Artikel ini sudah dimuat dalam jurnal Fokus yang diterbitkan oleh jurusan Pendidikan Bahasa Asing FPBS UPI. Bunyi Bahasa Jepang.

dokumen-dokumen yang mirip
PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB II LANDASAN TEORI. Proses belajar-mengajar adalah proses komunikasi, yaitu proses

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Berapa Harganya? いくらですか

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB II LANDASAN TEORI

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Pergi kemana? どこへ行きますか

Konversi Romaji ke Hiragana dengan Algoritma Pencocokan String

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari suatu bahasa ada 4 keterampilan berbahasa, dalam bahasa

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB IV KESIMPULAN. Kosakata yang dijadikan data analisis merupakan kosakata dengan cara baca

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB 2. Landasan Teori

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

FILOSOFI DAN FUNGSI GENKAN DALAM BANGUNAN JEPANG DITINJAU DARI SUDUT PANDANG UCHI-SOTO

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi?

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

BAB I PENDAHULUAN. digunakanlah lambang-lambang atau simbol-simbol yang selanjutnya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang dikenal tiga jenis huruf, yaitu huruf kana, yang terdiri

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

L. Dewi Indah, S.Pd P. Agama Kristen Katolik Mey Supartini, S.Pd. Drs. Agus S. Martono, S.Pd Biologi / P. Lingkungan Hidup Dra. Hj.

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA)

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN URUTAN PENULISAN HURUF HIRAGANA PADA SISWA KELAS XI BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG TAHUN PELAJARAN

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

Artikel ini sudah dimuat dalam jurnal Fokus yang diterbitkan oleh jurusan Pendidikan Bahasa Asing FPBS UPI Bunyi Bahasa Jepang Renariah ABSTRAK : Tulisan ini menguraikan tentang macam-macam bunyi bahasa Jepang, yang terdiri dari seion, dakuon, handakuon, hatsuon, sokuon, yoo on dan choo on. Selain itu, juga dibahas tentang klasifikasi jenis-jenis konsonan, mora, alat ucap istilahnya dalam bahasa Jepang dan 4 jenis aksen serta 3 jenis intonasi bahasa Jepang Kata kunci : hatsuon, aksen dan intonasi 1. Pendahuluan Bunyi, ucapan atau pelafalan dalam bahasa Jepang disebut hatsuon. Hatsuon merupakan salah satu karakteristik dari 5 karakteristik lainnya dalam bahasa Jepang yang dikemukakan oleh Kindaichi, karakteristik lainnya yaitu huruf kanji, kosakata, tatabahasa dan ungkapan sudah pernah saya paparkan pada edisi - edisi terdahulu dalam jurnal ini. Hatsuon bahasa Jepang hanya terdiri dari 5 vokal yaitu a, i, u, e, o dan selanjutnya merupakan silabi / suku kata yang terdiri dari deretan ka, sa ta, na, ha, ma, ya dan wa serta satu konsonan n. Selain itu juga terdapat bunyi konsonan rangkap, bunyi perpaduan huruf dan bunyi panjang. Setiap bunyi tersebut diatas dihitung dalam 1 ketukan / mora, dalam hal ini Kindaichi memberi contoh kata sakura kata tersebut harus dihitung 3 mora yaitu sa ku ra, sedangkan dalam bahasa asing lainnya misalnya dalam bahasa Inggeris, kata Sakura pasti akan dihitung 6 mora, yaitu s-a-k-u-r-a. Perhitungan mora seperti itu dalam bahasa Jepang adalah salah. Oleh karena itu hal inilah merupakan salah satu keunikan bahasa yang sangat berbeda dengan bahasa asing lainnya. Bunyi bahasa Jepang yang diajarkan di sekolah adalah bunyi / ucapan bahasa Jepang standar yang mengacu pada ucapan Tokyo, sehingga bunyi / ucapan bahasa Jepang standar ini dikenal dengan istilah hyoojungo no hatsuon 標準語の発音 atau disebut juga dengan istilah tokyono hatsuon 東京の発音 Dra. Renariah, M. Hum adalah dosen tetap Program Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia dan juga dosen luar biasa Jurusan Sastra Jepang Universitas Kristen Maranatha

2. Bunyi bahasa Jepang Bunyi bahasa Jepang yang ditata berdasarkan susunan dalam gojuonju, yaitu istilah struktur bunyi bahasa Jepang yang tersusun dalam deretan huruf kana yang berjumlah 46 huruf, memiliki karakteristik tersendiri karena terdiri dari seion, dakuon, handakuon, hatsuon, sokuon, yoo on dan choo on yang secara rinci dan lengkap dapat di lihat dalam daftar bunyi berikut : a. Seion 清音 : - Vokal : あいうえお a i u e o - Silabi : かきくけこ ka ki ku ke ko さしすせそ sa shi su se so たちつてと ta chi tsu te to なにぬねの na ni nu ne no はひふへほ ha hi fu he ho まみむめも ma mi mu me mo や ゆ よ ya yu yo らりるれろ ra ri ru re ro わ を wa wo/o - Konsonan : ん n b. Dakuon 濁音 : Istilah dakuon, dalam bahasa Indonesia banyak yang menyebutnya dengan istilah bunyi gesek, bunyi ini hanya terdapat dalam deretan ka, sa, ta, ha saja yang masing-masing bunyi nya berubah menjadi ga, za, da dan ba. Dalam huruf kana dilambangkan dengan tanda dua garis ke kanan di atas huruf kana-nya. Secara lengkap deretan bunyi dakuon adalah sebagai berikut : がぎぐげご Ga gi gu ge go ざじずぜぞ Za ji zu ze zo だじづでど Da ji du de do ばびぶべぼ Ba bi bu be bo c. Handakuon 半濁音 : Istilah handakuon, dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan istilah bunyi letus. Bunyi ini hanya terdapat dalam deretan ha saja. Bunyi - bunyi ini dalam huruf kana dilambangkan dengan tanda bulat di atas kanan huruf kana-nya. Secara lengkap deretan bunyi handakuon adalah sebagai berikut : ぱぴぷぺぽ Pa pi pu pe po

d. Hatsuon 撥音 Bunyi konsonan N ini selain disebut hatsuon ( 撥音 ), disebut juga tokushu na onso ( 特殊な音素 )karena konsonan N dalam pelafalannya mengalami 3 perubahan bunyi, yaitu : (1). Konsonan N diucapkan N, apabila huruf berikutnya setalah huruf N adalah huruf n, s, t dan d Contoh : さんにん Sannin harus diucapkan Sannin = 3 orang せんせい Sensei harus diucapkan Sensei = guru/dosen でんとう Dentoo harus diucapkan Dentoo = lampu はんだん Handan harus diucapkan Handan = pertimbangan (2). Konsonan N diucapkan M, apabila huruf berikutnya setalah huruf N adalah p, b dan m Contoh : えんぴつ enpitsu harus diucapkan empitsu = pinsil しんぶん shinbun harus diucapkan shimbun = koran よんまい yonmai harus diucapkan yommai = 4 lembar (3). Konsonan N diucapkan Ng, apabila huruf berikutnya setelah huruf N adalah k, g dan konsonan N terletak di akhir kata Contoh : けんがく kengaku harus diucapkan kenggaku = karyawisata だいがくいん daigakuin harus diucapkan daigakuing = pasca sarjana りんご ringo harus diucapkan ringgo = apel e. Sokuon 促音 : istilah sokuon, dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan konsonan rangkap atau konsonan ganda. Bunyi konsonan rangkap dalam bahasa Jepang hanya ada 4 yaitu konsonan rangkap pp, ss, kk dan tt. Konsonan rangkap ini tidak terdapat dalam huruf Jepang tersusun dalam gojuonju, tetapi pada kenyataannya dalam bahasa Jepang terdapat kosakata yang mempunyai bunyi konsonan rangkap, oleh karena itu untuk dapat mengucapkan bunyi konsonan rangkap diperlukan bantuan 1 huruf kana yaitu huruf tsu dalam bentuk ukuran kecil, bila kita posisikan maka ukurannya ditulis kira-kira sebesar seperempat dari bentuk huruf kana biasa. Huruf tsu kecil hanya membantu merangkapkan 4 konsonan yang mengikuti bunyi huruf kana berikutnya yaitu p, s, k dan t. Contoh : らっぱ rappa (terompet) ざっし zasshi (majalah)

がっき gakki (alat musik) きって kitte (perangko) f. Yoo on 拗音 Bunyi ini terbentuk dari perpaduan 2 huruf kana menjadi 1 bunyi, dengan cara semua deretan bunyi huruf i yaitu semua dari huruf ki, shi, chi, ni, hi, mi, ri, gi, ji, hi, pi digabungkan dengan huruf ya, yu dan yo bentukya kecil, ukurannya juga sama dengan huruf tsu kecil, yaitu kira-kira seperempat dari bentuk huruf biasa, huruf-huruf tersebut meskipun huruf-huruf tersebut masih berbentuk perpaduan silabi tetapi diucapkan 1 bunyi dan dihitung 1 mora. Secara rinci dan lengkapnya dapat dilihat dalam susunan sebagai berikut : きゃきゅきょ kya kyu kyo しゃしゅしょ sha shu sho ちゃちゅちょ cha chu cho にゃにゅにょ nya nyu nyo ひゃひゅひょ hya hyu hyo みゃみゅみょ mya myu myo りゃりゅりょ rya ryu ryo ぎゃぎゅぎょ gya gyu gyo じゃじゅじょ ja ju jo びゃびゅびょ bya byu byo ぴゃぴゅぴょ pya pyu pyo g. Choo on 長音 Dalam kosakata bahasa Jepang terdapat bunyi panjang dan bunyi pendek. Bunyi panjang dalam bahasa Jepang disebut Choo on. Bunyi panjang bila diucapkan pendek maka artinya akan sangat berbeda sekali. Contoh : obasan dan obaasan Obasan artinya tante, bibi, sedangkan obaasan artinya nenek. Setiap bunyi panjang dihitung 1 mora dari setiap silabi dan hal ini berlaku untuk semua silabi, cara memperpanjang bunyi adalah dengan dibantu oleh vokal dari setiap deretan yang bersangkutan, yaitu : - semua deretan A meliputi bunyi ka, sa, ta, na ha, ma, ya, ra, wa, ga, za, da, ba, pa, diperpanjang dengan dibantu oleh 1 bunyi a Contoh : おかあさん okaasan = ibu orang lain さあ saa = ayo おばあさん obaasan = nenek orang lain - semua deretan i meliputi ki, shi, chi, ni hi, mi, ri, gi, ji, bi dan pi diperpanjang dengan dibantu oleh 1 bunyi diperpanjang dengan dibantu oleh huruf i

Contoh : おじいさん ojiisan = kakek orang lain おにいさん oniisan = kakak laki-laki orang lain - semua deretan U meliputi ku, su, tsu, nu, fu, mu, yu, ru, gu, ju, bu, pu dan juga deretan u dari yoo on meliputi kyu, shu, chu, nyu, hyu, myu, ryu diperpanjang dengan dibantu oleh 1 bunyi yang diperpanjang oleh huruf U Contoh : くうき kuuki = udara きゅうよう kyuuji = keperluan mendadak - semua deretan E meliputi ke, se, te, ne he, me, re, ge, de, be dan pe diperpanjang dengan dibantu oleh 1 bunyi, diperpanjang dengan dibantu oleh huruf i, kecuali untuk kata oneesan dan ee dibantu oleh E Contoh : とけい tokei = jam せんせい Sensei = guru / dosen kecuali : おねえさん oneesan = kakak perempuan orang lain え ee = ya - semua deretan O meliputi ko, so, to, no, ho, mo, yo, ro, go, jo, bo, po dan juga deretan o dari yoo on meliputi kyo, sho, cho, nyo, hyo, myo, ryo diperpanjang 1 bunyi dengan dibantu oleh huruf U, meskipun diperpanjang dengan huruf U tapi bunyi panjang tersebut tetap diucapkan O Contoh : おとうさん otoosan = ayah orang lain こうじょう koojoo = pabrik きょうしつ kyooshitsu = kelas Selain itu, terdapat pula perpanjangan bunyi O yang diperpanjangan dengan huruf O, dan hal ini merupakan pengecualian. Kosakata yang menjadi pengecualian tersebut jumlahnya sedikit sekali, kira-kira ada 10 yaitu : (1) おおきい Ookii = besar, (2) おおい ooi = banyak, (3) おおやけ ooyake = umum, (4) こおり koori = es batu, (5) こおろぎ koorogi = jangkrik, (6) とおる tooru = melewati, (7) おおさか oosaka = osaka, nama tempat di Jepang, (8) とお too = 10, (9) とおか tooka = tgl. 10, (10) おおかみ ookami = serigala Sementara itu, Suzuki (1991) mengemukakan bahwa bunyi bahasa Jepang dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok bunyi yaitu : ぼいん 1. Bunyi hidup 母音 しいん 2. bunyi konsonan 子音 yang di dalamnya meliputi 5 jenis bunyi konsonan yaitu :

はれつおん a. Bunyi hambatan 破裂音 yang termasuk dalam kelompok ini adalah bunyi ka ki ku ke ko, ga gi gu ge go, da de do, ba bi bu be bo, pa pi pu pe po まさつおん b. Bunyi desis 摩擦音 yang termasuk dalam kelompok ini adalah bunyi sa shi su se so ha hi fu he ho dan za ji zu ze zo やぶさつおん c. Kombinasi bunyi desis dan hambatan 破擦音 yang termasuk dalam kelompok ini adalah chi dan tsu びおん d. Bunyi sengau 鼻音 yang termasuk dalam kelompok ini adalah nga ngi ngu nge ngo, na ni nu ne no dan ma mi mu me mo e. Bunyi jentikan はじき音 yang termasuk dalam kelompok ini adalah ra ri ru re ro 3. Bunyi semi vokal わたり音 yang termasuk dalam kelompok ini adalah ya, yu, yo dan wa Di sisi lain, Kato (1991 : 28, dalam Dahidi dan Sudjianto) memaparkan tentang klasifikasi konsonan berdasarkan jenis hambatan, rintangan, halangan udara yang masuk melalui alat ucap membentuk 6 macam konsonan sebagai berikut : 1. bilabial (ryooshin on), yang termasuk dalam kelompok ini adalah konsonan sukukata ma mi mu me mo, pa pi pu pe po dan ba bi bu be bo 2. Dental alveolar (Shikeion), yang termasuk dalam kelompok ini adalah konsonan sukukata sa su se so, za zu ze zo, ra ri ru re ro, na nu ne no, ta tsu te to dan da de do 3. Alveolar palatal (Shikei kookoogaion), yang termasuk dalam kelompok ini adalah konsonan sukukata shi, ji dan chi 4. Palatal (kookogaion) konsonan sukukata yang termasuk dalam kelompok ini adalah sukukata hi dan ni 5. Velar (velar) konsonan sukukata yang termasuk dalam kelompok ini adalah ka, ga, nga dan n 6. Glotal (seimon on), konsonan sukukata yang termasuk dalam kelompok ini adalah ha he ho おんせいきかん 3. Alat Ucap 音声器官 Untuk dapat mengucapkan macam-macam bunyi bahasa Jepang seperti yang telah diuraikan dalam bagian tentang bunyi bahasa Jepang dalam tulisan ini, perlu kiranya kita mengenal dan memahami macam-macam alat ucap yang sangat berperan dalam mengahasilkan bunyi bunyi yang beraneka macam, maka dalam bagian ini saya akan memperkenalkannya dan istilahnya dalam bahasa Jepang yang dikemukakan oleh Kawase dkk. Suzuki (1991 : 6) memaparkan alat ucap terdiri dari 20 bagian yaitu : なかしためん 1. lidah bagian tengah 中舌面

まえしためん 2. lidah bagian depan ( 前舌面 ) こうこうがい ) 3. langit langit ( 硬口蓋 はぐき 4. gusi ( 歯茎 ) こうしん 5. bibir ( 口唇 ) は 6. gigi ( 歯 ) したさき 7. ujung lidah( 舌先 ) したあご 8. rahang bawah( 下顎 ) せいたい 9. pita suara( 声帯 ) きかん 10. saluran nafas( 気管 ) びこう 11. rongga hidung( 鼻腔 ) こうがいはん ) 12. anak tekak( 口蓋帆 やわこうがい 13. langit-langit lunak( 軟口蓋 ) こうこう 14. rongga mulut ( 口腔 ) いんとう 15. kerongkongan ( 咽頭 ) あとしためん 16. lidah bagian dalam ( 後舌面 ) ぜっこん 17. pangkal lidah ( 舌根 ) した 18. lidah ( 舌 ) こうとう 19. tengkorokan ( 喉頭 ) せいもん 20. celah suara ( 声門 ) 4. Mora 拍 Di dalam bahasa Jepang digunakan huruf kana dan kanji, setiap huruf tersebut diucapkan satu bunyi. Setiap huruf, baik itu vokal maupun konsonan yang berupa silabi semuanya diucapkan 1 mora, hal ini berlaku pula dengan konsonan rangkap, bunyi panjang dan huruf rangkap. Kindaichi (1992) menjelaskan bahwa dalam bahasa Jepang setiap huruf yang diucapkan dihitung 1 mora, beliau memberi contoh kata : sakura dan ringo. kata sakura terdapat 3 mora, karena bahasa Jepang adalah konsonan yang berupa silabi maka untuk kata sakura harus dihitung menjadi sa- ku- ra, bukan s-a-k-u-ra. begitu pula dalam kata ringo terdapat 4 mora yaitu ri-n-go. Hal inipun berlaku dalam bunyi konsonan rangkap, huruf rangkap maupun bunyi panjang, sehingga secara keseluruhan ucapan bahasa Jepang memiliki 111 mora. Contoh : okyakusama, terdiri dari 4 mora yaitu kya-ku-sa-ma Roppyaku, terdiri dari 4 mora yaitu ro-p-pya-ku Imootosan, terdiri dari 6 mora yaitu I-mo-o-to-sa-n 5. Aksen dan Intonasi Dalam bahasa Jepang, aksen maupun intonasi mempunyai peranan yang sangat penting

karena masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda dalam memberikan makna dalam sebuah kata maupun kalimat, sehingga pengertian aksen dan intonasi harus dibedakan dengan jelas. Iwabuchi (1989 : 15, dalam Sudjianto dan Dahidi) mendefinisikan aksen adalah penempatan dan pengaturan tinggi rendah ucapan terhadap satu kata, sedangkan intonasi adalah bunyi ucapan sebagai aksen dalam setiap kalimat. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Suzuki (1991 : 24) menjelaskan bahwa aksen dalam bahasa asing lainnya adalah menekankan pada kuat dan lemahnya ucapan, tetapi tidak demikian dengan aksen di dalam bahasa Jepang. Aksen bahasa Jepang tidak mengenal adanya ucapan dengan nada kuat dan lemah sebagai aksen,tetapi lebih menekankan pada tinggi dan rendahnya nada. Aksen dalam bahasa Jepang hanya memiliki 2 jenis nada yaitu menekankan pada nada tinggi dan nada rendah. Mungkin para pembelajar bahasa Jepang maupun orang - orang yang berkecimpung dalam bahasa Jepang sering mendengar adanya ucapan yang kuat dalam suatu kata bahasa Jepang, hal tersebut bukanlah aksen dari kata tersebut melainkan ucapan kata tersebut merupakan hal yang ingin dipentingkan oleh pembicara, disebut prominen. Selanjutnya Suzuki (1991 : 46) menjelaskan bahwa aksen bahasa Jepang dapat diklasifikasikan dalam 4 jenis dan intonasi diklasifikasikan dalam 3 jenis. Adapun 4 jenis aksen bahasa Jepang adalah sebagai berikut : 1 Jenis Heiban, bentuk Heiban 平板式平板型 : Jenis aksen ini menekankan hanya pada silabi pertama saja diucapkan dengan nada rendah, dan silabi berikutnya diucapkan dengan nada tinggi. Contoh : suika ga (semangka) murasakiiro ga (warna ungu) 2 Jenis Kifuku, bentuk Odaka 起伏尾高型 : Jenis aksen inipun sama dengan jenis heiban, tetapi bilamana kosakata sudah ditambahkan dengan kata bantu ga maka kata bantu dari kosakata tersebut diucapkan dengan nada rendah Contoh : oshogatsu ga (tahun baru) Imooto ga (adik perempuan) 3 Jenis Kifuku, bentuk Nakadaka 起伏中高型 : Jenis aksen ini silabi pertama diucapkan dengan nada rendah, bagian tengah diucapkan dengan nada tinggi dan bagian berikutnya kembali diucapkan dengan nada rendah. Contoh : natsuyasumi ga (liburan musim panas) Okaasan ga (ibu orang lain) 4 Jenis Kifuku, bentuk Atamadaka 起伏頭高型 : Jenis aksen ini merupakan kebalikan dari aksen jenis heiban bentuk heiban

yaitu silabi pertama diucapkan dengan nada tinggi dan berikutnya diucapkan dengan nada rendah Contoh : sangatsu ga (bulan Maret) Midori ga (warna hijau) Setelah kita memahami 4 jenis aksen bahasa Jepang, marilah kita perhatikan 3 jenis intonasi dalam bahasa Jepang. Adapun 3 jenis intonasi bahasa Jepang adalah sebagai berikut : 1 Intonasi mendatar, digunakan untuk menyatakan suatu pernyataan menyampaikan sesuatu hal, biasanya intonasi ini banyak kita dengar dan kita gunakan dalam kalimat berita. Contoh : Ashita ichijini shuppatsu shimasu. 2 Intonasi menurun, digunakan untuk memastikan sesuatu hal. Contoh : Ichiji desune. 3 Intonasi meninggi, digunakan untuk menanyakan sesuatu, intonasi ini banyak kita dengar dan kita gunakan dalam kalimat tanya. Contoh : Kore wa ikura desuka Seperti kita ketahui bersama bahwa di dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kosakata yang memiliki bunyi yang sama, tetapi artinya berlainan. Hal tersebut dapat kita bedakan dari kanji yang digunakan, akan tetapi apabila dalam percakapan, kita tidak menggunakan kanji tetapi kosakata yang dimaksud pembicara dapat kita pahami dengan baik dari aksen yang diucapkan pembicara.. Contoh : Ame mempunyai 2 arti, yaitu hujan dan permen - Ame 雨 yang memiliki arti hujan diucapkan dengan aksen silabi pertama diucapkan dengan nada tinggi dan silabi kedua diucapkan dengan nada rendah. - Ame 飴 yang memiliki arti permen diucapkan dengan aksen sebaliknya yaitu silabi pertama diucapkan dengan nada rendah dan silabi kedua diucapkan dengan nada tinggi. 6. Kesimpulan a. Suatu keunikan dari bunyi bahasa Jepang adalah memiliki struktur berikut : - vokal : 5 bunyi terdiri dari a, i, u, e,o - konsonan dari seion berupa suku kata / silabi : KV (= Konsonan Vokal ) berjumlah 35 bunyi dari deretan ka, sa, ta, na, ha, ma, ra - konsonan dari dakuon juga berupa suku kata / silabi : KV (= Konsonan Vokal ) berjumlah 20 bunyi dari deretan ga, za, da, ba - konsonan dari handakuon juga berupa suku kata / silabi : KV (= Konsonan Vokal )

hanya berjumlah 5 bunyi dari deretan pa - Konsonan yang berupa SVV (Semi Vokal dan Vokal) jumlahnya hanya ada 2 yaitu bunyi ya dan wa - K (Konsonan) : n - KSVV (Konsonan, Semi Vokal dan Vokal) berupa : 1 Konsonan gabung dari seion berjumlah 21 bunyi dari deretan kya, sha, cha, nya, hya, mya, rya 2 Konsonan gabung dari dakuon berjumlah 15 bunyi dari deretan gya, ja, bya 3 Konsonan gabung dari handakuon berjumlah 5 bunyi dari deretan pya. b. Bunyi pendek dan bunyi panjang harus diucapkan dengan tepat, karena hal tersebut mempunyai arti yang berbeda. c. Pada dasarnya aksen bahasa Jepang menekankan pada nada rendah dan nada tinggi. d. Aksen dalam bahasa Jepang ada 4 jenis yaitu jenis Heiban bentuk Heiban, jenis Kifuku bentuk Okada, Nakadaka dan Atamadaka yang masing-masing mempunyai ciri tersendiri. e. Setiap bunyi dalam bahasa Jepang baik vokal maupun konsonan yang berupa silabi harus dihitung satu mora DAFTAR PUSTAKA 天沼寧 1990 日本語音声学 くろしろ出版 今田滋子 1991 発音 教師用日本語教育ハンドブック6 国際交流基金 金田一春彦 1992 日本語の特質 教育テレビ NHK 鈴木忍 1991 発音 国際交流基金東京 土岐哲 1987 発音 聴解 外国人のための日本語例文 問題シリーズ 12 荒竹出版 Sudjianto Drs., M.Hum dan Dahidi Ahmad Drs., MA 2004 Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Oriental Jakarta