Melebihi Batas Pertanian

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 10: Mewujudkan Agenda Nasional untuk Pertanian Tiga Dunia. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan merupakan persoalan yang kompleks, karena

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara tentunya tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Growth and poverty reduction in agriculture s three worlds. Disusun oleh: Restra Pindyawara Hanif Muslih Kahfi Maulana Hanung

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

ANALISIS HASIL PENELITIAN

KEMISKINAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN-RPJMN Rahma Iryanti DEPUTI KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

Kesenjangan di Indonesia: Tren, penyebab, kebijakan. World Bank September 2014

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. distribusi pendapatan di desa dan kota, di mana terjadi peningkatan

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini dapat tercapai bila jumlah supply tenaga kerja yang besar

Policy Brief Globalisasi, Pertumbuhan, dan Disadvantaged Labours di Indonesia: Analisa dan Implikasi Kebijakan. Oleh: Deni Friawan & Carlos Mangunsong

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Analisa Diagnostik Ketenagakerjaan di Jawa Timur

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan melindungi kondisi ekonomi dari para pekerja berupah rendah (Gramlich,

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

VI. EVALUASI DAMPAK KEBIJAKAN ALOKASI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP DEFORESTASI KAWASAN DAN DEGRADASI TNKS TAHUN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,07 PERSEN

TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU

Konferensi International tentang Perlindungan Sosial bagi Lansia. Selasa, 22 Mei 2018 Jakarta, Indonesia

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor

PENDAHULUAN Latar Belakang

Asesmen Gender Indonesia

IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memberikan ciri-ciri negara dengan taraf hidup

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

BPS PROVINSI JAWA BARAT

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA. Oleh: Iwan Setiawan*)

BEBERAPA MASALAH DAN KEBIJAKAN PUBLIK TENTANG INFRASTRUKTUR: TINJAUAN DARI PERSPEKTIF ILMU EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam

KOMPOSISI UMUR PENDUDUK: MUNCULNYA BONUS DEMOGRAFI DAN PENDUDUK MENUA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan yang melanda sebagian besar

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

Dampak Kebijakan Upah Minimum terhadap Tingkat Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Perkotaan Indonesia

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TIMUR, AGUSTUS 2016

Menghindari jebakan penghasilan menengah di Indonesia melalui pasar tenaga kerja yang lebih inklusif dan integrasi ASEAN yang lebih dalam

I. PENDAHULUAN. positif. Migrasi dianggap sebagai proses alami di mana surplus tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

Hari Pangan Sedunia 2015 Perlindungan Sosial dan Pertanian: Memutus Siklus Kemiskinan di Pedesaan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. of The Republic of Indonesia. Jakarta, 1992, page 18. Universitas Indonesia. Pengaruh upah minimum..., Gianie, FE UI, 2009

INDUSTRIALISASI DAN MIGRASI TENAGA KERJA SEKTOR DI KOTA CILACAP

Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia 1

Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. tahun keuangan mikro (international microfinance year 2005), dimana lembaga

APA ITU URBANISASI???? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua

Mendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Catatan Penting Jaring Pengaman Sosial

TARGET PEMBANGUNAN 6,18 % 5,2 % 4,0-5,0 % 12,22% 10,0 % 7-8 %

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Membawa Pertanian ke Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kantong-kantong kemiskinan sebagian besar berada di sektor pertanian.

Transkripsi:

Presentasi Ekonomika Pertanian dan Perdesaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta, 14 Mei 2013 Melebihi Batas Pertanian Oleh: Ulfa Maulidya Adrian Nalendra Perwira Ade bayu Erlangga Vincentia Anggita Puspitasari Jarot Yuliyanto Hestiani Page 1

Outline 1 2 3 4 5 6 7 8 Monetisasi Pedesaan, Kredit Mikro Pedesaan Upah Pekerja dalam Sektor Pertanian Meningkatnya Lapangan Pekerjaan Nonpertanian Pedesaan Upah dan Pendapatan di Pasar Tenaga Kerja Pedesaan Supply Pekerja: Migrasi dan Ekonomi Urban Sekolah, Pelatihan, dan Transisi kepada Pasar Tenaga Kerja Memberi jaringan keamanan sosial untuk mengurangi kerentanan Perhatian untuk tenaga kerja pedesaan dan migrasi: kebutuhan perhatian kebijakan Kesimpulan Page 2

Outline 1. Monetisasi Pedesaan, Kredit Mikro Pedesaan 2. Upah Pekerja dalam Sektor Pertanian 3. Meningkatnya Lapangan Pekerjaan Nonpertanian Pedesaan 4. Upah dan Pendapatan di Pasar Tenaga Kerja Pedesaan 5. Supply Pekerja: Migrasi dan Ekonomi Urban 6. Sekolah, Pelatihan, dan Transisi kepada Pasar Tenaga Kerja 7. Memberi jaringan keamanan sosial untuk mengurangi kerentanan 8. Perhatian untuk tenaga kerja pedesaan dan migrasi: kebutuhan perhatian kebijakan Page 3

Monetisasi Pedesaan, Kredit Mikro Pedesaan Oleh: Ulfa Maulidya 10/299785/EK/18058 Page 4

Pendahuluan Wilayah pedesaan di negara sedang berkembang menghadapi masalah ketenagakerjaan Pasar tenaga kerja pedesaan menyediakan lapangan kerja di sektor pertanian dan nonpertanian, wirausaha, dan tenaga kerja upahan Tenaga kerja sebagai aset utama kaum miskin merupakan sumber utama pendapatan bagi mereka yang tidak memiliki lahan atau berlahan sempit. Kebijakan yang aktif bagi pasar tenaga kerja pedesaan dapat menurunkan kemiskinan di pedesaan dalam jangka panjang dan berkelanjutan. Page 5

Tenaga kerja pedesaan: sebuah tantangan yang menakutkan Gap antara jumlah pekerja baru di pedesaan dan jumlah pekerjaan baru di sektor pertanian terus melebar. Sektor pertanian tidak akan mampu mengatasi masalah tenaga kerja di pedesaan, nonpertanian pedesaan harus menjadi sumber utama pekerjaan baru. Page 6

Pertanian tidak bisa menyerap semua angkatan kerja baru di pedesaan Page 7

Sumber Pendapatan Masyarakat Desa Page 8

Lapangan kerja di pedesaan berdasarkan sektor aktivitas, negara-negara tertentu (% orang dewasa) Page 9

Upah Pekerja dalam Sektor Pertanian Oleh: Adrian Page 10

Hubungan Antara Pendapatan per Kapita dengan Jumlah Pekerja Bayaran terhadap Lapangan Kerja Pertanian Page 11

Perihal pertanian yang mempengaruhi permintaan dan tenaga kerja Musiman Risiko produksi pertanian Masalah agensi Page 12

Kondisi kerja di pertanian tidak kondusif Pekerja di pertanian menghadapi masalah keamanan dan risiko lingkungan, karena kurang dilindungi hukum Menurut ILO, pertanian salah satu lapangan kerja yang paling berbahaya (355k korban per tahun) Page 13

Mengadaptasi regulasi tenaga kerja dalam kondisi pertanian pedesaan Tujuan utama kebijakan adalah untuk menguntungkan pekerja, khususnya yang miskin, dan lapangan kerja bagi tenaga kerja kurang terampil Tujuan kedua untuk menguatkan sektor formal Page 14

Mengadaptasi regulasi tenaga kerja dalam kondisi pertanian pedesaan (2) Namun, aturan upah minimum mengurangi permintaan tenaga kerja dan meningkatkan sektor informal Page 15

Perubahan sumber lapangan kerja akibat revolusi nilai-tinggi Meningkatkan tenaga kerja di sektor pertanian masih penting untuk negara dengan sektor pertanian yang besar Salah satunya gerakan Asian Green Revolution Penanaman holtikultura lebih menyerap tenaga kerja dibanding bahan pokok Page 16

Meningkatnya Lapangan Pekerjaan Nonpertanian Pedesaan Oleh: Ade Bayu Erlangga 10/299797/EK/18060 Page 17

Persen dari total pekerjaan utama Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Indonesia, 2008-2012 100% 90% 80% 70% 60% 60% 62% 64% 65% 60% 50% 40% 30% 20% 40% 40% 38% 36% 35% 10% 0% 2008 2009 2010 2011 2012 Persen Nonpertanian Persen Pertanian Tahun Lapangan pekerjaan telah mengalami diversifikasi di luar sektor pertanian. Dari total angkatan kerja di Indonesia sebesar 110.808.154 jiwa pada 2012, 35% diantaranya masih bekerja di bidang pertanian. Persentase tersebut menunjukkan tren yang menurun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sumber: BPS (2013) Page 18

Perkembangan Proporsi Pekerja Sektor Pertanian di Indonesia, 1990-2010 Sumber: Sensus BPS (2010) Selama kurun waktu 1990-2010, proporsi pekerja laki-laki di sektor pertanian mengalami tren penurunan yang lebih cepat daripada proporsi pekerja perempuan di sektor pertanian Page 19

Usaha-usaha Nonpertanian Pedesaan, Fokus Perdagangan Sumber: WDR (2008) Perdagangan ritel kebanyakan dilakukan untuk bekerja sendiri, dan jasa terutama merupakan pekerjaan upahan. Sektor manufaktur biasanya kecil, terbatas pada pengolahan hasil-hasil pertanian, tetapi makin membesar manakala aktivitas pedesaan nonpertanian menguat dan hubungan Page kotadesa 20 berkembang.

Distribusi Pekerjaan di Indonesia, 2005 Usaha nonpertanian pedesaan mampu mentransformasi struktur pekerjaan di wilayah pedesaan. Sebagian besar usaha itu bersifat kecil dengan 80-90 persen secara eksklusif mengandalkan tenaga kerja yang dimiliki keluarga. Sumber: WDR (2008) Page 21

Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas di Pedesaan yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama dan Status Pekerjaan Utama, Indonesia. Sumber: Sensus Penduduk (2010) Page 22

Hambatan penilaian Iklim Investasi Pedesaan Hambatan Iklim Investasi Pedesaan Akses kredit buruk dan mahal Pasokan listrik kurang Infrastruktur buruk Biaya operasi peralihan mahal Struktur pemerintahan lemah Sumber: WDR (2008) Page 23

Upah dan Pendapatan di Pasar Tenaga Kerja Pedesaan Oleh: Vincentia Anggita Puspitasari 10/299764/EK/18055 Page 24

Wages are much higher in rural nonfarm employment than in agricultural employment in India,Mexico, and Uganda Page 25

For workers with no education, wages in agricultural and rural nonfarm employment are not so different across sectors Page 26

Upah di sektor pertanian menurun di Amerika Latin, meningkat di Asia Page 27

Upah Pertanian Menurun di sebagian besar Amerika latin Page 28

Upah Pertanian Meningkat di sebagian besar Asia dan Afrika Page 29

Labor productivity in rural nonfarm self-employment is heterogeneous in Indonesia Page 30

Supply Pekerja: Migrasi dan Ekonomi Urban Oleh: Vincentia Anggita Puspitasari 10/299764/EK/18055 Page 31

Growth of manufacturing and service employment in Mexico is a function of distance to an urban center with more than 250,000 inhabitants Page 32

Migrasi-ekonomi pedesaan nonpertanian sebagai jembatan Migrasi keluar dari kemiskinan Migrasi tekanan pada kenaikan upah kenaikan upah ini dapat memiliki efek positif pada partisipasi angkatan kerja non-migran karena kebutuhan untuk menggantikan pekerja migran. Di sisi lain, pengiriman uang dapat menciptakan insentif untuk mengurangi penawaran tenaga kerja non-migran dengan meningkatkan upah reservasi mereka. Secara khusus, pengiriman uang dapat mengurangi partisipasi angkatan kerja perempuan dalam mendukung produksi rumah. Page 33

Sekolah, Pelatihan, dan Transisi kepada Pasar Tenaga Kerja Oleh: Jarot Yuliyanto Page 34

Garis pemisah utama antara pekerjaan yang bergaji tinggi dan bergaji rendah adalah keterampilan dan pendidikan. Orang dewasa yang berpendidikan cenderung memilki gaji dari sektor non-pertanian, karena mereka lebih memilih bermigrasi dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan. Pasokan tenaga kerja untuk sektor pertanian yang terlampaui besar di beberapa wilayah adalah akibat dari ketidakmampuan pekerja sektor pertanian untuk pindah ke pekerjaan yang lebih mengutamakan pada keterempilan Page 35

Daerah Pedesaan Menunjukkan Buruknya Pendidikan. (1) Page 36

Daerah Pedesaan Menunjukkan Buruknya Pendidikan. (2) Rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja di pedesaan cenderung memperbanyak generasi yang tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. Kemiskinan mempengaruhi kemampuan untuk melanjutkan pendidikan, sehingga kemiskinan dan rendahnya pendidikan akan berlangsung selama turun-temurun jika tanpa adanya kenaikan pendapatan mereka Page 37

Investasi dalam Pendidikan Memutus Siklus Kemiskinan Banyaknya permintaan untuk bersekolah dari kalangan tidak mampu direspon dengan penurunan biaya sekolah (biaya semesteran, seragam, buku, dsb). Penghapusan biaya sekolah untuk pendidikan dasar di Kenya dan Uganda direspon dengan meningkatnya jumlah pendaftar di sekolah tersebut. Tapi biaya pendidikan dasar gratis tersebut mungkin tidak cukup bagi anak-anak miskin untuk bersekolah karena ada biaya lainnya. Page 38

Memberi jaringan keamanan sosial untuk mengurangi kerentanan Oleh: Hestiani 10/304380/EK/18113 Page 39

Memberi jaringan keamanan sosial untuk mengurangi kerentanan Jaring pengaman sosial sering kali diarahkan bagi pihakpihak dengan kepemilikan yang serba terbatas termasuk tenaga kerja rumah tangga. Jaring pengaman sosial harus efisien, fleksibel, dan tepat sasaran. Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan jaring pengaman ketika perlu naik dengan cepat, program tersebut harus sudah berjalan baik sebelum suatu guncangan terjadi. Tiga kendala utama dari program jaring pengaman sosial di negara berkembang Ketersediaan informasi - Informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan sasaran jaring pengaman sosial Kemampuan administratif - kemampuan untuk mengelola program yang kompleks cenderung sangat terbatas. Pendanaan - Pengeluaran publik di negara berkembang sangat rendah dan rentan terhadap persaingan dalam pembagian dana untuk berbagai investasi pembangunan Page 40

Memberi jaringan keamanan sosial untuk mengurangi kerentanan (1) Gunakan pembiayaan jaring pengaman untuk mendanai investasi yang dapat meminimalkan hambatan untuk pertumbuhan dalam jangka panjang. Harus selektif dalam memberikan transfer. Dengan mengidentifikasi sub-kelompok dari yang sangat miskin atau kelompok tertentu yang disetujui oleh semua masyarakat untuk dibantu Untuk jangka panjang, jaring pengaman sosial perlu evaluasi saat guncangan atau krisis berakhir maupun evaluasi program secara teratur sangat diperlukan, untuk menilai dampaknya dan melakukan perubahan jika dianggap perlu. Page 41

Perhatian untuk tenaga kerja pedesaan dan migrasi: kebutuhan perhatian kebijakan Oleh: Hestiani 10/304380/EK/18113 Page 42

Perhatian untuk tenaga kerja pedesaan dan migrasi : kebutuhan perhatian kebijakan Perhatian kebijakan yang diberikan pada struktur, operasi, serta kinerja pasar tenaga kerja pedesaan dan bagaimana pasar tersebut dapat memudahkan peralihan keluar dari pertanian sangat terbatas. Di sisi permintaan pasar tenaga kerja dibutuhkan intervensi, khususnya iklim investasi yang lebih baik, dan pada jaring pengaman sosial bagi mereka yang kurang beruntung. Page 43

Kesimpulan (1) Meningkatnya jumlah penduduk di pedesaan tidak diikuti dengan peningkatan lapangan kerja di pedesaan. Persoalan lapangan kerja tidak bisa diselesaikan hanya dengan sektor pertanian, tetpai juga non pertanian. Page 44

Kesimpulan (2) Jaring pengaman sosial harus efisien, fleksibel, dan tepat sasaran. Dibutuhkannya Perhatian kebijakan pada struktur, operasi, serta kinerja pasar tenaga kerja pedesaan. salah satu prospek terbaik untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan adalah potensi penduduk pedesaan untuk berpartisipasi dalam perekonomian perkotaan dengan komuter Page 45

REFERENSI World Development Report.2008. World Bank World Bank.2006. Jaring Pengembangan Manusia Perlindungan Sosial, Jaring Pengaman Sosial (online). (http://www.worldbank.org/safetynets), diakses tanggal 10 Mei 2013. Page 46