ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN SEVEN TOOLS (Studi Kasus : PI Sumber Bahagia)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1 Persiapan Penelitian

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Bab 2 Landasan Teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Journal of Industrial and Manufacture Engineering

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan

III. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici


BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

PENGENDALIAN CACAT PRODUK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK ETIKET GUDANG GARAM FILTER SURYA 16 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK TEH HIJAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

ANALISIS KUALITAS PRODUK PUPUK ORGANIK DENGAN METODE SIX SIGMA DAN KAIZEN DI CV. FERTILINDO AGROLESTARI MOJOSARI SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEVEN BASIC QUALITY MANAGEMENT TOOLS PADA PT. TATALOGAM LESTARI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III SIX SIGMA. Gambar 3.1 Jarak nilai rata-rata terhadap salah satu batas toleransi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu

Transkripsi:

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA DAN SEVEN TOOLS (Studi Kasus : PI Sumber Bahagia) Mardiono1, Yanti Pasmawati2, Reni Laili3 Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No Palembang Email: mardiono13@yahoo.co.id1, yantipasmawati@mail.binadarma.ac.id2, renilaili@mail.binadarma.ac.id3 Abstract : Factory Industry Source Happiness is one of the industrial plant engaged in processing of ground coffee. namely coffee and coffee trees shaset cap shaset mother and child. Factory Industry Source Courant also seeks to improve the quality of coffee to consumers and competitiveness with other industrial plant. The problems that occurred in the coffee industry that there is a defective product that causes the number prodiksi decreased. Therefore it is very necessary settlement of the problem by using six sigma method approach consisting of five phases between Define, Measure, Analyze, Improve, Control. Based on six sigma methods can be concluded that the performance capabilities of the PI Source of Joy has an average level of 5.1 sigma and the possibility of damage by 55. in one million production Keywords : Quality, Six Sigma, Defect per unit, Defect per Million Opportunities Abstrak : Pabrik Industri Sumber Bahagia adalah salah satu pabrik industri yang bergerak di bidang pengolahan kopi bubuk. yaitu kopi shaset cap pohon dan kopi shaset ibu dan anak. Pabrik Industri Sumber Bahagian ini juga berupaya untuk meningkatkan kualitas kopi kepada konsumen serta daya saing dengan pabrik industri lainnya. Permasalahan yang yang terjadi pada industri kopi yaitu terdapat produk cacat yang mengakibatkan jumlah prodiksi menurun. Oleh karena itu sangat diperlukan penyelesaian masalah tersebut dengan mengunakan pendekatan metode six sigma yang terdiri dari lima fase antara Define, Measure, Analize, Improve, Control. Berdasarkan metode six sigma dapat disimpulkan bahwa kapabilitas kinerja PI Sumber Bahagia memiliki rata-rata tingkat sigma sebesar 5.1 dan kemungkinan kerusakan sebesar 55, dalam satu juta produksi.. Kata Kunci : Kualitas, Six Sigma, Defect per unit, Defect per Million Opportunities 1. PENDAHULUAN Kualitas adalah suatu produk yang diartikan sebagai derajat atau tingkatan dimana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen (fitness for use). Dengan demikian, kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen untuk mendapatkan suatu produk, karena konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk dari perusahaan tertentu yang lebih berkualitas dari pada saingan-sainganya. Alasan-alasan mendasar pentingnya kualitas sebagai strategi bisnis adalah sebagai berikut : (Purnomo 200 : 21- ). 1. Meningkatkan kesadaran konsumen akan kualitas dan orientasi konsumen yang kuat akan penampilan kualitas. 2. Kemampuan produk. 3. Peningktan tekanan biaya pada tenaga kerja,energi dan bahan baku.. Persaingan yang semakin intensif. 5. Kemajuan yang luar biasa dalam produktifitas melalui program keteknikkan kualitas yang efektif. 1.1 Tujuan Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan dari pengendalian kualitas adalah sebagai berikut : (Purnomo. 200 : ). 1. Untuk mengendalikan kualitas produk atau jasa yang dapat memuaskan konsumen. 2. Merupakan suatu alat tangguh yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya, menurutkan 1

cacat dan meningkatkan kualitas pada proses manufakturing. 3. Memerlukan pengertian dan perlu dilaksanakan oleh perancangan, bagian inspeksi, bagian produksi sampai pendistribusian produk ke konsumen. Dimensi Kualitas Untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas sehingga mampu memenuhi keinginan konsumen, maka perlu mengenali dimensi kualitas. Hal ini dibutuhkan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Dimensi kualitas terdiri dari : (Hana. 201 : ). a. Untuk kerja (kinerja, performansi, prestasi) dari fungsi mengenai seberapa baik suatu produk melakukan apa yang memang harus dilakukan oleh produk tersebut. b. Sifat-sifat khusus dan menarik minat (features) yang menjadikan suatu produk unik dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen lain. c. Keandalan (realibility), yaitu kemampuan produk untuk bertahan atau tidak mogok dalam masa kerjanya. d. Kecocokan atau kesesuaian (conformance) dengan standar industri, misalnya standar gas buang pada kendaraan bermotor tidak boleh melebihi sekian persen kandungan tembaga. e. Daya tahan produk (durability) terhadap waktu, tidak mudah rusak ukuran umur produk dan teknologi modern mempengaruhinya. f. Kemudahan diperbaiki jika terjadi kerusakan (serviceability). Produk yang digunakan untuk jangka waktu yang lama memungkinkan harus diperbaiki atau dipelihara, sehingga dibutuhkan ketersediaan suku cadang, tenaga ahli ataupun mekanisme kerja produk itu sendiri yang cukup sederhana sehingga tidak sulit untuk diperbaiki. g. Keindahan penampilan (aesthetic). Gorvin menyadari keindahan (Aesthetics) suatu produk memungkinkan pelanggan termotivasi oleh kualitas produk. h. Persepsi konsumen dimensi ini tidak didasarkan pada produk itu sendiri tetapi pada citra dan reputasinya dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : (Ariani. 200 : 1-2). 1. Diagram Pareto Diagram Pareto merupakan suatu gambaran yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi hingah rendah. 1.2 Alat-Alat Pengendalian Kualitas (seven tools) Alat pengendalian kualitas merupakan metode pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan besar dan kecilnya dampak yang akan ditimbulkan dari keputusan tersebut. Tujuh alat yang digunakan Sumber : (Dorothea. 200). Gambar 1.1 Diagram Pareto 2. Histogram Histogram menunjukkan kemampuan proses, hubungan dengan spesifikasi proses dan angkaangka nominal, misalnya rata-rata. Sumber : Sumber : (Dorothea. 200). Gambar 1.2 Histogram 3. Lembar Pengecekan (Check Sheet) Alat bantu ini sangat tepat digunakan sebagai alat pengumpulan data, tetapi cukup memenuhi sayarat apabila untuk menganalisa data, karena semua data yang dikumpulkan adalah data fakta yang sedang terjadi (berlangsung). Sumber : Sumber : (Dorothea. 200). Gambar 1.3 Lembar Pengecekan (Check Sheet) 1.3. Diagram sebab akibat Diagram sebab akibat mengambarkan garis atau simbol-simbol yang menunjukkan hubungan antara akibat dan penyebab suatu masalah. Penyebab masalah ini pun dapat berasal dari berbagai sumber utama, misalnya metode kerja, manusia, mesin, karyawan, lingkungan, 2

Sumber : Sumber : (Dorothea. 200). Gambar 1. Sebab Akibat Diagram Penyebaran (scatter diagram) Alat ini digunakan untuk mengkaji hubungan (relasi) yang mungkin antara variabel bebas (x) dengan variabel terikar (y). Diagram ini juga digunakan untuk mengidentifikasi korelasi yang mungkin ada antara karakteristik kualitas dan faktor yang mungkin mempengaruhinya. Sumber : Sumber : (Dorothea. 200). Gambar 1. Diagram Alir 5. Sumber : Sumber : (Dorothea. 200). Gambar 1.5 Diagram Penyebaran. Run Chart Run chart (trend chart) digunakan untuk mengidentifikasi kecendurungan (trend) yang terjadi dengan jalan menggambarkan atau memetakan data selama periode waktu tertentu. Kecendurungan (trend) tersebut sangat berguna dalam memisahkan sebab dari gejala. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan di pabrik industri PI Sumber Bahagian Km Palembang. Pengambilan data dilakukan pada bagian produk kemasan kopi shaset cap pohon berat gram, penelitian dilakukan di PI Sumber Bahagia mulai terhitung dari bulan Maret - Juli tahun 20. Mengenai pelaksanaan penyusunan skripsi, tahap-tahap jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini. 2.2 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan data yang diperoleh dari PI Sumber Bahagia yang menjadi tempat penelitian. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka mengenai jumlah produksi dan data produk cacat. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi tertulis yaitu informasi mengenai jenis produk cacat, penyebab terjadinya produk cacat, bagian proses produksi, dan bahan baku yang digunakan. 2.3 Sumber : Sumber : (Dorothea. 200). Gambar 1. Run Chart. Diagram Alir Diagram alir merupakan diagram yang menunjukkan aliran atau urutan suatu proses atau peristiwa. Diagram tersebut akan lebih baik apabila disusun oleh suatu tim, sehingga dapat diketahui serangkaian proses secara jelas dan tepat. Pengumpulan Data Data-data yang diambil dipergunakan sebagai penunjang penyusunan penelitian ini. Dalam proses pengumpulan data maka diperlu diketahui jenis data dan metode yang digunakan. Jenis data dan metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Data Primer a. Wawancara 3

Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan tanya jawab secara langsung pada orang yang mengetahui tentang objek yang diteliti. Dalam hal ini adalah dengan pihak manajemen/ karyawan PI Sumber Bahagia yaitu data mengenai jenis-jenis produk cacat dan penyebabnya, proses produksi. b. Observasi Merupakan pengamatan atau peninjauan secara langsung di tempat penelitian yaitu di PI Sumber Bahagia dengan mengamati sistem kerja pegawai yang ada, mengamati proses produksi dari awal sampai akhir, 2. Data Sekunder Pengumpulan data secara tidak langsung dengan penelusuran jurnal-jurnal, buku-buku teori yang menggunakan pendekatan Six Sigma dan Seven Tools, faktor-faktor dominan yang perlu dikendalikan. d. Perbaikan (Improvement) Pada tahap ini dirancang solusi dalam melakukan pengendalian dan peningkatan kualitas dengan Six Sigma pada layanan yang paling kritis itu berupa usulan perbaikan kualitas bagi setiap CTQ potensial sehingga diharapkan dapat meningkatkan performansi kualitas layanan tersebut dengan meningkatnya nilai DPMO dan tingkat kapabilitas Six Sigma. e. Pengendalian (Control) Pada tahap ini akan dibuat lembar control yang digunakan untuk mengendalikan proses atau layanan pada saat implementasi sehingga dapat tercapai target Six Sigma. 2.5 2. Pengolahan Data Untuk melakukan pengolahan data yang diperoleh dari setiap data primer dan sekunder diperlukan beberapa analisa untuk membandingkan permasalahan yang akan dihadapi dengan teori-teori yang digunakan untuk pembahasan. Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan degan pendekatan Six Sigma. Six Sigma didefiniskan sebagai strategi perbaikan bisnis untuk menghilangkan pemborosan, mengurangi biaya karena menghasilkan kualitas yang buruk, dan memperbaiki efektivitas dan efisiensi semua kegiatan operasi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan: (Ariani. 200 : 1 ) a. Analisa Pemecahan Masalah Pada tahap ini data yang dikumpulkan dan diolah dengan pendekatan Six Sigma untuk mengatahui tingkat kecacatan, berguna untuk memimalisasikan kecacatan produk, kemudian di analisa faktor penyebab kecacatan produk dengan seven tools. 2. Diagram Alir Metode Penelitian Menunjukkan diagram alir metode penelitian yaitu dengan mendeskripsikan langkah-langkah penelitian dari awal sampai selesai. Definisi (Define) Define adalah penetapan sasaran dari aktivitas peningkatan kualitas Six Sigma. Langkah ini untuk mendefinisikan rencanarencana tindakan yang harus dilakukan untuk melaksanakan peningkatan dari setiap tahap proses bisnis. b. Mengukur (Measure) Tahapan ini adalah tahap untuk memvalidasi permasalahan, mengukur atau menganalisa permasalahan dari data yang data. c. Analisa (Analyze) Tahap ketiga dalam DMAIC adalahh Analyze, dimana pada tahap ini dilakukan analisa hubungan sebab-akibat berbagai faktor yang dipelajari untuk mengetahui Gambar 2.1 Bagan Alir (flow chart)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data 3.1.1 Hasil Produksi dan Jenis Cacat Data yang diambil dari penelitian yaitu produk kemasan gram untuk mengetahui jenis cacat yang terdapat dalam kemasan, serta jumlah produksi kemasan, adapun data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1 Hasil Produksi dan Jenis Cacat No Produksi (Shaset) Jenis Cacat (Shaset) Terlipat Kosong 1 250 2 3 1 5 20 1 50 20 1 5130 13 1 0 1 55 1 1 1 1 20 3230 13 23 50 2 250 ` 25 2 2 0 20 2 2 1 30 0 5 31 520 32 33 300 3 1 Sumber : Data Primer 3.2 Pengolahan Data Six Sigma didefinisikan sebagai strategi perbaikan bisnis kualitas untuk menghilangkan pemborosan, mengurangi biaya karena menghasilkan kualitas yang buruk dan memperbaiki efektivitas dan efisiensi semua operasi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Adapun langkah-langkah six sigma sebagai berikut : 3.2.1 Define Mendefinisikan masalah-masalah penyebabpenyebab defect yang menjadi penyebab paling potensial dalam menghasilkan kemasan kopi. Dua penyebab paling potensial dalam menghasilkan produk akhir diidentifikasikan sebagai berikut: a. Terlipat terlipat dikarenakan kurangnya control pada saat memasukan kemasan kedalam mesin press sehinga terjadi pelipatan kemasan pada saat mesin press mulai beropresi. Gambar 3.1 Terlipat b. Kosong kosong dikarenakan adanya penyumbatan pada mesin press saat mesin beroperasi untuk melakukan pengemasan. Gambar 3.2 Kosong Mendefinisikan rencana tindakan yang harus dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis penelitian adalah: a. Perbaikan pada mesin b. Melakukan pergantian operator pda lini produksi kemasan 5

c. Melakukan Pengawasan terhadap metode kerja. 3.2.2 Measure Dari pengolahan data measure untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecacatan produk dengan pengukuran tingkat six sigma dan DPU (Defect Per Unit), serta Defect Per Million Opportunities (DPMO), (Amir. 2013 : 2-2). 1. Pengukuran tingkat Six Sigma dan Defect Per Million Opportunities (DPMO). a. Menghitung DPU (Defect Per Unit) Sampel 1 0.003 Sampel 2 0.0020 b. Menghitung DPMO (Defect Per Million Opportunities) x1.000.000 Sampel 1 x 1.000.000 3 Sampel 2 x 1.000.000 20 c. Mengconversion hasil perhitungan DPMO ke tabel sigma untuk mendapatkan hasil sigma. Jumlah Cacat 1 1 2 2 2 20 1 2 2 2 23 DPU DPMO 0.003 0.0020 0.00503 0.00231 0.000 0.001 0.0051 0.0032 0.000 0.00 0.00 0.002 0.00550 0.00251 0.00523 0.001 0.0051 0.0005 0.00 0.000 0.005 3 20 503 231 0 1 51 32 0 2 550 251 523 1 51 05 0 5 Nilai Sigm a 3..3 3. 1 3. 2 30 13 2 30 1 2 1 1 2 1 2 3.3 0.005023 0.005052 0.052 0.00250 0.0051 0.003 0.005 0.0001 0.0023 0.003030 0.00 0.005 0.005 0.15 0.005 5023 5052 52 250 51 3 5 01 23 3030 5000 5 15 55. 3..3.3.2 15 5.1 Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel.2 diatas menunjukkan nilai-nilai perhitungan tingkat sigma dimana diketahui jumlah kemasan., jumlah cacat.3, DPO 0.005 DPMO 55., nilai sigma 5.1 dimana dapat didefinisikan bawha kualitas kemasan produk hampir mendekati nilai dari tingkat sigma. 3.2.3 Analyze Dalam tahapan analyze ini dengan mengetahui jumlah jenis cacat atau rusak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : %Kerusakan a. Tabel 3.2 Pengukuran Tingkat Six Sigma Jumlah Produksi 250 20 50 20 5130 0 55 3230 50 250 50 0 520 300 1330. x0% Diagram Pareto Sampel %Kerusakan x 0 2. % Sampel % Kerusakan x 0 2.30 % Sumber : Data Pengolahan Gambar 3.3 Grafik Diagram Pareto Dari hasil pengolahan data pada grafik pareto kita bisa mengetahui persentase kerusakan tertinggi terdapat pada sampel data 2,2 dengan persentase.0 %, sedangkan persentase kerusakan terkecil terdapat pada sampel data 25, 30 dengan persentase 1.%.

3.2. Improve Dalam perbaikan proses, improvement yang dilakukan seperti mengembangkan ide untuk meniadakan akar masalah, mangadakan pengujian dan mengukur hasil. Pada langkah ini ditetapkan suatu rencana tindakan untuk melaksanakan peningkatan kualitas six sigma. Gambar 3. Diagram Sebab Akibat 55 3230 50 250 0 0 520 300 1330. 5 33.0 1 13 20 1 1 3.3 1 2 2 2 23 30 31 13 2 30 1 35 1 1 2 1 2 3. 0. 0. 0. 0. 0. 1 0.2 0. 0. 0. 0.2 0.3 0. 15 1 Sumber : Hasil Pengolahan Data 3.2.5 Control Merupakan tahap operasional terakhir dalam upaya peningkatan kualitas berdasarkan Six Sigma. Terdapat dua pengendalian kualiatas yang harus dilakukan yaitu : 3.2.5.1 Pengendalian Kualitas Atribut Pengendalian kualitas untuk item yang karakteristiknya tidak dapat dinyatakan dengan angka tersebut dinamakan atribut atau sifat. Untuk mengklarifikasikan kualitas produk pada umumnya digunakan istilah sesuai spesifikasi dan tidak sesusi spesifikasi atau sering digunakan istilah cacat dan tidak cacat. Untuk menentukan nilai P-Chart dan C-Chart. (Zulian. 2001 : 2) 1. Menghitung Nilai P-Chart a. Menghitung Central Line P-chart P 2 b. Menghitung Persentase Kerusakan Sampel 1 P x 0 0.3 Sampel 2 P x 0 0.20 Sampel nilai selanjutnya lihat pada tabel 3.5 c. Menghitung Upper Control Limit (UCL) UCL 2 + 3 Tabel 3.5 Persentase Cacat Produksi (Shaset) 250 20 50 20 5130 0 Jenis Cacat (Shaset) Terlipat Kosong 1 1 1 Jumlah Cacat % Cacat 2 + 3 (0.1) 1.03 d. Menghitung Lower Control Limit (LCL) LCL 2 3 1 1 2 2 2 20 0. 0. 0.2 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 2 3 (0.1) 0.01 e. Grafik P-Chart Sumber : Data Pengolaha

Gambar 3. Grafik P-chart Tabel 3. Produksi Kopi Bulan Januari-April 20 Dari grafik diatas tidak ada nilai yang berada di out of control batas UCL, CL dan LCL, tetapi grafik tersebut menunjukkan ketidak stabilan terlihat dari grafik yang naik turun, dengan nilai P 2 2. Menghitung Nilai C-Chart a. Menghitung Central Line C-chart C C b. Menghitung Upper Control Limit (UCL) UCL + 3 + 3 (0.) 2. Produksi Kopi Xi Ri 250 20 0 20 332.5 20 500 2300 30 00 500 0 530 5.5 0 20 300 300 3.5 20 250 230 32.5 20 320 500 0 130 500 20 352.5 0 50 20 3.5 20 530 500 0 300 300 0.5 20 132.5 1330 530 20 332.5 3130 2.5 50 230 0 330 500 5 20 50 5 1 20 20 c. Menghitung Lower Control Limit (LCL) LCL 3 3 (0.) - 1. d. Grafik C-chart 5130 0 55 Sumber : Data Pengolahan Gambar 3. Grafik C-chart Dari grafik diatas tidak ada data observasi yang berada di out of control batas UCL, CL dan LCL, tetapi grafik tersebut menunjukkan ketidak stabilan terlihat dari nilai grafik yang naik turun, dengan nilai C 3.2.5.2 Pengendalian Kualitas Variabel Pengendalian kualitas proses ststistik untuk data variabel yang dapat dinyatakan bentuk ukuran angka atau kuantitatif khususnya untuk produk cukup banyak digunakan untuk menggambarkan variasi atau penyimpangan yang terjadi pada kecenderungan memusat pada penyebaran observasi. Dengan mencari nilai X-chart dan R-chat. (Zulian. 2001 : 20). 2300 500 0 320 3.5 200 250 3.5 1 0 50 3230 3230 20.5 300 50.5 2050 300 03.5 30 50 250 352.5 0 250 500 0 530 500 20 320 250 05 0 530 230 30 300 50 530 10 230 500 51.5 320 2030 230 250 31.5 10 0 500 320 500 20 0 0 20 5 20 332.5 20 300 300 300 500 0 530 32.5 130 3.5 0 50 10 230 530 51.5 500 320 2030 13055 20 Total jjjx R1.32 Sumber : Data Pengolahan

b. Maka dapat dicari Lower Conrtol Chart (LCL), dan Upper Control Limit (UCL) sebagai berikut : 1. Mencari Xi a. Menghitung Xi, X 0 LCL Diketahui : n A2 0.2 dengan ukuran sampel/subgroup 2 (Lihat Tabel variabel) X 0 b. Maka dapat dicari Upper Control Limit (UCL), dan Lower Control Limit (LCL) sebagai berikut : UCL X + A2.R 0 + 0.2. 1 0 + 50 LCL X A2.R 0-0.2. 1 0-2 c. Grafik X Chart UCL D. R 2.. 1 513 D3.R 0. 1 0 c. Grafik R-Chart Sumber : Data Pengolahan Gambar 3. Grafik R-chart Dari grafik diatas tidak ada nilai yang berada di out of control batas UCL, CL dan LCL, tetapi grafik tersebut menunjukkan ketidak stabilan terlihat dari grafik yang naik turun, dengan nilai R 1. Sumber : Data Pengolaha Gambar 3. Grafik X-chart Dari grafik diatas tidak ada nilai yang berada di out of control batas UCL, CL dan LCL, tetapi grafik tersebut menunjukkan ketidak stabilan terlihat dari nilai grafik yang naik turun, dengan nilai X 0 2. Mencari Ri a. Menghitung Ri R 1 Diketahui : n D3 0 dengan ukuran sampel/subgroup 2 (Lihat Tabel variabel) D 2. dengan ukuran sampel/subgroup 2 (Lihat Tabel variabel) R 1 Kesimpulan Dari hasil peneliti produk cacat dalam kemasan kopi untuk menggurangi kecacatan produk dengan metode Six Sigma sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil produksi kemasan kopi yang diperoleh dari Bulan Januari-April 20 mencapai 1330 shaset. Ada 2 Jenis kerusakan yang terjadi selama produksi yaitu jenis kemasan terlipat mencapai 0.2 % dan kemasan kosong mencapai 0.2% dengan jumlah kerusakan mencapai 2%. Dari hasil pengolahan data pada grafik pareto diketahui bahwa persentase kerusakan tertinggi terdapat pada sampel data 2,2 dengan persentase.0 %, sedangkan persentase kerusakan terkecil terdapat pada sampel dat 25, 30 denganpersentase 1.%. 2. Dari hasil diagram sebab-akibat faktor dominan yang mempengaruhi produk cacat kemasan kopi yaitu faktor mesin dikarenakan : Kurangnya perawatan, Operator kurang teliti, settingan mesin kurang pas.

DAFTAR RUJUKAN Amir, Syukron 2013. Six Sigma Quality for Business Improvement Dorothea, Wahyuni Ariani. 200. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta: ANDI. Hana, Catur, Wahyuni. 201. Pengendalian Kualitas Aplikasi pada Industri Jasa dan Manufaktur dengan Lean Six Sigma dan Servqual. Yogyakarta: Graha Ilmu.. Purnomo, Hari. 200. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu. Zulian, Yamit. 2001. Manajemen Kualitas Produk & Jasa. Yogyakarta : Ekonisia.