Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI :

PARTISIPASI KASAR ( APK ) MENURUT JENJANG PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini.

dari target 28,3%. dari target 25,37%. dari target 22,37%. dari target 19,37%.


Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)


INDIKATOR PENDIDIKAN KABUPATEN WAROPEN 2016

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA


TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB IV ANALISA DATA SEKUNDER DAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PROPINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

,1.1,1..1.1t». <,1. efts INDIKATOR SOSIAL BUDAYA KOTA LUBUKLINGGAU

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1

INDIKATOR PENDIDIKAN

KATA PENGANTAR. Padang, 01 November 2016 Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Provinsi Sumatera Barat Kepala

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dinilai sangat penting dalam mendukung pertumbuhan. pendidikan bagi masyarakat di antaranya berkaitan dengan pengurangan

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting keberadaannya. Setiap orang mengakui bahwa tanpa

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Indah Dewi Nirwana

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Sulit menciptakan keadilan dan kesetaraan gender jika negara terus menerus memproduksi kebijakan yang bias gender. Genderisasi kebijakan publik telah

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

STATISTIK PENDIDIKAN DAN INDIKATOR BERWAWASAN GENDER

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya tingkat kesejahteraan menjadi alasan yang sempurna rendahnya

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

STATISTIK PENDIDIKAN JAWA TENGAH 2014 Hasil Susenas 2014

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

IKHTISAR DATA PENDIDIKAN TAHUN 2011/2012

jayapurakota.bps.go.id

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22

PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KATA PENGANTAR. Semoga semua bantuan dan dukungan yang diberikan menjadi amal soleh dan mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN PUNCAK JAYA

KOMPONEN IPM 5.1 INDIKATOR KESEHATAN. Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

GARA-GARA GAK SEKOLAH JADI PUZZING DECH...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Tabel 2.25 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6)

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

ARUS SISWA MASUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan kebijakan publik yang rasional dan para pembuat kebijakan publik

IKHTISAR DATA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan

Bupati Kepulauan Anambas

STRATEGI AKSELERASI PENCAPAIAN IPM BIDANG PENDIDIKAN UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KOTA SEMARANG

Tabel 2 Ketimpangangan hasil pembangunan pendidikan antar wilayah masih belum terselesaikan

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

KERAGAAN EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, INGKUNGAN DAN TEKNOLOGI SERTA KELEMBAGAAN DI NUSA TENGGARA BARAT MUAIDY YASIN

ANALISA PENDEKATAN SISTEM PENDIDIKAN PADA PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA KABUPATEN WONOGIRI

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2013

ii DATA DAN INDIKATOR GENDER di INDONESIA

LAPORAN AKHIR ROADMAP PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI LAMPUNG TAHUN B ADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016

Kata Kunci: Aksesibilitas dan Partisipasi Masyarakat, Pendidikan Dasar 9 Tahun, dan Daerah Perbatasan

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang

Tabel 3.28 Pencapaian Misi IV dan Indikator. tercapai. tidak tercapai

Transkripsi:

INDIKATOR PENDIDIKAN Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya. 4 Lokasi: Kantor Bupati OKU Selatan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah mencanagkan program Pendidikan Gratis untuk seluruh masyarakat Sumsel, tidak terkecuali di Kabupaten OKU Selatan. Hal ini disadari bahwa 37

pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Mengingat pendidikan sangat berperan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pembangunan di bidang pendidikan meliputi pembangunan pendidikan secara formal maupun non formal. Pembangunan di bidang pendidikan memerlukan peran serta yang aktif tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat. Karena belum semua anak di Sumatera Selatan dapat menikmati kesempatan pendidikan dasar, antara lain faktor kemiskinan keluarga. Titik berat pendidikan formal adalah peningkatan mutu pendidikan dan perluasan pendidikan dasar. Selain itu, ditingkatkan pula kesempatan belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain program pendidikan gratis, berbagai upaya juga dilakukan pemerintah, misalnya dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dan perbaikan kurikulum, Itu semua dalam rangka 38

mencapai terlaksananya program wajib belajar 9 tahun. Dengan semakin lamanya usia wajib belajar ini diharapkan tingkat pendidikan anak semakin membaik, dan tentu akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk. 4.1. Angka Melek Huruf Kemampuan baca tulis penduduk dewasa merupakan ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, yang tercermin dari data angka melek huruf, yaitu persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca huruf latin dan huruf lainnya. 39

Tabel 4.1. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf di Kabupaten OKU Selatan Tahun 2009-2011 No. Tahun Angka Melek Huruf (1) (2) (3) 1 2009 97.80 2 2010 97.90 3 2011 97.93 Sumber: BPS, 2011 Persentase penduduk yang melek huruf pada tahun 2011 mengalami kenaikan sedikit. Walaupun demikian, angka ini sudah cukup tinggi. Artinya penduduk yang buta huruf hanya tinggal 2,07 persen lagi. Memang buta huruf ini akan sulit diberantas sampai nol persen selama kemiskinan masih ada, akan tetapi bisa ditekan seminimal mungkin. 4.2. Rata-Rata Lama Sekolah Indikator lainnya untuk melihat tingkat pendidikan adalah rata-rata lama sekolah yang secara umum menunjukkan jenjang 40

pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk usia 15 tahun keatas Rata-rata lama sekolah di Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2009, rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten OKU Selatan sebesar 7,15 tahun yang artinya rata-rata penduduk bersekolah sampai tingkat SMP kelas 2. Tabel 4.2 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas di Kabupaten OKU Selatan Tahun 2009-2011 No. Tahun Rata-rata lama sekolah (1) (2) (3) 1 2009 7.15 2 2010 7.45 3 2011 7.47 Sumber: BPS, 2011 Sampai dengan tahun 2011, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten OKU Selatan naik sedikit menjadi 7.47 tahun, akan tetapi hal ini tetap sama bahwa penduduk Kabupaten 41

OKU Selatan secara rata-rata bersekolah sampai kelas 2 tingkat SMP. Tentu saja untuk program Wajib Belajar 9 tahun angka ini hampir terpenuhi, akan tetapi jika kita melihat program dunia (UNDP) bahwa setiap penduduk harus menyelesaikan pendidikan selama 15 tahun yang berarti minimal mengenyam pendidikan sampai tingkat Diploma III, maka penduduk Kabupaten OKU Selatan masih jauh dari target dunia. 4.3. Tingkat Pendidikan Ada pergeseran pendidikan penduduk di Kabupaten OKU Selatan dari tahun 2010 ke 2011. Pergeseran ini terjadi di semua jenjang pendidikan. Jika kita perhatikan tabel 6.3, penduduk OKU Selatan 15 tahun ke atas yang tidak tamat SD mengalami penurunan, dan diikuti oleh peningkatan persentase penduduk yang tamat SD. Namun demikian, penduduk yang tamat SMP dan SMA di Kabupaten OKU Selatan mengalami penurunan tapi diikuti 42

juga oleh kenaikan persentase penduduk yang tamat perguruan tinggi. Hal ini berarti ada perpindahan ke luar Kabupaten OKU Selatan dari penduduk yang tamat SMP dan SMA, mungkin untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di daerah lain seperti ke Kota Palembang atau ke Baturaja atau luar Sumatera. Akan Tetapi bisa juga dalam rangka untuk bekerja. Di saat yang bersamaan, penambahan penduduk yang tamat perguruan tinggi bertambah walau kecil. Ini kemungkinan ada perpindahan masuk penduduk ke Kabupaten OKU Selatan dari luar, terutama putera daerah yang telah kembali setelat tamat dari perkuliahan. 43

Tabel 4.3 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Ijazah yang Dimiliki di Kabupaten OKU Selatan Tahun 2010-2011 No. Ijazah yang dimiliki 2010 2011 (1) (2) (3) (4) 1 Tdk punya ijazah SD 30.47 19.40 2 SD Sederajat 29.88 40.70 3 SMP Sederajat 19.80 21.78 4 SMA Sederajat 17.46 14.78 5 PT 2.39 3.35 Sumber: SUSENAS 2010-2011 44

4.4. Tingkat Partisipasi Sekolah Untuk melihat seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada dapat dilihat dari persentase penduduk yang masih bersekolah pada umur tertentu yang lebih dikenal dengan angka partisipasi sekolah (APS). Meningkatnya angka partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, utamanya yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. APS mempunyai keunggulan dapat mencerminkan partisipasi/akses pendidikan sesuai kelompok usia sekolah sehingga jelas menggambarkan seberapa besar penduduk yang sedang menikmati pendidikan. Tetapi kelemahannya, APS tidak dapat melihat di jenjang apa seseorang tersebut bersekolah/menikmati pendidikan. 45

Tabel 4.4 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur di Kabupaten OKU Selatan Tahun 2009-2011 No. Kelompok Umur 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 1 7-12 97.81 97.68 97.07 2 13-15 77.04 87.12 93.12 3 16-18 50.10 51.69 59.47 Sumber: SUSENAS 2009-2011 Tabel 4.4 menunjukkan semakin tinggi umur, angka partispasi sekolah semakin kecil, mengindikasikan bahwa masih banyak penduduk yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Walaupun demikian, ada peningkatan partisipasi sekolah penduduk usia SMP dan SMA. Angka partisipasi sekolah anak-anak usia 7-12 tahun (usia SD) pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan menjadi 97,07. Pada tahun 2011 untuk kelompok umur 13-15 tahun (usia SLTP), angka partisipasi sekolah naik menjadi 93.12 dibandingkan pada tahun 2010. Sedangkan pada kelompok umur 16-18 tahun 46

(usia SMA), pada tahun 2011 angka partisipasi sekolah naik juga menjadi 59,47 persen. Lebih jauh tentang partisipasi sekolah dapat dilihat dari Angka Partisipasi Murni yaitu tingkat partisipasi penduduk kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun di masing-masing jenjang pendidikan SD, SLTP dan SLTA. Angka Partisipasi Murni (APM) mencerminkan partisipasi dan akses penduduk bersekolah di jenjang tertentu sesuai kelompok usia pada jenjang tersebut (bersekolah tepat waktu). Tetapi APM memiliki kelemahan tidak dapat menggambarkan anak yang sekolah di luar kelompok umur di suatu jenjang seperti anak usia 5 6 tahun dan di atas 12 tahun yang masih bersekolah di SD/Sederajat. Inpres no 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWBA) mempunyai target: Angka Partisipasi Murni (APM) SD/Sederajat minimal 95 persen 47

pada akhir tahun 2008; Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/Sederajat minimal 95 Persen akhir tahun 2008; serta persentase buta aksara 15 tahun ke atas maksimum 5 persen pada akhir tahun 2009. Tabel 4.5 Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten OKU Selatan Tahun 2009-2011 Jenjang No. Pendidikan 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) 1 SD 96.27 95.03 91,29 2 SMP 68.36 74.24 71,41 3 SMA 33.24 49.15 48,01 Sumber: SUSENAS 2009-2011 Jika dibandingkan dengan tahun 2010, APM semua jenjang pendidikan mengalami penurunan pada tahun 2011mengalami penurunan pada tahun 2011. 48