IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian

dokumen-dokumen yang mirip
IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

Tabel IV.C.3.1 Program, Alokasi dan Realisasi Anggaran Urusan Kehutanan Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

7. URUSAN PERDAGANGAN

IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM SESUAI RPJMD BESERTA PERMASALAHAN DAN SOLUSI

PERNYATAAN PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA SKPD DINAS PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KOTA BLITAR PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

IV.C.1. Urusan Pilihan Perikanan

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

Tabel IV.C.2.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Pertanian Tahun 2013

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

II. PENGUKURAN KINERJA

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

I. PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Tahun Anggaran 2015

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 KABUPATEN BANGGAI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Tabel IV.B.12.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Ketenagakerjaan tahun 2010

4.b PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2014 (SEKRETARIS & KEPALA BIDANG)

IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian 2. URUSAN PERTANIAN

CAPAIAN KINERJA SKPD DALAM PENCAPAIAN 9 PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN RKPD 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN ANGGARAN 2014 INDIKATOR KEGIATAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.C.5.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kepariwisataan Tahun 2013

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

Rencana Tahun No Alokasi Realisasi % (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A. Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

IV.B.26. Urusan Wajib Perpustakaan

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Lampiran 4.b Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Pagu Indikatif Urusan Pertanian Kabupaten Bandung KONDISI AWAL 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

IV.B.3. Urusan Wajib Lingkungan Hidup

RENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana. 12 bulan Rp ,00 APBD awal: akhir: 12 Bulan Rp ,00 APBD awal: akhir:

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon. Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.5.Urusan Wajib Penataan Ruang

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

Penjabaran dari urusan Kependudukan dan Catatan Sipil kami uraikan sebagai berikut :

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.2.1 URUSAN PILIHAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

.000 WALIKOTA BANJARBARU

JUMLAH ANGGARAN DAN REALISASI KEGIATAN TAHUN ANGGARAN Anggaran (Rp)

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

IV.B.25. Urusan Wajib Kearsipan 25. URUSAN KEARSIPAN

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

2. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK

Transkripsi:

2. URUSAN PERTANIAN Pembangunan urusan pertanian menempati prioritas utama dalam pembangunan ekonomi nasional maupun daerah. Kedudukan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi daerah adalah cukup nyata dilihat dari kontribusinya terhadap penyediaan pangan, penyedia bahan baku industri, penyedia lapangan kerja, PDRB, peningkatan pendapatan petani dan pelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Wonosobo sebesar 47,42% yang merupakan sumbangan terbesar dibandingkan sektor-sektor lainnya. Paradigma pembangunan pertanian ke depan adalah pertanian berkelanjutan yang menempatkan pembangunan berorientasi manusia untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat tani sebagai sasaran pemberdayaan masyarakat perlu terus dibina dan didampingi sebagai manusia tani yang makin maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan. Dengan demikian kebijakan yang ditempuh antara lain : Peningkatan kemampuan petani, peternak, nelayan dan pelaku usaha sektor pertanian dan penguatan kelembagaan. Peningkatan produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian, peternakan dan perkebunan. Meningkatkan akses pasar. Menjaga kelestarian sumberdaya pertanian yang berkelanjutan. Pemantapan revitalisasi penyuluhan melalui upaya peningkatan koordinasi penyuluhan, pelatihan, penyebaran informasi dan peningkatan kinerja operasional penyuluh. a. PROGRAM DAN KEGIATAN Sejalan dengan arah kebijakan tersebut pada tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian yang berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat tani. Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2010 telah dialokasikan anggaran untuk urusan pertanian sebesar Rp. 7.910.929.472 atau sebesar 1,10% dari total APBD Tahun 2010. Dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp. 7.745.591.586 atau 97,91%. Anggaran tersebut digunakan untuk peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan peningkatan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan masyarakat tani. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut: LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 195

Tabel. IV.C.2.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Pertanian Tahun 2010 No. Program Alokasi Realisasi (Rupiah) (Rupiah) A Belanja Langsung 2.257.722.000 2.191.356.379 1 Peningkatan Kesejahteraan Petani 125.000.000 123.605.000 2 Peningkatan Produksi 915.155.800 930.000.000 Pertanian/Perkebunan 3 Pencegahan dan Penanggulangan 56.269.600 57.000.000 Penyakit Ternak 4 Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 537.000.000 519.092.000 5 Pelayanan Administrasi Perkantoran 529.882.000 508.357.229 6 Peningkatan Sarana dan Prasarana 68.876.750 78.840.000 Aparatur B Belanja Tidak langsung 5.653.207.472 5.554.235.207 1 Belanja Gaji dan tunjangan 5.653.207.472 5.554.235.207 2 Belanja Hibah - - Total 7.910.929.472 7.745.591.586 Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2010 (diolah) b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui pemberdayaan dan peningkatan akses petani terhadap sumberdaya usaha tani, dalam rangka budidaya pertanian ramah lingkungan. Dalam rangka mendukung pertanian organik masyarakat tani diharapkan akrab dengan alam dalam arti tidak mencemari dan merusak lingkungan hidup. Dengan demikian dalam proses pemupukan harus memakai pupuk ramah lingkungan yaitu pupuk organik atau pemupukan dilakukan secara berimbang antara pupuk kimia dengan pupuk organik. Untuk itu perlu adanya fasilitasi pemerintah tentang pembuatan pupuk organik Melalui program ini telah dilaksanakan kegiatan berupa pembuatan pupuk organik menggunakan Alat pengolah Pertanian Organik (APPO) yang dilaksanakan di Kelompok Tani Langkah Sarimulyo Desa Tambi Kecamatan Kejajar, Kelompok Tani Perintis Desa Pacarmulyo Kecamatan Leksono dan Kelompok Tani Argo Suro Desa Suroyudan Kecamatan Sukoharjo. Dengan adanya kegiatan Pemberdayaan Kelompok Pengolah Limbah pertanian/appo diharapkan bisa menghemat biaya input produksi sehingga pendapatan petani akan meningkat. Di samping itu untuk meningkatkan kompetensi SDM petani dalam beragribisnis komoditas yang diusahakan dan menumbuhkembangkan lembaga permagangan swadaya telah dilaksanakan kegiatan magang petani berupa pengiriman magang petani di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Permata Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo yang diikuti oleh 28 petani, pengiriman rembuk KTNA Nasional ke Tenggarai Kutai Kartanegara Kalimantan Timur sebanyak 2 orang dan pengiriman pelatihan petani ke BPSDMTAN Soropadan sebanyak 31 petani. Dengan adanya kegiatan magang maka akan terjadi transfer pengetahuan, ketrampilan dan sikap antar petani untuk dapat berusaha tani dan dengan adanya P4S dapat memberikan warna LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 196

perubahan pada aspek teknologi atau membagun jejaring usaha dengan petani di wilayahnya. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Tujuan dan sasaran program ini adalah untuk meningkatkan produksi tanaman pertanian/perkebunan dengan cara meminimalkan input produksi dan penggunaan teknologi. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi : 1) Demplot Wana Tani Lestari Sistem usahatani tradisional sebagian terbukti berkelanjutan, tetapi sistem ini dipandang terlalu lamban untuk dapat memenuhi perkembangan kebutuhan pangan dan kebutuhan masyarakat sejalan dengan proses pembangunan dan kemajuan yang makin cepat. Untuk itu perlu adanya modifikasi dan peningkatan sistem tradisional ini dengan masukan unsur teknologi unggul tanpa mengabaikan sifat keberlanjutan. Salah satunya melalui demplot pertanian terpadu yang dilaksanakan di Desa Kuripan Kecamatan Garung. Demplot ini menggunakan sistem tumpangsari tumbuhan dan ternak. Tujuan sistem ini adalah untuk pemanfaatan lahan secara optimal. Di dalam sistem tumpangsari ini tanaman perkebunan (tembakau) sebagai komponen utama dan tanaman rumput (rumput setaria) dan ternak yang merumput diatasnya serta tanaman penguat (cemara gunung, suren dan bambu cendani) merupakan komponen kedua. Melalui demplot integrasi antara tanaman perkebunan dan peternakan dapat meningkatkan kualitas tanah, produksi tembakau, meningkatkan hasil ternak dan keuntungan ekonomis lainnya. 2) Demplot Pengendalian Penyakit NSK pada Tanaman Kentang melalui Musuh Alami dan Teknologi Organik Adanya penyakit NSK pada kentang akan menghambat pengembangan tanaman kentang yang mengakibatkan hasil panen berkurang secara drastis. Agar tanaman kentang tidak terkena NSK maka yang harus dilakukan adalah menggunakan benih yang bebas NSK, mengatur frekuensi atau selang seling tanaman serta sterilisasi tanah secara parsial dengan nematisida. Agar benih tanaman kentang bebas dari NSK Pemerintah Kabupaten Wonosobo mencoba untuk memperkenalkan pertanian organik yang ramah lingkungan pada masyarakat terutama petani kentang sehingga produk kentang yang dihasilkan bebas dari residu bahan-bahan zat kimia. Untuk itu telah dilakukan demplot tanaman kentang dengan teknologi organik yang dilaksanakan oleh Gapoktan Al Faruq Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar. 3) Pengembangan Budidaya Jamur Jamur merupakan tanaman yang bisa tumbuh subur di Kabupaten Wonosobo dan merupakan tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat sehingga dapat dijadikan alternatif peluang usaha yang cukup menjanjikan. Untuk itu jamur terus dibudidayakan sehingga produksinya selalu tersedia. Dalam rangka diversifikasi komoditas maka jamur bisa dijadikan sebagai alternatif. Sehingga di Kabupaten Wonosobo telah dikembangkan budi daya jamur yang berlokasi di : Kelompok Tani Djamur Djaya, Kelurahan Pagerkukuh Kecamatan Wonosobo Kelompok Tani Berkas Mandiri, Kelurahan Mlipak Kecamatan Wonosobo Kelompok Tani Sekar, Kelurahan Jaraksari Kecamatan Wonosobo LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 197

Kelompok Tani Sumber Rejeki, Desa Binangun Kecamatan Watumalang 4) Pengembangan Tanaman Buah dan Pengadaan APPO Tanaman hortikultura sangat potensial dan cocok dikembangkan di Kabupaten Wonosobo. Untuk mendukung peningkatan produksi tanaman hortikultura di Kabupaten Wonosobo telah dicoba pengembangan tanaman buah jeruk dan jambu biji secara organik yang dilaksanakan oleh : Kelompok Tani Sidomakmur, Desa Sojopuro Kecamatan Mojotengah Kelompok Tani Moro Seneng, Desa keseneng Kecamatan Mojotengah 5) Peremajaan Tanaman Kelapa Produktivitas kelapa di Kabupaten Wonosobo rata-rata 0,55 ton per hektar per tahun. Produktivitas ini termasuk sedang/rendah bila dibandingkan dengan kemampuannya untuk berproduksi sampai 2,0 ton. Rendahnya produksi ini, disamping belum menggunakan bibit unggul dan kurangnya pemeliharaan, serangan hama dan penyakit Arthona, juga disebabkan oleh umur tanaman yang telah tua dan lingkungan tumbuh yang tidak sesuai. Kondisi yang demikian mengakibatkan pendapatan petani kelapa sangat rendah. Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan pendapatan petani, kelapa tua perlu diremajakan, kelapa yang relatif muda direhabilitasi. Untuk itu melalui kegiatan Peremajaan Tanaman Kelapan ini pada tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah memberi bantuan bibit kelapa Genjah Entog sebanyak 3.200 batang untuk luas areal 32 Ha yamg meliputi 5 desa di Kecamatan Selomerto (Desa Plobangan, Desa Balekambang, Desa Pakuncen, Desa Kadipaten dan Desa Gunungtawang) serta 1 desa di Kecamatan Sapuran (Desa Pecekelan). 6) Penggunaan Agensia Hayati guna Pengendalian Hama Penyakit Agensia hayati merupakan organisme yang menjadi musuh alami dari berbagai hama dan penyakit pada tanaman pangan dan hortikultura. Dengan meningkatnya penggunaan agensia hayati di lapang, diharapkan penggunaan pestisida secara kimiawi di lapang semakin berkurang. Sehingga secara bertahap pertanian yang ramah lingkungan dapat diwujudkan. Ketersediaan agensia hayati untuk pengendalian hama penyakit tanama kehutanan dan perkebunan secara hayati masih kurang. Sehingga pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan pembuatan agensia hayati di laboratorium agensia hayati. Melalui kegiatan ini tersedia bahan agensia hayati (beuveria bassiana 175 kg, trichoderma 250 kg, metharizium 75 kg), bahan pestisida nabati (pestisida nabati 75 kg, kompos/o tric 5000 kg), terselenggaranya lokakarya pertanian ramah lingkungan dengan peserta 60 orang dan kegiatan magang 2 orang di laboratorium PHP Kabupaten Temanggung. 7) Demplot Pengendalian Karat Puru Tanaman albasia di Kabupaten Wonosobo sebagian besar diserang penyakit karat puru/tumor kayu. Akibat penyakit ini telah mengancam kelangsungan produksi dan pendapatan petani hutan rakyat serta mengakibatkan gangguan serius terhadap penyediaan bahan baku dan kelangsungan industri kehutanan yang berbasis kayu sengon. Untuk mengatasi hal tersebut telah dilakukan kegiatan demplot di Desa Kalianget Kecamatan Wonosobo, Desa Kedalon Kecamatan Kalikajar, Desa LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 198

Kalimendong Kecamatan Leksono dengan luas total uji terap 1 Ha dan pembuatan bibit sejumlah 50.000 batang. 8) Peningkatan Kualitas Bahan Baku, Diversifikasi Usaha Tani yang Terintegrasi pada Lahan Tembakau dan Cengkeh Kondisi sosial ekonomi petani tembakau dan cengkeh semakin tidak menggembirakan, petani tembakau nyaris tidak mempunyai posisi tawar saat berhadapan dengan industri rokok, sebab harga dan kualitas ditentukan oleh indusri rokok apalagi jika cuaca tidak menguntungkan harga akan semakin anjlok. Demikian pula dengan petani cengkeh sejak adanya rekomendasi tentang larangan penggunaan bahan lain selain daun tembakau dalam produk tembakau, harga cengkeh semakin turun. Dengan kondisi tersebut untuk meningkatkan pendapatan petani pada tahun 2010 dilaksanakan diversifikasi usahatani dengan cara tumpangsari antara tanaman tembakau dengan kopi seluas 210 Ha serta cengkih dengan kopi seluas 210 Ha yang berlokasi di 21 desa dan 6 kecamatan (Kecamatan Sapuran, Kalikajar, kertek, Mojotengah, Garung dan Wadaslintang). Melalui kegiatan tersebut juga dilaksanakan sosialisasi, pembangunan gedung huller dan pulper swakelola oleh Kelompok tani Sumber Rejeki Desa Kapencar Kecamatan Kertek, pengadaan pupuk kandang dan bibit kopi arabika. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Tujuan dari program ini adalah mencegah penyebaran penyakit ternak serta menanggulangi penyebab penyakit yang dapat menyebabkan zoonosis dan penurunan produksi ternak. Kesehatan ternak dipengaruhi oleh pemeliharaan dan pemberian pakan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini akan menimbulkan penyakit pada ternak yang dapat merugikan dalam usaha ternak. Oleh karena itu usaha pencegahan dan penanggulangan penyakit sangat diperlukan agar ternak yang dipelihara tetap sehat. Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak telah dilakukan kegiatan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak dalam bentuk pemeriksaan kesehatan hewan dan pengobatan massal bagi ternak kecil sebanyak 400 ekor, ternak besar sejumlah 150 ekor serta ternak unggas yang dilaksanakan di Desa Buntu Kecamatan Kejajar, Desa Kapencar Kecamatan Kertek, Desa Ngalian Kecamatan Wadaslintang, Desa Simbang Kecamatan Kalikajar, Desa Tirip Kecamatan Wadaslintang serta Desa Kalimendong Kecamatan Leksono. Sampai saat masih terjadi penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) yaitu suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Virus Avian Influenza type A sub type H5N1, yang bisa menyerang ternak unggas serta juga bisa menular kepada manusia. Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung Pemerintan Kabupaten Wonosobo telah melakukan kegiatan penanggulangan flu burung berupa pengobatan massal yang dilaksanakan di Desa Krinjing Kecamatan Watumalang, Desa Jogoyitnan Kecamatan Wonosobo, Desa Mangunrejo Kecamatan Kalikajar, Desa Durensawit Kecamatan Leksono, Desa Randusari Kecamatan Kepil, Desa Rejosari Kecamatan Kepil, Desa Wonolelo Kecamatan Wonosobo, Desa Mergosari Kecamatan Sukoharjo, Desa Mungkung Kecamatan Kalikajar, Desa Simbang Kecamatan Kalikajar, Desa Timbang Kecamatan Leksono, Desa Kadipaten Kecamatan Selomerto, LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 199

Desa Perboto Kecamatan Kalikajar, Kelurahan Tawangsari Kecamatan Wonosobo, Desa Deronduwur Kecamatan Mojotengah, serta Desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil. Dengan adanya pemeriksaan kesehatan hewan ternak dan pengobatan massal maka akan tercipta ternak yang sehat sehingga produktivitas ternak relatif lebih optimal. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak sehingga akan menjamin ketersediaan pangan dan menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi petani. Program ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktifitas ternak di Kabupaten Wonosobo sehingga menjadi daerah yang ketercukupan akan kebutuhan daging, telur dan susu yang memiliki aspek jaminan keamanan pangan. Kegiatan yang dilakukan berupa : 1) Penyuluhan Pengelolaan Bibit Ternak Bibit ternak merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam pembangunan sub sektor peternakan, disamping itu juga untuk menjamin tersedianya bibit ternak yang memenuhi kebutuhan dalam hal jumlah, standar mutu, syarat kesehatan, syarat keamanan hayati, serta terjaga keberlanjutannya yang dapat menjamin terselenggaranya usaha budidaya peternakan Usaha peternakan di Kabupaten Wonosobo belum berkembang, salah satunya disebabkan oleh belum tercukupinya kebutuhan bibit ternak, karena produksi bibit dalam daerah yang belum optimal. Oleh karena itu, pemerintah telah memberikan pembinaan yang dilaksanakan di Desa Igirmranak Kecamatan Kejajar dengan peserta sebanyak 9 orang dan di Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar dengan peserta sebanyak 9 orang. 2) Pemberdayaan Masyarakat melalui Pemeliharaan Ternak Kambing Dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat, pemerintah perlu membangun komunitas masyarakat yang menggeluti bidang peternakan sehingga menghasilkan produk-produk unggul yang dapat memenuhi kebutuhan pasar serta menjadi lokomotif pemberdayaan komunitas berbasis peternakan. Untuk itu perlu ditumbuhkembangka jiwa dan kemandirian masyarakat yang bertumpu pada sumber daya lokal. Untuk meningkatkan kemandirian usaha peternakan di Kabupaten Wonosobo pemerintah memberikan stimulan berupa pemberian bantuan bibit ternak domba sebanyak 41 ekor di Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo dan bantuan bibit ternak kambing sebanyak 41 ekor di Desa Rogojati Kecamatan Sukoharjo. 3) Pengadaan Bibit Ternak Dombos di Wonosobo Perkembangbiakan dombos masih tergantung pada kawin alam, berhubung belum terdapatnya produsen frozen semen dombos. Untuk itu Pemerintan Kabupaten Wonosobo membuat pusat pelayanan pembibitan dombos untuk memenuhi kebutuhan peternak akan adanya ketersediaan bibit ternak yang berkualitas. Melalui kegiatan ini Pemerintah memberikan stimulus berupa bantuan bibit ternak dombos masing-masing sebanyak 30 ekor di Desa Buntu Kecamatan Kejajar dan di Desa Kuripan Kecamatan Garung. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 200

4) Pengembangan Dombos di Kabupaten Wonosobo Tingginya permintaan dombos ke luar daerah menyebabkan terjadinya pengurasan ternak sehingga ketersediaan sarana pengembangan ternak menjadi berkurang. Oleh karena itu Pemerintah memberikan stimulan melalui kegiatan ini berupa bantuan bibit ternak domba masing-masing sebanyak 20 ekor di Desa Igirmranak kecamatan Kejajar dan Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar. 5) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Peternakan Potensi ternak di Kabupaten Wonosobo cukup besar dan ada daerah-daerah tertentu yang merupakan sentra ternak. Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi terutama di sektor perdagangan hewan dan untuk mengubah pola transaksi perdagangan tradisional, yang mana jaringan pemasarannya banyak didominasi para tengkulak, menjadi transaksi modern berbasis pembelian langsung antara peternak dan pembeli, keberadaan pasar hewan dinilai akan banyak memberikan manfaat guna menunjang perekonomian masyarakat disektor perdagangan hewan. Selain itu juga dibutuhkan adanya ketersediaan hijauan ternak yang melimpah sehingga dapat mencukupi kebutuhan. Untuk memenuhi hal tersebut telah dilakukan pembangunan pasar hewan di Kecamatan Kaliwiro, rehabilitasi lahan di wilayah Kecamatan Wadaslintang, bantuan bibit ternak kambing masing-masing sebanyak 12 ekor di Desa Tirip dan Desa Ngalian Kecamatan Wadaslintang. 6) Penetapan Galur Dombos sebagai Ternak Khas Kabupaten Dombos tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging dan menghasilkan bulu wool berkualitas. Dombos juga tergolong ternak yang cepat berkembang biak dan cenderung mempunyai karakter genetik yang dominan. Seiring tingginya permintaan dombos dari luar daerah bahkan ekspor akan meningkatkan pamor dan nilai harga dombos, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan pedagang dombos. Dengan adanya penyebaran dombos yang tak terkendali, dipandang perlu untuk mematenkan bahwa Dombos adalah ternak khas Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu, pemerintah memberikan stimulan melalui kegiatan ini berupa sertifikat ternak dombos sebagai plasma nuftah atau ternak khas Kabupaten Wonosobo. 7) Usaha Ekonomi Peternakan di Wilayah Penghasil Tembakau komoditas pertanian utama di daerah pegunungan Wonosobo adalah hortikultura dan tembakau. Seiring jatuhnya harga tembakau di pasaran, maka banyak petani mencari alternatif lain sebagai sumber mata pencaharian yaitu peternakan. Hal ini disebabkan komoditas peternakan selain dapat digunakan sebagai tambahan gizi keluarga, juga dapat menghasilkan pupuk kandang yang sangat berguna untuk menyuburkan tanaman. Oleh karena itu, pemerintah memberikan stimulan melalui kegiatan ini berupa bantuan bibit ternak domba masing-masing sebanyak 6 ekor di Desa Tlogo Kecamatan Sukoharjo, Desa Tlogojati Kecamatan Wonosobo, Kelurahan Kertek Kecamatan Kertek, Kelurahan Kejajar Kecamatan Kejajar, Desa Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo, Kelurahan Mudal Kecamatan Mojotengah, Desa Krinjing Kecamatan Watumalang, Desa Purbosono Kecamatan Kertek, Desa Mlandi Kecamatan Garung, Desa Gunturmadu Kecamatan Mojotengah, Desa Maduretno Kecamatan Kalikajar, Desa Karangluhur Kecamatan Kertek, Desa Tieng Kecamatan Kejajar. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 201

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tujuan program ini adalah menyediakan sumber daya dalam pelaksanaan urusan pertanian. Untuk mencapai tujuan tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan telah melaksanakan kegiatan penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyelesaian pekerjaan kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintah. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program ini mencakup pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/ berkala alat-alat kantor. Capaian Kinerja Urusan Pertanian Capaian kinerja urusan Pertanian berdasarkan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah (EKKPD) dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut : Tabel. IV.C.2.2 Capaian kinerja Urusan Pertanian Tahun 2010 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah No. 1 Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD Produktivitas padi atau bahan pangan utama (Produksi tanaman padi (ton) / luas areal tanaman padi (ha) 2 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (jumlah kontribusi PDRB dari sektor pertanian / jumlah total PDRB) x 100% Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Capaian Kinerja 2009 2010 5,42 179.596 --------- x 100 % 32.418 =5,54% 47,42 47,46 Capaian kinerja urusan pertanian dapat dilihat dari produktivitas padi atau bahan pangan utama di mana tahun 2010 produktivitasnya meningkat sebesar 0,12% dibandingkan tahun 2009. Peningkatan produktivitas ini terjadi karena meningkatnya produksi sebesar 8,44% dan meningkatnya luas panen sebesar 3,18% serta adanya pemakaian teknologi dan penanganan pasca panen yang optimal. Di samping itu juga didukung dengan adanya kegiatan rehabilitasi JITUT dan JIDES yang berdampak pada ketersediaan air yang cukup bagi tumbuhan serta adanya kegiatan SLPTT (Sekolah Lapangan Pengendali Tanaman Terpadu) sehingga dari segi ketersediaan benih sampai pemasaran menjadi lebih optimal. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih ada ketersediaan bahan pangan utama khususnya padi di Kabupaten Wonosobo yang melebihi kebutuhannya (terjadi surplus beras 53,02%). LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 202

Sedangkan bila dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, pada tahun 2010 mencapai 47,46% yang merupakan kontribusi terbesar dari delapan sektor lainnya. Kontribusi terbesar berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan diikuti peternakan, kehutanan, tanaman perkebunan dan perikanan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,04% dan diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya akan terjadi kenaikan yang signifikan. Kenaikan yang tidak begitu besar ini disebabkan karena penjualan komoditas pertanian di Kabupaten Wonosobo umumnya masih dalam bentuk bahan mentah. Untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, setiap komoditas pertanian yang hendak dijual baik di tingkat lokal maupun ekspor harus dalam bentuk barang jadi sehingga ada nilai tambah dari komoditas pertanian tersebut. Sedangkan untuk capaian RPJMD 2006-2010 adalah sebagai berikut : No. Indikator Target RPJMD Capaian Kinerja 2005 2010 Naik/Turun Meningkatnya produksi pertanian : 1 Tanaman pangan (ton) 112,68% 369.050 482.417 30,72% 2 Hortikultura (kw) 127,00% 2.564.760 3.939.742 53,61% 3 Daging (kg) 100,58% 5.392.000 5.371.299,60-0,38% 4 Telur (kg) 113,88% 980.500 2.532.009,04 158,34% 5 Susu (lt) 104,53% 163.327 556.316 240,61% Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan dan Perikanan Berdasarkan data capaian RPJMD 2006-2010 terlihat bahwa produksi telur dan susu dari tahun 2005 sampai 2010 peningkatannya melampaui target RPJMD, sementara untuk produksi daging mengalami penurunan dari yang ditargetkan. Hal ini terjadi karena adanya kelangkaan ternak sapi lokal karena harga daging sapi lokal yang sangat tidak wajar sehingga mendorong percepatan pengurasan ternak sapi lokal di samping itu peternak di Kabupaten Wonosobo banyak yang beralih ke ternak pembibitan karena lebih menguntungkan serta adanya wabah penyakit yang menghambat perdagangan ternak seperti penyakit mulut dan kuku, sapi gila dan flu burung pada unggas sehingga banyak unggas yang dimusnahkan. Sementara untuk produksi tanaman pangan dan hortikultura peningkatannya belum signifikan dan masih belum memenuhi targat RPJMD. Sehingga untuk tanaman pangan dan hortikultura perlu terus digenjot produksinya dengan cara penerapan teknologi yang ramah lingkungan, pemberian fasilitasi maupun stimulan yang terkait dengan penanganan pasca panen serta perbaikan infrastruktur pertanian yang memadai. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 203

c. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan umum yang muncul pada urusan pertanian antara lain : Masih rendahnya tingkat penguasaan teknologi oleh petani dan peternak sehingga tingkat produksi dan produktivitas komoditas pertanian dan peternakan masih rendah. Lemahnya kelembagaan, posisi tawar dan sistem pemasaran yang belum berpihak pada petani dan peternak. Menurunnya daya dukung dan daya tampung sumber daya pertanian dalam upaya peningkatan produktivitas. Masih rendahnya mutu produk pertanian, sebagai akibat tidak dipenuhinya persyaratan teknis, sanitasi dan higienis sehingga produk yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan mutu ekspor. Masih rendahnya daya saing produk pertanian. Upaya mengatasi permasalahan dalam penyelanggaraan urusan pertanian di Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut : Dalam mengatasi rendahnya tingkat penguasaan teknologi oleh petani dan peternak diupayakan melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan SDM pertanian dengan mengikutsertakan pelatihan bimbingan di bidang pertanian khususnya dalam hal peningkatan produksi secara efisien melalui penggunaan dan adopsi teknologi yang sesuai. Menumbuhkan dan menguatkan lembaga pertanian dan perdesaan (GAPOKTAN) untuk meningkatkan posisi tawar petani, mengaktifkan kembali lembaga-lembaga koperasi sebagai lembaga pemasaran produk pertanian, mengembangkan pasar lelang komoditi, serta melakukan revitalisasi pasar tradisional. Melakukan pertanian berkelanjutan melalui pertanian terpadu dengan cara sistem tanam ganda, komplementari hewan ternak dan tumbuhan, usaha terpadu peternakan dan perkebunan, agroforesty, pemeliharaan dan peningkatan sumberdaya genetik, pengelolaan hama terpadu. Melakukan upaya pembinaan penanganan pra produksi, pasca panen dan pengolahan hasil pertanian. Melakukan pengembangan agribisnis pertanian melalui pengembangan industri hilir pertanian sehingga dapat menghasilkan produk akhir pertanian yang berkualitas dan berdaya saing. LKPJ 2010 Bab IV Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah 204