UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

1130 ISSN:

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL TSTS SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 24 PURWOREJO

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN PADA SISWA SMP 4

Bambang Supriyanto 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Strategi Think Talk Write

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG SISTEM TATA SURYA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Ervina Yulias Veva Universitas Sebelas Maret Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA Dhian Arista Istikomah FKIP Universitas PGRI Yogyakarta E-mail: dhian.arista@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok kubus dan balok dalam pokok bahasan luas permukaan dan volume melalui model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIE SMP N 2 Sedayu semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, siklus pertama dilaksanakan dalam 3 pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes kemampuan komunikasi matematika siswa, wawancara dan catatan lapangan. Analisis data yang digunakan yaitu, analisis observasi siswa dan analisis tes kemampuan komunikasi matematika dengan analisis persentase. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 68,6% pada siklus I menjadi 86,9% pada siklus II. (2) pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dari nilai rata-rata kelas awal sebelum tindakan sebesar 41,63 dengan ketuntasan prasiklus sebesar 9% (kualifikasi kurang) menjadi nilai rata-rata kelas sebesar 79,81 dengan ketuntasan kelas sebesar 81,8% (kualifikasi tinggi) pada siklus I, nilai rata-rata kelas sebesar 84,9 dengan ketuntasan kelas sebesar 90,9% (kualifikasi tinggi) pada siklus II. Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif, Kemampuan komunikasi matematis PENDAHULUAN Pemahaman matematis erat kaitannya dengan komunikasi matematis. Siswa yang mempunyai kemampuan pemahaman matematis dituntut juga untuk dapat mengkomunikasikan pemahaman tersebut agar dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Melalui kemampuan komunikasi matematis siswa juga dapat memanfaatkan konsep-konsep matematika yang sudah dipahami orang lain. Dengan mengkomunikasikan ideide matematis tersebut kepada orang lain, seseorang bisa meningkatkan pemahaman matematisnya. Matematika adalah bahasa Aksioma 65

simbol dimana setiap orang yang belajar matematika dituntut untuk mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa simbol tersebut. Kemampuan komunikasi matematis akan membuat seseorang bisa memanfaatkan matematika untuk kepentingan diri sendiri maupun orang lain, sehingga akan meningkatkan sikap positif terhadap matematika baik dari dalam diri sendiri maupun orang lain. Kemampuan komunikasi matematis menunjang kemampuankemampuan matematis yang lain, misalnya kemampuan pemecahan masalah. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka suatu masalah akan lebih cepat bisa direpresentasikan dengan benar dan hal ini akan mendukung untuk penyelesaian masalah. Mengingat begitu pentingnya komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika, peneliti membuat suatu kajian tentang hal ini dimana subjek penelitian adalah siswa SMPN 2 Sedayu. Kemampuan komunikasi matematis siswa SMPN 2 Sedayu masih sangat kurang. Informasi ini diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Dari data observasi, didapatkan informasi kemampuan komunikasi matematis siswa masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan ketika guru bertanya tentang suatu materi, siswa tidak berani mengemukakan pendapatnya. Ketika diadakan wawancara diluar kelas terkait hal tersebut, siswa mengaku tidak berani mengemukakan pendapatnya, merasa khawatir jika keliru. Ketika siswa diberi pertanyaan terkait materi yang disajikan dalam bentuk gambar ataupun diagram, siswa tidak dapat menterjemahkan infoinfo dalam gambar atau grafik tersebut. Pada saat guru memberikan latihan soal dalam bentuk soal cerita, siswa masih kesulitan dalam mengerjakan latihan soal. Sebagian besar siswa ketika dihadapkan pada soal cerita, siswa tidak kesulitan dalam menentukan informasiinformasi penting dalam soal cerita tersebut. Permasalahan-permasalahan tersebut, peneliti simpulkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam komunikasi matematis. Proses pembelajaran dikelas, guru menerapkan model pembelajaran konvensional, dimana guru sebagai aktor utama dalam pembelajaran. Aktifitas antar siswa dirasa kurang, sehingga perilaku terkait pengkomunikasian gagasan atau ide pemikiran masih sangat kurang. Hal ini menjadi pendukung kurangnya kemampuan komunikasi siswa. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran di kelas VIIIE SMP N 2 Sedayu. Dan pada akhir penerapan model pembelajaran tersebut, 66 Aksioma

akan dilihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis. KAJIAN TEORI a. Komunikasi Matematis Menurut Utari Sumarno dalam Yani Ramdani (2012: 48), indikator dari kemampuan komunikasi matematis adalah : a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika. b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan, dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar. c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa dan simbol matematika. d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. e. Membaca presentasi matematika tertulis dan menyusun pertanyaan yang relevan Indikator yang digunakan peneliti dimodifikasi dari Utari Sumarno dalam Yani Ramdani (2012: 48) adalah sebagai berikut: a. Kemampuan siswa menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika b. Kemampuan siswa menjelaskan ide matematika dengan gambar atau benda nyata secara lisan dan tertulis c. Kemampuan siswa mengubah soal cerita kedalam bahasa dan simbol matematika d. Kemampuan siswa membuat pertanyaan matematika Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk menghubungkan konsep matematika, menjelaskan ide matematika, mengubah soal cerita ke dalam bahasa matematika dan kemampuan siswa membuat pertanyaaan serta membuat jawabannya. b. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan kerjasama siswa dalam kelompok kecil yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru (Slavin, 2008:8). Anita Lie (2008:32-35) menyatakan bahwa ada lima unsur model pembelajaran kooperatif, meliputi : (1) Saling ketergantungan positif (2) Tanggung jawab perseorangan (3) Tatap muka (4) Komunikasi antara anggota (5) Evaluasi proses kelompok METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian siswa kelas VIIIE SMP N 2 Sedayu yang berjumlah Aksioma 67

24 siswa dan obyek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Arikunto, dkk (2008: 16) dan dapat dilihat dalam alur pelaksanaan PTK pada gambar berikut. 1. Perencanaan (Planning) Pada tahap perencanaan diawali dengan merancang tindakan yang akan dilakukan antara lain: a. Peneliti dan guru mempersiapkan materi yang akan diajarkan. b. Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan langahlangkah model pembelajaran kooperatif. c. Menyusun dan mempersiapkan pedoman lembar observasi, dan pedoman wawancara d. Menyusun dan mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan seperti LKS e. Peneliti mempersiapkan soal-soal latihan dan soal-soal untuk tes tiap siklus. 2. Pelaksanaan Tindakan (acting) Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif yang telah direncanakan sebelumnya. Gambar 1. Alur Pelaksanaan PTK Penelitian ini terdiri atas 2 siklus, masing-masing siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dan refleksi. Setiap kegiatan pembelajaran. Berikut deskripsi kegiatan siklus: 3. Pengamatan (Observing) Kegiatan pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sebagai upaya untuk mengetahui proses pembelajaran. 4. Refleksi (Reflekting) Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi yaitu merenungkan dan memikirkan tindakan yang telah dilakukan untuk memperoleh perbaikan dan mengontrol jalannya penelitian agar berjalan sesuai dengan tujuan penelitian. Dari hasil observasi dianalisis dan didiskusikan dengan guru untuk mengetahui kekurangan-kekurangan sehingga segera dilakukan perbaikan untuk perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Jika masalah belum teratasi maka akan dilakukan perencanaan 68 Aksioma

ulang, tindakan baru, observasi, refleksi kembali yang nantinya akan disebut siklus 2 dan seterusnya. Siklus dihentikan apabila data yang ditampilkan siswa sudah jenuh atau kondisi kelas dalam pembelajaran sudah stabil. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Deskripsi pelaksanaan tiap siklus dapat dilihat dari pemaparan berikut: 3) Latihan Soal a) Menentukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus b) Menentukan rumus dan menghitung volume kubus 4) Soal tes siklus 1 5) Lembar observasi guru 6) Lembar observasi aktivitas siswa 7) Catatan Lapangan b. Pelaksanaan Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. 1. Siklus I a. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang selanjutnya didiskusikan dengan guru. Instrument yang disiapkan untuk proses pembelajaran pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisi langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif yang akan dilakukan pada setiap pertemuan. 2) LKS matematika dengan submateri : a) Menentukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus (LKS 1) b) Menentukan rumus dan menghitung volume kubus (LKS 2) 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 Mei 2013. Pada awalnya guru membuka pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan. Guru membacakan hasil pembagian kelompok dan meminta siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing. Selanjutnya guru dan observer membagikan 2 bendel lks 1 kepada setiap kelompok dan diberikan waktu 30 menit. Kegiatan diskusi dilanjutkan hingga masing-masing kelompok dapat membuat membuat pertanyaan, menyimpulkan dan menyelesaikan soalnya. Setelah sekiranya cukup, guru dan mengarahkan siswa untuk mepresentasikan hasil diskusinya. Guru memanggil kelompok 1 untuk mempresentasikan kegiatan 1. Setelah Aksioma 69

itu guru membahas pekerjaan dari kelompok yang sudah menuliskan hasil diskusi mereka dan meminta pendapat dari kelompok lain. Selanjutnya guru memanggil kelompok 2 untuk mempresentasikan kegiatan 2. Setelah itu guru membahas pekerjaan dari kelompok yang sudah menuliskan hasil diskusi mereka dan meminta pendapat dari kelompok lain sampai dengan lks 4 dikerjakan oleh kelompok 4. Guru kemudian melakukan evaluasi dan penyimpulan terhadap materi hari ini. Setelah pembelajaran berakir, guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya kemudian guru menutup pembelajaran dengan berdo a dan mengucapkan salam. 2) Pertemuan Kedua Pelaksanaan pertemuan kedua sama seperti pertemuan pertama. Terdapat kemajuan di pertemuan ini, diantaranya, suasana kelas terlihat lebih tenang dari pertemuan pertama karena siswa sudah mulai dapat berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Guru berkeliling mendorong diskusi antar siswa dalam kelompok dan memberikan arahan serta bimbingan bagi siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKS. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan berdo a dan mengucapkan salam. 3) Pertemuan Ketiga Pertemuan ini dilaksanakan tes siklus 1 yang diadakan selama 40 menit. Guru meminta siswa untuk menyimpan buku matematika. c. Pengamatan (Observing) 1) Data Hasil Observasi Guru Berdasarkan hasil observasi guru, guru telah melakukan langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan cukup baik, tetapi ada beberapa tahapan pembelajaran belum dilakukan. Pada pertemuan pertama, guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, dan guru belum membimbing dan mengarahkan salah satu kelompok untuk menjadi pemimpin diskusi kelompok. Pada pertemuan kedua guru juga belum megarahkan salah satu siswa dalam kelompok untuk menjadi pemimpin diskusi kelompok. 2) Data Hasil Observasi Siswa Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif pada siklus 1. Pengamatan yang dilakukan adalah tiap individu dalam kelompok. Pada awal pertemuan siswa masih merasa canggung untuk berdiskusi karena belum terbiasa dengan metode yang digunakan. Akan tetapi lamakelamaan siswa sudah mulai terbiasa dengan metode yang digunakan. Sebagian besar siswa telah melakukan 70 Aksioma

kegiatan sesuai tahapan model pembelajaran. Hanya saja masih ada beberapa siswa yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran. 3) Data Catatan Lapangan Menurut hasil data catatan lapangan masih ada beberapa siswa yang belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Beberapa siswa asyik mengobrol bersama temannya dan kurang aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam berdiskusi kerjasama dalam kelompok masih kurang aktif karena masih ada beberapa siswa yang acuh dan tidak ikut mengerjakan LKS. 4) Data Hasil Wawancara Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru dan siswa, menunjukkan bahwa guru dan siswa merasa senang menggunakan model pembelajaran kooperatif akan tetapi masih ada kendala yang dihadapi. Diantaranya adalah siswa masih kurang berpartisipasi dalam kegiatan diskusi dan masih merasa canggung dalam berpendapat. Akan tetapi model pembelajaran ini bagus untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, karena dengan belajar dalam kelompok siswa tidak akan canggung mengeluarkan pendapat dan ide mereka. d. Refleksi Dalam tahap ini, peneliti dan guru matematika melakukan refleksi bersama atas tindakan yang telah dilakukan selama siklus I. Peneliti dan guru kemudian meninjau kembali apakah ada perubahan aspek yang diamati, seberapa jauh tindakan telah sesuai dengan rencana, bagaimana hasilnya, apa hambatan-hambatannya, serta langkah apa yang harus dilakukan pada siklus berikutnya. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang telah dilaksanakan pada siklus I kurang memuaskan. Siswa belum terbiasa dengan metode yang digunakan sehingga siswa merasa bingung dan ramai sendiri di kelas. Beberapa siswa juga tidak mau berdiskusi dan hanya mengandalkan salah satu siswa untuk mengerjakan LKS. Pada saat presentasi, siswa kurang memperhatikan teman yang sedang presentasi di depan. Pembelajaran juga kurang optimal karena guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dan tidak mengarahkan salah satu siswa dalam kelompok untuk menjadi pemimpin diskusi dalam kelompok. Berdasarkan hasil observasi, rata-rata hasil observasi guru mengajar pada siklus I ini adalah 85%, sedangkan rata-rata hasil observasi siswa pada siklus I ini adalah 68,6%.Tampak bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif telah adanya Aksioma 71

peningkatan tes kemampuan komunikasi matematika siswa, namun belum sesuai dengan harapan. Hal ini dapat dilihat dari presentase rata-rata tes kemampuan komunikasi dasar yaitu 41,63 menjadi 79,81% dan 2 dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan menjadi 18 dari jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan setelah diadakan siklus I. Setelah pelaksanaan tindakan dan analisis data pada siklus I selesai, maka hasil refleksi dari siklus I adalah sebagai berikut: 1) Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru tidak memberikan motivasi kepada siswa 2) Guru tidak mengarahkan siswa untuk merefleksi terhadap kegiatan pembelajaran berlangsung. 3) Siswa terlihat belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif, sehingga pada saat guru meminta kepada siswa untuk berkelompok, kondisi kelas menjadi sangat gaduh dan ramai. 4) Tidak semua siswa mengerjakan LKS. 5) Diskusi kelompok belum berjalan dengan baik. 2. Siklus II a. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan pada dasarnya sama seperti perencanaan pada saat akan melaksanakan siklus 1, hanya pada tahap kedua ini hasil refleksi dari siklus 1 menjadi bahan masukan pada pelaksanaan siklus ini. Yang dipersiapkan meliputi: 1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 2) LKS matematika dengan submateri a) Menentukan rumus dan menghitung luas permukaan balok (LKS 1) b) Menentukan rumus dan menghitung volume balok (LKS 2) 3) Latihan Soal a) Menentukan rumus dan menghitung luas permukaan balok b) Menentukan rumus dan menghitung volume balok 4) Soal tes siklus 2 5) Lembar observasi guru. 6) Lembar observasi aktivitas siswa. b. Pelaksanaan Siklus II dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 Mei 2013. Pukul 08.20 diawali dengan guru membuka pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Kemudian guru mengingatkan kembali pembagian kelompok dan meminta 72 Aksioma

siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing. Terdapat 5 kelompok dengan 2 kelompok beranggotakan 5 siswa dan 3 kelompok beranggotakan 4 siswa. Guru dan observer membagikan 2 bendel lks 1 kepada setiap kelompok dan diberikan waktu 30 menit. Sebagian besar siswa masih belum berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Masih ada siswa yang ramai di kelas. Guru berkeliling mendorong diskusi antar siswa dalam kelompok dan memberikan arahan serta bimbingan bagi siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKS 1. Kegiatan diskusi dilanjutkan hingga masingmasing kelompok dapat membuat membuat pertanyaan, menyimpulkan dan menyelesaikan soalnya. Selanjutnya guru menghentikan kegiatan diskusi dan meminta siswa untuk istirahat. Berikutnya guru mengarahkan siswa untuk mepresentasikan hasil diskusinya. Guru memanggil kelompok 1 untuk mempresentasikan kegiatan 1. Setelah itu guru membahas pekerjaan dari kelompok yang sudah menuliskan hasil diskusi mereka dan meminta pendapat dari kelompok lain, apakah ada pendapat yang berbeda, ternyata semua siswa menjawab tidak ada. Selanjutnya guru memanggil kelompok 2 untuk mempresentasikan kegiatan 2. Setelah itu guru membahas pekerjaan dari kelompok yang sudah menuliskan hasil diskusi mereka dan meminta pendapat dari kelompok lain. Karena kegiatan 1 adalah membuat soal mengenai luas permukaan kubus beserta jawabannya, maka setiap kelompok mempunyai soal dan jawaban yang berbeda-beda. Kemudian guru memanggil kelompok 3 untuk mempresentasikan kegiatan 3 dan membahasnya. Selanjutnya guru memanggil kelompok 4 untuk mepresentasikan dan membahasnya. Ketika pembelajaran berakir guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya kemudian guru menutup pembelajaran dengan berdo a dan mengucapkan salam. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan keduaa dilaksanakan pada hari Juma at tanggal 24 Mei 2013. Pelaksanaan pertemuan kedua ini sama dengan pertemuan kedua. 3) Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggl 28 Mei 2013. Pertemuan ini merupakan evaluasi dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.. c. Pengamatan (Observing) 1) Data Hasil Observasi Guru Berdasarkan hasil observasi guru, guru telah melakukan langkahlangkah model pembelajarn kooperatif sesuai dengan harapan. Guru telah berusaha memperbaiki tindakan dalam pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengarahkan siswa untuk berlatih menjadi pemimpin Aksioma 73

diskusi. Dengan siswa berlatih menjadi pemimpin diskusi siswa akan belajar mandiri dan belajar mengungkapkan pendapat mereka. Guru juga mengarahkan siswa untuk aktif berdiskusi dengan kelompok sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik dan kondusif 2) Data Hasil Observasi Siswa Pengamatan yang dilakukan adalah tiap individu dalam kelompok. Sebagian besar tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif matematika telah dilakukan dan hanya sebagian kecil siswa yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan pembelajaran. Sebagian besar siswa juga telah menunjukkan kegiatan kemampuan komunikasi matematika siswa. 3) Data Catatan Lapangan Menurut hasil data catatan lapangan sebagian besar siswa sudah terlibat aktif dalam kegiatan kelompok yang dilaksanakan. 4) Data Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran matematika cukup menarik karena dapat membuat variasi dalam pembelajaran, sehingga suasana belajar menjadi tidak membosankan dan monoton. Selain itu, juga dapat membuat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dengan menerapkannya model pembelajaran kooperatif ini dapat melatih siswa untuk berani mengungkapkan pendapat mereka sendiri dan juga dapat melatih siswa untuk saling bekerja sama dengan siswa lainnya dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Siswa juga berpendapat bahwa dengan penggunaan LKS dapat memudahkan mereka dalam memahami materi karena mereka harus belajar melalui proses pencarian terlebih dahulu dan tidak hanya sekedar menerima teori dari guru. d. Refleksi Dalam tahap ini, peneliti dan guru matematika melakukan refleksi bersama atas tindakan yang telah dilakukan selama siklus II. Masingmasing pihak menyampaikan pendapat dan pandangannya selama tindakan yang dilakukan, yang didasarkan pada pengamatan dan catatan masing-masing. Peneliti dan guru kemudian meninjau kembali apakah ada perubahan aspek yang diamati, seberapa jauh tindakan telah sesuai dengan rencana, dan bagaimana hasilnya. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif telah berjalan dengan cukup baik dan sesuai harapan. Hal ini terlihat dari guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam belajar. Guru juga 74 Aksioma

telah mengarahkan siswa untuk berlatih menjadi pemimpin diskusi dalam setiap kelompok sehingga siswa berlatih untuk mandiri dan lebih berani mengungkapkan ide atau pendapat mereka. Pada siklus II ini, siswa terlihat sudah terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif, sehingga pada saat guru meminta kepada siswa untuk berkelompok, kondisi kelas sudah dapat terkendali dengan lebih baik. Proses diskusi kelompok pada siklus II ini sudah berjalan dengan baik karena siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS bertanya terlebih dahulu kepada ketua kelompok atau teman satu kelompoknya sebelum bertanya kepada guru, Guru secara optimal memberikan pengarahan kepada siswa serta telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Berdasarkan pedoman dari tahapan pembelajaran kooperatif yang digunakan oleh peneliti, maka pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II telah berjalan optimal. Siswa telah ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas dan guru telah berperan baik sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Selain itu, juga sudah terjadi peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa dilihat dari skor nilai tes siklus dan hasil observasi. Berdasarkan pengamatan, ratarata hasil observasi guru pada siklus II adalah 95%. Dalam hal ini telah terjadi peningkatan aktivitas guru yang pada mulanya rata-rata hasil observasi guru pada siklus I adalah 85% menjadi 95%. Sedangkan rata-rata hasil observasi siswa pada siklus II adalah 86,9%. Dalam hal ini telah terjadi peningkatan aktivitas guru yang pada mulanya ratarata hasil observasi siswa pada siklus I adalah 68,6% (kategori cukup) menjadi 86,9% (kategori tinggi) Dari tes hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan rata-rata nilai dari tahaptahap yang telah dilaksanakan yaitu presentase rata-rata tes kemampuan yang semula 41,63%, setelah dilaksanakan siklus I rata-rata meningkat menjadi 79,81%. Setelah dilaksanakannya siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 84,9%. Pada siklus I rata-rata ketuntasan siswa adalah 81,8%. Sedangkan pada siklus II ratarata ketuntasan siswa mengalami peningkatan menjadi 90,9%. Dari hasil wawancara juga terlihat siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran. Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II sudah cukup baik, sehingga siklus tidak perlu dilanjutkan. KESIMPULAN Aksioma 75

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif pada materi luas permukaan dan volume kubus, balok di kelas VIIIE SMP Negeri 2 Sedayu dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa dari persentase tes kemampuan awal sebesar 41,63% dengan ketuntasan awal kelas 9% kemudian pada siklus I persentase ratarata tes kemampuan komunikasi meningkat menjadi 74,81% dengan ketuntasan kelas menjadi 72,7%. Pada siklus II persentase tes kemampuan komunikasi menjadi 81,8% dengan ketuntasan menjadi 90,9% sehingga dapat disimpulkan rata-rata persentase kemampuan komunikasi mengalami peningkatan sebesar 40,17% dan ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan sebesar 81,9%. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Anita Lie. 2008. Cooperative Learning : Mempratekkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Cetakan ke-iv. Jakarta : Grasindo Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning, Second Edition. USA: Allyn and Bacon Yani Ramdani. 2012. Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuam Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi Matematis dalam Konsep Integral. Jurnal FMIPA UNISBA, (online), Vol. 13, No. 1. (http://jurnal.upi.edu/file/6- yani_ramdhani.pdf, diakses 20 februari 2013) 76 Aksioma