PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Dirgantara

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

MEDIA SMART DIAGRAM VENN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI HIMPUNAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dengan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bengkulu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pi: Mathematics Education Journal 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

Anggraini, Gandung Sugita Kata Kunci: Tutor Sebaya, Penguasaan mahasiswa, Struktur Aljabar I

Reni Dian Saputri *), Drs. Askury, M.Pd **) Universitas Negeri Malang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

3.1.2 Subyek Penelitian

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROSIDING ISBN :

Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Widiya Pakartining Kawedar *), Dr. Abdul Qohar, M.T **), Universitas Negeri Malang. Kata Kunci: model pembelajaran Reciprocal Teaching, hasil belajar.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROSIDING ISBN :

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

Penerapan Model Student Team Achievement Division dengan Strategi REACT untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, TAI, pendekatan realistik KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI (ANDI DIAN ANGRIANI) 55

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada pelajaran matematika kelas empat pokok

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Juweni, Sumadji, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan Malang juweni.dmw@gmail.com ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode penemuan terbimbing pada materi Teorema Pythagoras yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-F Putri di SMP Tamansiswa Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-F Putri SMP Tamansiswa Malang yang terdiri atas 31 siswa. Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes akhir siklus, pengamatan, angket, catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi kegiatan mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas VIII-F Putri SMP Tamansiswa Malang maka pembelajaran yang menggunakan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Teorema Pythagoras, yaitu 58,06% pada pra tindakan kemudian pada siklus I mencapai persentase 70,96% dan meningkat menjadi 87,09% pada siklus II. Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I mencapai persentase 77,76% dan meningkat menjadi 89,16% pada siklus II. Aktivitas siswa pada siklus I mencapai persentase 77,76% dan meningkat menjadi 89,72% pada siklus II. Untuk hasil angket siswa dapat disimpulkan bahwa metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan keaktifan siswa serta siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan. Kata Kunci: Metode penemuan terbimbing, hasil belajar PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, senantiasa berusaha melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas diberbagai bidang. Salah satu bidang yang berusaha ditingkatkan adalah pendidikan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah memperbaiki kualitas pendidikan dengan cara penyempurnaan kurikulum (Idi, 2014:25). Penyempurnaan kurikulum telah dilakukan oleh pemerintah, hal ini terbukti dengan adanya pergantian kurikulum. Saat ini pemerintah telah menerapkan kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan kurikulum KTSP 2006 ke Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya untuk memperbarui setelah dilakukan evaluasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak bangsa atau generasi muda. Inti dari Kurikulum 2013 terletak pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik integratif. Seperti yang diungkapkan Haedari (dalam Idi, 2014:25) bahwa Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap didalam menghadapi tantangan masa depan. Karena itu, kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik berat Kurikulum 2013 adalah bertujuan agar siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya (wawancara), bernalar, dan mengomunikasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh atau diketahui setelah menerima materi pembelajaran (Idi, 2014:25). Sehubungan dengan telah ditetapkan kebijakan pemerintah tentang kurikulum 2013 dan telah diterbitkan Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang standar isi kurikulum 2013. Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Lingkup materi pada kurikulum 2013 untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah aljabar, bilangan rasional, geometri, statistika dan peluang, serta himpunan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang 177

Salah satu materi geometri yang dipelajari di SMP kelas VIII adalah Teorema Pythagoras. Teorema Pythagoras merupakan materi prasyarat atau materi dasar yang harus dimiliki siswa untuk melanjutkan ke materi berikutnya, seperti materi bangun datar dan bangun ruang. Maka dari itu, Teorema Pythagoras memiliki kedudukan yang penting untuk dipelajari. Materi Teorema Pythagoras bukanlah materi baru di SMP, karena materi ini telah dipelajari siswa di SD. Meskipun demikian, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep Teorema Pythagoras. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas VIII-F Putri SMP Tamansiswa (Taman Dewasa) Malang, pada tanggal 12 Agustus 2015, peneliti memperoleh data bahwa kegiatan pembelajaran masih bersifat teacher center. Kegiatan siswa selama pembelajaran adalah memperhatikan penjelasan guru, mencatat apa yang ditulis guru di papan tulis, dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Sedangkan kegiatan guru adalah memberikan penjelasan secara singkat, memberikan contoh-contoh soal beserta cara penyelesaiannya, memberikan latihan soal, serta pemberian tugas rumah. Selama pembelajaran berlangsung, nampak siswa kurang berminat dengan kegiatan pembelajaran dan banyak siswa yang berbicara sendiri. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa kurang berperan aktif dalam mengemukakan pendapat, serta siswa kurang berinteraksi dengan guru. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika SMP Tamansiswa. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa nilai ulangan matematika pada materi Pythagoras belum mencapai KKM yaitu 75. Hal tersebut dikarenakan pemahaman siswa pada materi Pythagoras masih rendah. Selain itu, siswa belum berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan oleh guru. Permasalahan tersebut membutuhkan adanya suatu metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa atau pembelajaran yang bersifat student center. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa adalah metode pembelajaran penemuan terbimbing. Pembelajaran dengan penemuan terbimbing dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Dalam pembelajaran ini, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Nurhadi, 2004:122). Hasil penelitian Jumadi (2013) dengan metode penemuan terbimbing mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 68,42% dan siklus II 81,58%. Hal yang sama dilakukan oleh Wahyurisliana (2014) dengan metode penemuan terbimbing mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 67,5% dan siklus II 85%. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode penemuan terbimbing pada materi Teorema Pythagoras yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-F Putri di SMP Tamansiswa Malang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-F Putri SMP Tamansiswa Malang yang terdiri atas 31 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu RPP, lembar kerja kelompok, tes, lembar observasi, angket, dan catatan lapangan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi (1) hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal tes pada setiap tindakan, (2) hasil observasi guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran, (3) hasil angket siswa, (4) hasil catatan lapangan, dan (5) dokumentasi nilai siswa dan proses pembelajaran. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber yaitu siswa kelas VIII-F Putri SMP Tamansiswa dan pengamat (guru bidang studi matematika dan teman sejawat). Prosedur pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah (1) tes, (2) pengamatan (observasi), (3) angket, (4) catatan lapangan, dan (5) dokumentasi. Analisis data yang dilakukan mengacu pada model alir yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Ghony, 178 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang

2012:306) yang meliputi kegiatan (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan. Adapun kriteria keberhasilan dibagi menjadi dua yaitu: 1. Kriteria Keberhasilan Pembelajaran. Kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang digunakan oleh pengamat, serta angket siswa yang akan dibagikan setelah semua tindakan dilaksanakan. Kemudian untuk hasil angket mengenai respon siswa terhadap metode penemuan terbimbing dalam kriteria baik. 2. Kriteria Keberhasilan Belajar. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar jika mendapatkan skor sekurang-kurangnya 75. Kelas dikatakan tuntas belajar jika sekurang-kurangnya 85% siswanya tuntas belajar (Mulyasa dalam Novityasari, 2014:45). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama pada siklus I peneliti menerapkan metode penemuan terbimbing dengan pokok bahasan menemukan rumus Teorema Pythagoras, pertemuan kedua menentukan tripel Pythagoras, dan pertemuan ketiga dilakukan tes akhir siklus I. Sedangkan pertemuan pertama pada siklus II peneliti menerapkan metode penemuan terbimbing dengan pokok bahasan menghitung panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi yang lain diketahui, pertemuan kedua menemukan perbandingan sisi pada segitiga khusus, dan pertemuan ketiga dilakukan tes akhir siklus II. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dimulai dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan diakhiri dengan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, peneliti mempersiapkan mental siswa dengan senantiasa mengucapkan salam, menanyakan kabar, mempresensi siswa, memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran serta memotivasi siswa agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, serta siswa terfokus pada tujuan yang perlu mereka capai. Kemudian, peneliti melakukan pembentukan kelompok dilanjutkan dengan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran serta membagikan lembar kerja kelompok. Pada kegiatan inti terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar (proses menemukan). Seluruh kegiatan inti tercermin dalam Lembar Kerja Kelompok penemuan terbimbing. Dalam pembelajaran tersebut siswa cukup aktif dan antusias melaksanakan kegiatan kelompok. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Markaban (2006:17) yang menyatakan bahwa salah satu kelebihan dari metode penemuan terbimbing adalah siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. Selama kegiatan tersebut, peneliti memantau setiap kelompok dan memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan, serta mengarahkan siswa agar menemukan hasil yang diharapkan. Kegiatan inti selanjutnya adalah presentasi kelompok, dimana pada kegiatan tersebut akan terjadi interaksi antar kelompok mengenai hasil kegiatan penemuan yang telah mereka lakukan. Pada saat kelompok yang ditunjuk oleh peneliti untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, kelompok yang lain memberikan tanggapan mengenai hasil presentasi tersebut. Dan akhirnya bersama-sama menarik kesimpulan dari kegiatan penemuan dan presentasi yang dilakukan. Pada akhir pembelajaran, peneliti mengadakan refleksi dan membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini sebagaimana prinsip pembelajaran metode penemuan terbimbing yang disampaikan oleh Markaban (2006:10) bahwa metode penemuan terbimbing melibatkan suatu dialog atau interaksi antara siswa dan guru, dimana siswa mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. Setelah melakukan refleksi, peneliti memberikan kuis kepada siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan kuis, peneliti menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang 179

selanjutnya, dan juga memberi motivasi siswa untuk selalu rajin belajar, serta peneliti menyampaikan salam penutup. Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa hasil observasi aktivitas guru yang diamati oleh observer I mengalami peningkatan. Dari siklus I sebesar 77,76% dan pada siklus II menjadi 89,16% dengan kategori sangat baik. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa yang diamati oleh observer II juga mengalami peningkatan. Dari siklus I sebesar 77,76% menjadi 89,72% pada siklus II dengan kategori sangat baik. Sedangkan berdasarkan hasil angket, terlihat bahwa siswa menyukai pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan, serta pembelajaran dengan penemuan ini dapat meningkatkan keaktifan siswa. Dari hasil tindakan siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas VIII-F Putri SMP Tamansiswa mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Pembelajaran Siklus I, dan Pembelajaran Siklus II Uraian Sebelum Pembelajaran Pembelajaran Tindakan Siklus I Siklus II KKM 75 75 75 Siswa tuntas 18 22 27 Ketuntasan belajar siswa 58,06% 70,96% 87,09% Pada penelitian ini terdapat beberapa kendala, akan tetapi peneliti senantiasa mengupayakan solusi dari kendala tersebut. Berikut kendala yang peneliti hadapi selama penelitian berikut solusi yang diambil untuk memecahkan kendala tersebut. No Tabel 3. Kendala dalam Penelitian serta Solusinya Kendala 1. Pada saat pembentukan kelompok, suasana kelas menjadi gaduh karena para siswa saling bertukar tempat duduk atau memutar bangku. 2. Pada saat pertemuan pertama (Siklus I) Para siswa kebingungan dengan istilah rumusan masalah dan hipotesis, karena memang sebelumnya tidak pernah diajarkan materi yang berhubungan dengan rumusan masalah dan hipotesis ini 3. Siswa berkemampuan rendah sedikit mengalami kesulitan dalam memahami langkah-langkah serta menarik kesimpulan dalam kegiatan penemuan 4. Terbatasnya waktu yang tersedia dalam melaksanakan tindakan Solusi a. Guru turut serta membantu pembentukan kelompok. b. Menyampaikan bahwa pembagian kelompok dimaksudkan agar siswa saling bekerja sama serta saling membantu antara satu dengan yang lainnya. c. Memotivasi siswa agar tidak membeda-bedakan dalam berteman dan bekerja sama dalam kelompok. Peneliti menjelaskan secara singkat pengertian rumusan masalah dan hipotesis ini. Dan pada pembelajaran berikutnya, peneliti tetap mengingatkan mengenai pengertian rumusan masalah dan hipotesis a. Meningkatkan perhatian dan bimbingan pada siswa yang berkemampuan rendah, dengan cara memberikan tambahan pelajaran secara individual di luar jam pelajaran. b. Menghimbau pada tiap-tiap kelompok agar saling membantu satu sama lain terutama siswa yang berkemampuan tinggi agar dapat memberikan bantuan kepada temannya yang kesulitan a. Membatasi materi yang diberikan pada saat pelaksanaan tindakan b. Mengambil sedikit waktu pada jam pelajaran berikutnya 180 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang

PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penemuan terbimbing pada materi Teorema Pythagoras dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-F Putri SMP Tamansiswa Malang. Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa dari kegiatan pra tindakan sebesar 58,06% menjadi 70,96% pada siklus I dan meningkat menjadi 87,09% pada siklus II. Untuk langkah-langkah penerapan metode penemuan terbimbing diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu peneliti memulai pembelajaran dengan memberi salam, menanyakan kabar, dan mempresensi siswa. Selanjutnya memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi motivasi, pembentukan kelompok, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran serta pembagian Lembar Kerja Kelompok. Pada kegiatan inti terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar (proses menemukan), mengkomunikasikan (presentasi kelompok). Seluruh kegiatan inti tercermin dalam LKK penemuan terbimbing. Sedangkan pada kegiatan penutup terdiri dari penarikan kesimpulan, memberikan kuis, menginformasikan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya, memberi motivasi siswa untuk selalu rajin belajar, serta memberikan salam penutup. Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) sebaiknya guru SMP Tamansiswa Malang mempertimbangkan metode pembelajaran penemuan terbimbing sebagai alternatif pilihan metode pembelajaran yang digunakan, karena pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (2) bagi peneliti lain yang ingin melaksanakan penelitian serupa hendaknya melaksanakannya pada kelas, sekolah, atau materi yang berbeda, sehingga akan diperoleh gambaran lebih lanjut mengenai efektivitas metode pembelajaran tersebut dan dapat dikembangkan lebih lanjut. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Matematika. Ghony, M.Djunaidi. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Idi, Prof. Dr. H. Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta:PT. Rajagrafindo Persada. Markaban, M.Si., Drs. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penelitian Terbimbing. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan dan Penataan Guru Matematika. Novityasari, Poppy. 2014. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Pada Materi Teorema Phytagoras Untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di MTS Bustanul Ulum Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang:UM Press. Wahyurisliana, Yuli. 2014. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII B SMPN 4 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang 181