Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sangat luar biasa. Meningkatnya keperluan masyarakat untuk menggunakan

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan pembayaran cash dan kredit. Lokasi kantor PT. Jasarendra Jawisesa terletak

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

Addr : : Contact No :

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat masalah dalam pemenuhan pemesanan. Mereka tidak dapat. memenuhi pemesanan yang sudah diterima dari pelanggan, sehingga

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, telah mendorong perusahaan-perusahaan yang ada untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PT. DIRGANTARA INDONESIA (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. sangat luar biasa. Meningkatnya keperluan masyarakat dalam menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. secara berkesinambungan, gabungan dari dua atau lebih orang, mempunyai

BAB 3 Analisis dan perancangan

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN PESAWAT TEMPUR IF-X

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN


BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tambah produk berupa output dari setiap organisasi industri, sehingga

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. berdirinya perusahaan jasa cetak plat dan potong tiang. Dengan berjalannya waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang apa saja yang berhubungan dengan bisnisnya. Oleh sebab itu, banyak orang

BAB I FUNGSI OPERASI 1.1. Definisi Manajemen Operasi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SKEMA SERTIFIKASI. BAJA PROFIL KANAL U PROSES CANAI PANAS (BjP Kanal U) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Hitech Mall Lt. 1C-68, Jl.Kusuma Bangsa Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Gemah Ripah Loh Jinawi Industri

BAB II PROSES BISNIS

Struktur Organisasi Perusahaan. Direksi. Manajer Umum

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB 2 PROSES BISNIS PERUSAHAAN

SKEMA SERTIFIKASI BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM-SENG NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat ini dapat menjangkau lokasi yang mereka inginkan sekalipun

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi

Tugas dan Tanggung Jawab. a. Menetapkan tujuan,visi,dan misi perusahaan. b. Menetapkan kebijakan mutu dan tujuan mutu perusahaan.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan ekonomi suatu negara. Dalam kaitannya dengan hal tersebut

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Mebel CV. Sofa Clasic Pekanbaru. karyawannya pun berasal dari keluarga sendiri.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Belanda dengan nama NV Verbandstoffen Fabriek Soerabaia pada tanggal 11 Juni

A B S T R A K. Universitas Kristen Maranatha

BAB II PT. RAZZA PRIMA TRAFO. PT. Razza Prima Trafo adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. ditekankan pada pembuatan mold serta beberapa pekerjaan pendukung yakni

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Tunas Den s adalah perusahaan perorangan yang didirikan oleh bapak

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

2016, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Transkripsi:

Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang memperlihatkan adanya suatu hubungan kerja diantara setiap bagian, serta menggambarkan hubungan tanggung jawab dan wewenang di setiap bagian dalam usahanya mencapai tujuan perusahaan. PT. Dirgantara Indonesia, memiliki struktur Organisasi yang besar seiring dengan banyaknya jenis produksi yang dihasilkan serta jumlah sumber daya manusia yangh terlibat di dalamnya. PT. Dirgantara Indonesia dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh beberapa Direktur yaitu: Direktur Niaga dan Pengembangan Usaha, Direktur Teknologi, Direktur Operasi, Direktur Keuangan, serta Direktur Umum. Sedangkan pembantu Direktur lainnya adalah asisten khusus yang bertanggung jawab atas jaminan mutu, sertifikasi, satuan pengawas intern dan pengamanan serta asisten umum : yang bertanggung jawab atas sekertaris perusahaan, sumber daya manusia (administrasi serta privatisasi). Selain itu juga PT. Dirgantara Indonesia memiliki 5 satuan usaha yang menjadi sumber profit perusahaan yaitu : Satuan usaha Aircraft, Satuan Usaha Aerostructure, Satuan Usaha Aircraft Service, Satuan Usaha Engineering Service dan Satuan Usaha Defence. Untuk mengetahui lebih jauh tentang struktur organisasi PT. Dirgantara Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut.

Struktur Organisasi Quality Assurance (QA) Struktur organisasi quality assurance (QA) pada PT. Dirgantara Indonesia menggambarkan suatu aliran tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian yang ada pada departemen jaminan mutu. Sruktur organisasi pada bagian jaminan mutu ini dapat dilihat pada gambar 3.2 Dari gambar tersebut dapat diuraikan tentang urutan tugas, wewenang, dann tanggung jawab dari tiap bagian adalah sebagai berikut : 1. Departemen Quality Control untuk Aircraft Departemen ini bertugas untuk melaporkan pengendalian dan pengawasan kualitas terhadap materials, tools, komponen pesawat, assembly dan pesawat terbang serta dukungan purna jual yang masih dalam masa garansi untuk tercapainya sasaran produk yang unggul dan kompetitif dalam hal kualitas, biaya, ketepatan waktu dan penyerahan dari kepuasan pelanggan. 2. Departemen Quality Control Aerostructur. Depatemen ini bertugas memberikan jaminan kualitas kepada konsumen atas produk dan jasa perusahaan sesuai dengan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai biaya kualitas yang optimum, kualitas produk yang sempurna dan kecepatan merespon konsumen dalam mendukung proses bisnis. Selain itu departemen ini bertugas me-manage dan mengeksekusi aktivitas pengendalian kualitas secara keseluruhan yang

didalamnya meliputi quality planning, quality inspection dan tes laboratorium dan metrology. 3. Departemen Quality Control untuk Aircraft Service Departemen ini bertugas memanajemen dan mengontrol dan implementasi system kualitas dalam rangka mencapai kualitas produk dan jasa yang tinggi dari satuan usaha aircraft service dalam memenuhi kebijakan kualitas perusahaan, regulatory requirement, dan organisasi standar internasional untuk pemeliharaan pesawat terbang. 4. Departemen Quality Control Rekayasa Dan Pengembangan Mutu Departemen ini bertugas memimpin dalam perencanaan kualitas dan aktivitas pengendaliaan kualitas pada pengembangan pesawat terbang, defence dan engineering service. Mengontrol proses produksi yang kritis (special Process). Sertifikasi proses dan personil, serta bertugas untuk menyetujui, mensurvey dan menjaga kualitas dari pemasok. 5. Departemen Sistem dan Pengembangan Usaha Departemen ini bertugas memelihara dan mengembangkan sistem kualitas, mengevaluasi dan mengontrol aktivitas dari program kualitas yang meliputi memelihara dan mengembangkan sumber daya perusahaan, dan mengintegrasikan, mengkoordinasi aktivitas yang berkaitan dengan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) pada divisi jaminan mutu dan perusahaan.

Proses Produksi Pesawat Terbang Secara garis besar proses produksi pesawat mencakup beberapa tahapan, diantaranya: 1. Gudang penyimpanan Sebelum bahan baku diproses menjadi komponen terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pengujian Quality Assurance melalui destruction inspection maupun non-destruction inspection. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dan adanya korosi. Selanjutnya bahan baku tersebut ditempatkan di gudang penyimpanan sesuai dengan spesifikasinya. 2. Pre-cutting Bahan baku yang sudah diperiksa dikirim ke bagian pre-cutting sesuai dengan permintaan bagian produksi disertai job card yang tersedia. Proses ini dilaksanakan antara lain untuk menghemat bahan yang diproses, memudahkan pelaksanaan dan pengontrolan bahan. Bahan yang telah dipotong diperiksa kembali oleh Quality Assurance dan dikirim ke Fabrikasi untuk proses selanjutnya 3. Fabrikasi Bagian ini bertugas membuat komponen pesawat terbang dan helikopter serta membuat dan menyiapkan tool dan jig sebagai alat bantu pembuatan kompenen. Pembuatan komponen dilakukan melalui proses permesinan

maupun tidak (di machining shop maupun sheet metal formin). Perlakuan lain yang diterapkan untuk komponen di atas: a. Heat treatment Suatu perlakuan yang diterapkan terhadap bahan baku sehingga lebih memudahkan proses pembuatan komponen. Proses yang dilakukan antara lain: pengerasan, pelunakan dan penormalan kembali. Ketiga hal tersebut di atas dilakukan dengan cara pemanasan, pendinginan dan kombinasi antara pemanasan dan pendinginan. Komponen yang memerlukan perlakuan di atas adalah komponen yang dibuat dengan cara pengepresan b. Surface treatment Suatu perlakuan pelapisan komponen secara kimiawi sehingga komponen lebih tahan korosi. Selain di atas terdapat perlakuan lain terhadap komponen dengan cara chemical milling. Komponen yang mendapat perlakuan di atas antara lain yang dibuat di sheet metal forming, machining shop juga komponen-komponen yang dibentuk dengan cara stretch forming dan rubber press. c. Pengecatan dasar Suatu perlakuan lanjut agar komponen-komponen di atas lebih tahan korosi. Sebelum komponen-komponen di atas dirakit dibagian fixed wing dan rotary wing diadakan pengujian final oleh bagian Quality Assurance sesuai data yang tercantum dalam dokumen.

4. Rotary Wing Bertugas merakit pesawat helikopter dari struktur awal sampai final, termasuk di dalamnya mesin, sistem elektrik, sistem avionik, interior dan sebagainya. Perakitan yang disesuaikan dengan pesanan atau kebutuhan pemesan yang disesuaikan dengan misi dan fungsi pesawat tersebut dalam operasi. 5. Fixed Wing Bertugas merakit pesawat bersayap tetap dan proses perakitannya sama seperti rotary wing. Skematis tata kerja pembuatan sebuah pesawat selengkapnya ditunjukkan pada gambar 3.3 Gambar 3.3 Skematis Tata Kerja PT Dirgantara Indonesia