BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 6.17 Nilai Waktu saat Forecasting

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER PASAR KEMBANG DARI SEGI EKONOMI. Disusun oleh: Wahyu Kartika Sari ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dapat salah satu

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PELEBARAN JALAN IMAM BONJOL DENPASAR

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

ABSTRAK. : Biaya Perjalanan, Tundaan.

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

RISKI RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang. memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama guna

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,

Evaluasi Kinerja Jalan Arteri Primer Jalan Raya Yogya Solo Daerah Istimewa Yogyakarta

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa keuntungan dalam penghematan waktu bagi pelaku perjalanan

ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jakarta sebagai ibukota negara dan sebagai tempat perputaran ekonomi terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Βαβ Ι Πενδαηυλυαν I TINJAUAN UMUM

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring dengan perkembangan suatu kota dan semakin meningkatnya arus lalu-lintas, pertumbuhan perhotelan juga

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

KAJIAN VOLUME SERTA KINERJA LALU LINTAS Jl.MT.HARYONO-JEMBATAN SOEKARNO HATTA Jl.M.PANJAITAN Jl.BOGOR ATAS Jl.VETERAN DAN Jl.GAJAYANA JURNAL SKRIPSI

Studi Kelayakan Pembangunan Flyover Di Simpang Gedangan Sidoarjo Di Tinjau Dari Segi Lalu Lintas Dan Ekonomi Jalan Raya

TUGAS AKHIR ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN JALAN ARTERI RAYA SIRING-PORONG. Oleh : Giscal Dwi Sagita

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN-GEMPOL

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

BAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. A. Umum. Sebagai Negara yang baru di bangun dengan sarana dan prasarana yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB I PENDAHULUAN. barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah.

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN - GEMPOL

Kata kunci : Jalan tol Gempol-Pasuruan, analisa kelayakan, Analisa ekonomi,analisa finansial

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNGAN FLYOVER MELINTANG REL KERETA API

STUDY KELAYAKAN JALAN AKSES JEMBATAN BARU PLOSO DI KABUPATEN JOMBANG - JAWA TIMUR. I Made Avadhuta Austinov Mahagana

Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Rumah Sakit Royal Di Kawasan Rungkut Industri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

Jurnal Spektran Vol.4, No.1, Januari 2016

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL

ANALISA INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN PALANGKA RAYA BUNTOK KABUPATEN BARITO SELATAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

STUDI KELAYAKAN PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL, PETITENGET-BALI

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

Evaluasi Ekonomi Investasi Infrastruktur

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA

3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH

E:mail :

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

ANALISA LALU LINTAS DAN EKONOMI JALAN RAYA PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD JALAN AHMAD YANI SISI TIMUR SURABAYA. Oleh : Frans Sinatra ( )

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR TIMUR MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seberapa besar keinginan masyarakat Indonesia untuk terbang? Kutipan

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Daerah Tingkat I Bali sehingga mengalami pertumbuhan yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sektor penting bagi perkembangan perekonomian wilayah dan kehidupan masyarakat. Adanya pertumbuhan dan perkembangan aktivitas di suatu wilayah mengakibatkan munculnya kebutuhan/demand untuk melakukan pergerakan dari satu tempat ke tempat lain. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk melayani distribusi barang maupun orang. Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ( MP3EI) 2011-2025, Provinsi Bali termasuk dalam Koridor Ekonomi dengan salah satu peran utama sebagai pintu gerbang pariwisata. Menurut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Bali Triwulan IV-2013, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan I-2014 diperkirakan 5,8 6,2%, dimana lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5,6-6%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh sektor perdagangan hotel dan restoran yang terpusat di kawasan Bali Selatan (K ota Denpasar dan Kabupaten Badung). Kondisi ini memberikan implikasi bagi sektor transportasi yaitu pada meningkatnya kebutuhan terhadap sarana dan prasarana transportasi. Salah satu dukungan sistem jaringan prasarana untuk menghubungkan pusat-pusat kegiatan tersebut adalah jalan arteri primer. Beberapa tahun terakhir 1

2 kepadatan lalu lintas pada jalan arteri primer utamanya di perkotaan relatif mengalami peningkatan. Menurut Dinas Pendapatan Provinsi Bali (2012), kendaraan pribadi di wilayah Sarbagita sudah mencapai 1.292.838 kendaraan. Jumlah penggunaan kendaraan pribadi mencapai 91.20% dengan kenaikan 10.89% per tahun, sementara infrastruktur jalan hanya naik sebesar 1.99%/tahun. Adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand khususnya di wilayah perkotaan mengakibatkan terjadinya titik-titik jenuh karena tundaan lalu lintas, bahkan di beberapa ruas sudah mencapai titik stagnasi yang mengkhawatirkan dikarenakan sudah berdampak kepada meningkatnya biaya operasi kendaraan, tundaan waktu perjalanan (delay), polusi udara, dan keselamatan berkendara. Fungsi jalan arteri primer pada sistem jaringan jalan nasional adalah melayani pergerakan lalu lintas menerus, oleh karena itu diperlukan suatu kondisi jalan yang memiliki kapasitas yang memadai. Selain itu, kondisi geometrik simpang-simpang yang berada di jalan arteri primer harus memenuhi syarat guna melayani berbagai jenis kendaraan yang melalui jalan arteri primer tersebut. Namun pada kenyataannya bahwa masih banyak jalan arteri primer yang belum mampu memberikan pelayanan yang optimal karena batas kapasitas baik pada simpang maupun ruas jalan terlampaui, sebagaimana halnya yang terjadi pada simpang maupun ruas sepanjang Jalan Imam Bonjol, Denpasar. Berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Ruas Jalan Nasional No 248 Tahun 2015, Jalan Imam Bonjol Denpasar (termasuk dalam ruas Denpasar Tuban) adalah ruas jalan arteri primer penghubung antara Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung yang merupakan salah satu pusat

3 destinasi wisata di Provinsi Bali. Dengan letak yang strategis, jalan ini memiliki peranan penting sebagai jalan utama yang padat lalu lintas. Seiring dengan perkembangan wilayah di sekitar ruas jalan Imam Bonjol, perubahan tata guna lahan yang cukup pesat terjadi, dimana peruntukkan lahan didominasi oleh kawasan komersil, perdagangan jasa, perkantoran serta pendidikan. Adanya hambatan samping disepanjang ruas Jalan Imam Bonjol serta volume lalu-lintas yang cukup besar pada ruas jalan ini mengakibatkan tingkat pelayanannya menurun. Menurut penelitian Oktariani ( 2012), kinerja ruas jalan Imam Bonjol pada saat jam puncak berdasarkan derajat kejenuhan adalah sebesar 1,1589. Berdasarkan derajat kejenuhan (DS) tersebut, ruas jalan Imam Bonjol berada pada tingkat pelayanan F (DS > 1) dengan kecepatan perjalanan rata rata 29,9353 km/jam. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan faktor lain seperti jarak antara persimpangan yang berdekatan dan kondisi geometrik simpang-simpang di sepanjang koridor jalan yang kurang memenuhi standar sehingga mengakibatkan sering terjadinya kemacetan. Menurut penelitian Indrayana (2013), diketahui bahwa derajat kejenuhan ruas Jalan Imam Bonjol (segmen Simpang Gunung Soputan - Simpang Teuku Umar Barat) adalah 0,88 yang berarti memiliki tingkat pelayanan E. Hal tersebut berarti, tidak memenuhi standar operasi kendaraan untuk daerah perkotaan yang memiliki tingkat pelayanan minimal C. Beberapa masalah yang terjadi pada jalan Imam Bonjol menyebabkan diperlukannya beberapa alternatif penanganan yang mampu meningkatkan kapasitas jalan yang bermuara pada peningkatan pelayanan jalan. Direktorat

4 Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VIII, berencana untuk melakukan peningkatan kapasitas jalan melalui pelebaran Jalan Denpasar Tuban (Imam Bonjol) sebagai salah satu solusi permasalahan transportasi yang terjadi. Untuk menindaklanjuti rencana tersebut, BPJN VIII telah melakukan penyusunan Feasibility Study (FS) sehingga dapat diketahui kelayakan peningkatan kapasitas Jalan Denpasar Tuban (Imam Bonjol) tersebut pada tahun 2013. Berdasarkan hasil kajian dan dengan mempertimbangkan kondisi tata guna lahan yang sangat padat pada ruas jalan Imam Bonjol, diperoleh rekomendasi yaitu peningkatan kapasitas jalan berupa pelebaran jalan direncanakan dengan melakukan penutupan permukaan Tukad Teba yang membentang sepanjang 3,2 km mulai dari simpang Teuku Umar di Km 4+000 hingga simpang Sunset Road di Km 7+200 dengan menggunakan box culvert. Rencana pelebaran jalan Imam Bonjol ini merupakan proyek Pemerintah dengan sumber dana dari APBN yang bersifat pelayanan publik, sehingga studi kelayakan yang dilakukan adalah berupa studi kelayakan ekonomi untuk mengetahui hasil total atau produktivitas suatu proyek untuk kepentingan masyarakat/ perekonomian secara keseluruhan. Studi kelayakan ekonomi penting dilakukan sebelum suatu proyek akan dilaksanakan/dikerjakan untuk memberikan gambaran yang jelas dan terbaik ditinjau dari aspek teknis, ekonomis serta menghitung besarnya biaya dan berapa besarnya manfaat ( benefit) yang akan dihasilkan dari proyek tersebut

5 Atas dasar tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan ekonomi pelebaran jalan Imam Bonjol dari segi akademis berdasarkan analisis kinerja jalan dan biaya yang dikeluarkan terhadap manfaat yang diterima oleh masyarakat pemakai jalan. 1.2 Rumusan Masalah Sebagai jalan nasional, ruas Jalan Imam Bonjol yang merupakan bagian dari Ruas Jalan Denpasar Tuban yang memiliki fungsi sebagai jalan arteri primer untuk menghubungkan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Namun seiring dengan pertumbuhan yang pesat disekitar ruas jalan tersebut, terjadi perkembangan tata guna lahan serta peningkatan volume lalu lintas sehingga kapasitas jalan tidak lagi mampu mempertahankan tingkat pelayanannya. Pemerintah melalui BPJN VIII merencanakan peningkatan kapasitas jalan berupa pelebaran jalan yang dilakukan dengan penutupan permukaan Tukad Teba yang membentang sepanjang 3,2 km mulai dari simpang Teuku Umar hingga simpang Sunset Road dengan menggunakan box culvert. Rencana pelebaran jalan Imam Bonjol ini merupakan proyek Pemerintah yang bersifat pelayanan publik, sehingga studi kelayakan yang dilakukan adalah berupa studi kelayakan ekonomi. Berdasarkan permasalahan di atas, dapat diuraikan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah kinerja ruas jalan eksisting tanpa adanya pelebaran pada Jalan Imam Bonjol Denpasar (segmen simpang Teuku Umar sampai simpang Sunset Road)?

6 2. Bagaimanakah kinerja ruas jalan apabila pelebaran Jalan Imam Bonjol dilakukan? 3. Berapakah besarnya biaya dan manfaat dari rencana pelebaran jalan Imam Bonjol tersebut? 4. Bagaimanakah kelayakan ekonomi pelebaran Jalan Imam Bonjol Denpasar berdasarkan manfaat yang diperoleh dan biaya yang diperlukan untuk mewujudkannya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis kinerja jalan ruas jalan eksisting tanpa adanya pelebaran pada Jalan Imam Bonjol Denpasar (segmen simpang Teuku Umar sampai simpang Sunset Road). 2. Untuk menganalisis kinerja ruas jalan apabila pelebaran Jalan Imam Bonjol dilakukan. 3. Untuk menganalisis biaya dan manfaat dari rencana pelebaran jalan Imam Bonjol tersebut. 4. Untuk menganalisis kelayakan ekonomi pelebaran Jalan Imam Bonjol Denpasar berdasarkan manfaat yang diperoleh dan biaya yang diperlukan untuk mewujudkannya.

7 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Dapat menjadi acuan bagi para akademisi dan praktisi yang terlibat di bidang pembangunan jalan. 2. Dapat memberikan masukan kepada Pemerintah, khususnya Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum setempat. 3. Dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lainnya. 1.5 Batasan Masalah Agar lebih terarah sesuai dengan rumusan dan tujuan, maka lingkup penelitian dibatasi pada : 1. Wilayah penelitian dibatasi sepanjang rencana pelebaran yakni Jalan Imam Bonjol sepanjang 3,2 km mulai dari segmen simpang Teuku Umar di Km 4+000 hingga simpang Sunset Road di Km 7+200. 2. Analisis kinerja hanya dilakukan pada ruas jalan, dan tidak dilakukan analisis kinerja terhadap simpang. 3. Analisis lalu lintas didasarkan pada faktor pertumbuhan normal ( normal growth factor), tidak dilakukan analisis terhadap bangkitan pergerakan yang timbul akibat perubahan tata guna lahan di sekitar lokasi proyek. 4. Data volume lalu lintas yang akan digunakan dalam proses analisis selanjutnya dalam penelitian ini didapatkan melalui data sekunder dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VIII (BPJN VIII) tahun 2013.

8 5. Untuk perhitungan kapasitas jalan, data hambatan samping tidak didapatkan melalui survei. Hambatan samping ditentukan berdasarkan ditentukan berdasarkan kondisi tata guna lahan (kondisi khusus) untuk mewakili keadaan segmen jalan yang dianalisa. 6. Analisis kelayakan ekonomi ditinjau berdasarkan kriteria investasi meliputi: analisis Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR). 7. Pendekatan untuk perhitungan nilai waktu dalam penelitian ini menggunakan data PDRB Kota Denpasar. 8. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan analisis ekonomi ini adalah sebesar 17% per tahun, merupakan rata-rata tingkat suku bunga perbankan yang berlaku. 9. Analisis dilakukan untuk rentang waktu sampai 20 tahun sejak pembukaan jalan setelah konstruksi pelebaran terbangun, dengan pertimbangan umur investasi untuk dapat dinilai manfaatnya terhadap biaya yang diperlukan untuk mewujudkannya. 10. Aspek manfaat yang ditinjau adalah manfaat langsung yang diterima oleh pemakai jalan dan dapat dianalisis secara kuantitatif, dimana dibatasi pada variabel penghematan BOK dan nilai waktu perjalanan.