Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang"

Transkripsi

1 Upaya Meningktakan Tahap Berpikir Siswa pada Materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Melalui Pembelajaran Geometri van-hiele Kelas VIII di MTs NW Lepak Siti Nurul Azimi, Edy Bambang Irawan Universitas Negeri Malang Abstrak: Siswa MTs kelas VIII NW Lepak kesulitan memahami rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran bila disajikan dalam bentuk definisi formal. Selain itu siswa-siswa tersebut mengalami kesulitan dalam membedakan rumus panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dengan panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas, yang bertujuan untuk meningkatkan tahap berpikir siswa pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran melalui pembelajaran Geometri van-hiele kelas VIII MTs NW Lepak. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC MTs NW Lepak sebanyak 15 siswa yang masih berada pada tahap berpikir visualisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran Geometri van-hiele dapat meningkatkan tahap berpikir siswa dari tahap visualisasi ke tahap analisis. Kata kunci: van-hiele, Tahap Berpikir, Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran. Siswa kelas VIII MTs. NW Lepak kesulitan memahami rumus panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran bila disajikan dalam bentuk definisi formal. Selain itu siswa-siswa tersebut mengalami kesulitan dalam membedakan rumus panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dengan panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran. Permasalahan ini perlu dicarikan solusinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diterapkan pembelajaran geometri van-hiele. Menurut van-hiele siswa-siswa pada masalah tersebut masih berada pada tahap berpikir van-hiele. Selaras dengan latar belakang yang diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya meningkatkan tahap berpikir siswa pada materi garis singgung dua lingkaran melalui pembelajaran geometri van-hiele pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran siswa kelas VIII di MTs NW Lepak. Teori van-hiele yang dikembangkan oleh Pierre Marie van-hiele dan Dina van-hiele Gedof sekitar tahun 1950-an telah diakui secara internasional dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri. Bobango (1993:157) menyatakan bahwa pembelajaran yang menekankan pada tahap belajar van-hiele dapat membantu perencanaan pembelajaran dan memberikan hasil yang memuaskan. Burger dan Shaughnessy (1986:47) melaporkan bahwa siswa menunjukkan tingkah laku yang konsisten dalam tingkat berpikir geometri sesuai dengan tingkatan berpikir van-hiele. Susiswo (1989:77) menyimpulkan bahwa pembelajaran geometri dengan pembelajaran van-hiele lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. Selanjutnya

2 Husnaeni (2006:77) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran van-hiele efektif untuk peningkatan kualitas berpikir siswa. Van-Hiele berpendapat bahwa dalam mempelajari geometri para siswa mengalami perkembangan kemampuan berpikir melalui tahap-tahap tertentu. Tahap berpikir van-hiele ini adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh, bukan berdasarkan jenjang umur. Seorang anak harus cukup memiliki pengalaman (dari kelas atau lainnya) dengan ide geometrinya untuk bergerak ke level yang lebih tinggi (Junaidi, 2011). Tahap berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam pembelajaran geometri menurut van-hiele melalui 5 tahap yaitu tahap 0 (visualisasi), tahap 1 (analisis), tahap 2 (abstraksi), tahap 3 (deduksi), dan tahap 4 (keakuratan). Tahap 0 adalah tahap visualisasi. Pada tahap ini obyek pemikiran siswa masih didominasi bentuk dan seperti apa bentuk itu terlihat secara visual. tahap 1 adalah analisis. Pada tahap analisis anak sudah mulai mengenali dan mengaplikasikan suatu ide geometri, mendeskripsikan dengan benar berbagai sifat serta dapat mengidentifikasi gambar sebagai bagian dari gambar yang lebih besar. Tahap 2 adalah tahap abstraksi. Anak yang berada pada tahap ini sudah memahami abstraksi bangun-bangun geometri. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu untuk melakukan penarikan kesimpulan secara deduktif. Tahap 3 adalah tahap deduksi. Pada tahap ini anak sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil kesimpulan secara deduktif. Tahap 4 yaitu Keakuratan. Pada tahap ini anak sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Untuk meningkatkan suatu tahap berpikir yang lebih tinggi, maka van-hiele mengajukan pembelajaran yang melibatkan lima fase dalam setiap level tahap berpikirnya yaitu informasi, orientasi lansung, penjelasan, orientasi bebas, dan integrasi (Purwoko, tanpa tahun). Fase pertama adalah Informasi. Pada fase ini, guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan kegiatan tentang objek-objek yang dipelajari pada tahap berpikir yang bersangkutan. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa serta melakukan observasi. Fase kedua adalah Orientasi Langsung. Pada fase ini Siswa menggali topik yang akan dipelajari melalui alat-alat peraga atau tugas yang telah disiapkan guru. Fase ketiga adalah Penjelasan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi. Fase keempat adalah Orientasi Bebas. Siswa mengahadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa tugas yang memerlukan banyak langkah dan tugas-tugas yang dilengkapi dengan banyak cara. Fase terakhir adalah Integrasi. Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari dapat juga dengan pengamatan-pengamatan. Peran guru secara umum adalah membantu penginterpretasian pengetahuan siswa dengan meminta siswa membuat refleksi dan mengklarifikasi pengetahuan geometri siswa (Purwoko, tanpa tahun). METODE Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom based action research ) dengan dua siklus. Masing-masing siklus melalui tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi mengikuti pola Kemmis dan Taggart. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII C MTs NW Lepak yang masih berada pada tahap berpikir visualisasi terdiri dari 15 siswa. Siklus I Ada empat kegiatan yang dilakukan pada siklus I ini, yaitu (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi.

3 Kegiatan perencanaan tindakan dalam penerapan pembelajaran Geometri van-hiele ini meliputi menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I; menyusun LKS siklus I; menyusun instrumen yang terdiri atas: catatan lapangan, lembar observasi aktivitas siswa, dan soal tes; menvalidasi instrumen pembelajaran kepada satu orang dosen matematika dan satu orang guru matematika; menjaring siswa yang masih berada pada tahap berpikir visualisasi yang akan diberikan perlakuan. Pelaksanaan tindakan siklus I direncanakan 3 kali pertemuan, masing-masing terdiri dari 2 x 40 menit. Tahap pemberian tindakan yang dimaksud yaitu penerapan pembelajaran geometri van-hiele. Proses pembelajaran mengacu pada RPP yang telah disusun oleh peneliti dengan memperhatikan fase-fase pembelajaran geometri van-hiele. Pada garis besarnya proses pembelajaran dengan pembelajaran geometri van-hiele menjadi tiga langkah besar, yaitu: (1) pendahuluan, (2) inti pembelajaran, (3) penutup. Berikut adalah uraian secara rinci tahapan proses pembelajaran. Pada pendahuluan Guru mengucap salam; guru memberikan motivasi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai apabila mempelajari materi garis singgung persekutuan dua lingkaran; guru mengingatkan apa yang telah dipelajari siswa sebelumnya berkaitan dengan garis singgung persekutuan dua lingkaran seperti, sifat ketegaklurusan, teorema phytagoras, lingkaran dan sifat garis singgung lingkaran; guru membentuk kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang siswa. Pada bagian inti ada beberapa tahap yang dilakukan antara lain informasi, orientasi langsung, penjelasan, orienasi bebas, integrasi. Pada tahap informasi, guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai pengetahuan awal garis singgung persekutuan dua lingkaran. Hal ini bertujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi garis singgung persekutuan dua lingkaran seperti, pengertian garis singgung persekutuan dua lingkaran dan garis singgung persekutuan dua lingkaran berdasarkan kedudukan dua lingkaran. Pada tahap orientasi langsung, siswa berdiskusi mengenai cara melukis garis singgung persekutuan dua lingkaran dan menentukan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. Guru memberikan bimbingan sekecil mungkin apabila ada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah selesai diskusi, guru memfasilitasi diskusi kelas dengan cara menyajikan hasil pengamatan atau hasil kerjanya. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa. Pada tahap orientai bebas, guru memberikan permasalahan yang lebih kompleks berdasarkan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran secara individu. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi atas kinerjanya dalam kerja kelompok maupun diskusi antar kelompok dan mencatat hal-hal yang dianggap perlu. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan merangkum di buku masing-masing siswa. Guru meminta siswa untuk mempelajari ulang materi yang telah diperoleh dan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam. Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang pembelajaran pada siklus I. observasi dilakukan oleh dua orang teman peneliti yang bertindak sebagai observer.fokus observasi adalah proses penerapan tindakan yang dialkukan siswa. Pada akhir siklus I diperoleh gambaran bagaimana dampak penerapan pembelajaran yang telah direncanakan, yaitu penerapan pembelajaran geometri van-hiele. Hasil pembahasan yang diperoleh merupakan refleksi dari yang telah terjadi selama penerapan tindakan pada siklus I. permasalahan yang ditemukan pada siklus I, digunakan sebagai pertimbangan merumuskan perencanaan tindakan pada siklus II.

4 Siklus II Siklus II terdiri dari tahap perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Observasi, Refleksi. Pada tahap perencanaan tindakan hal-hal yang dilakukan peneliti adalah menyusun RPP dan LKS sesuai refleksi siklus I; menyiapkan soal tes untuk mengetahui peningkatan tahap berpikir siswa; ; menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan peneliti; menyiapkan catatan lapangan; melakukan koordinasi dengan guru kelas berkaitan dengan bagaimana menguasai kelas VIII C. Tindakan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencanaan pada siklus II yang telah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. pada siklus II ada 3 pertemuan. Tahap observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang pembelajaran pada siklus I. Observasi dilakukan oleh dua orang teman peneliti yang bertindak sebagai observer. Fokus observasi adalah proses penerapan tindakan yang dialkukan siswa. Pada siklus II diperoleh gambaran dampak penerapan pembelajaran geometri van-hiele. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah skor tes dengan soal bentuk essai pada awal sebelum siklus dan setiap akhir siklus, skor aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, hasil wawancara berkaitan dengan penerapan pembelajran geometri van-hiele dan pemahaman siswa terhadap materi garis singgung persekutuan dua lingkaran, catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C MTs NW Lepak yang masih berada pada tahap berpikir visualisasi yaitu 15 orang siswa. Analisis data dilakukan setiap kali pemberian tindakan berakhir. Analisis data penelitaian ini menggunakan analisis kualitatif model alir (Flow). Model ini terdiri dari 3 (tiga) komponen yang dilakukan secara berurutan yaitu kegiatan mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Analisis data seperti ini berlangsung selama peneliti berada di lokasi penelitian hingga akhir pengumpulan data. HASIL Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi siklus I dapat diketahui bahwa kriteria keberhasilan belum tercapai, sehingga siklus I dikatakan gagal dan penelitian dilanjutkan ke siklus II. kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus I adalah peneliti kurang mengarahkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok sehingga interaksi antar siswa masih kurang. Siswa lebih memilih untuk bertanya kepada peneliti daripada kepada temannya; Peneliti kurang dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk mewakili kelompoknya ketika mempresentasikan jawaban sehingga tahap presentasi atau penjelasan cenderung didominasi oleh siswa yang aktif dalam kelas; Peneliti kurang dalam mengarahkan siswa untuk memperhatikan perwakilan kelompok yang sedang mempresentasikan hasil pekerjaannya; Peneliti kurang dalam mengamati dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar; Pemilihan anggota kelompok yang dibentuk bukan berdasarkan kemampuan melainkan secara acak dipilih peneliti; Peneliti kurang memberikan waktu dalam mengerjakan latihan soal karena alokasi waktu lebih banyak digunakan untuk memahami konsep yang dipelajari; Peneliti tidak membahas hasil pekerjaan siswa dalam orientasi bebas sehingga kurang menguatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Refleksi siklus II dilakukan untuk menentukan apakah tindakan pada siklus II sudah berhasil atau belum. Berdasarkan hasil observasi siklus II diketahui bahwa kriteria keberhasilan telah tercapai sehingga siklus II dikatakan berhasil.

5 Temuan Penelitian Tahap berpikir siswa dari visualisasi nampak mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II seperti ditunjukkan pada tabel berikut. Keterangan (tahap Pra tindakan Siklus I Siklus II berpikir) Banyak siswa yang berada pada tahap Analisis Presentase siswa yang 0% 46,6% 93,3% berada pada tahap Analisis Skor rata-rata kelas 46,87 70,5 86,1 Dari Tabel diatas diketahui bahwa presentase siswa yang berada pada tahap analisis meningkat dari 0% menjadi 46,6%. Pada siklus I ini skor rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 46,87 menjadi 70,5. Pada siklus II yang berada pada tahap analisis mengalami peningkatan dari 46,6% menjadi 93,3% dengan rata-rata nilai kelas juga naik menjadi 86,1. Dari data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dapat dianalisis bahwa tindakan pada siklus I belum berhasil karena banyaknya siswa yang mencapai daya serap 75 atau lebih belum mencapai 85%. Pada siklus II diperoleh hasil bahwa siswa yang mencapai serap 75 atau lebih, telah lebih dari 85%. Berdasarkan kriteria keberhasilan tindakan yang telah disebutkan maka dapat dikatakan bahwa penelitian dapat meningkatkan tahap berpikir dari tahap visualisasi ke tahap analisis siswa kelas VIII C MTs NW Lepak. PEMBAHASAN Penerapan Pembelajaran Geometri van-hiele Penerapan pembelajaran Geometri van-hiele untuk meningkatkan tahap berpikir siswa kelas VIII C MTs NW Lepak pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Geometri van-hiele yang terdiri dari 5 tahapan (Purwoko, tanpa tahun), yaitu Informasi, Orientasi Lansung, Orientasi Bebas, Penjelasan dan Integrasi. Sebelum siswa memasuki tahapan-tahapan dalam pembelajaran Geometri van-hiele, siswa memperoleh motivasi, tujuan pembelajaran dan apersepsi. Tujuan pembelajaran yang diberikan mengenai materi yang akan dipelajari yaitu melukis garis singgung persekutuan dua lingkaran dan menentukan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. Penetapan tujuan pembelajaran ini penting untuk memulai dan mengarahkan kegiatan belajar (Slameto, 1995:19). Dengan tujuan yang jelas siswa akan belajar lebih tekun, lebih giat dan bersemangat. Sedangkan motivasi diberikan mengenai penggunaan materi garis singgung persekutuan dua lingkaran dalam kehidupan sehari-hari. Penetapan motivasi penting untuk memberikan informasi kepada siswa tentang pentingnya materi yang sedang dipelajarai. Selain itu motivasi yang diberikan juga berupa dorongan, semangat, dan pujian kepada siswa ketika pertemuan pembelajaran berlangsung. Menurut Slameto (1995:92-93), motivasi sangat berperan dalam perkembangan siswa selanjutnya melalui proses belajar, bila motivasi guru mengenai sasaran

6 akan meningkatkan kegitan belajar. Selain itu, sugesti yang kuat akan merangsang siswa untuk lebih giat belajar. Sebelum memasuki tahapan-tahapan pada pembelajaran Geometri van-hiele, siswa memperoleh apersepsi mengenai materi yang telah mereka pelajari yaitu teorema Pythagoras, sifat ketegaklurusan dan sifat garis singgung lingkaran. Pentingnya pemberian apersepsi ini sesuai dengan pendapat Slameto (1995:36) bahwa setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, ataupun pengalamannya. Dengan demikian siswa akan memperoleh hubungan antara pengetahuan yang telah menjadi miliknya dengan pelajaran yang akan diterimanya. Sebelum memasuki tahap informasi, pada siklus I kelas dibagi menjadi 4 kelompok, dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa tapi ada satu kelompok yang beranggotakan 3 siswa. Sedangkan pada siklus II kelas dibagi menjadi 7 kelompok beranggotakan 2 siswa tapi ada satu kelompok yang beranggotakan 3 siswa. Slameto (1995:38) berpendapat bahwa bekerja di dalam kelompok dapat juga meningkatkan cara berpikir mereka sehingga dapat memecahkan masalah dengan lebih baik dan lancar. Pada tahap Informasi pengetahuan awal siswa digali. Dalam menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari, siswa diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan awal mengenai materi yang akan dipelajari. Pengetahuan tersebut antara lain pengertian garis singgung persekutuan dua lingkaran dan garis singgung persekutuan dua lingkaran berdasarkan kedudukan dua lingkaran. Seyogyanya guru berusaha untuk mengetahui dan memanfaatkan pengetahuan awal yang telah ada dalam pikiran siswa sebelum siswa mempelajari suatu konsep atau pengalaman baru. Hal ini juga sesuai dengan pandangan konstruktivisme (Yuwono, 2005:8) bahwa guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya secara aktif dengan memperhatikan pengetahuan awal siswa. Pada siklus I, siswa antusias menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti. Namun ada beberapa siswa yang masih malu menjawab pertanyaan dari peneliti. Tahap informasi pada siklus II tidak begitu berbeda dengan siklus I, siswa sudah mulai beradaptasi dengan situasi pembelajaran. Pada tahap orientasi lansung, siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya dalam melukis garis singgung persekutuan dua lingkaran dan menentukan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. Peneliti berperan sebagai fasilitator untuk membimbing siswa dalam mencari solusi. Peneliti hanya memberikan petunjuk ketika siswa mengalami kesuliatan dalam menyelesaikan maslah. Dalam membimbing siswa, peneliti tidak lansung memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut tetapi membimbing siswa dengan pertanyaan yang dapat memancing mereka untuk menemukan jawaban yang benar melalui apa yang sudah mereka ketahui. Hal ini sesuai dengan pendapat Simon (1995) (dalam Yuwono, 2005:8) yang mengindikasikan bahwa salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi belajar anak adalah apa yang telah diketahui dan dialaminya. Howard (dalam Slameto, 1995:32) mengatakan mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ide (cita-cita) Pada siklus I, peneliti kurang maksimal dalam memberikan penjelasan dan arahan sehingga siswa masih bekerja secara individu dan interaksi antar teman satu kelompok belum

7 maksimal. Siswa lebih memilih lansung bertanya kepada peneliti apa yang belum mereka pahami. Ada pula siswa yang hanya diam dan menunggu jawaban dari teman yang lain. Dari kondisi yang muncul di atas, peneliti memberikan arahan kepada siswa akan fungsi anggota kelompok dan peran peneliti dalam proses pembelajaran. Pada siklus II peneliti memberikan penjelasan serta arahan kepada siswa secara jelas dan tegas sehingga sudah tidak terjadi ketergantungan seperti pada siklus I. Siswa lebih aktif dalam kelompok karena anggota kelompok hanya beranggotan 2 siswa. Diskusi kelompok berjalan lancar, interaksi antar anggota kelompok berjalan dengan baik. Pada tahap penjelasan, perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka mengenai melukis garis singgung persekutuan dua lingkran dan menentukan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. Dari kegiatan ini diharapkan dapat mengenalkan siswa pada jawaban lain yang merupakan hasil pemikiran teman mereka sendiri. Pada siklus I, diskusi kelompok masih didominasi oleh siswa yang aktif berbicara, baik yang presentai maupun yang memberikan tanggapan. Siswa yang lain masih cenderung malu dan tidak berani untuk mengungkapkan ide mereka. Hal ini karena peneliti kurang maksimal dalam memberikan penjelasan dan arahan tentang diskusi kelompok. Peneliti kemudian memberikan arahan dan motivasi kepada siswa khususnya bagi siswa yang cenderung pasif dan memiliki ketergantungan pada teman kelompoknya untuk lebih percaya diri. Selain itu, ada pula kelompok yang tidak memperhatikan temannya yang sedang presentasi. Pada siklus II, siswa yang lain sudah mulai aktif dalam mengungkapkan ide maupun mau maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Terkadang peneliti meminta siswa untuk mengulang jawaban yang baru saja dipresentasikan sehingga siswa jadi memperhatikan jika ada yang sedang presentasi. Pada tahap orientasi bebas, siswa menyelesaikan masalah berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap konsep yang telah dipelajari. Selain itu dengan memberikan masalah untuk diselesaikan semakin memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari sebelumnya. Pada siklus I siswa tidak diberikan penyelesain dari masalah yang diberikan sehingga kurang membantu siswa untuk memperkuat pemahamannya. Sedangkan pada siklus II masalah yang diselesaikan siswa dibahas bersama setelah pengerjaannya selesai. Hal ini akan memperkuat pemahaman siswa. Tahapan selanjutnya adalah integrasi. Pada tahap ini siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan berdasarkan hal-hal yang mereka temukan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kesimpulan tersebut berkaitan dengan melukis garis singgung persekutuan dua lingkaran dan menentukan panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran. Dengan tahapan ini, siswa mendapatkan penguatan dari peneliti atas jawaban yang tepat serta konsep-konsep yang sudah mereka terima. Berdasarkan pendapat Slameto ( 1995:12), penguatan yang optimal terjadi pada waktu siswa mengetahui bahwa ia menemukan jawabnya. Pada siklus I, proses penyimpulan siswa masih memerlukan waktu yang lama karena siswa masih dalam proses adaptasi terhadap pembelajaran, sehingga peneliti mengulang-ulang

8 penarikan kesimpulan tersebut. Pada siklus II, siswa sudah mengetahui hal-hal penting apa yang harus disimpulkan. Peningkatan Tahap Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Geometri van-hiele Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa melalui pembelajaran Geometri van- Hiele, tahap berpikir siswa kelas VIII C MTs NW Lepak mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini sesuai dengan pendapat van-hiele apabila pembelajaran ini dirancang dengan tepat akan dapat meningkatkan tahap berpikir siswa. Dengan demikian berarti akan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang akan dipelajarinya. Husnaeni (2006:77) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran Geometri van-hiele efektif untuk peningkatan kualitas berpikir siswa. Dalam penelitian ini, peningkatan tahap berpikir siswa diperoleh dari hasil tes siklus I dan siklus II. sedangkan standar ketuntasan yang digunakan adalah Seorang siswa dinyatakan mengalami peningkatan tahap berpikir bila siswa telah mencapai skor 75, Suatu kelas dinyatakan mengalami peningkatan tahap berpikir jika di dalam kelas tersebut terdapat 85% atau lebih siswa yang telah mendapat skor 75. Kendala dan Solusi Selama Pembelajaran Geometri van-hiele Pembelajaran melalui pembelajaran Geometri van-hiele pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran telah dilaksanakan sesuai tahapan-tahapan pada pembelajaran Geometri van-hiele. Meskipun demikian masih terdapat kendala yang dihadapi oleh peneliti selama proses pembelajaran. Berikut beberapa kendala dan solusi yang dilakukan peneliti selama penelitian berlansung Kendala dan Solusi Selama Pembelajaran Geometri van-hiele Kendala Pada awal pembelajaran, siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan karena siswa terbiasa bekerja secara individu Pada tahap orientasi lansung, siswa lansung bertanya kepada peneliti tanpa bertanya kepada temannya Pada tahap penjelasan yang ditunjukkan dengan tahap presentasi hanya didominasi oleh siswa yang aktif berbicara Pada tahap orientasi bebas, siswa masih banyak yang melihat pekerjaan temannya Pada tahap menyimpulkan, konsep Solusi Siswa diberikan penjelasan mengenai hal-hal yang akan dilakukan selama pembelajaran Siswa diarahkan untuk bertanya dan mendiskusikan apa yang belum mereka mengerti dengan kelompoknya Siswa diberikan penghargaan pada siswa yang aktif dalam pembelajaran Mencatat siswa yang melihat pekerjaan temannya Konsep tersebut diulang lagi pada awal

9 yang mereka simpulkan masih kurang tertanam pada diri siswa Tindakan pembelajaran pada siklus I belum bisa dikatakan berhasil pertemuan berikutnya Siswa diberikan motivasi dengan diberikan penghargaan kepada siswa yang aktif bertanya, menjawab, berdiskusi maupun presentasi KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan pembelajaran Geometri van-hiele pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran siswa kelas VIII C MTs NW Lepak dapat meningkatkan tahap berpikir siswa. Dari penelitian ini dapat diberikan saran bahwa Dalam pembelajaran Geometri van-hiele, siswa diberikan penjelasan dan arahan dalam diskusi kelompok sehingga bisa menhargai temannya, siswa diarahkan untuk menghargai temannya yang sedang mempresentasikan jawaban, siswa diberikan penyelesaian soal setelah tahap orientasi bebas untuk memperkuat pemahaman siswa dan pemberian penghargaan memotivasi siswa untuk semangat belajar. DAFTAR RUJUKAN Abdussakir Pembelajaran Geometri Sesuai Teori Van Hiele (Lengkap),(Online), Vol. VII, No. 2, ( diakses 20 januari 2013). Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Salatiga: Rineka Cipta. Yuwono, Ipung Pembelajaran Matematika Secara Membumi. Malang: Universitas Negeri Malang.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu 50 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Siklus I 1. Implementasi Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu pada tanggal 16 September 2014. Pembelajaran pada siklus

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Bambang Supriyanto 36

Bambang Supriyanto 36 PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI B MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI Oleh: Cendika M Syuro Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM email: cendikahusein@yahoo.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK Pembimbing I Oleh Haryaningsih Pendidikan Matematika NIM. 411 409 042 Pembimbing II Drs. Perry

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG Sarismah (sarismahsyaputri@gmail.com) Pembimbing (I) Santi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui kondisi pembelajaran Matematika di kelas 3 dalam materi operasi hitung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan observasi, perkenalan, dan wawancara kepada guru kelas III MI. Wawancara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1 Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1 Penerapan Fase-fase Pembelajaran Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Materi Bangun

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Citra Veronika, Djoko Adi Susilo, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan Malang veronikacitra11@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SIKLUS HIDUP TUMBUHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN escendol.

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SIKLUS HIDUP TUMBUHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN escendol. Trisni Atmawati / Upaya Peningkatan Penguasaaan UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SIKLUS HIDUP TUMBUHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN escendol Trisni Atmawati SMA NEGERI 3

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pengamatan dan tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Aek Kuasan dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi Pedosfer

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG Fathimatuzzahro Universitas Negeri Malang E-mail: fathimatuzzahro90@gmail.com

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian sistematik dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian yang dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research ) dengan penekanan terhadap proses pembelajaran Matematika di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Juweni, Sumadji, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan Malang juweni.dmw@gmail.com ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan observasi terlebih dahulu di kelas VIII MTs Uswatun Hasanah Mangkang Semarang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 September 2014 dilaksanakan observasi awal dan tanggal 4 September

Lebih terperinci

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 4 Bajugan Pada Operasi Hitung Campuran Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. observasi terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru di kelas V.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. observasi terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru di kelas V. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Awal Penelitian Sebelum melakukan tindakan pembelajaran, penulis melakukan observasi terhadap pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru di kelas V. Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Furchan dalam Hatimah, I (2007:81) adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus SD Negeri Salatiga 12 teletak di jalan Domas Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Jumlah total Siswa di SD Negeri Salatiga 12 sebanyak 200 siswa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian, hasil penelitian terdapat kondisi awal, siklus I dan siklus II, selanjutnya ada hasil analisis data dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA Dhian Arista Istikomah FKIP Universitas PGRI Yogyakarta E-mail: dhian.arista@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan observasi awal MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai

Lebih terperinci

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN ARCS (ATTENTION, RELEVANCE, CONFIDENCE, SATISFACTION) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX-E MTS NEGERI 2 MATARAM PADA MATERI PELUANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan

Lebih terperinci

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 PURWOSARI KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER SEMESTER GENAP 2011/2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga Wirda, Muhammad Jamhari, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN

BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN 14 BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Kelas IV SDN Kalisalak Batang yang mempunyai 28 siswa. Dari 28 siswa tersebut terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di M.Ts. Tarbiyatul Islamiyah (Taris) Lengkong yang letaknya di Desa Lengkong, Batangan, Pati, Jawa Tengah. M.Ts. ini berstatus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Interpretasi Studi Awal 1. Deskripsi Studi Awal Deskripsi studi awal penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan profil sekolah penelitian baik penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik penelitian tindakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW FAHRUDDIN Guru SMA Negeri 1 Medan Email: fahruddin1958@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April pada semester II pada tahun ajaran 2011/2012 untuk materi Garis Singgung Persekutuan Dua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum MTs NU Demak MTs NU Demak terletak di Jalan Raya Demak kota Kecamatan demak Kabupaten Demak. Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Kemmis (1988) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 19 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci