DITJEN PP&PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DITJEN PP&PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2011"

Transkripsi

1 LAPORAN SITUASI TERKINI PERKEMBANGAN TUBERKULOSIS DI INDONESIA Januari-Juni 211 DITJEN PP&PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI 211 * Data dapat dikutip dan dipublikasikan dengan menyebutkan sumber 1

2 1. Pencapaian Program Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Pada awal tahun 1995 WHO telah merekomendasikan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) sebagai strategi dalam penanggulangan TB dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective), yang terdiri dari 5 komponen kunci 1) Komitmen politis; 2) Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya; 3) Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan; 4) Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu; 5) Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan. Pengembangan strategi DOTS sampai dengan tahun 21 telah dilaksanakan di seluruh provinsi (33 provinsi) pada 52 kabupaten/ kota yang ada. Pada sarana fasilitas Kesehatan secara kuantitatif strategi DOTS telah dilaksanakan di Puskesmas (96%) dan di Rumah Sakit (4%) baik Rumah Sakit Pemerintah, Swasta, BUMN, TNI-POLRI, BBKPM/BKPM dan RSTP. a. Angka prevalensi, insidensi dan kematian Tabel 1.1 Angka Insidensi, Prevalensi dan Kematian TB di Indonesia, 199 dan 21 *) Kasus TB Per tahun Tahun 199 Tahun 21 Per 1. penduduk Per hari Per tahun Per 1. penduduk Per hari Capaian (%) Insiden Semua Tipe TB ,9 Prevalensi Semua Tipe TB ~ ~ 34,8 Insidensi Kasus Baru TB Paru BTA Positif NA NA NA NA Kematian ,6 *) Global Tuberculosis Control WHO Report, 211 Berdasarkan tabel 1.1 pada tahun 21, angka insidensi semua tipe TB, 45. kasus atau 189 per 1. penduduk, angka prevalensi semua tipe TB, 69. atau 289 per 1. penduduk dan angka kematian TB, 64. atau 27 per 1. penduduk atau 175 orang per hari sedangkan angka insidensi kasus baru TB Paru BTA positif pada tahun 21 tidak tersedia. Bila dibandingkan dengan tahun 199 (base line data) capaian insidensi semua tipe sebesar 44,9%, prevalensi semua tipe TB sebesar 34,8% dan angka kematian TB sebesar 7,6%. 2

3 b. Angka penjaringan suspek (suspect evaluation rate) Adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara 1. penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam satu tahun. Angka penjaringan suspek ini digunakan untuk Grafik 1.1 Angka Penjaringan Suspek TB (per 1. penduduk) di Indonesia Tahun *) mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan memperhatikan kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan). Berdasarkan grafik 1.1 angka penjaringan suspek tersebut, secara umum menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara signifikan, meskipun pada tahun 27 dan 29 terjadi penurunan. Grafik 1.2 *) Angka s/d tw Penjaringan Suspek TB (per 1. penduudk) Per Provinsi Tahun *) INA BENGKULU SUL-BAR SULSEL LAMPUNG BARAT KEPRI ,736 2,18 1,356 1,619 1,95 1, ,323 1,2 1,3 1,8 1,166 1,61 1, ,123 1,1 1, , 1,5 2, 2,5 Pada tahun 27 terjadi penurunan sebesar 82 per 1. penduduk dibandingkan tahun 26 dan tahun 29 terjadi penurunan sebesar sebesar 7 per 1. penduduk dibandingkan tahun 28. Pada tahun 21 angka ini terjadi peningkatan sebesar 57 per 1. penduduk dibandingkan pada tahun 29. Berdasarkan data sampai dengan triwulan 2 211, angka penjaringan suspek sebesar 55 per 1. penduduk. Berdasarkan grafik 1.2 angka penjaringan suspek per provinsi pada tahun 211 menunjukkan capaian 33 sampai dengan 2.18 per 1. penduduk, tertinggi Sulawesi Utara dan terendah Kepulauan Riau. 3 *) s/d triwulan 2 211

4 Jika dibandingkan dengan tahun 21, angka penjaringan suspek tertinggi adalah Sulawesi Utara sedangkan yang terendah adalah Maluku Utara. c. Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa (positivity rate) Adalah prosentase pasien BTA positif yang ditemukan di antara seluruh suspek yang diperiksa dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnosis pasien, serta kepekaan menetapkan kriteria suspek. Angka proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa ini sekitar 5-15%. Angka ini bila terlalu kecil (<5%) kemungkinan disebabkan antara lain; penjaringan suspek terlalu longgar, banyak orang yang tidak memenuhi kriteria suspek, atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negatif palsu). Sedangkan bila angka ini terlalu besar (>15%) kemungkinan disebabkan antara lain penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu). Berdasarkan grafik proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara suspek yang diperiksa dahak tahun masih dalam range target diharapkan (5-15%). Pada tahun 25-21, proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang terendah tahun 28 (1,5%) sedangkan yang tertinggi tahun 25 (13,%) sedangkan pada triwulan 2 tahun 211, proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa dahak mencapai 1,% Grafik 1.3 Proporsi TB Paru BTA Positif diantara Suspek di Indonesia Tahun *) s/d triwulan

5 Grafik 1.4 Proporsi TB Paru BTA Positif diantara Suspek Per Provinsi Tahun *) INA IR KEPRI SULBAR SULSEL BENGKULU LAMPUNG s/d triwulan Berdasarkan grafik 1.4, proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa dahaknya per provinsi tahun 21 mempunyai range 8,2-23,2%, tertinggi Maluku Utara dan terendah Bengkulu dan D.I. Yogyakarta. Sedangkan provinsi yang mempunyai angka di atas target sebanyak 3 provinsi (9,1%) yaitu Maluku Utara, Kepulauan Riau dan Jakarta. Pada triwulan 2 tahun 211, proporsi TB paru BTA positif di antara suspek terbesar yaitu Maluku Utara sedangkan yang terkecil adalah D.I. Yogyakarta. d. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh pasien TB Paru Adalah prosentase pasien TB paru BTA positif diantara semua pasien TB paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB paru yang diobati. Angka ini sebaiknya jangan kurang dari 65%. Bila angka ini jauh lebih rendah, itu berarti mutu diagnosis rendah, dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA Positif). s/d triwulan Grafik 1.5 Proporsi TB BTA Positif diantara Seluruh Pasien di Indonesia Tahun *)

6 Grafik 1.6 Proporsi TB BTA Positif diantara Seluruh Pasien Per Provinsi Tahun *) INA SULBAR BENGKU Target SULSEL 65% LAMPUN KEPRI IR s/d triwulan Berdasarkan grafik 1.5 proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh pasien TB Paru tahun , menunjukkan bahwa angka proporsi tersebut terendah pada tahun 28 (59,%) dan tertinggi tahun 25 dan 26 (66,%). Angka proporsi ini yang telah mencapai target ( 65%) pada tahun 25 dan tahun 26 sementara pada triwulan 2 tahun 211, angka proporsi tersebut sebesar 61.1%. Berdasarkan grafik 1.6, proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh pasien TB per provinsi tahun 211 mempunyai range 33,1-61,1%, tertinggi Sulawesi Tenggara dan terendah Jakarta. Provinsi yang sesuai target yang diharapkan ( 65%) sebanyak 2 provinsi (61%). Target 65% e. Angka notifikasi kasus (CNR=case notification rate) Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 1. penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. 6

7 Grafik 1.7 Angka Notifikasi BTA Positif dan Semua Tipe TB (per 1. penduduk) di Indonesia Tahun *) Berdasarkan grafik 1.7, angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA positif tahun menunjukkan peningkatan secara bermakna, meskipun pada tahun 27 terjadi penurunan tetapi meningkat kembali pada tahun 28. Angka notiifikasi semua kasus TB mempunyai trend yang hampir sama dengan angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA Positif. Sementara itu, angka notifikasi s/d triwulan kasus pada triwulan 2 tahun 211 untuk BTA positif sebesar 41 per 1. penduduk sedangkan angka notifikasi kasus untuk semua kasus sebesar 68 per 1. penduduk BTA Pos Pada grafik 1.8 angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA positif per provinsi triwulan 2 tahun 211 mempunyai range per 1. penduduk, tertinggi Sulawesi Utara dan terendah D.I. Yogyakarta. Dari grafik tersebut tampak bahwa cukup banyak provinsi di triwulan 2 tahun 211 yang mampu mencapai separuh dari pencapaian angka notifikasi kasus BTA positif di tahun Semua Tipe Grafik 1.8 Angka Notifikasi BTA Positif (per 1. penduduk) Per Provinsi Tahun *) INA SULBAR SULSEL IR BENGKU LAMPUN KEPRI s/d triwulan 2 211

8 Grafik 1.9 Angka Notifikasi Semua Tipe TB (per 1. penduduk) Per Provinsi Tahun *) INA IR SULBAR SULSEL LAMPUN BENGKU KEPRI Pada grafik 1.9, angka notifikasi semua tipe TB per provinsi tahun 211 mempunyai range per 1. penduduk, provinsi tertinggi Jakarta dan terendah D.I. Yogyakarta. Dari grafik tersebut tampak bahwa cukup banyak provinsi di triwulan 2 tahun 211 yang mampu mencapai separuh dari pencapaian angka notifikasi semua tipe kasus di tahun s/d triwulan f. Proporsi pasien TB anak diantara seluruh pasien TB Adalah prosentase pasien TB anak (<15 tahun) diantara seluruh pasien TB tercatat. Angka ini sebagai salah satu indikator untuk menggambarkan ketepatan dalam mendiagnosis TB pada anak. Angka ini berkisar 15%. Bila angka ini terlalu besar dari 15%, kemungkinan terjadi overdiagnosis. Pada tahun 25-27, pencatatan dan pelaporan Program TB belum mempunyai format yang memuat variabel anak secara terinci sehingga kasus TB anak pada tahun tersebut tidak dapat terlaporkan. 8

9 15 12 Target sekitar 15% Grafik 1.1 Proporsi TB Anak di antara Kasus TB di Indonesia Tahun *) Berdasarkan grafik 1.1, proporsi pasien TB anak diantara seluruh kasus TB pada tahun mempunyai range sebesar 9,4-11,2% (diharapkan sekitar 15%), terendah pada tahun 21 dan tertinggi pada tahun 28. Bila dibandingkan antara tahun terjadi penurunan sebesar,1%. s/d triwulan Target sekitar 15% Berdasarkan grafik 1.11, proporsi pasien TB Anak di antara seluruh kasus TB tahun 211 per provinsi mempunyai range 1,7%- 17,2%, dengan provinsi terendah Sulawesi Tengah dan tertinggi Jawa Barat. Provinsi yang mempunyai angka sesuai target yang diharapkan (target sekitar 15%) sebanyak 1 provinsi (3 %) yaitu Papua Barat Provinsi yang mempunyai angka diatas target sebanyak 1 provinsi (3%) yaitu Jawa Barat. Bila dibandingkan antara tahun 21 dengan tahun 211 terdapat 15 (45,5%) provinsi yang mengalami peningkatan, tertinggi Maluku (2%) dan terendah Jawa Timur dan Banten (,1%). Provinsi yang mengalami penurunan sebanyak 18 provinsi (81,8%), tertinggi Bengkulu (1,6%) dan terendah Sumatera Utara (,2%) INA LAMPUN KEPRI BENGKU SULBAR SULSEL Grafik 1.11 Proporsi TB Anak diantara Kasus TB Per Provinsi Tahun *) s/d triwulan Target sekitar 15% 9

10 g. Angka penemuan pasien baru TB Paru BTA positif (CDR=case detection rate) Adalah prosentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati dibanding jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Case Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan pasien baru BTA positif pada wilayah tersebut. Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh berdasarkan perhitungan angka insidens kasus TB paru BTA positif dikali dengan jumlah penduduk. Target Case Detection Rate Program Penanggulangan Tuberkulosis Nasional minimal 7% Grafik 1.12 Case Detection Rate (CDR) di Indonesia Tahun *) Berdasarkan grafik 1.12, menunjukkan bahwa pada tahun Angka penemuan pasien baru TB Paru BTA positif (CDR=Case Detection Rate) mempunyai range 67,7-78,3%, tertinggi pada tahun 21 dan terendah pada tahun 25. Pada triwulan 2 tahun 211, CDR sebesar 41.3%. 25 s/d triwulan Secara umum CDR menunjukkan peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun meskipun Catatan : Insiden BTA Positif = 1 per 1. penduduk pada tahun 27 terjadi penurunan (5,9%). Berdasarkan Target Global 7%, RJPM 73% target global (7%) CDR tahun 21 telah melebihi target sebesar 8,3%, sedangkan berdasarkan target RPJM (73%) telah melebihi sebesar 5,3%. Sedangkan bila dibandingkan antara tahun 29 dengan tahun 21 terdapat peningkatan CDR sebesar 5,2%. 1

11 Berdasarkan grafik 1.13, angka penemuan kasus baru TB Paru BTA Positif (CDR) per provinsi menunjukkan bahwa pada tahun 21 terdapat 8 provinsi (24,2%) yang mencapai target CDR 7% yaitu Sulawesi Utara, Jakarta, Gorontalo, Maluku, Banten, Sumatera Utara, Jawa Barat dan Sulawesi Tenggara. Sedangkan bila berdasarkan target RPJMN 73% terdapat 6 (18,2%) provinsi yang mencapai target yaitu Sulawesi Utara, Jakarta, Gorontalo, Maluku, Banten, Sumatera Utara, Pada tahun 211, CDR mempunyai range 13,%-55,5 %, dengan provinsi tertinggi Sulawesi Utara dan terendah Kalimantan Tengah. INA SULBAR BENGKU SULSEL LAMPUN KEPRI Grafik 1.13 Case Detection Rate (CDR) Per Provinsi Tahun *) Target Global 7%, RJPM 73% Catatan : Insiden BTA Positif = Sumatera : 164 per 1. penduduk, Jawa : 17 per 1. penduduk, DIY-Bali : 64 per 1. penduduk, Kawasan Timur Indonesia (KTI) ; 21 per 1. penduduk h. Angka konversi Angka konversi adalah prosentase pasien baru TB paru BTA positif yang mengalami perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif. Indikator ini berguna untuk mengetahui secara cepat hasil pengobatan dan untuk mengetahui apakah pengawasan langsung menelan obat dilakukan dengan benar. 11

12 Angka ini dihitung dengan cara mereview seluruh kartu pasien baru BTA Positif yang mulai berobat dalam 3-6 bulan sebelumnya, kemudian dihitung berapa diantaranya yang hasil pemeriksaan dahak negatif, setelah pengobatan intensif (2 bulan). Angka minimal yang harus dicapai adalah 8% Grafik 1.14 Angka Konversi di Indonesia Tahun *) *) s/d triwulan 1 tahun 211 Berdasarkan grafik 1.14, angka konversi pasien baru TB Paru BTA positif tahun mempunyai range 86,2%-88,7%, tertinggi tahun 29 dan terendah pada tahun 21. Sampai dengan triwulan 1 211, angka konversi mencapai 94.8%. Sedangkan perbandingan antara angka konversi tahun 21 dengan tahun 21 terjadi penurunan sebesar 4,1% Target 8% Berdasarkan grafik 1.15 angka konversi tahun 21 per provinsi mempunyai range 42,1%- 163,3%, tertinggi Jawa Timur dan terendah Papua. Provinsi yang telah mencapai target angka konversi (8%) sebanyak 22 provinsi (66,7%). Perbandingan antara tahun terdapat 15 provinsi (45,5%) yang mengalami peningkatan, tertinggi Jawa Timur (73,8%) dan terendah Sulawesi Selatan (,4%) sedangkan terdapat 18 provinsi (54,5%) yang mengalami penurunan, tertinggi Papua (22,9%). INDONESI SULSEL LAMPUNG SUL-BAR BENGKULU Kep. Grafik 1.15 Angka Konversi Per Provinsi Tahun 29-21*) *) s/d triwulan 1 tahun 211

13 i. Angka kesembuhan pengobatan (CR=cure rate )dan angka keberhasilan pengobatan (SR=Success Rate) Angka kesembuhan (CR) adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien baru TB paru BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Angka minimal yang harus dicapai adalah 85%. Angka kesembuhan digunakan untuk mengetahui hasil pengobatan. Walaupun angka kesembuhan telah mencapai 85%, hasil pengobatan lainnya tetap perlu diperhatikan, yaitu berapa pasien dengan hasil pengobatan lengkap, meninggal, gagal, default, dan pindah. Angka default tidak boleh lebih dari 5%, karena akan menghasilkan proporsi pasien pengobatan ulang yang tinggi di masa yang akan datang yang disebabkan karena penanggulangan TB yang tidak efektif. Peningkatan kualitas penanggulangan TB akan menurunkan proporsi kasus pengobatan ulang antara 1-2 % dalam beberapa tahun. Sedangkan angka pengobatan gagal untuk pasien baru BTA positif tidak boleh 2% untuk daerah yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak boleh 1% untuk daerah yang sudah ada masalah resistensi obat. Angka keberhasilan pengobatan (SR) menunjukkan prosentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Dengan demikian angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Angka ini dapat dihitung dengan cara mereview Grafik 1.16 Cure Rate dan Success Rate di Indonesia Tahun *) Success rate Cure rate seluruh kartu pasien baru BTA Positif yang mulai berobat dalam 9-12 bulan sebelumnya, kemudian dihitung berapa diantaranya yang sembuh setelah selesai pengobatan. Berdasarkan grafik 1.16, angka kesembuhan (cure rate) pengobatan kasus baru TB Paru BTA positif tahun 21 menunjukan peningkatan dari tahun meskipun angka *) s/d triwulan 2 tahun Target Global dan RPJMN 85%

14 ini masih dibawah target 85%, dengan range 81,2%-83,9%, terendah tahun 25 dan tertinggi tahun 21. Angka kesembuhan pada tahun triwulan 2 tahun 211 sebesar 82,% dan bila dibandingkan dengan tahun 21 angka ini mengalami penurunan sebesar 6,4%. Angka keberhasilan pengobatan (success rate) kasus baru TB Paru BTA positif tahun rata-rata telah mencapai target (85%), dengan range 89,5-91,2%, terendah pada tahun 25 dan tertinggi pada tahun 21. Pada tahun 211 angka keberhasilan pengobatan sebesar 88,4%. Bila dibandingkan antara tahun mengalami penurunan sebesar 2,8%. Angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan pasien yang ditemukan pada tahun 211 dapat dievaluasi pada tahun 212. Grafik 1.17 Cure Rate Per Provinsi Tahun *) INA LAMPUNG SULSEL BENGKULU SULBAR Kep BARAT Target Global dan RPJMN 85% *) s/d triwulan 2 tahun 211 Berdasarkan grafik 1.17 angka kesembuhan kasus baru TB Paru BTA positif tahun 211 per provinsi, terdapat 16 provinsi (48,5%) yang mencapai target (85%). Angka ini mempunyai range 44,8%- 93,%, dengan provinsi tertinggi Sulawesi Utara dan terendah Papua Barat. Perbandingan antara tahun terdapat 17 provinsi (51,5%) yang mengalami peningkatan, tertinggi Papua Barat (9,3%) dan terendah Papua (,1%). Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan sebanyak 16 provinsi (48,5%), tertinggi Kalimantan Barat (14,2%) dan terendah Sulawesi Selatan (,3%). Angka kesembuhan untuk pasien yang ditemukan pada tahun 211 dapat dinilai pada tahun

15 INA BENGKULU LAMPUNG SULBAR SULSEL BARAT Kep. Grafik 1.18 Success Rate Per Provinsi Tahun *) Target Global dan RPJMN 85% *) s/d triwulan 2 tahun 211 Berdasarkan grafik 1.18, angka keberhasilan pengobatan pasien baru TB Paru BTA positif per provinsi, terdapat 22 provinsi (66,7%) yang mencapai target (85%). Angka ini mempunyai range 57,6%-96,3%, dengan provinsi tertinggi Bengkulu dan terendah Kepulauan Riau. Perbandingan antara tahun terdapat 12 provinsi (36,4%) yang mengalami peningkatan, tertinggi Papua Barat (15,1%) dan terendah Bali (,5%). Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan sebanyak 21 provinsi (63,6%), tertinggi Kepulauan Riau (24,4%) dan terendah Sumatera Selatan (,5%). Angka keberhasilan pengobatan untuk pasien yang ditemukan pada tahun 211 dapat dinilai pada tahun

16 j. Angka Penemuan Kasus (CDR) dan Angka Keberhasilan Pengobatan (SR) Tabel 1.2 Keberhasilan provinsi berdasarkan pencapaian CDR dan SR Berdasarkan peta CDR-SR tahun 21, terdapat 8 provinsi (24,2%) yang telah mencapai CDR 7% dan SR 85% yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Maluku sedangkan provinsi yang mencapai target CDR kurang dari 7% dan SR kurang dari 85% sebanyak 6 (18,2%) provinsi yaitu Kepulauan Riau, Riau, DI Yogyakarta, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Provinsi lainnya dengan CDR kurang dari 7% dan SR 85% sebanyak 19 provinsi (57,6%). Berdasarkan perbandingan antara CDR-SR pada tahun 29 dan 21, pada tahun 29 terdapat 5 provinsi (15,2%) yang mencapai CDR 7% dan SR 85% yaitu Provinsi Banten,, Jawa Barat, Sulut dan Maluku, dan terjadi penambahan 3 provinsi pada tahun 21 yaitu Sumatera Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tenggara (24,2%). k. Angka Kesalahan laboratorium Angka kesalahan laboratorium yang menyatakan prosentase kesalahan pembacaan slide/ sediaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa pertama setelah di uji silang (cross check) oleh BLK atau laboratorium rujukan lain. Angka ini menggambarkan kualitas pembacaan slide secara mikroskopis langsung oleh laboratorium pemeriksa pertama. Untuk 8 provinsi (Bali, Nusa Tenggara Barat, Lampung, Jawa Barat,, Sumatera Selatan, Riau, dan Kalimantan Selatan) sudah melakukan uji coba untuk penerapan uji silang pemeriksaan dahak (cross check) dengan metode Lot Sampling 16

17 Quality ssessment (LQAS) di beberapa provinsi. Untuk masa yang akan datang akan diterapkan metode LQAS di seluruh UPK. Waktu penghitungan angka ini berdasarkan sediaan dahak yang dikirim laboratorium pemeriksa pertama dan BLK yang melakukan uji silang sekitar 3-6 bulan sebelumnya Grafik 1.19 Kabupaten yang ikut cross check di Indonesia Tahun TW TW Tw-3 21 Tw Tw Berdasarkan grafik 1.19, range kabupaten/ kota yang ikut cross pada tahun 21 sampai dengan triwulan 1 tahun ,7%, tertinggi pada triwulan 1 tahun 21 (92,7%) dan terendah pada triwulan 1 tahun 211 (34,%). Perbandingan antara triwulan 4 tahun 21 dengan triwulan 1 tahun 211 terjadi penurunan sebesar 9,5%. Grafik 1.2 Lab. pertama yg ikut cross check & Error Rate 5% di Indonesia Tahun Berdasarkan grafik 1.2, laboratorium pertama yang ikut cross check tahun 21 sampai dengan triwulan 1 tahun 211 mempunyai range 39,6-54%, tertinggi pada triwulan 1 tahun 211 dan terendah pada triwulan 2 tahun 21. Perbandingan antara triwulan 1 tahun 211 dengan triwulan 4 tahun 21 terjadi peningkatan sebesar 24,1% TW-1 21 TW-2 21 ER 5% Tw Tw Tw Lab pertama yg ikut cross check Laboratorium pertama dengan Error Rate 5% tahun 21 sampai dengan triwulan 1 tahun 211 mempunyai range 7,7-75,3%, tertinggi pada triwulan 1 dan terendah pada triwulan 3. Berdasarkan perbandingan antara triwulan 1 tahun 211 dengan triwulan 4 tahun 21 terjadi penurunan sebesar 3,7%. 17

18 2. Tantangan a. Beban masalah TB di Indonesia b. Ancaman HIV dan MDR c. Manajemen program yang lemah d. Keterbatasan pemerintah e. Target nasional dan global f. Eksternalitas desentralisasi dan reformasi kesehatan g. Koordinasi yang kurang memadai dalam upaya multi sektoral (Expanded and Comprehensive Respon) h. Respon yang belum berimbang antara upaya yang dihulu dan yang di hilir i. Potensi mitra dalam penanggulangan TB j. Tuntutan: mutu, transparansi, akuntabilitas k. Kebutuhan: ekspansi dan kesinambungan program TB l. Kepemilikan (ownership), kebijakan publik dan gerakan masyarakat yang mendukung program TB m. Pelibatan masyarakat sipil masih lemah dalam kebijakan, strategi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi n. Alokasi anggaran yang masih rendah o. Kecenderungan donor dependence yang akan berpengaruh terhadap sustainabilitas program. Oleh karena itu, perlu ada exit strategy pasca Global Fund untuk meningkatkan pendanaan dalam negeri 3. Strategi a. Meningkatkan ekspansi DOTS yang berkualitas b. Menangani TB-HIV, MDR-TB, TB Anak, Kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok populasi rentan lainnya c. Melibatkan semua penyedia layanan dalam pelaksanaan ISTC d. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB e. Memperkuat sistem kesehatan dan manajemen Program Pengendalian TB 18

19 f. Meningkatkan komitmen pemerintah pusat dan daerah g. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan informasi strategis 4. Aksi Tindak Lanjut a. Implementasi Rapid Diagnostic Test (Hain test, Gene Expert) mulai tahun 211 b. Integrasi materi TB dalam akredetasi RS mulai tahun 211 c. Pelibatan secara institusional IDI dan anggotanya dalam meningkatkan penemuan kasus d. Penguatan jejaring Laboratorium dan National TB Reference Laboratory (BBLK Surabaya, BBLK Bandung, Universitas Indonesia) e. Expansi External Quality Assurance System (EQAS) menilai mutu diagnostik keseluruh provinsi pada tahun 213 f. Ekspansi PMDT (Programatic Management Drug Resistance TB) yang bermutu ke seluruh provinsi g. Penguatan forum komunikasi TB Penguatan forum komunikasi TB dengan melibatkan secara aktif para mitra, lembaga swadaya pemerintah, swasta, masyarakat dan pasien menjadi gerakan terpadu nasional (Gerdunas) TB h. Peningkatan upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat melalui: - Penguatan TB dlm Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) sesuai evidence based - Pendekatan melalui local base initiative - Penguatan kelompok terdampak TB dalam jejaring komunitas TB (fungsi Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial) i. Penguatan koordinasi program TB dengan media melalui intensifikasi forum jejaring dengan media. j. Kesinambungan dan Penguatan Program Melanjutkan dan memperkuat program yang sudah berjalan dengan baik selama ini seperti : layanan DOTS di Puskesmas, kolaborasi TB HIV, TB anak, TB di Lapas/ Rutan, logistik, peningkatan kualitas SDM dalam penanggulangan TB. 19

25 Agustusz}l2 {..\ A DIREKTORAT JENDERAL. . pm.oz.a6/ rr.1 /1517/2A1e. 3. Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa

25 Agustusz}l2 {..\ A DIREKTORAT JENDERAL. . pm.oz.a6/ rr.1 /1517/2A1e. 3. Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LI NGKUNGAN Jl. Percetakan Negara No 29 Jakarta Pusat 10560 PO Box 223,Telp. (021) 4209930, Fax : (021) 4207807 Nomor Hal. pm.oz.a6/ rr.1 /1517/2A1e

Lebih terperinci

Indikator Program TB. Kuliah EPPIT 16 Dept Mikrobiologi FK USU

Indikator Program TB. Kuliah EPPIT 16 Dept Mikrobiologi FK USU Indikator Program TB Kuliah EPPIT 16 Dept Mikrobiologi FK USU 1 a. Angka Penjaringan Suspek Adalah jumlah supek yang diperiksa dahaknya diantara 100.000 penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam 1 tahun.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. M.Arie W-FKM Undip

PENDAHULUAN. M.Arie W-FKM Undip M.Arie W-FKM Undip PENDAHULUAN Tahun 1995 : Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse chemotherapy) Rekomendasi WHO : angka kesembuhan tinggi. Bank Dunia : Strategi DOTS merupakan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan Nasional di bidang kesehatan diperlukan suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti karena menular. Menurut Robins (Misnadiarly, 2006), tuberkulosis adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit yang sudah cukup lama dan tersebar di seluruh dunia. Penyakit tuberkulosis dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di dunia. 1,5 juta orang meninggal akibat tuberkulosis pada tahun 2014. Insiden TB diperkirakan ada 9,6 juta (kisaran 9,1-10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) atau dalam program kesehatan dikenal dengan TB.Paru merupakan penyakit yang mudah menular dan bersifat menahun, disebabkan oleh kuman Mycobacterium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dan diantaranya adalah anak-anak. WHO (2014) mengestimasi

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dan diantaranya adalah anak-anak. WHO (2014) mengestimasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah utama yang terjadi dalam kesehatan global. TB menjadi peringkat kedua penyebab kematian didunia setelah HIV. Angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) Paru sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut World health Organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang penting saat ini. WHO menyatakan bahwa sekitar sepertiga penduduk dunia tlah terinfeksi kuman Tuberkulosis.

Lebih terperinci

Indonesia dalam rangka percepatan Millenium Development Goals (MDGs) mentargetkan penemuan kasus baru TB BTA positif atau Case Detection Rate (CDR)

Indonesia dalam rangka percepatan Millenium Development Goals (MDGs) mentargetkan penemuan kasus baru TB BTA positif atau Case Detection Rate (CDR) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 1993 mendeklarasikan penyakit Tuberkulosis (TB) sebagai kedaruratan global akibat dari semakin meningkatnya penyakit dan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pengobatan. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. pengobatan. Pada era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Program pembangunan kesehatan nasional mencakup lima aspek pelayanan yaitu bidang promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga dapat menyebar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tuberkulosis 2.1.1.1 Definisi Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia. Sebagian besar kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar bakteri TB menyerang paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di Indonesia telah dimulai sejak diadakan Simposium Pemberantasan TB Paru di Ciloto pada tahun 1969. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar tuberkulosis menyerang organ paru-paru, namun bisa juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di seluruh dunia. Sampai tahun 2011 tercatat 9 juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di seluruh dunia. Sampai tahun 2011 tercatat 9 juta kasus baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan masalah utama bidang kesehatan di seluruh dunia. Sampai tahun 2011 tercatat 9 juta kasus baru TB, dan lebih dari 2 juta orang meninggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit menular merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit menular merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah 32 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia karena masih tinggi angka kesakitan dan kematian, khususnya penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis yang tepat, pemilihan obat serta pemberian obat yang benar dari tenaga kesehatan ternyata belum cukup untuk menjamin keberhasilan suatu pengobatan jika tidak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. tertinggi di antara negara-negara di Asia. HIV dinyatakan sebagai epidemik

BAB 1 : PENDAHULUAN. tertinggi di antara negara-negara di Asia. HIV dinyatakan sebagai epidemik BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia hingga saat ini, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek penting yang dicari oleh semua orang. Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2011, kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi masalah di Dunia. Hal ini terbukti dengan masuknya perhatian terhadap penanganan TB dalam MDGs.

Lebih terperinci

BAB I. Treatment, Short-course chemotherapy)

BAB I. Treatment, Short-course chemotherapy) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB), penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, sejak ditemukan di abad 20 telah menjadi masalah kegawatdaruratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Bakteri Tahan Asam (BTA) Mycobacterium tuberculosa. Sebagian besar bakteri ini menyerang paru-paru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan utama dunia terutama pada negara - negara berkembang.

Lebih terperinci

MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA

MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA MULTI DRUG RESISANT TUBERCULOSIS (MDR-TB): PENGOBATAN PADA DEWASA Sumardi Divisi Pulmonologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUGM / KSM Pulmonologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Abstract Tuberculosis treatment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang TBC yang telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia adalah pembunuh menular yang paling banyak membunuh orang muda dan orang dewasa di dunia. TBC membunuh 8000 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional

Lebih terperinci

TENTANG. Modul Ini. Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI

TENTANG. Modul Ini. Modul LJJ P2TB Bagi DPM PUSDIKLAT APARATUR-BPPSDMK Bekerjasama dengan DIREKTORAT P2ML DITJEN PP DAN PLDan PB IDI TENTANG Modul Ini Di lndonesia, penyakit Tuberkulosis termasuk salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. mengganti aktor pusat menjadi daerah dalam hal pengambilan kebijakan. dengan masyarakat. Dengan begitu, informasi tentang proses

BAB I. PENDAHULUAN. mengganti aktor pusat menjadi daerah dalam hal pengambilan kebijakan. dengan masyarakat. Dengan begitu, informasi tentang proses BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah mengatur pendelegasian fungsi atau kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pendelegasian tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit TBC Paru merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Kuman ini memiliki sifat khusus tahan asam, cepat mati dengan sinar

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran penyakit Tuberkulosis yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Penyakit Tuberkulosis paru (TBC paru) sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat yang penting, karena masalah yang ditimbulkan bukan hanya masalah

Lebih terperinci

Strategi Penanganan TB di dunia kerja

Strategi Penanganan TB di dunia kerja Strategi Penanganan TB di dunia kerja Dr. Asik Surya, MPPM Pendidikan Dokter FK Unair Surabaya, 1990 Master Public Policy and Management, University of Southern California, LA, USA, 1999 Pekerjaan : Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis faktor-faktor..., Kartika, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis faktor-faktor..., Kartika, FKM UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TB merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak ditemukannya penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum sering diartikan sebagai upaya multidimensi untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Oleh banyak negara, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly Observed Treatment Short-course

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu penyakit yang mendapat perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) 2013, lebih dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menyerang paru paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat menular melalui udara atau sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru.

Lebih terperinci

PERANAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS PARU

PERANAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS PARU PERANAN MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS PARU Oleh : dr. Austin Bertilova Carmelita Dosen Program Studi Pendidikan Dokter Univeritas Palangka Raya PENDAHULUAN Penyakit TB salah satu penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global utama. Hal ini menyebabkan gangguan kesehatan pada jutaan orang setiap tahunnya dan merupakan peringkat kedua

Lebih terperinci

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di tingkat global, regional, nasional, maupun lokal. Tuberkulosis masih

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP KONVERSI DAHAK PADA PENDERITA TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS JAGAKARSA, JAKARTA SELATAN TAHUN 2008-2009 SKRIPSI EKA HATEYANINGSIH T. NPM 1005000637 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar. dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar. dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf kehidupan yang disetujui oleh para pemimpin dunia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama dunia. Tahun 2012, diperkirakan 8,6 juta penderita mengalami TB dan 1,3 juta meninggal dibesabakan oleh TB

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM TB PARU UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA KECAMATAN BANDA RAYA

KERANGKA ACUAN PROGRAM TB PARU UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA KECAMATAN BANDA RAYA KERANGKA ACUAN PROGRAM TB PARU UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA KECAMATAN BANDA RAYA I. PENDAHULUAN Tuberkulosis ( TB ) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia terutama negara yang sedang berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah terinfeksi oleh kuman Mycobacterium tuberculosis pada tahun 2007 dan ada 9,2 juta penderita

Lebih terperinci

2.1. Supervisi ke unit pelayanan penanggulangan TBC termasuk Laboratorium Membuat Lembar Kerja Proyek, termasuk biaya operasional X X X

2.1. Supervisi ke unit pelayanan penanggulangan TBC termasuk Laboratorium Membuat Lembar Kerja Proyek, termasuk biaya operasional X X X 26/03/08 No. 1 2 3 4 5 6 URAIAN TUGAS PROGRAM TBC UNTUK PETUGAS KABUPATEN/KOTA URAIAN TUGAS Ka Din Kes Ka Sie P2M Wasor TBC GFK Lab Kes Da Ka Sie PKM MEMBUAT RENCANA KEGIATAN: 1.1. Pengembangan unit pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab kematian utama yang diakibatkan oleh infeksi. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada umumnya Tuberkulosis terjadi pada paru, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di

BAB I PENDAHULUAN. bakterituberkulosis tersebut (Kemenkes RI,2012). Jumlah prevalensi TB di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet atau percikan dahak yang menyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit yang mudah menular dimana dalam tahun-tahun terakhir memperlihatkan peningkatan dalam jumlah kasus baru maupun jumlah angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) Paru merupakan salah satu jenis penyakit generatif yang telah berjangkit dalam periode waktu lama di tengah-tengah masyarakat Indonesia, yang menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persepsi merupakan proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993 memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Mikrobakterium ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia saat ini berada pada ranking kelima negara

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia saat ini berada pada ranking kelima negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Penyakit ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TB sudah dilakukan dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed

BAB 1 PENDAHULUAN. TB sudah dilakukan dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dimana kegagalan penderita TB dalam pengobatan TB yang masih tinggi walau penanggulan TB sudah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya, yaitu bisa menyebabkan kematian. Penyakit yang disebabkan

Lebih terperinci

Dikembangkan dari publikasi di JMPK yang ditulis oleh Alex Prasudi 1 dan Adi Utarini 2

Dikembangkan dari publikasi di JMPK yang ditulis oleh Alex Prasudi 1 dan Adi Utarini 2 INOVASI INFORMASI KESEHATAN DARI FASILITAS PEMERINTAH DAN SWASTA: MODEL DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS PARU DI KECAMATAN KALASAN, KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DIY Dikembangkan dari publikasi di

Lebih terperinci

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

PRATIWI ARI HENDRAWATI J HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) KELUARGA DENGAN SIKAP PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan meraih derajat

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PENERAPAN STRATEGI DOTS

PROGRAM KERJA PENERAPAN STRATEGI DOTS PROGRAM KERJA PENERAPAN STRATEGI DOTS TB DOTS 2016 KEMENTRIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN RSUD Palabuhanratu Jln.Ahmad Yani No. 2 Palabuhanratu Sukabumi Email rsud_plr@hotmail.com PERATURAN

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkolusis paru merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru), merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di seluruh

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2016 SERI B.25 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KOLABORASI TB-HIV (TUBERKULOSIS-HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS) KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru (TB Paru) masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat secara global. TB Paru menduduki peringkat ke 2 sebagai penyebab utama kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis yang selanjutnya disebut TB merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang sampai saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan adanya peradangan pada parenkim paru oleh mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman jenis aerob

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya penanggulangan tuberkulosis dimulai pada awal tahun 1990-an Word Health Organization (WHO) dan International Union Against TB and Lung Diseases (IUALTD) telah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Tuberkulosis (TB) dunia oleh World Health Organization (WHO) yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pasien TB terbesar

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah:

Panduan OAT yang digunakan di Indonesia adalah: SOP PENATALAKSANAAN TB PARU 1. Pengertian Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis. 2. Tujuan Untuk menyembuhkan pasien, mencegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis (Djojodibroto, 2009). Indonesia merupakan negara dengan kasus TB

Lebih terperinci