ANALISIS KUALITAS PELAYANAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN MODEL KANO

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kualitas Layanan Dengan Metode KANO Berdasarkan Dimensi SERVQUAL Pada PT. AKR

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan Model Kano dalam penelitian ini:

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ANALISA KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN PADA PELANGGAN SEMEN PADANG MENGGUNAKAN MODEL KANO BERDASARKAN DIMENSI SERVQUAL

MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PT. X DENGAN MODEL SERVQUAL DAN KANO

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Peningkatan Kualitas Pelayanan Konsumen Menggunakan Integrasi Metode Service Quality dan Kano Model

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para

JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 4 NO. 1 FEBRUARI 2017

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

MODEL KANO DALAM MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN DI RESTAURAN CEPAT SAJI

ANALISIS KEANDALAN SISTEM PT PLN AP BALI UTARA DENGAN METODA SERVQUAL

ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY SERVQUAL, KUADRAN IPA, DAN INDEKS PGCV SKRIPSI. Oleh: HANIK ROSYIDAH JURUSAN STATISTIKA

USULAN PENINGKATAN KUALITAS JASA PELAYANAN PESERTA TASPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

Kusmara Jiwantara, Agung Sutrisno, Johan S. C. Neyland Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT

PENGUKURAN KUALITAS JASA BENGKEL SEPEDA MOTOR SM DI KOTA PADANG DENGAN METODE SERVQUAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MIGRASI PRABAYAR DI WILAYAH PT PLN (Persero) RAYON KROYA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

Kris Setyaningsih Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

Optimalisasi Penggunaan Layanan Komunikasi 147 Oleh Pelanggan Indihome Optimization of Communications Service Care 147 by Customer Indihome

Analisis Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan Metode Kano Di Perpustakaan Universitas Kadiri

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS 116

ABSTRAK. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Brand Image

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

UPAYA PENINGKATAN PENJUALAN DENGAN PENDEKATAN METODE SEVICE QUALITY DAN FOCUS GROUP DISCUSSION PADA KAFE HOUSE OF PADMANING SURABAYA

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN MODEL KANO DI HOTEL XYZ

Analisis Kepuasan Peserta Sertifikasi K3 Terhadap Pelayanan LSP PPT Migas di Pusdiklat Migas dengan Integrasi IPA-Kano

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Kualitas Pelayanan Penduduk Lanjut Usia pada Komda Lansia Kabupaten Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perubahan teknologi informasi berlangsung dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN UIN SUSKA RIAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANO

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

Perancangan dan Implementasi Aplikasi Survei Kepuasan Pengunjung Berbasis Web di Perpustakaan Daerah Kota Salatiga Artikel Ilmiah

METODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN

STEFANUS YULIANTO E FAKULTAS TEKNIK INDUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG INTISARI

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN ZONE OF TOLERANCE

SISTEM INFORMASI EVALUASI KUALITAS LAYANAN e-learning MENGGUNAKAN DIMENSI SERVQUAL DAN FUZZY KANO MODEL UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA

PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN BERDASARKAN ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN POSPAY KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN SERVQUAL, MODEL KANO, DAN TEKNIK TRIANGULASI

ANALISIS SISTIM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MODEL KANO

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN KLAIM BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH DI PT. AJC MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

Kata kunci: Kepuasan, Logika Fuzzy, SERVQUAL. Keywords: Satisfaction, Fuzzy Logic, SERVQUAL

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

Sistem Informasi Evaluasi Kualitas Layanan E-Learning Menggunakan Dimensi Servqual dan Fuzzy Kano Model untuk Meningkatkan Kepuasan Mahasiswa

ASSESMENT TINGKAT KEPUASAN DOSEN DENGAN METODE SERVQUEL PADA UNIVERSITAS XYZ

ANALISIS KUALITAS JASA KANGAROO PREMIER SHUTTLE TRAVEL SAMARINDA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA)

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

Bab III Metode Penelitian

ANALISIS PELAYANAN JASA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kualitas Tokopedia Menggunakan Metode ServQual

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Jasa dengan Menggunakan Metode Service Quality di Baraya Travel Bandung *

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DENGAN PENERAPAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS

Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Instruksi-instruksi tersebut berbentuk perangkat lunak (software).

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN PENGIRIMAN BARANG ATAU PAKET MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY *

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MENGENAI KUALITAS LAYANAN FIRST MEDIA DI BANDUNG MENGGUNAKAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTAULI PEMATANGSIANTAR

ANALISIS KEBUTUHAN LAYANAN BIRO PERJALANAN UMRAH MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL DAN MODEL KANO DI PT XYZ

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi

Mengukur Kualitas Layanan Dengan SERVQUAL

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN MODEL KANO (Studi Kasus: PT. PLN UPJ Semarang Selatan) Arfan Bakhtiar, Aries Susanty, Fildariani Massay Program Studi Teknik Industri UNDIP Jl. Prof. Sudarto, Tembalang, Semarang. Telp 024-7460052 arfbakh@yahoo.co.id Abstrak Tingginya angka keluhan masyarakat terhadap layanan menuntut PT. PLN (persero) untuk mengevaluasi seperti apa tingkat pelayanan yang sudah diberikan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk membangun citra yang baik di mata masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesenjangan antara layanan yang dipersepsikan oleh pihak manajemen dan harapan pelanggan (gap 1), mengetahui apakah ada kesenjangan antara persepsi dan harapan pelanggan (gap 5) dan menganalisa penyebab terjadinya kesenjangan tersebut, serta menentukan variabel-variabel yang harus diprioritaskan untuk diperbaiki melalui pengintegrasian Metode Servqual dan Model Kano. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan Metode Servqual terhadap lima dimensi kualitas jasa yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty untuk gap 1 diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan, ditunjukkan dengan nilai servqual yang negatif, untuk gap 5 juga ditemukan masih ada kesenjangan, nilai gap terbesar terdapat pada dimensi Emphaty. Berdasarkan hasil pengintegrasian Metode Servqual dan Model Kano diketahui kriteria yang harus diprioritaskan terlebih dahulu adalah kriteria yang termasuk dalam kategori must-be yang memiliki nilai servqual negatif terbesar, dalam penelitian ini terdapat pada variabel R5 yaitu kondisi KWH meter (perputaran angka sesuai dengan jumlah pemakaian). Kata Kunci: PT. PLN, Kualitas pelayanan, Metode Servqual, Model Kano Abstract High number of public complaints against the service demands has urged PT. PLN (Persero) to evaluate what level of service that has been given to community. Therefore, a well service should be build as good representatives in the eyes of society. This study is to determine whether there is a gap between services that are perceived by the management and customer expectations (Gap 1), determine if there is a gap between perception and customer expectations (gap 5) and analyze the causes of these disparities, and to determine the variables that must be prioritized for improvement through the integration method of SERVQUAL and Kano Model. Results of research conducted using the method of the five SERVQUAL dimensions of service quality are Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy for gap 1 note that there are still gaps, indicated by a negative value of reliability and assurance, for the gap 5 is also found there are still gaps, the value gap contained in the largest dimension Empathy. Based on the results of the integration method known SERVQUAL and Kano Model criterion must be prioritized first is the criteria included in the category of must-be who has the biggest negative servqual value, in this study are contained in the R5 variable conditions of KWH meter (turnover number that corresponds with the amount of usage). Keywords: PT. PLN, Service Quality, Servqual Method, Kano Model PENDAHULUAN PT. PLN (Persero) adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa listrik di Indonesia. Tingginya angka keluhan masyarakat terhadap layanan PT. PLN (Persero) menuntut PT. PLN (Persero) untuk kembali melihat seperti apa tingkat J@TI Undip, Vol V, No 2, Mei 2010 77

pelayanan yang sudah diberikan kepada masyarakat dan juga perlu mengetahui posisinya dimata pelanggan dalam hal kualitas layanan dan kepuasan konsumen atas layanan yang telah mereka berikan. Hal tersebut dilakukan guna membangun citra yang baik di mata masyarakat, karena jika tidak dilakukan peningkatan kinerja dalam hal kualitas pelayanan maka kepuasan pelanggan akan terus menurun dan jumlah keluhan pelanggan atas kinerja PT. PLN (persero) dalam hal kualitas pelayananpun akan terus meningkat. Disamping itu dengan ditetapkannya UU No.20 tahun 2002 tentang ketena galistrikan sebagai p e n g ga n t i UU No.15/1985 ya n g menyatakan bahwa PT. PLN tidak lagi merupakan satu-satunya penyedia jasa listrik di Indonesia namun akan ada penyedia jasa yang lain. UU ini memberikan dasar baru bagi sektor ketenagalistrikan untuk berkembang dalam kompetisi dunia usaha dengan tuntutan untuk memuaskan konsumen (customer oriented). (Fokus Media Komunikasi PLN, 2009). Hal tersebut sedikit banyak membuat PT. PLN harus kembali melihat pelayanan yang sudah diberikan. Salah satu indikator untuk membangun citra yang baik di mata pelanggan adalah melalui pengukuran tingkat kepuasan pelanggan PT. PLN (Persero). Selanjutnya dari hasil pengukuran ini menjadi dasar perbaikan dan penyempurnaan layanan untuk masa yang akan datang guna mencapai kepuasan pelanggan karena kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor keberhasilan bagi setiap perusahaan jasa. METODE PENELITIAN Pengertian kualitas jasa menurut Wyckof dalam Lovelock yang dikutip oleh Tjiptono (2005), adalah tingkat keunggulan yang diharapkan d an pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Apabila jasa yang diterima (perceived service) sesuai dengan yang d i h a r a p k a n, m a k a k u a l i t a s j a s a dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan p e l a n g g a n, m a k a k u a l i t a s j a s a dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya, jika jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Menurut Parasuraman, dkk ada lima dimensi dalam kualitas jasa, yaitu: Tangibles (bukti fisik) yaitu, tampilan fisik perusahaan yang dapat dilihat secara l a n g s u n g o l e h p i h a k l u a r d a n berpengaruh terhadap minat untuk mendatangi perusahaan tersebut, R e l i a b i l i t y ( k e a n d a l a n ) y a i t u, k e m a m p u a n p e r u s a h a a n u n t u k memberikan pelayanan yang berkualitas b e r kai tan d e n ga n c or e busi ne ss p e r u s a h a a n, R e s p o n s i v e n e s s ( k e t a n g g a p a n ) y a i t u k e i n g i n a n perusahaan melalui para pegawainya u nt u k me mb a nt u, mer es pon da n memberikan pelayanan yang cepat kepada konsumen, Assurance (jaminan) yaitu jaminan perusahaan yang diberikan perusahaan kepada konsumen untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen kepada perusahaan. Bentuknya berupa jaminan pengetahuan, kesopanan, kejujuran dan keamanan, Emphaty (Empati) yaitu perusahaan melalui pegawainya menunjukkan rasa empati kepada konsumen dengan memberikan perhatian yang tulus dan memahami konsumennya (Parasuraman, dkk, 1988). Model Kano dikembangkan oleh Prof. Noriaki Kano adalah model yang bertujuan untuk mengkategorikan atributatribut dari produk ataupun jasa berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut ma mpu me muas kan k e b u t u h a n p e l a n g g a n. Di d a l a m modelnya, Kano membedakan tiga tipe produk yang diinginkan yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu kategori Must-be requirements (atribut dasar) jika ketegori ini tidak dipenuhi, maka konsumen akan secara ekstrim tidak puas. Di sisi lain, karena konsumen m e n g a n g g a p k a t e g o r i i n i s u d a h semestinya, maka pemenuhan kategori ini tidak akan meningkatkan kepuasan konsumen, kategori One-dimensional requirements (atribut yang diharapkan), pada ketegori ini kepuasan konsumen J@TI Undip, Vol V, No 2, Mei 2010 78

proporsial dengan kinerja atribut. Semakin tinggi kinerja atribut, semakin t inggi p ula ke p ua san konsume n, Attractive requirements (atribut yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan) p e m e n u h a n k a t e g o r i i n i a k a n menyebabkan peningkatan kepuasan konsumen yang sangat tinggi, tetapi jika tidak dipenuhi tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan (Tan dan P a w i t r a, 2 0 0 1 ). P a d a g a m b a r 1 menggambarkan hubungan antara kepuasan konsumen dengan kinerja dari produk atau jasa untuk ketiga tipe di atas. Gambar 1 Kano Diagram Pengklasifikasian Kebutuhan Konsumen dalam Kano Kuesioner K e b u t u h a n k o n s u m e n b e r d a s a r k a n k e e mp a t t i p e ( o n e - dimensinal, mus-be, attractive, dan indifferent) dapat diklasifikasikan dalam bentuk kuesioner. Ada dua macam bentuk pertanyaan dalam kuesioner yaitu pertanyaan fungsional dan pertanyaan d i s f u n g s i o n a l. C o n t o h : 1. Pertanyaan fungsional : Kondisi KWH meter (perputaran angka sesuai dengan jumlah pemakaian) 2. Pertanyaan disfungsional : Kondisi KWH meter (perputaran angka tidak sesuai dengan jumlah pemakaian) Kedua pertanyaan tersebut kemudian dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori, yaitu: A = Attractive, M = Must-be, O = One-dimensional, I = Indifferent, R = Reverse, dan Q = Questinable. Dengan menggabungkan pertanyaan fungsional dan disfungsional, maka tipe persyaratan suatu produk dapat diklasifikasikan sesuai tabel 1 berikut. Setelah mengkombinasikan jawaban-jawaban responden berdasarkan pertanyaan fungsional dan disfungsional, hasil dari evaluasi Kano tersebut didaftarkan pada tabel hasil yang menunjukkan distribusi keseluruhan dari kategori customer requirements. Adapun prosesnya dapat dilihat pada gambar 2. Tabel 1 Tabel Evaluasi Kano Sumber: Tan dan Pawitra, 2001 Gambar 2 Proses evaluasi Kano Sumber: Walden, 1993 J@TI Undip, Vol V, No 2, Mei 2010 79

Penentuan kategori Kano tiap atribut dengan menggunakan Blauth s formula menurut Walden (1993) antara lain: Jika (one-dimensional + attractive + must-be) > (indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh dari yang paling maksimum dari (onedimensional, attractive, must-be) Jika (one-dimensional + attractive + must-be) < (indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh dari yang paling maksimum dari (indifferent + reverse + questionable) Jika jumlah nilai (one-dimensional + attractive + must-be) = (indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh yang paling maksimum diantara semua kategori kano yaitu (one-dimensional, attractive, must-be, indifferent, reverse, questionable). Objek dari penelitian ini adalah PT. PLN (persero) UPJ Semarang Selatan dengan jumlah responden sebanyak 110 responden pelanggan dan 20 responden pihak manajemen. Teknik yang digunakan d a l a m p e n g u m p u l a n d a t a a d a l a h menggunakan instrumen kuesioner. Penentuan mekanisme penelitian dalam kuesioner Servqual menggunakan model penilaian skala likert dengan 6 jenjang range nilai untuk menghindari banyaknya responden yang memilih jawaban netral (Widodo 2009). Sedangkan kuesioner kano terdiri dari pertanyaan fungsional dan disfungsional mengenai produk/jasa yang diberikan oleh PT. PLN (persero). Kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban: 1=Suka, 2=Mengharapkan, 3=Netral, 4=Memberikan toleransi, 5=Tidak suka. Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat dalam bentuk diagram alir berikut ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Penilaian Kualitas Jasa untuk GAP 1 Berikut nilai rata-rata Servqual GAP 1 untuk setiap dimensi dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Studi Lapangan Tidak Mulai Studi Pendahuluan Perumusan Masalah Penentuan Tujuan Penelitian Perancangan Penelitian Identifikasi variabel penelitian Penentuan Model Kuisioner Penentuan metode dan sampel penelitian Penyusunan Kuesioner Pengumpulan data: Penyebaran kuesioner Tahap 1 Uji Reliabilitas Reliabel? Uji Validitas Valid? Ya Ya Penyebaran Kuesioner Tahap II Perhitungan nilai SERVQUAL Pengolahan Model Kano Analisa Rekomendasi/usulan Kesimpulan dan Saran Selesai Tidak Studi Pustaka Gambar 3 Metodologi Penelitian Tabel 2 Nilai Rata-rata Servqual Gap 1 i Tangible 0.0915 i Reliability -0.6446 i Responsiveness -0.29325 i Assurance -0.26229 i Emphaty -0.3608 Total -1.46944 T i -0.29389 J@TI Undip, Vol V, No 2, Mei 2010 80

Identifikasi Variabel Penelitian Dimensi Tabel 3 Variabel Penelitian Pernyataan Tangible T1 Kenyamanan ruang tunggu T2 Tempat parkir yang cukup luas T3 Tersedianya toilet T4 Tersedianya tempat sampah T5 Papan petunjuk penting harus terpasang dan mudah dibaca T6 Kemudahan untuk memperoleh pamflet/buku petunjuk tentang informasi pelayanan T7 Kuitansi/surat rekening sebagai bukti pembayaran selalu diberikan kepada pelanggan T8 Pakaian petugas rapi Reliability R1 Keakuratan setiap catatan yang dilakukan oleh petugas pembaca meter R2 Keakuratan perhitungan rekening listrik R3 Kondisi jaringan listrik (selalu stabil 24 jam) R4 Keandalan stabilitas tegangan listrik R5 Kondisi KWH meter (perputaran angka sesuai dengan jumlah pemakaian) Responsiveness RES1 Kecepatan tanggapan dalam melayani permohonan pengajuan pasang baru atau perubahan daya RES2 Kecepatan petugas dalam menanggapi keluhan pelanggan (sesuai dengan waktu yang dijanjikan) RES3 Prosedur pemasangan sambungan baru atau perubahan daya sederhana RES4 Meter listrik dicatat tiap bulan Assurance A1 Keamanan dalam melakukan transaksi A2 Kelancaran dalam proses pembayaran melalui bank-bank setempat. A3 Petugas loket yang ramah, sopan A4 Petugas pembaca meter yang ramah, sopan A5 Kejelasan informasi mengenai kerusakan yang terjadi A6 Informasi pemberitahuan pemadaman listrik A7 Pergiliran listrik wajar Empathy E1 Lokasi pembayaran rekening mudah dijangkau E2 Kemudahan dalam menghubungi customer service (telepon 123) E3 Adanya pelayanan informasi dan gangguan dari pelanggan E4 Kenaikan tarif diimbangi dengan peningkatan kualitas E5 Kompensasi terhadap pelanggan atas kesalahan yang dilakukan petugas Berdasarkan tabel 3 di atas, maka penilaian tingkat harapan pelanggan dengan pandangan manajemen PT. PLN (persero) UPJ Semarang Selatan untuk v a r i a b e l t a n g i b l e, r e l i a b i l i t y, responsiveness, assurance dan emphaty adalah bahwa secara umum variabel tangible dinilai baik oleh pelanggan terlihat pada nilai rata-rata Servqual untuk dimensi ini bernilai positif, menandakan bahwa pihak manajemen memiliki persepsi yang sama atau lebih baik dari apa yang diinginkan oleh pelanggan. Sedangkan untuk dimensi reliability, responsiveness, assurance dan emphaty secara umum memiliki nilai servqual yang masih negatif menandakan bahwa kualitas pelayanan PT. PLN (persero) UPJ Semarang Selatan belum memenuhi kebutuhan pelanggan. Nilai Servqual negatif atau gap terbesar terdapat pada dimensi Reliability, hal ini menunjukkan bahwa pihak manajemen PT. PLN (persero) UPJ Semarang Selatan belum peka terhadap keinginan pelanggan pada variabel tersebut, sehingga pihak manajemen belum mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan baik secara akurat maupun terpercaya. Analisa Penilaian Kualitas Jasa untuk GAP 5 Berikut ini nilai rata-rata Servqual GAP 5 untuk setiap dimensi dapat dilihat pada tabel 4. J@TI Undip, Vol V, No 2, Mei 2010 81

Tabel 4 Nilai Rata-rata Servqual Gap 5 i Tangible i Reliability i Responsiveness i Assurance i Emphaty -0.0795-1.242-0.88875-0.58043-0.7656 Total -3.55628-0.71126 T i Berdasarkan tabel 4 di atas, maka penilaian tingkat persepsi pelanggan dengan harapan pelanggan untuk variabel tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty adalah secara keseluruhan menunjukkan nilai servqual yang negatif. Nilai Servqual negatif atau gap terbesar terjadi pada dimensi Emphaty ini menandakan bahwa pelanggan menganggap bahwa perusahaan belum memberikan perhatian yang tulus kepada pelanggan dengan pemberian akses yang mudah dan belum memahami keinginan spesifik dari pelanggannya sehingga pelanggan belum merasa puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT. PLN UPJ Semarang Selatan belum memenuhi kebutuhan pelanggan. Nilai Servqual negatif atau gap terbesar juga terjadi pada dimensi Reliability ini m e n a n d a k a n b a h w a p e l a n g g a n menganggap bahwa hal ini menunjukkan bahwa pihak manajemen PT. PLN UPJ Semarang Selatan belum peka dalam mengetahui keinginan pelanggan pada variabel tersebut karena itu perlu dilakukan perbaikan pada variabel tersebut. Pengintegrasian Servqual dan Model Kano Hasil Pengintegrasian Servqual dan Model Kano dapat dilihat pada tabel 5. Tabel ini menunjukkan bahwa yang termasuk pada kategori must - be sebanyak 15 kriteria, untuk kategori one-dimensional terdapat 6 kriteria, kategori attractive sebanyak 4 kriteria dan yang termasuk indifferent sebanyak 4 kriteria. Analisa Kriteria Pelayanan yang Harus Diprioritaskan Berdasarkan pengintegrasian Servqual dan Model Kano yang sudah dilakukan sebelumnya dapat diketahui kriteria mana saja yang perlu mendapat prioritas untuk ditingkatkan. Kategori pertama yang harus ditingkatkan ialah kategori must-be, hal ini disesuaikan dengan evaluation rule pada model Kano bahwa kriteria yang harus diprioritaskan untuk ditingkatkan terlebih dahulu adalah kriteria yang termasuk kategori must-be (Hinterhuber, dkk, 1996). Kategori mustbe diutamakan lebih dahulu karena merupakan kriteria dasar dari produk ataupun jasa yang berarti bahwa kriteria tersebut sudah semestinya dipenuhi oleh perusahaan. Prioritas ini juga didasarkan pada besarnya nilai gap yang terjadi dimana prioritas utama ialah yang memiliki nilai gap terbesar dalam penelitian ini dimensi reliability (R5) yaitu kondisi KWH meter (perputaran angka sesuai dengan jumlah pemakaian). Setelah kategori dasar (must-be) sudah dipenuhi kemudian perusahaan berupaya untuk meningkatkan kinerja pada kategori onedimensional dan memasukkan kategori yang attractive yang berbeda dengan k o m p e t i t o r ( W a l d e n, 1 9 9 3 ). Dibawah ini merupakan tabel kriteria yang harus diprioritaskan untuk ditingkatkan sesuai dengan urutan yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.dalam penelitian ini kriteria yang termasuk kategori indifferent tidak dimasukkan ke dalam prioritas perbaikan karena kategori indifferent dianggap tidak memberikan pengaruh baik kepada kepuasan pelanggan maupun ketidakpuasan pelanggan, dalam prioritas ini juga gap atau kesenjangan yang bernilai positif tidak dimasukkan karena dianggap kinerjanya telah m e m e n u h i h a r a p a n p e l a n g g a n. J@TI Undip, Vol V, No 2, Mei 2010 82

Tabel 5 Integrasi Data Servqual dan Kano berdasarkan Dimensi Sevqual Dimensi Servqual Var Kriteria Kepuasan Pelanggan Nilai Grade Gap 5 Tangible T1 Kenyamanan ruang tunggu 0.082 M T2 Tempat parkir yang cukup luas -0.100 I T3 Tersedianya toilet 0.009 I T4 Tersedianya tempat sampah 0.546 I T5 Papan petunjuk penting harus terpasang dan mudah -0.555 A dibaca T6 Kemudahan untuk memperoleh pamflet/buku petunjuk -0.618 A tentang informasi pelayanan T7 Kuitansi/surat rekening sebagai bukti pembayaran -0.036 M selalu diberikan kepada pelanggan T8 Pakaian petugas rapi 0.036 M Reliability R1 Keakuratan setiap catatan yang dilakukan oleh petugas -0.809 M pembaca meter R2 Keakuratan perhitungan rekening listrik -1.118 M R3 Kondisi jaringan listrik (selalu stabil 24 jam) -1.264 M R4 Keandalan stabilitas tegangan listrik -1.473 M R5 Kondisi KWH meter (perputaran angka sesuai dengan -1.546 M jumlah pemakaian) Responsiveness RES1 Kecepatan tanggapan dalam melayani permohonan pengajuan pasang baru atau perubahan daya -1.046 O RES2 Kecepatan petugas dalam menanggapi keluhan -0.991 O pelanggan (sesuai dengan waktu yang dijanjikan) RES3 Prosedur pemasangan sambungan baru atau perubahan -0.782 O daya sederhana RES4 Meter listrik dicatat tiap bulan -0.736 M Assurance A1 Keamanan dalam melakukan transaksi 0.018 M A2 Kelancaran dalam proses pembayaran melalui bankbank -0.345 A setempat. A3 Petugas loket yang ramah, sopan -0.236 M A4 Petugas pembaca meter yang ramah, sopan -0.318 M A5 Kejelasan informasi mengenai kerusakan yang terjadi -0.928 M A6 Kejelasan informasi saat akan terjadi pemadaman -1.254 O listrik A7 Pergiliran listrik pada masing-masing rumah pelanggan -1.00 O wajar (pemadaman merata) Emphaty E1 Lokasi pembayaran rekening mudah dijangkau 0.118 I E2 Kemudahan dalam menghubungi customer service -0.509 M (telepon 123) E3 Adanya pelayanan informasi dan gangguan dari -0.655 M pelanggan E4 Kenaikan tarif diimbangi dengan peningkatan kualitas -1.555 O E5 Kompensasi terhadap pelanggan atas kesalahan yang dilakukan petugas -1.227 A KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan nilai gap 1 diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan antara persepsi pihak manajemen dengan harapan pelanggan hal ini terlihat dari nilai Servqual yang menunjukkan nilai negatif. Nilai Servqual negatif atau gap terbesar terjadi R5 hal ini menunjukkan bahwa pihak manajemen PT. PLN (persero) UPJ Semarang Selatan belum sepenuhnya memahami keinginan pelanggan pada variabel tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan nilai gap 5 diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan antara persepsi pelanggan dengan harapan pelanggan, hal ini terlihat dari nilai Servqual yang menunjukkan nilai negatif. Nilai Servqual negatif atau gap terbesar terjadi pada dimensi Emphaty ini m e n a n d a k a n b a h w a p e l a n g g a n menganggap bahwa perusahaan belum memberikan perhatian yang tulus kepada pelanggan dengan pemberian akses yang mudah dan belum memahami keinginan spesifik dari pelanggannya.termasuk dalam kategori must-be sebagian besar ialah dimensi reliability ini menandakan bahwa industri jasa seperti PLN yang perlu diutamakan ialah keandalan (reliability) J@TI Undip, Vol V, No 2, Mei 2010 83

dari jasa intinya seperti seperti kondisi KWH meter (perputaran angka sesuai dengan jumlah pemakaian), keandalan stabilitas tegangan listrik, kondisi jaringan listrik yang selalu stabil selama 24 jam, keakuratan perhitungan rekening listrik dan keakuratan setiap catatan yang dilakukan oleh petugas pembaca meter. DAFTAR PUSTAKA 1. Fokus: Media Komunikasi PLN, 2009 2. Hinterhuber, Hans H., Matzler, K., Bailon, F.,Sauerwein, E., (1996), The Kano Model: How To Delight Your Customers. Internasional Working Seminar on Production Economics, pp.313-327. 3. Parasuraman, A., Zeithalm, V., dan Berry L., (1988), SERVQUAL: A Multiple item Sale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Journal of Retaliling Tabel 6 Kriteria yang Harus Diprioritaskan untuk Ditingkatkan Kategori Kriteria Pernyataan Must-be R5 Kondisi KWH meter (perputaran angka sesuai dengan jumlah pemakaian) R4 Keandalan stabilitas tegangan listrik R3 Kondisi jaringan listrik (selalu stabil 24 jam) R2 Keakuratan perhitungan rekening listrik A6 Kejelasan informasi mengenai kerusakan yang terjadi R1 Keakuratan setiap catatan yang dilakukan oleh petugas pembaca meter RES4 Meter listrik dicatat tiap bulan E3 Adanya pelayanan informasi dan gangguan dari pelanggan E2 Kemudahan dalam menghubungi customer service (telepon 123) A4 Petugas pembaca meter yang ramah, sopan A3 Petugas loket yang ramah, sopan T7 Kuitansi/surat rekening sebagai bukti pembayaran selalu diberikan kepada pelanggan 4. Tan, K.C. and T.A. Pawitra, (2001), Integrating Servqual and Kano s M o d e l i n t o Q F D f o r S e r v i c e Excellence Development. Managing Service Quality, 11(6), pp.418-430. 5. Tjiptono, Fandi & Gregorius Chandra, (2005), Service, Quality & Satisfaction, Penerbit ANDI, Yogyakarta. 6. Tjiptono, Fandi & Gregorius Chandra, (2008), Ser vice Manage ment, P e n e r b i t A N D I, Y o g y a k a r t a. 7. Walden, D., (1993), Special issue on Kano s Methods for Understanding Customer Defined Quality, The Center for Quality of Management Journal, vol. 2. No.4, pp.3-35. 8. Widodo, Method of Successive Interval, (2009), diakses 12 Januari 2010 (http://www.methode -ofsuccessive-interval-1875481.htm Onedimensional E4 A6 RES1 A7 RES2 RES3 Kenaikan tarif diimbangi dengan peningkatan kualitas Kejelasan informasi saat akan terjadi pemadaman listrik Kecepatan tanggapan dalam melayani permohonan pengajuan pasang baru atau perubahan daya Pergiliran listrik pada masing-masing rumah pelanggan wajar (pemadaman merata) Kecepatan petugas dalam menanggapi keluhan pelanggan (sesuai dengan waktu yang dijanjikan) Prosedur pemasangan sambungan baru atau perubahan daya sederhana Attractive E5 Kompensasi terhadap pelanggan atas kesalahan yang dilakukan petugas T6 Kemudahan untuk memperoleh pamflet/buku petunjuk tentang informasi pelayanan T5 Papan petunjuk penting harus terpasang dan mudah dibaca A2 Kelancaran dalam proses pembayaran melalui bank-bank setempat J@TI Undip, Vol V, No 2, Mei 2010 84

J@TI Undip, Vol V, No 2, Mei 2010 80