LABORATORIUM KIMIA FARMASI

dokumen-dokumen yang mirip
TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

Metodologi Penelitian


PENENTUAN KADAR KLORIDA

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Laporan Praktikum Kimia ~Titrasi asam basa~

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

3 METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

Metodologi Penelitian

Reaksi Kupling Diazonium : Sintesis Kombinatorial Azo Dyes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

Penetapan Kadar Asam Salisilat Secara Alkalimetri LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT (C7H6O3) SECARA ALKALIMETRI

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. 2. TUJUAN Mampu memeriksa kadar Nitrat dalam air.

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Desikator Neraca analitik 4 desimal

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

Transkripsi:

LABORATORIUM KIMIA FARMASI SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2013/2014 Praktikum : KIMIA FARMASI Modul : Penetapan Kadar Senyawa Obat dengan Metoda Nitrimetri Pembimbing : Drs. Budi Santoso., Apt.,MT Praktikum : 24 Oktober 2013 Penyerahan : 31 Oktober 2013 Oleh : Kelompok : VII Nama : Amanda Aulia Prima NIM. 111431002 Aulia Tulananda NIM. 111431004 Iryanti Triana NIM. 111431015 Kelas : 3A PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013

I. TUJUAN Mengetahui dan memahami prinsip penetapan kadar dengan metoda nitrimetri Mengetahui dan memahami penerapan metode nitrimetri dalam bidang farmasi Mampu menetapkan kadar senyawa obat berdasarkan metoda nitrimetri II. DASAR TEORI Nitrimetri adalah metoda titrasi yang menggunakan NaNO 2 sebagai pentiter dalam suasana asam. Pada suasana asam, NaNO 2 berubah menjadi HNO 2 (asam nitrit) yang akan bereaksi dengan sampel yang dititrasi membentuk garam diazonium (Gandjar et al, 2007). Pembentukan garam diazonium berjalan lambat, oleh karena itu untuk mempercepatnya dapat ditambahkan KBr sebagai katalis (Hamdani, 2013). Zat yang dapat dititrasi dengan nitrimetri adalah zat yang mengandung gugus NH 2 (amin) aromatis primer atau zat lain yang dapat dihidrolisis/direduksi menjadi amin aromatis primer (Setyawati et al, 2010). Paracetamol ( 3 : 37 ) Nama resmi : Acetaminophenum Nama lain : Paaracetamol RM / BM : C 8 H 9 NO 2 / 151,56 NHCOCH 3 Pemerian : Hablur atau hablur serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit. Kelarutan :Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95 % p, dalam 17 bagian aseton p, dalam 40 Bagian gliserol. Khasiat : Analgetikumantipiretikum. Kegunaan : Sebagai sampel. Persyaratan kadar : Mengandung tidk kurang dari 98 % dan tidak lebih dari 101,0 % C 8 H 9 NO 2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. (FI III, 1979).

Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antara fenil amina primer (aromatic) dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garam diazonium. Reaksi ini dikenal dengan reaksi diazotasi, dengan persamaan yang berlangsung dalam dua tahap seperti dibawah ini : NaNO 2 + HCl NaCl + HNO 2 Ar- NH 2 + HNO 2 + HCl Ar-N 2 Cl + H 2 O (Zulfikar, 2010). Reaksi ini tidak stabil dalam suhu kamar, karena garam diazonium yang terbentu mudah tergedradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu dibawah 15 o C. Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida (Hamdani, 2013). Reaksi dilakukan dibawah 15 o C, sebab pada suhu yang lebih tinggi garam diazonium akan terurai menjadi fenol dan nitrogen. Reaksi diazonasi dapat dipercepat dengan menambahkan kalium bromida (Hamdani, 2013). Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara : 1. Visual Dengan indikator dalam, dengan tropeolin-oo (5 tetes) dan metilen blue (3 tetes). Indikator dalam adalah indicator yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, penggunaan indicator dalam mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu : a) Kelebihan : cara kerja cepat dan praktis dapat dilakukan pada suhu kamar b) Kekurangan : penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk beberapa zat lainnya perubahannya tidak jelas. Dengan indicator luar, dengan pasta kanji-ki. Indikator luar diletakkan diluar Erlenmeyer. a) Kelebihan : untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna lebih jelas

b) Kekurangan : cara kerja tidak praktis terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat terbuang titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15 o C 2. Elektrometri (potensiometri) Elektroda yang digunakan adalah sepasang elektroda platinum, atau elektroda natrium. Titik akhir ditandai dengan terdepolarisasinya elektroda tersebut sehingga jarum petunjuk pada galvanometer tidak kembali ketempat semula. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam nitrimetri : Apabila digunakan indicator luar, suhu harus dibawah 15 o C karena bila suhu tinggi garam diazonium akan pecah uap NO hasil tidak akurat, bila menggunakan indicator dalam suhunya tidak harus 15 o C tetapi harus tetap dijaga supaya tidak terlalu tinggi. Penetesan NaNO 2 dari buret jangan terlalu cepat karena pembentukan garam diazonium memerlukan waktu yang lama. Bila penetesan terlalu cepat HONO belum bereaksi dengan sampel begitu diteteskan dengan indicator luar akan menimbulkan warna biru langsung, maka hasil tidak akurat. ph harus asam karena apabila keasaman kurang maka titik akhir titrasi tidak jelas dan garam diazonium yang terbentuk tidak sempurna karena garam diazonium tidak stabil pada suasana netral atau basa pemakaian KBr boleh dilakukan ataupun tidak, tetapi apabila tidak ditambahkan KBr suhu harus dibawah 15 o C bila menggunakan indicator luar, hati-hati pada reaksi titik akhir palsu. Prinsip Titrasi Nitrimetri Prinsipnya adalah reaksi diazotasi : 1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatic primer (amin aromatic sekuder dan gugus nitro aromatic); 2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder; 3. Pembentukan senyawa azidari gugus hidrazida dan 4. Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.

III. Alat dan Bahan Alat yang digunakan 1. Lumpang dan alu 2. Kertas timbang 3. Spatula 4. Labu Erlenmeyer 100, 250 ml 5. Gelas kimia 250mL 6. Kondensor 7. Neraca analitik 8. Penangas air 9. Buret 10. Pipet tetes Bahan yang digunakan 1. Tablet Parasetamol 2. Parasetamol Standar 3. Asam sulfanilat 4. Larutan NaNO 2 0,1 M 5. Aquades 6. Ammonia 25% 7. Larutan HCl pekat 8. KBr padat 9. Indikator metilen blue 0,1% 10. Indicator Tropeolin-OO 0,1% IV. Prosedur 1. Pembakuan Larutan Natrium Nitrit menimbang 173,0 mg asam sulfanilat melarutkan dalam 30 ml aquades menambahkan 20 tetes larutan amonia 25% sampai larut Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan perubahan warna dari ungu ke biru terang menambahkan 15 ml HCl 1 N, KBr 1 gram menitrasi dengan larutan NaNO 2 0,1 M

2. Penentuan Kadar Parasetamol pada Obat Tablet menimbang 600 mg sampel parasetamol yang telah dihaluskan melarutkan dalam 20 ml larutan HCl dalam air (1:2) merefluks campuran selama 30 menit, dinginkan Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan perubahan warna dari ungu ke biru terang menambahkan 5 gram KBr, 5 tetes tropeolin-oo, 3 tetes metilen blue menitrasi dengan larutan NaNO 2 0,1 M V. Data dan Perhitungan 1. Pembakuan larutan natrium nitrit terhadap asam sulfanilat Berat asam sulfanilat (gram) Volume NaNO 2 yang digunakan (ml) 0,1747 11,25 0,1730 11,20 Rata - rata 0,1738 11,225 Perhitungan konsentrasi asam sulfanilat : Dik. : BE asam sulfonilat : 173,0 N asam sulfanilat = 0,0335 N

Perhitungan konsentrasi natrium nitrit V sulfanilat x N sulfanilat = V NaNO2 x N NaNO2 30 ml x 0,0335 N = 11,225 ml x N NaNO2 N NaNO2 = 0,0895 N 2. Penentuan kadar parasetamol a. Pada parasetamol standar Berat parasetamol standar (gram) Volume NaNO 2 yang digunakan (ml) 0,6030 16,4 0,6004 16,7 Rata rata : 0,6017 16,55 Dik. : 1 ml NaNO 2 0,1 N ~ 15,12 mg C 8H 9NO 2 Dit. : 1 ml NaNO 2 0,0895 N ~ x? Kadar parasetamol : % C8H9NO2 = x 100%

b. Pada obat tablet Berat sampel parasetamol (gram) Volume NaNO 2 yang digunakan (ml) 0,6006 7,75 0,6004 7,65 Rata rata : 0,6005 7,7 Dik. : 1 ml NaNO 2 0,1 N ~ 15,12 mg C 8H 9NO 2 Dit. : 1 ml NaNO 2 0,0895 N ~ x? Kadar parasetamol : % C8H9NO2 = x 100% VI. Pembahasan Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar paracetamol dengan menggunakan metode titrimetri berdasarkan reaksi diazotasi. Metode titrasi diazotasi disebut juga nitritometri yakni metode penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Titrasi diazotasi didasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugusan amino aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam. Hal ini dilakukan karena asam nitrit sangat tidak stabil. Asam nitrit sangat mudah teroksidasi menjadi asam nitrat oleh udara.

Pembakuan larutan natrium nitrit terhadap asam sulfanilat Natrium nitrit (sebagai larutan sekunder) sebelum digunakan untuk penentuan kadar parasetamol, harus dilakukan pembakuan terlebih dahulu dengan asam sulfanilat (larutan primer). Percobaan ini dilakukan pada suhu kurang dari 15 o C, hal ini dilakukan karena asam nitrit yang diperoleh dari reaksi natrium nitrit dengan asam klorida tidak stabil dan mudah terurai dalam suhu kamar. Selain itu, garam diazonium yang terbentuk pun tidak stabil. Ketidakstabilan ini dikarenakan garam diazonium yang terbentuk mudah terdegradasi membentuk senyawa fenol dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu dibawah 15 o C. Reaksi diazotasi dapat dipercepat dengan panambahan garam kalium bromida. Indikator yang digunakan adalah jenis indikator dalam, yaitu indikator tropeolin OO dan metilen biru. Tropeolin OO merupakan indicator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi biru sampai hijau. Metilen blue harus di tambahkan karena titik akhir dari indikator Tropeolin OO ini transparan sehingga harus ditabahkan pengontras warna. Reaksi yang terjadi selama pembentukan garam diazonium adalah sebagai berikut :

Dalam nitrimetri, BE suatu senyawa sama dengan BM nya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dari hasil perhitungan, maka didapat konsentrasi NaNO 2 adalah 0,0895 N. Penentuan kadar parasetamol Pada penentuan kadar parasetamol, kami menggunakan parasetamol standar dan obat parasetamol. Parasetamol dilarutkan dengan larutan HCl dalam air (1:2) untuk membentuk suasana asam dan sebagai penghidrolisis amina sekunder menjadi amina primer. Kemudian dilakukan proses refluks selama 30 menit dengan tujuan mempercepat terjadinya reaksi. Parasetamol adalah senyawa yang memiliki gugus fenol, sehingga dalam perlakuannya, titrasi ini dilakukan pada suhu rendah (kurang dari 15 o C) demi mencegah terbentuknya fenol dan gas nitrogen dari hasil reaksi asam nitrit dengan parasetamol. KBr ditambahkan sebagai katalisator dan stabilisator yang bekerja dengan memperkecil energi aktivasi sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat. Indikator yang digunakan adalah jenis indikator dalam, yaitu tropeolin OO dan metilen biru. Dari hasil perhitungan, didapatkan kadar parasetamol standar adalah 37,41% dan kadar parasetamol pada obat tablet adalah 17,44%. Standar memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan sampel obat. Namun kadar yang terukur pada sampel obat hanya 17,44%. padahal pada kemasan tertera kadar parasetamol sebesar 500mg/600mg obat. Ini berarti kadar parasetamol obat tersebut sebesar 83,33%. Terjadi begitu besar selisih pengukuran antara pengukuran secara nitrimetri dengan pengukuran yang dilakukan di industri farmasi terhadap obat tersebut. Perbedaan tersebut tentunya diakibatkan kesalahan manusia akibat kesalahan deteksi titik akhir titrasi. Karena titik akhir titrasi tersebut tidak begitu jelas seperti titrasi asam basa pada umumnya. Sehingga perlu dilakukan ketelitian dan pengalaman yang lebih untuk menentukan kadar obat secara nitrimetri. VII. Kesimpulan 1. Kadar parasetamol standar adalah 37,41% 2. Kadar parasetamol pada obat tablet adalah 17,44%

Daftar Pustaka http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dananalisis/titrasi-nitrimetri/ http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-analisiskadar.html http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-analisiskadar.html#ixzz2jl9hv2lb Software British Pharmacopeia 2013