PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN DAERAH KOTA SAMARINDA



dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Non Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kota Samarinda

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Kampung Kabupaten Kutai Barat

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk. CABANG BANJARMASIN. Erni Alfisah* dan Selamet Sutopo**

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PUSAT ADMINISTRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

HARTINI. Kelua Samarinda Ulu.dibawah bimbingan Prof. Dr.Fl.Sudiran,M.Si,Dra.Hj.Nanik Pujiastuti,Msi

PENGARUH KOMPENSASI KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan UD. Dinikoe Keramik Malang)

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SINAR BODHI CIPTA

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk KC Malang)

BAB VI PENUTUP. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa upah mempunyai pengaruh yang signifikan

DAFTAR PUSTAKA. Bagus Parkesit Radityo. (2013). Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : FE Universitas Airlangga.

Pengaruh Quality Of Work Life terhadap Kinerja Karyawan (Study Kasus pada Pt. Bank Panin, Tbk.Banjarmasin)

PENGARUH MUTASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS JURNAL. Oleh : LILA FITRI ALSYANI BP :

PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Abstrak. Kata kunci : Lingkungan kerja fisik, Lingkungan kerja non fisik, Kinerja karyawan, Outsourcing, Pengaruh Abstract

ANALISIS PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI JASA INDONESIA DI MAKASSAR

Pengaruh Kemampuan Kerja Dan Motivasi Kerja (Prabadwipa)

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah analisis korelasi terangkum pada Tabel 5.1 berikut ini. Model Summary b

BAB IV ANALISIS DATA A. PENGUJIAN HIPOTESIS

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. AXA FINANCIAL INDONESIA SURABAYA

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA CABANG MEDAN

BAB IV ANALISIS DATA

PENGARUH KINERJA, KEPUASAN KERJA DAN SENIORITAS TERHADAP PENETAPAN GAJI KARYAWAN DI PERUSAHAAN PT. HERO SUPERMARKET, Tbk

Astari Kalsum. Eny Wahyuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Abstrak

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Bank Mandiri Syariah di Jalan Ir.H.

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. SUZUKI DIANA MOTOR CABANG PALOPO. Haedar¹ Suandi Putra Syamsuddin²

ANALISIS PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL MELEAWAI

BAB IV ANALISIS DATA. telah ada pada pokok bahsan bab awal. Hipotesa penulis adalah : Komunikasi IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB I. lingkungan kerja non fisik dan meningkatkan kinerja karyawannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data, pengujian persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan

PENGARUH KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI, BEBAN KERJA DAN PENGHARGAAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. CIPTA MANDIRI NUSANTARA ABADI GRESIK

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SURACO JAYA ABADI MOTOR DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK KPC SANGATTA

Liamatul Azizah Djamhur Hamid Heru Susilo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas BrawijayaMalang

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jasa konveksi dikota Bandung. konveksi ini di didirikan oleh bapak H. Rian

ANALISIS PENGARUH TRAINING DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. MULTI MAKMUR MITRA ALAM MEDAN

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi pada UD. Merpati Mas Kediri) ABSTRAK 1.

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN POTONGAN HARGA TERHADAP VOLUME PENJUALAN MOBIL: STUDI KASUS PADA PT. SERASI AUTO RAYA

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN DAERAH KOTA SAMARINDA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah

PENGARUH INSENTIF DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA (Studi pada AJB BUMIPUTERA 1912 Kantor Cabang Kayutangan, Malang)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara)

KORELASI ANTARA LINGKUNGAN KERJA DENGAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KANTOR CAMAT PALARAN KOTA SAMARINDA

Kata Kunci: Gaya Kepemimpin Transformasional, Motivasi, Kinerja.

BAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini diarahkan untuk menganalisis pengaruh variabel. independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja) pada BPRS

KUESIONER PENELITIAN. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama saudara/i. Petunjuk pengisian bagian A lingkari jawaban yang anda inginkan.

PENGARUH MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA DAN FASILITAS TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. RADIO SUARA SINGGALANG MAHIMBAU (RADIO SUSHI FM) PADANG

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PHYTO KEMO AGUNG FARMA

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ESENSI, Vol. 19 No. 2 / 2016 PENINGKATAN PRODUKTIFITAS KERJA MELALUI PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMENUHAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DIV. PEMASARAN PT.

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

Rogayah, Khairinal 1, Iwan Putra 2

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. INSANI BARAPERKASA DI SAMARINDA. Natalia Buntu Sarira 1

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BAGIAN PERLENGKAPAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

KUESIONER PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PT. TELKOMSEL MEDAN DIVISI CALL CENTRE

penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA UNIT INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA RSUD DR.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 7, NO 3, Edisi Oktober 2015 (ISSN : ) ANALISIS PENGARUH SUASANA LINGKUNGAN KERJATERHADAP KINERJA

Zakiah Jamal /4EA03 Manajemen

ANALISIS PROMOSI JABATAN TERHADAP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN GOWA

PENGARUH PERUBAHAN INFLASI, DANA PIHAK KETIGA, DAN TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT MODAL KERJA

PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SAMARINDA

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT Bank Tabungan Negara, Tbk.

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA ASTRA CREDIT COMPANIES CABANG SAMARINDA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. JAYA MAKMUR GEMILANG MANDIRI DI SAMARINDA

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DAN KARYAWAN DI SMA WACHID HASYIM SURABAYA.

DAFTAR PUSTAKA. Siagian, Sondang (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (cetakan 15). Jakarta:

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BANK SYARIAH MANDIRI Tbk CABANG DEPOK. Nama : Septiani Sukma D Kelas : 4EA12 NPM :

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, KOMITMEN DAN KOMPETENSI TERHADAP PROMOSI JABATAN DI PT. PANARUB INDUSTRY TANGERANG

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

PENGARUH PENEMPATAN KERJA DAN DESKRIPSI JABATAN (JOB DESCRIPTION) TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB.

PENGARUH PENGANGGURAN, KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE

DAFTAR PUSTAKA. Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Refika

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PNS PADA DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) PROVINSI SUMATERA SELATAN.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gerakan dakwah amar ma ruf nahi munkar yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

ARTIKEL PENGARUH PELATIHAN KERJA, PROMOSI JABATAN, DAN MUTASI JABATAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BANK JATIM CABANG NGANJUK

PENGARUH STRES KERJA, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS NGANJUK

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya di Tebet

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECANTIKAN ORIFLAME

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. SUMBER FAJAR INTI ABADI SKRIPSI

Nurus Safa atillah *) *)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Telkomsel Area III Jawa-Bali Nusra di Surabaya)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Transkripsi:

ejournal Administrative Reform, 2013, 1 (2): 431-443 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN NON FISIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN DAERAH KOTA SAMARINDA Mashul Akbar Sukamto 1, Masjaya 2, M. Gunthar Riady 3 Absrak Kinerja pegawai sebagai sebuah prestasi kerja sangat diperlukan untuk mendukung suksesnya misi organisasi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang menunjang peningkatan kinerja perlu mandapat perhatian dan perbaikan untuk meningkatkan kinerja pegawai. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, faktor lingkungan fisik dan lingkungan non fisik yang memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kota Samarinda. Kata Kunci : Kinerja, Lingkungan Fisik, Lingkungan Non Fisik Pendahuluan Semenjak berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diperbaharui dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka sesuai dengan kewenangannya, pemerintah daerah kota Samarinda telah merekstrukturisasi atau membentuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada dalam upaya peningkatan efektifitas dan efisiensi kinerja pemerintah. Sebagai salah satu hasil restrukturisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan didirikannya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kota Samarinda berdasarkan Perda Nomor 12 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Samarinda, yang kemudian berubah nama menjadi Badan Ketahanan pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah dengan Perda Nomor 46 tahun 2011 tentang tentang penjabaran tugas, fungsi dan Tata Kerja Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kota Samarinda. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 46 Tahun 2011 tersebut pada Pasal 43 bahwa Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kota Samarinda merupakan unsur wajib yang mempunyai tugas pokok mendukung dan membantu kelancaran kegiatan tugas Kepala Daerah dalam pelaksanaan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan yang berkelanjutan untuk 1 Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisipol Universitas Mulawarman 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisipol Universitas Mulawarman 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisipol Universitas Mulawarman

ejournal Administrative Reform, Volume 1, Nomor 2, 2013: 431-443 memenuhi kebutuhan pangan, dan bahan baku yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan tersedia secara cukup dalam upaya mengentaskan kemiskinan, meningkatkan pendapatan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan. Dalam usaha melaksanakan tugas pokok Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah tersebut maka diperlukan visi dan misi sehingga pelaksanaan tugas pokok tersebut memiliki arah yang jelas. Adapun visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kota Samarinda adalah : Mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Lokal, dan misi-misinya adalah : a. Mewujudkan Pelayanan dasar ketersediaan dan cadangan pangan. b. Mewujudkan pelayanan dasar distribusi dan akses pangan. c. Mewujudkan pelayanan minimal penganekaragaman dan keamanan pangan d. Penanganan kerawanan pangan e. Mewujudkan penyelenggaraan penyuluhan f. Mewujudkan sistem koordinasi lintas sektoral secara sinergi terhadap pembangunan ketahanan pangan daerah. Kinerja atau dengan kata lain job perfomance atau aktual performance, adalah prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang, Mangkunegara (2006). Kinerja yang tinggi dari sumberdaya manusia sebuah organisasi dapat menjadi keunggulan kompetitif dari organisasi itu sendiri karena tidak mudah ditiru pesaingnya. Sementara itu untuk mendapatkan pegawai dengan kinerja yang optimal diperlukan faktor-faktor yang menunjang sebagaimana yang dinyatakan oleh Martoyo (2000) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja atau prestasi kerja karyawan antara lain : kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi fisik, pekerjaan, sistem kompensasi dan aspek-aspek ekonomi. Sementara itu Mangkunegara (2006) lebih lanjut mengatakan bahwa Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. Berdasarkan laporan akuntabilitas publik (LAKIP) tahun 2009 bahwa hasil kinerja pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah masih dalam kategori penilaian kurang memuaskan. Hal tersebut dikarenakan dari 12 indikator kinerja hanya tiga indikator yang menunjukkan capaian kinerja dengan penilaian cukup, sementara sembilan indikator lainnya menunjukkan hasil capaian kinerjanya kurang. Namun pada laporan akuntabilitas publik tahun 2012 tingkat capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah meningkat dengan semua indikator kinerja telah mencapai hasil penilaian Baik. Padahal jika dilihat dari jumlah tenaga PNS dan tingkat pendidikannya antara tahun 2009 dengan tahun 2012, maka sumberdaya manusia yang dimiliki secara kuantitas justru lebih banyak pada 2

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Non Fisik (Mashul akbar Sukamto) tahun 2009. Dimana jumlah pegawai Badan Ketahanan pangan dan Pelaksana Penyuluhan daerah tahun 2009 berjumlah 63 orang (laporan tahunan BKP3D 2010) sementara tahun 2012 hanya berjumlah 55 orang (laporan tahunan BKP3D 2012). Selama kurun waktu 2009 sampai 2012 perubahan yang terjadi dan dinilai cukup signifikan adalah lingkungan kerja, dimana pada tahun 2012 Badan Ketahanan pangan dan Pelaksana penyuluhan Daerah pindah kantor ke bangunan fisik yang baru dibangun, selain itu terdapat perubahan hubungan antar pegawai dalam hal kebersamaan seiring waktu dengan bertambahnya masa tugas pegawai pada organisasi ini. Bagi pegawai negeri sipil promosi jabatan sudah diatur dalam Undang-undang dan peraturan tersendiri yang menjadi acuan bagi promosi jabatan yaitu: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890). 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4194) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang. Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4263). Dimana dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan tersebut dilakukan oleh pejabat pembina kepegawaian daerah dengan mendapat pertimbangan BAPERJAKAT (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan). Mengenai kompensasi yang diterima oleh pegawai Badan ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah kota Samarinda sebagai pegawai negeri sipil sudah diatur dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah 11 (sebelas) kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 termasuk didalamnya pengaturan mengenai tunjangan yang diterima seperti tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut diatas secara keseluruhan merupakan lingkungan kerja sebagaimana yang dinyatakan oleh Menurut Schultz & Schultz (2006) lingkungan kerja diartikan sebagai suatu kondisi yang berkaitan dengan ciri-ciri tempat bekerja terhadap perilaku dan sikap 3

ejournal Administrative Reform, Volume 1, Nomor 2, 2013: 431-443 pegawai dimana hal tersebut berhubungan dengan terjadinya perubahanperubahan psikologis karena hal-hal yang dialami dalam pekerjaannya atau dalam keadaan tertentu yang harus terus diperhatikan oleh organisasi yang mencakup kebosanan kerja, pekerjaan yang monoton dan kelelahan. Pendapat yang sama dikemukan oleh Nitisemito (2000) yang menyatakan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diemban. Wursanto (2009) membedakan lingkungan kerja menjadi dua macam, yaitu kondisi lingkungan kerja yang menyangkut segi fisik, dan kondisi lingkungan kerja yang menyangkut segi psikis. Kondisi lingkungan kerja yang menyangkut segi fisik adalah segala sesuatu yang menyangkut segi fisik dari lingkungan kerja. Sedang lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan kerja yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera, seperti warna, bau, suara,dan rasa. Jadi jelas bahwa lingkungan kerja fisik segala yang berada dilingkungan kerja yang dapat ditangkap oleh panca indra. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana penyuluhan Daerah sebagai salah satu unit organisasi pemerintah yang melayani dan mengatur ketersediaan pangan masyarakat merupakan unit organisasi penting dalam usaha menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu pegawai organisasi ini diharapkan dapat memiliki kinerja yang optimal sehingga organisasi ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat khususnya masyarakat kota Samarinda. Bertolak dari pemikiran tersebut diatas maka diperlukan upaya-upaya untuk mempertahankan capaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Salah satunya dengan mempertahankan faktor-faktor yang memicu meningkatnya kinerja pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah yang sudah ada saat ini. Lingkungan fisik Moekijat (1995) mengatakan, Lingkungan fisik adalah sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang meliputi cahaya, warna, udara serta musik yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan fisik yang tidak membahayakan serta menyenangkan akan menimbulkan kepuasan kerja karyawan, yang pada akhirnya akan mendorong karyawan untuk tetap tinggal di organisasi. Unsur di dalam lingkungan fisik meliputi sebagai berikut: a. Penerangan Penerangan yang cukup akan sangat mempengaruhi kinerja pegawai, karena mereka dapat lebih cepat menyelesaikan tugas-tugasnya, matanya tidak mudah lelah karena cahaya yang terang dan kesalahan kesalahan dapat dihindari. Banyak kekeliruan yang terjadi dalam penulisan atau interpretasi dalam membaca pada pegawai bagian tata usaha disebabkan karena penerangan yang buruk, misalnya ruangan terlampau gelap atau karyawan harus bekerja di bawah penerangan yang menyilaukan. 4

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Non Fisik (Mashul akbar Sukamto) b. Warna Moekijat (2002) mengatakan warna tidak hanya mempercantik lingkungan fisik tempat kerja tetapi juga memperbaiki kondisi-kondisi di dalam mana pekerjaan kantor itu dilakukan. Karena itu keuntungan penggunaan warna yang tepat adalah tidak hanya bersifat keindahan dan psikologis, tetapi juga bersifat ekonomis. c. Udara Budiyanto (1991) mengatakan Pertukaran udara yang cukup dalam ruangan menyebabkan kesegaran fisik pegawai dalam melaksanakan tugastugasnya. Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan dapat menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan dari pegawai. Pertukaran udara mempengaruhi suhu ruangan. Suhu yang ideal harus dipertahankan sebagai faktor lingkungan yang sangat dibutuhkan untuk bekerja (kecuali untuk jangka waktu singkat) yaitu minimum 16 0 C (60,8 0 F) setelah jam pertama. d. Suara Menurut Budiyanto (1991) Suara bising yang keras, tajam dan tidak terduga adalah penyebab gangguan yang kerap dialami pekerja tulis menulis. Gangguan ini seringkali didiamkan saja walaupun tindakan perbaikan yang sederhana dapat dilakukan apabila waktu dan pikiran diluangkan untuk masalah itu e. Musik Menurut Moekijat (2002) Musik dipergunakan untuk membantu pekerjaan, karena musik mempunyai kekuatan psikologis untuk menghasilkan pola tingkah laku yang baik. Musik yang diperdengarkan harus sesuai dan menyenangkan. Musik jangan terlalu lambat atau terlalu keras, tetapi musik harus dapat menimbulkan suasana yang gembira yang mana akan dapat mengurangi kelelahan dalam bekerja. Lingkungan non fisik Menurut Sedarmayanti ( 2001), menyatakan Lingkungan non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa lingkungan non fisik disebut juga lingkungan kerja psikis, yaitu keadaan di sekitar tempat kerja yang bersifat non fisik. Lingkungan kerja semacam ini tidak dapat ditangkap secara langsung dengan panca indera manusia, namun dapat dirasakan keberadaannya. Sementara itu, Wursanto (2009) menyebutnya sebagai lingkungan kerja psikis yang didefinisikan sebagai sesuatu yang menyangkut segi psikis dari lingkungan kerja. Berdasarkan pengertian - pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa lingkungan non fisik disebut juga lingkungan kerja psikis, yaitu keadaan di sekitar yang bersifat non fisik. Lingkungan semacam ini tidak dapat ditangkap 5

ejournal Administrative Reform, Volume 1, Nomor 2, 2013: 431-443 secara langsung dengan pancaindera manusia, namun dapat dirasakan keberadaannya. Jadi lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan yang hanya dapat dirasakan oleh perasaan. Wursanto (2009) menyatakan kajian tentang lingkungan non fisik sebagaimana bertujuan untuk membentuk sikap pegawai. Sikap yang diharapkan adalah sikap positif yang mendukung terhadap pelaksanaan kerja yang dapat menjamin pencapaian tujuan organisasi. Dalam hal pembentukan dan pengusahaan sikap, unsur-unsur pentingnya adalah sebagai berikut. 1) Pengawasan. 2) Suasana kerja yang memberikan dorongan dan semangat kerja. 3) Sistem pemberian imbalan (baik gaji maupun perangsang lain) yang menarik. 4) Perlakuan yang manusiawi. 5) Perasaan aman baik didalam dinas maupun diluar dinas. 6) Hubungan sosial yang serasi, lebih bersifat informal dan penuh kekeluargaan. 7) Perlakuan yang adil dan objektif. Kinerja Gibson, et al., (1996) dalam Gorda (2006) menyatakan bahwa kinerja karyawan merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi pada periode tertentu dan relatif dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja atau kinerja organisasi. Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa istilah kinerja berasal dari kata Job Perfomance atau Actual Perfomance yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu ( Mangkunegara, 2006). Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan, untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kesediaan tertentu, kesediaan dan keterampilan seseorang sangatlah tidak cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey dan Blanchard, 1993). Mangkunegara (2006) menyatakan, kinerja dapat diukur dengan mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut : (1) Kualitas yaitu mutu pekerjaan sebagai output yang dihasilkan. (2) Kuantitas yaitu mencakup jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dalam kurun waktu yang ditentukan. (3) 6

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Non Fisik (Mashul akbar Sukamto) Ketepatan waktu, menyangkut tentang kesesuian waktu yang telah direncanakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Analisis dan Pembahasan Pengaruh lingkungan fisik terhadap kinerja pegawai Hasil pengolahan data untuk pengaruh variabel X1 (lingkungan fisik) terhadap Y (kinerja pegawai) diperoleh tabel annova, table coefisien dan table summary. Pengujian menggunakan uji t karena hanya ada satu variabel bebas yaitu X1 yang berpengaruh terhadap variabel Y Untuk mengetahui signifikansi analisis regresi adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada taraf signifikansi 5 % dan 1 %, untuk db (N-2). T hitung diperoleh dari analisis SPSS pada kolom t untuk variabel lingkungan fisik yaitu sebesar 4,222 sedangkan t tabel deperoleh dari tabel t yaitu 55-2 = 53 pada signifikasi 5% sebesar 1,67412 dan signifikasi 1% dengan nilai 2,39879 seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel t hitung dalam hasil analisis regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant),331,346 Fisik,455,108,435 T,957 4,222 Sig.,343,000 Pr df 51 52 53 54 55 Tabel Persentase distribusi t 0.25 0.10 0.05 0.50 0.20 0.10 0.67933 0.67924 0.67915 0.67906 0.67898 1.29837 1.29805 1.29773 1.29743 1.29713 1.67528 1.67469 1.67412 1.67356 1.67303 0.025 0.050 2.00758 2.00665 2.00575 2.00488 2.00404 0.01 0.02 2.40172 2.40022 2.39879 2.39741 2.39608 0.005 0.010 2.67572 2.67373 2.67182 2.66998 2.66822 0.001 0.002 3.25789 3.25451 3.25127 3.24815 3.24515 Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel sehingga Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya koefisien analisis regresi adalah signifikan. Jadi lingkungan fisik tempat kerja berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan pegawai Badan Ketahanan pangan dan Pelaksana Penyuluhan daerah. Besarnya koefisien regresi variabel lingkungan fisik terhadap kinerja pegawai sesuai dengan nilai pada tabel coefficients yaitu pada standardized coefficients beta sub analisis SPSS yaitu sebesar 0,435. Ini berarti bahwa semakin baik lingkungan fisik maka semakin tinggi pula kinerja pegawai. Sebaliknya semakin rendah mutu lingkungan fisik semakin rendah kinerja pegawai. 7

ejournal Administrative Reform, Volume 1, Nomor 2, 2013: 431-443 Pengaruh lingkungan non fisik terhadap kinerja pegawai Sebagaimana pengujian pada X1 maka pengujian X2 juga mengunakan metode yang sama yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada taraf signifikansi 5 % dan 1 %, untuk db (N-2). T hitung diperoleh dari analisis SPSS pada kolom t untuk variabel lingkungan fisik yaitu sebesar 4,434 sedangkan t tabel deperoleh dari tabel t yaitu 55-2 = 53 pada signifikasi 5% sebesar 1,67412 dan signifikasi 1% dengan nilai 2,39879 dapat dilihat pada tabel 18 dan tabel 19. Tabel t hitung dalam analisis regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant),331,346 Non Fisik,455,103,457 T,957 4,434 Sig.,343,000 Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel jadi Ha diterima dan Ho ditolak yang artinya koefisien analisisregresi adalah signifikan. Besarnya koefisien regresi variabel lingkungan fisik terhadap kinerja pegawai sesuai dengan nilai pada tabel coefficients yaitu pada standardized coefficients beta sub analisis SPSS yaitu sebesar 0,457. Ini berarti bahwa semakin baik lingkungan kerja non fisik yang diberikan maka semakin baik pula kinerja karyawan. Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa ada beberapa penyebab yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan. Salah satu penyebab dari berbagai pengaruh yang ada adalah lingkungan kerja non fisik dalam perusahaan. Kajian menurut Wursanto (2009) lingkungan non fisik sebagaimana diuraikan bertujuan untuk membentuk sikap pegawai, sikap yang diharapkan tentunya adalah sikap positif yang mendungkung terhadap pelaksanaan kerja yang dapat menjamin pencapaian tujuan organisasi. Pengaruh simultan lingkungan fisik dan non fisik terhadap kinerja pegawai. Uji simultan dilakukan dengan uji F dimana nilai F hitung dibadingkan dengan nilai F tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka hal tersebut menunjukkan kedua variabel bebas berpengaruh secara simultan, jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka tidak ada pengaruh simultan dari kedua variabel bebas. Pada uji F (uji simultan) nampak bahwa nilai F hitung sebesar 41,885 lebih besar dari F tabel 4,98 yang terlihat pada tabel dibawah ini, dengan signifikasi 1% yang artinya kedua variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap kinerja secara signifikan. 8

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Non Fisik (Mashul akbar Sukamto) Tabel F hitung dalam analisis regresi ANOVAᵇ Model Sum of Df Mean Squares F Sig. Squares Regression 12,684 2 6,342 41,885,0000ª Residual Total 7,873 20,557 52 54,151 Sumber : Data penelitian (diolah) Tabel F dengan level signifikasi 5% dan 1% df associate d With the Denomin ator 30 Df Associated with the Numerator % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5% 1% 4.17 7.56 3.32 5.39 2.92 4.51 2.69 4.02 2.53 3.70 2.42 3.47 2.33 3.30 2.27 3.17 2.21 3.07 40 5% 1% 4.08 7.31 3.23 5.18 2.84 4.31 2.61 3.83 2.45 3.51 2.34 3.29 2.25 3.12 2.18 2.99 2.12 2.89 60 5% 1% 4.00 7.08 3.15 4.98 2.76 4.13 2.53 3.65 2.37 3.34 2.25 3.12 2.17 2.95 2.10 2.82 2.04 2.72 Hasil pengolahan data dengan SPSS menunjukkan pengaruh secara simultan kedua variebel bebas terhadap kinerja pegawai dengan nilai koefisien determinasi atau R square sebesar 0,617 atau 61,7% seperti yang terlihat pada tabel 23. Artinya lingkungan fisik dan non fisik berpengaruh sebesar 61,7 % terhadap kineja pegawai sedangkan sisanya yaitu sebesar 38,3 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model. Nilai sebesar 0,617 menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel bebas dengan variabel terikat berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi karena nilai tersebut berkisar antara 0,600 0,799 (sugiyono, 2000). Tabel R square dalam analisis regresi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,785ª,617,602,3891 9

ejournal Administrative Reform, Volume 1, Nomor 2, 2013: 431-443 Selanjutnya hasil analisis terhadap nilai koefisien regresi masing-masing variabel bebas ( X 1 dan X 2 ) menunjukkan adanya pengaruh yang positif terhadap kinerja pegawai (Y) dengan persamaan sebagai berikut : Persamaan tersebut menyatakan hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah positif dan searah, yang maksudnya adalah Y = 0,331 + 0,455X 1 + 0,455X 2 apabila X 1 naik satu satuan maka Y akan naik 0,455 satuan, dan bila X 2 naik satu satuan maka Y naik 0,455 satuan. Konstanta sebesar 0,331 mempunyai maksud bila X 1 dan X 2 nol (0) maka kinerja hanya sebesar 0,331, jadi Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga Lingkungan fisik dan lingkungan non fisik berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan daerah. Hubungan empiris pengaruh variabel lingkungan fisik dan non fisik terhadap kinerja pegawai dapat dilihat seperti pada Gambar 7 dibawah ini. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Lingkungan kerja fisik pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan daerah berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja pegawai. Penerangan ruangan yang baik dengan cahaya tidak langsung dari sinar matahari, membuat pegawai dapat melihat, membaca dan melakukan pekerjaan kantor dengan baik dan tidak menimbulkan cepat lelah pada mata. Warna putih pada ruang kerja memberikan kesan bersih dan menimbulkan perasaan tenang bagi pegawai. Pertukaran udara yang baik dengan banyaknya jendela membuat pegawai tidak merasa gerah dengan udara segar dari alam yang terus berganti. Tingkat kebisingan yang rendah dari suara kendaraan yang melintas karena terhalang oleh dinding kantor dan jarak yang cukup jauh dari jalan raya maupun kebisingan dari pergerakan pegawai yang menyebabkan suara gesekan membantu konsentrasi pegawai terhadap pekerjaan ditambah dengan suara-suara musik yang diputar melalui media komputer membuat pegawai lebih nyaman dalam bekerja. 2. Sistem pengawasan langsung dan tidak langsung yang diterapkan saat ini sudah efektif sehingga atasan dapat dengan mudah mengatur dan mengendalikan bawahan untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Imbalan insentif yang besar serta keseimbangan antara beban kerja dengan penghasilan ditambah dengan hubungan antar pegawai yang bersifat kekeluargaan dengan perlakuan yang adil terhadap semua pegawai baik 10

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Non Fisik (Mashul akbar Sukamto) terhadap sanksi displin maupun pembagian tugas membuat pegawai merasa senang melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugasnya. Pegawai juga merasa aman dari intimidasi maupun tekanan-tekanan yang dapat berimplikasi terhadap pelanggaran hukum, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan sesuai aturan hukum yang berlaku. Suasana lingkungan non fisik tersebut yang membuat pegawai merasa nyaman untuk bekerja secara maksimal. Hal-hal tersebut diatas yang membuat Lingkungan non fisik pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja pegawai. 3. Pencapaian target pekerjaan berdasarkan standar kualitas, kuantitas dan waktu penyelesaian dipengaruhi oleh Lingkungan fisik dan Lingkungan non fisik secara bersama-sama (simultan). Peningkatan kualitas lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik akan menyebabkan peningkatan kualitas, kuantitas dan waktu penyelesaian pekerjaan. Jika kualitas lingkungan fisik dan non fisik sangat buruk (nilai 0) maka kinerja yang tersisa hanya sebesar 33,1 % saja. Saran-Saran Dari hasil penelitian ini dapatlah penulis sampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Secara umum kualitas lingkungan fisik sudah baik dan perlu dipertahankan, meskipun demikian kombinasi warna putih dengan warna lain yang dapat menimbulkan perasaan tentram, leluasa dan kehangatan seperti warna biru dan kuning serta peningkatan kualitas udara dengan penyejuk udara sangat disarankan agar pegawai merasa nyaman saat bekerja. 2. Seperti halnya lingkungan fisik, maka lingkungan non fisik juga berada pada kualitas yang baik. Meskipun demikian hubungan selaras dan serasi yang penuh kekeluargaan perlu mendapat perhatian lebih. Kegiatan seperti silaturrahmi atau tamasya bersama yang dapat mempererat hubungan kekeluargaan yang bersifat informil perlu di kembangkan. 3. Perlu diberikan penghargaan kepada pegawai dengan kinerja yang baik hal tersebut akan mempertahankan hasil kinerja yang sudah ada. Selain itu penghargaan akan memacu pegawai lain untuk menghasilkan kinerja baik juga. Agar semua pekerjaan dapat terukur, maka sebaiknya membuat standar kualitas, kuantitas dan waktu penyelesaian pada pekerjaan yang belum memiliki standar. Daftar Pustaka Anonim. 2011. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974, Jakarta. 2007. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999. 11

ejournal Administrative Reform, Volume 1, Nomor 2, 2013: 431-443 Jakarta.. 2011. Peraturan Nomor 100 Tahun 2000, Jakarta.2005. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003, Jakarta. 2009. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, Jakarta.2009. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 12 tahun 2008. Pemerintah Daerah.2012. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 46 tahun 2011. Peraturan Daerah.2009. Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Ketahanan pangan dan Penyuluhan Pertanian tahun 2009.BKPPP.2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Ketahanan pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah tahun 2012.BKP3D Budiyanto, F.X.1991. Manajemen Perkantoran Modern, Binarupa Aksara, Jakarta Ferdinand, Augusty.2000. Structural Equation Modelling dalam penelitian manajeme,. Badan Penerbit Universitas Diponegoro,Semarang. Gibson, Ivancevich, Donnely. 1996. Organisasi, Prilaku, Struktur, Proses, Jilid I, Edisi kedelapan, Binarupa Aksara, Jakarta. Hersey And Blanchard.1988. Management of Organizational Behavior,Fifth Edition, Prentice Hall, New York. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2006. Evaluasi Kinerja SDM, cetakan kedua, PT. Refika Aditama, Bandung. Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE. Moekijat.1995. Manajemen Kepegawaian, Alumni, Bandung. Nitisemito. Alex S. 2002. Manajemen Personalia. Cetakan Kesembilan. Edisi keempat, Jakarta:Ghalia Indonesia. Schultz, D. & Schultz, S. E. (2006). Psychology & Work Today. (9 th ed). New Jersey, Pearson Education. Inc Sedarmayanti. 1996. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja Suatu Tinjauan dari Aspek Ergonomi atau Kaitan antara Manusia dengan Lingkungan Kerja, Mandar Maju, Bandung. Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, CV. Alfabeta, Bandung. Wursanto, Ignasius. 2009. Dasar Dasar Ilmu Organisasi, Edisi dua, Yogyakarta. 12