Call For Proposal for Sub Recipient IND-T-MOH:

dokumen-dokumen yang mirip
TOR ASISTENSI TEKNIS TASY#06 CAPACITY BUILDING SUB RECIPIENT (SR) DIBAWAH PRINCIPAL RECIPIENT (PR) TB AISYIYAH

Call for Proposal SUB-RECIPIENT (SR) NASIONAL COMMUNITY SYSTEM STRENGTHENING (CSS) DAN REMOVING LEGAL BARIER (RLB)

DUKUNGAN WHO INDONESIA TERHADAP STANDARISASI KURIKULUM PELATIHAN GIZI OLEH: SUGENG EKO IRIANTO

Kerangka Acuan Kegiatan PENGUATAN PERFORMA MANAJEMEN HUMAN RESOURCE DI PR TB GLOBAL FUND KEMENKES

Call for Proposal SUB-RECIPIENT NASIONAL ADVOKASI & TECHNICAL ASISTANCE PROGRAM PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS)

NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM

Call for Proposal A. SR NASIONAL ADVOKASI & TA PROGRAM WPS LATAR BELAKANG

Term of Reference LEMBAGA KESEHATAN PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA

Kerangka Acuan Rekrutmen/Pemilihan Sub Sub-Recipient

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

GLOBAL FUND FOR AIDS, TB & MALARIA INDONESIAN COUNTRY COORDINATING MECHANISM KELOMPOK KERJA HIV DAN AIDS

KERANGKA ACUAN KERJA REKRUTMEN/PEMILIHAN INSTITUSI PENELITIAN SKRINING HIV BERBASIS KOMUNITAS

KERANGKA ACUAN PENGUMUMAN Call for Sub Sub Recipient (SSR) NEW FUNDING MODEL (NFM) GF-ATM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

KERANGKA ACUAN KERJA REKRUTMEN/PEMILIHAN SUB-RECIPIENT Klinik Ramah LSL

Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015

ABSTRAK TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN HOSPITAL DOTS LINKAGE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG TAHUN 2012 DALAM UPAYA PENANGANAN TUBERKULOSIS PARU

Laporan Consultative Expert Working Group on Research and Development (CEWG on R&D): Financing and Coordination

SUPPORT TO NETWORK ACTIVITIES AND MEETINGS AT COUNTRY LEVEL Activity

PERAN LSM/KOMUNITAS DALAM KOLABORASI TB-HIV

NEW FUNDING MODEL (NFM) THE GLOBAL FUND ATM

Bahasan. Ignatius Praptoraharjo, PhD Rabu, 24 Februari 2016

DR. BAMBANG HARTONO, MSc MTAF Project Coordinator

Penguatan Sektor Komunitas

Dr. dr. H. Bachtiar Baso, M.Kes. Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2015 TESIS.

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

1. PerMENPANRB No. 1 Tahun 2012 tentang Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Call for Proposal SUB RECIPIENT (SR) NASIONAL PROGRAM PENJANGKAUAN WPS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Integrasi Sistem Manajemen. Ihda Taftazani

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

Sistem Kontrak dan Kewirausahaan dalam Kesehatan Masyarakat. Laksono Trisnantoro, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB

BAB I. Treatment, Short-course chemotherapy)

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas

Pengembangan Konsultan Kesehatan dengan Pendekatan Jarak Jauh dan Tatap Muka UGM, Yogyakarta 3 Oktober 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Keuangan

DITJEN PP&PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2011

Menuju Warsawa: Isu-isu Utama Negosiasi Pendanaan. Suzanty Sitorus Pokja Pendanaan Dewan Nasional Perubahan Iklim

PENILAIAN KINERJA MALCOLM BALDRIDGE

Pekerjaan yang Layak untuk Ketahanan Pangan

KNCV bekerja sama dengan Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis (NTP) yang didukung dan dibiayai oleh Global Fund memerlukan konsultan untuk

Strategi Penanganan TB di dunia kerja

ROADMAP FOR INCLUSIVE HEALTHCARE IN INDONESIA. Healthcare for Everyone

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

Tor Konsultan Untuk Mapping CSO

PESAN POKOK BAGAIMANA MENINGKATKAN PENDANAAN DAERAH UNTUK PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS?

PENGELOLAAN TAMAN MELALUI KERJASAMA PEMERINTAH-SWASTA. (Studi Kasus: Kota Bandung)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT

Entry Meeting Bimtek Kapabilitas APIP Ittama Setjen DPR RI. 8 Desember 2017

By: Dwi H a H ndono ndono Sulisty o Sulisty 1

Pusat Studi Kebijakan dan Sistem Kesehatan (PSKSK) Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran

Sekilas Knowledge Management. agus supangat


KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.01/IV/SK/230/2014

Pemaparan EXIT STRATEGY PHP I DIY. Kerjasama antara: PHP I DIY-Dinas Kesehatan Propinsi DIY-PMPK FK UGM

PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM COMMUNITY COLLEGE (PERGURUAN TINGGI KOMUNITAS)

BAB I. PENDAHULUAN. mengganti aktor pusat menjadi daerah dalam hal pengambilan kebijakan. dengan masyarakat. Dengan begitu, informasi tentang proses

Gambaran Indikator P 2. TB di Propinsi Sumatera Barat. Ade Suzana Eka Putri*

Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. Jakarta, 10 Desember 2012

REDD+ dan Tata Kelola Pemerintahan

PENINGKATAN KINERJA SUB RECIPIENT TB AISYIYAH MELALUI MANAJEMEN GAYA KEPEMIMPINAN DAN ETOS KERJA

EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DAN

ANALISIS KESESUAIAN KLAIM DENGAN REALITAS PEMBAYARAN PPK RUJUKAN DALAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA AKSI NASIONAL PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Pelembagaan atau institusionalisasi sektor kesehatan berada pada sebuah sistem terbuka yang disebut sistem kesehatan.

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM HIV & AIDS

Kelompok Keahlian Terapan Akuntansi dan Auditing. Road Map: P2M Politeknik Negeri Batam C2S

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

Untuk komunitas dari komunitas: Jangan hanya di puskesmas dan rumah sakit!

BAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi

Call for Proposal SR NASIONAL PROGRAM PENJANGKAUAN WPS

KEBIJAKAN NASIONAL KOLABORASI TB HIV

9/10/2012. Mobilization Framework. (kerangka pikir, kerangka kerja, duduk perkara) Eko K. Komara. faktor #1. kesesuaian anatomi

Konservasi dan Perubahan Iklim. Manado, Pipin Permadi GIZ FORCLIME

Abstrak

MANAJEMEN RESIKO DALAM PELAYANAN KESEHATAN: KONSEP DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

PESAN POKOK APAKAH PEMERINTAH INDONESIA MAMPU MENGAKSELERASI PEMBIAYAAN OBAT-OBATAN STRATEGIC USE OF ANTIRETROVIRAL (SUFA)?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN 2009

Kata kunci : (1) Pengembangan masyarakat, (2) Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat.

Resource Mobilization Framework

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia. Penyakit ini membunuh 1,5 juta orang pada tahun 2014 (1,1 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pembangunan berkelanjutan harus menyentuh seluruh aspek,

HARMONISASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 DAN ISO DI TAHUN 2015

Manajemen Proyek. Ian Sommerville 2004 Software Engineering, 7th edition. Chapter 1 Slide 1

petunjuk untuk mengukur perubahan

Transkripsi:

Call For Proposal for Sub Recipient IND-T-MOH: Accelerating Action towards Universal Access to Quality TB Control in Indonesia Pengendalian TB di Indonesia menunjukkan berbagai keberhasilan yang sudah diakui ditingkat global. Dewasa ini, Indonesia masih termasuk 4 besar Negara dengan beban TB tertinggi didunia. Keberhasilan ditunjukan dengan adanya peningkatan angka notifikasi TB yang sangat signifikan dan konsisten dari 32 /100.000 (tahun 2000) menjadi 136/100.000 (tahun 2011). Pada akhir tahun 2011, penemuan kasus TB mencapai 83,5 % dari 70% yang ditargetkan dan keberhasilan pengobatan TB telah mencapai 90,3 % lebih dari target 85%. Sedangkan angka kematian TB turun lebih dari 50%, dari 92/100.000 pada tahun 1990 menjadi 27/100.000 pada tahun 2010. Namun demikian laporan dalam WHO global masih menunjukkan bahwa jumlah kasustb di Indonesia masih sekitar 5,8 % dari total kasus TB dunia dan setiap tahun terdapat 450.000 kasus baru TB dengan kematian sekitar 64.000 orang. Saat ini tantangan yang terbesar adalah belum optimalnya akses universal terhadap layanan TB berkualitas dikarenakan oleh under-reporting dan under-diagnosis, serta berbagai tantangan terkait peningkatan Multiple Drug Resistant (MDR TB), koinfeksi TB-HIV, dan penanganan TB anak. Indonesia telah menerima dana hibah dari Global Fund untuk R10 pada Juli 2011, yang kemudian digabung dengan R-8 phase 2 (MOH) menjadi SSF TB phase 1 dengan grant number: IND-T-MOH dengan Principal Recipient ( PR): Direktorat Jenderal PP dan PL, Kementerian Kesehatan, dan Sub Recipient (SR), Dinas Kesehatan Provinsi serta SR Non Government Organization (NGO), Organisasi Profesi dan instansi terkait. Sebanyak 33 propinsi yang terdiri dari 482 kabupaten/kota serta 13 NGO menjadi SR GF Komponen TB. Proposal GFATM R10 sejalan dengan Strategi Nasional pengendalian TB 2010-2014, yang mencakup analisis kesenjangan keuangan untuk program pengendalian TB lima tahun kedepan dan berdasarkan rekomendasi dari hasil JEMM tahun 2007. Strategi Nasional untuk Pengendalian TB 2010-2014 memberikan strategi dalam pencapaian

MDG untuk program pengendalian TB dan mengidentifikasi kesenjangan dalam sumber pendanaan pemerintah dan lainnya untuk mempercepat program pengendalian TB di Indonesia sebagai bagian dari strategi TB. Strategi Nasional ini juga masuk dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah 2010-2014 yang mencakup target spesifik untukpengendalian TB. Goal: Mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait TB dan MDR-TB serta memperkuat system kesehatan di masyarakat dalam rangka meningkatkan kinerja pengendalian Tuberkulosis di Indonesia. Tujuan: 1. Memperluas intervensi yang efektif untuk mencapai akses universal dalam pencegahan dan pengobatan DOTS berkualitas dan PMDT, khususnya di daerah terpencil. 2. Menyempurnakan system kesehatan dalam konteks Pengendalian TB untuk meningkatkan sector layanan public dan mengatasi kendala yang masih ada dalam system informasi kesehatan terintegrasi, pengadaan obat & system distribusi, jumlah dan mutu layanan diagnostik, motivasi dan kemampuan pekerja kesehatan. 3. Meningkatkan peran serta komunitas dalam system penguatan Program Pengendalian TB dengan meningkatkan partisipasi yang efektif dan efisien dari CBO, FBO dan organisasi lainnya untuk mendapatkan hasil kerja yang mempunyai dampak yang terukur secara nasional. SSF Komponen TB fase 1 sudah dimulai pada Juli 2011 Desember 2013 dan fase 2 akan dimulai pada Januari 2014 Desember 2016. Pada fase 1, SR yang terlibat adalah 33 Dinas Kesehatan Provinsi, 13 NGO serta 4 Institusi yang merupakan SR Khusus. Pada tanggal 5 Desember 2012, CCM Indonesia menerima undangan untuk Request for Continuation Funding for IND-T-MOH, untuk itu PR MOH bersama dengan TWG/CCM mempersiapkan Concept Note untuk Grant Renewal. Mengingat pelibatan

SR non provinsi pada fase 1 dirasakan sangat bermanfaat dan membantu untuk memberikan daya ungkit terhadap beberapa indikator kunci, maka direncanakan pelibatan yang lebih luas sebagai mitra PR MOH dalam SSF TB fase 2. Pada fase 2 ini ada beberapa mekanisme pelibatan mitra, yaitu: 1. Melibatkan kembali SR yang sudah bergabung difase 1 2. Melakukan evaluasi bagi mitra potensial dan diminta menjadi SR (sebelumnya hanya sebagai implementing unit) 3. Membuka peluang bagi mitra yang belum terlibat melalui call for proposal Ketiga mekanisme tersebut diatas akan melalui proses seleksi oleh Technical Working Group (TWG) TB dan Kementerian Kesehatan. Dalam pelibatan mitra, Service Delivery Area (SDA) yang telah ditetapkan oleh PR komponen TB adalah penguatan Health System Strengthening (HSS) dan Community Health System Strengthening (CSS). Tujuan yang hendak dicapai serta SDA terkait dapat dilihat dibawah ini. Objective 2: Strengthened health systems with focus on improving quality of service delivery and optimizing TB case management SDA 2.1. Service Delivery Accelerating public and private hospital involvement from 30% to 80% by 2014. Activities focus on implementation of ISTC; adopting quality DOTS as a criteria for hospital accreditation; networking between hospitals and health centers for more effective referral; and lab quality assurance system strengthening SDA 2.4. Health Financing: To improve financing to ensure optimal accountability of funding and embedding planning for TB control in national and local development budgets (APBN, APBD), gradually phasing out external donor support. The activities are mainly establishment of network, advocacy, lobby and integrated planning.

SDA 2.5 Health Information System:Indonesia is categorized as high impact country. More enriched and impact measurements should be encouraged as basis for future policy direction. Objective 3: Strengthened community systems to empower communities for sustained TB control SDA 3.1. Monitoring and Documentation of community and government interventions: activities supporting implementation of the amended Indonesian ACSM Framework, including enhanced participation of NGOs in national consultative forums. SDA 3.2. ACSM: supporting local NGO s to actively engage and advocate with decision makers in district parliaments; Implementation of the recently developed advocacy tools; supporting NGOs in development of advocacy messages and campaigns SDA 3.3. Building community linkages, collaboration and coordination: fostering linkages between NTP and communities by engaging women and youth organizations as well as HIV /AIDS NGOs and other local NGOs/FBOs in suspect identification, referral for laboratory examination and treatment monitoring. SDA 3.4. HR Skill building for service delivery, advocacy and leadership: capacity building of NGOs currently engaged in TB control:leadership training for policy and advocacy roles at national levels and management, planning, monitoring & evaluation, gender auditing. SDA 3.6. Service availability, Use and Quality: interventions under this SDA mainly encompass development of a general guideline and a protocol for engagement of local NGOs describing the minimum standards for quality DOTS services;development of referral systems between local NGOs and local health services SDA 3.7 Monitoring & Evaluation, Evidence Building: this SDA mainly entails community monitoring and evaluation of their involvement with feedback mechanism, including on linkage, referral systems, and clinical services

Padafase 2 ini tidak hanya komponen CSS yang menjadi focus area kegiatan SR, namun juga komponen HSS. SR calon mitra bisa dari Organisasi Kemasyakatan, LSM lokal, Organisasi Keagamaan, Organisasi profesi, Lembaga Penelitian, serta organisasi lain yang bisa memberikan kontribusi positif terhadap pengendalian TB. SR calon mitra yang berminat harus segera mengajukan proposal dengan prinsip proposal yang low cost- high effectiveness- high sustainability. Diharapkan para mitra yang nantinya terlibat dalam fase 2 ini akan mengungkit pencapaian target dan indikator Program Pengendalian TB. Proposal ditujukan kepada PR Kemenkes IND-T-MOH, Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung, c.q. Sub Direktorat Tuberkulosis, Jl. Percetakan negara 29 Gedung B lantai 4. Deadline waktu pengajuan proposal untuk fase 2 ini adalah tanggal 20 Februari 2013. Selanjutnya proses review proposal oleh tim dilakukan pada tanggal 20-28 Februari dan pengumuman kandidat SR akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2013. Penetapan SR akan dilakukan setelah proses verifikasi oleh LFA pada bulan April 2013.