SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS)
|
|
- Yulia Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS) SPEKTROSKOPI Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan strukturnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana cahaya tampak digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisis kualitatif dan kuantitatif. Pada zaman modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio atau sinar X dan radiasi non-elektromagnetik seperti electron, fonon, gelombang suara dan lain sebagainya. Spektroskopi umumnya digunakan dalam ilmu kimia fisika dan kimia analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi / zat melalui spectrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam spectrum tersebut disebut spektrofotometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan struktur fisis lainnya dari suatu obyek astronomi atau untuk mengukur kecepatan obyek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler dari garis-garis spectral obyek. Spektrofotometer dikembangkan beberapa puluh tahun lalu untuk keperluan para fisikawan dan kimiawan dalam mempelajari struktur atom atau molekul dan mengembangkan dengan teori atom. Kini spektrofotometer juga banyak digunakan untuk berbagai hal seperti studi materi, lingkungan ataupun untuk mengendalikan suatu proses kimiawi dalam industri. Perbedaan Spektrofotometer UV-Vis dan AAS (Spektofotometer Serapan Atom) : Pada spektrofotometer analit menyerap dalam bentuk molekul atau ion dalam larutan. Sinar yang digunakan berasal dari lampu pijar yang telah diuraikan dan dipisahkan menjadi panjang gelombang yang diinginkan dengan menggunakan monokromator. Bila penyerapan terjadi pada daerah sinar tampak, ditandai dengan timbulnya warna pada larutan. Untuk analit yang tidak berwarna diperlukan suatu pereaksi sehingga analit dirubah menjadi senyawa berwarna. Pada spektrofotometer serapan atom (AAS), analit menyerap dalam bentuk atom bebas dalam keadaan gas. Umumnya unsus-unsur baru membentuk atom bebas pada suhu
2 tinggi. Untuk itu pada AAS diperlukan peralatan untuk merubah analit (dari bentuk senyawa atau ion dalam larutan) menjadi atom-atom bebas yang disebut pengatom. Ada dua cara yang umum digunakan sebagai pengatom yaitu nyala (flame) dan tungku grafit (graphite furnance) Karena spectrum penyerapan atom sempit, sinar yang digunakan tidak bisa dari sumber kontinyu yang diuraikan monokromator. Sinar yang dipakai berasal dari lampu katode berlubang yang sudah punya spectrum sempit dengan panjang gelombang yang sudah sesuai dengan yang diserap analit, karena katoda terbuat dari unsur untuk apa lampu itu digunakan. Dengan demikian setiap unsur memerlukan lampu katoda tersendiri. Panjang gelombang penyerapan masing-masing unsur sangat spesifik, sangat jarang terjadi pada panjang gelombang yang sama atau berdekatan. Monokromator pada AAS terletak sesudah pengatom, yang bertujuan untuk mengisolasi sinar dari lampu katoda dan mengeliminasi sinar dari pengatom dengan intesitas yang lebih tinggi. PRINSIP SPEKTROSKOPI NYALA : Sumber Radiasi Radiasi transmisi/ emisi Monokromator Detektor Sampel I. ABSORPSI ATOM : Spektrum absorpsi terjadi pada saat electron bertransisi dari tingkat energi rendah ke keadaan tingkat energi tinggi, dimana atom gas menyerap foton yang mempunyai energi yang tepat sama dengan selisih energi pada keadaan eksitasi dengan energi pada keadaan dasar. Dengan kata lain, hanya pada panjang gelombang foton tertentu yang diserap oleh atom gas. Absorpsi cahaya oleh suatu atom merupakan suatu bentuk interaksi antara gelombang cahaya (foton) dan atom. Energi cahaya diserap oleh atom dan digunakan oleh electron di dalam atom tersebut untuk bertransisi ke tingkat energi yang lebih tinggi.
3 Absorpsi hanya terjadi jika selisih kedua tingkat energi electron tersebut bersesuaian dengan energi cahaya (foton) yang datang. II. EMISI ATOM : Spektrum emisi dihasilkan oleh suatu zat yang memancarkan gelombang elektromagnetik. Elektron dalam atom dibuat tereksitasi, misalnya dengan cara memberi medan listrik yang sangat kuat. Medan listrik tersebut menyebabkan electron bebas dalam atom dipercepat dan akan menumbuk atom lain sehingga menyebabkan electron tersebut tereksitasi. Elektron-elektron dalam keadaan tereksitasi cendrung kembali ke keadaan dasar. Ketika electron-elektron dari keadaan tereksitasi kembali ke keadaan dasar, maka energi eksitasi (selisih antara energi pada keadaan eksitasi dengan energi pada keadaan dasar) akan diemisikan dalam bentuk foton. Spektrum emisi ada tiga macam yaitu : a. Spektrum garis : Spektrum yang dihasilkan oleh gas-gas bertekanan rendah yang dipanaskan. Spektrum ini terdiri dari garisgaris cahaya monokromatis dengan panjang gelombang tertentu. b. Spektrum pita : Spektrum yang dihasilkan oleh gas-gas dalam keadaan molekuler, misalnya H 2, O 2, N 2 dan CO. Spektrum ini berupa pita-pita yang terdiri dari banyak garis-garis yang terletak sangat berdekatan. c. Spektrum kontinyu : Spektrum yang dihasilkan oleh zat padat, zat cair dan gas yang berpijar. Berpijarnya zat-zat tersebut karena mempunyai atom-atom yang berjarak sangat dekat satu dengan yang lainnya sehingga saling berinteraksi.
4 Spektrum ini terdiri atas cahaya dengan semua panjang gelombang walaupun dengan intensitas yang berbeda. SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS) : Teknik pengukuran dengan AAS umumnya digunakan untuk analisis logam-logam berat yang berada dalam sample (dalam bentuk padat maupun cair). Dasar analisis pada AAS adalah serapan energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh sejumlah atom netral dalam keadaan dasarnya. Teknik ini dapat digunakan untuk pengukuran secara kuantitatif dari element yang terdapat dalam sample. Keuntungan AAS adalah : peka, teliti, cepat, sederhana, tidak perlu pemisahan. Radiasi yang digunakan berasal dari sumber radiasi yang sesuai (lampu katoda cekung) yang dilewatkan ke dalam nyala api pembakar yang berisi sample yang telah teratomisasi. Sebagian dari radiasi tersebut diserap oleh atom dan sebagian diteruskan ke detector melalui monokromator. Untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi dan radiasi dari nyala digunakan chopper. Detektor akan mengukur signal dari sumber radiasi dan sample. Besarnya absorpsi terhadap intensitas radiasi sebanding dengan konsentrasi atom bebas dalam nyala, jadi sesuai dengan Hukum Lambert Beer. Io A = = abc It A ~ C dimana a dan b tetap. Pada AAS juga terjadi emisi dari : - sample - nyala - spesies lain dalam sample Semua emisi tersebut ditolak oleh detector. Komponen Peralatan AAS
5 Komponen utama dari peralatan spektrofotometer serapan atom adalah sumber energi, pengatom (sistem nyala), monokromator dan detector, tersusun seperti gambar berikut: Berkas sinar pembanding = Lampu Hollow Katoda 2 = Cermin 3 = Choper 4 = Burner 5 = Monokromator 6 = Detektor 7 = Monitor 8 = Nebulizer dan ruang pengabut 9 = Sampel Sumber sinar menghasilkan spectrum emisi sempit berintensitas tinggi dengan panjang gelombang sesuai dengan yang akan diserap oleh analit (radiasi resonansi), dengan intensitas konstan. Yang umum dipakai adalah lampu katoda (lampu hallow katoda) berlubang yang dinding lubangnya tersebut terbuat dari logam untuk apa lampu itu digunakan. Dengan demikian, setiap unsur memerlukan lampu tersendiri. Lampu hallow katoda terdiri dari anoda tungsten (+) dan katoda silindris (-) yang berada dalam sebuah tabung gelas yang berisi gas neon atau argon. Katoda dilapisi oleh logam dari unsur yang akan dianalisa. Prinsip kerja lampu katoda adalah bila terdapat perbedaan potensial antara kedua elektroda akan terjadi ionisasi gas dan arus listrik ± 5-10 ma. Jika potensial cukup besar, kation gas akan menerima energi kinetic yang cukup untuk melepaskan atom logam dari permukaan katoda sehingga terjadi kabut atom yang sebagian tereksitasi dan memancarkan radiasi emisi pada waktu atom logam kembali ke permukaan katoda (keadaan dasar). Anoda hollow katoda
6 kwartz atau pyrex gelas pelindung gas Neon atau Argon Pengatom bertujuan untuk merubah analit dari bentuk ion dalam larutan menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas. Ini terdiri dari nebulizer, ruang pengabut dan kepala pembakar (burner). Nebulizer berfungsi untuk menyedot sample dalam bentuk larutan dengan bantuan aliran udara dan dirubah menjadi butiran-butiran halus (kabut) masuk dalam ruang pengabut (spray chamber). Di ruangan ini kabut dicampur dengan gas bakar (asetilen). Proses mengubah larutan sample menjadi kabut/aerosol yang selanjutnya masuk ke burner disebut proses aspirasi. Burner berfungsi sebagai tempat pembakaran. Menurut jenisnya pembakaran ada dua yaitu pembakar gas aliran turbulen dan pembakar gas aliran laminar. Pada pembakar gas aliran turbulen pengabut dan pembakar jadi satu dengan laju aliran sample 1-3 ml / menit. Kelebihan pembakar ini adalah sample dalam jumlah besar dapat masuk ke dalam nyala tanpa adanya nyala balik dan letupan. Sedangkan kekurangannya adalah panjang nyala yang dilalui radiasi relative pendek, mudah tersumbat dan berisik. Pada pembakar gas aliran laminar hanya butiran-butiran halus dari sample yang dapat mencapai nyala, sedangkan yang besar terkumpul di dasar ruang dan selanjutnya dibuang keluar melalui drain. Nyala api pada pembakar ini relative tenang, panjang nyala 5-10 cm serta sensitivitas dan reproduksibilitas tinggi. Karena burner adalah tempat pembakaran dengan suhu tinggi maka burner harus memiliki syarat-syarat seperti : 1. Menghasilkan nyala yang reproduksibel. 2. Kuat menahan panas balik. 3. Resisten terhadap korosi. 4. Bebas dari timbunan garam 5. Tidak memuai / regang karena panas. Gas bakar yang umum digunakan adalah asetilen dengan udara. Campuran gas asetilen dengan udara mampu menghasilkan suhu maksimum 2200 o C. Untuk unsur-unsur tertentu yang tidak mudah teratom seperti aluminium digunakan asetilen dengan N 2 O yang menghasilkan nyala bersuhu tinggi. Campuran gas asetilen dengan N 2 O mampu
7 menghasilkan suhu maksimum 3000 o C. Dalam nyala, air dalam kabut akan lepas hingga analit akan membentuk padatan halus yang selanjutnya karena panas akan berubah menjadi atom. Atom-atom inilah yang menyerap sinar dari lampu katoda hingga intensitas yang diteruskan berkurang. Monokromator berfungsi untuk mengisolasi sinar dari lampu katoda, terutama dari sinar nyala yang berintensitas tinggi. Sinar dari nyala tersebut dibelokkan oleh monokromator dan hanya sinar dari lampu katoda yang diteruskan ke detector. Detektor yang dipakai adalah detector cahaya yang paling sensitive yaitu photomultiflier. Fungsi detector ini adalah mengubah energi cahaya menjadi energi listrik (dalam hal ini kuat arus). Energi listrik ini selanjutnya diproses secara elektronik dan dirubah menjadi besaran absorban yang selanjutnya dimunculkan pada meter digital (monitor). Peralatan AAS modern dilengkapi dengan mikroprosesor yang berfungsi untuk mengendalikan kerja dan proses yang terjadi pada spektrofotometer seperti misalnya untuk mengolah sinyal digital, memilih kombinasi gas pembakar dan mode pengukuran yang akan digunakan, melakukan perhitungan data dengan kurva kalibrasi dan sekaligus merubah besaran absorban menjadi konsentrasi yang dimunculkan di layar atau printer serta menyimpan data. JENIS SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS) : 1. AAS berkas tunggal : - Terdiri dari beberapa lampu hollow katoda. - Tidak menjamin kondisi yang sama pada waktu pembacaan larutan standar dan sample. 2. AAS berkas ganda : - Berkas radiasi lampu katoda dipisahkan dengan sebuah copher. Setengah radiasi akan melewati nyala dan setengahnya lagi berada disekeliling nyala. Dengan cermin, kedua berkas sinar tersebut bergabung kembali kemudian menuju monokromator. - Keuntungan alat ini adalah dapat mengatasi perubahan radiasi lampu katoda. Pemeliharaan AAS
8 Perhatian utama dalam pemeliharaan AAS adalah terhadap kepala pembakar (burner head). Kerak (deposit) dapat mengumpul pada bagian dalam pembakar. Hal ini akan meningkatkan noise dan menurunkan sensitivitas. Setiap habis pemakaian, bilas nebulizer dalam aquades selama 5-10 menit sebelum nyala dimatikan. Cara ini akan mengurangi korosi dan menghilangkan kerak yang terdapat dalam burner. Bila larutan sample yang diukur berada dalam asam kuat atau mengandung garam yang tinggi, burner sebaiknya dibuka setelah pemakaian. Tutup lobangnya dengan isolasi (tape), balikkan dan masukkan larutan HCl 6M kedalamnya, biarkan 5-10 menit kemudian keluarkan dan buang isolasi. Bilas dengan air keran, kemudian dengan air suling dan akhirnya bilas dengan aseton. Biarkan kering sampai semalam dan selanjutnya dipasang kembali. Sekali seminggu burner harus selalu dibersihkan. Lumasi perpak karet (O ring) dengan pelumas silicon. Periksa ruang pencampuran di belakang nebulizer. Bila terdapat kerak, bilas dengan air. Periksa semua sambungan slang gas terhadap kebocoran. Perawatan bulanan diantaranya memeriksa saluran buangan (drain). Bila ada kerak bersihkan agar saluran buangan berjalan lancar. Bersihkan lenza dengan tissue. Periksa juga saringan udara. Bila kotor bersihkan dengan sabun. Kendala Pemeriksaan Logam Berat dengan AAS Walaupun AAS merupakan metoda yang sensitive dan selektif, sesungguhnya masih banyak juga kendala yang ditemui dalam pemeriksaan logam. Untuk sample cairan biologis dengan pengukuran langsung, adanya protein atau kadar garam tinggi dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Senyawa tersebut dalam nyala dapat membentuk partikel yang mementalkan sinar yang jatuh padanya (hamburan). Jadi pengurangan intesitas cahaya bukan disebabkan oleh penyerapan analit tetapi karena hamburan oleh senyawa pengganggu tersebut, sehingga menimbulkan kesalahan positif. Protein dapat dihilangkan dengan penambahan asam trikloro asetat, sehingga protein akan mengendap. Bila pengganggu sulit dihilangkan, penentuan dilakukan dengan metoda standard addisi. Sampel dengan kandungan garam tinggi, atau konsentrasi analit terlalu rendah hingga tidak terukur dengan alat, diatasi dengan metode ekstraksi pelarut. Ke dalam sample ditambahkan senyawa pengompleks, sering dipakai ammonium pirolidin ditiokarbamat (APDC) atau EDTA (etilendiamin tetraasetat) hingga terbentuk kompleks tidak bermuatan dengan analit. Kompleks ini diekstrak dengan pelarut organik, biasanya digunakan metil isobutyl keton (MIBK). Analit yang sudah dalam pelarut organik diukur dengan AAS. Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dengan cara ini yaitu analit terpisah dari unsur pengganggu, konsentrasi bertambah karena terjadi pemekatan dan efisiensi pengatoman tinggi dengan pelarut organik karena kekentalannya rendah serta energi cahaya bertambah akibat pembakaran senyawa organik.
9 Terjadinya interferensi spectra dan interferensi kimia. Interferensi spectra terjadi bila spectrum absorpsi pengganggu bertumpang tindih atau terletak dekat sekali dengan spectrum absorpsi analit sehingga tidak mungkin dipisahkan oleh monokromator. Terjadi bila pemisahan garis spectrum < 0,01 nm. Misalnya spectrum V = 308,211 dan spectrum Al = 308, 215 sehingga penentuan Al akan terganggu. Hal ini bisa diatasi dengan memilih panjang gelombang lain misalnya untuk Al = 309, 27 nm. Interferensi kimia terjadi karena pembentukan senyawa dengan volatilitas rendah, kesetimbangan disosiasi dan ionisasi dalam nyala. Misalnya penentuan kalsium atau magnesium dalam sample yang mengandung anion fosfat atau sulfat dimana anion ini sangat mengganggu. Anion tersebut akan membentuk senyawa dengan analit yang tidak mudah teratom dalam nyala, hingga populasi atom berkurang dan memberikan hasil penentuan yang rendah dari semestinya. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan pereaksi pembebas seperti lanthanum klorida atau stronsium klorida dengan konsentrasi relative lebih tinggi. Disini lanthanum atau stronsium yang bersenyawa dengan pengganggu, hingga Ca dan Mg bebas membentuk atom. BEBERAPA METODA AAS : 1. AAS Metoda Emisi Nyala : Metoda ini digunakan untuk menentukan unsur-unsur logam dalam sample yang biasanya sulit ditentukan dengan metoda yang lain, seperti pada penentuan Na, K, Li, Cu, Cd, Cr, Pb, Zn dan Ca. Metoda ini bisa digunakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Atom-atom unsur dalam nyala tereksitasi. Pada waktu kembali ke keadaan dasar akan memancarkan radiasi / radiasi emisi yang sama dengan energi radiasi eksitasi. Konsentrasi unsur sebanding dengan intensitas radiasi. Keterbatasan metoda ini adalah : 1. Atom tertahan dalam nyala dan berkas sinar. Atom bisa hilang oleh aliran gas. 2. Hanya 10 % larutan mencapai nyala dari nebulizer / pengkabut. 3. Sampel harus dalam bentuk larutan sehingga jika sample dalam bentuk padatan maka harus dibuat dalam bentuk larutan terlebih dahulu. 4. Perlu banyak sample ± 3 ml / menit, dengan waktu pengukuran ± 10 detik. 5. Garis resonansi pendek. 2. AAS Metoda Uap Dingin Satu-satunya logam yang dapat berbentuk atom bebas pada suhu kamar adalah merkuri. Karena itu atom-atom merkuri dapat dibentuk pada suhu kamar dengan mereduksi senyawa merkuri dalam larutan dengan stanno klorida (SnCl 2 ). Atom-atom merkuri dalam larutan ditiup keluar dengan menggunakan aliran gas atau udara, yang
10 selanjutnya dilewatkan ke dalam tabung kuarsa yang ditempatkan pada jalur sinar lampu katoda di atas kepala pembakar. Merkuri organik dapat tereduksi menjadi atom-atomnya dengan menggunakan pereduksi campuran stano klorida dan cadmium klorida. Dengan menggunakan pereaksi ini, kandungan merkuri total akan terdeteksi. Dengan menggunakan stano klorida saja hanya merkuri anorganik yang didapatkan. Dengan demikian, kandungan merkuri organik didapatkan dengan cara pengurangan (kandungan merkuri total dengan merkuri anorganik). Peralatan metoda uap dingin terdiri dari (1) wadah tempat reaksi berlangsung dimana senyawa merkuri direduksi menjadi atom-atomnya, (2) alat untuk penambahan reagen pereduksi dan (3) peralatan untuk meniup atom-atom merkuri keluar larutan dan masuk ke daerah penyerapan sinar. Dengan metoda ini merkuri dapat terukur sampai konsentrasi 0,001 μg/l. Sedangkan dengan metoda nyala hanya sampai 170 μg/l (± kali lebih sensitive). Kandungan merkuri dapat berkurang dalam sample selama penyimpanan, walaupun sample dibekukan. Hal ini dapat dicegah dengan penambahan asam sulfamat dan Triton X-100 ke dalam sample dan disimpan pada suhu 4 o C. 3. AAS Geberasi Hidrida Pada AAS nyala, kurang dari 10% larutan yang berubah menjadi kabut halus yang masuk ke nyala. Sebagian besar dari sample akan keluar melalui buangan (drain). Hal ini mengakibatkan kesensitifan metode AAS nyala relative rendah. Beberapa logam tertentu seperti arsen, selenium, antimony dan timah, pengatoman dengan nyala kurang efisien hingga baru bisa terukur pada konsentrasi yang tinggi (kesensitifan sangat rendah). Untungnya, logam-logam ini dapat membentuk senyawa hidrida yang menguap. Hampir semua senyawa-senyawa ini dalam sample yang dipakai berubah menjadi hidridanya. Hidrida dari unsur-unsur tersebut dapat diatomisasi pada suhu relative rendah. Pengatoman biasanya dilakukan dengan melewatkan hidrida tersebut melalui tabung kuarsa yang ditempatkan pada lajur sinar di atas burner yang dipanaskan dengan menggunakan nyala, atau panas listrik (dililit dengan filament listrik). Keuntungan lain yang didapatkan dengan cara pengatoman ini adalah pengurangan intentsitas sinar akibat absorbsi udara dan nyala. Panjang gelombang penyerapan dari arsen dan selenium masing-masing 193,7 dan 196,0 nm. Hampir 90% sinar pada panjang gelombang ini diserap oleh udara dan nyala yang menyebabkan kesensitifannya jauh berkurang. Dengan menggunakan pengatoman tabung kuarsa
11 panas, hal seperti di atas tidak terjadi. Dengan kesensitifan metoda generasi hidrida akan menjadi sekitar 1000 kali dibandingkan dengan metoda nyala. Berbagai pereaksi sudah digunakan untuk membentuk hidrida, tetapi yang paling efisien adalah menggunakan natrium borohidrida dalam suasana asam. Berbagai tipe peralatan juga sudah dikembangkan untuk pembentukan didrida ini. Peralatan utama terdiri dari (1) wadah tempat reaksi pembentukan didrida berlangsung, (2) peralatan untuk memasukkan pereaksi dan (3) peralatan untuk mendorong hidrida yang terbentuk masuk ke AAS. PENENTUAN KONSENTRASI UNSUR DALAM SAMPEL : Dengan kurva kalibrasi Dengan standar adisi (penambahan standar) 1. Kurva Kalibrasi : Kurva kalibrasi adalah kurva yang menyatakan hubungan antara absorban dengan beberapa konsentrasi standar yang diukur. Hubungan ini dapat dinyatakan dalam persamaan garis : Y = BX + A Y = Absorbans X = Konsentrasi A = Konstanta B = Koefisien regresi Menurut Hukum Lambert Beer, absorbans mempunyai hubungan linier dengan konsentrasi zat yang diukur. Namun demikian, kenyataannya sering terjadi penyimpangan karena banyaknya variable dalam pembentukan uap atom yang tidak terkendali sehingga kurva kalibrasi harus dibuat setiap kali analisis dengan AAS. Dengan membuat kurva kalibrasi, penyimpangan standar dapat dikoreksi. A b s o r b a n s K o n s e n t r a s i (ppm) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyiapan larutan standar antara lain ;
12 1. Larutan blanko dipakai untuk mengatur absorbans sama dengan nol. Larutan ini harus mengandung semua zat tambahan sama seperti perlakuan sample. 2. Standar harus disiapkan segar setiap kali analisis, dengan cara mengencerkan larutan induk. 3. Pereaksi yang digunakan harus murni (sangat penting untuk analisis elemen-elemen dalam jumlah yang sangat kecil / trace element). 2. Metoda Penambahan standar : Metoda ini digunakan bila : a. Hanya sedikit jumlah sample yang dianalisis. b. Sampel mempunyai matriks yang kompleks c. Konsentrasi analit sangat kecil. Bila ada hubungan linier antara absorbans dengan konsetrasi maka : dimana : A X = k.c X A T = k.(c S + C X ) A X = Absorbans larutan sample A T = Absorbans larutan sample yang ditambahkan standar C X = Konsentrasi unsur dalam larutan sample C S = Konsentrasi unsur dalam larutan sample yang ditambahkan standar Kombinasi persamaan di atas menjadi : A X C X = A T C S + C X CX.AT = AX.(CS + CX) CX = A X.C S AT - A X
Laporan Kimia Analitik KI-3121
Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten
Lebih terperinciAAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS
AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada
Lebih terperinciAnalisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT
Analisa AAS Pada Bayam Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT AAS itu apa cih??? AAS / Spektrofotometer Serapan Atom adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk
Lebih terperinciACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhover, ketika menelaah garis garis hitam pada spectrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom
Lebih terperinciLaporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)
Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Nama : Ivan Parulian NIM : 10514018 Kelompok : 10 Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2016 Tanggal Pengumpulan : 13
Lebih terperinciSPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM
SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED Daerah radiasi IR: 1. IR dekat: 0,78 2,5 µm 2. IR tengah: 2,5 50 µm 3. IR jauh: 50 1000 µm Daerah radiasi spektroskopi IR: 0,78 1000 µm Penggunaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Kulit Telur Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). Pembentukan kulit telur
Lebih terperinciATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI (SSA) 1. PRINSIP AAS Prinsip dasar analisis spektrometri adalah sebagai berikut: larutan sampel menyerap radiasi elektromagnetik dan jumlah intensitas
Lebih terperinciALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia
Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi
Lebih terperinciPERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA
PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA A. TUJUAN 1. Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel. 2. Menggunakan
Lebih terperinciHukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) UV (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Lebih terperinciANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim
Lebih terperinciFotometri Nyala (Flame Photometry) dan Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry)
Fotometri Nyala (Flame Photometry) dan Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry) Disampaikan pada Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Konsep-konsep
Lebih terperinci1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar
1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar 2. Dasar Teori 5.1. Kafein Kafein (C 8 H 10 N 4 O 2 ) merupakan alkaloid yang terdapat dalam teh, kopi,
Lebih terperinciSpektrofotometer UV /VIS
Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika
Lebih terperinciA. JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Kadar Fe pada Air Sumur dengan Instrumen AAS B. TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 5 Mei 2015 pukul 10.
A. JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Kadar Fe pada Air Sumur dengan Instrumen AAS B. TANGGAL PERCOBAAN Mulai Percobaan : Selasa, 5 Mei 2015 pukul 09.00 WIB Selesai Percobaan : Selasa, 5 Mei 2015 pukul 10.30
Lebih terperinciMETODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.
METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Natrium Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah kecil natrium berada dalam cairan intraselular (Suhardjo, 1992). Makanan sehari hari biasanya
Lebih terperinciAnalisis Fisiko Kimia. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA/ AAS) Oleh. Dr. Harmita
Analisis Fisiko Kimia Spektrofotometer Serapan Atom (SSA/ AAS) Oleh. Dr. Harmita Pendahuluan Teknik analisa dari spektrofotometer serapan atom (atomic( absorption spectrophotometry, AAS) ) pertama kali
Lebih terperinciSpektrofotometri Serapan Atom
Spektrofotometri Serapan Atom I. Tujuan Menentukan kepekaan dan daerah konsentrasi analisis logam Cu pada panjang gelombang 324.7 nm Menentukan pengaruh spesi lain, matriks, dan nyala api pada larutan
Lebih terperinciA. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori
PERCOBAAN III A. Judul : Penetapan Besi secara Spektrofotometri B. Tujuan : dapat menetapkan kandungan besi dalam suatu sampel dengan teknik kurva kalibrasi biasa dan teknik standar adisi. C. Dasar Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut.
Lebih terperinciANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr
ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr Asminar, Rahmiati, Siamet Pribadi ABSTRAK ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK
Lebih terperinciAnalysis of environmental and biological samples by atomic spectroscopic methods. Loading...
Analysis of environmental and biological samples by atomic spectroscopic methods Loading... Spektroskopi atom menghasilkan paling tidak tiga macam teknik analisis 31 2 Spektrofotometri Serapan Atom Spektrofotometri
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN
39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat
Lebih terperinciANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )
ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 ) Kusnanto Mukti W, M 0209031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta kusnantomukti@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran air Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Reaktor-separator terintegraasi yang dikembangkan dan dikombinasikan dengan teknik analisis injeksi alir dan spektrofotometri serapan atom uap dingin (FIA-CV-AAS) telah dikaji untuk
Lebih terperinciKADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB
KADAR ABU & MINERAL 1 PENDAHULUAN Analisis kadar abu penting untuk bahan atau produk pangan Menunjukkan kualitas seperti pada teh, tepung, atau gelatin Merupakan perlakuan awal untuk menentukan jenis mineral
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Spektrofotometer Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu
Lebih terperinciUntuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam
Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER
BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat membuat kurva kalibrasi 2. Mahasiswa mampu menganalisis sampel dengan menggunakan alat spektrofotometer 3. Mengetahui pengaruh
Lebih terperinciMODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan
MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS
JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS Disusun Oleh : RENI ALFIYANI (14030194086 ) PENDIDIKAN KIMIA A 2014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER) I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Spektrofotometer sangat berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energi cahaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada kondisi
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS
PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS Norma Nur Azizah 1, Mulyati a, Wulan Suci Pamungkas a, Mohamad Rafi a a Departemen Kimia, Fakultas
Lebih terperinciUJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama
UJI KUANTITATIF DNA Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama A. PENDAHULUAN Asam deoksiribonukleat atau lebih dikenal dengan DNA (deoxyribonucleid acid) adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul
Lebih terperinci2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kimia Analitik Kimia analitik merupakan ilmu kimia yang mendasari analisis dan pemisahan sampel. Analisis dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat yang Digunakan Selain peralatan gelas standar laboratorium kimia, digunakan pula berbagai peralatan lain yaitu, pompa peristaltik (Ismatec ) untuk memompakan berbagai larutan
Lebih terperincikimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat
kimia (garam-garam terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsurunsur kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
Lebih terperinciPENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT
PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciI. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif
I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif II. III. Prinsip Percobaan Berdasarkan sensitifitas panca indera Teori Dasar Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan
Lebih terperinciabc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)
I. NOMOR PERCOBAAN : 6 II. NAMA PERCOBAAN : Penentuan Kadar Protein Secara Biuret III. TUJUAN PERCOBAAN : Menentukan jumlah absorban protein secara biuret dalam spektroskopi IV. LANDASAN TEORI : Protein
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Teri 2.1.1 Klasifikasi ikan teri Menurut Anonim c (2014), klasifikasi ikan teri adalah sebagai berikut: Filum Sub-Filum Class Ordo Famili Genus Species : Chordata : Vertebrae
Lebih terperinciTUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012
TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri
Lebih terperinciNo. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan
Lebih terperinci1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar
LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN
Lebih terperinciProf.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL
Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Abstrak Spektrofotometri: pengukuran dengan menggunakan prinsip spektroskopi / cahaya Cahaya terdiri dari banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Sampel yang digunakan adalah gorengan berlapis tepung yang diolah sendiri. Jenis gorengan yang diolah mengacu pada hasil penelitian pendahuluan mengenai jenis
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:
PENDAHULUAN Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu sampel yang dinyatakan sebagai fungsi panjang gelombang. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai
Lebih terperinciSpektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd)
Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi difraksi sinar-x (X-ray difraction/xrd) merupakan salah satu metoda karakterisasi material yang paling tua dan paling sering digunakan
Lebih terperinciSPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)
SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) A. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja Spektrometri Serapan Atom (SSA). 2. Menentukan konsentrasi unsur Fe di dalam suatu sampel. B. DASAR TEORI Spektrometri atomik adalah
Lebih terperinciBab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan
Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion
Lebih terperinciPENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi
Lebih terperinciidentifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling
Lebih terperinciSPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS PRINSIP DASAR HUKUM BEER INSTRUMENTASI APLIKASI 1 Pengantar Istilah-Istilah: 1. Spektroskopi : Ilmu yang mempelajari interaksi materi dengan
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Parameter Fisika dan Kimia a. Suhu Berdasarkan pengamatan suhu yang dilakukan di tiga titik pengambilan sampel didapat hasil yang berbeda.
Lebih terperinciModul 1 Analisis Kualitatif 1
Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.
Lebih terperinciSoal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)
Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206
Lebih terperinciPENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI
PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI A. Tujuan Percobaan Percobaan. Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri. B. Dasar Teori Dalam
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Parasetamol Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai parasetamol adalah sebagai berikut: Rumus struktur : Gambar 2.1 Rumus Struktur Parasetamol Nama Kimia
Lebih terperinciKIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)
KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaanya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KEPMEN KLH) No. Kep.02/Men-KLH/1988, yang dimaksudkan dengan pencemaran udara adalah
Lebih terperinciMAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)
MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Penelitian ini didukung oleh penelitian deskriptif dengan pendekatan
Lebih terperinciBerdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.
TEKNIK SPEKTROSKOPI Teknik Spektrokopi adalah suatu teknik fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi atom maupun molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM) Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan
Lebih terperinciIII. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.
III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari
Lebih terperinciKata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol
PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN
Lebih terperinciTeknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)
Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) Kuliah Analisis Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Pertemuan Ke 4 & 5 siti_marwati@uny.ac.id Langkah-langkah analisis dengan AAS
Lebih terperinciLAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR
LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Nama : Imana Mamizar NIM : 10511066 Kelompok : 5 Nama Asisten : Rizki Tanggal Percobaan : 25 Oktober 2013 Tanggal Pengumpulan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciBeberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan
Dr.Krishna P Candra Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Domperidone Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan buku Martindale (Sweetman, 2009) sediaan tablet domperidone merupakan sediaan yang mengandung
Lebih terperinciElektrokimia. Tim Kimia FTP
Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan
Lebih terperinciSPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (AAS-1)
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (AAS-1) I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat : - Menggunakan alat spektrofotometri serapan atom - Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciBAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM
BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun
Lebih terperinciLaporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)
Nama : Kirana Patrolina Sihombing : Zakirullah Syafei Tanggal praktikum : 10 Maret 2015 Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer) Tujuan Praktikum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa, mengidentifikasi, menentukan suatu zat dalam suatu cuplikan. Dalam menganalisa terdapat 3 aspek komprehensif
Lebih terperinciMAKALAH Spektrofotometer
MAKALAH Spektrofotometer Nama Kelompok : Adhitiya Oprasena 201430100 Zulfikar Adli Manzila 201430100 Henky Gustian 201430100 Riyan Andre.P 201430100 Muhammad Khairul Huda 20143010029 Kelas : A Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan
Lebih terperinciPemisahan dengan Pengendapan
Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa
Lebih terperinci