Lampiran A : Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar Fe(II) pada panjang gelombang maksimum maks ) 510 nm.

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

SNI Standar Nasional Indonesia

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

9. Pembuatan Larutan Cr ppm Diambil larutan Cr ppm sebanyak 20 ml dengan pipet volumetri berukuran 20 ml, kemudian dilarutkan dengan

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juni 2013 di Laboratorium Daya, Alat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

LAMPIRAN. 2. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU DESTILASI TERHADAP KONSENTRASI FLUORIDA PADA PENJERNIHAN AIR LIMBAH LABORATORIUM DENGAN PROSES DESTILASI SEDERHANA

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

3 Metodologi Penelitian

LAMPIRAN. 2. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut Sampel Panjang Gelombang Absorbansi Konsentrasi Kadar (%)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

ANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (Oryza sativa) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

DAFTAR LAMPIRAN. 250 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas. 100 ml dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Metodologi Penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Transkripsi:

Lampiran A : Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar Fe(II) pada panjang gelombang maksimum maks ) 510 nm. No Konsentrasi Absorbansi mg/l 0,0004 1 Unknown 0,0002 0,0003 0,0003 0,057 2 0,2000 0,0568 0,057 0,0572 0,1169 3 0,4000 0,1175 0,117 0,1166 0,172 4 0,6000 0,1718 0,172 0,1722 0,225 5 0,8000 0,2251 0,225 0,2249 0,2789 6 1,0000 0,2791 0,279 0,279

Lampiran B : Data hasil pengukuran absorbansi dari larutan sampel pada panjang gelombang maksimum maks ) 510 nm. No maks Absorbansi 0,0179 1 510 nm 0,0226 0,0194 0,0178 Lampiran C : Hasil Perhitungan Ketidakpastian Untuk Analisis Dengan Metode Titrasi Netralisasi dan Spektrofotometri. No Metode Analisis Konsentrasi Analit (y) Ketidakpastian Terekspansi (U p (y)) Faktor Koverage (k p ) 1 Titrasi Netralisasi 0,1612 mol/l ±0,0002 mol/l 2 2 Spektrofotometri 0,1310 mg/l ±0,0083 mg/l 2,14 Lampiran D : Daftar Ketidakpastian Untuk Analisis Fe 2+ Dengan titrasi Netralisasi. Deskripsi Nilai x Standar ketidakpastian u(x) Ketidakpastian relatif standar u(x) / x m KHP Berat KHP 0,3889 gram 0,00014 gram 0,00036 P KHP Kemurnian KHP 1,0 0,00029 0,00029 F KHP Formula berat KHP 204,2212 0,0038 g/mol 0,000018 g/mol V T C KHP Volume NaOH yang terpakai pada saat titrasi Konsentrasi larutan KHP 11,8133 ml 0,1612 mol/l 0,015 ml ±0,0002 mol/l 0,0012

Lampiran E : Daftar Ketidakpastian Untuk Analisis Fe 2+ Dengan Metode Spektrofotometri. Parameter Nilai Ketidakpastian Standar Distribusi S xo 1,0 0,0039 Normal m kristal_drift_gross 0,0 gram 0,00012 gram Seragam m kristal_read_gross 0,0 gram 0,000029 gram Seragam m kristal_drift_gross 0,0 gram 0,00012 gram Seragam m kristal_read_gross 0,0 gram 0,000029 gram Seragam P kristal 1,0 0,0058 Seragam V 100_cal 100 ml 0,033 ml Segitiga V 100 temp 0,0 ml 0,12 ml Seragam V 5 cal 5,0 ml 0,0041 ml Segitiga V 5_temp 0,0 ml 0,0061 ml Seragam V 500_cal 500 ml 0,061 ml Segitiga V 500_temp 0,0 ml 0,61 ml Seragam V 1 st cal 1,0 ml 0,0041 ml Segitiga V 1 st temp 0,0 ml 0,0012 ml Seragam V 1_50_cal 50 ml 0,020 ml Segitiga V 1_50_ temp 0,0 ml 0,061 ml Seragam V 2_st_cal 2,0 ml 0,0061 ml Segitiga V 2 st temp 0,0 ml 0,0024 ml Seragam V 2 50 cal 50 ml 0,020 ml Segitiga V 2_50_temp 0,0 ml 0,061 ml Seragam V 3_st_cal 3,0 ml 0,020 ml Segitiga V 3_st_temp 0,0 ml 0,0036 ml Seragam V 3 50 cal 50 ml 0,020 ml Segitiga V 3 50 temp 0,0 ml 0,061 ml Seragam V 4_st_cal 4,0 ml 0,20 ml Segitiga V 4_st_temp 0,0 ml 0,0048 ml Seragam V 4_50_cal 50 ml 0,020 ml Segitiga V 4 50 temp 0,0 ml 0,061 ml Seragam V 5 st cal 5,0 ml 0,20 ml Segitiga V 5_st_temp 0,0 ml 0,0061 ml Seragam V 5_50_cal 50 ml 0,020 ml Segitiga V 5_50_temp 0,0 ml 0,061 ml Seragam A 1 drift 0,0 AU 0,0013 AU Seragam A 1 round 0,0 AU 0,00029 AU Seragam A 2_drift 0,0 AU 0,0013 AU Seragam A 2_round 0,0 AU 0,00029 AU Seragam A 3_drift 0,0 AU 0,0014 AU Seragam A 3 round 0,0 AU 0,00029 AU Seragam A 4 drift 0,0 AU 0,0015 AU Seragam A 4_round 0,0 AU 0,00029 AU Seragam A 5_drift 0,0 AU 0,0016 AU Seragam A 5 round 0,0 AU 0,00029 AU Seragam

Lanjutan A sampel drift 0,0 AU 0,0014 AU Seragam A sampel round 0,0 AU 0,00029 AU Seragam V 50 cal 50 ml 0,020 ml Seragam V 50_temp 0,0 ml 0,061 ml Segitiga V 50_cal 50 ml 0,51 ml Seragam V 50 temp 0,0 ml 0,058 ml Segitiga C Fe(II) 0,131mg/L 0,0083 mg/l Lampiran F : Daftar Simbol Parameter-Parameter Pada Perhitungan Ketidakpastian Untuk Analisis Fe 2+. Parameter Satuan Keterangan S xo mg/l Deviasi standar konsentrasi larutan sampel yang diukur dengan spektrofotometer B AU L/mg Slope kurva kalibrasi M Jumlah pengukuran y o K Jumlah pengukuran y i y o AU Nilai eksperimental dimana nilai konsentrasi x o ditentukan AU Nilai rata rata hasil pengukuran y i x i Mg/L Konsentrasi larutan standar kalibrasi ke i Mg/L Nilai rata rata x i A AU Intercept kurva kalibrasi N Jumlah larutan standar kalibrasi yang diukur m kristal G Massa kristal Fe(NH 4 ) 2 (SO 4 ) 2.6H 2 O m kristal_rep G Nilai komponen ketidakpastian repeatability massa kristal Fe(NH 4 ) 2 (SO 4 ) 2.6H 2 O m kristal_drift G Nilai komponen ketidakpastian drift massa kristal Fe(NH 4 ) 2 (SO 4 ) 2.6H 2 O m kristal_read G Nilai komponen ketidakpastian pembulatan pembacaan massa kristal Fe(NH 4 ) 2 (SO 4 ) 2.6H 2 O V 100 ml Volume labu takar 100 ml yang digunakan untuk membuat larutan stok ion Fe 2+ V 100_rep ml Nilai komponen ketidakpastian repeatability volume labu takar 100 ml yang digunakan untuk membuat larutan stok ion Fe 2+ V 100_cal ml Nilai komponen ketidakpastian kalibrasi peralatan labu takar yang digunakan untuk membuat larutan stok ion Fe 2+ V 100_temp ml Nilai komponen ketidakpastian karena perbedaan yang digunakan untuk membuat larutan stok ion Fe(II) o C -1 Koefisien ekspansi volume air yang senilai 2,07 x 10-4 / o C Lanjutan

o C Perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi peralatan yang digunakan (± 10 o C) C st o mg/l Konsentrasi Fe 2+ dalam larutan standar stok P kristal F Kemurnian kristal Fe(NH 4 ) 2 (SO 4 ) 2.6H 2 O Faktor konversi untuk mengubah jumlah Fe(NH 4 ) 2 (SO 4 ) 2.6H 2 O menjadi Fe 2+ V 5 ml Volume pipet volume 5 ml yang digunakan untuk memipet larutan stok untuk membuat larutan standar kerja ion Fe 2+ V 5_rep ml Nilai komponen ketidakpastian repeatability volume pipet volume 5 ml yang digunakan untuk memipet larutan stok untuk membuat larutan standar kerja ion Fe 2+ V 5_cal ml Nilai komponen ketidakpastian kalibrasi peralatan pipet volume yang digunakan untuk memipet larutan stok untuk membuat larutan standar kerja ion Fe 2+ V 5_temp ml Nilai komponen ketidakpastian karena perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi pipet volume yang digunakan untuk memipet larutan stok untuk membuat larutan standar kerja ion Fe 2+ C st mg/l Konsentrasi Fe 2+ dalam larutan standar kerja V 500 ml Volume labu takar 500 ml yang digunakan untuk membuat larutan standar kerja ion Fe 2+ V 500_rep ml Nilai komponen ketidakpastian repeatability volume labu takar 500 ml yang digunakan untuk membuat larutan standar kerja ion Fe 2+ V 500_cal ml Nilai komponen ketidakpastian kalibrasi peralatan labu takar yang digunakan untuk membuat larutan standar kerja ion Fe 2+ V 500_temp ml Nilai komponen ketidakpastian karena perbedaan yang digunakan untuk membuat larutan standar kerja ion Fe 2+ V i_st ml Volume pipet volume yang digunakan untuk memipet larutan standar kerja untuk membuat larutan standar kalibrasi Fe 2+ ke i V i_st_rep ml Nilai komponen ketidakpastian repeatability volume pipet volume yang digunakan untuk memipet larutan standar kerja untuk membuat larutan standar kalibrasi Fe 2+ ke i V i_st_cal ml Nilai komponen ketidakpastian kalibrasi peralatan pipet volume yang digunakan untuk memipet larutan standar kerja untuk membuat larutan standar kalibrasi Fe 2+ ke i V i_st_temp ml Nilai komponen ketidakpastian karena perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi pipet volume yang digunakan untuk memipet larutan standar kerja untuk membuat larutan standar

kalibrasi Fe 2+ ke i V i_50 ml Volume labu takar 50 ml yang digunakan untuk membuat larutan standar kalibrasi ion Fe 2+ ke i V i_50_rep ml Nilai komponen ketidakpastian repeatability volume labu takar 50 ml yang digunakan untuk membuat larutan standar kalibrasi ion Fe 2+ ke i V i_50_cal ml Nilai komponen ketidakpastian kalibrasi peralatan labu takar yang digunakan untuk membuat larutan standar kalibrasi ion Fe 2+ ke i V i_50_temp ml Nilai komponen ketidakpastian karena perbedaan yang digunakan untuk membuat larutan standar kalibrasi ion Fe 2+ ke i C i mg/l Konsentrasi Fe 2+ dalam larutan standar kalibrasi ke i A i AU Nilai absorbansi larutan standar kalibrasi ke i A i_rep AU Nilai komponen ketidakpastian repeatability nilai absorbansi larutan standar kalibrasi ke i A i_drift AU Nilai komponen ketidakpastian drift nilai absorbansi larutan standar kalibrasi ke i A i_read AU Nilai komponen ketidakpastian pembulatan angka nilai absorbansi larutan standar kalibrasi ke i A sampel AU Nilai absorbansi larutan sampel A sampel_rep AU Nilai komponen ketidakpastian repeatability nilai absorbansi larutan sampel A sampel_drift AU Nilai komponen ketidakpastian drift nilai absorbansi larutan sampel A sampel_read AU Nilai komponen ketidakpastian pembulatan angka nilai absorbansi larutan sampel V 50 ml Volume labu takar 50 ml yang digunakan untuk mengencerkan larutan sampel V 50_rep ml Nilai komponen ketidakpastian repeatability volume labu takar 50 ml yang digunakan untuk mengencerkan larutan sampel V 50_temp Ml Nilai komponen ketidakpastian karena perbedaan yang digunakan untuk mengencerkan larutan sampel V 50_cal ml Nilai komponen ketidakpastian kalibrasi peralatan labu takar yang digunakan untuk mengencerkan larutan sampel V 50 ml Volume sampel yang diambil untuk analisis secara spektrofotometer V 50_rep ml Nilai komponen ketidakpastian repeatability volume sampel yang diambil untuk analisis secara spektrofotometer V 50_cal ml Nilai komponen ketidakpastian kalibrasi peralatan gelas ukur yang digunakan untuk mengukur volume sampel yang diambil untuk analisis secara spektrofotometer

V 50_temp ml Nilai komponen ketidakpastian karena perbedaan suhu laboratorium dengan suhu kalibrasi gelas ukur yang digunakan untuk mengukur volume sampel yang diambil untuk analisis secara spektrofotometri L Faktor pengenceran C Fe(II) mg/l Konsentrasi Fe 2+ dalam larutan sampel C NaOH mol.l -1 Konsentrasi larutan NaOH m KHP G Bobot standar dari titrimetrik KHP P KHP Kemurnian dari KHP F KHP g.mol -1 Berat formula dari KHP V T ml Volume titrasi dari larutan NaOH