ber Laporan investigatif dan analisa pengindraan jarak jauh di 29 konsesi HTI Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan April 2018

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ber Laporan investigatif dan analisa pengindraan jarak jauh di 29 konsesi HTI Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan April 2018"

Transkripsi

1 ber Perusahaan HTI beroperasi dalam kawasan hutan melalui legalisasi perubahan fungsi kawasan hutan Mengkaji dampak Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas hektar, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan seluas hektar dan penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan seluas hektar di Provinsi Riau Laporan investigatif dan analisa pengindraan jarak jauh di 29 konsesi HTI Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan April 2018 Eyes on the Forest (EoF) merupakan koalisi LSM di Riau, Sumatra: WALHI Riau, Jikalahari Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau dan WWF-Indonesia Program Sumatra Tengah. EoF juga membentuk jaringan kelompok anggota di Sumatra (KKI Warsi) dan Kalimantan : Environmental Law Clinic, Lembaga Gemawan, JARI Indonesia Borneo Barat, Kontak Rakyat Borneo, 1 POINT, Swandiri Institute, Yayasan Titian, Gapeta Borneo dan WWF-Indonesia Program Kalimantan Barat. EoF memonitor deforestasi dan status dari hutan alam yang tersisa di Sumatra dan Kalimantan dan mendiseminasi informasi secara luas. Website:

2 Sampul depan Peta hasil investigasi Jikalahari dan Eyes on the Forest pada konsesi HTI PT Sumatera Riang Lestari-Blok IV Pulau Rupat Riau, ditemukan pada peta sebelah kiri menunjukkan konsesi HTI PT Sumatera Riang Lestari-Blok IV Pulau Rupat berada pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan sebelah kanan berubah menjadi Hutan Produksi Tetap (HP) setelah Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Tidak hanya dianggap menguntungkan banyak perusahaan kelapa sawit, dengan terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014, Tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan Seluas Hektar, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan seluas hektar dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan Seluas hektar di Provinsi Riau. Namun usaha berbasis lahan lain juga mendulang untung. Begitulah, perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) ikut menikmati beroperasi di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang diubah menjadi Hutan Produksi tetap (HP) dengan upaya legalisasi yang patut dipertanyakan dari aspek legalitasnya maupun etika bisnis yang menjunjung komitmen kelestarian. Dalam edisi laporan terkait peraturan rencana tata ruang wilayah provinsi sebelumnya Eyes on the Forest telah menerbitkan laporan berjudul Legalisasi Sawit melalui Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan di Provinsi Riau (bagian I dan II). Dalam laporan tersebut, disimpulkan bahwa, tidak saja melegalkan kebun sawit yang sebelumnya pada kawasan hutan namun Kepmen 673/2014 terindikasi melegalkan fungsi kawasan hutan pada Hutan Tanaman Industri di Provinsi Riau. Dari hektar perubahan fungsi kawasan hutan, terdapat hektar perubahan fungsi kawasan hutan dari Hutan Produksi Terbatas (HPT) menjadi Hutan Produksi tetap (HP). Jumlah perubahan kawasan hutan HPT menjadi HP adalah jumlah terbesar atau lebih dari 50% dari total perubahan fungsi kawasan hutan dan patut dipertanyakan landasannya. Eyes on the Forest mengindikasikan HPT tersebut ketika diberikan perizinan HTI memiliki potensi kayu alam sebagai bahan baku bagi industri pulp dan kertas. Perubahan HPT menjadi HP jelas melanggar beberapa peraturan di Indonesia (lihat boks) yang menyatakan bahwa izin HTI hanya dapat diberikan pada Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP). Koalisi Eyes on the Forest kemudian melakukan pemantauan di areal HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP untuk memastikan langsung apakah perubahan fungsi kawasan hutan dalam SK 673/Menhut-II/2014 telah dimanfaatkan beberapa pihak untuk melegalkan izin HTI. Temuan EoF pada bulan September dan Oktober 2017 kemudian menjawab bahwa indikasi ini benar adanya. Ditemukan 29 perizinan HTI seluas lebih kurang hektar yang diindikasikan mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP milik grup Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) ataupun Asia Pulp & Paper (APP/Sinar Mas Group). Ada 29 perizinan HTI seluas lebih kurang 340, hektar yang diindikasikan mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai SK nomor 673/Menhut-II/2014. Secara geografis, konsesi-konsesi HTI itu terkelompok dalam: 13 konsesi HTI di lansekap Tesso Nilo-Rimbang Baling, 6 konsesi di blok Kerumutan, 3 konsesi di lansekap Bukit Tigapuluh, 6 konsesi HTI di wilayah Bengkalis dan Kepulauan Meranti serta 1 konsesi di Pulau Rupat. Mereka terafiliasi masing-masing dengan raksasa pulp dan kertas, APRIL, ataupun APP/Sinar Mas Group. Temuan EoF menegaskan adanya indikasi kuat pelegalan kawasan hutan melalui penerbitan SK Menteri No 673/2014, misalnya dari status HPT menjadi HP, sehingga konsesi yang sudah beroperasi tidak bisa dihentikan, meski mereka diduga bermasalah secara legalitas. Dengan adanya perubahan fungsi HPT menjadi HP di Provinsi Riau melalui SK 673/2014, maka telah terjadi pelanggaran dan kuat diindikasikan SK 673/2014 hanya untuk melegalkan HTI yang sudah telanjur eksis pada kawasan HPT. EoF meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memberikan evaluasi dan penindakan terhadap perusahaan pulp dan kertas karena telah mengembangkan HTI pada Hutan 3

4 Produksi Terbatas. Terkait dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), maka perlu diadakan evaluasi terhadap sertifikat SVLK yang dimiliki 29 perusahaan HTI oleh Pemerintah dan stakeholders SVLK yang relevan karena kepastian status areal pemegang IUPHHK-HTI terhadap penggunaan lahan, tata ruang wilayah, dan tata guna hutan tampaknya tidak bisa memberikan jaminan kepastian areal yang diusahakan. 4

5 PENDAHULUAN Sebelumnya, Eyes on the Forest telah menerbitkan laporan berjudul Legalisasi Sawit melalui Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan di Provinsi Riau bagian I dan II. Dalam laporan tersebut, disimpulkan bahwa Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut- II/2014, Tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas hektar, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan seluas hektar dan penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan seluas hektar di Provinsi Riau, tidak saja melegalkan kebun sawit yang sebelumnya pada kawasan hutan namun mengindikasikan melegalkan fungsi kawasan hutan pada Hutan Tanaman Industri (HTI) di Provinsi Riau. Sebelum SK 673/2014 dikeluarkan, fungsi kawasan hutan pada HTI sebagian besar berada pada Hutan Produksi Terbatas dan setelah SK 673/2014 menjadi Hutan Produksi. Berdasarkan SK 673/2014, terdapat hektar yang berubah fungsi kawasan hutan, antara lain perubahan KSA menjadi HPT, HL menjadi HPT, HL menjadi HPK, dan sebaliknya. Tabel di bawah ini menunjukkan perubahan fungsi kawasan hutan dan luas masing-masing perubahan. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Luas (ha) KSA/KPA menjadi HPT 247 KSA/KPA menjadi HPT 1,939 HL menjadi HPT 17,443 HL menjadi HPT 89 HL menjadi HPK 104 HPT menjadi KSA/KPA 4,555 HPT menjadi HL 19,040 HPT menjadi HP 424,041 HPT menjadi HPK 34,342 HP menjadi KSA/KPA 2,952 HP menjadi HPT 7,370 HP menjadi HPK 1,171 HPK menjadi KSA/KPA 383 HPK menjadi HL 14,376 HPK menjadi HPT 106,763 HPK menjadi HP 82,728 Jumlah 717,543 Sumber: Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014 Keterangan: KSA = Kawasan Suaka Alam KPA = Kawasan Pelestarian Alam HPK = Hutan Produksi dapat dikonversi HPT = Hutan Produksi Terbatas HP = Hutan Produksi tetap Dari hektar perubahan fungsi kawasan hutan, terdapat hektar perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP. Jumlah perubahan kawasan hutan HPT menjadi HP adalah jumlah terbesar atau lebih dari 50% dari total perubahan fungsi kawasan hutan. Eyes on The Forest mengindikasikan dulunya HPT tersebut sebelum izin HTI memiliki potensi kayu alam sebagai bahan 5

6 baku bagi industri pulp and kertas. Padahal, menurut aturan pengembangan HTI di Indonesia hanya diperbolehkan pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai Hutan Produksi Tetap (HP) berdasarkan beberapa peraturan berikut : 1. Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Paragraf 2 Pasal 64 Ayat (1) Kriteria Kawasan Budi Daya Huruf a Yang dimaksud dengan kawasan hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan yang secara ruang digunakan untuk budi daya hutan alam. Huruf b Yang dimaksud dengan kawasan hutan produksi tetap adalah kawasan hutan yang secara ruang digunakan untuk budi daya hutan alam dan hutan tanaman. Huruf c Yang dimaksud dengan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi adalah kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi perkembangan transportasi, transmigrasi, permukiman, pertanian, perkebunan, industri, dan lain-lain. 2. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.19/Menhut-Ii/2014 Tentang Tata Cara Penetapan Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Hutan Pada Kawasan Hutan Produksi Yang Tidak Dibebani Izin Untuk Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, pada Pasal 2 ayat: (2) Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) diarahkan untuk : a) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam atau Restorasi Ekosistem (IUPHHK-HA/RE); b) Hutan Desa (HD); atau c) Hutan Kemasyarakatan (HKm). Sedangkan pada ayat (3) Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP) diarahkan untuk : a) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman atau Hutan Tanaman Rakyat (IUPHHK-HTI/HTR); b) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam atau Restorasi Ekosistem (IUPHHK-HA/RE); c) Hutan Desa (HD); atau d) Hutan Kemasyarakatan (HKm) Maka jelas dalam PP 26/2008 bahwa kawasan hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan yang secara ruang digunakan untuk budi daya hutan alam dikelola melalui Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) atau dikenal dengan HPH. Peraturan di atas menunjukkan izin HTI hanya dapat diberikan pada Kawasan Hutan Produksi tetap (HP). Dengan adanya perubahan fungsi HPT menjadi HP di Provinsi Riau melalui SK 673/2014, maka telah terjadi pelanggaran dan kuat diindikasikan SK 673/2014 hanya untuk melegalkan HTI yang sudah telanjur eksis pada kawasan HPT. 6

7 Temuan Hasil Investigasi Eyes on the Forest (EoF) pada bulan September dan Oktober 2017 telah melakukan investigasi indikasi areal HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP. Dalam temuan EoF, terbukti sekitar 29 perizinan HTI seluas lebih kurang ,95 hektar yang diindikasikan mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP. Dari 29 perizinan HTI tersebut, ditemukan 27 perizinan HTI yang merupakan group/afiliasi Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL) seluas kurang lebih hektar dan 2 group/afiliasi Asia Pulp and Paper seluas hektar. Dilihat dari tahun keluarnya izin 29 HTI yang teridentifikasi adalah mulai tahun 1996 hingga Tabel 1. Hasil investigasi EoF terhadap perusahaan HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan HPT menjadi HP berdasarkan SK 673/2014 No Perusahaan Group/Afiliasi Izin Tahun izin Luas (ha) perubahan fungsi HPT menjadi HP 1 CV. Putri Lindung Bulan APRIL /IUPHHKHT/I/2003/ , KUD Bina Jaya Langgam APRIL /IUPHHKHT/I/2003/004, jo SK.228/Menhut- II/2007, , , PT. Arara Abadi Malako APP 743/Kpts-II/ , PT. Balai Kayang Mandiri APP 04/IUPHHKHT/II/2003, jo 20/Menhut-II/2007, , , PT. Bukit Batabuh Sei Indah APRIL Kpts.331/XI/2002, jo 67/Menhut-II/2007, , , PT. Bukit Raya Pelalawan APRIL /IUPHHKHT/XII/2002/003, , jo 70/Menhut- II/2007, , , PT. Citra Sumber Sejahtera APRIL Kpts.330/XI/2002, jo 68/Menhut-II/2007, , , PT. Merbau Pelalawan Lestari APRIL /IUPHHKHT/XII/2002/004, jo 69/Menhut-II/2007, , , PT. Mitra Kembang Selaras APRIL Kpts.352/XI/2002, jo 71/Menhut-II/2007, , , PT. Mitra Taninusa Sejati APRIL /IUPHHKHT/I/2003/009, jo 66/Menhut-II/2007, , , PT. Nusa Prima Manunggal APRIL 522.1/Dishut/XI/2002/ , PT. Nusa Wana Raya APRIL 241/Menhut-II/ , PT. Nusantara Sentosa Raya APRIL 550/Menhut-II/2012 5, PT. RAPP Sektor Baserah APRIL 15 PT. RAPP Sektor Langgam Baru APRIL 16 PT. RAPP Sektor Logas APRIL 17 PT. RAPP Sektor Mandau APRIL 18 PT. RAPP Sektor Tesso APRIL 19 PT. RAPP Sektor Ukui APRIL 137/Kpts-II/1997, jo 256/Menhut-VI/2001, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, /Kpts-II/1997, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, /Kpts-II/1997, jo 256/Menhut-VI/2001, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, /Kpts-II/1997, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, /Menhut-VI/2001, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, /Menhut-IV/1996, jo 137/Kpts-II/1997, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, , 2001, 2004, 2009, , , 2004, 2009, , , 2004, 2009, , , 2004, 2009, , , 2004, 2009, , , 1997, 2004, 2009, , PT. Rimba Lazuardi APRIL 79/Menhut-II/ , PT. Rimba Lazuardi Sektor Cerenti APRIL 79/Menhut-II/ , PT. Rimba Mandau Lestari APRIL 05/IUPHHKHT/II/2003, jo 522/Menhut-II/2006, , , PT. Rimba Mutiara Permai APRIL /IUPHHKHT/I/2003/008, jo 65/Menhut-II/2007, , , PT. Rimba Peranap Indah APRIL 598/Kpts-II/ , PT. Rimba Rokan Lestari (Pulau Bengkalis) APRIL 262/Kpts-II/ , PT. Seraya Sumber Lestari APRIL 03/IUPHHKHT/II/2003, jo 22/Menhut-II/2007, , , PT. Sumatra Riang Lestari Rangsang APRIL 208/Menhut-II/ , PT. Sumatra Riang Lestari Rupat APRIL 208/Menhut-II/ , PT. Wananugraha Bina Lestari APRIL 362/Menhut-II/2007 Total , , Berikut peta dan gambar perusahaan HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP oleh Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014, Tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas hektar, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan seluas hektar dan penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan seluas hektar di Provinsi Riau. 7

8 1. HTI di lansekap Tesso Nilo Di lansekap Tesso Nilo ditemukan 13 perusahaan HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut- II/2014. Dari 13 perusahaan terdapat 5 konsesi perusahaan milik APRIL secara langsung dan 8 konsesi HTI yang berafiliasi dengan grup APRIL di Riau. Tabel 2. Tercatat 13 konsesi HTI (semua APRIL) yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014 No Perusahaan Group/Afiliasi Izin Tahun izin Luas (ha) perubahan fungsi HPT menjadi HP 1 CV. Putri Lindung Bulan APRIL /IUPHHKHT/I/2003/ , KUD Bina Jaya Langgam APRIL /IUPHHKHT/I/2003/004, jo SK.228/Menhut- II/2007, , , PT. Nusa Prima Manunggal APRIL 522.1/Dishut/XI/2002/ , PT. Nusa Wana Raya APRIL 241/Menhut-II/ , PT. Nusantara Sentosa Raya APRIL 550/Menhut-II/2012 5, PT. RAPP Sektor Baserah APRIL 7 PT. RAPP Sektor Langgam Baru APRIL 8 PT. RAPP Sektor Logas APRIL 9 PT. RAPP Sektor Tesso APRIL 10 PT. RAPP Sektor Ukui APRIL 137/Kpts-II/1997, jo 256/Menhut-VI/2001, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, /Kpts-II/1997, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, /Kpts-II/1997, jo 256/Menhut-VI/2001, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, /Menhut-VI/2001, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, /Menhut-IV/1996, jo 137/Kpts-II/1997, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, , 2001, 2004, 2009, , , 2004, 2009, , , 2004, 2009, , , 2004, 2009, , , 1997, 2004, 2009, , PT. Rimba Lazuardi APRIL 79/Menhut-II/ , PT. Rimba Peranap Indah APRIL 598/Kpts-II/ , PT. Wananugraha Bina Lestari APRIL 362/Menhut-II/ ,

9 Peta 1. Peta sebelah kiri menunjukkan konsesi HTI berada pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai HPT dan sebelah kanan menjadi HP setelah terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/ HTI di lansekap Kerumutan Ditemukan di lansekap Kerumutan 6 konsesi HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014. Dari 6 perusahaan terdapat 1 konsesi perusahaan milik APP dan 5 konsesi HTI yang berafiliasi dengan APRIL di Riau. Tabel 3. Ada 6 konsesi HTI di Kerumutan yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014 No Perusahaan Group/Afiliasi Izin Tahun izin Luas (ha) perubahan fungsi HPT menjadi HP 1 PT. Arara Abadi Malako APP 743/Kpts-II/ , PT. Bukit Raya Pelalawan APRIL /IUPHHKHT/XII/2002/003, , jo 70/Menhut- II/2007, , , PT. Merbau Pelalawan Lestari APRIL /IUPHHKHT/XII/2002/004, jo 69/Menhut-II/2007, , , PT. Mitra Kembang Selaras APRIL Kpts.352/XI/2002, jo 71/Menhut-II/2007, , , PT. Mitra Taninusa Sejati APRIL /IUPHHKHT/I/2003/009, jo 66/Menhut-II/2007, , , PT. Rimba Mutiara Permai APRIL /IUPHHKHT/I/2003/008, jo 65/Menhut-II/2007, Total 2003, , , Peta 2. Peta sebelah kiri menunjukkan konsesi HTI berada pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai HPT dan sebelah kanan menjadi HP setelah terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/

10 3. HTI di lansekap Bukit Tigapuluh Di sekitar Bukit Tigapuluh ditemukan tiga (3) konsesi HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014. Tiga perusahaan ini merupakan konsesi HTI yang berafiliasi dengan grup APRIL di Riau. Tabel 4. Ada 3 konsesi HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014 No Perusahaan Group/Afiliasi Izin Tahun izin Luas (ha) perubahan fungsi HPT menjadi HP 1 PT. Bukit Batabuh Sei Indah APRIL Kpts.331/XI/2002, jo 67/Menhut-II/2007, , , PT. Citra Sumber Sejahtera APRIL Kpts.330/XI/2002, jo 68/Menhut-II/2007, , , PT. Rimba Lazuardi Sektor Cerenti APRIL 79/Menhut-II/2007 Total , , Peta 3. Peta sebelah kiri menunjukkan konsesi HTI berada pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai HPT dan sebelah kanan menjadi HP setelah terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/ HTI di Bengkalis dan Kepulauan Meranti Ditemukan enam (6) konsesi HTI di wilayah Bengkalis dan Kepulauan Meranti yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014. Dari 6 perusahaan, terdapat 1 konsesi perusahaan terafiliasi dengan grup APP dan 5 konsesi HTI lainnya terafiliasi dengan APRIL. 10

11 Tabel 5. Ada 6 konsesi HTI di Bengkalis dan Kepulauan Meranti yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014 No Perusahaan Group/Afiliasi Izin Tahun izin Luas (ha) perubahan fungsi HPT menjadi HP 1 PT. Balai Kayang Mandiri APP 04/IUPHHKHT/II/2003, jo 20/Menhut-II/2007, , , PT. RAPP Sektor Mandau APRIL 137/Kpts-II/1997, jo 356/Menhut-II/2004, jo 327/Menhut-II/2009, , jo 180/Menhut-II/2013, , 2004, 2009, , PT. Rimba Mandau Lestari APRIL 05/IUPHHKHT/II/2003, jo 522/Menhut-II/2006, , , PT. Sumatra Riang Lestari Rangsang APRIL 208/Menhut-II/ , PT. Rimba Rokan Lestari (Pulau Bengkalis) APRIL 262/Kpts-II/ , PT. Seraya Sumber Lestari APRIL 03/IUPHHKHT/II/2003, jo 22/Menhut-II/2007, Total 2003, , , Peta 4. Peta sebelah kiri menunjukkan konsesi HTI berada pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai HPT dan sebelah kanan menjadi HP setelah terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/ HTI di Pulau Rupat Ditemukan di sekitar Pulau Rupat 1 konsesi HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014. Perusahaan ini merupakan afiliasi dengan grup APRIL di Riau. 11

12 Tabel 6. 1 konsesi HTI yang mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014 No Perusahaan Group/Afiliasi Izin Tahun izin Luas (ha) perubahan fungsi HPT menjadi HP 29 PT. Sumatra Riang Lestari Rupat APRIL 208/Menhut-II/ , Peta 5. Peta sebelah kiri menunjukkan konsesi HTI berada pada kawasan hutan yang berfungsi sebagai HPT dan sebelah kanan menjadi HP setelah Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/

13 Temuan dan foto masing-masing konsesi HTI yang dipantau EoF pada September Oktober 2017 HTI di lansekap Tesso Nilo 1. CV Putri Lindung Bulan Gambar 1. Tanaman akasia CV Putri Lindung Bulan berada pada titik koordinat S0 20'2.25" E101 57'34.99". Foto diambil pada 9 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 2. KUD Bina Jaya Langgam Gambar 2. Tanaman akasia di konsesi KUD Bina Jaya Langgam berada pada titik Koordinat N0 4'54.93" E101 50'51.73". Foto diambil pada 14 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest.. 13

14 3. PT Nusa Prima Manunggal Gambar 3. Tanaman akasia PT Nusa Prima Manunggal berada pada titik koordinat N0 4'57.16" E101 47'16.60". Foto diambil pada 14 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 4. PT Nusa Wana Raya Gambar 4. Tanaman akasia PT Nusa Wana Raya berada pada titik koordinat N0 4'57.16" E101 47'16.60". Foto diambil pada 14 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 14

15 5. PT RAPP (Baserah sector) Gambar 5. Tanaman akasia PT RAPP sektor Baserah berada pada titik koordinat S0 21'32.37" E101 51'2.04". Foto diambil pada tanggal 17 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 6. PT RAPP (Langgam sector) Gambar 6. Tanaman akasia PT RAPP sektor Langgam berada pada titik koordinat N0 8'1.00" E101 37'21.37". Foto diambil pada 14 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 15

16 7. PT RAPP (Logas sector) Gambar 7.. Tanaman akasia PT RAPP Logas berada pada titik koordinat S0 17'46.27" E101 16'4.91". Foto diambil pada 19 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 8. PT RAPP (Tesso sector) Gambar 8. Tanaman akasia PT RAPP sektor Tesso berada pada titik koordinat N0 1'38.45" E101 25'46.31". Foto diambil pada 16 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 16

17 9. PT RAPP (Ukui sector) Gambar 9. Tanaman akasia PT RAPP sektor Ukui berada pada titik Koordinat S0 8'1.09" E101 56'47.30". Foto diambil pada 13 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 10. PT Rimba Lazuardi Gambar 10. Tanaman akasia PT Rimba Lazuardi berada pada titik koordinat S0 23'3.23" E101 54'48.17". Foto diambil pada 17 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 17

18 11. PT Rimba Peranap Indah Gambar 11. Tanaman akasia PT Rimba Peranap Indah berada pada titik koordinat S0 24'33.76" E101 56'32.80". Foto diambil pada 17 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 12. PT Nusantara Sentosa Raya Gambar 12. Tanaman akasia dan tumpukan panen akasia PT Siak Raya Timber (PT Nusantara Sentosa Raya) berada pada titik koordinat N0 7'1.79" E101 24'19.69". Foto diambil pada 15 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 18

19 13. PT Wananugraha Bima Lestari Gambar 13. Tanaman akasia PT Wahananugraha Bima Lestari berada pada titik koordinat S0 6'34.79" E101 29'9.41". Foto diambil pada 16 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. Temuan dan foto masing-masing konsesi HTI yang dipantau EoF pada September Oktober 2017 di lansekap Kerumutan 14. PT. Arara Abadi (Malako) Gambar 14. Alat berat yang baru selesai bekerja setelah panen di konsesi HTI PT. Arara Abadi (Malako) pada titik koordinat, N0 4'27.89" E102 20'37.53". Gambar diambil 2 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 19

20 15. PT. Bukit Raya Pelalawan Gambar 15. Posko titik api di konsesi HTI PT. Bukit Raya Pelalawan pada titik koordinat, S0 4'29.42" E102 23'47.26". Gambar diambil pada 30 September 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 16. PT. Mitra Kembang Selaras Gambar 16. Tanaman akasia di HTI PT. Mitra Kembang Selaras pada titik koordinat, S0 12'42.21" E102 20'39.98" Gambar diambil pada 29 September 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 20

21 17. PT. Mitra Tani Nusa Sejati Gambar 17. Areal bukaan baru akasia siap dipanen di konsesi HTI PT. Mitra Taninusa Sejati pada titik koordinat, N0 1'49.99" E102 22'41.80". Gambar diambil pada 4 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 18. PT. Rimba Mutiara Permai Gambar 18. Alat berat yang sedag membersihkan kanal dan mobil truk yang akan memuat kayu akasia di konsesi PT. Rimba Mutiara Permai pada titik koordinat, N0 10'51.86" E102 24'58.48". Gambar diambil pada 4 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 21

22 19. PT. Arara Abadi (Sorek) Gambar 19. Tanaman akasia milik PT. Arara Abadi distrik Sorek pada titik koordinat, N0 18'33.16" E102 6'4.74". Gambar diambil pada 5 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. Temuan dan gambar masing-masing konsesi HTI hasil pemantauan EoF September Oktober 2017 HTI di lansekap Bukit Tigapuluh 20. PT. Bukit Batabuh Sei Indah Gambar 20. Alat berat sedang bekerja di areal HTI PT. Bukit Batabuh Sei Indah pada titik koordinat, S0 38'51.78" E102 6'54.94" Gambar diambil pada tanggal 9 September 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 22

23 21. PT. Citra Sumber Sejahtera Gambar 21. Tanaman akasia di HTI PT. Citra Sumber Sejahtera pada titik koordinat, S0 44'31.19" E101 57'23.30" Gambar diambil pada tanggal 17 September 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 22. PT. Rimba Lazuardi Gambar 22. Papan informasi RKT di areal akasia baru tanam di HTI PT. Rimba Lazuardi pada titik koordinat, S0 48'7.39" E101 47'37.07" Gambar diambil pada tanggal 21 September 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 23

24 Temuan dan gambar masing-masing konsesi HTI hasil pemantauan EoF September Oktober 2017 HTI di Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Bengkalis 23. PT SRL Pulau Rangsang Gambar 23. Tanaman akasia PT Sumatra Riang Lestari blok Pulau Rangsang berada pada titik koordinat N 0 58'48.82" E 103 4'20.88". Foto diambil pada 9 Oktober 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 24. PT SRL Pulau Rupat Gambar 24. Tanaman akasia dan kanal gambut di konsesi PT Sumatra Riang Lestari (SRL) Blok Rupat, Bengkalis, berada pada titik koordinat N 1 45'57.70", E '36.76". Foto diambil pada 14 September 2017 oleh tim Eyes on the Forest. 24

25 25. PT RAPP Mandau Gambar 25. Tanaman akasia dan bloking kanal di konsesi PT RAPP sektor Mandau, Bengkalis, pada titik koordinat N 0 49'27.30", E '29.33". Foto diambil pada 24 September 2017 oleh tim Eyes on the Forest.. 25

26 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Eyes on the Forest Diindikasikan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014, Tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan seluas hektar di Provinsi Riau dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 878/Menhut-II/2014, 29 September 2014, Tentang Kawasan Hutan di Provinsi Riau hanya Melegalkan izin HTI, dimana sebelumnya dalam HPT berubah menjadi HP. 29 perizinan HTI seluas lebih kurang 340, hektar yang diindikasikan mengalami perubahan fungsi kawasan hutan dari HPT menjadi HP sesuai SK nomor 673/Menhut-II/2014 antara lain berada di lansekap Tesso Nilo-Rimbang Baling (13 konsesi), lansekap Kerumutan (6), lansekap Bukit Tigapuluh (3), di Bengkalis dan kepulauan Meranti (6), dan Pulau Rupat (1). Dari hektar perubahan fungsi kawasan hutan, terdapat hektar perubahan fungsi kawasan hutan dari Hutan Produksi Tetap (HPT) menjadi Hutan Produksi (HP). Jumlah perubahan kawasan hutan HPT menjadi HP adalah jumlah terbesar atau lebih dari 50% dari total perubahan fungsi kawasan hutan dan patut dipertanyakan landasannya Dari 29 perizinan HTI tersebut, ditemukan 27 perizinan HTI yang merupakan group/afiliasi Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL) seluas kurang lebih hektar dan 2 group/afiliasi Asia Pulp and Paper seluas hektar. Dilihat dari tahun keluarnya izin 29 HTI yang teridentifikasi adalah mulai tahun 1996 hingga Peraturan yang berlaku di Indonesia menegaskan izin HTI hanya dapat diberikan pada Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP). Dengan adanya perubahan fungsi HPT menjadi HP di Provinsi Riau melalui SK 673/2014, maka telah terjadi pelanggaran dan kuat diindikasikan SK 673/2014 melegalkan HTI yang sudah telanjur eksis pada kawasan HPT. Rekomendasi Eyes on the Forest Meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk evaluasi dan penindakan terhadap perusahaan pulp and paper terutama merupakan group/afiliasi Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL) dan group/afiliasi Asia Pulp and Paper yang telah mengembangkan HTI pada kawasan hutan yang berfungsi Hutan Produksi Terbatas sebelum diterbitkannya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 878/Menhut-II/2014, 29 September 2014, Tentang Kawasan Hutan di Provinsi Riau; Mendesak parapihak SVLK untuk mengevaluasi sertifikasi SVLK untuk unit-unit manajemen dalam laporan ini yang terindikasikan melawan hukum yang berlaku, sehingga konsekuensinya tidak sesuai dengan indikator/standard yang diterapkan SVLK; Meminta Komisi Pemberantasan Korupsi untuk melakukan penyelidikan terhadap Aparatur Negara dan Korporasi atas dugaan terjadinya tindak pidana korupsi dalam proses perubahan fungsi kawasan Hutan seluas hektar di Provinsi Riau sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 673/Menhut-II/2014, Tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan seluas hektar di Provinsi Riau dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 878/Menhut-II/2014, 29 September 2014, Tentang Kawasan Hutan di Provinsi Riau, terutama yang terkait dengan perubahan kawasan untuk konsesi HTI. SELESAI 26

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Januari 2016 Eyes on the Forest (EoF) adalah koalisi

Lebih terperinci

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Diterbitkan Maret 2018

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Diterbitkan Maret 2018 Legalisasi perusahaan sawit melalui perubahan peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan di Provinsi Riau (2) Menelisik ilegalitas bertahun-tahun kebun sawit di 29 lokasi Laporan Investigatif

Lebih terperinci

Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF

Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF 10 Juli 2013 Pengecekan lapangan lokasi kebakaran foto dirilis di database online EoF Warta EoF (PEKANBARU) Eyes on the hari ini menerbitkan foto-foto perjalanan verifikasi lapangan yang dilakukan pada

Lebih terperinci

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015 Penebangan hutan alam gambut oleh PT. Muara Sungai Landak mengancam ekosistem dan habitat Orangutan Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015 Eyes on the Forest (EoF) adalah koalisi LSM Lingkungan

Lebih terperinci

Kebun sawit beroperasi dalam kawasan hutan di Provinsi Riau tanpa izin maupun pelanggaran lainnya

Kebun sawit beroperasi dalam kawasan hutan di Provinsi Riau tanpa izin maupun pelanggaran lainnya Kebun sawit beroperasi dalam kawasan hutan di Provinsi Riau tanpa izin maupun pelanggaran lainnya Analisis penggunaan Kawasan hutan berdasarkan SK Nomor 903/MENLHK/SETJEN/PLA.2/12/2016, 07 Desember 2016,

Lebih terperinci

Legalisasi perusahaan sawit melalui Holding Zone dalam Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau (RTRWP)

Legalisasi perusahaan sawit melalui Holding Zone dalam Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau (RTRWP) Legalisasi perusahaan sawit melalui Holding Zone dalam Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau (RTRWP) 2017-2037 Area tak dibebankan izin di 17 kebun sawit bukanlah lahan peruntukan

Lebih terperinci

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Investigasi 2010 Dipublikasikan Maret 2011

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Investigasi 2010 Dipublikasikan Maret 2011 Laporan lacak balak dari PT Artelindo Wiratama, perusahaan pengembang HTI, terafiliasi dengan Asia Pulp And Paper (APP), ke pabrik pulp PT Indah Kiat Pulp and Paper (PT IKPP) Perawang, Siak Laporan Investigatif

Lebih terperinci

II. PENGUKUHAN DAN PENATAGUNAAN KAWASAN HUTAN

II. PENGUKUHAN DAN PENATAGUNAAN KAWASAN HUTAN II. PENGUKUHAN DAN PENATAGUNAAN KAWASAN HUTAN A. Pengukuhan Kawasan Hutan Pengukuhan Kawasan Hutan merupakan proses penetapan suatu kawasan menjadi kawasan hutan yang diawali dari kegiatan penataan batas

Lebih terperinci

APRIL menebangi hutan bernilai konservasi tinggi di Semenanjung Kampar, melanggar komitmennya sendiri

APRIL menebangi hutan bernilai konservasi tinggi di Semenanjung Kampar, melanggar komitmennya sendiri www.eyesontheforest.or.id APRIL menebangi hutan bernilai konservasi tinggi di Semenanjung Kampar, melanggar komitmennya sendiri Laporan Investigatif Eyes on the Forest April 2014 Eyes on the Forest (EoF)

Lebih terperinci

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Hutan Kayu Hutan Tanaman PT Artelindo Wiratama Oktober 2015

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Hutan Kayu Hutan Tanaman PT Artelindo Wiratama Oktober 2015 Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Hutan Kayu Hutan Tanaman PT Artelindo Wiratama Oktober 2015 A. Penjelasan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Hutan Kayu

Lebih terperinci

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran *Contoh Kasus RAPP dan IKPP Ringkasan Sampai akhir Desember 27 realisasi pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) hanya 33,34 persen dari total 1.37 juta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Tata Ruang, Kehutanan, Perizinan Diterbitkan dalam Wacana Edisi 26 : Penataan Ruang dan Pengelolaan Sumberdaya

ABSTRAK. Kata Kunci: Tata Ruang, Kehutanan, Perizinan Diterbitkan dalam Wacana Edisi 26 : Penataan Ruang dan Pengelolaan Sumberdaya MENYERAHKAN HUTAN KE PANGKUAN MODAL: STUDI KASUS PROVINSI RIAU RAFLIS Local Unit Manager Riau Transparency International Indonesia, Peneliti Yayasan Kabut Riau, anggota Koalisi Masyarakat Sipil Sumatra

Lebih terperinci

2014, No menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara Penetapan Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi Yang Tidak

2014, No menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Tata Cara Penetapan Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Kawasan Hutan Produksi Yang Tidak BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2014 KEMENHUT. Peta Indikatif. Hutan Produksi. Pemanfaatan Hutan Kayu. Penetapan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.19/Menhut-II/2014

Lebih terperinci

Laporan Investigatif EoF PT RML GSK BB publikasi Mei

Laporan Investigatif EoF PT RML GSK BB publikasi Mei Ekosistem lansekap Giam Siak Kecil - Bukit Batu terancam karena PT Rimba Mandau Lestari, perusahaan afiliasi dengan APP/SMG, melanjutkan penebangan hutan gambut di zona transisi Cagar Biosfer UNESCO GSK-BB

Lebih terperinci

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra - Analisa titik deforestasi Riau, Sumatra- 16 Maret 2011 oleh Eyes on the Forest Diserahkan kepada : Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, Kepala Unit

Lebih terperinci

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan? 9/1/2014 Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan? Satu Pelanggaran yang dirancang sebelum Forest Conservation Policy APP/SMG diluncurkan ke Publik SENARAI Pada 5 Februari 2013, Sinar Mas

Lebih terperinci

IWGFF PERKIRAAN PENGGUNAAN SUMBER BAHAN BAKU INDUSTRI PULP & PAPER. Studi Advokasi: PT RAPP & PT IKPP di Propinsi Riau

IWGFF PERKIRAAN PENGGUNAAN SUMBER BAHAN BAKU INDUSTRI PULP & PAPER. Studi Advokasi: PT RAPP & PT IKPP di Propinsi Riau IWGFF PERKIRAAN PENGGUNAAN SUMBER BAHAN BAKU INDUSTRI PULP & PAPER Studi Advokasi: PT RAPP & PT IKPP di Propinsi Riau Desember 2010 INDONESIAN WORKING GROUP ON FOREST FINANCE Kantor Taman A9 Unit A-1,

Lebih terperinci

Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT

Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT I. PENDAHULUAN Laporan Investigasi Jikalahari KEPALA BRG DIHADANG, PT RAPP LANJUT MERUSAK HUTAN ALAM DAN GAMBUT Empat bulan lebih pasca Nazir Foead, Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) dihadang dan diusir

Lebih terperinci

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan Desember 2016

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan Desember 2016 Legalisasi perusahaan sawit melalui perubahan peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan di Provinsi Riau Laporan investigatif dan analisa pengindraan jarak jauh di 26 kebun sawit Laporan Investigatif

Lebih terperinci

Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru

Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru Siaran Pers Untuk segera dirilis 27 Juli 2009 Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru Pekanbaru Data satelit selama enam bulan perama

Lebih terperinci

Menghentikan Deforestasi Hutan Alam di Kawasan Hutan Produksi

Menghentikan Deforestasi Hutan Alam di Kawasan Hutan Produksi JARINGAN KERJA PENYELAMAT HUTAN RIAU Menghentikan Deforestasi Hutan Alam di Kawasan Hutan Produksi Pendekatan ILEA (Studi Kasus Kebijakan Gubernur Riau terhadap pemberian Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan

Lebih terperinci

Quo Vadis Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Kasus Korupsi Kehutanan DORMIUNT ALIQUANDO LEGES NUNQUAM MORIUNTUR

Quo Vadis Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Kasus Korupsi Kehutanan DORMIUNT ALIQUANDO LEGES NUNQUAM MORIUNTUR Quo Vadis Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Kasus Korupsi Kehutanan DORMIUNT ALIQUANDO LEGES NUNQUAM MORIUNTUR A. SEKILAS PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI KUHP tidak mengenal pertanggungjawaban korporasi.

Lebih terperinci

RINGKASAN PUBLIK PT RIAU ANDALAN PULP AND PAPER

RINGKASAN PUBLIK PT RIAU ANDALAN PULP AND PAPER RINGKASAN PUBLIK SERTIFIKASI PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN LESTARI (PHTL) PT RIAU ANDALAN PULP AND PAPER ( SK Menhut No. 327/Menhut-II/2099, Blok : Baserah, Cerenti, Langgam, Logas, Mandau, Pelalawan, Teso

Lebih terperinci

DIREKTORI PELANGGAN TERSERTIFIKASI

DIREKTORI PELANGGAN TERSERTIFIKASI DIREKTORI PELANGGAN TER Periode: Januari s.d. Maret NO 1 PT. SATRIA PERKASA AGUNG UNIT SERAPUNG SK.102/Menhut-II/2006 Tanggal 11 April 2006 Jo SK.60/Menhut-II/ Tanggal 23 Januari Luas : 11.927,15 Hektar

Lebih terperinci

Proses Permohonan Izin Usaha HTI (Berdasarkan Permenhut No. P.19/Menhut-II/2007 jo. P.11/Menhut-II/2008)

Proses Permohonan Izin Usaha HTI (Berdasarkan Permenhut No. P.19/Menhut-II/2007 jo. P.11/Menhut-II/2008) Oleh: Raflis Proses Permohonan Izin Usaha HTI (Berdasarkan Permenhut No. P.19/Menhut-II/2007 jo. P.11/Menhut-II/2008) Permohonan Persyaratan Admin&Teknis (Proptek) SK IUPHHK dibatalkan apabila tdk membayar

Lebih terperinci

Pemberian Izin RKT HTI oleh Mentri Kehutanan di Provinsi Riau Merupakan Pelanggaran Terhadap Konstitusi. Oleh : Raflis 1 Yayasan Kabut Riau

Pemberian Izin RKT HTI oleh Mentri Kehutanan di Provinsi Riau Merupakan Pelanggaran Terhadap Konstitusi. Oleh : Raflis 1 Yayasan Kabut Riau Pemberian Izin RKT HTI oleh Mentri Kehutanan di Provinsi Riau Merupakan Pelanggaran Terhadap Konstitusi. Oleh : Raflis 1 Yayasan Kabut Riau Pendahuluan Bumi air dan seluruh kekayaan alam yang berada dibawahnya

Lebih terperinci

IWGFF PERKIRAAN PENGGUNAAN SUMBER BAHAN BAKU INDUSTRI PULP & PAPER. Studi Advokasi: PT RAPP & PT IKPP di Propinsi Riau

IWGFF PERKIRAAN PENGGUNAAN SUMBER BAHAN BAKU INDUSTRI PULP & PAPER. Studi Advokasi: PT RAPP & PT IKPP di Propinsi Riau IWGFF PERKIRAAN PENGGUNAAN SUMBER BAHAN BAKU INDUSTRI PULP & PAPER Studi Advokasi: PT RAPP & PT IKPP di Propinsi Riau Desember 2010 INDONESIAN WORKING GROUP ON FOREST FINANCE Kantor Taman A9 Unit A-1,

Lebih terperinci

APP Melawan Perintah Presiden Jokowi dan Melanggar FCP APP

APP Melawan Perintah Presiden Jokowi dan Melanggar FCP APP BRIEF JIKALAHARI: JELANG EMPAT TAHUN KOMITMEN FCP APP I. PENGANTAR APP Melawan Perintah Presiden Jokowi dan Melanggar FCP APP Group perusahaan bubur kertas Asia Pulp and Paper (APP)/Sinarmas group (SMG)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Jakarta, Juni 2012 KATA PENGANTAR Buku ini merupakan penerbitan lanjutan dari Buku Statistik Bidang Planologi Kehutanan tahun sebelumnya yang

Lebih terperinci

Penggunaan lahan untuk kepentingan lain marak di empat unit manajemen HTI di Riau Laporan pemantauan kinerja pemegang SVLK

Penggunaan lahan untuk kepentingan lain marak di empat unit manajemen HTI di Riau Laporan pemantauan kinerja pemegang SVLK Penggunaan lahan untuk kepentingan lain marak di empat unit manajemen HTI di Riau Laporan pemantauan kinerja pemegang SVLK Publikasi bersama WWF-Indonesia dan JPIK Simpul Riau -- Juni 2015 Ringkasan WWF-Indonesia

Lebih terperinci

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia www.greenomics.org MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia 5 Desember 2011 HPH PT Mutiara Sabuk Khatulistiwa -- yang beroperasi di Provinsi Riau -- melakukan land-clearing hutan

Lebih terperinci

Pengabaian Kelestarian Hutan Alam dan Gambut, serta Faktor Pemicu Konflik Lahan yang Berkelanjutan 1

Pengabaian Kelestarian Hutan Alam dan Gambut, serta Faktor Pemicu Konflik Lahan yang Berkelanjutan 1 Pengabaian Kelestarian Hutan Alam dan Gambut, serta Faktor Pemicu Konflik Lahan yang Berkelanjutan 1 Studi Kasus Ekspansi Industri Pulp and Paper di Provinsi Sumatera Selatan, Riau dan Jambi A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan Teso Indah Oktober 2015

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan Teso Indah Oktober 2015 Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan Teso Indah Oktober 2015 A. Penjelasan Izin Perkebunan Teso Indah Kabupaten/Provinsi; Indragiri Hulu/Riau. Izin (luas); Izin Usaha Perkebunan (IUP) Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Riau dengan luas 94.560 km persegi merupakan Provinsi terluas di pulau Sumatra. Dari proporsi potensi lahan kering di provinsi ini dengan luas sebesar 9.260.421

Lebih terperinci

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Parawira Group Oktober 2015

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Parawira Group Oktober 2015 Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Parawira Group Oktober 2015 A. Penjelasan Izin Perkebunan PT Parawira Group Izin perkebunan PT. Parawira Abaditama Kabupaten/Provinsi; Pelalawan/Riau

Lebih terperinci

ADA ATAU TANPA SFMP dan SFMP 2.0, APRIL BERKELANJUTAN MERUSAK HUTAN RIAU

ADA ATAU TANPA SFMP dan SFMP 2.0, APRIL BERKELANJUTAN MERUSAK HUTAN RIAU LAPORAN DUA TAHUN SFMP dan SFMP 2.0 APRIL ADA ATAU TANPA SFMP dan SFMP 2.0, APRIL BERKELANJUTAN MERUSAK HUTAN RIAU SENARAI Pada 28 Januari 2014, APRIL mengumumkan komitmen jangka panjang Sustainabe Forest

Lebih terperinci

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING

EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING EKSPANSI PERKEBUNAN KAYU YANG MENGHILANGKAN HUTAN ALAM DAN MENIMBULKAN KONFLIK SOSIAL (Studi Kasus Provinsi Sumatera Utara dan Riau) PRESS BRIEFING PENDAHULUAN Masih terjadinya deforestasi di dalam area

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK. 101/Menhut-II/2006 TENTANG PEMBAHARUAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN PT. MITRA HUTANI JAYA ATAS

Lebih terperinci

Berani Jujur, Hebat!

Berani Jujur, Hebat! Berani Jujur, Hebat! Biar Jujur dan Hebat Klik www.riaucorruptiontrial.wordpress.com http://riaucorruptiontrial.wordpress.com KEJAHATAN KEHUTANAN, BISNIS MENGUNTUNGKAN DI BUMI MELAYU Korupsi Kehutanan

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI OKTOBER 2014 1. Latar Belakang Pada tanggal 1 Februari 2013, APP, melalui Kebijakan Konservasi Hutannya

Lebih terperinci

Catatan Konflik Sumberdaya Alam di Riau Sepanjang Tahun 2011 Oleh : Romes Ip

Catatan Konflik Sumberdaya Alam di Riau Sepanjang Tahun 2011 Oleh : Romes Ip Catatan Konflik Sumberdaya Alam di Riau Sepanjang Tahun 2 Oleh : Romes Ip I. Pendahuluan Setelah kebijakan berupa izin yang dikeluarkan pemerintah melalui Menteri Kehutanan terhadap perusahaan, Aspirasi

Lebih terperinci

PENATAAN KORIDOR RIMBA

PENATAAN KORIDOR RIMBA PENATAAN KORIDOR RIMBA Disampaikan Oleh: Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Dalam acara Peluncuran Sustainable Rural and Regional Development-Forum Indonesia DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Sebaran Hotspot Tahunan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi kebakaran hutan dan lahan yang tinggi di Provinsi Riau dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: penggunaan api, iklim, dan perubahan tata guna

Lebih terperinci

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Iman Santosa T. (isantosa@dephut.go.id) Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan

Lebih terperinci

Data shared during Forum Group Discussion (FGD) in Jakarta, 27 March 2013

Data shared during Forum Group Discussion (FGD) in Jakarta, 27 March 2013 APP Wood Suppliers Location Maps Data shared during Forum Group Discussion (FGD) in Jakarta, 27 March 2013 Disclaimer Presentasi ini disiapkan oleh Asia Pulp & Paper Group ( APP atau Perusahaan ) hanya

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut

Analisis Kebijakan Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut Analisis Kebijakan Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Tim Analisis: Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, MAgr. (IPB, Bogor) Nur Hidayati (Walhi Nasional) Zenzi Suhadi (Walhi

Lebih terperinci

Berlindung di balik selimut CnC

Berlindung di balik selimut CnC Berlindung di balik selimut CnC Monitoring Izin Usaha Pertambangan Minerba di Kalbar ` 1 Laporan Investigatif Eyes on the Forest Jaringan Kalimantan Barat Juni 2016 Swandiri Institute Titian Kontak Rakyat

Lebih terperinci

KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN

KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN oleh: Ruhyat Hardansyah (Kasubbid Hutan dan Hasil Hutan pada Bidang Inventarisasi DDDT SDA dan LH) Kawasan Hutan Hutan setidaknya memiliki

Lebih terperinci

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di areal perkebunan PT Panca Surya Agrindo Oktober 2015

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di areal perkebunan PT Panca Surya Agrindo Oktober 2015 Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di areal perkebunan PT Panca Surya Agrindo Oktober 2015 A. Penjelasan Izin PT Panca Surya Agrindo Kabupaten/Provinsi; Pelalawan/Riau. Izin (luas); Berdasarkan data

Lebih terperinci

MATERI 1. TANTANGAN SAAT INI 2. MENJALANKAN VISI KEADILAN 3. PERATURAN-PERUNDANGAN 4. MASALAH IMPLEMENTASI 5. PILIHAN STRATEGIS DAN TAKTIS

MATERI 1. TANTANGAN SAAT INI 2. MENJALANKAN VISI KEADILAN 3. PERATURAN-PERUNDANGAN 4. MASALAH IMPLEMENTASI 5. PILIHAN STRATEGIS DAN TAKTIS Pengelolaan Hutan Lestari Berbasis Masyarakat Gerakan Sertifikasi i bagi Keadilan Distribusi ib i Manfaat Pengelolaan l Hutan Opsi dan Pilihan Kebijakan Hariadi Kartodihardjo KETUA MPA LEI Pengajar pada

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN SOLUSI PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN UNTUK KEGIATAN NON KEHUTANAN Disampaikan oleh : Kementerian

Lebih terperinci

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015 Oleh : Ketua Tim GNPSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pontianak, 9 September 2015 Data dan Informasi Kawasan Hutan 2 KAWASAN HUTAN KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN SELATAN,

Lebih terperinci

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU Fitra Riau 1 Skema Pendanaan Perhutanan Sosial SKEMA PENDANAAN PERHUTANAN SOSIAL LANDASAN KEBIJAKAN (HUKUM) Banyak

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Konflik di Provinsi Riau meningkat seiring dengan keluarnya beberapa izin perkebunan, dan diduga disebabkan oleh lima faktor yang saling terkait, yakni pertumbuhan

Lebih terperinci

Hutan Alam ditebang, Dijual ke PT RAPP

Hutan Alam ditebang, Dijual ke PT RAPP BENTANGAN RCT PERBUATAN MELAWAN HUKUM Khusus Kesaksian Direktur Korporasi Hutan Alam ditebang, Dijual ke PT RAPP Ditebang kayu alam untuk ditanam kayu akasia. Hasilnya dijual ke RAPP untuk diolah menjadi

Lebih terperinci

DIREKTORI PELANGGAN TERSERTIFIKASI

DIREKTORI PELANGGAN TERSERTIFIKASI DIREKTORI PELANGGAN TER Periode : Juli s.d. September 2017 NO PEMEGANG PEMEGANG 1 PT KALIMANTAN SUBUR PERMAI 332/Menhut-II/2007 Tanggal 17 September 2007 Landak, Kubu Raya dan Sanggau, Barat 019/EQC-/

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

ARAHAN PENGENDALIAN KONVERSI HUTAN LINDUNG MENJADI KEGIATAN BUDIDAYA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL TESSO NILO KABUPATEN PELALAWAN-RIAU

ARAHAN PENGENDALIAN KONVERSI HUTAN LINDUNG MENJADI KEGIATAN BUDIDAYA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL TESSO NILO KABUPATEN PELALAWAN-RIAU TUGAS AKHIR PW09-1333 ARAHAN PENGENDALIAN KONVERSI HUTAN LINDUNG MENJADI KEGIATAN BUDIDAYA DI KAWASAN TAMAN NASIONAL TESSO NILO KABUPATEN PELALAWAN-RIAU NASRUDDIN NRP 3606 100 024 PERENCANAAN WILAYAH DAN

Lebih terperinci

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut www.greenomics.org KERTAS KEBIJAKAN Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut 21 Desember 2009 DAFTAR ISI Pengantar... 1 Kasus 1:

Lebih terperinci

KONTESTASI TENURE, KAWASAN GAMBUT & KEBAKARAN HUTAN- LAHAN

KONTESTASI TENURE, KAWASAN GAMBUT & KEBAKARAN HUTAN- LAHAN KONTESTASI TENURE, KAWASAN GAMBUT & KEBAKARAN HUTAN- LAHAN Andiko, SH. MH SARASEHAN KONGRES MASYARAKAT ADAT NUSANTARA KELIMA /KMAN V Tema: Hak Kelola Masyarakat Adat untuk Pemulihan dan Perlindungan Ekosistem

Lebih terperinci

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011 disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011 Hutan : suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi

Lebih terperinci

Tim Penulis Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Riau Dalam Angka 2016.

Tim Penulis Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Riau Dalam Angka 2016. A. Pendahuluan Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Kabupaten ini mempunyai luas wilayah 1.379.837 hektar atau 15,48% dari total luas Provinsi Riau, 1 yang mana 72,37%

Lebih terperinci

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI Disampaikan : Direktur Bina Rencana Pemanfaatan dan Usaha Kawasan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan pada FGD II KRITERIA

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kondisi Biofisik Areal Perusahaan HTI PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) merupakan pemegang IUPHHK-HTI dalam hutan tanaman No. 137/Kpts-II/1997 tanggal 10 Maret

Lebih terperinci

Tata Ruang dan Korupsi. Raflis

Tata Ruang dan Korupsi. Raflis Tata Ruang dan Korupsi 100% 77.48% 89.50% 74.90% 75% Raflis 58.91% 50% 40.59% 21.32% 21.10% 25% 10.02% 0% Draft RTRWP RTRWN RTRWP 1994 TGHK Transparency International Indonesia Kawasan Budidaya Kawasan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PROGRES IMPLEMENTASI SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PROGRES IMPLEMENTASI SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PROGRES IMPLEMENTASI SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan

Lebih terperinci

Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut Ditjen. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut Ditjen. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut Ditjen. Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Jakarta, Maret 2016 No. Nama KHG Provinsi Kabupaten Luas (Ha)

Lebih terperinci

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON KKI WARSI LATAR BELAKANG 1. Hutan Indonesia seluas + 132,9

Lebih terperinci

PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)

PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION) PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION) TIM PENDUKUNG PENYELAMAT SEMENANJUNG KAMPAR (TP2SK) WALHI RIAU, JIKALAHARI, SCALE-UP, GREENPEACE SEA, KBH RIAU, LBH PEKANBARU, KALIPTRA SUMATERA, KABUT RIAU, PERKUMPULAN

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN 1 RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT PANJA PENGAWASAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN KOMISI III DPR RI DENGAN IRJEN (POL) DRS. DOLLY BAMBANG HERMAWAN (MANTAN KAPOLDA RIAU), BRIGJEN (POL) DRS. ZULKARNAIN

Lebih terperinci

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial) UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) termasuk konsep revisi UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan) UU 32 tahun 2009 (LH) UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah) PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA) PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

MENTEIU KRIIUTANAN REPUJJLIK INDONESIA

MENTEIU KRIIUTANAN REPUJJLIK INDONESIA MENTEIU KRIIUTANAN REPUJJLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTER! KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: SK.733/Menhut-II/2014 TENTANG KAWASAN HUTAN DAN KONSERVASI PERAIRAN PROVINSI KALIMANTAN BARA T MENTER! KEHUTANAN

Lebih terperinci

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Runggu Prima Jaya Oktober 2015

Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Runggu Prima Jaya Oktober 2015 Pemantauan Pembakaran Hutan dan Lahan di Perkebunan PT Runggu Prima Jaya Oktober 2015 A. Penjelasan Izin Perkebunan PT Runggu Prima Jaya Kabupaten/Provinsi; Indragiri Hulu/Riau Izin (luas); Berada pada

Lebih terperinci

KEJAHATAN KEHUTANAN, BISNIS MENGUNTUNGKAN DI BUMI MELAYU

KEJAHATAN KEHUTANAN, BISNIS MENGUNTUNGKAN DI BUMI MELAYU BENTANGAN PRA PUTUSAN KASUS KORUPSI KEHUTANAN TERDAKWA BURHANUDDIN HUSIN KEJAHATAN KEHUTANAN, BISNIS MENGUNTUNGKAN DI BUMI MELAYU Bagaimana korporasi menebang hutan alam hingga merugikan Negara setengah

Lebih terperinci

KLIEN TERSERTIFIKASI PHPL

KLIEN TERSERTIFIKASI PHPL DAFTAR KLIEN TERSERTIFIKASI PHPL OLEH LPPHPL PT SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION Izin 1. PT. ITCI Hutani Manunggal 184/Kpts- II/1996 tanggal 23 April 1996 Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Timur ± 161.127

Lebih terperinci

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009 Contributor : Doni Prihatna Tanggal : April 2012 Posting : Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009 Pada 19 Januari 2012 lalu, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan

Lebih terperinci

DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur

DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur Kalimantan Timur RENCANA AKSI KEGIATAN KOORDINASI DAN SUPERVISI (KORSUP) ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI KALIMANTAN TIMUR DR. H. AWANG FAROEK ISHAK Gubernur

Lebih terperinci

RAKYAT RIAU TERPAPAR POLUSI KABUT ASAP, BURUK RUPA TATA KELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

RAKYAT RIAU TERPAPAR POLUSI KABUT ASAP, BURUK RUPA TATA KELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Catatan Akhir Tahun 2015 Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) RAKYAT RIAU TERPAPAR POLUSI KABUT ASAP, BURUK RUPA TATA KELOLA LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Andai saja, kinerja pemerintah pusat

Lebih terperinci

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI Izin Usaha Pemanfaatan Penyerapan Karbon dan/atau Penyimpanan Karbon (PAN-RAP Karbon) Nomor: SK. 494/Menhut-II/2013 Hutan Rawa Gambut Tropis Merang-Kepayang Sumatera Selatan, Indonesia Oleh: PT. GLOBAL

Lebih terperinci

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 KATA PENGANTAR Assalaamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku

Lebih terperinci

KLIEN TERSERTIFIKASI PHPL

KLIEN TERSERTIFIKASI PHPL DAFTAR KLIEN TERSERTIFIKASI PHPL OLEH LPPHPL PT SARBI INTERNATIONAL CERTIFICATION Izin 1. PT. ITCI Hutani Manunggal 184/Kpts- II/1996 tanggal 23 April 1996 Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Timur ± 161.127

Lebih terperinci

LUAS KAWASAN (ha)

LUAS KAWASAN (ha) 1 2 3 Berdasarkan Revisi Pola Ruang Substansi Kehutanan sesuai amanat UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang mengalami perubahan yang telah disetujui Menteri Kehutanan melalui Keputusan No. 936/Kpts-II/2013

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

KEJAHATAN KEHUTANAN KONTEMPORER (Studi kasus Riau) 1

KEJAHATAN KEHUTANAN KONTEMPORER (Studi kasus Riau) 1 KEJAHATAN KEHUTANAN KONTEMPORER (Studi kasus Riau) 1 Latar Belakang Penangganan tindak pidana kehutanan khususnya kasus penebangan pohon secara tidak sah atau yang secara popular dikenal dengan istilah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 53/Menhut-II/2008 TENTANG OPTIMALISASI PERUNTUKAN AREAL HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI (HPK)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 53/Menhut-II/2008 TENTANG OPTIMALISASI PERUNTUKAN AREAL HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI (HPK) PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 53/Menhut-II/2008 TENTANG OPTIMALISASI PERUNTUKAN AREAL HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI (HPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEHUTANAN November, 2009

DEPARTEMEN KEHUTANAN November, 2009 Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN 2009 DEPARTEMEN KEHUTANAN vember, 2009 EKSEKUTIF DATA STRATEGIS KEHUTANAN 2009 ISBN : 979-606-075-2 Penyunting : Sub Direktorat Statistik dan Jaringan Komunikasi Data

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERUSAHAAN

KONDISI UMUM PERUSAHAAN KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dahulu merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha Siak Raya Group dengan nama PT. National Timber and Forest Product yang didirikan pada

Lebih terperinci

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN DEPARTEMEN KEHUTANAN Ministry of Forestry 2008 KATA PENGANTAR Penyusunan Buku Eksekutif Data Strategis Kehutanan Tahun 2008 ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan data

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN BUPATI PELALAWAN NOMOR : 522.21/IUPHHKHT/XII/2003/015 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN KEPADA CV. ALAM LESTARI SELUAS

Lebih terperinci

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA (Bahan Kata Sambutan Gubernur Sumatera Utara pada Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani 4.1.1. Luas Letak Wilayah Lokasi dari areal kerja dari UPTD KPHP Gedong Wani terletak pada empat register Kawasan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM. Gambar 3. Peta Lokasi PT. RAPP (Sumber: metroterkini.com dan google map)

IV. KONDISI UMUM. Gambar 3. Peta Lokasi PT. RAPP (Sumber: metroterkini.com dan google map) 19 IV. KONDISI UMUM 4.1 Profil Umum PT. Riau Andalan Pulp and Paper PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) adalah bagian dari Asia Pasific Resources International Holdings Limitied (APRIL) Group, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah hujan sekitar 2000-4000

Lebih terperinci

Penerimaan Riau Dari DBH Sektor Kehutanan

Penerimaan Riau Dari DBH Sektor Kehutanan Penerimaan Riau Dari DBH Sektor Kehutanan Dengan diberlakukannya desentralisasi sejak era reformasi, maka terdapat beberapa penerimaan Negara yang dibagihasilkan ke daerah sesuai dengan Undang-undang No

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN LOI RI-NORWAY DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU

PERKEMBANGAN LOI RI-NORWAY DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU PERKEMBANGAN LOI RI-NORWAY DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU PEKANBARU, JULI 2010 Kawasan Hutan Provinsi Riau berdasarkan TGHK SK Menhut No. 173/Kpts-II/1986, 6 Juni 1986 No PERUNTUKAN LUAS (Ha) ( % ) 1. Hutan

Lebih terperinci

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PEMDA RIAU HARUS MELIBATKAN PUBLIK DALAM GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (GNPSDA) KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PENGANTAR Hasil kajian Jikalahari menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir tahun 1970-an, Indonesia mengandalkan hutan sebagai penopang

BAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir tahun 1970-an, Indonesia mengandalkan hutan sebagai penopang 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak akhir tahun 1970-an, Indonesia mengandalkan hutan sebagai penopang pembangunan ekonomi nasional. Hak Pengusahaan Hutan (HPH) menjadi sistem yang dominan dalam

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) PADA HUTAN TANAMAN KEPADA PT. KELAWIT WANALESTARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 peringatan titik api berdasarkan tipe penggunaan lahan, Sumatera, Indonesia (Data titik api aktif NASA)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 peringatan titik api berdasarkan tipe penggunaan lahan, Sumatera, Indonesia (Data titik api aktif NASA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran hutan di Indonesia hampir terjadi setiap tahun. Kebakaran hutan dalam skala luas telah terjadi sejak tahun 1982/1983 yang telah memusnahkan 2,4-3,6 juta ha

Lebih terperinci

KORUPSI SUBUR, HUTAN SUMATERA HANCUR

KORUPSI SUBUR, HUTAN SUMATERA HANCUR Kertas Posisi KORUPSI SUBUR, HUTAN SUMATERA HANCUR Buruknya Tata Kelola Hutan dan Lahan di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau Disusun oleh: WALHI Aceh, WALHI Sumut, WALHI Sumbar, WALHI Riau,

Lebih terperinci