untuk memperoleh suatu produk. Penelitian dan pengembangan paket pembelajaran 4

5 menggunakan model problem based learning dengan scaffolding mengadaptasi pada langkah-langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall sampai pada langkah kelima (merevisi hasil uji coba). Penelitian dan pengembangan paket pembelajaran ini divalidiasi oleh satu dosen Fisika Universitas Negeri Malang dan 2 orang guru Fisika SMA Negeri 7 Malang. Uji keterbacaan dilakukan oleh 30 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Malang. Teknis analisis data yang digunakan dalam pengembangan paket pembelajaran ini adalah teknik analisis diskriptif kualitatif dan teknik analisis diskriptif kuantitatif berupa teknik perhitungan ratarata. HASIL Hasil penelitian berupa paket pembelajaran fisika menggunakan model problem based learning dengan scaffolding, data uji kelayakan paket pembelajaran dilakukan oleh satu dosen fisika Universitas Negeri Malang dan dua orang guru fisika SMA Negeri 7 Malang, serta data uji keterbacaan paket pembelajaran yang dilakukan oleh 30 siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Malang. Data Hasil Uji Kelayakan Isi Bahan Ajar untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan isi kelayakan isi bahan ajar untuk siswa disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Hasil Uji Kelayakan Isi Bahan Ajar untuk Siswa Keterangan Rata-Rata Kriteria Penilaian Kategori Cakupan Materi 3,56 layak tidak revisi Keakuratan Materi 3,28 layak tidak revisi Kemutakhiran 3,33 layak tidak revisi Berbasis Problem Based 3,56 layak tidak revisi Learning Lembar Diskusi dengan 3,42 layak tidak revisi Scaffolding Kemampuan merangsang Kreatifitas 3,27 layak tidak revisi 5

6 Nilai Rata-Rata Kelayakan Isi Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui kelayakan isi dari bahan ajar untuk siswa dinyatakan layak dengan demikian bahan ajar untuk siswa yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Gambar 4.1 berikut ini merupakan diagram yang menunjukkan hasil uji kelayakan isi bahan ajar untuk siswa. 3,60 3,55 3,50 3,45 3,40 3,35 3,30 3,25 3,20 3,15 3,10 3,56 3,56 3,42 3,33 3,28 3,27 Kriteria Penilaian Cakupan Materi Keakuratan Materi Kemutakhiran Berbasis Problem Based Learning Lembar Diskusi dengan Scaffolding Kemampuan Merangsang Kreatifitas Gambar 4.1 Diagram Hasil Uji Kelayakan Isi Bahan Ajar untuk Siswa Data Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan kebahasaan bahan ajar untuk siswa disajikan dalam Tabel 2 sebagi berikut. Tabel 2 Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar untuk Siswa Keterangan Rata-Rata Kriteria Penilaian Kategori Kesesuian dengan 3,83 layak tidak revisi perkembangan siswa Kekomunikatifan 3,83 layak tidak revisi Dialogis 4,00 layak tidak revisi Kelugasan 3,83 layak tidak revisi Kekoherensian dan Keruntutan 4,00 layak tidak revisi Alur Berfikir Kesesuaian dengan kaedah 3,67 layak tidak revisi Bahasa Indonesia Penggunaan Istilah dan Simbol (Lambang) 3,83 layak tidak revisi 6

7 Nilai Rata-Rata Kelayakan Kebahasaan Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahawa kelayakan kebahasaan dari bahan ajar untuk siswa dinyatakan layak dengan demikian bahan ajar untuk siswa yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Gambar 4.2 berikut ini merupakan diagram yang menunjukkan data hasil uji kelayakan kebahasaan bahan ajar untuk siswa. 4,10 4,00 4,00 4,00 Kesesuaian dengan Perkembangan Siswa Kekomunikatifan 3,90 3,80 3,70 3,60 3,50 3,83 3,83 3,83 3,67 Kriteria Penilaian Kelugasan Kekoherensian dan Keruntutan Alur Berfikir Kesesuaian dengan Kaedah Bahasa Indonesia Penggunaan Istilah dan Simbol Gambar 4.2 Diagram Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar untuk Siswa Data Hasil Uji Kelayakan Penyajian Bahan Ajar untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan penyajian bahan ajar untuk siswa disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Hasil Uji Kelayakan Penyajian Bahan Ajar untuk Siswa Keterangan Rata-Rata Kriteria Penilaian Kategori Teknik Penyajian 3,58 layak tidak revisi Pengajaran Pembelajaran 3,58 layak tidak revisi Kelengkapan dan Penyajian 3,73 layak tidak revisi Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa kelayakan penyajian dari bahan ajar untuk siswa dinyatakan layak dengan demikian bahan ajar untuk siswa yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Gambar 4.3 berikut ini merupakan diagram yang menunjukkan data hasil uji kelayakan penyajian bahan ajar untuk siswa. 7

8 Hasi Validasi Buku Pedoman Guru Nilai Rata-Rata Kelayakan Penyajian 3,75 3,70 3,65 3,60 3,55 3,50 3,58 3,58 3,73 Kriteria Penilaian Teknik Penyajian Pengajaran Pembelajaran Kelengkapan dan Penyajian Gambar 4.3 Diagram Hasil Uji Kelayakan Penyajian Bahan Ajar untuk Siswa Data Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar untuk Guru Adapun data hasil uji kelayakan bahan ajar untuk guru disajikan dalam Tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4 Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar untuk Guru Keterangan Rata-Rata Kriteria Penilaian Kategori Kelayakan Isi 3,67 layak tidak revisi Kelayakan Kebahasaan 3,44 layak tidak revisi Kelayakan Penyajian 3,44 layak tidak revisi Gambar 4.4 berikut ini merupakan diagram yang menunjukkan hasil uji kelayakan isi bahan ajar untuk guru. 3,70 3,60 3,50 3,40 3,30 3,67 3,44 3,44 Uji Kelayakan Kelayakan Isi Kelayakan Kebahasaan Kelayakan Penyajian Gambar 4.4 Diagram Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar untuk Guru Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa kelayakan penyajian dari bahan ajar untuk guru yang meliputi kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian dinyatakan layak dengan demikian Bahan Ajar untuk guru yang dikembangkan tidak perlu direvisi. Data Uji Keterbacaan 8

9 Nilai Rata-Rata Uji Coba Terbatas Adapun data hasil uji keterbacaan bahan ajar disajikan dalam tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5 Hasil Uji Keterbacaan Siswa No Keterangan Rata-Rata Kriteria Penilaian Kategori 1 Halaman Muka (Cover) 3,39 Layak Tidak Revisi 2 Daftar Isi 3,40 Layak Tidak Revisi 3 Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar 3,30 Layak Tidak Revisi 4 Peta Konsep 3,47 Layak Tidak Revisi 5 Pendahuluan 3,40 Layak Tidak Revisi 6 Permasalahan Awal 3,30 Layak Tidak Revisi 7 Lembar Kerja Siswa 3,38 Layak Tidak Revisi 8 Materi 3,40 Layak Tidak Revisi 9 Rangkuman 3,33 Layak Tidak Revisi 10 Contoh Soal 3,32 Layak Tidak Revisi 11 Diskusi Soal Scaffolding 3,30 Layak Tidak Revisi 12 Uji Kompetensi 3,37 Layak Tidak Revisi 13 Indeks 3,37 Layak Tidak Revisi 14 Apendiks 3,37 Layak Tidak Revisi 15 Glosarium 3,39 Layak Tidak Revisi 16 Ketermanfaatan 3,40 Layak Tidak Revisi Gambar 4.5 berikut ini merupakan diagram yang menunjukkan hasil uji coba terbatas yang dilakukan kepada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 7 Malang. 3,5 3,47 Halaman Muka (Cover) Daftar Isi 3,45 3,4 3,35 3,39 3,4 3,4 3,38 3,4 3,37 3,37 3,37 Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar Peta Konsep Pendahuluan Permasalahan Awal Lembar Kerja Siswa 3,3 3,3 3,3 3,33 3,32 3,3 Materi Rangkuman 3,25 Contoh Soal Diskusi Soal Scaffolding 3,2 Aspek yang Dinilai Uji Kompetensi Glosarium Gambar 4.5 Diagram Hasil Uji Coba Terbatas 9

10 PEMBAHASAN Uji Kelayakan Bahan Ajar untuk Siswa Hasil uji kelayakan bahan ajar untuk siswa yang ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 dapat dinyatakan layak sehingga tidak perlu direvisi baik dari uji kelayakan isi, kebahasaan, maupun penyajian. Hasil uji kelayakan bahan ajar untuk siswa dinilai layak dengan rata-rata kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian secara berturut-turut sebesar 3,40; 3,86 dan 3,63. Uji kelayakan bahan ajar untuk guru Hasil uji kelayakan pada Tabel 4 menunjukkan setiap uji kelayakan adalah layak, karena telah memenuhi kriteria penilaian kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian. Kelayakan isi berupa kesesuaian materi dengan kebutuhan guru baik dilihat dari segi keluasan dan kedalaman materi serta berbasis PBL dengan menggunakan scaffolding. Kelayakan kebahasaan berupa kesesuaian dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai dari ketepatan bahasa, ketepatan ejaan, dan ketepatan struktur kalimat. Sedangkan kelayakan penyajian berupa kelengkapan penyajian yang berisi daftar isi sesuai dengan isi materi, strategi pembelajaran dan teknik penilaian, soal latihan dan kunci jawaban, silabus, RPP, serta daftar pustaka. Hasil uji kelayakan bahan ajar untuk guru dinilai layak dengan rata-rata kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian secara berturut-turut sebesar 3,67; 3,44 dan 3,44. Uji keterbacaan siswa Berdasarkan data hasil penilaian dari uji keterbacaan oleh siswa seperti pada Tabel 5, maka dapat dinyatakan modul layak, karena rata-rata uji 10

11 keterbacaan siswa sebesar 3,37. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka modul yang dikembangkan tidak perlu direvisi. ANALISIS DATA Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil validasi isi materi, dan uji coba terbatas dianalisis dengan metode rata-rata. Setelah dilakukan analisis, produk ini termasuk dalam kriteria layak. REVISI PRODUK Revisi produk didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari komentar dan saran validator. Revisi produk dilakukan pada bagian kesalahan penulisan kata dan petunjuk penyelesaian masalah dalam bahan ajar. KAJIAN DAN SARAN Kajian Bahan ajar untuk siswa dan untuk guru menggunakan model problem based learning dengan scaffolding ini memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Kelemahan bahan ajar ini yaitu pengembangan bahan ajar ini tidak dapat diterapkan dalam pembelajaran secara menyeluruh sehingga tidak dapat diketahui keefektifan dari bahan ajar yang dikembangkan, serta tidak dilengkapi dengan media pendukung seperti video, dan simulasi yang menambah kemenarikan dari isi bahan ajar, sedangkan kelebihan bahan ajar ini adalah sebagai berikut. 1. Di awal bab dalam bahan ajar ini selalu diawali dengan suatu permasalahan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari yang terjadi disekitar kehidupan siswa dan siswa sendiri yang akan memecahkan permasalahan tersebut. Sehingga siswa terlatih untuk memecahkan suatu masalah dan menanamkan 11

12 kemampuan berfikir kreatif. Masalah dalam bahan ajar ini ditampulkan dalam bagian problems. 2. Dalam memecahkan permasalahan, siswa disediakan suatu LKS praktikum dan diskusi yang ditampilkan pada check your problems sehingga disetiap bab akan ada kegiatan diskusi dan praktikum. dengan begitu siswa tidak akan bosan. 3. Penjelasan mengenai konsep selalu disertai dengan contoh-contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa. 4. Dalam bahan ajar dilengkapi dengan lembar kerja dengan tahapan scaffolding yang berisi suatu suatu kegiatan/tugas yang harus dilakukan oleh siswa untuk mempelajari, menyelidiki, dan memahami suatu konsep yang sedang dipelajari. Dalam bahan ajar ini, tahapan ini ditampilkan pada contoh soal scaffolding dan diskusi. Tahap scaffolding dapat mempermudah siswa dalam menjawab suatu permasalahan karena pada tahapan tersebut terdapat penguraian masalah-masalah ke dalam langkah-langkah penyelesaian pemecahan masalah memungkinkan siswa itu belajar mandiri. 5. Gambar diletakkan sesuai dengan pembahasan materi sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi. 6. Terdapat bahan ajar untuk guru sehingga dapat mempermudah guru dalam menggunakan bahan ajar siswa. Berdasarkan hasil analisis uji kelayakan yang diperoleh dari validator, paket pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dengan scaffolding untuk siswa dinyatakan layak/valid. Kelayakan modul terbagi menjadi 3 uji kelayakan yaitu kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan 12

13 penyajian. Kelayakan bahan ajar untuk siswa sebelum dilakukan revisi berdasarkan hasil penilaian kelayakan isi sebesar 3,40 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid, kelayakan kebahasaan sebesar 3,86 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid, serta kelayakan penyajian sebesar 3,63 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid. Setelah dilakukan revisi sesuai dengan saran dan komentar dari validator kemudian dilakukan uji keterbacaan modul oleh siswa sebanyak 30 anak diperoleh hasil bahwa bahan ajar untuk siswa dinyatakan layak/valid dengan rata-rata 3,37. Kelayakan bahan ajar untuk guru berdasarkan hasil penilaian kelayakan isi sebesar 3,67 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid, kelayakan kebahasaan sebesar 3,44 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid, serta kelayakan penyajian sebesar 3,44 dan termasuk pada kriteria penilaian layak/valid. Hal ini berdasarkan acuan perhitungan rata-rata yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:285). Setelah direvisi yang kedua kali dan dilakukan uji kelayakan lagi, diharapkan paket pembelajaran memperoleh sekor 4 dan paket pembelajaran ini dapat diaplikasikan dengan baik di sekolah. Saran Berdasarkan hasil pengembangan dan keterbatasan paket pembelajaran yang dikembangkan, maka saran sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi keterbatasan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Paket pembelajaran yang dikembangkan ini dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru sebagai referensi sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar namun harus dilakukan pengkajian lagi dengan melakukan ujicoba lebih lanjut. 13

14 2. Penelitian dan pengembangan paket pembelajaran ini mengacu pada langkahlangkah penelitian pengembangan Borg and Gall dan dilakukan sampai tahap kelima (merevisi hasil uji coba), perlu dilakukan sampai tahap kesepuluh (diseminasi dan distribusi). 3. Penggunaan paket pembelajaran dapat didukung dengan animasi-animasi dalam bentuk CD baik animasi flash maupun power point sehingga dapat ditayangkan pada saat pembelajaran atau siswa belajar sendiri di rumah. DAFTAR RUJUKAN Arends, R. I Learning To Teach. Ninth Edition. Americas: The McGraw- Hill Companies, Inc., Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Kirschner, P. A., Sweller, J., Clark, R. E Why Minimal Guidance During Instruction Does Not Work: An Analysis of the Failure of Constructivist, Discovery, Problem-Based, Experiental, and Inquiry-Based Teaching. Educational Psychologist, 41(2), 75-86, (online), ( diakses 14 Oktober Koes H, S Pengaruh Strategi Scaffolding-Kooperatif dan Pengetahuan Awal terhadap Prestasi Belajar dan Sikap pada Matakuliah Fisika Dasar. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: Program Doktor. UM. Munandar, U.S.C Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah. Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Munandar, U Kreativitas dan Keberbakatan. Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Yuliati, L., Wartono., Muhardjito., Haryoto., D, Asim., Suyudi, A., Purwaningsih, E; Sugiyanto Penyusunan Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM. Yun J. A Scaffolding Wiki-Based, III-Structured Problem Solving in an Online Environment. Merlot Journal of Online Learning and Teaching, 6 (4), (online), ( Merlot. Org), diakses 7 November

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang

Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DENGAN PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT (STM) DALAM POKOK BAHASAN ENERGI DAN MOMENTUM Cipti Januarita 1, Dwi Haryoto 2, Yudyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL KALOR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PAKET SCAFFOLDING UNTUK SISWA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL KALOR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PAKET SCAFFOLDING UNTUK SISWA KELAS X PENGEMBANGAN MODUL KALOR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PAKET SCAFFOLDING UNTUK SISWA KELAS X Khusnul Khotimah, Muhardjito, Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang Email : Khusnul1875@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMA KELAS XI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMA KELAS XI Vety Alvionita Saputri, Lia Yuliati, Chusnana I. Y. Universitas Negeri Malang E-mail: vetyalvionita@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG Emi Lestari. 1, Endang. 2, Yudyanto. 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang e-mail : emy_lee1605@yahoo.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,

Lebih terperinci

Eka Puji Astutik Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Eka Puji Astutik Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang 1 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENUNJANG PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA SMA KELAS X POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR Eka Puji

Lebih terperinci

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X F. B. Bayon Sukma, Lia Yuliati, Sentot Kusairi Universitas Negeri

Lebih terperinci

Siti Nurlailiyah 1, H. Winarto 2, Sugiyanto 3

Siti Nurlailiyah 1, H. Winarto 2, Sugiyanto 3 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS UNTUK SMA UNIVERSITAS NEGERI MALANG Siti Nurlailiyah 1, H. Winarto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN MEKANIKA FLUIDA BERBASIS INQUIRY TRAINING UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH

PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN MEKANIKA FLUIDA BERBASIS INQUIRY TRAINING UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PENGEMBANGAN PAKET PEMBELAJARAN MEKANIKA FLUIDA BERBASIS INQUIRY TRAINING UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH Lidia Amalia, Supriyono Koes H., dan Yudyanto Universitas Negeri Malang E-mail: lidiaamalia91@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN DENGAN LKS MENGGUNAKAN LANGKAH 5M UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM REGULASI MANUSIA KELAS XI SMAN 1 PAKEL TULUNGAGUNG

PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN DENGAN LKS MENGGUNAKAN LANGKAH 5M UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM REGULASI MANUSIA KELAS XI SMAN 1 PAKEL TULUNGAGUNG PENGEMBANGAN KIT PEMBELAJARAN DENGAN LKS MENGGUNAKAN LANGKAH 5M UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM REGULASI MANUSIA KELAS XI SMAN 1 PAKEL TULUNGAGUNG Dwi Retno Pintarti, Hadi Suwono, dan Noviar Darkuni

Lebih terperinci

Kata kunci: bahan ajar berbasis masalah, PCK, kemampuan pemecahan masalah

Kata kunci: bahan ajar berbasis masalah, PCK, kemampuan pemecahan masalah PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH DAN PCK (PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BAGI PESERTA DIDIK SMA Shan Duta Sukma Pradana, Endang Purwaningsih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pengembangan media pembelajaran modul interaktif pada mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir semester

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA POKOK BAHASAN INTERFERENSI CAHAYA BERBASIS DISCOVERY-INQUIRY UNTUK SISWA KELAS XII IPA MAN 3 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA POKOK BAHASAN INTERFERENSI CAHAYA BERBASIS DISCOVERY-INQUIRY UNTUK SISWA KELAS XII IPA MAN 3 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA POKOK BAHASAN INTERFERENSI CAHAYA BERBASIS DISCOVERY-INQUIRY UNTUK SISWA KELAS XII IPA MAN 3 MALANG Ely Rismawati 1, Endang Purwaningsih 2, Dwi Haryoto. 3 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Kata kunci: media pembelajaran interaktif, swish max-4, gerak melingkar beraturan.

Kata kunci: media pembelajaran interaktif, swish max-4, gerak melingkar beraturan. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN SWISHMAX-4 PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA KELAS X Bery Fredy Universitas Negeri Malang Email:beryfredy@gmail.com

Lebih terperinci

Kata kunci: e-scaffolding, pembelajaran hibrid, kerja ilmiah, prestasi belajar fisika

Kata kunci: e-scaffolding, pembelajaran hibrid, kerja ilmiah, prestasi belajar fisika PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING OPTIKA BERBASIS PEMBELAJARAN HIBRID UNTUK MENUMBUHKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Yusuf KB Ono Putro, Supriyono Koes H., dan Sumarjono Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E MATERI ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 MALANG Peni Handayani 1), Masjhudi 2), Triastono Imam

Lebih terperinci

Hari AnggitCahyoWibowo, EndangPurwaningsih, Yudyanto Universitas Negeri Malang

Hari AnggitCahyoWibowo, EndangPurwaningsih, Yudyanto Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring) PADA POKOK BAHASAN FLUIDA UNTUK SISWA SMA KELAS XI Hari AnggitCahyoWibowo, EndangPurwaningsih,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK Rizky Kadhafi, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri Malang E-mail: rizkykadhafi90@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE Suriya Wulan Sari, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Universitas Negeri Malang Email: wulansari30@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E Vanny Mayangsari M.N.S, Aman Santoso, Siti Marfu ah Universitas Negeri Malang E-mail: cheverlyvanny@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR Wahyu Pramudita Sari (1), Drs. H. Winarto, M.Pd, Drs. Dwi

Lebih terperinci

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang   Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi PENGEMBANGAN SIMULASI MODEL TIGA DIMENSI STRUKTUR KRISTAL DAN SIMETRI KRISTAL BERBASIS SKETCHUP UNTUK MENUNJANG PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT DI JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG Muhammad Amil Busthon

Lebih terperinci

Novita Uswatun Khasanah, Widjianto, dan Nuril Munfaridah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Novita Uswatun Khasanah, Widjianto, dan Nuril Munfaridah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING (REACT) BERBANTUAN CAMTASIA STUDIO PADA POKOK BAHASAN HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GERAK UNTUK KELAS

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) 7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon Ivatul Laily Kurniawati 1*, Dhamas Mega Amarlita 2 FKIP Universitas Darussalam Ambon 1* FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING BUNYI BERBASIS PEMBELAJARAN HIBRID UNTUK MENUMBUHKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING BUNYI BERBASIS PEMBELAJARAN HIBRID UNTUK MENUMBUHKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING BUNYI BERBASIS PEMBELAJARAN HIBRID UNTUK MENUMBUHKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Iffa Dwi Cahyani, Supriyono Koes H., dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development / R&D).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Tarini Mawantia, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri

Lebih terperinci

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI LARUTAN PENYANGGA, HIDROLISIS GARAM, DAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK SISWA SMA/MA Dewi Fitria Cholida, Muntholib,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 147 151 PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP Maria Theresa Andy Lusia, Alimufi Arief Jurusan

Lebih terperinci

Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. Mahasiswa Fisika Universitas Negeri Malang. Dosen Fisika Universitas Negeri Malang

Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. Mahasiswa Fisika Universitas Negeri Malang. Dosen Fisika Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI DENGAN PENDEKATAN MOBILE LEARNING POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG SMP KURIKULUM 2013 Tiara Intan Cahyaningtyas 1, Sulur 2, dan Heriyanto 3 Jurusan Fisika FMIPA,

Lebih terperinci

PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH

PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH Ahmad An im & Farida Nur Kumala SDI Khoiru Ummah dan Universitas Kanjuruhan Malang aanim2602@gmail.com dan faridankumala@unikama.ac.id ABSTRAK Tujuan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development/r&d). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 1, APRIL 2016 1 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN Oleh: Rofiqul Fuadi Sholihin, Yoto dan Sunomo

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH Nur Hasan Pradana Dirja 1, Sugiyanto 2 dan Purbo Suwasono 3 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest. 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada tahun

Lebih terperinci

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang

Iqma Novianty, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang EFEKTIVITAS PENERAPAN MODUL MATERI ANALISIS ELEKTROKIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA KELAS XI SEMESTER 1 KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALISIS SMKN 7 MALANG Iqma

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X Wahyu Dwi Wulansari, Supriyono Koes Handayanto, Sumarjono Jurusan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TERANIMASI PADA MATERI ELASTISITAS UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TERANIMASI PADA MATERI ELASTISITAS UNTUK SISWA KELAS X SMA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TERANIMASI PADA MATERI ELASTISITAS UNTUK SISWA KELAS X SMA Efitra Nindy Frima Yonansa, Sentot Kusairi, dan Purbo Suwasono Universitas Negeri Malang, Malang Email:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR Erwin Putera Permana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT (SAVI) UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 BANJARMASIN Putri Riski Rahmayanti, Mustika

Lebih terperinci

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Luthfi Faza Afina Riza Walida 1) Rudiana Agustini 2), Tukiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN Sri Wahyuni 1) Abstrak: Praktikum Teknik Laboratorium II merupakan mata kuliah yang terintegrasi

Lebih terperinci

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module.

Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK SISWA SMAN 1 KEPANJEN KELAS XI Oleh Mohammad Charisun 1, Mimien Henie Irawati

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DILENGKAPI PROYEK PADA POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DILENGKAPI PROYEK PADA POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DILENGKAPI PROYEK PADA POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI UNTUK PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X Siti Asmaul Khusna, Lia Yuliati, Agus Suyudi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Subyek Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Dalam penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG Sheila Sandiya Putri, Muhardjito, Dwi Haryoto Universitas Negeri

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR

PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR Siti Safitri Nur Indahsari, Herawati Susilo, Amy Tenzer Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA Niza Zesrita 1*), Agus Setyo Budi 1, Vina Serevina

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI KARTUN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI USAHA DAN ENERGI KELAS XI SMAN 3 MALANG

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI KARTUN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI USAHA DAN ENERGI KELAS XI SMAN 3 MALANG PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI KARTUN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI USAHA DAN ENERGI KELAS XI SMAN 3 MALANG Sholehatul Novia 1, Widjianto 2, Sutarman 3 1 Mahasiswa Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI OLEH: 1. Dhika Riyana NIM. A1C310004 2. Dra. Jufrida, M.Si. NIP. 196608091993032002

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA Annisa Rahim 1), Jufrida 2), dan Nova Susanti 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang. Banyak hal

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK.

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK. TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 1, Januari 2017 Halaman: 10-15

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM TELESKOP REFLEKTOR BERBASIS MODEL PDEODE Eli Yustika Unggul Wahyono Sahrul Saehana Email: eliyustika10@gmail.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural. Puslitjaknov (2008) menyatakan bahwa model prosedural

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali III. METODE PENELITIAN A. Rencana Pelaksanaan Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subyek penelitian, desain pengembangan, sumber data, teknik dan instrument pengumpulan data, serta analisis data.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya era globalisasi, pelaksanaan pembelajaran saat ini perlu didukung dengan adanya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Media berbasis

Lebih terperinci

AUTHENTHIC PROBLEM BASED LEARNING (apbl) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA

AUTHENTHIC PROBLEM BASED LEARNING (apbl) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA 64 AUTHENTHIC PROBLEM BASED LEARNING (apbl) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA Muhammad Nur Hudha 1, Sudi Dul Aji 1, Anggita Permatasari 1, Rizki Dian Purnama 1 1 Prodi Pendidikan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI. ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Ani SATUN FADILAH 1), GARDJITO 1), Jodion SIBURIAN 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PECAHAN TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 32 PADANG Bety Harlinda*, Zulfaneti**, Alfi Yunita**

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Peradaban manusia akan sangat diwarnai oleh tingkat penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono Ayu Lestari, Suwasono, Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Multimedia Interaktif PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC Vivin

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI OLEH SUSIARTUN NIM RRA1C209027 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Tuntutan era globalisasi saat ini adalah kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Yang bertujuan untuk mewujudkan negara yang mampu berkompetisi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Dalam bab ini peneliti akan jabarkan perkembangan penelitian yang telah dilaksanakan. Pembahasan pada bab ini akan diawali dengan deskripsi prototipe produk yang dilanjutkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN Latifah Kurnia, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil, dan pembahasan penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs Risnawati, Wahyunur Mardianita, Ruzi Rahmawati Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di indonesia sudah semakin maju dan berkembang, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya sekolah-sekolah yang dibangun dan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia menjadi sangat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROBLEM SOLVING DISERTAI ISOMORPHIC PROBLEM PAIRS SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROBLEM SOLVING DISERTAI ISOMORPHIC PROBLEM PAIRS SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PROBLEM SOLVING DISERTAI ISOMORPHIC PROBLEM PAIRS SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA Hestiningtyas Yuli Pratiwi, Hena Dian Ayu Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and 24 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis puisi berbasis experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and Development

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yaitu lembar kerja siswa (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA Rosy Irmaningtyas, Istamar Syamsuri, dan Susilowati Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA M. Khoirudin Universitas Nahdlatul Ulama Lampung Email: irul_tpg13@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran Bahasa inggris dengan konsep media CBI berbasis Adobe Captivate. Metode dalam penelitian

Lebih terperinci

Mochamad Kholid Syaifudin (1), Supriyono Koes H., Sentot Kusairi Jurusan Fisika,FMIPA,Universitas Negeri Malang

Mochamad Kholid Syaifudin (1), Supriyono Koes H., Sentot Kusairi Jurusan Fisika,FMIPA,Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS CAI TUTORIAL POKOK BAHASAN HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GERAK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X Mochamad Kholid Syaifudin (1), Supriyono Koes H.,

Lebih terperinci

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian 50 III.METODE PENGEMBANGAN A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning) SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 110 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan aktifitas dalam upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur raw input (siswa)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING TERMODINAMIKA BERBASIS PEMBELAJARAN HYBRID UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING TERMODINAMIKA BERBASIS PEMBELAJARAN HYBRID UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PENGEMBANGAN E-SCAFFOLDING TERMODINAMIKA BERBASIS PEMBELAJARAN HYBRID UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Yessi Affriyenni, Purbo Suwasono 2, dan Supriyono Koes Handayanto 3 Jurusan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran LAMPIRAN A A1. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen A2. Surat Keterangan Validasi Instrumen A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK BERBASIS KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK BERBASIS KURIKULUM 2013 PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN AUTENTIK BERBASIS KURIKULUM 2013 Andra Setia Bhakti 1, Sentot Kusairi 2, dan Muhardjito 3 E-mail: ardna_star001@yahoo.com ABSTRAK: Salah satu elemen perubahan Kurikulum 2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN SWISH MAX 4 PADA POKOK BAHASAN ELASTISITAS UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN SWISH MAX 4 PADA POKOK BAHASAN ELASTISITAS UNTUK SISWA SMA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN SWISH MAX 4 PADA POKOK BAHASAN ELASTISITAS UNTUK SISWA SMA Christina Natalia Puspita Universitas Negeri Malang E-mail: cnpuspita@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR Nike Novianti 1, Sugiyanto 2, Sulur 3 Jurusan Fisika FMIPA,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Mita Soviana 1), Syifa ul Gummah 2), L. Habiburahman 3) 1) Pemerhati Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA IKIP

Lebih terperinci