KONSTITUEN PASCAVERBA PASIF YANG BERMORFEM TERIKAT DI- + (-KAN/-I) DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA Agus Nero Sofyan

dokumen-dokumen yang mirip
Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

KONSTITUEN PASCAVERBA PASIF YANG BERMORFEM TERIKAT DI-+ {-KAN/ -I} DALAM BAHASA INDONESIA: Kajian Struktur dan Makna

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h

SILABUS MATA KULIAH : SINTAKSIS

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang

5 Universitas Indonesia

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Thema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional. Oleh: Tatang Suparman NIP

FRASA DALAM BAHASA INDONESIA. Surastina STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

OBJEK DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Wagiati*) Abstract

FUNGSI PELAKU DALAM KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka. Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

I. KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

RINGKASAN PENELITIAN

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

VERBA BERPELENGKAP DALAM BAHASA INDONESIA SUATU KAJIAN STRUKTUR DAN SEMANTIK. Eni Karlieni Fakultas Sastra Unpad Bandung

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

POLA KALIMAT PADA KUMPULAN DONGENG GADIS KOREK API KARYA H.C. ANDERSEN (SUATU KAJIAN SINTAKSIS)

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

TATARAN LINGUISTIK (3):

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.1. Ayah pergi ke bandung,paman datang dari medan, Ibu menyambutnya dengan ramah.

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

KALIMAT INVERSI DALAM BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

TATARAN LINGUISTIK (3):

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

PEMERIAN TENTANG DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA (RUMUSAN TENTANG TIPE BAHASA INDONESIA) Oleh: Dra. Rahayu Sulistyowati. Abstrak

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

PEMAKAIAN VERBA AKTIF TRANSITIF DALAM NOVEL GAWANG MERAH PUTIH: NOVEL REPORTASE TIMNAS U-19 KARYA RUDI GUNAWAN NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN APOSISI DAN PERLUASAN UNSUR DALAM BERITA KRIMINAL SERGAP DI RCTI NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

PREPOSISI DALAM BAHASA INDONESIA: TINJAUAN BENTUK DAN PERAN SEMANTISNYA

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik.

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN

2 LANDASAN TEORI 2.1 Knowledge Graph (KG) Concept Relations

BAB I PENDAHULUAN. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan Kami putra-putri Indonesia

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Konjungsi yang Berasal dari Kata Berafiks dalam Bahasa Indonesia. Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

FRASA DIREKTIF YANG BERUNSUR DI, DARI, DAN UNTUK DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

FRASA NOMINAL DALAM BAHASA BANJAR SAMARINDA (Suatu Kajian Konseptual Morfo-Sintaksis)

Kata kunci: perilaku objek, kalimat, bahasa Indonesia. Abstract

KALIMAT INVERSI DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak

KATA SAJA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

Perbedaan antara Frasa Nomina sebagai Objek. dan Frasa Nomina sebagai Komplemen Objek. dalam Klausa Bahasa Inggris 1. oleh:

VERBA TRANSITIF DAN OBJEK DAPAT LESAP DALAM BAHASA INDONESIA

Kajian Tipologi Sufiks an dalam Bahasa Indonesia M. Suryadi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

ANALISIS FRASA ENDOSENTRIS DAN FRASA EKSOSENTRIS DALAM KUMPULAN PUISI MALU AKU JADI ORANG INDONESIA KARYA TAUFIQ ISMAIL

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA

FRASE PREPOSISIONAL DI PADA KUMPULAN CERPEN BERJUTA RASANYA KARYA TERE LIYE:KAJIAN SINTAKSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan

PERILAKU SINTAKSIS VERBA INFLEKSIONAL BAHASA INDONESIA (Syntactic Categories of Inflectional Verbs in Indonesian Language) oleh/by: Wagiran

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

Transkripsi:

KONSTITUEN PASCAVERBA PASIF YANG BERMORFEM TERIKAT DI- + (-KAN/-I) DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN STRUKTUR DAN MAKNA Agus Nero Sofyan 1. Pendahuluan Setiap bahasa memiliki sistem yang terdiri atas fonologi, mo rfologi, sintaksis, dan semantik. Dua di antar a komponen sistem tersebut ialah morfologi dan sintaksis yang disebut tata bahasa atau gramatika. Dalam morfologi dibicarakan bagaimana suatu mo rfem digabungkan atau diulang untuk membentuk kata, sedangkan di dalam sinta ksis dibicarakan struktur frasa, klausa, dan kalimat (Badudu, 2002:1). Berdasarkan bentuknya, kata da pat diklasifikasikan menjadi e mpat, yaitu kata dasar ( makan), kata turunan (termakan), kata ulang ( makan-makan), dan kata majemuk ( meja makan ). Selain dari bentuk, kata pu n dapat diklasifikasikan berdasarkan kategorinya, di antaranya, verba, nomina, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, preposisi, dan konjungsi (Kridalaksana, 1994:51 20). Dalam penelitian ini kategori verba mendapat perhatian khusus. Verba merupakan unsur yang terpenting dalam kalimat karena dalam banyak ha l verba berpengaruh besar terh adap unsur-unsur yang lain. Verba dapat d itentukan berdasarkan tiga kriteria. Ketiga kriteria itu adalah kriteria perilaku morfologis, perilaku sintaksis, dan perilaku semantis. Secara morfologis kategori verba (turunan) dapat memiliki morfem terikat, di antaranya, ter-(-kan/-i), di-(-kan/i), dan kean. Secara sintaksis kategori verba dapat didamp ingi partikel tidak, sedang, atau segera, misalnya tidak makan, sedang makan, dan segera makan. Secara semantis kategori verba memiliki makna inheren (a) perbuatan atau aksi, (b) proses, dan (c) keadaan yang bukan sifat atau kualitas (Alwi et al. 1998:87 88). Verba dapat diklasifikasikan, di antaranya, dari hubungan ve rba dengan nomina, yaitu verba aktif, misalnya makan, menghabiskan, dan bermain; verba pasif, misalnya dipukul, terinjak, dan kecopetan (Kridalaksana, 1994:53 54). Berdasarkan kategori predikatnya, kalimat dapat dibagi atas kalimat verbal, nominal, adver bial, pronominal, numeralia, dan kalimat berfrasa preposisional (Badudu, 2002:19). Kalimat verbal adalah kalimat yang fungsi predikatnya diisi oleh kategori verba. Penelitian ini hanya difokuskan pada kalimat verbal yang berpredikat verba pasif, khususnya yang bermorfem terikat di- +(-kan/-i). Penelitian yang berkaitan dengan verba pasif bermorfem terikat di- +(-kan/-i) dapat dilhat dari berbagai segi, misalnya segi fungsi, kontruksi, kategori, distribusi, dan makna. Selanjutnya, kelima tataran sintaksis tersebut akan diterapkan pada konstituen poscaverba pasif yang bermorfem terikat di-(-kan/-i) dalam bahasa Indonesia. Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-(-kan/-i) dalam bahasa Indonesia dapat d iisi oleh konstituen dengan fungsi sintaksis subjek, pelengkap, dan keterangan. (1) Dalam sidang kabinet itu, terbahas kenaikan harga BBM. (Kp/13/2/1 5 2005) Pada kalimat (1) tampak bahwa konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-(-kan/-i) adalah kenaikan harga BBM yang berfungsi sebagai subjek. Kehadiran konstituen itu bersifat wajib. Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di- + {-kan/ -i} dapat berupa kata, frasa, dan klausa. (2) Dosa seseorang dapat diampuni Tuhan bila bertobat sungguh-sungguh. Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-(-kan/-i) adalah berupa kata, yaitu Tuhan. Kontruksi konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-(-kan/-i) dapat pula dianalisis berdasarkan inti kategorinya. (3) Pesawat itu dihantam badai salju. Kategori konstituen pascaverba pasif yang bermorfen te rikat di-(-kan/-i) yang tampak pada kallimat (3) adalah frasa nominal (badai salju). Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-(-kan/-i) selain dapat dikaji dari fung si, kontruksi, kategori, distribusi, juga dari makna. (4) Makalah itu dibahas oleh Arini. (5) Dalam upacara itu, dihadiahi Ani beasiswa. (6) Pertandingan itu dihentikan ketika wasit meniup peluit panjang. (7) Mereka disandera di rumah tua. (8) Pencuri itu dipukul dengan bambu kuning (9) Para atlet dipulangkan agar dapat bertemu dangan keluarga. Makna peran semantik konstituen pascave rba pasif yang bermorfem terik at di-(-kan/-i) yang tampak pada kalimat (4) sampai dengan (9) secara berturut-turut adalah pelaku ( oleh Arini), pemeroleh (Ani), waktu (ketika wasit meniup peluit panjang), tempat (di rumah tua), alat (dengan bambu kuning), dan tujuan (agar dapat bertemu dengan keluarga). 2. Konstituen Pascaverba Pasif yang Bermorfem Terikat Di- + (-Kan/-I) 2.1 Fungsi Sintaksis Konstituen Pascaverba Pasif Fungsi adalah konstituen forma l yang bersifat kosong da n harus dihubungkan dengan fun gsi lain (bersifat relasionalitas). Fungsi sintaksis terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan ket erangan. Berikut ini dapat di lihat fungsi apa saja yang dapat dit empati oleh konstituen pascaverba pasif bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dalam kalimat bahasa Indonesia. 2.1.1 Sebagai Subjek Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat mengisi fungsi subjek, misalnya terlihat dalam data berikut ini. (10) Dalam APBN 2004 ditetapkan subsidi BBM. (K/ 14/ 6/ 24-9-2004)

Pada kalimat (10) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} mengisi fungsi subjek, yaitu subsidi BBM. 2.1.2 Sebagai Pelengkap Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat mengisi f ungsi pelengkap. Berdasarkan distribusi dalam kalimat, pelengkap ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat manasuka. 2.1.2.1 Pelengkap yang Bersifat Wajib Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/-i} selain mengisi fungsi peleng kap yang bersifat wajib. Contoh (11) Korban diduga tewas seketika akibat terlindas ban truk pada bagian kepalanya. (PR/ 4/ 2/ 2-10-2004). Kalimat (11) tersebut berpelengkap wajib. Pelengkap tersebut adalah tewas seketika. 2.1.2.2 Pelengkap yang Bersifat Manasuka Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/-i} selain mengisi fungsi peleng kap yang bersifat wajib dapat pula mengisi fungsi pelengkap yang bersifat manasuka. (12) Pembangunannya direncanakan rampung selama 18 bulan sejak September 2004. (M/ 10/ 3/ 16-12-2004) Konstituen pascaverba pasif yang langsung berada di belakang predikat yang bermorfem terik at di-+ {-kan/ -i} tersebut mengisi fungsi pelengkap. Pelengkap pada kalimat tersebut adalah rampung. Pelengkap tersebut bersifat manasuka. 2.1.3 Sebagai Keterangan Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} selain mengisi fungsi subjek, pelengkap, juga mengisi fungsi keterangan. Konstituen dengan fungsi keterangan sama halnya seperti fungsi pelengkap, yaitu ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat manasuka. 2.1.3.1 Keterangan yang Bersifat Wajib Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} sebagai pengisi fungsi keter angan yang bersifat wajib dapat dilihat pada data berikut. (13) Campuran es krim tadi dikelilingi oleh larutan garam yang temperaturnya itu lebih rendah dari 0 0 C. (K/ 35/ 4/ 13-12-2004) Konstituen pascaverba pasif be rmorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (13 ) mengisi fungsi keterangan. Fungsi keterangan pada kalimat tersebut ialah oleh larutan garam yang temperaturnya itu lebih rendah dari 0 0 C. Konstituen-konstituen pengisi keterangan itu ditandai oleh kehadiran preposisi oleh. 2.1.3.2 Keterangan yang Bersifat Manasuka Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/-i}, selain mengisi fungsi keter angan yang bersifat wajib dapat pula meng isi fungsi keterangan yang ber sifat manasuka. Keterangan yang bersifat manasuka dapat dilihat pada data berikut. (14) Hasil autopsi itu sudah diterima pada 12 November. (MI/7/3/16-12-2004) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} sebagai fungsi keterangan pada kalimat (14) adalah pada 12 November. Konstituen pengisi keterangan manasuka tersebut pun ditandai oleh kehadiran preposisi pada. 2.2 Konstruksi Konstituen Pascaverba Pasif Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dalam bahasa Indonesia memil iki konstruksi beragam. Berikut ini diuraikan jenis konstruksi konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ - i} dalam bahasa Indonesia. 2.2.1 Konstruksi Kata Berikut ini adalah data yang memperlihatkan konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ (-kan/ -i) yang berkonstruksi kata. (15) Perubahan drastis dirasakan warga ketika Hasan pindah ke Tulungagung. (K/ 11/ 4/ 20-9-2004) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (15 ) berkonstruksi kata, yaitu warga. 2.2.2 Konstruksi Frasa Berikut ini adalah data yang menunjukkan bahwa Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {- kan/ -i} dapat berkonstruksi frasa. (16) Barang yang pembeliannya dari Malaysia dilakukan di Pulau Batu Putih di Peraira n Perlis. (K/ 34/ 8/ 3-12- 2004). Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terik at di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (16 ) berkonstruksi frasa yaitu di Pulau Batu Putih di Perairan Perlis. 2.2.3 Konstruksi Klausa Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} selain berkonstruksi kata dan frasa ada pula yang berkonstruksi klausa seperti yang tampak pada data berikut. (17) Tempat di sekitar lokasi pemakaman Harry Roesli dijaga ketika jenazah tiba. (PR/ 1/ 4/ 13-12-2004)

Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang berkonstruksi klausa tampak pada kalimat (17) yaitu ketika jenazah tiba. 2.3 Kategori Konstituen Pascaverba Pasif Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat diisi oleh berbagai kategori sintaksis. Berikut ini dapat dilihat kate gori konstituen pascaverba pasif yang bermor fem terikat di-+{-kan/ -i} dalam bahasa Indonesia. 2.3.1 Verba atau Frasa Verbal Berikut ini adalah data yang m enunjukkan bahwa konstituen pa scaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {- kan/ -i} berkategori verba atau frasa verbal. (18) Pemulangan jemaah haji diperkenankan memasuki areal bandara. (PR/ 12/ 4/ 16-2-2004) (19) Beberapa TKW dipaksa harus menyetor kepada penyalurnya. (PR/ 16/ 7/ 10-9-2004) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (18) dan (1 9) berkategori verba dan frasa verbal, yaitu memasuki dan harus menyetor. 2.3.2 Nomina atau Frasa Nominal Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat berkategori nomina ata u frasa nominal. (20) Bursa regional rata-rata yang menguat itu dipicu harga. (K/ 25/ 8/ 11-12-2004) (21) Tahun depan kejuaraan serupa akan diikuti kelompok putri. (K/ 12/ 8/ 21-9-2004) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (20) dan (21) berkategori nomina dan frasa nominal, yaitu harga dan kelompok putri. 2.3.3 Adjektiva atau Frasa Adjektival Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat berkategori adjektiva atau frasa adjektival. (22) Harry Roesli dikenal dekat dengan sejumlah tokoh Islam. (PR/ 14/ 9/ 13-12-2004) (23) Curah hujan saat ini diprediksikan masih normal. (K/ 14/ 2/ 4-5-2004) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (22 ) dan (23) berkategori adjektiva dan frasa adjektival, yaitu dekat dan masih normal. 2.3.4 Pronomina Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat berkategori pronomina. Hal ini tampak pada data berikut. (24) Dipandangi kami satu demi satu, lalu Kiai Ngumar diam lagi. (LTLA/ 68/ 1/ 2003) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (24) berkategori pronomina, yaitu kami. 2.3.5 Adverbia atau Frasa Adverbial Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat pula berkategori adverbia atau frasa adverbial. Hal ini tampak pada data berikut. (25) Fakta-fakta itu sengaja dikemukakan lagi untuk memperlihatkan betapa ancaman teroris tidak pernah surut. (K/ 6/ 1/ 14-10-2005) (26) Mobil antik tahun 1950-an diperbaiki paling tidak untuk kepuasan saja. (MI/ 3/ 7/ 6-7-2005) Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} pada kalimat (25) dan (26) b erkategori adverbia dan frasa adverbial, yaitu lagi dan paling tidak. 2.3.6 Frasa Numeralia Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat mengisi kategori frasa numeralia, misalnya tampak pada data berikut. (27) Pelabuhan ini dijaga tiga orang prajurit TNI-AL. (MI/ 1/ 6/ 6-5-2005) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} pada kalimat (27) berkategori frasa numeralia, yaitu tiga orang prajurit TNI-AL. 2.3.7 Frasa Preposisional Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} selain berkategori yang telah disebutkan itu juga berkategori frasa preposisional, misalnya tampak pada data berikut. (28) Gugatan Qomar Dedi akan disidangkan di PT Bandung. (PR/ 6/ 1/ 11-10-2005) Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (28) berkateg ori frasa preposisional, yaitu di PT Bandung. 2.3.8 Klausa Verbal Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} selain diisi kategori kata dan inti kategori frasa juga diisi oleh klausa yang berdasarkan inti kategori predikatnya. Berikut ini adalah data yang menunjukkan konstituen pascaverba pasif berklausa verbal.

(29) Hal itu dilakukan karena Pemkab Cianjur tidak memberikan gaji kepada kepala de sa. (PR/ 27/ 3/ 21-10- 2005) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (29 ) berkategori klausa verbal, yaitu karena Pemkab Cianjur tidak memberikan gaji kepada kepala desa. 3.3.9 Klausa Nominal Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat diisi oleh klausa nominal, misalnya tampak pada data berikut. (30) Dijelaskan bahwa kenaikan tarif angkum su dah kesepakatan antara awak, p engusaha, dan pemerintah derah. (PR/ 32/ 4/ 27-8-2005) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang tampak pada kalimat (30) berkategori klausa nominal, yaitu bahwa kenaikan tarif angkum sudah kesepakatan antara awak, pengusaha, dan pemerintah derah. 3.3.10 Klausa Adjektival Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+{-kan/-i} selain berkategori klausa verbal dan nominal juga dapat berklausa adjektival. Berikut ini adalah konstituen pascaverba pasif yang berklausa adjektival. (31) Foto kedua dicetak walaupun mutunya lebih rendah; warnanya memudar dalam bercak-bercak seperti peri transparan.(l/ 19/ 3/ 2002) Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/-i} yang tampak pada kalimat (31 ) berkategori klausa adjektival, yaitu walaupun mutunya lebih rendah; warnanya memudar dalam bercak-bercak seperti peri transparan. 2.4 Distribusi Konstituen Pascaverba Pasif Konstituen pascaverba pasif ya ng bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} selain dikaji dari fungsi, k onstruksi, kategori, juga dapat dikaji dari distribusi unsur-unsurnya. Konstituen tersebut berdasarkan distribusi unsur-unsurnya terdiri atas frasa endosentrik dan eksosentrik. 2.4.1 Berupa Frasa Endosentrik Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} berdasarkan distribusi unsur-unsurnya dapat berupa frasa endosentrik yang koordinatif. (32) Agen itu diwajibkan milik purnawirawan atau keluarganya. (T/ 14/ 12/ 14-12-2004) Frasa milik purnawirawan atau keluarganya (32) tersebut merupakan konstituen pascaverba pasif bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} yang bersifat koordinatif. H al tersebut terbukti bahwa unsurnya merupakan unsur yang setara sehingga da pat dihubungkan dengan konjungsi dan juga atau; kedua unsur frasa tersebut merupakan inti. 2.4.2 Frasa Eksosentrik Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dapat pula berupa frasa eksosentrik, yaitu misalnya frasa eksosentrik direktif dalam bahasa Indonesia. (33) Bantuan itu harus dikembalikan ke Bulog sebelum 31 Desember 2004. (K/ 17/ 7/ 28-12-2004) Frasa ke Bulog sebelum 31 Desember 2 004 (33) merupakan konstituen pa scaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {- kan/ -i}. Konstituen itu tergolong pada frasa eksosentrik direktif sebab tidak memiliki distribu si yang sama dengan salah satu unsur konstituennya. 2.5 Peran Konstituen Pascaverba Pasif Berdasarkan hasil ana lisis data, ditemukan bahwa pe ran yang diemban konstituen pa scaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} adalah pelaku, sasaran, pengalam, pemeroleh, waktu, tempat, alat, sumber, tujuan, cara, penyerta, pembanding, sebab, hasil, syarat, dan keadaan. Perhatikan contoh kalimat-kalimat berikut! (34) Laporan itu pun ditindaklanjuti oleh petugas Satreskrim Polres Bogor. (PR/ 5/ 8/ 18-8-2004) (35) Seorang korban dipenggal pada lehernya. (K/ 11/ 1/ 20-9-2004) (36) Kehidupan serupa dirasakan oleh aktor-aktor kawakan dari Teater Koma. (K/ 13/ 5/ 10-10-2004) (37) Setiap tiga bulan sekali dikirimi mereka uang dari ladang TKW di Arab. (PR/ 16/ 5/ 21-5-2004) (38) Seri pertama musik kamar ini dimainkan pada 4 November. (K/ 10/ 11/ 4-12-2004) (39) Pisau dan beberapa utas tali tambang kini diamankan di Mapolres Bogor. (PR/ 5/ 8/ 18-8-2004) (40) Kekerasan termasuk ledakan bom masih dipilih sebagai alat perjuangan bukan dengan dialog. (T/ 1/ 4/ 18-8-2004) (41) Penggantinya tidak diambil dari atlet jenis yang sama atau peselancar. (K/ 23/ 7/ 24-9-2004). (42) Imbauan diserukan agar pemilu presiden dan wakil digelar secara jurdil. (MI/ 11/ 14/ 2-9-2004) (43) Kepastian asal penyakit dipastikan melalui tes DNA dan diperkuat dengan pelacakan nomor identifikasi hewan. (K/ 14/ 2/ 24-9-2004) (44) Ras (36) dibekuk bersama anak dan istrinya di Bandung Selatan. (PR/13/4/5-3-2005) (45) Langkah Chen ini diperkirakan seperti memicu amarah China. (MI/10/4/13-11-2004) (46) Kondisi itu dipicu karena penghentian total suplai gas dari Exon Mobil sejak 5 Agustus 2003. (K/13/5/24-9-2004) (47) Sejumlah pasukan kopasus pun dimobilisasi maka pihak GAM terpancing. (MI/6/8/23-11-2004) (48) Tim Mabes Polri akan diturunkan jika pengusutan nihil, kata Da i. (MI/13/2/7-3-2004) (49) Ada yang nekat mencoba bunuh diri diduga stress karena lama menganggur (MI/9/1/23-11-2004)

3. Penutup Dari analisis, konstituen pascaverba pasif y ang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} dalam kalimat bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Fungsi sintaksis konstituen pascaverba pasif bermorfem terikat di-+ {-kan/-i} dapat berupa subjek, pelengkap, dan keterangan. Konstituen fungsi subjek hadir bila kalimat bersusunan P-S, yaitu kalimat inversi. Konstituen fungsi pelengkap dan keterangan ada yang wajib dan yang manasuka. Konstituen pascaverba pasif bermorfem terikat di-+ {-kan/i} dapat berfungsi sebagai pele ngkap. Pelengkap itu terdiri a tas pelengkap wajib dan pelengkap manasuka (jika dikaitkan dengan verba taktransitif). Konstituen pascaverba pasif bermorfem terikat di-+ {-kan/-i} juga dapat berfungsi sebagai keterangan. Keterangan itu ter diri atas keterangan wajib dan keterangan manasuka (jika dikaitkan dengan verba taktransitif pula). (2) Konstruksi konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terika t di-+ {-kan/-i} yang terdapat dalam kalimat tunggal dan kalimat majemuk dapat berupa kata dasar dan kata turunan, frasa, dan klausa. (3) Kategori konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/ -i} terdiri atas verba, frasa ve rbal, nomina, frasa nominal, adjektiva, frasa adjektival, pronominal, adverbia, frasa adverbial, frasa numeralia, frasa preposisional, klausa verbal, klausa nominal, dan klausa adjektival. (4) Konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/-i} berdasarkan distribusi frasa nya terdiri atas frasa endosentrik, yaitu frasa endosentris yang koordinatif dan frasa eksosentris yang direktif. (5) Peran konstituen pascaverba pasif yang bermorfem terikat di-+ {-kan/-i} terdiri atas pelaku, sasaran, pengalam, pemeroleh, waktu, tempat, alat, sumber, tujuan, cara, penyerta, pembanding, sebab, hasil, syarat, dan keadaan. Daftar Pustaka Alieva, N.F. et al. 1991. Bahasa Indonesia Deskripsi dan Teori. Yogyakarta: Kanisius. Alwi, Hasan, at al. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chafe, Wallace L. 1870. Meaning and Structure of Language. Chicago: The University of Chicago Press. Chomsky, Noam. 1965. Aspect of Theory of Syntax. Cambridge: The MIT Press. Chung, Sandra. 1976. On The Subject of Two Passive in Indonesia, dalam Charles Li: Subject and Topic. New York-San Fransisco-London: Academic Press. Djajasudarma. 1993a. Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Eresco. ------------------. 1993b. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco. Kridalaksana, Harimurti et al. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. ------------------. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. -------------------. 1994. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Purwo, Bambang Kaswanti. 1985. Untaian Teori Sintaksis 1970 1980-an. Jakarta: Arcan. -------------------. 1989. Tata Bahasa Kasus dan Valensi Verba, dalam PELLBA 2. Lembaga Bahasa Unika Atmajaya. Jakarta: Kanisius. --------------------. 1989. Serpih-Serpih Telaah Pasif Bahasa Indonesia. Jakarta: Kanisius. Quirk, Randolp, et al.1985. A Comprehensive Grammar of the English Language. London: Longman. Ramlan. 1991. Penggolongan Kata. Yogyakarta: CV Karyono. Sudaryanto. 1993. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia Keselarasan Pola Urutan. Jakarta: Djambatan. Sugono, Dendy dan Titik Indiyastini. 1991. Verba dan Komplementasinya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Verhaar, J.W.M. 1992. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.