BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi, untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki ciri universal dan ciri khas tersendiri, misalnya

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. Orang cenderung mengenal realisasi wacana dalam bentuk teks tulis yang

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

Bab 2. Tinjauan Pustaka

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

Berapa Harganya? いくらですか

BAB 2 LANDASAN TEORI

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi, untuk menyampaikan ide, gagasan perasaan maupun sikap. Komunikasi terjadi dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis. Bahasa lisan dan bahasa tulis yang digunakan dalam komunikasi mengandung ide dan gagasan yang dimaksud agar pendengar atau pembaca dapat menerima ide dan gagasan tersebut, sehingga di dalam bahasa lisan dan bahasa tulis terdapat satuan bahasa yang terlengkap. Satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar adalah wacana (Kridalaksana 1984) 1. Perhatikan contoh sebuah wacana berikut (Djajasudarma 1994; 5): (1) Ania : aku belum sarapan. Susi : ada roti di dalam tasku. Bahan penelitian sebuah wacana dimulai dari hubungan antarkalimat yang serasi, sehingga membentuk makna, serta menghubungkan proposisi satu dengan proposisi lainnya sehingga menjadi satu kesatuan. Richard dkk (1989) dalam Djajasudarma menerangkan bila tata bahasa mengacu pada kaidah-kaidah pemakaian bahasa, pada bentuk unit-unit gramatikal, seperti frase, klausa dan kalimat, maka 1 Tarigan (1987, 27) menerangkan, wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi, atau terbesar, atau klausa dengan kohesi dan koherensi tinggi yang berkesinambungan mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan maupun tulisan. 1

wacana mengarah pada unit bahasa yang lebih besar seperti paragraf-paragraf, percakapan-percakapan dan wawancara-wawancara. Dalam bahasa Jepang wacana だんわ mulai dikenal sekitar tahun 1960 disebut danwa 談話, Takeshi (1999; 9) menjelaskan tentang objek penelitian sebuah wacana sebagai berikut : こうぞう談話の研究は 言葉の構造と機能 テクスト コミュニケーション しりょうしゅうしゅうもじかモデル 談話の資料の収集と文字化などといった基本事項を押さえはしうちたけしるところから始まる ( 橋内武 1999: i) Danwa no kenkyû wa kotoba no kōzo to kinō, tekusuto, komyunike-shon moderu, danwa no shiryou no shûshû to mojika nado to itta kihon jikō wo osaeru tokoro kara hajimaru. Objek penelitian wacana dimulai dari memunculkan persoalan mendasar mengenai struktur dan fungsi kata, teks, model komunikasi, mengumpulkan data wacana dan perkataan ( Takeshi 1999; i) Dari teori yang diungkapkan oleh Takeshi tersebut dapat dipahami bahwa dalam menganalisa wacana lisan, sebuah percakapan harus dilihat secara utuh, dari awal sampai akhir misalkan percakapan di sebuah rumah makan atau di kantor. Penggalan percakapan dari sebuah percakapan yang utuh memiliki gambaran situasi, maksud dan rangkaian penggunaan bahasa tersendiri. Selain memperhatikan struktur kalimat, hal-hal di luar ujaran itu sendiri pun sangat diperhatikan. Dalam bahasa Jepang, hal-hal di luar ujaran mempengaruhi referensi pesapa, juga menentukan kata yang akan digunakan. Perhatikan contoh yang diambil dari Kuno (1990; 128): (2) 雪さんが弟にこの本をくれた Yukisan ga otoutoni kono hon wo kureta. Yuki telah memberi buku ini kepada saudara laki-lakiku. 2

Contoh (2) dapat berterima jika 弟 ( otouto ) adalah saudara laki-laki penyapa dan tidak berterima jika 弟 adalah saudara laki-laki Yukisan. Hal-hal di luar ujaran ini adalah konteks. Kridalaksana (1984) menjelaskan konteks sebagai ciri-ciri alam diluar bahasa yang menumbuhkan makna pada ujaran atau wacana. Dalam upaya memahami konteks sebuah wacana lisan, wacana berkaitan erat dengan cabang ilmu linguistik lainnya yaitu pragmatik. Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antarkalimat dari konteksnya. Levinson (1983; 9) menjelaskan pragmatik adalah studi terhadap semua hubungan antarbahasa dan konteks yang digramatikalisasikan. Jadi dapat dimengerti korelasi pragmatik dengan wacana bahwa pragmatik menjangkau wacana dari konteksnya yang acuannya tidak secara langsung muncul. Begitu pula dalam bahasa Jepang Takeshi berpendapat yaitu : ぶんみゃくかんけいげんごけんきゅうこころざてんはつわこういろんふくごようろん文脈との関係で言語研究を志す点では発話行為論を含む語用論とぶぶんてきかさあはしうちたけし部分的に重なり合う ( 橋内武 1999; 3) bunmyaku to no kankei de gengo kenkyû wo kokorozasu ten dewa hatsuwa kōiron wo fukumu goyōron to bubun tekini kasanari au. Point yang mengarah pada penelitian linguistik yang berhubungan dengan konteks adalah teori tindak tutur, dan pragmatik. (Takeshi 1999; 3) Ketika konteks dalam wacana lisan telah dipahami maka percakapan dapat lebih komunikatif dan efektif. Komunikatif berarti antara penyapa dan pesapa terjadi satu pengertian yang sama. Lebih efektif berarti bahwa satu topik tidak perlu diulangulang untuk mencapai satu pengertian yang sama. Contoh : (3) これを先生にいただきます 3

Kore wo sensei ni itadakimasu (saya) Menerima ini dari sensei Topik dapat berupa subjek, yang berarti bila subjek suatu percakapan telah jelas maka subjeknya pun dapat dilesapkan atau diganti namun memiliki acuan yang sama. Dalam bahasa Jepang pelesapan subjek ini sering dijumpai, yang dilesapkan dapat berupa nomina, atau nominal. Subjek yang lesap ini terjadi pada kalimat yang menggunakan verba memberi dan menerima disebut 授受動詞 jujudōshi. Verba jujudōshi merupakan verba yang menunjukkan perasaan memberi atau menerima, verba yang termasuk jujudōshi yaitu 1. verba memberi やる あげる くれる 2. verba menerima もらう Selain dari verba tersebut, ada verba lain yang termasuk dalam jujudōshi, あたさずわた seperti 与える ataeru, 授ける sazukeru, 渡す watasu, termasuk dalam verba memberi, kebalikannya yaitu 受ける ukeru. Jujudōshi selain berfungsi sebagai verba ほじょどうし juga berfungsi sebagai verba bantu atau disebut 補助動詞 hojodōshi untuk menyatakan aksi membantu, yang bentuknya ( てやる -teyaru, -てくれる - tekureru, -てもらう -temorau). Senko. K. Maynard menjelaskan bahwa variasi dari jujudōshi digunakan ketika melakukan tindakan membantu seseorang. Jadi dapat dikatakan bahwa ketika jujudōshi atau verba memberi dan menerima sebagai verba bantu, ia merupakan variasi dari penggunaan jujudōshi yang 4

memberi nuansa aksi membantu baik memberi bantuan ataupun menerima bantuan. Penggunaan jujudōshi menarik karena harus memperhatikan beberapa hal yaitu pembicara, situasi, status sosial ( Iori 2000;107 ) Berikut adalah sebuah contoh yang menunjukan pelesapan sebuah subjek dalam kalimat yang menggunakan verba jujudoushi, pada sebuah wacana lisan. (4) Hii : この水を ゆっくりかけておやり Kono mizu wo, yukkuri kaketeoyari Beri air ini pelan-pelan pada lukanya Kaya : ハイ Hai Baik Kalimat yang digarisbawahi diujarkan seorang dukun desa kepada salah seorang rakyatnya. Subjek pada kalimat ini lesap. Status sosial Hiisama dukun desa lebih tinggi daripada Kaya penduduk desa. Situasi yang terjadi Kaya adalah orang yang berada dekat orang yang terluka sehingga Hiisama meminta tolong memberi air kepada yang terluka di dekat Kaya. Subjek dalam verba yaru dapat diisi oleh pronomina persona-1 dan pronomina persona-2. Melihat pembicara, situasi dan status sosialnya maka subjek yang muncul adalah Anata. Anata mengacu pada Kaya. Jadi untuk mengetahui subjek dari kalimat yang menggunakan jujudōshi, tidak hanya dapat dilihat dari verba yang digunakan tapi juga pada konteks wacananya, yang acuannya kadang muncul pada kalimat sebelumnya atau sesudahnya. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk meneliti topik ini. Saat memulai penelitian ini, penulis menemukan penelitian lain yang berkaitan yaitu Pronomina Persona dalam bahasa Jepang dan korelasinya dengan hubungan interpersonal masyarakat Jepang suatu kajian sosiolinguistik pada tahun 5

2004 oleh Jefta Pujianto. Penelitian yang dilakukan oleh Jefta Pujianto membahas tentang penggunaan pronomina persona dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang. Namun topik yang dibahas penulis kali ini adalah penggunaan pronomina persona dalam dalam masyarakat tutur ditinjau dari sudut pragmatik, hal inilah yang membedakan skripsi ini dengan penelitian terdahulu. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini akan mengkaji subjek yang lesap pada kalimat yang menggunakan jujudōshi yang muncul pada film ciptaan Hayao Miyazaki ハオルの動く城 (Haoru No Ugoku Shiro) dan 千と千尋の神隠し (Sen To Chihiro No Kamikakushi ) yang akan dijadikan sebagai sumber data. Penulis akan fokus pada konteks dan ciri yang terjadi dalam wacana lisan. Berdasarkan itu, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Subjek apakah yang seharusnya muncul pada wacana tersebut? 2. Ciri-ciri dalam menentukan subjek lesap pada kalimat yang menggunakan verba yarimorai. 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah diungkapkan maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut : 6

1. Mendeskripsikan subjek yang seharusnya muncul pada wacana tersebut 2. Mendeskripsikan ciri-ciri dalam menentukan subjek lesap pada kalimat yang menggunakan verba yarimorai. 1.4 Metode Penelitian. Penelitian ini akan mengkaji wacana lisan yang dilihat dari konteks wacana yang dibatasi pada kalimat yang menggunakan jujudōshi ketika subjeknya lesap. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif. Metode penelitian disusun sebagai berikut 1. Tahap pertama, mengumpulkan data berupa kalimat yang menggunakan jujudōshi dari sumber data melalui sistem pencatatan dan organisasi penulisan. 2. Tahap kedua, pengklasifikasian data untuk memilah data yang sesuai dengan objek penelitian 3. Tahap ketiga, menelaah data relevan yang terkumpul sesuai dengan teori-teori struktural dan teori pragmatik. 4. Tahap terakhir, menyimpulkan hasil analisis data. Adapun teknik penelitian yang digunakan adalah teknik kajian distribusional. Teknik kajian ini menggunakan unsur bahasa itu sendiri sebagai alat penentu dalam menganalisis data. Sedangkan teknik kajian yang digunakan adalah teknik subtitusi dan teknik lesap. Teknik subsitusi ini digunakan dengan mensubsitusikan subjek yang mungkin muncul sehingga mendapat subjek yang tepat sesuai dengan acuannya. Teknik lesap digunakan dengan cara melesapkan struktur kalimat yang ada apakah sesuai dan kalimatnya masih berterima. 7

1.5 Organisasi Penelitian Penelitian ini akan disusun sebagai berikut, bab pertama, pendahuluan, akan menyajikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, metode dan teknik penelitian, serta organisasi penulisannya. Pada bab kedua, landasan teori, penulis akan menyajikan berbagai teori menyangkut penelitian ini, yaitu teori-teori mengenai pragmatik yang membahas tentang inferensi, referensi, dan teori mengenai tata bahasa seperti verba. Bab ketiga analisis subjek yang lesap, dalam bab ini penulis akan mencari tahu subjek apa yang seharusnya muncul, dan dengan melihat konteksnya mencari cirinya. Penyusunan bab ini berdasarkan teori yang telah diperoleh pada bab 2. Bab keempat kesimpulan, penulis akan mengulas kesimpulan dari hasil analisis pada bab III. Sistematika penyajian skripsi ini disusun seperti di atas agar lebih mudah dipahami dengan jelas oleh pembaca. 8