TRANSFORMASI EKSPONENSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
FUNGSI LINEAR. Makalah ini Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah. Fungsi Kompleks. Yang Dibina oleh Ibu Indriati Nurul Hidayah.

FUNGSI KOMPLEKS TRANSFORMASI PANGKAT. Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fungsi Kompleks. yang diampuh Oleh Ibu Indriati N.H.

TRANSFORMASI BILINEAR

PEMBAHASAN TRANSFORMASI KEBALIKAN

Matematika Semester IV

Bagian 1 Sistem Bilangan

King s Learning Be Smart Without Limits

BAB III PEMODELAN PERSAMAAN INTEGRAL PADA ALIRAN FLUIDA

BUKU DIKTAT ANALISA VARIABEL KOMPLEKS. OLEH : DWI IVAYANA SARI, M.Pd

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

Bil Riil. Bil Irasional. Bil Bulat - Bil Bulat 0 Bil Bulat + maka bentuk umum bilangan kompleks adalah

FUNGSI TRIGONOMETRI DALAM GEOMETRI TAKSI

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 1. A. TRANSFORMASI a. Definisi. b. Transformasi oleh Matriks 2x2

Bagian 7 Koordinat Kutub

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MODUL PEMBELAJARAN ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS 2/22/2012 IKIP BUDI UTOMO MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI

Bab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI

Materi Aljabar Linear Lanjut

MAKALAH RELASI DAN FUNGSI Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Matematika SMP 1 Dosen Pengampu: Koryna Aviory, S.Si.,M.Pd.

5.1 KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR

SOAL DAN PEMBAHASAN REFLEKSI DAN DILATASI

RELASI DAN FUNGSI A. Relasi 1. Pengertian Perhatikan gambar dibawah ini.

1. Akar-akar persamaan 2x² + px - q² = 0 adalah p dan q, p - q = 6. Nilai pq =... A. 6 B. -2 C. -4 Kunci : E Penyelesaian : D. -6 E.

BAB IV KONSTRUKSI GEOMETRIS

TUGAS HIMPUNAN DAN FUNGSI OLEH ARNASARI MERDEKAWATI HADI EKA REZEKI AMALIA DIAH RAHMAWATI HANIYAH MATKOM II A

PERSAMAAN GARIS LURUS

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer

Sedangkan bilangan real yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian dua bilangan bulat adalah bilangan irasional, contohnya

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Modul Matematika 2012

MATRIKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 1

Sumber:

BAB IV TRANSFORMASI LINEAR. sebuah vektor yang unik di dalam W dengan sebuah vektor di dalam V, maka kita mengatakan F

BAB I : KONSEP PEMANTULAN

Bab 2. Persamaan Parametrik dan Sistim Koordinat Kutub

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

PEMBUKTIAN RUMUS LUAS SEGITIGA BINTANG PERTAMA MORLEY DI DALAM SEGITIGA SEMBARANG Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSRI

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

JARING-JARING BANGUN RUANG

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

LINGKARAN. Lingkaran. pusat lingkaran diskriminan posisi titik posisi garis garis kutub gradien. sejajar tegak lurus persamaan lingkaran

syarat tertentu yang diberikan. Atau bisa juga diartikan sebagai lintasan dari sebuah

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

BILANGAN KOMPLEKS. 1. Bilangan-Bilangan Real. 2. Bilangan-Bilangan Imajiner. 3. Bilangan-Bilangan Kompleks

Pembagian kuadran azimuth

FUNGSI TRIGONOMETRIK

Bab 1 Sistem Bilangan Kompleks

MATERI 3 FUNGSI NON LINIER

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS

MATEMATIKA EKONOMI (Hubungan Linear)

WARP PADA SEBUAH SEGITIGA

MATEMATIKA TEKNIK 1 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS

Aplikasi Geogebra dalam Pembelajaran Geometri Bidang

MATEMATIKA KIMIA Sistem Koordinat

Bab II Fungsi Kompleks

Persamaan Parametrik

F U N G S I A. PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR FUNGSI

Fungsi, Persamaaan, Pertidaksamaan

MATEMATIKA TEKNIK 1 3 SKS TEKNIK ELEKTRO UDINUS

MODUL 2 GARIS LURUS. Mesin Antrian Bank

5 F U N G S I. 1 Matematika Ekonomi

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.

KALKULUS (IT 131) Fakultas Teknologi Informasi - Universitas Kristen Satya Wacana. Bagian 3. Fungsi & Model ALZ DANNY WOWOR

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada

Fungsi Analitik (Bagian Pertama)

IRISAN DUA LINGKARAN. Tujuan Pembelajaran. ). Segmen garis dari P ke Q disebut sebagai tali busur. Tali busur ini memotong tegak lurus garis C 1

Jika f adalah fungsi dari A ke B kita menuliskan f : A B yang artinya f memetakan A ke B.

Geometri Dimensi Dua

Asimtot.wordpress.com FUNGSI TRANSENDEN

INTEGRAL. disebut integral tak tentu dan f(x) disebut integran. = X n+1 + C, a = konstanta

PENGANTAR DASAR MATEMATIKA

TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

PETUNJUK TEKNIS. Program Studi : Pendidikan Teknologi Agroindustri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Modul 13. Proyeksi Peta MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN. Modul Pengertian Proyeksi Peta

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

SOAL DAN PEMBAHASAN OSN MATEMATIKA SMP 2012 TINGKAT PROVINSI (BAGIAN A : ISIAN SINGKAT)

Laju pertumbuhan penduduk geometrik menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk sama setiap tahunnya.

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Analisis Penampang. Pertemuan 4, 5, 6

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1.

RINGKASAN MATERI SUDUT DAN PENGUKURAN SUDUT

DIKTAT KULIAH KALKULUS PEUBAH BANYAK (IE-308)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATEMATIKA TEKNIK

13 Segi-Tak-Terhingga dan Fraktal

Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 26

BAB II LANDASAN TEORI. Grafika komputer atau dalam bahasa Inggris computer graphics dapat

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

GERAKAN KURVA PARAMETERISASI PADA RUANG EUCLIDEAN 1. PENDAHULUAN

KALKULUS 1. Oleh : SRI ESTI TRISNO SAMI, ST, MMSI /

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

1 Sistem Bilangan Real

Transkripsi:

TRANSFORMASI EKSPONENSIAL Makalah ini Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fungsi Kompleks Yang Dibina oleh Ibu Indriati Nurul Hidayah Disusun Oleh : Kelompok 9 Renny Karina Putri ( 309312422759 ) Siti Hasanah ( 309312426746 ) Ninda Rizqi Fortuna ( 309312426747 ) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA NOVEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu transformasi elementer dalam sistem bilangan kompleks adalah transformasi eksponensial. Dalam mempelajari transformasi eksponensial perlu diingat kembali fungsi eksponensial dalam analisis kompleks yang didefinisikan dengan Dalam hal ( adalah bilangan khayal murni), diperoleh yang dikenal sebagai rumus euler. Bentuk ini dapat diterapkan dalam penulisan bentuk polar. Karena, maka fungsi merupakan fungsi menyeluruh. Sedangkan transformasi itu sendiri merupakan fungsi atau pemetaan. Lebih umum suatu fungsi dapat dipikirkan sebagai suatu proses bahwa sebagian dari bidang secara keseluruhan dipetakan ke bagian bidang. Pemahaman tentang transformasi eksponensial untuk menganalisis suatu kurva fungsi eksponensial secara geometris. Jika suatu fungsi memetakan ke, maka dapat dikatakan bahwa adalah bayangan (image) dibawah dan adalah pembayang (preimage).suatu pemetaan yang bersifat tidak ada titik yang mempunyai lebih dari satu pembayang dinamakan pemetaan satu-ke-satu (One-to-one), jika tidak dinamakan banyak-ke-satu (many-to-one). Selanjutnya satu-ke-satu disingkat menjadi satu-satu. Dengan mengambil istilah yang berbeda, suatu fungsi adalah satu-satu jika titik-titik yang berbeda pada domainnya dipetakan ke titik-titik yang berbeda, jadi adalah satu-satu bila maka. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa definisi dari transformasi eksponensial? b. Apa saja contoh dan non contoh transformasi eksponensial? 1.3 Tujuan a. Mengetahui definisi dari transformasi eksponensial b. Mengetahui contoh dan non contoh transformasi eksponensial

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Transformasi Eksponensial 2.1.1 Definisi Tansformasi eksponensial mempunyai bentuk. Dengan mensubstitusikan rumus euler, diperoleh. 2.1.2 Contoh Tunjukkan bahwa transformasi memetakan daerah persegi panjang ke daerah. Jawab: Dua daerah dan bagian-bagian yang berhadapan dari batas-batasnya diindikasikan pada gambar diatas. Segmen garis vertikal dipetakan ke yang ditandai. Image dari segmen garis vertikal ke kanan dan penggabungan dari bagian-bagian horizontal dari batas adalah busur yang luas. Pada akhirnya, pemetaan segmen garis adalah yang ditandai. Pemetaan yang dihasilkan adalah fungsi satu-satu jika,. Secara khusus, jika dan, maka, dan daerah persegi panjang yang dipetakan ke setengah dari lingkaran.

2.1.3 Non Contoh Yang bukan merupakan contoh transformasi eksponensial adalah semua transformasi dari fungsi kompleks yang tidak memenuhi definisi transformasi eksponensial. Contoh: 1. Carilah bayangan sektor di bawah! Jawab: Karena maka di dapat. 2.1.4 Contoh Soal Dimulai dengan transformasi eksponensial Untuk menunjukkan bahwa, merupakan pemetaan maka diperiksa dua kasus yaitu menentukan bayangan, di bawah, dari garis mendatar dan penggal garis tegak. 1. Kita akan menentukan bayangan, di bawah, dari garis mendatar. Pertama, kita ingat bahwa jika, maka dan. Sekarang, setiap titik pada garis yang diberikan mempunyai bentuk ; jadi, karena berubah-ubah dari hingga, berubah-ubah dari hingga. Sementara tinggal tetap pada. Dengan kata lain, jika berubah-ubah dari hingga, berubah-ubah dari hingga sedang tinggal tetap. Hal ini berarti bahwa, jika berubah-ubah sepanjang garis yang diberikan,

menentukan suatu sinar yang dipancarkan dari (tetapi tidak memuat) pusat koordinat dan sudut inkinasinya ialah radial; lihat Gambar 3.12. c Bidang GAMBAR 3.12. CONTOH 1 Bidang 2. Kita akan menentukan bayangan, di bawah persamaan (1), penggal garis tegak Lagi, setiap titik pada penggal garis yang diberikan (lihat gambar 3.12) mempunyai bentuk Jadi, jika berubah-ubah dar- ke, menentukan suatu lingkaran lengkap, sedang tinggal tetap pada. Dengan kata lain, jika berubah=ubah sepanjang penggal garis yang diberikan, menentukan suatu lingkaran berpusat pada dan berjari-jari. Sangat penting untk diperhatikan, bahwa jika diperbolehkan untuk melampaui domain yang lebih luas (tetapi, selalu, pada garis tegak yang sama), maka akan mengulangi jejaknya pada lingkaran yang sama, dan jika kita mengambil seluruh garis tegak, maka lingkaran akan terulang tak berhingga kali. Kita ikhtisarkan temuan-temuan kita pada contoh di atas sebagai berikut: Di bawah garis mendatar dipetakan ke sinar-sinar yang dipancarkan dari dan garis tegak dipetakan ke lingkaran-lingkaran berpusat di. Dengan menggunakan dua kenyataan pokok ini, kita sekarang mengalihkan sebagai berikut; Jika kita mengambil semua garis mendatar antara (tak termasuk) dan

(termasuk),bayangannya akan merupakan semua sinar dengan sudut-sudut inklinasi berkisar dari hingga Tetapi keseluruhan sinar-sinar itu menghabiskan semua titik pada bidang kecuali ;lihat gambar 3.13. di pihak lain jika kita mengambil semua penggal garis tegak, seperti pada contoh di atas, yang termuat di antara garis dan,maka bayangannya akan merupakan lingkaran-lingkaran dengan jari-jari positif berpusat di ; lihat gambar 3.14. tetapi,sekali lagi, keseluruhan semua lingkaran itu akan menutupi. Dari pembicaraan di awal dapat disimpulkan bahwa lajur pokok dipetakan menjadi seluruh bidang kecuali pusat koordinatnya. Maju selangkah ke depan orang boleh mendalihkan dalam pandangan yang sama bahwa lajur mendatar (lihat gambar 3.15) B C A A D B C D H E E G F F G H mempunyai tepat nasib yang sama dibawah pemetaan eksponensial, seperti lajur pokok S. Pada kenyataannya, hal yang sama terhadap lajur-lajur mendatar:

dan, pada umumnya, terhadap sembarang lajur mendatar Untuk setiap bilangan nyata A B C C B A 0 Akibat pemetaan eksponensial pada bidang sekarang semuanya menjadi jelas. Ternyata pemetaan itu bersifat banyak ke satu dalam suatu arah tegak (vertikal sense) seperti yang disarankan pada Gambar 3.15, misalkan jika adalah bayangan titik dibawah pemetaan eksponensial, maka juga merupakan bayangan, dan bayangan, dan bayangan, dan sebagainya. Pola itu, tentu saja tak lain daripada ungkapan geometrik untuk periodisitas untuk periodisitas eksponensial

Yang telah dibuktikan pada contoh 4, pasal 10. Transformasi eksponensial dapat dianggaop sebagai pemetaan satu-satu jika kita membatasi domainnya pada lajur pokok S, atu pada sembarang lajur mendatar yang lain selebar dalam hal demikian fungsi eksponensial mampu memiliki suatu invers yang merupakan suatu fungsi. Karena turunan fungsi ekxponensial tidak pernah nol dan ada untuk semua maka adalah serupa dimana-mana. Gambaran yang sederhana untuk keserupaan fungsi eksponensial telah diberikan pada contoh 1, dimana kita melihat bahwa bayangan kurva ortogonal adalah kurva ortogonal.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Transformasi eksponensial merupakan transformasi elementer dalam sistem bilangan kompleks yang berbentuk. Untuk menunjukkan bahwa, merupakan pemetaan maka diperiksa dua kasus yaitu menentukan bayangan, di bawah, dari garis mendatar dan.

DAFTAR PUSTAKA Irawati, Santi. 2002. Analisis Kompleks. Malang: JICA. Paliouras, J.D., 1987. Peubah Kompleks untuk Ilmiwan dan Insinyur (terjemahan oleh: Wibisono Gunawan). Jakarta: Erlangga.