SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS)"

Transkripsi

1 SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS) SPEKTROSKOPI Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan strukturnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana cahaya tampak digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisis kualitatif dan kuantitatif. Pada zaman modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio atau sinar X dan radiasi non-elektromagnetik seperti electron, fonon, gelombang suara dan lain sebagainya. Spektroskopi umumnya digunakan dalam ilmu kimia fisika dan kimia analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi / zat melalui spectrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam spectrum tersebut disebut spektrofotometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop besar mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan struktur fisis lainnya dari suatu obyek astronomi atau untuk mengukur kecepatan obyek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler dari garis-garis spectral obyek. Spektrofotometer dikembangkan beberapa puluh tahun lalu untuk keperluan para fisikawan dan kimiawan dalam mempelajari struktur atom atau molekul dan mengembangkan dengan teori atom. Kini spektrofotometer juga banyak digunakan untuk berbagai hal seperti studi materi, lingkungan ataupun untuk mengendalikan suatu proses kimiawi dalam industri. Perbedaan Spektrofotometer UV-Vis dan AAS (Spektofotometer Serapan Atom) : Pada spektrofotometer analit menyerap dalam bentuk molekul atau ion dalam larutan. Sinar yang digunakan berasal dari lampu pijar yang telah diuraikan dan dipisahkan menjadi panjang gelombang yang diinginkan dengan menggunakan monokromator. Bila penyerapan terjadi pada daerah sinar tampak, ditandai dengan timbulnya warna pada larutan. Untuk analit yang tidak berwarna diperlukan suatu pereaksi sehingga analit dirubah menjadi senyawa berwarna. Pada spektrofotometer serapan atom (AAS), analit menyerap dalam bentuk atom bebas dalam keadaan gas. Umumnya unsus-unsur baru membentuk atom bebas pada suhu

2 tinggi. Untuk itu pada AAS diperlukan peralatan untuk merubah analit (dari bentuk senyawa atau ion dalam larutan) menjadi atom-atom bebas yang disebut pengatom. Ada dua cara yang umum digunakan sebagai pengatom yaitu nyala (flame) dan tungku grafit (graphite furnance) Karena spectrum penyerapan atom sempit, sinar yang digunakan tidak bisa dari sumber kontinyu yang diuraikan monokromator. Sinar yang dipakai berasal dari lampu katode berlubang yang sudah punya spectrum sempit dengan panjang gelombang yang sudah sesuai dengan yang diserap analit, karena katoda terbuat dari unsur untuk apa lampu itu digunakan. Dengan demikian setiap unsur memerlukan lampu katoda tersendiri. Panjang gelombang penyerapan masing-masing unsur sangat spesifik, sangat jarang terjadi pada panjang gelombang yang sama atau berdekatan. Monokromator pada AAS terletak sesudah pengatom, yang bertujuan untuk mengisolasi sinar dari lampu katoda dan mengeliminasi sinar dari pengatom dengan intesitas yang lebih tinggi. PRINSIP SPEKTROSKOPI NYALA : Sumber Radiasi Radiasi transmisi/ emisi Monokromator Detektor Sampel I. ABSORPSI ATOM : Spektrum absorpsi terjadi pada saat electron bertransisi dari tingkat energi rendah ke keadaan tingkat energi tinggi, dimana atom gas menyerap foton yang mempunyai energi yang tepat sama dengan selisih energi pada keadaan eksitasi dengan energi pada keadaan dasar. Dengan kata lain, hanya pada panjang gelombang foton tertentu yang diserap oleh atom gas. Absorpsi cahaya oleh suatu atom merupakan suatu bentuk interaksi antara gelombang cahaya (foton) dan atom. Energi cahaya diserap oleh atom dan digunakan oleh electron di dalam atom tersebut untuk bertransisi ke tingkat energi yang lebih tinggi.

3 Absorpsi hanya terjadi jika selisih kedua tingkat energi electron tersebut bersesuaian dengan energi cahaya (foton) yang datang. II. EMISI ATOM : Spektrum emisi dihasilkan oleh suatu zat yang memancarkan gelombang elektromagnetik. Elektron dalam atom dibuat tereksitasi, misalnya dengan cara memberi medan listrik yang sangat kuat. Medan listrik tersebut menyebabkan electron bebas dalam atom dipercepat dan akan menumbuk atom lain sehingga menyebabkan electron tersebut tereksitasi. Elektron-elektron dalam keadaan tereksitasi cendrung kembali ke keadaan dasar. Ketika electron-elektron dari keadaan tereksitasi kembali ke keadaan dasar, maka energi eksitasi (selisih antara energi pada keadaan eksitasi dengan energi pada keadaan dasar) akan diemisikan dalam bentuk foton. Spektrum emisi ada tiga macam yaitu : a. Spektrum garis : Spektrum yang dihasilkan oleh gas-gas bertekanan rendah yang dipanaskan. Spektrum ini terdiri dari garisgaris cahaya monokromatis dengan panjang gelombang tertentu. b. Spektrum pita : Spektrum yang dihasilkan oleh gas-gas dalam keadaan molekuler, misalnya H 2, O 2, N 2 dan CO. Spektrum ini berupa pita-pita yang terdiri dari banyak garis-garis yang terletak sangat berdekatan. c. Spektrum kontinyu : Spektrum yang dihasilkan oleh zat padat, zat cair dan gas yang berpijar. Berpijarnya zat-zat tersebut karena mempunyai atom-atom yang berjarak sangat dekat satu dengan yang lainnya sehingga saling berinteraksi.

4 Spektrum ini terdiri atas cahaya dengan semua panjang gelombang walaupun dengan intensitas yang berbeda. SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS) : Teknik pengukuran dengan AAS umumnya digunakan untuk analisis logam-logam berat yang berada dalam sample (dalam bentuk padat maupun cair). Dasar analisis pada AAS adalah serapan energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh sejumlah atom netral dalam keadaan dasarnya. Teknik ini dapat digunakan untuk pengukuran secara kuantitatif dari element yang terdapat dalam sample. Keuntungan AAS adalah : peka, teliti, cepat, sederhana, tidak perlu pemisahan. Radiasi yang digunakan berasal dari sumber radiasi yang sesuai (lampu katoda cekung) yang dilewatkan ke dalam nyala api pembakar yang berisi sample yang telah teratomisasi. Sebagian dari radiasi tersebut diserap oleh atom dan sebagian diteruskan ke detector melalui monokromator. Untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi dan radiasi dari nyala digunakan chopper. Detektor akan mengukur signal dari sumber radiasi dan sample. Besarnya absorpsi terhadap intensitas radiasi sebanding dengan konsentrasi atom bebas dalam nyala, jadi sesuai dengan Hukum Lambert Beer. Io A = = abc It A ~ C dimana a dan b tetap. Pada AAS juga terjadi emisi dari : - sample - nyala - spesies lain dalam sample Semua emisi tersebut ditolak oleh detector. Komponen Peralatan AAS

5 Komponen utama dari peralatan spektrofotometer serapan atom adalah sumber energi, pengatom (sistem nyala), monokromator dan detector, tersusun seperti gambar berikut: Berkas sinar pembanding = Lampu Hollow Katoda 2 = Cermin 3 = Choper 4 = Burner 5 = Monokromator 6 = Detektor 7 = Monitor 8 = Nebulizer dan ruang pengabut 9 = Sampel Sumber sinar menghasilkan spectrum emisi sempit berintensitas tinggi dengan panjang gelombang sesuai dengan yang akan diserap oleh analit (radiasi resonansi), dengan intensitas konstan. Yang umum dipakai adalah lampu katoda (lampu hallow katoda) berlubang yang dinding lubangnya tersebut terbuat dari logam untuk apa lampu itu digunakan. Dengan demikian, setiap unsur memerlukan lampu tersendiri. Lampu hallow katoda terdiri dari anoda tungsten (+) dan katoda silindris (-) yang berada dalam sebuah tabung gelas yang berisi gas neon atau argon. Katoda dilapisi oleh logam dari unsur yang akan dianalisa. Prinsip kerja lampu katoda adalah bila terdapat perbedaan potensial antara kedua elektroda akan terjadi ionisasi gas dan arus listrik ± 5-10 ma. Jika potensial cukup besar, kation gas akan menerima energi kinetic yang cukup untuk melepaskan atom logam dari permukaan katoda sehingga terjadi kabut atom yang sebagian tereksitasi dan memancarkan radiasi emisi pada waktu atom logam kembali ke permukaan katoda (keadaan dasar). Anoda hollow katoda

6 kwartz atau pyrex gelas pelindung gas Neon atau Argon Pengatom bertujuan untuk merubah analit dari bentuk ion dalam larutan menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas. Ini terdiri dari nebulizer, ruang pengabut dan kepala pembakar (burner). Nebulizer berfungsi untuk menyedot sample dalam bentuk larutan dengan bantuan aliran udara dan dirubah menjadi butiran-butiran halus (kabut) masuk dalam ruang pengabut (spray chamber). Di ruangan ini kabut dicampur dengan gas bakar (asetilen). Proses mengubah larutan sample menjadi kabut/aerosol yang selanjutnya masuk ke burner disebut proses aspirasi. Burner berfungsi sebagai tempat pembakaran. Menurut jenisnya pembakaran ada dua yaitu pembakar gas aliran turbulen dan pembakar gas aliran laminar. Pada pembakar gas aliran turbulen pengabut dan pembakar jadi satu dengan laju aliran sample 1-3 ml / menit. Kelebihan pembakar ini adalah sample dalam jumlah besar dapat masuk ke dalam nyala tanpa adanya nyala balik dan letupan. Sedangkan kekurangannya adalah panjang nyala yang dilalui radiasi relative pendek, mudah tersumbat dan berisik. Pada pembakar gas aliran laminar hanya butiran-butiran halus dari sample yang dapat mencapai nyala, sedangkan yang besar terkumpul di dasar ruang dan selanjutnya dibuang keluar melalui drain. Nyala api pada pembakar ini relative tenang, panjang nyala 5-10 cm serta sensitivitas dan reproduksibilitas tinggi. Karena burner adalah tempat pembakaran dengan suhu tinggi maka burner harus memiliki syarat-syarat seperti : 1. Menghasilkan nyala yang reproduksibel. 2. Kuat menahan panas balik. 3. Resisten terhadap korosi. 4. Bebas dari timbunan garam 5. Tidak memuai / regang karena panas. Gas bakar yang umum digunakan adalah asetilen dengan udara. Campuran gas asetilen dengan udara mampu menghasilkan suhu maksimum 2200 o C. Untuk unsur-unsur tertentu yang tidak mudah teratom seperti aluminium digunakan asetilen dengan N 2 O yang menghasilkan nyala bersuhu tinggi. Campuran gas asetilen dengan N 2 O mampu

7 menghasilkan suhu maksimum 3000 o C. Dalam nyala, air dalam kabut akan lepas hingga analit akan membentuk padatan halus yang selanjutnya karena panas akan berubah menjadi atom. Atom-atom inilah yang menyerap sinar dari lampu katoda hingga intensitas yang diteruskan berkurang. Monokromator berfungsi untuk mengisolasi sinar dari lampu katoda, terutama dari sinar nyala yang berintensitas tinggi. Sinar dari nyala tersebut dibelokkan oleh monokromator dan hanya sinar dari lampu katoda yang diteruskan ke detector. Detektor yang dipakai adalah detector cahaya yang paling sensitive yaitu photomultiflier. Fungsi detector ini adalah mengubah energi cahaya menjadi energi listrik (dalam hal ini kuat arus). Energi listrik ini selanjutnya diproses secara elektronik dan dirubah menjadi besaran absorban yang selanjutnya dimunculkan pada meter digital (monitor). Peralatan AAS modern dilengkapi dengan mikroprosesor yang berfungsi untuk mengendalikan kerja dan proses yang terjadi pada spektrofotometer seperti misalnya untuk mengolah sinyal digital, memilih kombinasi gas pembakar dan mode pengukuran yang akan digunakan, melakukan perhitungan data dengan kurva kalibrasi dan sekaligus merubah besaran absorban menjadi konsentrasi yang dimunculkan di layar atau printer serta menyimpan data. JENIS SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS) : 1. AAS berkas tunggal : - Terdiri dari beberapa lampu hollow katoda. - Tidak menjamin kondisi yang sama pada waktu pembacaan larutan standar dan sample. 2. AAS berkas ganda : - Berkas radiasi lampu katoda dipisahkan dengan sebuah copher. Setengah radiasi akan melewati nyala dan setengahnya lagi berada disekeliling nyala. Dengan cermin, kedua berkas sinar tersebut bergabung kembali kemudian menuju monokromator. - Keuntungan alat ini adalah dapat mengatasi perubahan radiasi lampu katoda. Pemeliharaan AAS

8 Perhatian utama dalam pemeliharaan AAS adalah terhadap kepala pembakar (burner head). Kerak (deposit) dapat mengumpul pada bagian dalam pembakar. Hal ini akan meningkatkan noise dan menurunkan sensitivitas. Setiap habis pemakaian, bilas nebulizer dalam aquades selama 5-10 menit sebelum nyala dimatikan. Cara ini akan mengurangi korosi dan menghilangkan kerak yang terdapat dalam burner. Bila larutan sample yang diukur berada dalam asam kuat atau mengandung garam yang tinggi, burner sebaiknya dibuka setelah pemakaian. Tutup lobangnya dengan isolasi (tape), balikkan dan masukkan larutan HCl 6M kedalamnya, biarkan 5-10 menit kemudian keluarkan dan buang isolasi. Bilas dengan air keran, kemudian dengan air suling dan akhirnya bilas dengan aseton. Biarkan kering sampai semalam dan selanjutnya dipasang kembali. Sekali seminggu burner harus selalu dibersihkan. Lumasi perpak karet (O ring) dengan pelumas silicon. Periksa ruang pencampuran di belakang nebulizer. Bila terdapat kerak, bilas dengan air. Periksa semua sambungan slang gas terhadap kebocoran. Perawatan bulanan diantaranya memeriksa saluran buangan (drain). Bila ada kerak bersihkan agar saluran buangan berjalan lancar. Bersihkan lenza dengan tissue. Periksa juga saringan udara. Bila kotor bersihkan dengan sabun. Kendala Pemeriksaan Logam Berat dengan AAS Walaupun AAS merupakan metoda yang sensitive dan selektif, sesungguhnya masih banyak juga kendala yang ditemui dalam pemeriksaan logam. Untuk sample cairan biologis dengan pengukuran langsung, adanya protein atau kadar garam tinggi dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Senyawa tersebut dalam nyala dapat membentuk partikel yang mementalkan sinar yang jatuh padanya (hamburan). Jadi pengurangan intesitas cahaya bukan disebabkan oleh penyerapan analit tetapi karena hamburan oleh senyawa pengganggu tersebut, sehingga menimbulkan kesalahan positif. Protein dapat dihilangkan dengan penambahan asam trikloro asetat, sehingga protein akan mengendap. Bila pengganggu sulit dihilangkan, penentuan dilakukan dengan metoda standard addisi. Sampel dengan kandungan garam tinggi, atau konsentrasi analit terlalu rendah hingga tidak terukur dengan alat, diatasi dengan metode ekstraksi pelarut. Ke dalam sample ditambahkan senyawa pengompleks, sering dipakai ammonium pirolidin ditiokarbamat (APDC) atau EDTA (etilendiamin tetraasetat) hingga terbentuk kompleks tidak bermuatan dengan analit. Kompleks ini diekstrak dengan pelarut organik, biasanya digunakan metil isobutyl keton (MIBK). Analit yang sudah dalam pelarut organik diukur dengan AAS. Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dengan cara ini yaitu analit terpisah dari unsur pengganggu, konsentrasi bertambah karena terjadi pemekatan dan efisiensi pengatoman tinggi dengan pelarut organik karena kekentalannya rendah serta energi cahaya bertambah akibat pembakaran senyawa organik.

9 Terjadinya interferensi spectra dan interferensi kimia. Interferensi spectra terjadi bila spectrum absorpsi pengganggu bertumpang tindih atau terletak dekat sekali dengan spectrum absorpsi analit sehingga tidak mungkin dipisahkan oleh monokromator. Terjadi bila pemisahan garis spectrum < 0,01 nm. Misalnya spectrum V = 308,211 dan spectrum Al = 308, 215 sehingga penentuan Al akan terganggu. Hal ini bisa diatasi dengan memilih panjang gelombang lain misalnya untuk Al = 309, 27 nm. Interferensi kimia terjadi karena pembentukan senyawa dengan volatilitas rendah, kesetimbangan disosiasi dan ionisasi dalam nyala. Misalnya penentuan kalsium atau magnesium dalam sample yang mengandung anion fosfat atau sulfat dimana anion ini sangat mengganggu. Anion tersebut akan membentuk senyawa dengan analit yang tidak mudah teratom dalam nyala, hingga populasi atom berkurang dan memberikan hasil penentuan yang rendah dari semestinya. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan pereaksi pembebas seperti lanthanum klorida atau stronsium klorida dengan konsentrasi relative lebih tinggi. Disini lanthanum atau stronsium yang bersenyawa dengan pengganggu, hingga Ca dan Mg bebas membentuk atom. BEBERAPA METODA AAS : 1. AAS Metoda Emisi Nyala : Metoda ini digunakan untuk menentukan unsur-unsur logam dalam sample yang biasanya sulit ditentukan dengan metoda yang lain, seperti pada penentuan Na, K, Li, Cu, Cd, Cr, Pb, Zn dan Ca. Metoda ini bisa digunakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Atom-atom unsur dalam nyala tereksitasi. Pada waktu kembali ke keadaan dasar akan memancarkan radiasi / radiasi emisi yang sama dengan energi radiasi eksitasi. Konsentrasi unsur sebanding dengan intensitas radiasi. Keterbatasan metoda ini adalah : 1. Atom tertahan dalam nyala dan berkas sinar. Atom bisa hilang oleh aliran gas. 2. Hanya 10 % larutan mencapai nyala dari nebulizer / pengkabut. 3. Sampel harus dalam bentuk larutan sehingga jika sample dalam bentuk padatan maka harus dibuat dalam bentuk larutan terlebih dahulu. 4. Perlu banyak sample ± 3 ml / menit, dengan waktu pengukuran ± 10 detik. 5. Garis resonansi pendek. 2. AAS Metoda Uap Dingin Satu-satunya logam yang dapat berbentuk atom bebas pada suhu kamar adalah merkuri. Karena itu atom-atom merkuri dapat dibentuk pada suhu kamar dengan mereduksi senyawa merkuri dalam larutan dengan stanno klorida (SnCl 2 ). Atom-atom merkuri dalam larutan ditiup keluar dengan menggunakan aliran gas atau udara, yang

10 selanjutnya dilewatkan ke dalam tabung kuarsa yang ditempatkan pada jalur sinar lampu katoda di atas kepala pembakar. Merkuri organik dapat tereduksi menjadi atom-atomnya dengan menggunakan pereduksi campuran stano klorida dan cadmium klorida. Dengan menggunakan pereaksi ini, kandungan merkuri total akan terdeteksi. Dengan menggunakan stano klorida saja hanya merkuri anorganik yang didapatkan. Dengan demikian, kandungan merkuri organik didapatkan dengan cara pengurangan (kandungan merkuri total dengan merkuri anorganik). Peralatan metoda uap dingin terdiri dari (1) wadah tempat reaksi berlangsung dimana senyawa merkuri direduksi menjadi atom-atomnya, (2) alat untuk penambahan reagen pereduksi dan (3) peralatan untuk meniup atom-atom merkuri keluar larutan dan masuk ke daerah penyerapan sinar. Dengan metoda ini merkuri dapat terukur sampai konsentrasi 0,001 μg/l. Sedangkan dengan metoda nyala hanya sampai 170 μg/l (± kali lebih sensitive). Kandungan merkuri dapat berkurang dalam sample selama penyimpanan, walaupun sample dibekukan. Hal ini dapat dicegah dengan penambahan asam sulfamat dan Triton X-100 ke dalam sample dan disimpan pada suhu 4 o C. 3. AAS Geberasi Hidrida Pada AAS nyala, kurang dari 10% larutan yang berubah menjadi kabut halus yang masuk ke nyala. Sebagian besar dari sample akan keluar melalui buangan (drain). Hal ini mengakibatkan kesensitifan metode AAS nyala relative rendah. Beberapa logam tertentu seperti arsen, selenium, antimony dan timah, pengatoman dengan nyala kurang efisien hingga baru bisa terukur pada konsentrasi yang tinggi (kesensitifan sangat rendah). Untungnya, logam-logam ini dapat membentuk senyawa hidrida yang menguap. Hampir semua senyawa-senyawa ini dalam sample yang dipakai berubah menjadi hidridanya. Hidrida dari unsur-unsur tersebut dapat diatomisasi pada suhu relative rendah. Pengatoman biasanya dilakukan dengan melewatkan hidrida tersebut melalui tabung kuarsa yang ditempatkan pada lajur sinar di atas burner yang dipanaskan dengan menggunakan nyala, atau panas listrik (dililit dengan filament listrik). Keuntungan lain yang didapatkan dengan cara pengatoman ini adalah pengurangan intentsitas sinar akibat absorbsi udara dan nyala. Panjang gelombang penyerapan dari arsen dan selenium masing-masing 193,7 dan 196,0 nm. Hampir 90% sinar pada panjang gelombang ini diserap oleh udara dan nyala yang menyebabkan kesensitifannya jauh berkurang. Dengan menggunakan pengatoman tabung kuarsa

11 panas, hal seperti di atas tidak terjadi. Dengan kesensitifan metoda generasi hidrida akan menjadi sekitar 1000 kali dibandingkan dengan metoda nyala. Berbagai pereaksi sudah digunakan untuk membentuk hidrida, tetapi yang paling efisien adalah menggunakan natrium borohidrida dalam suasana asam. Berbagai tipe peralatan juga sudah dikembangkan untuk pembentukan didrida ini. Peralatan utama terdiri dari (1) wadah tempat reaksi pembentukan didrida berlangsung, (2) peralatan untuk memasukkan pereaksi dan (3) peralatan untuk mendorong hidrida yang terbentuk masuk ke AAS. PENENTUAN KONSENTRASI UNSUR DALAM SAMPEL : Dengan kurva kalibrasi Dengan standar adisi (penambahan standar) 1. Kurva Kalibrasi : Kurva kalibrasi adalah kurva yang menyatakan hubungan antara absorban dengan beberapa konsentrasi standar yang diukur. Hubungan ini dapat dinyatakan dalam persamaan garis : Y = BX + A Y = Absorbans X = Konsentrasi A = Konstanta B = Koefisien regresi Menurut Hukum Lambert Beer, absorbans mempunyai hubungan linier dengan konsentrasi zat yang diukur. Namun demikian, kenyataannya sering terjadi penyimpangan karena banyaknya variable dalam pembentukan uap atom yang tidak terkendali sehingga kurva kalibrasi harus dibuat setiap kali analisis dengan AAS. Dengan membuat kurva kalibrasi, penyimpangan standar dapat dikoreksi. A b s o r b a n s K o n s e n t r a s i (ppm) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyiapan larutan standar antara lain ;

12 1. Larutan blanko dipakai untuk mengatur absorbans sama dengan nol. Larutan ini harus mengandung semua zat tambahan sama seperti perlakuan sample. 2. Standar harus disiapkan segar setiap kali analisis, dengan cara mengencerkan larutan induk. 3. Pereaksi yang digunakan harus murni (sangat penting untuk analisis elemen-elemen dalam jumlah yang sangat kecil / trace element). 2. Metoda Penambahan standar : Metoda ini digunakan bila : a. Hanya sedikit jumlah sample yang dianalisis. b. Sampel mempunyai matriks yang kompleks c. Konsentrasi analit sangat kecil. Bila ada hubungan linier antara absorbans dengan konsetrasi maka : dimana : A X = k.c X A T = k.(c S + C X ) A X = Absorbans larutan sample A T = Absorbans larutan sample yang ditambahkan standar C X = Konsentrasi unsur dalam larutan sample C S = Konsentrasi unsur dalam larutan sample yang ditambahkan standar Kombinasi persamaan di atas menjadi : A X C X = A T C S + C X CX.AT = AX.(CS + CX) CX = A X.C S AT - A X

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT Analisa AAS Pada Bayam Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT AAS itu apa cih??? AAS / Spektrofotometer Serapan Atom adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhover, ketika menelaah garis garis hitam pada spectrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom

Lebih terperinci

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala) Nama : Ivan Parulian NIM : 10514018 Kelompok : 10 Tanggal Praktikum : 06 Oktober 2016 Tanggal Pengumpulan : 13

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED Daerah radiasi IR: 1. IR dekat: 0,78 2,5 µm 2. IR tengah: 2,5 50 µm 3. IR jauh: 50 1000 µm Daerah radiasi spektroskopi IR: 0,78 1000 µm Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Kulit Telur Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). Pembentukan kulit telur

Lebih terperinci

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI (SSA) 1. PRINSIP AAS Prinsip dasar analisis spektrometri adalah sebagai berikut: larutan sampel menyerap radiasi elektromagnetik dan jumlah intensitas

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA A. TUJUAN 1. Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel. 2. Menggunakan

Lebih terperinci

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) UV (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.

Lebih terperinci

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim

Lebih terperinci

Fotometri Nyala (Flame Photometry) dan Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry)

Fotometri Nyala (Flame Photometry) dan Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry) Fotometri Nyala (Flame Photometry) dan Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry) Disampaikan pada Kuliah Kimia Analisis Instrumen Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Konsep-konsep

Lebih terperinci

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar 1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar 2. Dasar Teori 5.1. Kafein Kafein (C 8 H 10 N 4 O 2 ) merupakan alkaloid yang terdapat dalam teh, kopi,

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

A. JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Kadar Fe pada Air Sumur dengan Instrumen AAS B. TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 5 Mei 2015 pukul 10.

A. JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Kadar Fe pada Air Sumur dengan Instrumen AAS B. TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 5 Mei 2015 pukul 10. A. JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Kadar Fe pada Air Sumur dengan Instrumen AAS B. TANGGAL PERCOBAAN Mulai Percobaan : Selasa, 5 Mei 2015 pukul 09.00 WIB Selesai Percobaan : Selasa, 5 Mei 2015 pukul 10.30

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Natrium Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah kecil natrium berada dalam cairan intraselular (Suhardjo, 1992). Makanan sehari hari biasanya

Lebih terperinci

Analisis Fisiko Kimia. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA/ AAS) Oleh. Dr. Harmita

Analisis Fisiko Kimia. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA/ AAS) Oleh. Dr. Harmita Analisis Fisiko Kimia Spektrofotometer Serapan Atom (SSA/ AAS) Oleh. Dr. Harmita Pendahuluan Teknik analisa dari spektrofotometer serapan atom (atomic( absorption spectrophotometry, AAS) ) pertama kali

Lebih terperinci

Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometri Serapan Atom Spektrofotometri Serapan Atom I. Tujuan Menentukan kepekaan dan daerah konsentrasi analisis logam Cu pada panjang gelombang 324.7 nm Menentukan pengaruh spesi lain, matriks, dan nyala api pada larutan

Lebih terperinci

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori PERCOBAAN III A. Judul : Penetapan Besi secara Spektrofotometri B. Tujuan : dapat menetapkan kandungan besi dalam suatu sampel dengan teknik kurva kalibrasi biasa dan teknik standar adisi. C. Dasar Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut.

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr Asminar, Rahmiati, Siamet Pribadi ABSTRAK ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK

Lebih terperinci

Analysis of environmental and biological samples by atomic spectroscopic methods. Loading...

Analysis of environmental and biological samples by atomic spectroscopic methods. Loading... Analysis of environmental and biological samples by atomic spectroscopic methods Loading... Spektroskopi atom menghasilkan paling tidak tiga macam teknik analisis 31 2 Spektrofotometri Serapan Atom Spektrofotometri

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 ) ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 ) Kusnanto Mukti W, M 0209031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta kusnantomukti@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran air Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Reaktor-separator terintegraasi yang dikembangkan dan dikombinasikan dengan teknik analisis injeksi alir dan spektrofotometri serapan atom uap dingin (FIA-CV-AAS) telah dikaji untuk

Lebih terperinci

KADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

KADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB KADAR ABU & MINERAL 1 PENDAHULUAN Analisis kadar abu penting untuk bahan atau produk pangan Menunjukkan kualitas seperti pada teh, tepung, atau gelatin Merupakan perlakuan awal untuk menentukan jenis mineral

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Spektrofotometer Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat membuat kurva kalibrasi 2. Mahasiswa mampu menganalisis sampel dengan menggunakan alat spektrofotometer 3. Mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS

JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS Disusun Oleh : RENI ALFIYANI (14030194086 ) PENDIDIKAN KIMIA A 2014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER) LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER) I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Spektrofotometer sangat berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energi cahaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada kondisi

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS Norma Nur Azizah 1, Mulyati a, Wulan Suci Pamungkas a, Mohamad Rafi a a Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama UJI KUANTITATIF DNA Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama A. PENDAHULUAN Asam deoksiribonukleat atau lebih dikenal dengan DNA (deoxyribonucleid acid) adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul

Lebih terperinci

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kimia Analitik Kimia analitik merupakan ilmu kimia yang mendasari analisis dan pemisahan sampel. Analisis dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen apa saja yang terdapat dalam

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat yang Digunakan Selain peralatan gelas standar laboratorium kimia, digunakan pula berbagai peralatan lain yaitu, pompa peristaltik (Ismatec ) untuk memompakan berbagai larutan

Lebih terperinci

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat

kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama pada permukaan air yang dekat kimia (garam-garam terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsurunsur kimia Yang berbeda untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping itu, pengotoran juga masih terus berlangsung. Terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif II. III. Prinsip Percobaan Berdasarkan sensitifitas panca indera Teori Dasar Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan

Lebih terperinci

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik) I. NOMOR PERCOBAAN : 6 II. NAMA PERCOBAAN : Penentuan Kadar Protein Secara Biuret III. TUJUAN PERCOBAAN : Menentukan jumlah absorban protein secara biuret dalam spektroskopi IV. LANDASAN TEORI : Protein

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Teri 2.1.1 Klasifikasi ikan teri Menurut Anonim c (2014), klasifikasi ikan teri adalah sebagai berikut: Filum Sub-Filum Class Ordo Famili Genus Species : Chordata : Vertebrae

Lebih terperinci

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Abstrak Spektrofotometri: pengukuran dengan menggunakan prinsip spektroskopi / cahaya Cahaya terdiri dari banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai selektifitas fungsi polimer

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Sampel yang digunakan adalah gorengan berlapis tepung yang diolah sendiri. Jenis gorengan yang diolah mengacu pada hasil penelitian pendahuluan mengenai jenis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu: PENDAHULUAN Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu sampel yang dinyatakan sebagai fungsi panjang gelombang. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai

Lebih terperinci

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd)

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi difraksi sinar-x (X-ray difraction/xrd) merupakan salah satu metoda karakterisasi material yang paling tua dan paling sering digunakan

Lebih terperinci

SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) A. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja Spektrometri Serapan Atom (SSA). 2. Menentukan konsentrasi unsur Fe di dalam suatu sampel. B. DASAR TEORI Spektrometri atomik adalah

Lebih terperinci

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION I. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang melatarbelakangi prosedur pemisahan anion serta mengidentifikasi jenis anion

Lebih terperinci

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi

Lebih terperinci

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian seperti tampak pada Gambar 3.1. identifikasi masalah penentuan titik sampling penentuan metode sampling

Lebih terperinci

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN UV-VIS PRINSIP DASAR HUKUM BEER INSTRUMENTASI APLIKASI 1 Pengantar Istilah-Istilah: 1. Spektroskopi : Ilmu yang mempelajari interaksi materi dengan

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Parameter Fisika dan Kimia a. Suhu Berdasarkan pengamatan suhu yang dilakukan di tiga titik pengambilan sampel didapat hasil yang berbeda.

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI A. Tujuan Percobaan Percobaan. Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri. B. Dasar Teori Dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Parasetamol Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai parasetamol adalah sebagai berikut: Rumus struktur : Gambar 2.1 Rumus Struktur Parasetamol Nama Kimia

Lebih terperinci

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS)

KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) KIMIA ANALISIS ORGANIK (2 SKS) 1.PENDAHULUAN 2.KONSEP DASAR SPEKTROSKOPI 3.SPEKTROSKOPI UV-VIS 4.SPEKTROSKOPI IR 5.SPEKTROSKOPI 1 H-NMR 6.SPEKTROSKOPI 13 C-NMR 7.SPEKTROSKOPI MS 8.ELUSIDASI STRUKTUR Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaanya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KEPMEN KLH) No. Kep.02/Men-KLH/1988, yang dimaksudkan dengan pencemaran udara adalah

Lebih terperinci

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Penelitian ini didukung oleh penelitian deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.

Berdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi. TEKNIK SPEKTROSKOPI Teknik Spektrokopi adalah suatu teknik fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi atom maupun molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM) Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) Kuliah Analisis Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Pertemuan Ke 4 & 5 siti_marwati@uny.ac.id Langkah-langkah analisis dengan AAS

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Nama : Imana Mamizar NIM : 10511066 Kelompok : 5 Nama Asisten : Rizki Tanggal Percobaan : 25 Oktober 2013 Tanggal Pengumpulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan Dr.Krishna P Candra Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Domperidone Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan buku Martindale (Sweetman, 2009) sediaan tablet domperidone merupakan sediaan yang mengandung

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (AAS-1)

SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (AAS-1) SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (AAS-1) I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat : - Menggunakan alat spektrofotometri serapan atom - Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer) Nama : Kirana Patrolina Sihombing : Zakirullah Syafei Tanggal praktikum : 10 Maret 2015 Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer) Tujuan Praktikum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa, mengidentifikasi, menentukan suatu zat dalam suatu cuplikan. Dalam menganalisa terdapat 3 aspek komprehensif

Lebih terperinci

MAKALAH Spektrofotometer

MAKALAH Spektrofotometer MAKALAH Spektrofotometer Nama Kelompok : Adhitiya Oprasena 201430100 Zulfikar Adli Manzila 201430100 Henky Gustian 201430100 Riyan Andre.P 201430100 Muhammad Khairul Huda 20143010029 Kelas : A Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

Pemisahan dengan Pengendapan

Pemisahan dengan Pengendapan Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa

Lebih terperinci