Analysis of environmental and biological samples by atomic spectroscopic methods. Loading...

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT

Laporan Kimia Analitik KI-3121

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003).

Fotometri Nyala (Flame Photometry) dan Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry)

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

Spektrofotometri Serapan Atom

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

4 Hasil dan Pembahasan

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

3 Metodologi Penelitian

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

SNI Standar Nasional Indonesia

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim

Analisis Fisiko Kimia. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA/ AAS) Oleh. Dr. Harmita

SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

KADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

A. JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Kadar Fe pada Air Sumur dengan Instrumen AAS B. TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 5 Mei 2015 pukul 10.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Mei 2013 yang

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spektrofotometer UV /VIS

BAB III METODE PENELITIAN

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

METODOLOGI PENELITIAN

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

Spektrofotometri uv & vis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

DAFTAR ISI JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

ANALISIS INSTRUMEN I ATOMIC ABSORPTION SPECTROSCOPY (AAS) Arie BS

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daun kari (Murraya koenigii (L.) Spreng) merupakan daun majemuk dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Kota Gorontalo.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (AAS-1)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

Transkripsi:

Analysis of environmental and biological samples by atomic spectroscopic methods Loading...

Spektroskopi atom menghasilkan paling tidak tiga macam teknik analisis 31 2 Spektrofotometri Serapan Atom Spektrofotometri Emisi Atom 3 Spektrofluorometri Atom

Perbedaan mendasar tiga macam teknik analisis spektroskopi atom : 31 32 2 Intensitas Sinar yang Diukur Konstruksi Alat

31 32 2 23 Spektrofotometri Serapan Atom Jika yang diukur adalah intensitas sinar yang diserap Spektrofotometri Emisi Atom Jika yang diukur adalah intensitas sinar yang diemisikan Spektrofluorometri Atom Jika yang diukur adalah intensitas sinar yang difluoressensikan

Spektrofotometer Serapan Atom sumber sinar nyala monokromator detektor

Spektrofotometer Emisi Atom nyala monokromator detektor

Spektrofluorometer Atom sumber sinar nyala monokromator detektor

Sampling Sample Preparation Analysis

Proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami sifat-sifat subyek dalam sampel, maka kita mampu menggeneralisir sifat-sifat tersebut ke dalam elemen-elemen populasi. SAMPEL mewakili POPULASI

Sampel Cairan (liquid state) Air, darah, urin dll Padatan (solid state) Tanah, endapan, tumbuhan, dll

Sketsa 2D sebuah telaga di kecamatan Semanu, kabupaten Gunungkidul. Skala = 1 : 2,500

Jika kita hendak menganalisis kualitas air telaga tersebut, bagaimana teknik samplingnya??? Skala = 1 : 2,500

LIQUID S OVERVIEW Secara umum, cairan/larutan dapat langsung dianalisis walaupun tanpa diberi perlakuan awal. Resiko kontaminasi akan semakin meningkat seiring menurunnya konsentrasi analit (karena pengenceran atau yang lain). Wadah sampel harus dicuci dan dibilas sampai bersih kemudian direndam semalam pada larutan asam nitrat 1 10% (v/v). Dicuci kembali dengan aqua DM dan dikeringkan. Untuk meminimalisir hilangnya analit akibat adsorpsi oleh ion logam yang mungkin menempel pada wadah atau yang terlarut, sampel tidak boleh disimpan dalam waktu yang lama di dalam pendingin serta sampel perlu diasamkan dengan asam nitrat.

SOLID S OVERVIEW 1 Dry Ashing Methods 2 Wet Digestion Methods 3 Direct Analysis of Solid Samples

OVERVIEW 1 Dry Ashing Methods Biasa digunakan untuk menghilangkan materi organik pada sampel. Sampel ditimbang kemudian ditempatkan pada krus (biasanya platina) kemudian dipanaskan selama beberapa jam pada temperatur 400 500 o C. Residu dilarutkan dengan asam (biasanya asam nitrat). Tidak bisa digunakan untuk logam (semilogam) yang mudah menguap seperti Hg, As dan Se. Biasa digunakan oksidan untuk mempercepat proses dan meminimalisir hilangnya analit. Oksidan yang disa digunakan magnesium oxide dan magnesium nitrat.

OVERVIEW 2 Wet Digestion Methods Proses dekomposisi sampel padat menggunakan reagen cair, biasanya kombinasi dari beberapa asam (nitric, sulphuric, perchloric, hydrochloric, hyrofluoric) dan hydrogen peroxide. Biasanya dilakukan di wadah kaca atau teflon. Suhu operasional rendah, berkisar 120 200 o C. Biasanya menggunakan mikrowave sebagai sumber energi. Alasan : cepat, stabil, efisien dan kemungkinan automasi. Misal : Analisis selenium pada tanaman Tanaman didekomposisi dengan campuran asam nitrat dan asam sulfat yang dikombinasikan dengan hidrogen peroksida..

OVERVIEW 3 Direct Analysis of Solid Samples Keuntungan : - Lebih sensitif daripada Flame AAS - Sampel sedikit Menggunakan teknik Graphite Furnace AAS atau Electrothermal AAS. Kelemahan : - Banyak gangguan - Presisi rendah

Hukum Dasar Penyerapan sumber sinar detektor I o I Io : Intensitas cahaya mula-mula I : Intensitas cahaya yang diteruskan

Besaran cahaya terserap : Transmitan (transmittance, T), didefinisikan sebagai perbandingan antara intensitas akhir dengan intensitas awal. T = I/I o Transmittance mengindikasikan fraksi intensitas cahaya mula-mula yang mencapai detektor setelah melewati atom dalam nyala.

Persen Transmitan (percent transmission, %T), merupakan transmitan yang dinyatakan dalam persen. %T = I/I o x 100 Persen serapan (percent absorption, %A), merupakan komplemen dari %T yang didefinisikan sebagai persen dari intensitas cahaya mula-mula yang terserap dalam nyala. %A = 100 - %T Atau A = log (I o /I)

Besaran absorbance inilah yang lazim digunakan untuk mengkarak terisasi penyerapan cahaya dalam spektrofotometri serapan atom. Besaran ini memiliki hubungan yang linier dengan konsentrasi analit, seperti diungkapkan oleh Hukum Lambert- Beer: A = a b c dimana : A = absorbance, a = koefisien absorpsi, b = panjang jalan yang dilalui cahaya, dan c = konsentrasi dari spesi yang menyerap. Persamaan ini menunjukkan bahwa A secara langsung proporsional dengan konsentrasi (C) dari spesi penyerap pada suatu kondisi pengukuran dan peralatan tertentu.

Pada daerah konsentrasi tertentu dimana hukum Lambert-Beer berlaku, diperoleh garis lurus. Tetapi pada konsentrasi yang lebih besar terjadi penyimpangan dari hukum Lambert-Beer dimana absorbance tidak lagi memberikan hubungan linier dengan konsentrasi. absorbance konsentrasi

Konsentrasi karakteristik (kepekaan) dan limit detek Konsentrasi karakteristik dan limit deteksi adalah besaran yang digunakan untuk menilai kinerja peralatan bagi analisis unsur tertentu. Walaupun kedua besaran ini bergantung pada pengukuran absorbance namun memberikan spesifikasi kinerja yang berbeda dan jenis informasi yang diperoleh dari kedua besaran inipun berbeda. A

Konsentrasi karakteristik atau kepekaan : Suatu konvensi yang mendefinisikan besarnya absorbance yang dihasilkan pada suatu konsentrasi analit tertentu. Pada spektrofotometri serapan atom, besaran ini dinyatakan sebagai konsentrasi suatu unsur dalam milligram/liter (mg/l) yang diperlukan untuk menghasilkan isyarat sebesar 1% absorpsi (0,0044 A). Kepekaan (mg/l) = (Konsentrasi standar (mg/l) x 0,0044) /absorbans terukur

Limit Deteksi Konsentrasi terkecil yang dapat terukur dari suatu unsur ditentukan melalui nilai kepekaan dan kestabilan dari pengukuran absorbance. Terdapatnya derau (noise) pada isyarat yang dihasilkan mempersulit pengamatan adanya perubahan absorbance akibat adanya perubah an konsentrasi yang kecil. Menurut IUPAC, limit deteksi adalah konsentrasi yang mampu memberikan absorbance sebesar tiga kali isyarat yang dihasilkan oleh derau garis dasar (signal to noise ratio = S/N = 3).

PERALATAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM komponen dasar sumber sinar sel cuplikan pengukuran cahaya spesifik

Sumber sinar Lampu Katoda Berongga (Hollow Cathode Lamp, HCL) Katoda terbuat dari logam yang sama dengan analit Tabung diisi dengan gas iner bertekanan rendah Jendela terbuat dari bahan tak menyerap cahaya

Proses emisi cahaya pada lampu katoda berongga Ar + M o M o Ar+ M * M o + h M *

GANGGUAN PADA PENGUKURAN Proses kimia yang terjadi di dalam nyala. M + A - M + A - MA MA MA M o + A o (larutan) (aerosol) (padat) (cair) (gas) atomisasi (gas) pengabutan desolvasi pelelehan penguapan M* (gas) eksitasi ionisasi M + + e (gas)

Energi termal yang dihasilkan oleh nyala bertanggung jawab atas berlangsungnya proses-proses diatas, maka temperatur nyala harus dapat dikondisikan sedemikian rupa untuk menjamin berlangsungnya proses atomisasi. Oksidan - Gas Bakar Temp. o C Udara - Metana 1850 1900 Udara Gas Alam 1700-1900 Udara - Hidrogen 2000-2050 Udara - Asetilen 2125-2400 N 2 O - Asetilen 2600-2800

Ganguan Matriks Terjadi jika terdapat perbedaan sifat-sifat fisik yang nyata anatara larutan standar dengan cuplikan. Jika larutan contoh mempunyai viskositas atau tegangan permukaan yang berbeda nyata dengan standard, maka jumlah larutan yang teraspirasi kedalam ruang pencampur akan berbeda. Dengan demikian jumlah yang sampai ke dalam nyala berbeda, sehingga jumlah atom yang terbentukpun akan berbeda, akibatnya absorbance yang terukur tidak akan menunjukkan korelasi antara standar dan cuplikan.

Gangguan Kimia Jika contoh mengandung komponen yang mampu membentuk senyawa refraktori dengan analit maka proses atomisasi tidak akan berlangsung dengan sempurna. tambah masking agent gunakan suhu nyala yang tinggi

Ganguan Ionisasi Di dalam nyala, proses dapat berlanjut hingga mencapai tingkat atom tereksitasi bahkan hinga satu elektron terlepas dari atom atau yang dikenal dengan proses ionisasi. Karena pengukuran absorbance didasarkan atas populasi/jumlah atom yang berada dalam keadan dasar, maka tentu saja terjadinya ionisasi akan memperkecil jumlah cahaya yang diserap. Gangguan ionisasi dapat dihindari dengan menambahkan secara berlebih unsur lain yang lebih mudah terionisasi sehingga terbentuk sejumlah berlebih elektron bebas yang akan menekan ionisasi dari analit.

PROSEDUR ANALISIS Larutan induk standar dibuat dari larutan jadi yang dapat ditemukan dipasaran sebagai larutan standar dengan konsentrasi 1000 ppm. Pembuatan larutan standar dengan melarutkan logam murni atau oksidanya disarankan untuk dilakukan jika diperlukan analisis dengan akurasi yang sangat tinggi (larutan induk komersial biasanya mempunyai akurasi 0,5 %). Gunakan wire logam murni, hindari penggunaan logam dalam bentuk granule atau foil. Disimpan dalam botol polypropilen, polyetilen atau teflon. Hindari pengunaan botol gelas terutama untuk penyimpanan larutan standar berkonsentrasi rendah.

Metoda Kurva Kalibrasi Sedikitnya digunakan tiga larutan standar untuk membuat kurva kalibrasi. A-1, A-2, A-3 : Absorbance Standar 1, 2, dan 3 C-1, C-2, C-3 : Konsentrasi larutan standar 1, 2, dan 3 A-S : Absorbance larutan contoh C-S : Konsentrasi larutan contoh

Metoda Presisi Tinggi Jika diinginkan presisi yang sangat tinggi maka dapat dibuat dua larutan standar dengan konsentrasi yang yang mengapit dan sangat dekat dengan konsentrasi larutan contoh. Kedua larutan standar tersebut sebaiknya memiliki nilai absorbance antara 0,4 dan 0,6. Larutan standar dengan konsentrasi rendah digunakan untuk menolkan pengukuran sedangkan larutan dengan konsentrasi tinggi digunakan untuk mengatur pengukuran hingga nilai tertentu. Jika perbedaan absorbance antara kedua standar tersebut kecil (mis., 0,10 A) maka pengukuran yang sangat akurat dapat diperoleh dengan nilai presisi antara 0,1 0,2 %.

Metoda Penambahan Standard Tunggal Jika terdapat gangguan matriks yang sangat rumit dan tak mungkin untuk memisahkan analit dari matriksnya, maka cara ini dapat dilakukan. Pada cara ini sejumlah tertentu larutan standar ditambahkan ke dalam larutan contoh. Konsentrasi dari larutan contoh selanjutnya dapat dihitung melalui persamaan berikut. Cs = (A s x d) / (A s+d A s ) C s d A s A s+d : konsentrasi larutan contoh : konsentrasi larutan standard yang ditambahkan : Absorbance larutan contoh : Absorbance larutan contoh yang ditambah standard

Metoda Penambahan Standard Ganda Pada metoda ini sederetan larutan contoh ditambahkan larutan standard dengan jumlah yang bervariasi. Hasil pengukuran absorbance larutan-larutan tersebut selanjutnya dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar yang ditambahkan. Larutan contoh Penambahan Standard 1 NOL 2 50% dari C-S 3 100% dari C-S 4 150% dari C-S

A-1, A-2, A-3, A-4 : Absorbance larutan 1, 2, 3 dan 4 C-1, C-2, C-3, C-4 : Konsentrasi yg ditambahkan C-S : Konsentrasi larutan contoh

Acknowledgments (erfan priyambodo) Dr. M. Bachri Amran, DEA and all of my students