LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PRESS RELEASE GREENOMICS MENGENAI PELANGGARAN MORATORIUM DI AREAL PT. BUMI MEKAR HIJAU DI KALIMANTAN BARAT TIM VERIFIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015

Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia

"Pada 8 April 2013 EoF menemukan bahwa terdapat sekitar 7 alat berat yang menebang hutan alam... di dalam areal konsesi PT. RIA"

LAPORAN VERIFIKASI KELUHAN TERKAIT TUDUHAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. DAYA TANI KALBAR TIM VERIFIKASI

PT. Sekato Pratama Makmur (SPM) dan PT. Bina Duta Laksana (BDL), Riau

HASIL VERIFIKASI TERKAIT LAPORAN PELANGGARAN MORATORIUM HUTAN ALAM

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING

IDENTIFIKASI AREAL BEKAS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA, KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN)

Rangkuman dari isu isu yang dijabarkan dalam laporan studi tersebut dalam kaitannya dengan komitmen kebijakan FCP APP adalah:

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

PEMERINTAH ACEH BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT PADA IUPHHK-HTI. Oleh : Dr. Bambang Widyantoro ASOSIASI PENGUSAHA HUTAN INDONESIA

Kebijakan konservasi hutan APP dan deforestasi

Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT

LAPORAN HASIL VERIFIKASI TERHADAP KELUHAN DI PT. WIRAKARYA SAKTI KABUPATEN TEBO PROPINSI JAMBI. Disusun oleh: Tim Verifikasi

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Bertuah Aneka Yasa Oktober 2015

APRIL menebangi hutan bernilai konservasi tinggi di Semenanjung Kampar, melanggar komitmennya sendiri

PEMBELIAN TBS (TANDAN BUAH SEGAR)/PENERIMAAN SUPPLIER BARU

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Investigasi 2010 Dipublikasikan Maret 2011

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Hutan Kayu Hutan Tanaman PT Artelindo Wiratama Oktober 2015

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014

Update - Laporan Assurance KPMG Rencana Aksi Final

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

LAPORAN VERIFIKASI INSIDEN DI WILAYAH DISTRIK 8 DI AREA KONSESI PT WIRAKARYA SAKTI - JAMBI TIM VERIFIKASI

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

PUBLIC SUMMARY (Resume Hasil Verifikasi)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.30/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 58/Menhut-II/2009. Tentang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.62/Menhut-II/2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA TAHUNAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (RKTUPHHK-HTI)

HIGH CARBON STOCK (HCS) Sejarah, Kebijakan dan Identifikasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

LUAS KAWASAN (ha)

FORMAT PENYUSUNAN USULAN BAGAN KERJA USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (BKUPHHK-HTI)

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

TANGGAPAN DAN KLARIFIKASI TERHADAP LAPORAN JPIK DAN EIA

Restorasi Gambut Harus Berpihak Kepada Ajas Manfaat

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 13 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 14 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

ber Laporan investigatif dan analisa pengindraan jarak jauh di 29 konsesi HTI Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan April 2018

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan Teso Indah Oktober 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2001 NOMOR 79 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2001

RESUME HASIL VERIFIKASI

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 15 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 27 NOVEMBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

KEPUTUSAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR: 08 TAHUN 2002 T E N T A N G

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

Indikator SFMP

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

LAPORAN PELAKSANAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Pengamatan kebakaran dan penyebaran asapnya dari angkasa: Sebuah catatan kejadian kebakaran hutan/lahan di Sumatera Selatan tahun 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

Penggunaan lahan untuk kepentingan lain marak di empat unit manajemen HTI di Riau Laporan pemantauan kinerja pemegang SVLK

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 15 September 2016 adalah sebagai berikut : 1 Kalimantan Timur Katingan

APP SUSTAINABILITY ROADMAP

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 248 TAHUN 2006 TENTANG

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase

RENCANA KERJA USAHA PEMANFAATAN PENYERAPAN DAN/ATAU PENYIMPANAN KARBON PADA HUTAN PRODUKSI

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di areal perkebunan PT Panca Surya Agrindo Oktober 2015

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

APP Melawan Perintah Presiden Jokowi dan Melanggar FCP APP

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 31 Agustus 2016 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir tahun 1970-an, Indonesia mengandalkan hutan sebagai penopang

Bagian 1: Sekilas kegiatan utama dalam periode pelaporan

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

PRODUKSI DAN PEREDARAN KAYU: STUDY KASUS DI SUMATRA SELATAN

Mencegah Kerugian Negara Di Sektor Kehutanan: Sebuah Kajian Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Penatausahaan Kayu

ULASAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT

Matrik dari Pemangku Kepentingan dan Respon terhadap Peta Indikasi Penundaan Izin Baru (PIPIB) (dari Desember mei 2014)

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 10.1/Kpts-II/2000 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN MENTERI

this file is downloaded from

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 14 September 2016 adalah sebagai berikut :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG

Transkripsi:

LAPORAN VERIFIKASI TERKAIT PRESS RELEASE GREENOMICS MENGENAI PELANGGARAN MORATORIUM DI AREAL PT. BUMI MEKAR HIJAU DI KALIMANTAN BARAT TIM VERIFIKASI APRIL 2015

1. Latar Belakang Pada tanggal 1 Februari 2013, APP telah berkomitmen untuk menghentikan sementara konversi hutan alam di seluruh rantai pasoknya, dikenal dengan moratorium penebangan hutan alam yang merupakan bagian dari Kebijakan Konservasi Hutan (FCP) APP. Kegiatan pembangunan hutan tanaman pada suatu areal hanya diperbolehkan pada areal yang telah dinilai dan bukan merupakan areal yang memiliki nilai konservasi tinggi (NKT) dan/atau stock karbon tinggi (SKT). Pada tanggal 4 April 2015, situs berita Mongabay mengontak APP untuk meminta tanggapannya terhadap press release Greenomics yang melaporkan adanya pelanggaran terhadap komitmen moratorium penebangan hutan alam di areal PT Bumi Mekar Hijau (BMH) di Kalimantan Barat (Kalbar). Secara garis besar, pelanggaran yang dilaporkan adalah sebagai berikut: Berdasarkan analisa citra Landsat 8, Greenomics berkesimpulan bahwa telah terjadi penggundulan hutan yang dilakukan oleh BMH di konsesinya di KalBar (Gambar 1) sesudah 1 February 2013. Citra Landsat pada 22 Juni 2014 menunjukkan areal BMH KalBar berwarna hijau sehingga masih berhutan. Sedangkan citra Landsat pada 13 September 2014 menunjukkan areal BMH KalBar terlihat adanya perubahan warna menjadi merah yang menurut Greenomics menunjukkan perubahan tutupan lahan atau penggundulan hutan (Gambar 1). Greenomics memperkirakan penggundulan hutan di BMH Kalbar terjadi di areal seluas 10.000 ha. Gambar 1: Analisa citra Landsat 8 dari press release Greenomics 1 Mongabay juga mengirimkan beberapa titik koordinat yang diberikan oleh Greenomics 2 terkait area yang mengalami perubahan tutupan lahan tersebut. 1 Sumber: press release Greenomics tertanggal 6 April 2015, dengan judul: More than 10,000 acres of forested deep peatlands lost on APP supplier concession.

2. Proses Verifikasi Verification Process Berdasarkan laporan grievance tersebut, komite grievance telah melaksanakan langkahlangkah sebagai berikut: Membentuk tim verifikasi. Tim verifikasi melakukan verifikasi berupa pengecekan dokumen, analisa citra satelit, pengecekan lapangan dan wawancara dengan pihak terkait. Tim verifikasi menyiapkan laporan verifikasi. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan verifikasi yang dilakukan oleh tim verifikasi. A. Susunan Tim Verifikasi Tim verifikasi terdiri dari staff SMF dan TFT dengan didampingi oleh masyarakat Desa Lela. Susunannya adalah sebagai berikut: 1. Yadi Kuswandana (TFT) 2. Kasraji (TFT) 3. Ario Birowo (TFT) 4. Eric Bangun (SMF) 5. Yulhendra ( PT. BMH) B. Waktu Pelaksanaan Verifikasi Verifikasi dilaksanakan dari tanggal 4 April s/d 1 Mei 2015, dengan perincian kegiatan sbb: 1. 4 s/d 6 April 2015 : Verifikasi lapangan dan wawancara 2. 6 s/d 10 April 2015 : Verifikasi dokumen dan analisa citra satelit 3. 10 April 2015 : Verifikasi data di kantor HQ 4. 22 April 2015 : Verifikasi data pendukung lainnya 5. 27 April 1 Mei : Verifikasi lapangan C. Lokasi Verifikasi dilaksanakan di kantor BMH Pontianak dan di HQ Jakarta, dan verifikasi lapangan di areal yang terletak disekitar lokasi yang dilaporkan Greenomics di areal BMH. D. Metode Verifikasi 1. Verifikasi Legalitas Perijinan dan Dokumen Penting Lainnya 2. Plotting area dari laporan Greenomics ke Peta Dasar Kerja (PDK) PT BMH. 2 Koordinat tersebut tidak ada pada press release Greenomics

3. Analisa rekaman Hot Spot yang direkam satelit AQUA MODIS tanggal 22 Juni 2014 dan rekaman Hot Spot yang direkam satelit TERRA MODIS tanggal 25 Juli 2015, Agustus 2014. 4. Verifikasi RPBBI Mill APP tahun 2013 dan 2014. 5. Mengujungi lokasi-lokasi sesuai laporan Greenomics dan titik koordinat yang diberikan oleh Mongabay, melaksanakan observasi lapangan dan mengambil foto-foto. 6. Melaksanakan wawancara dengan para pihak terkait. 7. Beberapa bukti yang saling terkait ditetapkan sebagai temuan. 8. Beberapa temuan yang saling terkait dan/atau memiliki kesamaan logis digunakan untuk pengambilan kesimpulan. 9. Penyusunan rekomendasi merujuk pada kesimpulan yang telah ditetapkan dan FCP APP. 3. Kesimpulan Hasil verifikasi detail dapat dilihat di dalam lampiran pada laporan ini. A. Tim Verifikasi telah memastikan bahwa area yang ada dalam laporan Greenomics adalah blok I dari konsesi HTI yang diberikan kepada BMH di Kalimantan Barat oleh Kementrian Kehutanan melalui SK No. 179/Menhut-II/2007. B. Tim Verifikasi telah menyimpulkan bahwa perubahan tutupan lahan yang diidentifikasi oleh Greenomics bukan dikarenakan pembukaan lahan oleh BMH, tetapi dikarenakan terjadinya kebakaran hutan di areal tersebut pada bulan Juni s/d Agustus tahun 2014. Oleh karena itu BMH tidak melakukan pelanggaran terhadap komitmen FCP APP. Kesimpulan ini diambil dengan menganalisa: Peta Hotspot dari satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS pada bulan Juni sampai September 2014 (Gambar 2) yang menunjukkan terjadinya kebakaran pada bulan Juni s/d Agustus 2014 yang diperkirakan berdampak kepada sekitar 8,000 ha di area dalam laporan Greenomics. Hasil verifikasi lapangan di area yang dinyatakan mengalami perubahan tutupan oleh Greenomics yang menunjukkan area dengan semak-semak yang tumbuh kembali telah berumur berkisar 6 sampai 10 bulan (Gambar 3) Dokumen operasional BMH KalBar (RKUPHHK dan RKT) menunjukkan bahwa belum ada kegiatan persiapan lahan maupun pembangunan infrastruktur oleh BMH di area tersebut dikarenakan belum didapatkannya persetujuan dari masyarakat sekitar terhadap recana kerja pembangunan HTI di areal tersebut. Hasil verifikasi lapangan juga menemukan bahwa tidak ada akses jalan atau kanal yang dibangun oleh BMH KalBar. Akses yang tersedia untuk menuju areal dari titik koordinat yang APP terima dari Mongabay adalah sungai kecil yang bagian kiri kanan tepinya ditumbuhi semak belukar. Kondisi area tersebut adalah area hutan bekas terbakar dimana ditemukan pohon mati mengering dan lantai hutan berupa serasah terbakar dan ditumbuhi semak belukar (Gambar 4, 5 dan 6). Dokumen RPBBI kedua pabrik pulp APP: Indah Kiat di Perawang, Riau, dan Lontar Papyrus di Tebing Tinggi, Jambi, menunjukkan bahwa konsesi BMH di KalBar belum

pernah mengirimkan kayu kepada pabrik APP. Dengan kata lain, BMH di Kalbar belum merupakan pemasok ke APP. Berdasarkan kondisi lapangan dengan masyarakat sekitar, PT BMH telah mengambil keputusan untuk tidak melakukan pengembangan HTI di UMH Kalbar tersebut. PT BMH sedang dalam proses untuk mengembalikan konsesi tersebut kepada KLHK. 4. Rekomendasi A. PT. BMH Kalimantan Barat melakukan upaya penanganan sekaligus mencegah terjadinya kebakaran lahan lebih lanjut. B. APP menjelaskan kepada stakeholder tentang keterkaitan PT. BMH Kalimantan Barat dan PT. BMH Sumatra Selatan. C. APP menjelaskan kepada stakeholder tentang status PT. BMH Kalimantan Barat dalam rantai pasok APP saat ini dan rencana dalam jangka pendek.

LAMPIRAN 1. HASIL VERIFIKASI Verifikasi terhadap tuduhan penggundulan 10,000 ha hutan alam dilaksanakan oleh PT Bumi Mekar Hijau (BMH) Kalimantan Barat di Blok I oleh Greenomics. 1. Verifikasi Dokumen A. Verifikasi Ijin Konsesi, Pemenuhan Ijin Operasional dan Dokumen Penting Lainnya. Tabel berikut ini menggambarkan kronologi PT BMH dalam memperoleh ijin konsesi dan pemenuhan ijin operasional. Tahun Keterangan 2006 Untuk memulai operasional PT BMH mendapatkan ijin kelayakan hidup dari Gubernur Kalimantan barat melalui SK. Gubernur Kalbar Nomor 788 Tahun 2006 Tanggal 30 November 2006. 2007 PT BMH mendapat SK IUPHHK-HT yaitu surat keputusan menteri kehutanan SK No. 179/Menhut-II/2007 tanggal 1 Mei 2007 dengan luas 25.580 Ha. Terletak di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Sambas dan Kota Administratif Singkawang. Lokasi areal kabupaten Sambas disebut juga blok I (satu) terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Keramat, Kecamatan Jawai, Kecamatan Tangaran. Lokasi areal Kota Administratif Singkawang disebut juga blok II (dua) terdiri dari 1 (satu) kecamatan yakni: Kecamatan Singkawang Timur. 2008 PT BMH menyusun RKU dan telah disahkan oleh Kementerian Kehutanan melalui Surat Keputusan No. 287/VI-BPHT/2008 tanggal 19 Agustus 2008. PT BMH mendapat ijin rencana kerja berupa Bagan Kerja dengan SK No. 307/Dishut-IV/Rhh/2007 tanggal 12 Desember 2007. PT BMH mendapat surat rekomendasi pencabutan Ijin tentang Pencabutan Rekomendasi Izin HTI PT. BMH di Kabupaten Sambas nomor 529/641/Hutbun/IV/2006 tanggal 16 Juni 2006. Surat Rekomendasi ini dikeluarkan Bupati Sambas karena adanya desakan dari masyarakat Kecamatan Jawai karena masyarakat Jawai keberatan tentang beberapa hal antara lain: - Sebagian besar areal PT BMH di Kec. Jawai telah manjadi lokasi perkebunan rakyat, dan masyarakat membutuhkan perluasan areal perkebunan. - Tidak jelasnya konsep kerjasama dengan masyarakat dan rencana PT BMH untuk mengelola areal HTI selama 100 tahunakan mengurangi

Tahun Keterangan lahan untuk masyarakat Tindak lanjut/follow up atas kejadian ini pada tanggal 26 Juli 2008 Manjemen PT BMH: - Melakukan komunikasi dengan Sekjen STSD Kab. Sambas Untuk menyampaikan ide untuk dilakukan dialog dengan STSD atau masyarakat Kec, Jawai untuk mencari solusi pelaksanaan pembangunan HTI PT BMH. - Sosialisasi PT. BMH dengan agenda mengklarifikasi hal-hal yang menjadi issue terkait dengan kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan oleh PT Bumi Mekar Hijau di Kabupaten Sambas dan telah menimbulkan tuntutan dari masyarakat untuk mencabut ijin operasional PT Bumi Mekar Hijau. Dengan hasil pertemuan terjadi penolakan dan demontrasi yang dilakukan oleh masyarakat di balai pertemuan kantor Camatan Jawai sehingga sosialisasi untuk menyampaikan rencana PT. BMH tidak bisa untuk dilanjutkan. 2009 PT BMH mendapat ijin Rencana Kerja Tahun 2009 (RKT 1) dengan SK No. 08/Dishut-IV/Rhh/2009 tanggal 13 Januari 2009. 2010 Rencana Kerja Tahun 2010 (RKT 2) dengan SK No. 42/Dishut- IV/BPHT/2010 tanggal 28 Januari 2010 2011 Rencana Kerja Tahun 2011 (RKT 3) dengan SK No. 386/Dishut- IV/BPHT/2010 tanggal 30 Nop. 2010 2012 PT BMH melakukan revisi RKU. RKU revisi disahkan oleh Kementerian Kehutanan melalui Surat Keputusan yaitu SK No. 7/VI-BUHT/2012 tanggal 15 Februari 2012. Rencana Kerja Tahun 2012 (RKT 4) dengan SK 312/Dishut- IV/BPHT/2012 tanggal 23 Juli 2012. 2013 Rencana Kerja Tahun 2013 (RKT 5) dengan SK No. 393/Dishut- IV/BPHT/2012 tanggal 13 Des. 2012. 2014 Rencana Kerja Tahun 2014 (RKT 6) dengan SK No. 169/Dishut- IV/BPHT/2014 tanggal 25 Maret 2014. 2015 Rencana Kerja Tahun 2015 (RKT 7) dengan SK No. 02/Dishut- IV/BPHT/2015 tanggal 5 Januari 2015. Manajemen PT BMH mengajukan pengembalian Ijin IUPPHK - HT kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tanggal 15 Mei 2015 dengan Nomer Surat 01/BMH/JKT/IV/2015.

Meskipun sejak tahun 2009 PT BMH mendapatkan ijin operasional berupa bagan kerja dan di tahun 2010 mendapatkan RKT yang disahkan oleh Kementerian Kehutanan tetapi PT BMH belum pernah merealisasikan RKT tersebut baik melakukan penyiapan lahan maupun membuat infrastruktur. Hal ini disebabkan belum adanya persetujuan dari masyarakat di sekitar areal PT BMH terhadap rencana pembangunan HTI secara bulat. B. Plotting Rencana Kerja Tahun 2009 (RKT 1) dengan SK No. 08/Dishut-IV/Rhh/2009 tanggal 13 Januari 2009 dengan titik koordinat Grievance. Untuk memastikan letak titik koordinat yang disampaikan oleh Greenomics melalui Mongabay, yaitu 109 8'21.438"E1 21'57.734"N; 109 8'14.915"E1 24'36.811"N; 109 8'7.695"E 1 28'19.005"N; dan 109 8'59.117"E 1 23'38.237"N, maka dilakukan plotting ke Peta Dasar Kerja PT BMH, berdasarkan hasil plotting ke empat titik tersebut berada di dalam areal kerja PT Bumi Mekar Hijau (BMH) tepatnya di di Blok I PT BMH. Gambar 2: Plotting dari 4 titik koordinat dari Greenomics pada PDK BMH di KalBar Titik nomor 1, 2, 3, dan 4 (berwarna merah)

C. Hot Spot Bulan Juni s/d Agustus 2014 Sejak tahun 2006 sampai tahun 2015 PT Bumi Mekar Hijau tidak melakukan kegiatan penyiapan lahan atau melakukan penebangan hutan alam di konsesi KalBarnya. Untuk mengetahui penyebab terjadinya keterbukaan areal yang diindikasikan oleh citralandsat maka dilakukan pelacakan rekaman hot spot yang berada didalam areal PT Bumi Mekar Hijau yang direkam oleh satelit TERRA MODIS dan AQUA MODIS periode bulan Juni - Agustus 2014 di areal PT BMH terdapat banyak hot spot. Jumlah Hotspot pada bulan tersebut sebagai berikut: Hotspot di PT BMH Juni-Agustus 2014 No Bulan Jumlah Hot Spot 1 Juni 2014 23 2 Juli 2014 169 3 Agustus 2014 3 Sumber : Firms Data dari Nasa Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan citra landsat dan dioverlaykan dengan Peta Dasar Kerja PT BMH luas areal yang terbakar ± 7780,5 ha. Penyebaran Hot Spot dan areal yang terbakar seperti gambar 3 berikut.

Sumber : Citra landsat 8 Path raw 12259 Rekaman tanggal 13 September 2014 ; Batas konsesi PT BMH, PT BMH; Hot Spot dari Firm NASA Gambar 3: Hotspot bulan Juni Agustus 2014 dan areal terbakar BMH di Kalimantan Barat. D. Pengiriman/ Suplai Kayu PT BMH ke Pabrik APP Sumber bahan baku kayu pulp untuk pabrik APP berasal dari beberapa pemasoknya yang berupa Unit Managemen Hutan (UMH) di Sumatera dan Kalimantan. Salah satu pemasok tersebut adalah PT Bumi Mekar Hijau (BMH) di Sumatera Selatan yang satu grup dengan PT BMH di Kalbar. Sampai saat ini kayu yang berasal dari UMH yang berada di wilayah Kalimantan Barat dikirim ke pabrik Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) di Perawang, Riau. Untuk memastikan apakah ada kegiatan pengiriman kayu PT BMH Kalbar, terkait dengan indikasi terjadinya penggundulan hutan berdasarkan press release Greenomics, dilakukan kajian melalui RPBBI IKPP.

Berdasarkan data RPBBI tahun 2013 dan tahun 2014, PT BMH Kalbar tidak terdaftar di RPBBI IKPP Perawang. Ini menunjukkan bahwa APP tidak pernah menerima kayu dari BMH di KalBar. 2. Verifikasi Lapangan Observasi lapangan di lakukan di area yang terindikasi terjadinya penggundulan hutan berdasarkan press release Greenomics. Sasaran utama adalah menuju ke empat titik yang disampaikan oleh Greenomics. a. Aksesibilitas Menuju Titik PT BMH, sejak tahun 2007 sampai dengan keluarnya press release oleh Greenomics, belum pernah membuat jalan di dalam areal yang telah diberikan ijin pengelolaan oleh Departemen Kehutanan. Untuk memasuki areal PT BMH harus dengan berjalan kaki ke dalam hutan dan/atau dengan perahu melalui sungai-sungai kecil. Pada saat verifikasi dilaksanakan, bagian kiri kanan sungai telah ditumbuhi semak belukar. Gambar 4: Prasarana menuju ke titik koordinat dari Greenomics (sungai dengan semak belukar di kiri dan kanannya) b. Verifikasi di Lokasi Grieavance Tim verifikasi telah melakukan verifikasi lapangan di areal PT BMH. Tim verifikasi tidak dapat menuju titik koordinat yang diberikan Greenomics karena tidak adanya infrastruktur menuju ke lokasi tersebut. Untuk lokasi terdekat yang dapat dicapai oleh Tim Verifikasi harap lihat Gambar 2, titik warna biru (titik survey 2 dan survey 3). Tim Verifikasi memotret kondisi lapangan seperti Gambar 5 dan 6 di bawah.

Gambar 5: Foto di titik survey 2, berada pada koordinat X 109 9 26.300 Y 1 23 29,600 Dalam usahanya untuk mencapai titik koordinat 2 dari Greenomics, tim verifikasi hanya berhasil sampai pada lokasi terdekat yaitu titik survey 2 (Gambar 2). Untuk mencapai lokasi di titik survey 2, Tim Verifikasi berjalan kaki dikarenakan belum adanya infrastruktur jalan; tim tidak dapat terus berlanjut karena kondisi berjalan yang berat. Areal berupa hutan bekas terbakar, pohon mati mengering, lantai hutan berupa serasah terbakar, pohon-pohon kecil roboh karena lapuk, tumbuhan pakis di beberapa lokasi. Gambar 6: Foto di titik survey 3, berada pada koordinat X 109 9 2.200 Y 1 25 0,200 Dalam usahanya untuk mencapai titik koordinat 3 dari Greenomics, tim verifikasi hanya berhasil sampai pada lokasi terdekat di titik survey 3. Untuk mencapai lokasi tersebut, tim verifikasi menggunakan perahu untuk melewati sungai - sungai kecil, kemudian tim harus melanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 3 Km. Tim berhenti pada lokasi survey 3 (Gambar 6) dikarenakan medan yang berat untuk dilanjutkan. Areal di titik survey 3 berupa hutan bekas terbakar, pohon mati mengering, lantai hutan berupa serasah terbakar dan ditumbuhi semak belukar. Hasil Observasi di tempat lain bahwa areal PT BMH sebagian sudah diokupasi oleh masyarakat dan ditanami beberapa jenis tanaman perkebunan antara lain kelapa sawit, dan karet.

Tanaman sawit dan karet masyarakat Desa Sungai Baru Kecamatan Teluk Keramat di dalam areal PT BMH. Tanaman Kelapa masyarakat Desa Sarang Burung Kolam Kecamatan Jawai di dalam areal PT BMH. Berdasarkan kondisi lapangan yang sudah banyak diokupasi oleh masyarakat dan resistensi masyarakat yang cukup besar terhadap rencana pembangun HTI di areal tersebut, manejemen PT BMH mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan pembangunan HTI. Area yang tersisa untuk produksi tidak memungkinkan untuk berlanjut secara ekonomis, teknis dan sosial. PT BMH sedang dalam proses mengajukan permintaan pengembalian konsesi kepada pihak Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan. Tim verifikasi telah mereview surat pengajuan yang dikirim ke KLHK dari PT BMH.

LAMPIRAN 2. BUKTI WAWANCARA