Mengurangi Kerentanan Ekonomi Melalui Asuransi Mikro: Tantangan dan Potensi di Indonesia. Hotel Sunan, Surakarta 29 Oktober 2015

dokumen-dokumen yang mirip
3.2% 3.5% 77 juta penduduk, memiliki simpanan dana/tabungan ataupun. perlindungan 309 asuransi untuk 65 berjaga-jaga 100 jika tertimpa. musibah.

Definisi asuransi mikro

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jaminan finansial bagi dirinya sendiri dan atau ahli warisnya

INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Asuransi Mikro Untuk Masyarakat Di Pedesaan. Jakarta, 17 Juli 2017

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

OVERVIEW TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN APBN

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah

BAB I PENDAHULUAN. terakhir terus mengalami peningkatan. Puluhan perusahaan lokal maupun

Highlights May Memahami penggunaan layanan keuangan masyarakat di Indonesia 1,250 20,000. kabupaten. provinsi di wilayah timur Indonesia

KOORDINASI MANFAAT DALAM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk

DAFTAR IZIN UNIT USAHA SYARIAH PERUSAHAAN ASURANSI UMUM

SEKILAS MENGENAI LAYANAN KEUANGAN MIKRO (LAKU MIKRO) DI INDONESIA

Informasi Produk Asuransi Allianz

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Produk asuransi unit link mulai diperkenalkan di Inggris pada

BAB I PENDAHULUAN. Mengamati perkembangan perekonomian dari sisi informasi dimasa sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016

SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) - BPJS KESEHATAN KOMUNITAS 2015

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

BAB III JENIS ASURANSI

... Hubungi Kami : Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap kompetisi didalamnya. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang berfalsafah Pancasila bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN LITERASI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan,

UPDATE IMPLEMENTASI COB

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

Investor Daily 23/11/2016, Hal. 24 OJK Finalisasi Aturan Perubahan Investasi SBN Di INKB

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

Asuransi Yakin Penuhi Wajib SBN Tahun Ini

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

Yth. Direksi/Pengurus Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional maupun secara syariah,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini mengalami beberapa perubahan yang

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah TW IV 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL...v DAFTAR GAMBAR.viii DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

Inklusi Keuangan dan (TPAKD) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya yang berjudul "Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang semakin kuat sangat berpengaruh dalam pertumbuhan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

I. Pendahuluan. Setiap manusia menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya, walaupun tidak

PERAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PERASURANSIAN

PENETAPAN TARIF PREMI PADA LINI USAHA ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR TAHUN 2014

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

FREQUENTLY ASKED QUESTION Product E Commerce

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian,

TOT DASAR ASURANSI MIKRO PERLINDUNGAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MASYARAKAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan, baik oleh perorangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

BAB II LANDASAN TEORI

Financial Check List. Definisi Asuransi. Apa Manfaat dan Fungsi Asuransi? Kapan Sebaiknya Membeli Asuransi?

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

Investor Daily - 22/11/2016, Hal. 23 Kuartal III, Investasi Asuransi Di SBN Tumbuh 44%

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Dasar hukum Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam. memutus putusan perkara nomor 05/KPPU-I/2014

Bisnis Indonesia 01/03/2017, Hal. 22 Bancassurance Jadi Andalan

Harian Kompas 06/06/2016, hal. 20 Kanal Asuransi Diperluas EX-CC-AAJI

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendiri, jadi manusia untuk bisa melangsungkan hidupnya harus

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat.

LAMPIRAN 1 K U E S I O N E R

WEALTH ASSURANCE BANGUN MASA DEPAN ANDA MULAI SEKARANG

ASURANSI JIWA GENERALI INDONESIA, DPLK AIA FINANCIAL, DPLK ASURANSI JIWA TUGU MANDIRI, DPLK ALLIANZ INDONESIA, DPLK

BAB I PENDAHULUAN. selain perbankan, industri asuransi jiwa meyakinkan Indonesia bahwa asuransi

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berupa membayarkan sejumlah harga tertentu. mencukupi biaya pendidikan dan lainnya.

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

Investor Daily 16/05/2017, Hal. 23 Sequis Life Bukukan Premi Rp 2,9 Triliun

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah adanya sertifikasi keagenan. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI)

Jiwasraya Ditargetkan Kuasai 40% Pasar Asuransi Jiwa

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

I. PENDAHULUAN. lahirnya perusahaan yang menjalani berbagai kegiatan usaha untuk memajukan

Transkripsi:

Mengurangi Kerentanan Ekonomi Melalui Asuransi Mikro: Tantangan dan Potensi di Indonesia Hotel Sunan, Surakarta 29 Oktober 2015

2 Latar Belakang Pertumbuhan sektor Asuransi mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir, namun proporsinya terhadap PDB masih terbilang kecil Premium/GDP Aset/GDP 1.9% 1.8% 1.7% 1.68% 1.79% 1.85% 1.83% 5.0% 4.5% 4.0% 3.7% 3.8% 4.1% 4.4% 1.6% 1.56% 1.62% 3.5% 3.0% 2.8% 3.2% 1.5% 2.5% 1.4% 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2.0% 2008 2009 2010 2011 2012 2013

3 Latar Belakang (Lanjutan) Sekitar sepertiga penduduk Indonesia, atau kurang lebih 77 juta penduduk, tidak memiliki simpanan dana/tabungan ataupun perlindungan asuransi untuk berjaga-jaga jika sesuatu yang buruk terjadi pada mereka (sumber: Bank Dunia, 2011) Tingkat pemahaman masyarakat akan jasa dan layanan asuransi hanya sebesar 18 persen, artinya dari 100 penduduk Indonesia hanya 18 orang yang memahami dan meyakini jasa dan produk asuransi (sumber: Survei Nasional Literasi Keuangan OJK, 2013)

4 Latar Belakang (Lanjutan) Alasan masyarakat tidak memiliki asuransi adalah karena keterbatasan dana dan informasi (Sumber: Microinsurance Stakeholders in Indonesia - Baseline Survey oleh Nunung Nuryartono, Institut Pertanian Bogor, Juli 2013. (USAID and SEADI).

5 Latar Belakang (Lanjutan) Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja sektor asuransi di Indonesia secara umum, dan mengembangkan asuransi mikro secara khusus, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkolaborasi dengan Bank Dunia, dengan pendanaan dari SECO, merintis serangkaian kegiatan pengembangan asuransi mikro di Indonesia dengan menitikberatkan kepada edukasi asuransi ke berbagai lapisan masyarakat dan pengembangan produk asuransi mikro yang tepat sasaran dan tepat kebutuhan Pada tanggal 17 Oktober 2013 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan kerangka dasar asuransi mikro yang dituangkan dalam Grand Design Asuransi Mikro, didalamnya termuat definisi dan kriteria asuransi mikro yang berlaku di Indonesia Langkah ini diikuti dengan peluncuran 6 produk generik asuransi mikro hasil kerjasama OJK dengan asosiasi asuransi di Indonesia yaitu Si Peci, Si Bijak, Rumahku, Warisanku, Stop Usaha Erupsi, Stop Usaha Gempa Bumi pada tanggal 30 Oktober 2014 pada acara Pasar Asuransi Mikro Indonesia di Bogor

Asuransi Mikro di Indonesia 6 Persepsi Masyarakat Mengenai Asuransi Asuransi Mikro Indonesia Ru mit pengecualian dan ketentuannya S ederhana fitur dan administrasinya Su sah mendapat produk dan persyaratannya Ma hal harga preminya VS M udah didapat produknya E konomis harga preminya (maksimal Rp50.000 per periode) La ma proses klaimnya (30 hari sejak dokumen lengkap diterima S egera penyelesaian klaimnya (maks. 10 hari sejak dokumen lengkap diterima)

7 Tujuan Kegiatan Meningkatkan pemahaman terkait dasar asuransi dan proses berasuransi Mensosialisasikan produk asuransi mikro Melakukan proyek percontohan terkait dengan penjualan produk generik asuransi mikro Melakukan uji coba terhadap template/kerangka pemantauan dan evaluasi (M & E) Mengetahui pemahaman masyarakat atas perbedaan asuransi mikro vs bukan mikro. Mengetahui penilaian dan minat para calon konsumen atau pengguna jasa atas jenis produk generik asuransi mikro yang dipasarkan Mengkaji pengembangan asuransi mikro di Indonesia dari sisi penawaran produk (supply)

8 Bentuk Kegiatan Pada bulan Februari - Maret 2014, dilaksanakan serangkaian kegiatan terkait produk generik asuransi mikro yang terdiri dari kegiatan sosialisasi produk generik asuransi mikro, sekaligus pemantauan dan evaluasi. Secara khusus, kegiatan pemantauan dan evaluasi mencoba melihat dari dua sisi yaitu baik dari sisi permintaan (demand side) dan juga sisi penawaran (supply side). Sisi permintaan adalah pemantauan dan evaluasi dengan tujuan untuk melihat penilaian dari para calon konsumen atau pengguna jasa asuransi mikro yaitu masyarakat atas produk yang dipasarkan. Sedangkan sisi penawaran adalah pemantauan dan evaluasi untuk melihat kesiapan dan perkembangan distribusi pemasaran produk oleh pelaku industri dan pemerintah khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

9 Jenis Produk Asuransi Mikro Generik Enam produk asuransi mikro generik, yang diluncurkan pada akhir tahun 2014: 1. Si Bijak 2. Si Peci 3. Warisanku 4. Rumahku 5. Stop Usaha Gempa Tsunami 6. Stop Usaha Erupsi

10 1. Si Bijak Menerapkan pola syariah Diterbitkan oleh AASI baik Umum maupun Jiwa Akadnya: Tabbaru dan Wakalah bin Ujrah Santunannya: Santunan meninggal karena sakit plus biaya pemakaman Santunan meninggal karena kecelakaan Santunan karena hartanya menderita kerugia Besaran iuran: Rp50.000 per tahun (50:50 ujrah dana tabbaru) Ada batasan usia Bentuknya: voucher Ada pengecualian, masa tunggu Waktu pembayaran : maksimum 10 hari

11 2. Si Peci Menerapkan pola asuransi jiwa terms assurance Diterbitkan oleh AAJI di jual baik independen (Allianz) maupun konsorsium leader: AJB1912 Santunannya: Santunan meninggal karena sakit Santunan meninggal karena kecelakaan Besaran premi : Rp50.000 per tahun Bentuknya: voucher Ada pengecualian, masa tunggu Batasan usia: 6-64 tahun Waktu pembayaran : maksimum 10 hari

12 3. Warisanku Menerapkan pola asuransi umum Diterbitkan oleh AAUI dan saat ini dijual secara independen oleh 3 perusahaan asuransi umum Santunannya: Santunan meninggal karena kecelakaan plus biaya pemakaman biaya pemakaman kalau meninggal karena sakit Besaran premi : Rp40.000 per tahun Bentuknya: voucher Ada pengecualian, masa tunggu Batasan usia: maksimum 60 tahun Waktu pembayaran : maksimum 10 hari

13 4. Rumahku Menerapkan pola asuransi umum Diterbitkan oleh AAUI dan saat ini dijual secara independen oleh 3 perusahaan asuransi umum Santunannya: Santunan meninggal karena kecelakaan plus biaya pemakaman biaya pemakaman kalau meninggal karena sakit Besaran premi : Rp40.000 per tahun Bentuknya: voucher Ada pengecualian, masa tunggu Batasan usia: maksimum 60 tahun Waktu pembayaran : maksimum 10 hari

14 5. Stop Usaha Erupsi Menerapkan pola asuransi umum Diterbitkan oleh AAUI dan saat ini dijual secara independen oleh 3 perusahaan asuransi umum Santunannya: o Harta benda rusak karena kebakaran, ledakan kompor, kejatuhan pesawat, asap, kebakaran bangunan sekitarnya, kerusuhan, tertabrak kendaraan, letusan gunung berapi atau pemerintah melarang memasuki wilayah tempat usaha. Besaran premi : Rp40.000 per tahun Bentuknya: voucher Ada pengecualian, masa tunggu Waktu pembayaran : maksimum 10 hari

15 6. Stop Usaha Gempa dan Tsunami Menerapkan pola asuransi umum Diterbitkan oleh AAUI dan saat ini dijual secara independen oleh 3 perusahaan asuransi umum Santunannya: Harta benda rusak karena kebakaran, ledakan kompor, kejatuhan pesawat, asap, kebakaran bangunan sekitarnya, kerusuhan, tertabak kendaraan, gempa atau tsunami atau pemerintah melaang memasuki wilayah tempat usaha. Besaran premi : Rp40.000 per tahun Bentuknya: voucher Ada pengecualian, masa tunggu Waktu pembayaran : maksimum 10 hari

Peserta yang Berpartisipasi dalam Kegiatan berdasarkan Model Penutupan Asuransi 16 1. Independen: perusahaan ini menerbitkan polis/jaminan sendiri, namun dengan terms and conditions yang sudah disepakati bersama. Bilamana terjadi claim, maka dia akan menanggung sendiri pembayaran santunan (Allianz, ACA, Wahana Tata, Tripakarta) 2. Konsorsium: beberapa perusahaan bergabung untuk menutup program asuransi yang sama. Adanya seorang administrator diperlukan yang akan menampung anggota yang menerbitkan voucher/polis. Perlu adanya Perjanjian Kerjasama antar anggota dalam menentukan besaran partisipasi serta besaran biaya administrator untuk mengelola bisnis ini 3. Co Asuransi: Beberapa asuransi sepakat menutup asuransi sesuai dengan share yang ditetapkan, penerbit polis umumnya oleh leader. Premi akan dialokasikan oleh Leader kepada member nya sebesar partisipasi yang ada, demikian juga saat terjadi klaim, maka masing-masing anggota akan membayar sesuai persentase kepesertaannya. Catatan: Untuk program ini yang diterapkan adalah nomor 1 dan 2.

Peserta yang Berpartisipasi dalam Kegiatan berdasarkan Model Penutupan Asuransi 17 Konsorsium AASI Jumlah anggotanya: 26 perusahaan asuransi berbasis syariah Leader : Asuransi JASINDO Syariah Member: Asuransi Jiwa Amanah Gita Asuransi Umum Mega Asuransi Mitra Maparya Asuransi Jiwa Syariah Al Amin Asuransi Bringin Sejahtera Arta Makmur Asuransi Sinarmas Asuransi Avrist Assurance Asuransi Jaya Proteksi Asuransi Takaful Umum Asuransi Adira Dinamika Asuransi Tugu Pratama Indonesia Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Asuransi Bintang tbk Asuransi jiwa Sinarmas MSIG Life Asuransi Wahanatata Asuransi Asei Indonesia Asuransi Takaful Keluarga Asuransi Jasaraharja Putra Asuransi Ramayana Asuransi Abda Insurance Asuransi Pan Pasific Asuransi Staco Mandiri Asuransi Astra Buana Ace Indonesia Insurance Asuransi Tri Pakarta Asuransi Central Asia

Peserta yang Berpartisipasi dalam Kegiatan berdasarkan Model Penutupan Asuransi 18 Konsorsium AAJI Jumlah anggota: 27 anggota asuransi jiwa Leader : Asuransi Jiwa Bumiputera 1912 Member: ACE Life Assurance Adisarana Wanaartha AIA Financial Astra Aviva Life Avrst Assurance AXA Financial Indonesia AXA Life Indonesia BCA Life BNI Life Insurance Bringin Jiwa Sejahtera Bumiputera 1912 Central Asia Raya Equity Life Indonesia Financial Wiramitra Danadyaksa Generali Indonesia Hanwha Life Heksa Eka Life insurance Indosurya Sukses Jiwasraya Kresna Life Mega Jiwa Indonesia Panin Dai-ichi Life Recapital Reliance Indonesia Sinarmas MSIG life Taspen Life Tugu Mandiri

Peserta yang Berpartisipasi dalam Kegiatan berdasarkan Model Penutupan Asuransi (Independen) 19 Asuransi jiwa: Asuransi Allianz Asuransi umum/kerugian: Asuransi Central Asia Asuransi Tripakarta Asuransi Wahana Tata

Demand Side 20

21 Jenis Kegiatan Sosialisasi 1. Training of Trainers Mengundang perwakilan 25 kelompok (2 orang/kelompok) untuk memperoleh pelatihan untuk menjadi pelatih (ToT) dasar-dasar asuransi serta memperoleh informasi terkait produk asuransi generik Pihak OJK membuka dan mengawasi jalannya Pelatihan Penjelasan mengenai prinsip asuransi dan asuransi mikro diberikan oleh perwakilan Bank Dunia, penjelasan produk diberikan oleh perwakilan industri yang mendapat jatah melakukan sosialisasi di daerah tersebut 2. Sosialisasi Penuh Berbentuk kunjungan ke komunitas dengan pengenalan dan penjelasan produk secara verbal oleh masing-masing pihak industri setelah peserta sosialisasi membaca buku saku asuransi mikro dan brosur produk generik

22 Jenis Kegiatan Sosialisasi (Lanjutan) 3. Sosialisasi Sebagian Berbentuk kunjungan ke komunitas, tanpa ada penjelasan verbal mengenai asuransi dan asuransi mikro, serta produk generik Peserta hanya hanya mendapat informasi melalui buku saku asuransi mikro dan brosur produk 4. Drop off Membagikan media informasi asuransi mikro (buku saku, buku panduan, poster, CD yang berisi video edukasi asuransi mikro dan seluruh soft file media informasi) dan produk generik asuransi mikro (brosur produk dari masing-masing perusahaan yang bertugas melakukan sosialisasi di daerah tersebut) kepada kelompok-kelompok masyarakat atau komunitas terpilih

23 Lokasi Sosialisasi Pulau Jawa* Sumatera Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Bali Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten Aceh dan Bandar Lampung Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur Maluku Tenggara Barat Bali

24 Kelompok Peserta Sosialisasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kelompok pengajian Ibu rumah tangga Koperasi Kelompok gereja Paguyuban Kantor Pos Kelompok arisan Anggota RT/RW Pedagang kecil Peternak Perbankan Pegadaian Gabungan Kelompok Tani dan Nelayan (Gapoktan)

25 Jumlah Responden Jenis kegiatan Sebelum Sosialisasi Sesudah Sosialisasi Sosialisasi Penuh: (Pengenalan produk asuransi mikro) Sosialisasi Sebagian: (Hanya membaca buku saku asuransi mikro) 995 906 511 511 Training of Trainers (ToT) 753 753 Total 2,259 2,170 Catatan: data yang digunakan adalah data yang telah melalui proses cleaning

26 Komposisi Responden 53% 47% Responden yang hadir di Sosialisasi: 1.058 laki-laki (47%) 1.201 perempuan (53%) Laki-laki Perempuan

27 Komposisi Reponden 500 400 300 200 100 0 138 309 Petani/ nelayan (N=447) 409 175 Ibu rumah tangga (N=409) 65 121 128 Pedagang/ KUKM (N=296) Karyawan* (N=193) 58 76 Lainnya* (N=134) Sosialisasi sebagian besar dihadiri oleh para petani, ibu rumah tangga dan pedagang karena memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk menghadiri kegiatan sosialisasi. Laki-laki Perempuan Catatan: Karyawan adalah terdiri dari para pegawai swasta/pns/bumn, guru, dan buruh pabrik Lainnya yaitu termasuk para pelajar/mahasiswa, dan pensiunan 35 persen responden tidak menjawab untuk informasi jenis pekerjaan (missing information)

Hanya setengah dari total responden yang sudah tahu atau mengenal asuransi 28 56% 44% Tidak mengetahui asuransi (N=988) Mengetahui mengenai asuransi (1,271) Total responden 2.259

29 Sebagian besar responden dengan jenis pekerjaan informal, relatif lebih banyak tidak tahu asuransi dibandingkan para pekerja di sektor formal. Para pekerja informal yang paling banyak tidak tahu mengenai asuransi adalah buruh pabrik, petani/nelayan, dan ibu rumah tangga. 100% 80% 60% 40% 20% 0% 75% 74% 25% 26% 61% 39% 48% 47% 45% 44% 41% 52% 53% 55% 56% 59% 34% 66% Ya Tidak

30 50% 43% 40% 30% 20% 34% 21% 21% Total responden 1,271 Dari sebagian respondenyang paham asuransi, mayoritas cenderung pernah atau sedang memiliki polis asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. 10% 8% 3% 2% 1% 0%

Televisi dan Radio adalah Media yang paling tepat untuk melakukan sosialisasi produk asuransi 31 Sumber media informasi yang diterima selama ini mengenai asuransi Media informasi yang dianggap paling tepat oleh masyarakat ke depan

Preferensi Masyarakat untuk Produk Generik Asuransi Mikro 32 30% 25% 24% Total responden 2,069 Si Peci lebih banyak diminati dibanding produk generik asuransi mikro lainnya. 20% 15% 21% 20% 20% Si Peci relatif lebih menarik bagi masyarakat dikarenakan besarnya santunan lebih besar dengan persyaratan dan kondisi yang lebih mudah dibanding produk generik lainnya yang sejenis (Si Bijak dan Warisanku). 10% 5% 8% 7% Kelengkapan informasi dan bahasa yang mudah dipahami saat sosialisasi produk baik lisan maupun tertulis (brosur/leaflet) mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli produk. 0% Si Peci Rumahku Warisanku Si Bijak Tsunami Erupsi

Masyarakat Enggan Menjadi Peserta Asuransi Premi yang hilang begitu saja pada waktu tidak terjadi proses klaim, menjadi alasan utama sebagian besar responden tidak tertarik membeli produk asuransi mikro 33 3% 3% 2% 1% 1% 1% Premi hilang begitu saja pada waktu tidak ada klaim Santunan kurang besar dibandingkan kebutuhan yang ada Lainnya Produk tidak menarik 89% Premi terlalu besar Bukti kepemilikan produk tidak terlalu meyakinkan Tidak ada pilihan perpanjangan otomatis

34 Beberapa Temuan Penting Produk yang ditawarkan dinilai sebagian besar masyarakat kurang sesuai dengan harapan mereka, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah. Beberapa produk yang diharapkan tersedia, yaitu: (i) asuransi pemakaman, (ii) asuransi rawat inap (pengganti penghasilan yang hilang karena dirawat di rumah sakit sebagai pendamping BPJS/Jamkesda), (iii) gagal panen, dan (iv) ternak mati Produk yang ditawarkan dinilai memiliki beberapa kemiripan dari segi jenis perlindungan yang disediakan namun untuk harga, besarnya santunan dan syarat ketentuannya berbeda. Sebagai contoh yaitu produk Si Bijak, Si Peci dan Warisanku ketiganya merupakan jenis asuransi yang sama namun santunannya berbeda. Oleh karena itu ke depannya, diharapkan adanya produk gabungan yang tidak saling tumpang tindih. Batas usia pembelian produk dianggap kurang longgar, masyarakat berharap perlindungan dapat diberikan kepada yang berada di atas usia pension yaitu maksimal 80 tahun. Masyarakat mengharapkan adanya penyeragaman masa tunggu antar sesama produk generik.

Supply Side 35

36 Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan yang dilakukan: Pengumpulan data non-regular (primer) Menyebarkan kuesioner ke 120 perusahaan asuransi pada akhir Juni 2015 Diskusi bilateral dengan entitas perusahaan asuransi dilaksanakan pada 10-11 Juni 2015 Pengumpulan data regular (sekunder) Laporan keuangan terkait penjualan asuransi mikro secara bulanan Database berbasis web (http://pusatdata.asuransimikroindonesia.org) terkait masingmasing entitas perusahaan asuransi yang terlibat dalam proyek percontohan.

Sampai dengan 12 Oktober 2015, sebanyak 72 perusahaan sudah mengembalikan kuesioner (42 perusahaan asuransi jiwa dan 30 perusahaan asuransi umum) 37 Perusahaan Asuransi Jiwa Perusahaan Asuransi Umum Syariah, 2 Independen, 2 Syariah, 1 Independen, 18 AAJI, 22 AAUI, 27

90% perusahaan asuransi jiwa yang mengembalikan kuesioner telah aktif memasarkan produk asuransi mikro, sedangkan asuransi umum hanya 57% yang telah aktif memasarkan produk mikro 38 100% 4 (10%) 80% 13 (43%) 60% 40% 38 (90%) 20% 17 (57%) 0% Jiwa (N=42) Terlibat aktif memasarkan asuransi mikro Umum (N=30) Tidak/belum aktif memasarkan asuransi mikro

Jenis produk asuransi mikro yang dipasarkan sebagian besar merupakan produk asuransi jiwa, kecelakaan diri, properti dan kesehatan 39 Perusahaan Asuransi Jiwa Produk Pemakaman 4% Produk Kesehatan 10% Produk Jiwa Tabungan 1% Perusahaan Asuransi Umum Produk Produk Korban Bencana, 3% Indeks, 3% Produk Kombinasi, 6% Produk Pinjaman, 3% Produk Pinjaman 18% Produk Jiwa 36% Produk Properti, 39% Produk Kecelakaan Diri, 45% Produk Kecelakaan Diri 31%

Kurangnya Sosialisasi Produk Asuransi Mikro Menjadi Kendala Utama bagi Perusahaan dalam Memasarkan Produk 40 Kurangnya edukasi kepada masyarakat Moral hazard/penipuan Tidak cukupnya jaringan distribusi Anti-selection Biaya yang tinggi Rendahnya permintaan kalangan ekonomi lemah Klaim yang tinggi Kurangnya data aktuaria Pemangku kepentingan belum mengenal tentang asuransi Sedikitnya ahli khusus di bidang asuransi mikro Ketidakmampuan mengembangkan bisnis Peraturan lokal Kendala bahasa Lainnya Kurangnya akses kepada reasuransi Ketidakmampuan masyarakat membeli asuransi mikro 18 29 9 18 13 16 7 16 7 12 11 14 2 10 5 8 8 9 4 7 3 4 1 3 1 2 1 2 1 2 1 4 0 5 10 15 20 25 30 35 Asuansi jiwa Asuansi umum

41 Temuan-Temuan Penting Mendapatkan keuntungan finansial bukanlah alasan utama bagi perusahaan baik asuransi jiwa maupun umum untuk memasarkan produk asuransi mikro. Namun, lebih dikarenakan: Adanya keinginan untuk mengembangkan usaha dengan memasuki target pasar baru terutama ekonomi menengah ke bawah Dorongan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/csr) Diharuskan oleh undang-undang atau otoritas pemerintah. Pelaku industri asuransi jiwa dan umum menilai perkembangan asuransi mikro di masa depan cukup positif terutama dalam 3 tahun ke depan. 60 persen perusahaan asuransi umum menyatakan bahwa dalam waktu 3 tahun mendatang, akan lebih banyak jenis produk asuransi mikro yang akan ditawarkan.

Rekomendasi 42 Edukasi mengenai dasar asuransi dan asuransi mikro adalah salah satu hal yang penting untuk dikaji lebih lanjut Sosialisasi diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan minat masyarakat untuk berasuransi sekaligus mengurangi persepsi negatif mengenai asuransi Sosialisasi harus diberikan secara merata kepada semua lapisan masyarakat, dan penyampaian sosialisasi sebaiknya menggunakan ungkapan/bahasa yang mudah, sederhana, dan mikro Sosialisasi perlu dikembangkan sesuai dengan media yang paling mudah diakses oleh masyarakat seperti melalui televisi atau radio. Oleh karena itu, layanan iklan resmi dan dialog publik dari pemerintah perlu ditayangkan secara khusus di televisi agar masyarakat dapat lebih mudah mengenal produk asuransi mikro

Rekomendasi (Lanjutan) 43 Mengingat Asuransi Mikro menganut Hukum Bilangan Besar maka sebaiknya industri asuransi bisa menciptakan produk asuransi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Untuk itu diperlukan kerjasama dengan kementerian/lembaga terkait yang dapat memahami kebutuhan akan produk asurnasi yang tepat dan berguna. Memperluas jaringan distribusi Membentuk kerjasama, terutama dengan lembaga formal dan komunitas masyarakat lokal untuk meningkatkan jaringan distribusi dan memasarkan produk asuransi mikro.

Terima Kasih 44