BAB 1 PENDAHULUAN. juga budaya. Joseph S. Nye, Jr. (2004) menyatakan bahwa sumber kekuatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. juga budaya. Joseph S. Nye, Jr. (2004) menyatakan bahwa sumber kekuatan"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dalam upaya mengejar kepentingan nasionalnya, negaranegara tidak hanya menekankan pada kekuatan militer atau ekonomi melainkan juga budaya. Joseph S. Nye, Jr. (2004) menyatakan bahwa sumber kekuatan sebuah negara pasca Perang Dingin tidak hanya bergantung pada kekuatan militer saja melainkan pada sumber lain seperti budaya dan kebiasaan yang disebut soft power. Budaya juga dianggap menjadi salah satu sumber kekuatan yang dianggap memiliki pengaruh. Diplomasi dengan menggunakan media budaya kemudian dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui pameran budaya, pertukaran pelajar, penyebaran berbagai produk budaya suatu negara melalui beragam media seperti televisi maupun internet, dan lain-lain. Jepang merupakan salah satu negara yang gencar melakukan diplomasi budaya. Adapun diplomasi budaya yang dilakukan oleh Jepang pada era globalisasi ini cenderung menggunakan budaya populer (pop-culture). Berbagai produk budaya populer Jepang seperti manga, anime, fashion maupun musik populer Jepang mulai menjadi perhatian Ministry of Foreign Affairs Japan (Kementerian Luar Negeri Jepang) sejak adanya perubahan struktur di dalam Kementerian Luar Negeri Jepang. Perubahan struktur ini tampak dengan didirikannya Public Diplomacy Department (PDD) di dalam Sekretariat Kementerian Luar Negeri Jepang pada bulan Agustus tahun 2004 (Japan Diplomatic Bluebook, 2005: 207 dalam Nakamura, 2013: 4). Hal ini sekaligus 1

2 2 menjadi penanda arah baru kebijakan luar negeri Jepang dari yang semula memfokuskan pada budaya tradisionalnya (Nakamura, 2013: 4). Urgensi untuk menggunakan budaya populer ini muncul setelah adanya tulisan dari Douglas McGray pada tahun 2002 yang berjudul Japan s Gross National Cool (Hayden, 2012: 78). Dalam tulisannya, Douglas McGray (2002) menyatakan bahwa secara perlahan pengaruh budaya Jepang khususnya budaya populernya cukup berkembang secara global mulai dari fashion, film animasi, hingga musik populer. Beberapa bukti dari berkembangnya pengaruh budaya Jepang terlihat dari terpilihnya film animasi Spirited Away yang dibuat oleh Hayao Miyazaki sebagai penerima top prize pada Festival Film Berlin pada tahun Contoh lainnya juga tampak dari jutaan remaja di Hong Kong, Seoul, and Bangkok ingin meniru gaya fashion yang terbaru di Tokyo (McGray, 2002). Hal ini semakin ditegaskan oleh Yoshikazu Tarui, seorang mantan anggota dewan yang berasal dari Partai Demokratik Jepang (dalam Hayden, 2012: 78 & Martin, 2010) yang mengatakan bahwa Jepang sangat menonjol dalam hal pengaruh budaya populer secara global sehingga perlu menemukan cara untuk semakin meningkatkan keunggulan tersebut. Urgensi lain untuk menggunakan budaya populer dalam diplomasi budaya Jepang muncul pada era globalisasi. Pada era globalisasi, negara-negara khususnya di kawasan Asia dapat melakukan beragam diplomasi budaya. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat yang dialami oleh negara-negara di kawasan Asia tersebut (Ogura, 2009: 50). Salah satu

3 3 caranya adalah dengan menyebarkan berbagai produk budaya seperti K-Pop 1 (The Korean Wave, 2011: 11 dalam Jang & Paik, 2012: 196) dan Bollywood 2 (Pillania, 2008: 116) ke berbagai negara. Adapun hal ini membuat citra Jepang sebagai negara satu-satunya yang ekonominya maju, demokratis dan menghargai tradisi leluhurnya menjadi tidak jelas jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia (Ogura, 2009: 50). Sehingga, berbagai aspek ultra-modern yang dimilikinya seperti anime 3, manga 4 dan cosplay mulai menjadi fokus perhatian Jepang (Ogura, 2008: 4). Berbagai produk budaya populer Jepang seperti manga, anime, dan game sangat populer di seluruh dunia yang tersebar melalui beragam media seperti televisi, internet dan lain-lain. Melalui berbagai produk budaya populernya, Jepang secara tidak langsung memperkenalkan nilai-nilai serta budaya tradisional Jepang seperti penggunaan bahasa Jepang, penggunaan kimono 5, tarian bon odori 6, semangat bushido 7, dan lain-lain. Hal ini mendapatkan respon yang baik yang ditandai dengan dibentuknya komunitas-komunitas pecinta budaya Jepang dan event-event yang menampilkan kebudayaan Jepang di berbagai negara khususnya budaya populer Jepang. 1 Musik populer Korea (Oxford Dictionaries, 2015) 2 Industri film India (Merriam-Webster, 2015) 3 Karya animasi dari Jepang. Anime terdiri dari beragam jenis dan genre, sehingga memiliki beragam jenis penonton dan tidak hanya ditujukan untuk anak kecil (Asri, 2012: 3). 4 Komik buatan Jepang yang temanya memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti cinta kasih, hubungan manusia dengan alam dan lainnya. Di Jepang, manga yang menceritakan mengenai kehidupan sehari-harinya merupakan manga yang banyak disukai (Schodt, 1996 dalam Craig, 2000: 13 & Wulansuci, 2010: 4) 5 Baju tradisional Jepang yang terbuat dari sutra (Japan Foundation, 2013a). 6 Tarian yang dilakukan dengan tujuan untuk merayakan roh leluhur yang datang kembali ke dunia dan pada umumnya dilakukan pada bulan Agustus (Petrosky, 2010). 7 Semangat pantang menyerah dan kesetiaan serta menjunjung tinggi kehormatan yang dimiliki oleh para samurai (Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, n.d).

4 4 Event-event tersebut sering menampilkan costume role-play atau lebih sering dikenal dengan cosplay. Cosplay merupakan semacam kegiatan para penggemar anime dan atau manga yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan membuat dan mengenakan kostum dan berdandan meniru karakter tertentu dari anime dan atau manga (atau game komputer, literatur, idol group, film populer, atau ikon) dengan tujuan untuk menampilkannya di depan publik dan melakukan pemotretan (Ahn, 2008: 55 dalam Aisyah, 2012: 10). Selain itu, tokoh-tokoh dari game dari mesin konsol (game console) seperti Final Fantasy pun dapat menjadi basis dari cosplay (Lamerichs, 2011). Istilah cosplay pertama kali dimunculkan oleh Nobuyuki Takahashi, presiden dari Studio Hard pada tahun 1983 (J-POPCON, 2015). Kemunculan cosplay tak dapat dilepaskan dari menyebarnya anime dan manga ke seluruh dunia karena banyak orang yang merasa bahwa tidak cukup hanya dengan menonton anime ataupun membaca manga saja melainkan juga mencoba untuk bertindak seperti karakter yang disukainya (World Cosplay Summit, 2014a). Pada saat ini, kaum muda seluruh dunia memandang cosplay sebagai bentuk baru interaksi global yang dinamis (Indonesia Cosplay Grand Prix, 2014). Hal ini disebabkan karena melalui cosplay para kaum muda di seluruh dunia dapat berinteraksi dan bertukar pikiran mengenai beragam informasi ataupun pengetahuan yang dimiliki mengenai cosplay dan juga mereka dapat membentuk komunitas cosplay sekaligus menambah relasi. Interaksi ini semakin dipermudah dengan perkembangan teknologi dan adanya beragam media sosial seperti facebook, twitter dan lainnya karena dengan adanya hal-hal tersebut para

5 5 cosplayer yang berasal dari berbagai negara dapat terhubung tanpa memandang batas negara (borderless). World Cosplay Summit (WCS) merupakan salah satu event tersebut. WCS pertama kali diselenggarakan pada tahun 2003 yang ditandai dengan diundangnya lima orang cosplayer dari tiga negara yaitu Jerman, Italia dan Prancis ke sebuah program yang ditayangkan di TV Aichi yang berjudul Manga is the Common Language of the World. World Cosplay Championship atau kejuaraan dunia cosplay yang diadakan sejak tahun 2005 pun kemudian menjadi bagian dari event WCS (Ministry of Foreign Affairs Japan, 2013). WCS diciptakan untuk mempromosikan pertukaran budaya kaum muda melalui media anime dan manga. Pada awalnya, WCS diikuti oleh empat negara (Jerman, Italia, Prancis dan Jepang) dan kemudian, sebanyak 20 negara berpartisipasi di dalamnya pada tahun WCS juga bekerjasama dengan event-event cosplay, anime dan manga di berbagai negara untuk menentukan peserta yang berhak mengikuti WCS (World Cosplay Summit, 2014a). Selain itu, di dalam WCS bukan hanya berkompetisi melainkan juga terdapat parade cosplay yang melibatkan ribuan cosplayer dari berbagai negara (World Cosplay Summit, 2014b: 4-5). Dengan kata lain, WCS dapat dikatakan sebagai olimpiade-nya cosplay (Singapore Cosplay Club, 2014). WCS juga merupakan bagian dari Pop-Culture Diplomacy yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang. Hal ini tampak dari sponsorship yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang pada tahun dan kemudian menjadi panitia eksekutif sejak tahun Selain itu, Kementerian

6 6 Luar Negeri Jepang juga memberikan Foreign Minister s Prize dalam ajang ini sejak tahun 2007 (Ministry of Foreign Affairs Japan, 2013). Menurut peneliti, WCS menjadi hal yang menarik untuk diteliti guna mengetahui usaha Pemerintah Jepang yang melakukan diplomasi budaya melalui penggunaan budaya populer demi memperkuat citra positif Jepang. Hal ini berimplikasi terhadap eksistensinya di dunia internasional dengan melibatkan para pemuda dari berbagai negara untuk mengasah kreativitas mereka dalam event WCS. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, permasalahan yang akan diangkat oleh peneliti adalah bagaimana Jepang menggunakan World Cosplay Summit sebagai alat untuk untuk memperkuat citra positif Jepang di dunia internasional. Peneliti akan melihat upaya diplomasi budaya yang dilakukan oleh pemerintah Jepang melalui WCS. 1.3 Batasan Masalah Fokus dari penelitian ini adalah diadakannya kegiatan WCS dan peneliti mengambil waktu pelaksanaan kegiatan tersebut yakni Peneliti mengambil periode tersebut karena event WCS dilakukan selama periode tersebut.

7 7 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai penggunaan budaya populer dalam diplomasi budaya Jepang melalui penyelenggaraan WCS untuk memperkuat citra positif Jepang di dunia internasional. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: a. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi para akademisi ilmu hubungan internasional dalam mengkaji upaya diplomasi budaya yang dilakukan oleh suatu negara khususnya diplomasi budaya melalui budaya populer. b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna dan menjadi bahan pertimbangan ilmiah bagi pihak-pihak yang terkait dalam memperluas pemahaman mengenai diplomasi budaya dengan menggunakan budaya populer. I.6 Sistematika Penelitian Sistematika penelitian dibutuhkan untuk memudahkan peneliti dalam memahami alur dari penelitian ini, agar sesuai dengan judul atau pertanyaan penelitian yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Adapun sistematika penelitian yaitu : BAB 1 : Peneliti akan mendeskripsikan permasalahan yang akan diteliti yang meliputi latar belakang, rumusan masalah,

8 8 batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian dalam bab ini. BAB 2 : Peneliti akan membahas mengenai kajian pustaka yang akan digunakan di dalam penelitian ini beserta dengan kerangka konseptual dalam bab ini. BAB 3 : Peneliti akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam bab ini. BAB 4 : Peneliti akan membahas penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dalam bab ini. Bab ini terdiri dari gambaran umum obyek penelitian dan analisa dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Gambaran umum obyek penelitian terdiri dari sejarah diplomasi budaya Jepang pada era globalisasi, sejarah singkat World Cosplay Summit beserta peraturan-peraturan di dalamnya. Penelitian ini akan menganalisa World Cosplay Summit sebagai upaya diplomasi budaya Jepang untuk memperkuat citra positif Jepang di dunia internasional BAB 5 : Dalam bab ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan dan saran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya populer adalah budaya yang bersifat produksi, artistik dan komersial, diciptakan sebagai konsumsi massa dan dapat diproduksi kembali serta dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BUDAYA POPULER DALAM DIPLOMASI BUDAYA JEPANG MELALUI WORLD COSPLAY SUMMIT

PENGGUNAAN BUDAYA POPULER DALAM DIPLOMASI BUDAYA JEPANG MELALUI WORLD COSPLAY SUMMIT PENGGUNAAN BUDAYA POPULER DALAM DIPLOMASI BUDAYA JEPANG MELALUI WORLD COSPLAY SUMMIT I Made Wisnu Seputera Wardana, Idin Fasisaka, Putu Ratih Kumala Dewi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki kebutuhan untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi 1 BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini. Anime adalah animasi khas Jepang yang biasanya dicirikan melalui gambargambar berwarna-warni yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, distirbusi informasi serta mobilitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini merupakan dampak langsung dari adanya pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak menimbulkan isu-isu dan permasalahan dalam hubungan antar negara, berbagai macam seperti permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang India dan Afganistan merupakan dua negara tetangga yang mempunyai keterikatan sejarah yang kuat. Hubungan baik antar kedua negara pun sudah terjalin sejak lama. India

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat, menuntut mutu pendidikan di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi saat ini. Contoh

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi turut mempengaruhi setiap negara untuk berkompetisi dengan negara lainnya dalam hal meningkatkan dan mempertahankan citra positif yang terbentuk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari- hari orang tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG. Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang

BAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG. Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang BAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG 2.1 Pengertian Cosplay Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang mendunia selain harajuku style. Istilah cosplay ( コスプレ dalam bahasa Jepang)

Lebih terperinci

Tugas Akhir 115 Pusat Kebudayaan Korea Selatan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir 115 Pusat Kebudayaan Korea Selatan di Jakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merupakan sebuah negara yang mengalami perkembangan dan kemajuan pesat di berbagai bidang baik politik, ekonomi, budaya, dan iptek. Kemampuan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. promosi sehingga dapat diterima masyarakat dengan cepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer yaitu budaya yang terjadi karena adanya budaya massa. Budaya massa lahir karena adanya masyarakat (massa) yang menggeser masyarakat berbasis tradisi,

Lebih terperinci

DIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG TERHADAP INDONESIA DALAM KERANGKA JAPAN-INDONESIA PARTNERSHIP AGREEMENT TAHUN Abstract

DIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG TERHADAP INDONESIA DALAM KERANGKA JAPAN-INDONESIA PARTNERSHIP AGREEMENT TAHUN Abstract DIPLOMASI KEBUDAYAAN JEPANG TERHADAP INDONESIA DALAM KERANGKA JAPAN-INDONESIA PARTNERSHIP AGREEMENT TAHUN 2012-2015 Oleh: Aldrian Email: toyaqhaldri@yahoo.com Pembimbing: Saiman Pakpahan S.IP M.Si Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan beberapa penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan beberapa penelitian BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan beberapa penelitian yang dijadikan referensi di dalam kajian pustaka. Penelitian pertama yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Jenis-jenisnya pun beragam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. air berasal dari Negeri Sakura alias Jepang. Jenis-jenisnya pun beragam, mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Istilah Pop Culture atau Budaya Populer sudah bukan merupakan kata-kata yang asing lagi di telinga kita. Secara umum, istilah tersebut dapat dimaknai sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat memunculkan banyaknya alat komunikasi baru berbasis digital seperti ipad, iphone, Android, dan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah negara maju yang terkenal dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, namun tidak begitu saja meninggalkan budaya lama yang sudah lama melekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik juga merupakan penghubung antara kehidupan sosial dan kehidupan politik

BAB I PENDAHULUAN. publik juga merupakan penghubung antara kehidupan sosial dan kehidupan politik BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Opini publik merupakan salah satu kekuatan sosial yang secara langsung maupun tidak langsung, dapat menentukan kehidupan sehari-hari suatu bangsa. Opini publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film merupakan karya seni berupa rangkaian gambar hidup yang diputar sehingga menghasilkan sebuah ilusi gambar bergerak yang disajikan sebagai bentuk hiburan. Menurut

Lebih terperinci

BAB III SELAYANG PANDANG TENTANG ANIME DAN MANGA. positif karena budaya budaya tersebut seolah olah sudah dekat kepada

BAB III SELAYANG PANDANG TENTANG ANIME DAN MANGA. positif karena budaya budaya tersebut seolah olah sudah dekat kepada BAB III SELAYANG PANDANG TENTANG ANIME DAN MANGA Perkembangan budaya populer Jepang saat ini telah mengarah ke arah positif karena budaya budaya tersebut seolah olah sudah dekat kepada masyarakat saat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, dapat dilihat bahwa perkembangan entertaiment di Negara Korea Selatan, berkembang dengan sangat pesat. Seperti munculnya dramadrama yang membanjiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

TINJAUAN BUKU ANIME, COOL JAPAN, DAN GLOBALISASI BUDAYA POPULER JEPANG

TINJAUAN BUKU ANIME, COOL JAPAN, DAN GLOBALISASI BUDAYA POPULER JEPANG TINJAUAN BUKU ANIME, COOL JAPAN, DAN GLOBALISASI BUDAYA POPULER JEPANG Masao Yokota dan Tze-yue G. Hu (ed). Japanese Animation: East Asian Perspectives: Mississippi: University Press of Mississippi, 2013,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas BAB IV KESIMPULAN Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas dari keputusan presiden Park Chung Hee untuk mengubah perekonomian yang pada awalnya beorientasi kearah impor menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS FESTIVAL FILM PENDEK KEMARITIMAN 2017

PETUNJUK TEKNIS FESTIVAL FILM PENDEK KEMARITIMAN 2017 PETUNJUK TEKNIS FESTIVAL FILM PENDEK KEMARITIMAN 2017 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2000 istilah Hallyu atau Korean Wave menjadi populer di

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2000 istilah Hallyu atau Korean Wave menjadi populer di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2000 istilah Hallyu atau Korean Wave menjadi populer di kawasan Asia Timur yang disebabkan oleh meledaknya musik pop dan serial drama Korea. Istilah

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh The Japan Foundation yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini diawali oleh rasa penasaran peneliti ketika menghadiri sebuah konser boyband asal Korea Selatan yakni MBLAQ di MEIS, Ancol Jakarta pada tahun

Lebih terperinci

menggunakan Cosplay yang termasuk dalam budaya populer Jepang. Cosplay yang berasal dari penggabungan dua kata bahasa Inggris costume

menggunakan Cosplay yang termasuk dalam budaya populer Jepang. Cosplay yang berasal dari penggabungan dua kata bahasa Inggris costume BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Banyak remaja yang melakukan experimen untuk mencari jati diri atau menemukan identitas dirinya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan Cosplay yang termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau juga dikenal dengan Hallyu atau Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek yang mengalami perubahan adalah media komunikasi dan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan ketat pada era globalisasi ini menuntut setiap perusahaan agar selalu kreatif mempunyai strategi untuk bertahan di pasar. Hal utama yang dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah semakin berkembang, ditandai dengan era teknologi saat ini. Dapat

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah semakin berkembang, ditandai dengan era teknologi saat ini. Dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sudah semakin berkembang, ditandai dengan era teknologi saat ini. Dapat dilihat sekarang ini, betapa besar pengaruh dari gadget, internet, dan teknologi lainnya,

Lebih terperinci

BAB III FILM HOLLYWOOD DI INDONESIA

BAB III FILM HOLLYWOOD DI INDONESIA BAB III FILM HOLLYWOOD DI INDONESIA Dalam dunia internasional, kebudayaan dapat menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk mencapai kepentingan suatu negara. Kebudayaan digunakan sebagai alat diplomasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya ada pakaian tradisional kimono, pertunjukan boneka bunraku, samurai,

BAB I PENDAHULUAN. contohnya ada pakaian tradisional kimono, pertunjukan boneka bunraku, samurai, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang memiliki beragam kebudayaan yang unik dan menarik. Kebudayaan kebudayaan tersebut sebagai contohnya ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Hiburan adalah segala sesuatu yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Hiburan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. Kemudian dalam waktu empat dekade sejak merdeka, negara tersebut berubah menjadi salah satu negara yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data The Japan Foundation tahun 2006 lalu menyebutkan jumlah pelajar bahasa Jepang di Indonesia meningkat tiga kali lipat lebih dari data penelitian tahun 2003 lalu

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Biodata Diri :

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Biodata Diri : DAFTAR RIWAYAT HIDUP Biodata Diri : Nama : R.A. Cintya Nurma Juwita, S.IP Alamat : Jl. Kapten Japa No. H-21 Denpasar Kode Pos : 80233 Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Lahir : Denpasar, 12 September 1991

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan bilateral antara Jepang dengan Korea Selatan memiliki sejarah yang kurang baik. Hal ini dikarenakan Jepang pernah menjajah Korea Selatan selama kurun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini budaya asing sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah budaya Barat. Tetapi seiring berubahnya waktu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang sibuk dengan ponselnya saat perjalanan di kereta, di ruang tunggu, bahkan ketika sedang makan. Mereka menganggap

Lebih terperinci

DIPLOMASI PUBLIK JEPANG TERHADAP INDONESIA MELALUI BUDAYA POP JEPANG (PUBLIC DIPLOMACY OF JAPAN TO INDONESIA THROUGH JAPANESE POP CULTURE )

DIPLOMASI PUBLIK JEPANG TERHADAP INDONESIA MELALUI BUDAYA POP JEPANG (PUBLIC DIPLOMACY OF JAPAN TO INDONESIA THROUGH JAPANESE POP CULTURE ) DIPLOMASI PUBLIK JEPANG TERHADAP INDONESIA MELALUI BUDAYA POP JEPANG (PUBLIC DIPLOMACY OF JAPAN TO INDONESIA THROUGH JAPANESE POP CULTURE ) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Benni Yohanes, S. Sen., M. Hum. dalam bukunya berjudul Seni Tata Rias dalam Dimensi Sosial, pada dasarnya tata rias adalah sebuah seni dalam menciptakan keindahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis dan pengolahan data, serta hasil temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di Komunitas

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY

KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY Disusun oleh: ARIF WICAKSONO NIM : 10.12.4365 S1 SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Abstrak COSPLAY Cosplay ( コスプレ, Kosupure?) adalah istilah bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media sosial telah membuat remaja semakin memiliki banyak informasi terhadap merek-merek yang ditujukan untuk mereka. Kalau di masa lalu, sebagian besar adalah rekomendasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Komunikasi 4.1.1 Fakta Kunci 1. Bagaimana membuat animasi edukasi yang menarik mengingat banyaknya anak muda yang lebi menyukai animasi yang tidak bersifat edukasi.

Lebih terperinci

MARI BELAJAR DI INDIA. Bab 4 Dewan India untuk Hubungan Budaya / Indian Council for Cultural Relations (ICCR)

MARI BELAJAR DI INDIA. Bab 4 Dewan India untuk Hubungan Budaya / Indian Council for Cultural Relations (ICCR) Bab 4 Dewan India untuk Hubungan Budaya / Indian Council for Cultural Relations (ICCR) 31 Dewan India untuk Hubungan Budaya / Indian Council for Cultural Relations (ICCR) Dewan India untuk Hubungan Budaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga 漫画 adalah sebutan untuk komik Jepang. Berbeda dengan komik Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji di Jepang.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Korea Selatan merupakan negara republik dengan menerapkan sistem

BAB V KESIMPULAN. Korea Selatan merupakan negara republik dengan menerapkan sistem BAB V KESIMPULAN Korea Selatan merupakan negara republik dengan menerapkan sistem pemerintah demokrasi. Bentuk pemerintahan Korea Selatan terbagi menjadi 3 lembaga yaitu eksekutif, yudikatif dan legislative.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Fenomena Budaya Populer Korea saat ini telah merambah ke segala penjuru baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih aktif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah berkembang menjadi sebuah fenomena global. Dalam enam dekade terakhir, negara-negara berkembang menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor

Lebih terperinci

Indonesia-Maroko: Beberapa Langkah Lebih Dekat Melalui Seni Budaya (124/M)

Indonesia-Maroko: Beberapa Langkah Lebih Dekat Melalui Seni Budaya (124/M) KOPI, Ada banyak cara dalam mempromosikan suatu negara dan mempererat hubungan diplomatik antar dua negara, salah satunya adalah melalui seni dan budaya. Indonesia adalah negeri yang kaya akan tradisi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi program, acara TV musik di Indonesia semakin meningkat dengan pesat dan bermunculan di layar televisi. Acara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah hallyu, pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis di Beijing terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu tersebut. Hal

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN ARSITEKTUR 2012 E-SPORT ARENA BERSTANDAR INTERNASIONAL DI BADUNG, BALI BAB I PENDAHULUAN

FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN ARSITEKTUR 2012 E-SPORT ARENA BERSTANDAR INTERNASIONAL DI BADUNG, BALI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang E-Sport, merupakan singkatan dari electronic sport, dimana merupakan kegiatan adu ketangkasan secara fisik ataupun non-fisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya Korea (Hallyu Wave) saat ini masih hangat diperbincangkan di media ataupun pada penggemarnya sendiri. Hallyu Wave ini pertama popular di Indonesia

Lebih terperinci

MEKARSARI YOUTH FESTIVAL

MEKARSARI YOUTH FESTIVAL MEKARSARI YOUTH FESTIVAL Dalam rangka merayakan gebyar pesona akhir tahun, Karang Taruna Kelurahan Mekarsari bersama Kantor Kelurahan Mekarsari Pemerintah Kota Depok akan menyelenggarakan : Mekarsari Youth

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2006/2007 PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI BANDUNG TEMA: ORIGAMI DALAM ARSITEKTUR BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Budaya Jepang modern belakangan ini sangat identik dengan keceriaan manga / komik khas Jepang, anime / kartun Jepang, keberanian gadis Harajuku dalam berekspresi, dan

Lebih terperinci

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015 MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program berita dan hiburan. Televisi menjadi media massa elektronik pilihan yang

BAB I PENDAHULUAN. program berita dan hiburan. Televisi menjadi media massa elektronik pilihan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang bisa menampilkan program berita dan hiburan. Televisi menjadi media massa elektronik pilihan yang paling digemari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini industri pertelevisian khususnya di Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media informasi, televisi juga bisa menjadi media

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. negara-negara lainnya, baik dalam bidang teknologi, budaya, maupun hiburan. Salah

Bab 1. Pendahuluan. negara-negara lainnya, baik dalam bidang teknologi, budaya, maupun hiburan. Salah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara yang banyak memberikan pengaruh terhadap negara-negara lainnya, baik dalam bidang teknologi, budaya, maupun hiburan. Salah satu pengaruh

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG

RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG Pada tahun 1990an istilah Hallyu atau Korean Wave menjadi populer di kawasan Asia Timur yang disebabkan oleh meledaknya musik pop

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan dan tradisi yang cukup dikenal oleh negara lain. Kebudayaan Jepang berhasil disebarkan ke berbagai negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menunjukkan skala berkembang, tumbuh besar, mempercepat dan memperdalam dampak arus dan pola interaksi sosial antar benua (Held dan McGrew, 2002:12). Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, meningkatkan perekonomian dan memperluas kekuasaan tidak perlu lagi dilakukan dengan genjatan senjata atau peperangan. Jalan lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa sebagai gambar hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana komunikasi massa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dalam industri tersebut. Olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dalam industri tersebut. Olahraga menjadi bagian penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia olahraga pada era modern seperti sekarang ini, tidak hanya menjadi sebuah sarana untuk menjaga kesehatan tubuh, namun sudah menjadi salah satu industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gaya berbusana atau sering disebut fashion adalah istilah untuk menggambarkan gaya yang dianggap lazim pada satu periode tertentu (sumber: http://digilib.its.ac.id/).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

Latar Belakang Eksistensi Proyek. rumah tangga, industri, dan sebagainya.

Latar Belakang Eksistensi Proyek. rumah tangga, industri, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Perkembangan teknologi yang semakin hari semakin maju seiring dengan berjalannya waktu, merupakan tuntutan perkembangan zaman

Lebih terperinci

BAB I MEDAN. Kebudayaan Jepang dipengaruhi timbal-balik dengan karakteristik

BAB I MEDAN. Kebudayaan Jepang dipengaruhi timbal-balik dengan karakteristik BAB I FENOMENA KOMUNITAS GUNDAM DAN TOKUSATSU DI MEDAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan Jepang dipengaruhi timbal-balik dengan karakteristik masyarakatnya. Bangsa Jepang pada umumnya juga dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Animasi, atau film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kesenian tradisional adalah kesenian rakyat yang merupakan refleksi dari cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada mitos, sejarah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang memiliki banyak kekayaan budaya, kebudayaan disetiap daerahnya sangat beragam dan memiliki ciri khas yang unik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa asing kini memiliki nilai yang sangat penting seiring perkembangan dunia. Kemampuan berbahasa asing menjadi sebuah tuntutan bagi masyarakat Indonesia untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah memberikan kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul yang dikemas menggunakan

Lebih terperinci