Kata kunci : Jalan tol Gempol-Pasuruan, analisa kelayakan, Analisa ekonomi,analisa finansial

dokumen-dokumen yang mirip
FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN - GEMPOL

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Barat Dalam Kota Surabaya

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER PASAR KEMBANG DARI SEGI EKONOMI. Disusun oleh: Wahyu Kartika Sari ( )

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR TIMUR MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

TUGAS AKHIR ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN JALAN ARTERI RAYA SIRING-PORONG. Oleh : Giscal Dwi Sagita

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LAYANG NON TOL KAMPUNG MELAYU-TANAH ABANG

Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

RISKI RAMADHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

t= t 0 exp(v/q) = 0,0226 exp(0,174) = 0,0269 jam

2. Bagaimana kelayakan proyek tersebut bila dihitung dengan metode Benefit Cost Ratio? BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Jalan Ahmad Yani, frontage road, Jalan layang tol,kinerja, travel time.

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

I LANGKAH D : PERILAKU LALU-LINTAS Derajat Kejenuhan Kecepatan Dan Waktu Tempuh Iringan (peleton)

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

BAB III LANDASAN TEORI

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

ANALISA LALU LINTAS DAN EKONOMI JALAN RAYA PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD JALAN AHMAD YANI SISI TIMUR SURABAYA. Oleh : Frans Sinatra ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN-GEMPOL

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN REL KERETA API DI PETERONGAN JOMBANG DITINJAU DARI SEGI EKONOMI

ANALISIS EKONOMI DARI RENCANA JALAN TOL YOGYAKARTA - KLATEN DENGAN METODE RASIO MANFAAT BIAYA

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

komposisi lalu lintas, dan perilaku pengemudi di Indonesia. mengacu pada Spesifikasi Standar Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota 1990.

Gol I. Gol IIb. Gol I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB V PEMBAHASAN. merupakan jalur utama perekonomian Jawa Bali Nusa Tenggara. Seiring

UCAPAN TERIMA KASIH. Bukit Jimbaran, Maret Penulis

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

Tabel 6.17 Nilai Waktu saat Forecasting

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

E:mail :


ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

Kajian Perubahan Status Jalan Provinsi Menjadi Nasional Pada Ruas Jalan Ketapang Batas Kabupaten Pamekasan, Madura (No.link 224)

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BAB III LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci: Kinerja Ruas Jalan, Nilai Waktu, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Biaya Perjalanan.

ANALISIS BIAYA PERJALANAN AKIBAT TUNDAAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

LAMPIRAN A (Hasil Pengamatan)

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNGAN FLYOVER MELINTANG REL KERETA API

Transkripsi:

ANALSS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN Citto Pacama Fajrinia, Hera Widiyastuti Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, nstitut Teknologi Sepuluh Nopember (TS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya E-mail : h_w_dyas2004@yahoo.co.uk Abstrak Pasuruan merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang terkenal sebagai kawasan industri dan pariwisata seperti gunung Bromo dan Taman Safari yang membuat Pasuruan banyak dikunjungi. Untuk memperlancar transportasi dan memacu pertumbuhan ekonomi di Pasuruan, pemerintah membangun jalan tol Gempol-Pasuruan. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisa lalu-lintas jalan tol Gempol Pasuruan dan melakukan analisa kelayakan secara ekonomi dengan menggunakan cara Jasa Marga sebagai dasar analisa biaya operasional kendaraan (BOK). Data sekunder yang dilampirkan adalah data jumlah penduduk, PDRB, PDRB perkapita, dan data penunjang lainnya. Adapun analisa kelayakan secara ekonomi akan ditentukan berdasarkan nilai rasio antara penghematan BOK dan nilai waktu yang didapat dengan biaya pembuatan jalan. Sedangkan untuk analisa kelayakan secara finansial akan ditentukan berdasarkan nilai rasio antara income investor yang didapat dengan biaya pembuatan jalan tol. Dalam Tugas Akhir ini nilai DS pada kondisi eksisting pada Tahun 203 Segmen = 0,635, Segmen 2 = 0,739, Segmen 3 = 0,63 < belum mengalami kejenuhan, tetapi pada tahun yang akan datang jalan eksisting mengalami kejenuhan karena nilai DS>. Sedangkan nilai BCR> dan NPV>0 untuk analisa ekonomi, sedangkan nilai BCR> dan NPV>0 untuk analisa finansial dengan nilai RR>6% (tingkat suku bunga relevan). Sehingga pembangunan jalan tol dikatakan layak secara analisa ekonomi dan analisa finansial. Kata kunci : Jalan tol Gempol-Pasuruan, analisa kelayakan, Analisa ekonomi,analisa finansial. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting dalam berkembangnya suatu wilayah. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh sistem transportasi yang ada. Pergerakan manusia dan barang tidak akan terjadi bila tidak difasilitasi sarana dan prasarana transportasi. Pembangunan sistem transportasi memegang peran penting untuk mendorong investasi baik untuk sektor pariwisata, pertanian, industri, maupun perdagangan. Pasuruan merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang terkenal sebagai kawasan industri dan pariwisata, membuat Pasuruan mengalami pertumbuhan yang pesat di bidang ekonomi dan industri. Pertumbuhan yang tinggi di bidang ekonomi dan industri tentu disertai dengan tingginya intensitas kegiatan dan pergerakan manusia dan barang. Dengan bertambahnya pergerakan, hal ini dapat menimbulkan masalah dalam bidang transportasi. Untuk memperlancar transportasi dan memacu pertumbuhan ekonomi di Pasuruan, Pemerintah membangun Jalan Tol Gempol-Pasuruan sepanjang 34,5 km. Jalan tol adalah jalan bebas hambatan yang merupakan bagian dari sistem jaringan jalan dimana penggunanya harus membayar tariff tol. Jalan tol sering menjadi pilihan para pengguna jalan, karena pengguna jalan dapat menghemat waktu tempuh perjalanan. Pembangunan jalan tol diperlukan karena melihat pertimbangan biaya operasional kendaraan waktu berhenti, berjalan atau bergerak dengan kecepatan rendah akibat terbaurnya aktivitas sekitar jalan, serta waktu tempuh perjalanan. Dengan adanya jalan tol, para pengguna jalan memiliki alternatif lain selain jalan yang ada sekarang dan juga dapat menghemat waktu tempuh perjalanan dan biaya operasional kendaraan (BOK). Nilai waktu adalah nilai dari waktu yang terbuang saat bertransportasi sebagai bagian analisa ekonomi transportasi, nilai ini meningkat dengan bertambah lamanya waktu perjalanan. Dalam analisa ekonomi transportasi terhadap suatu proyek transportasi, salah satu aspek yang dinilai sebagai manfaat proyek tersebut adalah penghematan waktu. Biaya operasional kendaraan (BOK) adalah biaya yang digunakan kendaraan untuk beroperasi dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain. Komponen biaya operasional kendaraan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu konsumsi bahan bakar, konsumsi minyak pelumas (oli), konsumsi ban,upah kru, pemeliharaan, penurunan nilai (depresiasi), bunga, dan Fixed cost. Setiap pembangunan yang dilakukan diperlukan adanya studi kelayakan untuk mengetahui layak atau tidaknya pembangunan tersebut. pembangunan jalan tol membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itu pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan yang memerlukan analisa kelayakan pembangunannya, agar tidak mengalami kerugian dari biaya yang dikeluarkan untuk membangun. Oleh karena itu tugas akhir ini bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai analisa kelayakan pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan. Untuk mengetahui layak atau tidaknya pembangunan jalan tol ini yaitu dengan cara merekapitulasi data-data volume kendaraan yang bisa dihitung untuk menganalisa keuntungan atau kerugian yang dapat diperoleh oleh pengguna jalan bila melintas di Jalan Tol Gempol-Pasuruan dari segi penghematan biaya operasional kendaraan dan nilai waktu.

2 Gambar Lokasi jalan tol Gempol-Pasuruan. TNJAUAN PUSTAKA Pada tugas akhir ini digunakan Manual Kapasitas Jalan ndonesia untuk analisa lalu lintas dan formula Jasa Marga untuk analisa ekonomi dan finansial. Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 2.. HASL DAN PEMBAHASAN 3. Pertumbuhan Volume Kendaraan Pada tugas akhir ini, pertumbuhan volume kendaraan dipengaruhi oleh 3 hal yaitu pertumbuhan PDRB untuk kendaraan industri (Truk), PDRB perkapita untuk kendaraan pribadi dan jumlah penduduk untuk angkutan umum. Tabel 3. Data Hasil Traffic Counting Volume Kendaraan (Kend/Jam) Arah Barat Ke Timur Tahun 202 Segmen Jam Puncak V V V 8.00-9.00 670 20 29 3 5 20 2 8.00-9.00 565 35 23 6 4 994 3 6.00-7.00 58 39 5 32 4 76 (Sumber : Transmarga Jatim) Tabel 3.2 Data Hasil Traffic Counting Volume Kendaraan (Kend/Jam) Arah Timur Ke Barat Tahun 202 Segmen Jam Puncak V V V 6.00-7.00 629 54 3 20 5 759 Total 2865 2637 2324 Total 2498 2 06.00-07.00 385 4 7 2 34 359 3 06.00-07.00 296 42 22 4 2 2983 407 3359 (Sumber : Transmarga Jatim) Gambar 2. Metodologi Tugas Akhir Peramalan volume kendaraan dihitung dari tahun 204 sampai 2034 dengan menggunakan rumus : F = P( + i) n dimana, F = volume pada tahun yang diinginkan P = volume pada tahun 202 i = faktor pertumbuhan kendaraan n = rentang waktu pertumbuhan (tahun) 3.2 Kapasitas Jalan Persamaan untuk menentukan kapasitas jalan luar kota berdasarkan MKJ 997 adalah : C = Co x FCw x FCsp x FCsf (smp/jam) C = kapasitas Co = kapasitas dasar= 4 lajur x 700 smp/jam = 6800 smp/jam FCw = faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas= 0,9 karena lebar lajur 3 m FCsp = faktor penyesuaian akibat pemisahan arah = karena tipe jalan 4/2UD dengan pembagian arah 50-50 FCsf = faktor penyesuaian akibat hambatan samping= karena jalan tipe 4/2UD dengan hambatan samping rendah dan lebar bahu efektif 2 m Maka kapasitas jalan eksisting per jalur (C) = 6800 x 0,9 x x = 688 smp/jam Sedangkan persamaan untuk menentukan kapasitas jalan tol berdasarkan MKJ 997 adalah : C = Co x FCw C = kapasitas jalan tol (smp/jam)

3 Co = kapasitasdasar jalan tol = 2 lajur x 2300 smp/jam/lajur = 4300 smp/jam/arah FCw = faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas = karena lebar lajur 3.6 m Maka kapasitas jalan Tol Gempol-Pasuruan per jalur (C) = 4300 x = 4300 smp/jam/arah 3.3 Derajat Kejenuhan (DS) Jalan Eksisting Derajat kejenuhan merupakan rasio arus jalan terhadap kapasitas jalan, yang digunakan untuk mengetahui perilaku lalu lintas pada suatu simpang ataupun segmen jalan. Derajat kejenuhan ini nantinya digunakan untuk menentukan faktor koreksi lalu lintas (kl) pada perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus : DS = Q/C DS = derajat kejenuhan Q = arus total lalu lintas (smp/jam) C = kapasitas jalan (smp/jam) 3.4 Kecepatan Arus Bebas Kecepatan arus bebas dihitung untuk nantinya digunakan untuk mencari nilai kecepatan tempuh kendaraan. Kecepatan arus bebas dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : a. Kecepatan arus bebas pada jalan luar kota Berdasarkan MKJ, perumusan kecepatan arus bebas pada jalan luar kota adalah:. Kecepatan arus bebas LV FV LV = (Fv o + FV w ) x FFV sf x FFV rc FV LV = kecepatan arus bebas LV (km/jam) FVw = Penyesuaian kecepatan akibat lebar jalan FFV SF = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu jalan FFV RC = Faktor penyesuaian akibat kelas fungsi jalan dan guna lahan 2. Kecepatan arus bebas tipe kendaraan lain : FV MHV = FV MHV.O FFV x FV MHV.O /Fvo FFV = FVo FV FV = kecepatan arus bebas LV FV MHV.O =kecepatan arus bebas dasar MHV b. Kecepatan arus bebas pada jalan tol (jalan bebas hambatan) Berdasarkan MKJ, perumusan kecepatan arus bebas pada jalan tol adalah :. kendaraan ringan (LV) pada jalan bebas hambatan adalah: FV = FVo + FVw FV = kecepatan arus bebas LV FVw = penyesuaian untuk lebar efektif jalur lalu lintas 2. Kecepatan arus bebas tipe kendaraan : FV MHV = FV MHV.O + FVw (FV MHV.O /FVo) FV MHV.O = kecepatan arus bebas dasar MHV FV MHV = kecepatan arus bebas MHV FVw = penyesuaian kecepatan akibat lebar jalur 3.4. Kecepatan Kecepatan digunakan sebagai ukuran utama kinerja jalan dan juga sebagai masukan yang penting bagi pengguna jalan dalam analisa ekonomi. Untuk mendapatkan nilai kecepatan rata-rata digunakan grafik hubungan derajat kejenuhan dengan kecepatan arus bebas dari MKJ baik untuk jalan luar kota maupun jalan bebas hambatan. 3.4.2 Trip assignment Dengan perhitungan trip assignment dapat diketahui prosentase kendaraan yang membebani tiap-tiap ruas jalan. Trip assignment dapat dihitung degnan menggunakan rumus : 50 (d + 0,5t) P = 50 + ((d 50t) 2 + 4,5) 0.5 P = Persen Kendaraan yang melewati jalan tol Gempol Pasuruan d = Jarak yang dihemat bila menggunakan jalan tol Gempol Pasuruan (mil) t = Waktu yang dihemat bila menggunakan jalan tol Gempol Pasuruan (menit) Contoh perhitungan trip assignment pada jalan segmen kendaraan, Tahun 204 : panjang jalan tol Travel Time (TT) = kecepatan arus bebas di tol Tabel 3.3 Travel Time Jalan Tol Segmen Panjang Jalan Kecepatan a b Travel Time a b Segmen 3.9 88.8 70.64 65.59 9.39.8 2.72 (Sumber : Hasil Analisa dan Perhitungan) Sedangkan untuk jalan eksisting, digunakan kecepatan tempuh aktual hasil perhitungan sebelumnya, 4,7 km TT eksisting = = 5,57 menit 56 km/jam Maka persentase volume yang melewati jalan tol Gempol-Pasuruan pada tahun 203 adalah : d = 4,7km 3,9km= 0,8 km x 0.623 mil = 0,497 mil TT = TT eksisting - TT tol = 5,57 menit 9,39 menit = 6,36 menit

4 50 0,497 + 0,5(6,36) P = 50 + ( 0,497 50(6,36) 2 = 50,579 % + 4,5) 0.5 Jadi volume kendaraan yang melewati jalan Tol Gempol Pasuruan adalah 50,579% dan yang melewati jalan lama (eksisting) adalah 49,42% Perhitungan tersebut dilakukan untuk masing-masing golongan kendaraan sampai tahun 2034, sehingga volume kendaraan yang lewat tol bisa diketahui. 3.5 Biaya Operasional Kendaraan Biaya operasional kendaraan (BOK) adalah biaya yang digunakan kendaraan untuk beroperasi dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain (aktifitas transportasi). Metode yang digunakan untuk menghitung biaya operasional kendaraan dalam tugas akhir ini adalah dengan menggunakan formula Jasa Marga. Parameter yang digunakan untuk menghitung biaya operasional kendaraan adalah harga dari tiap-tiap komponen pada berbagai jenis kendaraan dan kecepatan. Berikut ini adalah asumsi yang dipakai untuk tiap-tiap jenis kendaraan yang berlaku pada saat dilakukan studi pada tahun 203. Berikut ini adalah harga-harga komponen BOK : a. Mobil Penumpang (4 ban) - Tipe kendaraan Xenia : Rp 6.200.000,- - Ban Bridgestone Turanza : Rp 77.000,- /ban - Bahan bakar bensin : Rp 6.500,- / liter - Oli mesin Prima XP 20w-50 : Rp 29500,- / liter b. Truk Kecil - Tipe kendaraan Hino Dutro 0 LD : Rp 206.50.000,- - Ban Bridgestone Turanza AR 0 (95/) VR 5 : Rp.03.000,- /ban - Oli mesin Meditran : Rp 30.000,- / liter - Tipe kendaraan Hino FL 235 JN : Rp 583.000.000,- - Ban Bridgestone Turanza AR 0 (95/) VR 5 : Rp.03.000,- /ban - Oli mesin Meditran : Rp 30.000,- / liter c. Truk Besar V - Tipe kendaraan Hino SG2J : Rp 680.000.000,- - Ban Bridgestone Turanza AR 0 (225/) VR 6 : Rp.300.000,- /ban - Oli mesin Meditran : Rp 30.000,- / liter V - Tipe kendaraan Hino FM320P, harga : Rp 876.000.000,- - Ban Bridgestone Turanza AR 0 (225/) VR 6 : Rp.300.000,- /ban - Oli mesin Meditran: Rp 30.000,- / liter 4.5. Perhitungan BOK Perkendaraan Contoh perhitungan BOK perkendaraan untuk jalan eksisting tanpa dibangun jalan tol pada tahun 203. a. Konsumsi Bahan Bakar Formula yang digunakan adalah : Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar [+(kk+kl+kr)] Konsumsi BBM dasar dalam liter/000km : = 0.0284V 2-3.0644V+4.68 = 59.36 lt/000 Km a = 2.26533*Konsumsi bahan bakar dasar = 33.963 lt/000 Km b = 2.90805*Konsumsi bahan bakar dasar = 7.97 lt/000 Km Konsumsi BBM : = 6492 rupiah/000km =.230.446 rupiah/000km =.230.450 rupiah/000km V =.579.548 rupiah/000km V =.579.548 rupiah/000km b. Konsumsi oli mesin Konsumsi pelumas = konsumsi pelumas dasar * faktor koreksi Konsumsi pelumas : - = 0.0027 *.50 x harga oli x 000Km = Rp 9.475,- /000Km - = 0.0054 *.50 x harga oli x 000Km = Rp 243.000,- /000Km - = 0.0054 *.50 x harga oli x 000Km = Rp 243.000,- /000Km - V = 0.0043 *.50 x harga oli x 000Km = Rp 93.500,- /000Km - V = 0.0043 *.50 x harga oli x 000Km = Rp 93.500,- /000Km c. Konsumsi Ban - : Y = 0.0008848V 0.0045333 x harga ban x 4 = Rp 38.827,- /000Km - : Y = 0.002356V 0.0064667 x harga ban x 6 = Rp 3.594,- /000Km - : Y = 0.002356V 0.0064667 x harga ban x 0 = Rp 59.323,- /000Km - V : Y = 0.005553V 0.0059333 x harga ban x 4 = Rp.98.748,- /000Km - V : Y = 0.005553V 0.0059333 x harga ban x 8 = Rp 54.247,- /000Km d. Pemeliharaan Suku cadang : Y = Y * harga kendaraan (Rp /000 Km) Y = pemeliharaan suku cadang per 000 Km - : Y = 0.0000064V + 0.0005567 = 0.00095 /000Km

5 Y = Rp 45.500,- /000Km - : Y = 0.0000332V + 0.002089 = 0.003663 /000Km Y = Rp 745.500,- /000Km - : Y = 0.0000332V + 0.002089 = 0.003663 /000Km Y = Rp 2.08.302,- /000Km - V : Y = 0.00009V + 0.005400 = 0.0023804 /000Km Y = Rp.68.672,- /000Km - V : Y = 0.00009V + 0.005400 = 0.0023804 /000Km Y = Rp 2.085.230,- /000Km Jam kerja mekanik : Y = Y * upah kerja per jam (Rp /000 Km) Y = jam montir per 000 Km - (LV) : Y = 0.00362V + 0.36267 = 0.56539 /000Km Y = Rp 5653,- /000Km - : Y = 0.023V +.97733 = 3.04039 /000Km Y = Rp 30.403,- /000Km - : Y = 0.023V +.97733 = 3.04039 /000Km Y = Rp 30.403,- /000Km - V : Y = 0.05V +.2200 =.87684 /000Km Y = Rp8.768,- /000Km - V : Y = 0.05V +.2200 =.87684 /000Km Y = Rp 8.768,- /000Km e. Depresiasi Y = Y * setengah nilai kendaraan (Rp./000 Km) Y = depresiasi per 000 Km - (LV) : Y = = 0.00377 /000Km 2.5v+25 Y = Rp 300.000,- /000Km - : Y = = 0.0057 /000Km 9.0v+450 Y = Rp 9.299,- /000Km - : Y = = 0.0057 /000Km 9.0v+450 Y = Rp 337.384,- /000Km - V : Y = = 0.00773 /000Km 6.0v+300 Y = Rp 2.836,- /000Km - V : Y = = 0.00773 /000Km 6.0v+300 Y = Rp 776.595,- /000Km f. Bunga Modal NT = 0.22% x harga kendaraan baru (Rp /000Km) - = Rp 349.800,- /000Km - = Rp 453.530,- /000Km - = Rp.282.0,- /000Km - V = Rp.496.000,- /000Km - V = Rp.927.200,- /000Km g. Asuransi Y = Y x nilai kendaraan (Rp /000Km) Y = Asuransi per 000Km - (LV) : Y = 38 = 0.00357 /000Km 500v Y = Rp 25.785,- /000Km - : Y = = 0.0005072 /000Km 257.42857v Y = Rp 04.568,- / 000Km - : Y = = 0.0005072 /000Km 257.42857v Y = Rp 295.724,- / 000Km - V : Y = = 0.0008087 74.2857v Y = Rp 549.924,- /000Km - V : Y = = 0.0008087 74.2857v Y = Rp 708.43,- /000Km BOK Total biaya = Biaya gerak (konsumsi bahan bakar + konsumsi oli mesin + pemakaian ban + depresiasi kendaraan) + Biaya tetap (biaya bunga modal + biayaasuransi) = Rp.96.964,- /000Km BOK per tahun untuk Tahun 203 : = BOK x 365 hari x panjang jalan /000Km x vol. Kendaraan (Kend/Hari) = Rp 224.727.352.547,- Untuk perhitungan BOK total golongan,, V dan V digunakan langkah yang sama dengan BOK golongan. Perhitungan dilakukan dari tahun 203 hingga 2034 untuk masing-masing arah baik dalam kondisi tanpa dibangun jalan tol maupun dengan dibangun jalan tol. Untuk perhitungan lebih lanjut lihat pada tugas akhir. 4.5.2 Penghematan BOK Setelah perhitungan BOK perkendaraan, dapat dicari total BOK saat kondisi tanpa dibangun jalan tol maupun kondisi dengan dibangun jalan tol. setelah itu, penghematan BOK dapat dihitung dengan cara mencari selisih antara BOK kondisi tanpa dibangun jalan tol dan dengan dibangun jalan tol.

6 4.6 Nilai Waktu (Time Value) Mengingat tidak adanya angka nilai waktu yang mewakili di Pasuruan ini, maka untuk nilai waktu dasar digunakan Formula Herbert Mohring, yaitu ongan sebesar 2287 rupiah, golongan a sebesar 8534 rupiah dan golongan b sebesar 3768. Namun nilai-nilai tersebut merupakan nilai pada tahun 996, sehingga harus digunakan rumus future worth untuk mendapat nilai waktu pada tahun 204 sampai 2034. Rumus future worth : F = P( + i) n dimana, F = nilai pada tahun yang diinginkan P = nilai pada tahun 996 i =.75% (inflasi rata-rata dari tahun 996-203) n = rentang waktu pertumbuhan (tahun) contoh perhitungan nilai waktu minimum golongan pada tahun 203 : F = 00( +.75%) 7 = 20.302 rupiah Perhitungan yang sama dilakukan untuk nilai waktu minimum dan nilai waktu dasar semua jenis kendaraan sampai dengan tahun 2034. Untuk mendapatkan nilai waktu per tahun, nilai waktu dasar harus dikalikan dengan K (0.25) untuk Jawa Timur), waktu tempuh kendaraan dan jumlah kendaraan per hari selama tahun. Setelah didapatkan nilai waktu perkendaraan, dapat dicari nilai waktu saat kondisi tanpa dibangun jalan tol dan dengan dibangun jalan tol. 4.7 Analisa Ekonomi 4.7. Analisa Net Present Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio (BCR) Analisa arus kas Biaya investasi pembangunan jalan = Rp 2.700.000.000.000,- Biaya operasional dan maintenance per tahun diasumsikan sebesar Rp 27.000.000.000,- dan mengalami peningkatan sesuai inflasi yaitu,75% per tahun. Pendapatan/tahun =penghematan BOK+ penghematan nilai waktu Umur rencana jalan = 20 tahun Tingkat suku bunga (B rate) = 6% Maka dari data diatas dapat dihitung nilai present worth benefit dan present worth cost, dapat diketahui NPV total = Rp 52.208.572.925.497 Rp 3.72.946.907.688 = Rp 48.486.626.07.809,- Rp 52.208.572.925.497 BCR = = 40,894 Rp 3.72.946.907.688 Karena nilai NPV>0 dan BCR>, maka proyek pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan dapat dikatakan layak secara ekonomi. 4.8 Analisa Finansial Analisa finansial tol Gempol-Pasuruan menggunakan metode NPV, BCR dan RR. Penerapan metode BCR dan NPV pada analisa finansial ini sama dengan analisa ekonomi, terdapat perhitungan present worth cost dan present worth benefit. Sedangkan RR (nternal Rate of Return) merupakan metode untuk menentukan suku bunga dimana nilai pengeluaran harus sama dengan nilai pendapatan. Tarif yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah tarif terbaru Tol Waru-Juanda yang memiliki panjang jalan 2.8 km. Setelah dilakukan interpolasi, dengan panjang jalan tol Gempol-Pasuruan 34.5 km didapatkan tarif sebesar : = Rp 6.500,-, = Rp 24.500,-, = Rp 32.500,-, V = Rp 40.500,-, V = Rp 48.500,- Besarnya tarif tol setiap 5 tahun mengalami kenaikan sesuai dengan nilai inflasi rata-rata. Hasil analisa finansial dapat diketahui bahwa : NPV = Rp 7.3.85.308.397 Rp 3.72.946.907.688 = Rp 3.589.238.400.70,- BCR = Rp 7.3.85.308.397 Rp 3.72.946.907.688 =,9643 Karena nilai NPV>0 dan BCR>, maka proyek pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan dapat dikatakan layak secara finansial. Dan karena NPV>0 dan BCR> maka RR perlu dicari. Perhitungan RR dilakukan dengan cara trial and error atau coba-coba dapat diketahui RR = 4,93% dan payback period atau masa pengembalian modal adalah pada tahun 2024. V. KESMPULAN/RNGKASAN Dari hasil analisa dan perhitungan pada bab-bab sebelumnya dari sebelum pembangunan sampai umur rencana pembangunan, sehiingga didapatkan kesimpulan sebagai berikut :. Secara ekonomi jumlah penghematan total (NPV) sebesar Rp 48.486.626.07.809,- (NPV(+)) dan nilai BCR sebesar 40,894 (BCR>0). Sehingga dari segi ekonomi pembangunan jalan tol Gempol Pasuruan dinyatakan layak dari segi ekonomi karena manfaat yang diterima lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. 2. Secara finansial jumlah NPV sebesar Rp 3.589.238.400.70,- (NPV(+)) dan nilai BCR sebesar,9643 (BCR>0) dan nilai RR>6% (tingkat suku bunga relevan). Sehingga dari segi finansial pembangunan jalan tol Gempol Pasuruan dinyatakan layak dari segi finansial karena pendapatan yang didapat dari tarif tol lebih besar dari biaya investasi yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil forcasting tahun ke depan pada jalan eksisting masih ada hasil Ds> oleh sebab itu sebaiknya kapasitas jalan diperbesar agar kinerja jalan pada ruas jalan tersebut tidak mengalami kejenuhan. DAFTAR PUSTAKA Bina Marga. 997. Manual Kapasitas Jalan ndonesia (MKJ). Jakarta : Bina Marga. Bina Marga. 2004. Peraturan Bina Marga No. 38 Undang- Undang Tentang Jalan. Jakarta : Bina Marga. Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit TB, Bandung. URL:http://www.transmargajatim.com URL:http://www.cms.co.id URL:http://www.bps.go.id URL:http:/www.bi.go.id