Lampiran 2 Variabel & Metode dalam Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

= ( ) + + ( ) 10 1

Lampiran 1 Formulir organoleptik

METODOLOGI PENELITIAN

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

Lampiran 1 Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional dan Fungsinal Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional. Bekatul segar. Pengayakan 60 mesh

Kadar protein = % N x 6.25

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

3. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Bahan dan Alat

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Politeknik Negeri

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2011 di

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

LAMPIRAN. Lampiran 1. Penentuan Kadar Serat Larut

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Data dan perhitungan analisis proksimat Padina australis

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan Penelitian

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1 Analisis Sifat Fisik Keju Putih Rendah Lemak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN ALAT. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli November 2011 di Laboratorium

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Lampiran 8 Rekap Data Uji Beda Sie Reuboh pada Penelitian Pendahuluan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Perhitungan 20 g yang setara 30 kali kemanisan gula. = 0,6667 g daun stevia kering

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

Lampiran 1 Lembar penilaian indrawi biskuit MP-ASI Lembar Uji Penilaian Indrawi

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisik (Muchtadi & Sugiono 1989)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

UJI HEDONIK. Nama Panelis :. Nama Produk : Flake Bekatul Tempe Hari/Tgl uji

Lampiran 1 Kerangka kerja penelitian pendahuluan

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

A B. 2. Penetapan kadar protein dengan metode Semi Mikro Kjeldahl (SNI ) Lampiran 1 Prosedur analisis kimia

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

Lampiran 1 Kuesioner penelitian pendahuluan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Fan 1 Fan 2 Fan 3 Fan 4 1A 57A 111A 155A 1B 57B 111B 155B 1C 57C 111C 155C 1D 57D 111D 155D

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

MATERI DAN METODE. Prosedur

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW

Transkripsi:

66 Lampiran 1

67 Lampiran 2 Variabel & Metode dalam Penelitian No 1 2 3 4 Variabel Kelompok Karakteristik Responden Kebiasaan mengkonsumsi Daun hantap Persepsi emosional Manfaat kesehatan Variabel Jenis kelamin Umur Suku Kebiasaan mengkonsumsi daun hantap Khasiat mengkonsumsi daun hantap Asal daun hantap Informasi penggunaan daun hantap Frekuensi konsumsi daun hantap Cara konsumsi daun hantap Cara mengolah minuman daun hantap Rasa setelah mengkonsumsi Perut terasa nyaman Tidak mengalami stress akibat gangguan pencernaan Tidak mengalami gangguan pencernaan Tubuh terasa ringan Tubuh terasa rileks Merasa bahagia terkait dg pencernaan Frekuensi buang air besar teratur setiap hari Pengeluaran feses lancer Pengeluaran feses terasa tuntas dengan sekali ke toilet Perut terasa plong setelah BAB Tidak merasa perut kembung Tidak perlu mengejan dengan kuat berkali-kali Tidak mengalami keluhan sakit maag Metode Pengukuran Wawancara menggunakan kuesioner Wawancara menggunakan kuesiioner dan pengamatan langsung Wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung Wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung

68 Lampiran 3 Pernyataan kesediaan partisipasi didalam penelitian (informed concent) Kode PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM KEGIATAN SURVEY Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya berikan di atas adalah benar; dan saya bersedia berpartisipasi dalam survey ini dan memenuhi kesepakatan berikut: 1. Mengkonsumsi produk, selama masa penelitian (2 minggu) 2. Bersedia tidak mengkonsumsi berbagai produk susu fermentasi/probiotik dan suplemen serat seminggu sebelum survey dimulai 3. Bersedia mengkonsumsi produk yang diberikan 4. Bersedia diwawancara awal, setelah seminggu pemberian dan 2 minggu pemberian 5. Bersedia mengkonsumsi produk a. 1 gelas per hari b. 2 gelas per hari Bogor,...2010 Yang membuat pernyataan (...)

69 Lampiran 4 Prosedur Analisis 1. Analisis Organoleptik (Soekarto 1982). Analisis ini merupakan analisis dengan menggunakan indera manusia. Manusia yang melakukan analisis disebut sebagai panelis. Analisis ini terdiri dari dua cara, yaitu Uji penerimaan (Uji Kesukaan) dan uji pembedaan (Mutu Hedonik). Panelis agak terlatih diminta untuk memberikan penilaian terhadap produk berdasarkan skala hedonik 1 sampai 9. Tingkat penilaian meliputi: (1) amat sangat tidak suka, (2) sangat tidak suka, (3) tidak suka, (4) agak tidak suka, (5) biasa, dan (6) suka, (7) agak suka, (8) sangat suka dan (9) amat sangat suka. Panelis juga memberikan penilaian terhadap pembedaan produk dengan skala 1 sampai 9 pula. Pembedaan meliputi warna, aroma, rasa, dan kekentalan. Pengujian dilakukan dengan kuesioner. 2. Analisis Fisikokimia Viskositas. Viskositas dapat diukur dengan alat Viskometer Rion. Alat dalam keadaan aktif. Masukan 60 gram sampel ditambah air panas 300 ml dalam gelas Viscometer. Masukkan gelas ke dalam alat. Rotor pengukur dikaitkan dengan lubang yang menghubungkan Rotor dengan alat. Lalu masukkan ke dalam gelas Viscometer untuk mengukur sampel. Nyalakan alat, jarum akan menunjukkan angka viskositas dalam satuan Poise. Nilai ph. Setiap formula diukur nilai phnya. Pengukuran nilai ph sampel menggunakan alat ph meter Orion Benchtop model 410A. Sebelum pengukuran, ph meter ditandarisasi menggunakan buffer standar ph 4 dan ph 7. Kemudian elektroda dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan tissyu. Elektroda dicelupkan pada larutan sampel dan dibiarkan beberapa saat sampai diperoleh pembacaan yang stabil lalu nilai ph sampel dicatat. 3. Analisa Proksimat Kadar Air, metode oven (Apriyantono et al, 1989). Cawan kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator, lalu timbang (untuk cawan alumunium didinginkan selama 10 menit, dan cawan porselein selama 20 menit). Kemudian sampel yang sudah dihomogenkan dengan cawan ditimbang sejumlah kurang lebih 5

70 gram dengan cepat. Angkat tutup cawan dan tempatkan cawan beserta isi dan tutupnya di dalam oven selama 6 jam. Hindarkan kontak antara cawan dengan dinding oven. Pindahkan cawan ke desikator untuk didingingkan, setelah dingin ditimbang kembali. Kemudian keringkan kembali ke dalam oven sampai diperoleh berat yang tetap. Kadar Air (%) = W 1 W 2 W 1 = kehilangan berat (gram) W 2 = berat sampel (gram) Kadar Abu, metode oven (Apriyantono et al. 1989). Cawan pengabuan dibakar dalam tanur, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Sampel sebanyak 3-5 gram ditimbang dalam cawan tersebut, kemudian diletakkan dalam tanur pengabuan, baker sampai didapat abu berwarna abu-abu atau sampai berat tetap. Pengabuan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pertama pada suhu sekitar 400 C dan kedua pada suhu 550 C. Sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Kadar Abu (%) = Berat abu (g) Berat sampel (gram) Kadar Serat Pangan (Enzimatis). Metode analisis yang digunakan adalah metode fraksinasi cepat-enzimatik yang dikembangkan oleh Asp. et al (1983). Penentuan kadar serat pangan terdiri dari persiapan sampel dan penentuan kadar serat pangan tidak larut dan serat pangan larut. Persiapan sampel. Sampel kering homogen diekstrasi lemaknya dengan petroleum benzene pada suhu kamar selama 15 menit. Penghilangan lemak dari sampel bertujuan untuk memaksimumkan degradasi pati. Sejumlah 1 gram sampel dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 25 ml buffer natrium fosfat, an dibuat menjadi suspensi. Penambahan buffer ditujukan untuk menstabilkan enzim termamil. Tambahkan 100 µl termamyl. Tutup labu dan inkubasi pada suhu 100 C selama 15 menit sambil sekali-kali diaduk. Tujuan penambahan termamyl dan pemanasan ialah untuk memecahkan pati dengan menggelatinisasi lebih dahulu.

71 Angkat dan dinginkan labu. Tambahkan 20 ml air destilasi dan phnya diatur hingga menjadi 1,5 dengan menambahkan HCl 4M. Selanjutnya tambahkan 100 mg pepsin. Pengaturan ph hingga 1.5 dimaksudkan untuk mengkondisikan agar aktivitas enzim pepsin maksimum. Tutup dan inkubasi Erlenmeyer pada suhu 40 C dan digoyang dengan diagitasi selama 60 menit. Tambahkan 20 ml air destilat dan ph diatur menjadi 6.8 dengan NaOH untuk memaksimumkan aktivitas enzim pankreatin. Tambahkan 100 mg pankreatin ke dalam larutan. Tutup labu dan inkubasi pada suhu 40 C dan digoyang dengan diagitasi selama 60 menit. Atur ph dengan HCl menjadi ph 4,5. Saring larutan dengan crucible kering yang telah ditimbang beratnya (porositas 2) yang mengandung 0,5 g celite kering (berat tepat diketahui). Cuci dengan 2x10ml air destilat. Setelah melakukan proses ini diperoleh residu dan filtrat. Residu digunakan untuk penentuan serat pangan tidak larut, sementara filtrat untuk penentua serat pangan larut. Penentuan Serat Pangan Tidak Larut (Insoluble Dietary Fiber/IDF). Residu dicuci dengan 2x10 ml etanol 95% dan 2 x10 ml aseton. Keringkan pada suhu 105C sampai berat tetap (12 jam) dan ditimbang setelah didinginkan pada desikator (D 1 ). Residu diabukan dalam tanur 500 C selama paling sedikit 5 jam, lalu dinginkan dalam desikator dan ditimbang setelah dingin (I 1 ). Penentuan Serat Pangan Larut (Soluble Dietary Fiber/SDF). Volume filtrat diatur dengan air sampai 100 ml. Tambahkan 400 ml etanol 95% hangat (60C) dan endapkan selama 1 jam. Saring larutan dengan crucible kering yang telah ditimbang beratnya (porositas 2) yang mengandung 0,5 g celite kering. Cuci dengan 2x 10 ml etanol 78%, 2 x 10 ml etanol 95%, dan 2 x 10 ml aseton. Endapan dikeringkan pada suhu 105 C (sekitar 12 jam) atau sampai beratnya tetap. Dinginkan dalam desikator dan timbang (D 2 ). Residu diabukan dalam tanur 500 C selama paling sedikit 5 jam, lalu dinginkan dalam desikator dan ditimbang setelah dingin (I 2 ). Penentuan Serat Pangan Total (Total Dietary Fiber/TDF). Serat pangan total diperoleh dengan menjumlahkan IDF dengan SDF. Blanko dalam penelitian ini diperoleh dengan cara yang sama tetapi tanpa sampel.

72 Rumus Perhitungan IDF dan SDF Nilai IDF (persen berat sampel kering) = D 1 -I 1 -B 1 x 100% W Nilai SDF (persen berat sampel kering) = D 2 -I 2 -B 2 x 100% W Nilai TDF= IDF+SDF Keterangan: W = Berat sampel (gram) D = Berat setelah analisis dan dikeringkan (gram) I = Berat setelah diabukan (gram) B = Berat blanko bebas serat (gram) 4. Aktivitas Antioksidan (Acuna et al, 2002) Aktivitas antioksidan ditentukan dengan sebuah metode reduksi radikal bebas stabil 1,1-diphenyl-2-2picrylhydrazyl (DPPH). Bahan antioksidan pada minuman akan bereaksi dengan DPPH, dan reduksi pereaksi dimonitor dengan mengukur penurunan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm. Hasilnya akan dinyatakan dalam bentuk IC50. IC50 ini menunjukkan jumlah minuman (dalam µl) yang dibutuhkan untuk menurunkan absorbansi larutan DPPH 50%. Nilai IC50 yang makin kecil menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi, sejalan dengan semakin sedikitnya minuman yang dibutuhkan untuk menurunkan hingga 50% absorbansi larutan DPPH. 5. Analisa Klorofil (Yoshida et al, 1976) Pengukuran klorofil dilakukan dengan spektrofotometri. Semakin tinggi serapan, kadar klorofil makin tinggi. Sebanyak 2 gram larutan ekstrak ditambah dengan aseton 80% lalu dihomogenisasi. Saring filtrat dengan kertas Whatman 42 ke dalam labu takar 100 ml. Residu pun diekstrak kembali dengan aseton 80% kemudian filtratnya dimasukan ke dalam labu takar. Jadikan volume labu menjadi 100 ml dengan aseton 80%. Ambil 5 ml larutan lalu masukan ke dalam labu takar 50 ml. Tambahkan aseton 80%

73 hingga volume tepat 50 ml. Ukur pada panjang gelombang 663nm dan 645 nm. Kadar klorofil (Arnon, 1949) dihitung dengan rumus sebagai berikut: Klorofil-a (mg/l) = 12,7 A 663-2,69 A 645 Klorofil-b (mg/l) = 22,9 A 645-4,68 A 633 Klorofil total dihitung dengan cara menjumlahkan kadar klorofil-a dan klorofil b.

74 Lampiran 5 Rekapitulasi data organoleptik minuman ekstrak daun hantap No 1:5 1:10 1:15 1:20 W A R K S W A R K S W A R K S W A R K S 1 7.75 7 3 6.75 5.625 6.25 5.75 2.25 5.5 2.25 5 4 2 5.25 3.25 6 5.5 3.25 5.75 2.75 2 7.25 6.875 5 6.5 5.25 7 6.5 3.5 7 2.75 5.5 5 3.75 6.5 3.5 6 4.5 2.625 6 3.75 3 6.75 6 4.375 5.375 5 3 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 4 3 4 5 4 6.625 5.25 4 5.25 5 7.5 5.75 5 7 7 7 5 3 6 5 6 4.25 5.25 6.25 6 5 6 5 3.5 5 4 7.25 4.75 3.25 5.25 4 7 5 2 5 3 7.25 5.75 1.75 5.5 2.75 6 6 5 3.25 5 3.25 4.625 5 2 5.375 3 6.5 5 2 6 3 7 4 2 6 5 7 5 5 3 5 3.25 6.8125 7.125 5.875 3.625 5.5 7 5.25 5 3.75 5 6.875 7.25 6.0625 4.125 5.875 8 4 5 3 4 3.25 3 4 3 5 5 5 5.25 3 5 5 6 5 4 6 6 9 4 4 3 3.5 3 5 5 4.5 4 3 4 6.25 5 3 4 4 5 5 4 4 10 3 4 2 3.25 3 7 7 4 4 2.75 6.25 6.75 3.25 5.75 4 6 4 3.5 6.25 3 Σ 56.37 53.12 34.15 49.62 40.62 57.43 55.87 36.37 51.75 40.25 58.25 52.5 32 51.25 40.75 60.12 49.25 36.43 53.87 44.12 x 5.63 5.31 3.41 4.96 4.06 5.74 5.58 3.63 5.17 4.02 5.82 5.25 3.2 5.12 4.07 6.01 4.92 3.64 5.38 4.41 modus 7 8 1 7 4 7 8 2 7 4 9 9 2 8 4 9 5 3 7 5 % suka 70 80 10 70 40 70 80 20 70 40 90 90 20 80 40 90 50 30 70 50

75 Lampiran 6 Hasil sidik ragam respon terhadap persepsi emosional dan manfaat kesehatan Respon Persepsi emosional setelah 7 hari Manfaat Kesehatan setelah 7 hari Persepsi emosional setelah 13 hari Manfaat Kesehatan setelah 13 hari Sumber variasi Jumlah kuadrat df Kuadrat tengah F hitung Sig. Perlakuan 10.027 1 10.027 0.838 0.363 Galat 1017.077 85 11.966 Total 1027.103 86 Between Groups 2.869 1 2.869 0.201 0.655 Within Groups 1216.051 85 14.306 Total 1218.92 86 Between Groups 2.555 1 2.555 0.336 0.564 Within Groups 646.963 85 7.611 Total 649.517 86 Between Groups 12.027 1 12.027 0.926 0.339 Within Groups 1104.593 85 12.995 Total 1116.621 86

Lampiran 7 Hasil Uji Pembedaan-t 1. Hasil uji statistik perbandingan antara persepsi emosional hari ke-7 dan 13 pada responden yang mengkonsumsi minuman 1 gelas per hari. Paired Samples Statistics N Error Pair 1 Persepsi emosional 1 gelas, 7 hari 25.00 35 3.589.607 Persepsi emosional 1 gelas, 13 hari 26.66 35 2.807.474 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 Persepsi emosional 1 gelas; 7 hari &13 hari 35.563.000 Paired Samples Test Paired Differences Pair 1 Persepsi emosional 1 gelas, 7 hari dan 13 hari Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed) -1.657 3.067.518-2.711 -.603-3.196 34.003 Intepretasi: Hasil uji beda t-independent test menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap persepsi emosional pada responden yang mengkonsumsi ekstrak daun hantap satu gelas sehari. 2. Uji perbandingan antara persepsi emosional hari ke-7 dan 13 pada responden yang mengkonsumsi minuman 2 gelas per hari. Paired Samples Statistics N Error Pair 1 Persepsi emosional 2 gelas, 7 hari 25.69 52 3.370.467 Persepsi emosional 2 gelas, 13 hari 26.31 52 2.726.378 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 Persepsi emosional 2 gelas; 7 hari &13 hari 52.525.000 Paired Samples Test Paired Differences Pair 1 Persepsi emosional 2 gelas, 7 hari dan 13 hari Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed) -.615 3.024.419-1.457.226-1.468 51.148 Intepretasi : Hasil uji beda t-independent test menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap persepsi emosional pada responden yang mengkonsumsi ekstrak daun hantap dua gelas sehari.

77 3. Uji perbandingan antara persepsi manfaat kesehatan hari ke-7 dan 13 pada responden yang mengkonsumsi minuman 1 gelas per hari. Paired Samples Statistics N Error Pair 1 Persepsi kesehatan 1 gelas, 7 hari 29.51 35 4.154.702 Persepsi kesehatan 1 gelas, 13 hari 32.14 35 3.465.586 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 Persepsi kesehatan 1 gelas; 7 hari &13 hari 35.501.002 Pair 1 Persepsi kesehatan 1 gelas, 7 hari & 13 hari Paired Samples Test Paired Differences Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2- tailed) -2.629 3.851.651-3.951-1.306-4.038 34.000 Intepretasi : Hasil uji beda t-independent test menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap persepsi manfaat kesehatan responden yang mengkonsumsi ekstrak daun hantap satu gelas sehari. 4. Uji perbandingan antara persepsi manfaat kesehatan hari ke-7 dan 13 pada responden yang mengkonsumsi minuman 2 gelas per hari. Paired Samples Statistics N Error Pair 1 Persepsi kesehatan 2 gelas, 7 hari 29.88 52 3.513.487 Persepsi kesehatan 2 gelas, 13 hari 31.38 52 3.695.512 Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 Persepsi kesehatan 2 gelas; 7 hari &13 hari 52.330.017 Paired Samples Test Paired Differences Pair 1 Persepsi kesehatan 2 gelas, 7 hari&13 hari Error Mea n 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -1.500 4.175.579-2.662 -.338-2.591 5 1 t df Sig. (2- tailed) Intepretasi Hasil uji beda t-independent test menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara hari ke-7 dan ke-13 terhadap persepsi manfaat kesehatan responden yang mengkonsumsi ekstrak daun hantap dua gelas sehari..012

LAMPIRAN 7