BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

dokumen-dokumen yang mirip
HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.

HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI. (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG. Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang

BAB 5. Simpulan dan Saran

BAB 1 PENDAHULUAN. juga budaya. Joseph S. Nye, Jr. (2004) menyatakan bahwa sumber kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia teknologi sangat cepat dan beragam. Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN. publik juga merupakan penghubung antara kehidupan sosial dan kehidupan politik

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, sebagai salah satu negara maju di Asia, telah mampu memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berpikir dan berperasaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. komik. Komik berasal dari Jepang, dalam bahasa Jepang komik di kenal

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. air berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Jenis-jenisnya pun beragam, mulai dari

KONSTRUKSI IDENTITAS KELOMPOK PENGGEMAR (FANDOM) FANFICTION DI KALANGAN REMAJA URBAN

BAB I PENDAHULUAN. contohnya ada pakaian tradisional kimono, pertunjukan boneka bunraku, samurai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Inggris yang berasal dari gabungan kata costume yang berarti kostum dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran. viii

BAB I. dalam dialog komik membuat pembaca secara langsung mampu. mengintepretasikan gambaran perasaan yang sedang di alami tokoh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB I PENDAHULUAN. kecil, mudah dijumpai penawaran produk film-film kartun Jepang. Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan hal di luar teks sastra seperti pembaca dan pengarang. Sebuah karya sastra


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB IV ANALISA DATA. A. Temuan Penelitian. Temuan penelitian berupa data lapangan yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

Anime Sebagai Budaya Populer... (Prista Ardi Nugroho)

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I MEDAN. Kebudayaan Jepang dipengaruhi timbal-balik dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan akal manusia untuk membentuk konsep serta kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang Indonesia yang tertarik akan kebudayaan Jepang. Hal ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERKEMBANGAN FASHION JEPANG DAN KAITANNYA DENGAN POLA HIDUP KONSUMERISME DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

Key words: popular culture, cosplay, community, cosura

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

PERANGKAT LUNAK PENJUALAN COSPLAY ANIME BERBASIS WEB Widya Revina,S.T 1, R.Teidi Sumarizqi 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya populer adalah budaya yang bersifat produksi, artistik dan komersial, diciptakan sebagai konsumsi massa dan dapat diproduksi kembali serta dapat digunakan untuk mengekspresikan dan memahami selera masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara hidup yang dinikmati dan dimiliki oleh orang pada umumnya. Beberapa elemen dari budaya pop Jepang yang terkenal di seluruh dunia termasuk fashion, film, televisi, musik, manga, dan anime (Sugimoto:2003:14). Budaya dikatakan populer jika budaya itu bersifat produktif yang artinya budaya ini selalu mengalami perkembangan, artistik budaya itu bersifat menarik dan komersil dapat digunakan untuk mengekspresikan dan memahami selera masyarakat luas. Selain bentuk-bentuk tradisional dari budaya populer tersebut, banyak penggemar yang terlibat dalam ekspresi performatif unik fandom anime dan manga yang disebut dengan Cosplay. Menurut Jiwon (2008:55) Cosplay (Costume dan player) atau cosupuru merupakan kegiatan para penggemar anime dan manga yang dilakukan dengan individu atau kelompok dengan membuat dan mengenakan kostum dan berdandan meniru karakter tertentu dari anime atau manga, games komputer, literatur, idola group, film populer, atau ikon tertentu, dengan tujuan untuk tampil di depan publik dan melakukan pemotretan. Cosplay tidak harus dilakukan berkelompok, Tapi bisa juga 1

2 dilakukan secara individu. Jadi setiap individu atau kelompok yang menggemari anime atau manga, mereka meniru gaya berpakaian dari anime atau manga tersebut di depan publik dengan tujuan agar tampil unik dan melakukan pemotretan yang dinamakan Cosplay, sedangkan orangnya di namakan Cosplayer. Sejumlah Cosplayer menyatakan bahwa mereka memilih karakter untuk Cosplay tidak hanya karena mereka menyukai karakter tersebut tetapi juga karena mereka mampu memerankan karakter tertentu lebih baik dari pada yang lain. Beberapa Cosplayer mengatakan bahwa mereka tidak memilih peran yang mereka mainkan, tetapi mereka diajak oleh teman mereka untuk memerankan karakter-karakter sebagian besar karena kemiripan fisik antara karakter dan Cosplayer (Jiwon, 2012: 23). Dalam pemilihan karakter Cosplay hal yang terpenting bukan didasari rasa suka terhadap karakter tokoh animasi tertentu melainkan memiliki kriteria yang hampir sama dari segi fisik dan karakter. Budaya Cosplay ini sangat popular di kalangan remaja dan hampir di seluruh dunia terdapat komunitas Cosplay terutama di Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki komunitas Cosplay. Salah satunya di kota Jombang. Kota ini terdapat komunitas Cosplay yang bernama komunitas Cosplay jombang (Cosujo). Komunitas ini menarik terbukti pada setiap acara yang telah diselenggarakan seperti pada acara penggalangan dana untuk korban bencana yang di selenggarakan di alun-alun kota Jombang antusias masyarakat begitu tinggi. Gaya berpakaian mereka dianggap menarik, karena

3 mereka dengan menggunakan pakaian dari anime yang terkenal seperti Naruto, Sasuke, vocalidan superhero dan Lolita fashionyang jarang ditemui oleh masyarakat. Gaya berpakaian mereka yang unik inilah yang mendasari peneliti berminat untuk mendalami kebudayaan Cosplay yang ada di Jombang yaitu Komunitas Cosplay Jombang (cosujo) terutama dalam gaya berpakaian mereka salah satunya adalah Lolita fashion. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, adalah Bagaimana bentuk Lolita fashion pada komunitas Cosplay Jombang (cosujo)? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana bentuk Lolita fashion pada komunitas Cosplay jombang (cosujo). D. Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam bidang pengetahuan budaya Jepang mengenai studi tentang fashion style anak muda Jepang terutama pada Lolita fashion

4 2) Manfaat Praktis Penelitian ini secara praktis dapat memberi manfaat bagi pembelajar bahasa Jepang untuk menambah pengetahuan tentang budaya Cosplay Jepang khususnya terhasap pada Lolita fashion. E. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Ruang lingkup dalam bidang ilmu budaya dan pembahasan ini hanya membahas mengenai pada Lolita fashion di komunitas Cosplay Jombang (cosujo). Batasan masalah dalam penelitian ini terbatas pada studi kasus mengenai bentuk Lolita fashion pada komunitas Cosplay di Jombang komunitas Cosplay Jombang (cosujo) F. Sistematika Proposal Tugas Akhir BAB I Pendahuluan Meliputi (Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup dan Batasan Masalah, Sistematika penulisan). BAB II Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya (Penelitian sebelumnya, pengaruh budaya terhadap masyarakat, pengertian dan macam-macam fashion, komunitas Cosplay jombang).

5 BAB III Metode Penelitian Meliputi (Jenis penelitiaan, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data) BAB IV Pembahasan dan Hasil G. Definisi Istilah 1. Lolita fashion : Sebuah subkultur fashion Jepang pada zaman Victoria. Lolita fashion menggambarkan image anak kecil yang polos atau fashion kuno yang elegan. 2. Cosplay : Sebuah bentuk konsumsi performatif dimana Seorang menggunakan pakaian dan tubuhnya sendiri untuk berubah menjadi sebuah karakter