VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN. Pelaporan Kinerja Pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Intansi

Kota Bandung 20 lokasi pengecer barang hasil tembakau

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

terhadap PDRB Kota Bandung Kota Bandung APBD Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro UMKM binaan Kecil Menengah

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukan beberapa tantangan dan perbaikan yang perlu menjadi perhatian bagi

Indikator Kinerja Program / Kegiatan Lokasi

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA (RENJA)

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS TENAGA KERJA DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BINJAI

Table 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Perindagkop dan UKM Kota Parepare

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

lampiran 2 RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2015

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

13 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2016 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KONDISI EXISTING 2008 TARGET PENCAPAIAN PROGRAM INDIKASI KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM STRATEGI PROGRAM SASARAN PROGRAM 1.1. URUSAN PERDAGANGAN

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera melalui Misi. Pembangunan Ekonomi Yang Kokoh, Maju dan Berkeadilan,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

pemberdayaan koperasi dan usaha mikro di kabupaten Lamongan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Lamongan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

RENCANA KERJA (RENJA)

VI. STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO INDONESIA

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

KATA PENGANTAR. Banjar, 14 Januari 2017 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA BANJAR

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN,STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jalan Erlangga Gianyar, Telp (0361) G i a n y a r

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN SISTEM SNI PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI SARANA HASIL PRODUKSI IKM KERAJINAN INDUSTRI ANEKA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

menengah dan permodalan dan antara pengusaha besar UMKM keuangan koperasi dan UMKM dan manajerial UKMK

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Laporan Kinerja Tahun 2016 Dinas Koperasi, UKM & Perindag Kabupaten Banyuasin BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS TAHUN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BIMA BAB I PENDAHULUAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

REVISI RENJA 2018 DINAS PERDAGANGAN KABUPATEN LAHAT

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN PARIWISATA

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

Transkripsi:

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 1. V i s i Sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah bahwa pemerintah Kota Bandung sudah menetapkan Visi Pembangunan yaitu : Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera, Penjabaran Visi diatas adalah sebagai berikut : Bandung, Meliputi wilayah dan seluruh isinya, Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang. Unggul, Menjadi yang terbaik dan terdepan dengan mempertahankan pencapaian sebelumnya serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi kenyamanan dan kesejahteraan warga Kota Bandung. IV-62

Nyaman, Terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan terpelihara dengan baik melalui sinergitas lintas sektor sehingga dapat memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya.kota yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah,air, dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya. Sejahtera, Mengarahkan pembangunan Kota pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin melalui peningkatan partisipasi dan kerjasama seluruh lapisan masyarakat, agar dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil tuhan dibumi. Kesejahteraan yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan lingkungan sebagai dasar pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi rohani, akal dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah,adil dan makmur. IV-63

Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan membentuk kepercayaan diiri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga menjadi teladan bagi Kota lainnya. Sebagai salah satu perangkat daerah yang memiliki tugas dan fungsi untuk merealisasikan Visi dan Misi Pembangunan dimaksud, serta sebagai pedoman dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung telah menetapkan Visi Pembangunan, yaitu : Terwujudnya Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan yang berdaya saing guna mewujudkan pembangunan ekonomi yang kokoh, maju dan berkeadilan. Adapun makna dari Visi tersebut adalah merupakan kemampuan untuk melihat perkembangan yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan upaya untuk terus melakukan pengembangan dan peningkatan baik kapasitas maupun kapabilitas seluruh potensi KUKM dan Perindustrian Perdagangan agar memiliki daya saing yang kuat dalam mengarungi persaingan pembangunan yang semakin ketat. IV-64

2. M i s i Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut diatas maka misi yang ditetapkan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM; b. Menguatkan daya saing industri yang maju; c. Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh; d. Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal. IV-65

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Misi 1 Tujuan Sasaran : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM : Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berkualitas, produktif, mandiri dan berdaya saing dalam rangka meningkatkan perekonomian kota yang kokoh, maju dan berkeadilan : 1. Berkembangnya Koperasi dan UMKM; 2. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 3. Meningkatnya kesempatan kerja; 4. Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis Koperasi dan UMKM; 5. Meningkatnya jumlah Koperasi dan UMKM yang sehat dan inovatif serta berdaya saing. Indikator Sasaran 1 : - Persentase Koperasi Aktif; - Pelaku bernilai tambah dalam aspek HKI, paten, omzet, akses modal, sertifikasi halal, kuantitas dan kualitas produk. Indikator Sasaran 2 : Wira baru Indikator Sasaran 3 : Lapangan pekerjaan baru Indikator Sasaran 4 : Jumlah pengelola Koperasi dan pelaku UMKM yang mengikuti diklat dan atau bimbingan teknis Indikator Sasaran 5 : - Persentase Koperasi Sehat. - Cakupan bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. IV-66

Misi 2 Tujuan Sasaran : Menguatkan daya saing industri yang maju : Mewujudkan industri berdaya saing yang maju melalui peningkatan nilai tambah industri, pengembangan industri kreatif, perluasan pasar produk industri dalam dan luar negeri : 1. Meningkatnya kemampuan teknologi dan mutu produk industri; 2. Meningkatnya pemasaran produk industri; 3. Terlayaninya masyarakat industri kecil; 4. Terbinanya sentra industri dan perdagangan; 5. Meningkatnya industri kreatif yang bernilai tambah. Indikator Sasaran 1 : Jumlah sertifikat halal yang diterbitkan Indikator Sasaran 2 : Jumlah pameran produk industri Indikator Sasaran 3 : Jumlah industri kecil yang dilayani Indikator Sasaran 4 : Jumlah sentra yang dibina Indikator Sasaran 5 : Jumlah industri kreatif yang bernilai tambah Misi 3 Tujuan Sasaran : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh : Mengembangkan akses pasar, iklim, daya saing, perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri, stabilisasi harga bahan pokok dan penciptaan jaringan distribusi yang efisien : 1. Meningkatnya akses pasar dan kualitas dalam dan luar negeri; 2. Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga; 3. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 4. Mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat; 5. Peningkatan kinerja sektor Perdagangan Non Formal, Kecil, Menengah dan Besar. Indikator Sasaran 1 : Nilai ekspor Kota Bandung Indikator Sasaran 2 : Tingkat inflasi umum Indikator Sasaran 3 : Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Indikator Sasaran 4 : - Indeks daya beli - PDRB/Kapita Indikator Sasaran 5 : Cakupan binaan sektor perdagangan IV-67

Misi 4 Tujuan Sasaran Indikator sasaran : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal : Terwujudnya laporan keuangan dan AKIP yang optimal : Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal : - Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti - Nilai evaluasi AKIP - Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) - Persentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut : IV-68

Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA KET. 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Misi 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang berkualitas, produktif, mandiri dan berdaya saing dalam rangka meningkatkan perekonomian kota yang kokoh, maju dan berkeadilan Berkembangnya Koperasi dan UMKM Terjaganya pertumbuhan ekonomi Meningkatnya kesempatan kerja Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi Koperasi dan UMKM Meningkatnya jumlah Koperasi dan UMKM yang sehat dan inovatif serta berdaya saing Persentase Koperasi Aktif 81.76 % 82.85% 84.41% 86.24% 88.82 % Pelaku bernilai tambah dalam aspek HKI, paten, omzet, akses modal, sertifikasi halal, kuantitas dan kualitas produk 155 pelaku 420 pelaku 450 pelaku Wira baru - 5.414 orang 5.726 orang 475 pelaku 6.018 orang 500 pelaku 6.463 orang Penciptaan 100.000 wira baru dicapai oleh beberapa SKPD Lapangan pekerjaan baru - 821 902 988 1.090 Penciptaan lapangan kerja baru 250.000, terdiri dari beberapa SKPD Jumlah pengelola Koperasi dan pelaku UMKM yang mengikuti diklat 400 KUKM 600 KUKM 680 KUKM 760 KUKM 840 KUKM Persentase Koperasi Sehat 23 % 24 % 25 % 26 % 27 % Cakupan bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 4.336 UMKM 4.594 UMKM 4.897 UMKM 5.246 UMKM 5.64 UMKM IV-69

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE - TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA KET. 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Misi 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju Mewujudkan industri berdaya saing yang maju melalui peningkatan nilai tambah industri, pengembangan industri kreatif, perluasan pasar produk industri dalam dan luar negeri Meningkatnya kemampuan teknologi dan mutu produk industri Meningkatnya pemasaran produk industri Jumlah sertifikat halal yang diterbitkan Jumlah pameran produk industri 125 pelaku IKM 300 pelaku IKM 180 pelaku IKM 180 pelaku IKM 180 pelaku IKM 7 event 9 event 9 event 9 event 9 event Terlayaninya masyarakat industri kecil Jumlah industri kecil yang dilayani 102 pelaku 182 pelaku 202 pelaku 230 pelaku 240 pelaku Terbinanya sentra industri dan perdagangan Meningkatnya industri kreatif yang bernilai tambah Jumlah sentra yang dibina 17 sentra 20 sentra 23 sentra 26 sentra 30 sentra Jumlah industri kreatif yang bernilai tambah 125 pelaku industri kreatif 190 pelaku industri kreatif 220 pelaku industri kreatif 250 pelaku industri kreatif 270 pelaku industri kreatif IV-70

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA KET. 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Misi 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh Mengembangkan akses pasar, iklim, daya saing, perlindungan konsumen dan pengamanan pasar dalam negeri, stabilisasi harga bahan pokok dan penciptaan jaringan distribusi yang efisien Meningkatnya akses pasar dan kualitas dalam dan luar negeri Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga Terjaganya pertumbuhan ekonomi Mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat Peningkatan kinerja sektor Perdagangan Non Formal, Kecil, Menengah dan Besar Nilai ekspor Kota Bandung US $ 603 jt US $ 606 jt US $ 609 jt US $ 612 jt US $ 614 jt Tingkat inflasi umum Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Tingkat inflasi umum satu digit Tingkat inflasi umum satu digit Tingkat inflasi umum satu digit Tingkat inflasi umum satu digit Tingkat inflasi umum satu digit Dinas KUKM dan Perindag dengan SKPD Pendukung Lainnya 9.25 % 9.52 % 9.79 % 10.06 % 10.33 % Dinas KUKM dan Perindag dengan SKPD Pendukung Lainnya Indeks daya beli 66.83 % 67.07 % 67.32 % 67.56 % 67.80 % Dinas KUKM dan Perindag dengan SKPD Pendukung Lainnya PDRB/Kapita 16.501.354 17.996.702 19.688.869 21.598.737 23.764.532 Dinas KUKM dan Perindag dengan SKPD Pendukung Lainnya Cakupan binaan sektor perdagangan 1.010 pelaku 750 pelaku 875 pelaku 1.225 pelaku 1.450 pelaku IV-71

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Misi 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal Terwujudnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan AKIP Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/Inspektorat yang ditindaklajuti 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Nilai evaluasi AKIP CC CC B B A Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Persentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah B B B B B 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % KET. IV-72

C. Strategi dan Kebijakan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Strategi adalah cara yang ditempuh dalam rangka pencapaian Misi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang diuraikan ke dalam kebijakan, program dan kegiatan prioritas yang akan diimplementasikan dalam periode waktu tertentu. Penetapan strategi diharapkan dapat menjadi arahan, pedoman dan dorongan bagi setiap aktivitas pegawai Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, sehingga dapat membentuk satu kesatuan gerak dan langkah bagi seluruh pelaksana kegiatan dalam rangka mencapai tujuan guna mewujudkan Visi dan Misi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Strategi dan arah kebijakan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dari setiap Misi disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut : IV-73

Tabel 4.2 Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun 2013-2018 SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN MISI 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM 1. Berkembangnya Koperasi dan UMKM; 2. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 3. Meningkatnya kesempatan kerja; 4. Meningkatnya penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan bimbingan teknis Koperasi dan UMKM; 5. Meningkatnya jumlah Koperasi dan UMKM yang sehat dan inovatif serta berdaya saing. a. Meningkatkan konstribusi KUMKM terhadap perekonomian kota. b. Fasilitasi dan intermediasi pengembangan KUMKM. c. Penguatan KUMKM melalui peningkatan kompentensi dan kualitas SDM jaringan, perluasan aspek permodalan dan daya saing produk KUMKM. d. Memberikan fasilitasi, advokasi dan pendampingan bagi wira baru. Penciptaan iklim kecil menengah yang kondusif Pengembangan kewiraan dan keunggulan kompetitif UKM Pengembangan sistem pendukung bagi UKM Peningkatan Promosi dan Kerjasama investasi Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi ARAH KEBIJAKAN TAHUNAN 2014 2015 2016 2017 2018 URUSAN Koperasi dan UMKM - - - - IV-74

SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN MISI 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju ARAH KEBIJAKAN TAHUNAN 2014 2015 2016 2017 2018 URUSAN 1. Meningkatnya kemampuan teknologi dan mutu produk industri; 2. Meningkatnya pemasaran produk industri; 3. Terlayaninya masyarakat industri kecil; 4. Terbinanya sentra industri dan perdagangan; 5. Meningkatnya industri kreatif yang bernilai tambah. Meningkatkan kemampuan teknologi, desain dan inovasi produk, manajemen produksi, pemasaran, sentra industri serta industri kreatif yang bernilai tambah. Peningkatan kapasitas IPTEK sistem produksi Pengembangan industri kecil menengah Peningkatan kemampuan teknologi industri Industri Penataan struktur industri Pengembangan sentra- sentra industri potensial Pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis MISI 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh 1. Meningkatnya akses pasar dan kualitas dalam dan luar negeri; 2. Terjaganya ketersediaan pangan dan stabilitas harga; 3. Terjaganya pertumbuhan ekonomi; 4. Mendorong upaya peningkatan daya beli masyarakat; 5. Peningkatan kinerja sektor Perdagangan Non Formal, Kecil, Menengah dan Besar. a. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. b. Meningkatkan integrasi perdagangan antar pedagang dan memperkuat kelembagaan perdagangan. c. Meningkatkan produk ekspor bernilai tinggi dan kreatif. d. Mengupayakan diversifikasi pasar dalam dan luar negeri. e. Mendorong terciptanya pengelolaan transparasi harga dan efisiensi distribusi. Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Peningkatan dan pengembangan ekspor Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan Perdagangan Persaingan IV-75

SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN ARAH KEBIJAKAN TAHUNAN 2014 2015 2016 2017 2018 URUSAN MISI 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal Terwujudnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal Meningkatkan kualitas laporan keuangan dan AKIP Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan Non Urusan IV-76

Misi 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, produktifitas, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM Koperasi dan UKM ( KUKM ) menempati posisi strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sebagai wadah kegiatan bersama bagi produsen maupun konsumen, KUKM diharapkan berperan dalam meningkatkan posisi tawar dan efisiensi, sekaligus turut memperbaiki kondisi persaingan di pasar melalui dampak eksternalitas positif yang ditimbulkannya. Dalam upaya pengembangan aksesibilitas terhadap modal, teknologi dan pemasaran terlebih dahulu harus diperkuat pada peningkatan kelembagaan KUKM, Hal yang paling penting dalam peningkatan terhadap produktifitas perlu dilakukan perbaikan-perbaikan pada SDM, manajemen, permodalan dan pemasaran. Fasilitasi terhadap akses pembiayaan baik ke lembaga keuangan (bank) maupun non lembaga keuangan (non bank) yang memberikan kredit lebih murah dan mudah bagi Koperasi, apabila koperasi mendapatkan fasilitasi pembiayaan/sumber modal lebih murah, maka tugas dan fungsi koperasi di masyarakat dapat menyalurkannya dengan memberikan kredit atau pinjaman kepada anggota dan masyarakat yang dapat IV-77

terjangkau untuk pengembalian pinjaman sehingga keberadaan koperasi dapat meredam maraknya rentenir/lintah darat. Masalah yang masih dihadapi adalah rendahnya produktivitas, sehingga menimbulkan kesenjangan antar pelaku Koperasi, kecil, dan menengah. Kinerja seperti itu berkaitan dengan : (a) Rendahnya aksesibilitas terhadap lembaga keuangan; (b) Rendahnya tingkat kesadaran anggota koperasi dalam pemupukan permodalan; (c) Kurang profesionalismenya pengurus, pengawas dalam pengelolaan Koperasi; dan (d) Rendahnya penguasaan teknologi dan pemasaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2011, diperoleh data bahwa salah satu kendala utama yang dihadapi UMKM di Kota bandung adalah keterbatasan akses permodalan. Sebanyak 31% dari UMKM yang dijadikan sampel mengemukakan bahwa permodalan merupakan persoalan utama. Dalam menghadapi globalisasi ekonomi serta mangantisipasi tingginya persaingan dibutuhkan koperasi yang kuat, sehat, mandiri dan tangguh yang dapat berdaya saing. Untuk memenuhi hal tersebut, koperasi harus mampu membangun sinergitas jaringan kerja (kemitraan) yang kuat dengan berbagai pihak antara lain instansi terkait baik Pemerintah Pusat IV-78

maupun Pemerintah Daerah, Dekopinda, Dekranasda, Kadin dan Perguruan Tinggi serta pelaku lainnya. Berdasarkan data yang ada, dari 4.581 UMKM binaan Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung, hanya sekitar 15% yang telah menjadi anggota asosiasi / bermitra dengan institusi lain dalam rangka pengembangan, hanya sekitar 8% yang telah bersertifikasi, dan hanya 18% pelaku UMKM Kota Bandung yang sudah menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan dan kurang dari 1% yang bekerjasama dengan lembaga riset. Hal ini menunjukan suatu fenomena yang kontradiktif khususnya apabila dikaitkan dengan bahwa hampir seluruh UMKM tidak akan asing dengan kata "jaringan" atau "networking" atau "silaturahmi". Akan tetapi sedikit yang memahami dan melaksanakan arti pentingnya jaringan dalam nya. Peningkatan Kemampuan KUKM yang berkualitas, inovatif dan kreatif merupakan mata rantai yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan produksi dan pemasaran. Aspek penting dalam produksi adalah peningkatan produktivitas KUKM dan sekaligus peningkatan nilai tambah dengan pemanfaatan teknologi yang dipandu oleh perkembangan ilmu pengetahuan, yang kaya inovasi produk, sedangkan aspek penting dalam pemasaran dan penguatan jaringan ditujukan pada penguasaan pasar dalam negeri IV-79

dan peningkatan pasar ekspor. Dalam kaitan ini Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung memberikan fasilitasi promosi produk Koperasi dan UKM di pasar domestik maupun nasional. Namun demikian KUMKM Kota Bandung tidak boleh terlena mengingat persaingan tidak saja terjadi dengan pelaku KUMKM di kota lain di Indonesia tetapi juga juga akan bersaing dengan pelaku dari Negara lain. Misi 2 : Menguatkan daya saing industri yang maju Potensi Industri Kecil Menengah di Kota Bandung cukup banyak, produk yang dihasilkan industri kecil menengah di Kota Bandung sangat bervariasi jenis maupun bentukbentuknya serta kemasan produknya, untuk meningkatkan daya saing produk di pasaran dalam dan luar negeri diperlukan kreatifitas untuk menghasilkan inovasi baru dalam menghasilkan produk dan kemasan yang dapat memiliki daya jual sehingga mampu meningkatkan omzet penjualan. Dalam hal mengelola kegiatan nya, pada umumnya para pelaku IKM masih menggunakan manajemen konvensional, sehingga dalam mengembangkan nya kurang profesional. Demikian juga dalam hal pemasaran, para pelaku IKM masih kurang menguasai strategi dalam memasarkan produknya, dimana perkembangan metoda dan strategi pemasaran produk telah berkembang sejalan dengan perkembangan informasi teknologi IV-80

(IT) terutama kemajuan media internet yang telah menjadi sarana untuk memasarkan produk IKM ke seluruh dunia. Beberapa produk hasil kreasi pelaku di Kota Bandung telah banyak dikenal masyarakat luar Kota Bandung dari pakaian jadi sampai kuliner. Dilain pihak produk yang dihasilkan oleh peng Kota Bandung sebenarnya lebih beragam tetapi belum banyak diketahui oleh pasar. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya promosi produk dan ada beberapa produk yang tidak menarik kemasannya serta mutu barang dagangan yang belum sesuai dengan keinginan pasar dikarenakan inovasi serta manajerial produksinya masih rendah. Berdasarkan gambaran potensi ikm Kota Bandung yang dipaparkan tersebut, maka diperlukan upaya untuk Meningkatkan Daya Saing Industri sehingga IKM Kota Bandung dapat maju nya menjadi pensuplay kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. Dalam menghadapi era globalisasi, untuk dapat bersaing di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional harus dilakukan upaya peningkatan kemampuan inovasi produk, manajemen dan pemasaran serta pemenuhan permodalan. Peningkatan kemampuan Inovasi diperlukan dalam hal peningkatan kualitas produk agar tercipta produk yang berkualitas, desain produk yang sesuai dengan selera konsumen, bervariasi dengan mengandalkan kreatifitas para IV-81

pelaku. Peningkatan kemampuan inovasi produk dapat dilakukan juga melalui penerapan TTG (Teknologi Tepat Guna), menghasilkan satu produk dalam satu wilayah (one village one product /ovop), dengan tujuan agar produk lokal dapat di terima di pasar internasional. Peningkatan kemampuan manajemen pelaku yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian, diperlukan untuk meningkatkan tata kelola yang efektif dan efisien. Misi 3 : Meningkatkan kinerja perdagangan dalam dan luar negeri serta menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi barang yang kokoh Kota Bandung telah berkembang menjadi Kota Jasa dan Perdagangan. Hal ini ditunjukan dengan bertambahnya sarana dan pelaku yang bergerak dibidang barang dan jasa. Pesatnya kegiatan ekonomi tersebut belum di imbangi oleh berbagai faktor pendukung, diantaranya : 1) Masih beredarnya barang yang tidak sesuai dengan standar nasional; 2) Masih ditemuinya penggunaan alat UTTP (Ukur, Timbang, Takar dan Perlengkapannya) yang belum melaksanakan tera dan tera ulang;kurangnya kesadaran masyarakat tentang perlindungan konsumen; IV-82

3) Terjadinya gejolak harga dan kelangkaan bahan pokok; Beredarnya barang barang tiruan di Kota Bandung Minimya pengetahuan pengelolan dari pelaku ; Rendahnya Standar mutu barang ekspor; 4) Rendahnya informasi pengetahuan tentang peluang pasar negara tujuan ekspor; 5) Minimnya informasi produk impor yang beredar di kota Bandung; 6) Berkembangnya bentuk bentuk perdagangan; 7) Belum terpantaunya pengadaan (suplay) kebutuhan barang barang yang beredar; 8) Belum terpantaunya sumber sumber barang yang ada di Kota Bandung; 9) Berkembangya pasar-pasar modern; 10) Masih belum optimalnya kemitraan antara pelaku kecil dengan peng besar; 11) Belum adanya kesadaran dan kemampuan para pedagang untuk membentuk komunitas / asosiasi. Dalam menyikapi kondisi tersebut, diperlukan upaya upaya dalam rangka mengembangkan jaringan kerja pada lembaga pemasok barang kebutuhan pokok, lembaga promosi produk ekspor, lembaga sertifikasi Balai Uji Mutu Barang Ekspor, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, asosiasi produsen dan institusi lainnya seperti Bulog, Pertamina, Kadin, Aprindo. IV-83

Sedangkan dalam upaya meningkatkan pemasaran bekerjasama dengan Atase Perdagangan, ITPC, Kementerian Perdagangan dalam hal ini Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional. Dalam rangka menghadapi globalisasi dengan adanya AFTA, NAFTA, AEC serta mengantisipasi tingginya persaingan dibutuhkan produk yang dapat berdaya saing, memiliki standarisasi dan bersinergi dengan lembaga jaringan. Misi 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal Dalam upaya mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar akurat dan transparan melalui tertib Administrasi keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan untuk meminimalisir temuan baik intern ataupun ektern diperlukan pengawasan yang terus menerus dan berkesinabungan dan dilakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan steckholder lain yang terkait, sehingga menghasilkan laporan keuangan yang wajar tanpa pengecualian serta dapat menyelesaikan/ menindaklanjuti temuan ekstern dalam rangka pencapaian indikator tertib administrasi barang/asset daerah dengan meningkatkan pengelolaan barang/asset daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebagai salah satu pelayanan publik bahwa indeks kepuasan masyarakat untuk dilaksanakan dan diterapkan dengan baik. IV-84

Untuk mencapai target kinerja yang diharapkan melalui program kegiatan yang telah direncanakan dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku dicapai dengan maksimal sehingga menghasilkan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dapat diukur dengan baik. IV-85