PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. JAYA MAKMUR GEMILANG MANDIRI DI SAMARINDA

Transkripsi

1 ejournal Administrasi Bisnis, 2014, 2 (2) : ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA KANTOR PT. JAYA MAKMUR GEMILANG MANDIRI DI SAMARINDA Marwani Dianty 1 ABSTRAK Marwani Dianty 2014, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada Kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda. Dibawah bimbingan Bapak Dr. A. Margono, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Bapak Budiman, S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu variabel Kepemimpinan Otoriter (X 1 ), Kepemimpinan Delegatif (X 2 ), dan Kepemimpinan Partisipasif (X 3 ) serta variabel dependen adalah motivasi kerja (Y). Hasil Analisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 4, ,117 X 1 + 0,403 X 2 + 0,807 X 3. Uji simultan (uji F) dengan tingkat kepercayaan 95% karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda membuktikan bahwa secara simultan variabel Kepemimpinan Otoriter (X 1 ), Kepemimpinan Delegatif (X 2 ), dan Kepemimpinan Partisipasif (X 3 ) berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y). Uji parsial (uji T) menunjukkan bahwa variabel Kepemimpinan Partisipasif (X 3 ) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y) sedangkan variabel Kepemimpinan Otoriter (X 1 ) dan Kepemimpinan Delegatif (X 2 ) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja (Y). Nilai R (Koefisien Korelasi) yang diperoleh sebesar 0,604 atau 60,4% dan nilai R 2 (Koefisien Determinasi) sebesar 0,365 atau 36,5%. Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja Pendahuluan PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri merupakan Agen dan Transportir BBM solar industri yang berada dibawah tangan PT. PERTAMINA (persero). Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan ini dituntut untuk memiliki pemimpin yang mampu menciptakan gaya kepemimpinan yang akan dijadikan sebuah pedoman dalam memotivasi karyawannya dan begitupun karyawannya 1 Mahasiswi, S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, marwanidianty28@gmail.com

2 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Marwani dituntut untuk memiliki motivasi kerja yang tinggi yang mampu menciptakan kinerja yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Namun pada kenyataannya permasalahan yang ditemukan pada perusahaan ini adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan dan kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja. Gaya kepemimpinan yang kurang tepat ditunjukan oleh pimpinan sebagai berikut : 1. Kurangnya penghargaan yang berupa insentif yang diberikan pimpinan kepada karyawan yang bekerja overtime. 2. Kurangnya kepedulian pimpinan terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan perusahaan, sehingga pimpinan terkesan lambat dalam mengambil keputusan dan kebijakannya. 3. Kurang efektifnya atau tidak adanya pertemuan yang bersifat rutinitas antara bawahan dan pimpinan sehingga komunikasi tidak terjalin dengan baik. Kurangnya motivasi kerja karyawan ditunjukan karyawan dengan : 1. Karyawan yang sering datang terlambat tanpa alasan yang jelas. 2. Karyawan yang sering menunda pekerjaan yang harusnya segera dilaksanakan. 3. Adanya pengaduan dan keluhan-keluhan dari pelanggan yang merasa mendapatkan pelayanan yang kurang baik yang secara tidak langsung akan merugikan perusahaan. Oleh sebab itu gaya kepemimpinan dan pemberian motivasi merupakan hal yang sangat penting jika dikaitkan dengan upaya meningkatkan semangat kerja karyawan dan pencapaian tujuan pada PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri. Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang mengangkat judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada Kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri Di Samarinda. Kerangka Dasar Teori Gaya Kepemimpinan Tampubolon (2007:56) Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari filsafah, keterampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Menurut Malayu S. P. Hasibuan (2005:170 ) Gaya kepemimpinan terbagi menjadi tiga, yaitu : 1. Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau jika pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijakan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk 149

3 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Kepemimpinan Delegatif Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijakan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. 3. Kepemimpinan Partisipasif Kepemimpinan partisipasif adalah apabila kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Motivasi Kerja Menurut Malayu Hasibuan dalam bukunya Organisasi dan Motivasi (1996:95) mengemukakan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif, dan integrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Faktor Motivasi Menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Wilson Bangun (2012:316) memandang bahwa manusia pada dasarnya melakukan tindakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dari tingkat yang paling rendah terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhannya pada tingkat yang lebih tinggi lagi. Kebutuhan yang paling dasar yakni kebutukan fisik atau fisiologis dan yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Gambar Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow (Stoner dan Freeman, 1994) Kebutuhan Aktualisasi Diri Kebutuhan Penghargaan Diri Kebutuhan Sosial Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan Fisik atau Fisiologis 150

4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Marwani Secara ringkas hierarki kebutuhan menurut Maslow dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kebutuhan fisik atau fisiologis mencakup kebutuhan pokok manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidup seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. 2. Kebutuhan rasa aman berwujud pada kebutuhan bebas dari ancaman baik fisik maupun fisiologis, baik ditempat kerja ataupun diluar jam kerja. 3. Kebutuhan rasa memiliki atau sosial mencakup rasa kasih sayang, rasa memiliki dan diterima dalam pergaulan maupun lingkungan. 4. Kebutuhan penghargaan diri berhubungan dengan status yang mencakup akan penghargaan diri serta pengakuan. 5. Kebutuhan aktualisasi diri berupa dorongan untuk menjadi yang diinginkan dengan menggunakan kemampuan, keterampilan dan potensi diri. Metode Penelitian Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kepemimpinan otoriter, delegatif, dan partisipasif terhadap motivasi kerja karyawan pada Kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda. Model hubungan variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut (Sugiyono, 2010:275) Dimana Y = Motivasi Kerja a = Konstanta dari keputusan regresi b = Koefisien regresi b1 = Koefisien regresi variabel X 1 ( kepemimpinan otoriter) b2 = Koefisien regresi variabel X 2 (kepemimpinan delegatif) b3 = Koefisien regresi variabel X 3 (kepemimpinan partisipasif) X 1 = Kepemimpinan Otoriter X 2 = Kepemimpinan Delegatif = Kepemimpinan Partisipasif X 3 Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Semakin besar nilai R, maka semakin kuat hubungan variabel independen secara bersamasama terhadap veriabel dependen. Berikut rumus untuk penghitungan koefisien korelasi menurut (Rangkuti, 2003:264) 151

5 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan. Besar kecilnya hasil yang didapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel di bawah ini: Tabel Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 0,199 Sangat Rendah 0,200 0,399 Rendah 0, Sedang / Cukup 0,600 0,799 Kuat 0,800 1,000 Sangat Kuat Sumber: Rangkuti (2003 : 223) Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisa regresi dimana hal yang ditunjukan oleh besarnya koefisien determinasi (R 2 ) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Koefsien determinasi (R 2 ) nol variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu koefisien determinasi (R 2 ) dipergunakan untuk mengetahui presentase perubahan variabel dependen (Y) yang disebabkan oleh variabel independen (X). Uji F (Simultan) Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Untuk mengetahui hasil uji F ini, maka digunakan rumus Rangkuti (2003 : 219) sebagai berikut: 152 Dimana k : Jumlah variabel independen n : Jumlah anggota sampel R 2 : Koefisien korelasi ganda Bentuk pengujian dari F hitung ini adalah sebagai berikut: H 0 : b1, b2, b3, = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen H a : b1, b2, b3, 0, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen Pembuktian ini dilakukan dengan mengamati F hitung pada alpha (α) 5% Apabila nilai F hitung > f tabel, maka H 0 dotolak dan H a diterima Apabila nilai F hitung < f tabel, maka H 0 diterima dan H a ditolak

6 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Marwani Uji T (Parsial) Uji T digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X 1, X 2, dan X 3 (kepemimpinan otoriter, delegatif, dan partisipasif) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (motivasi kerja) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2005 : 84). Uji T (parsial) ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: t hitung = Dimana b i : Koefisien regresi S bi : Standart Error Bentuk pengujiannya sebagai berikut: H 0 : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak berpengaruh signifikan antara b 1 terhadap motivasi kerja H a : b 1 # 0, artinya secara parsial berpengaruh signifikan antara b 1 terhadap motivasi kerja Dengan menggunakan tingkat keyakinan alpha (α) sebesar 5% dan derajat kebebasan (n-2). Kemudian dibandingkan antara t hitung dengan t tabel, maka: Apabila nilai t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak dan H a diterima Apabila nilai t hitung < t tabel, maka H 0 diterima dan H a ditolak Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Beta Standardized Coefficients T Sig. 1 (Constant) Otoriter Delegatif Partisipasif Y = 4, ,117 X 1 + 0,403 X 2 + 0,807 X 3 Persamaan regresi di atas memiliki pengertian sebagai berikut : a. a (nilai konstanta) sebesar 4,126 jika semua variabel independen tidak ada maka motivasi kerja tidak akan mengalami perubahan. b. b 1 (nilai koefisien regresi X 1 ) sebesar 0,117 menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan otoriter mempunyai pengaruh positif terhadap Y (motivasi kerja), yang berarti setiap kenaikan 1 satuan variabel kepemimpinan otoriter 153

7 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: akan mempengaruhi Y (motivasi kerja) sebesar 0,117 dengan menggunakan variabel lain yang konstan. c. b 2 (nilai koefisien regresi X 2 ) sebesar 0,403 menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan delegatif mempunyai pengaruh positif terhadap Y (motivasi kerja), yang berarti kenaikan 1 satuan variabel kepemimpinan delegatif akan mempengaruhi Y (motivasi kerja) sebesar 0,403 dengan menggunakan variabel lain yang konstan. d. b 3 (nilai koefisien regresi X 3 ) sebesar 0,807 menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan partisipasif mempunyai pengaruh positif terhadap Y (motivasi kerja), yang berarti kenaikan 1 satuan variabel kepemimpinan partisipasif akan mempengaruhi Y (motivasi kerja) sebesar 0,807 dengan menggunakan variabel lain yang konstan. Hasil Pengujian Koefisien Korelasi (R) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson a Berdasarkan hasil perhitungan di atas pada tabel diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,604 atau 60,4% yang berarti tingkat hubungan antar variabel kepemimpinan otoriter (X 1 ), delegatif (X 2 ), dan partisipasif (X 3 ) terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda termasuk pada tingkat hubungan yang kuat. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson a Berdasarkan hasil perhitungan di atas pada tabel diperoleh nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,365 yang artinya bahwa faktor gaya kepemimpinan yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda sebesar 36,5% dan sisanya 63,5% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil Uji F (Simultan) 154 Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression b Residual Total

8 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Marwani Berdasarkan perhitungan F hitung pada tabel di atas diperoleh hasil sebesar 3,608 sedangkan F tabel sebesar 3,24. Jika dibandingkan dengan nilai F tabel maka dapat dilihat bahwa (3,608 > 3,24) dan tingkat signifikansi diperoleh hasil (0,048 < 0,05) dengan demikian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang terdiri kepemimpinan otoriter, delegatif, dan partisipasif secara simultan (bersamasama) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja. Hasil Uji T (Parsial) Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Beta Standardized Coefficients T Sig. 1 (Constant) Otoriter Delegatif Partisipasif a. Variabel Kepemimpinan Otoriter (X 1 ) Nilai T hitung menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan otoriter (X 1 ) sebesar 0,426 maka bila dibandingkan dengan nilai T tabel sebesar 2,119 maka T hitung (0,426 < 2,119). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan otoriter secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y). b. Variabel Kepemimpinan Delegatif (X 2 ) Nilai T hitung menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan delegatif (X 2 ) sebesar 1,131 maka bila dibandingkan dengan nilai T tabel sebesar 2,119 maka T hitung (1,131 < 2,119). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan delegatif secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y). c. Variabel Kepemimpinan Partisipasif (X 3 ) Nilai T hitung menunjukkan bahwa variabel kepemimpinan partisipasif (X 3 ) sebesar 2,138 maka bila dibandingkan dengan nilai T tabel sebesar 2,119 maka T hitung (2,138 > 2,119). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan partisipasif secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja (Y) Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan otoriter, kepemimpinan delegatif, dan kepemimpinan partisipasif, berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut memiliki hubungan secara signifikan terhadap variabel dependen yang dapat dilihat pada nilai koefisien korelasi (R) yang berada pada tingkat hubungan yang kuat serta dibuktikan dengan nilai R 2 155

9 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: (koefisien determinasi) yang menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap variabel motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat pada penelitian seperti pemberian kompensasi, program kesehatan, program keselamatan kerja serta lingkungan kerja yang kondusif. Sesuai dengan pendapat Yuwono (1994 : 25) bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi adalah kepemimpinan dan manajemen. Hal tersebut sesuai dengan yang dipaparkan oleh Yuwono (1994) mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, salah satunya adalah pemimpin dan manajemen. Dalam penjelasan tersebut disebutkan bahwa kepemimpinan yang efektif, fungsi manajemen yang dikendalikan secara efektif dan efesien akan mampu mendorong motivasi kerja karyawan. Pada uji F (simultan) hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan otoriter, kepemimpinan delegatif, dan kepemimpinan partisipasif secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda. Sesuai dengan Teori Path Goal (jalur sasaran) yang dikembangkan oleh Robert J. House sejalan dengan penelitian ini, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya, Malayu Hasibuan (2005 : 170 ) dan pada kenyataan yang ada pada perusahaan bahwa Gaya Kepemimpinan Otoriter,Gaya Kepemimpinan Delegatif dan Gaya Kepemimpinan Partisipatif bersama-sama mumpunyai pengaruh secara signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan. Pada uji T (parsial) hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga variabel independen tersebut, hanya terdapat satu variabel yang secara terpisah berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda yaitu variabel kepemimpinan partisipasif. Adapun pembahasan berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut : a. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter Secara Parsial Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel gaya kepemimpinan otoriter (X 1 ) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan (Y) pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda. Namun pada kenyataannya yang terjadi pimpinan terkadang otoriter dalam memperlakukan karyawan seperti pimpinan yang lebih cenderung mengawasi karyawan yang baru dibandingkan karyawan yang senior karena pimpinan menganggap karyawan yang baru masih butuh banyak perhatian dan bimbingan dalam bekerja, terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran yang cukup besar atasan biasanya langsung membuat keputusan tanpa mendiskusikan kembali dengan karyawan yang bersangkutan. Dengan perilaku pimpinan tersebut sebenarnya dapat mendatangkan keuntungan seperti kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak, sehingga untuk sementara memungkinkan adanya peningkatan kinerja karyawan. 156

10 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Marwani b. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Delegatif Secara Parsial Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel gaya kepemimpinan delegatif (X 2 ) tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan (Y) pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda. Pada perusahaan gaya kepemimpinan delegatif hanya diterapkan pimpinan jika masih terdapat banyak pekerjaan yang belum terselesaikan dan pimpinan harus meninggalkan pekerjaan tersebut dikarenakan ada urusan mendadak yang lebih penting, maka pimpinan biasanya akan mendelegasikan pekerjaannya kepada karyawan yaitu dengan cara bekerja overtime (lembur) atau dengan kata lain karyawan bersedia bekerja diluar jam kerja. c. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Partisipatif Secara Parsial Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif (X 3 ) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan (Y) pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda, penerapan gaya kepemimpinan partisipasif ditunjukkan pimpinan dengan dia selalu mengharapkan adanya saran-saran dari bawahan dalam proses pengambilan keputusan sebab pimpinan menganggap ide, saran dan kritik dari karyawan merupakan masukan yang sangat berarti, karena tanpa karyawan, atasan akan sulit untuk memecahkan masalah yang ada. Selain itu dalam pelaksanaan tugasnya pimpinan tidak segan untuk terjun langsung membantu karyawan, karyawan juga diberikan kebebasan dalam menyampaikan ide, saran, ataupun kritik mengenai pekerjaanya, sehingga dalam pengambilan keputusan dilakukan bersama-sama oleh pimpinan dan karyawan. Dan yang terpenting dengan perilaku pimpinan tersebut maka karyawan pada PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda akan merasa dihargai oleh pimpinannya karena mereka dianggap mampu berperan dalam pengambilan keputusan sehingga karyawan akan termotivasi dan dapat lebih meningkatkan kinerjanya. Penutup Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dan pengujian koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan bahwa kepemimpinan otoriter (X 1 ), kepemimpinan delegatif (X 2 ), dan kepemimpinan partisipasif (X 3 ) mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi kerja (Y), sehingga H a yang berbunyi gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda diterima. Berdasarkan hasil perhitungan uji F (uji simultan) diketahui bahwa F hitung > dari F tabel sehingga H a yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara kepemimpinan otoriter, kepemimpinan delegatif, dan kepemimpinan partisipasif terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda diterima. 157

11 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 2, 2014: Berdasarkan hasil analisis uji T ( uji parsial) menunjukkan bahwa variabel kepemimpian otoriter (X 1 ) diperoleh hasil T hitung < dari T tabel, maka H a ditolak dan H 0 diterima, ini berarti variabel kepemimpinan otoriter secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja. Variabel kepemimpian delegatif (X 2 ) diperoleh hasil T hitung < dari T tabel, maka H a ditolak dan H 0 diterima, ini berarti variabel kepemimpinan delegatif secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja. Variabel kepemimpian partisipasif (X 3 ) diperoleh hasil T hitung > dari T tabel, maka H a diterima dan H 0 ditolak, ini berarti variabel kepemimpinan pasrtisipasif secara parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja. Dari ketiga variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan otoriter, delegatif, dan partisipasif hanya terdapat satu variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja yaitu variabel kepemimpinan partisipasif. Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi (R) diketahui bahwa dari ketiga variabel independen yang terdiri dari kepemimpinan otoriter, delegatif, dan partisipasif telah menunjukkan hubungan yang kuat terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Jaya Makmur Gemilang Mandiri di Samarinda. Hendaknya gaya kepemimpinan partisipasif lebih ditingkatkan lagi, karena terbukti dengan memperhatikan kepentingan karyawan, memberikan kesempatan bagi karyawan untuk memberikan saran dan idenya, serta mampu menciptakan komunikasi yang baik dalam mengarahkan tugas kepada karyawan akan membuat karyawan merasa dihargai sehingga motivasi dan kinerja karyawan dapat meningkat. Hendaknya karyawan disediakan media untuk menampung segala saran dan kritik yang membangun bagi perusahaan seperti adanya forum karyawan, polling bulanan mengenai prestasi kerja, sehingga akan tercipta kedekatan dan komunikasi yang lebih baik dan seimbang antara pimpinan dan karyawannya. Hendaknya pimpinan lebih memperhatikan aspek-aspek yang bisa meningkatkan motivasi kerja karyawan yang belum terdapat pada perusahaan seperti pemberian kompensasi, program kesehatan, dan program keselamatan kerja. Karena dengan aspek tersebut karyawan akan lebih termotivasi sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan akan lebih efektif dan lebih maksimal. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Bangun, Wilson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Erlangga, Jakarta. Boone dan Kurtz, Pengantar Bisnis, Jilid 1, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta. Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gitosudarmo, Perilaku Keorganisasian, Edisi Pertama, Erlangga, Yogjakarta. 158

12 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Marwani Gitosudarmo dan Mulyono, 1999, Prinsip Dasar Manajemen, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta. Griffin dan Ebert, Bisnis, Edisi Kelima Jilid 1, Cetakan Pertama, PT. Prenhallindo, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad, Metode Riset Untuk Bisnis dan ekonomi, Erlangga, Jakarta. Ningsih, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan, Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang. Rangkuti, Freddy, Riset Pemasaran, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rivai Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia (Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktek) Edisi Kedua, Cetakan Pertama, PT. Grafindo Persada, Jakarta. Rivai Veithzal, Kepemimpan dan Perilaku Organisasi Edisi Kedua, PT. Grafindo Persada, Jakarta. Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi Jilid 2, Alih bahasa, Handayana Pujaatmaka, PT. Prenhallindo, Jakarta. S.P. Hasibuan H. Malayu, Organisasi dan Motivasi, Cetakan Pertama, PT. Bumi Aksara, Jakarta. S.P. Hasibuan H. Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan Ketujuh, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan Kedua, Alfabeta, Bandung. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Keenambelas, Alfabeta, Bandung. 159