DEKAK-DEKAK. Fungsi alat peraga : - Menjelaskan nilai tempat - Memperagakan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan asli

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit

DAFTAR ISI BUKU PETUNJUK ALAT PERAGA SD

1. Nilai Tempat Bilangan s.d Lambang bilangan Hindu-Arab yang setiap kali kita gunakan menggunakan sistem desimal dengan nilai

Mengenal Bilangan Bulat

134 Ayo Belajar Matematika Kelas IV

Perpangkatan dan Akar

Uang BAB. A. Mengenal Nilai Uang. Tujuan Pembelajaran

Peta konsep BILANGAN. Kata Kunci. Operasi Hitung Bilangan Sampai Tiga Angka. meminjam menaksir meyimpan pola

PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin*

Operasi Hitung Bilangan 1

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN. bukan matematika yang terkait. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak

MATEMATIKA NALARIA REALISTIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Name : Subject : Matematika = x 20 =... x...

06. PERSAMAAN LINIER

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1994 TENTANG TUNJANGAN PEMERIKSA PAJAK, AGEN, STATISTISI, DAN PENYULUH PERINDUSTRIAN

Mengenal Bilangan Bulat

8/4/2011. Microprocessor & Microcontroller Programming. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan. Sistem Bilangan

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

30 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas IV

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 1 Tahun : 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170 / PMK.07/ 2007 TENTANG

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169 / PMK.07 / 2007 TENTANG

2014, No Pajak Tahun Anggaran 2011 dan Tahun Anggaran 2012; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SD kelas 4 - MATEMATIKA PECAHAN (K13 REVISI 2016)UJI KOMPETENSI PECAHAN (K13 REVISI 2016)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENGGERAK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I. : 4 x 35 menit (2x pertemuan)

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

Kumpulan Soal-Soal LATIHAN SUMATIF

Padankan nombor dengan perkataan yang sesuai.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

PERHITUNGAN HARGA SETELMEN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA. Cara perhitungan Harga Setelmen per unit SBSN adalah sebagai berikut:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 121/PMK.07/2010 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB MASALAH YANG MELIBATKAN UANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 152 /PMK.07/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

4/PMK.07/2016 KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN ANGGARAN 2011, TAHUN ANGGAR

PEMERINTAH KOTA BANJARBARU UNIT LAYANAN PENGADAAN Jalan Panglima Batur No. 1 Telepon ( 0511 ) Banjarbaru

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MINIMARKET GURU UNTUK BELAJAR PENGURANGAN. Sri Rejeki

NASKAH SOAL MATEMATIKA HIMSO Tingkat SD/MI 2017

Daftar Nilai Siklus II

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 131.1/PMK.07/2007 TENTANG

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

pangkatnya dari bilangan 10 yang dipangkatkan ( 1

Presiden Republik Indonesia,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini tercantum pada undang-undanng Republik Indonesia No.20 pasal 5 ayat 2

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

(1) Pendapatan Negara dalam Tahun Anggaran 1994/1995 adalah sebesar Rp (tujuh puluh enam triliun dua ratus lima puluh lima

UU 3/1994, PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992. Tentang: PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

melalui Penambahan Kepemilikan Modal Saham Pemerintah Kota Depok pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG

WELCOME TO SMART LEARNING

PMRI DI SDN 179 PALEMBANG (4) Oleh: Sylvana Novilia Sumarto

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN KEUANGAN RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS PENDIDIKAN Jalan Gondosuli No. 35 Telp (0352) Faxs. (0352) P O N O R O G O Kode Pos 63411

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.07/2007 TENTANG

. MEMOTIVASI SISWA BELAJAR MELALUI PERMAINAN MENEBAK TANGGAL LAHIR Oleh Dra Theresia Widyantini, M.Si. PPPPTK Matematika

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 17/PMK.07/2009 TENTANG

BUPATI LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.07/2007 TENTANG

Transkripsi:

DEKAK-DEKAK Menurut Standar Isi dalam pembelajaran matematika SD, dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti komputer, alat peraga, atau media lainnya. Berikut adalah contoh pemanfaatan dekak-dekak sebagai alat peraga dalam berhitung. Fungsi alat peraga : - Menjelaskan nilai tempat - Memperagakan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan asli Petunjuk Kerja : A. Untuk menjelaskan nilai tempat Sebagai contoh : - menunjukkan lambang bilangan : 21 (dua ratus tiga puluh satu) 200 0 1 - menunjukkan lambang bilangan : 4005 (empat ribu lima) 4000 0 0 5 B. Menjelaskan operasi penjumlahan pada bilangan asli Dalam melakukan operasi penjumlahan selalu dimulai dengan menjumlahkan satuan terlebih dahulu, diikuti puluhan, kemudian ratusan dan berikutnya ribuan demikian seterusnya. Sebagai contoh misalnya : 1. Memperagakan operasi penjumlahan : 204 + 1 =.. Caranya sebagai berikut : 1

a. pertama-tama guru menunjukkan cara memperagakan lambang bilangan 204 dengan menggunakan dekak-dekak seperti gambar di samping ini: b. karena ditambah dengan 1 maka untuk selanjutnya tempat satuan ditambahkan manik-manik menjadi: c. Berikutnya tempat puluhan ditambah buah manik-manik menjadi : d. Dan yang terakhir tempat ratusan ditambah 1 buah manik-manik sehingga menjadi: 1 Kini tampak pada dekak-dekak: tempat ratusan ada buah manik-manik, tempat puluhan ada buah manik-manik, dan tempat satuan ada 7 buah manik-manik Artinya : 204 + 1 = 7 (tiga ratus tiga puluh tujuh) 2. Memperagakan Operasi Penjumlahan : 146 + 245 =.. a. Mula-mula guru menunjukkan lambang bilangan 146 dengan menggunakan dekak dekak : b. Karena bilangan itu ditambah dengan 245 maka untuk selanjutnya tempat satuan ditambah 5 buah manik-manik. Pada tahap ini, sudah mulai menjumlahkan bilangan-bilangan yang hasilnya lebih dari sepuluh. Karena tempat satuan sudah terisi 6 buah manik-manik, dan sisa manikmanik satuan tinggal 4, padahal tempat satuan seharusnya terisi 6 + 5 = 11 buah manik, maka peragaannya adalah sebagai berikut : 2

4 buah manik tambahan Sisa 1 manik Pada dekak-dekak, 10 buah manik di tempat satuan setara dengan 1 manik di tempat puluhan, 10 buah manik di tempat puluhan setara dengan 1 manik di tempat ratusan, 10 buah manik di tempat ratusan setara dengan 1 manik di tempat ribuan dan seterusnya, maka untuk meletakkan sisa 1 buah manik satuan, 10 manik satuan diambil dan diganti dengan 1 manik puluhan yang ditambahkan di tempat puluhan. Sisa satu manik satuan tadi selanjutnya diletakkan di tempat satuan hingga tampak seperti gambar berikut : Tambahan 1 manik sebagai ganti 10 manik di tempat satuan c. Langkah berikutnya adalah menambahkan 4 buah manik pada tempat puluhan 4 d. Kemudian pada tempat ratusan ditambahkan 2 manik 2 Bentuk akhir ini menunjukkan hasil penjumlahan 146 + 245 = 1681 (seribu enam ratus delapan puluh satu) C. Menjelaskan operasi pengurangan pada bilangan asli Melakukan operasi pengurangan juga selalu dimulai dengan mengurangkan satuan terlebih dahulu, diikuti puluhan, kemudian ratusan, dan berikutnya ribuan, demikian seterusnya. 1. Menunjukkan/memperagakan operasi pengurangan : 247 12 =

a. Mula-mula diperagakan (dengan dekak-dekak) lambang bilangan 247. b. Selanjutnya tempat satuan diambil 2 buah manik-manik menjadi : c. Berikutnya tempat puluhan diambil buah manik-manik menjadi : d. Dan yang terakhir tempat ratusan diambil 1 buah manik-manik menjadi : Artinya : 247 12 = 115 2. Memperagakan Operasi Pengurangan : 1427 275 =.. a. Mula-mula tunjukkan bilangan 1427 dengan dekak-dekak b. Kemudian tempat satuan diambil 5 buah manik sehingga dekak-dekak akan tampak seperti di samping : c. Berikutnya proses pengurangan manik pada tempat puluhan. Di tempat puluhan akan diambil 7 buah manik atau senilai 70, tetapi pada tempat puluhan hanya tersedia 2 manik yang bernilai 20 sehingga kita perlu meminjam 1 manik ratusan yang nilainya 100 (setara dengan 10 manik puluhan). Sekarang kita punya 12 manik puluhan yang kemudian dikurangi dengan 7, sedangkan 5 manik sisanya diletakkan di tempat puluhan hingga tampak seperti di samping : 4

d. Langkah terakhir adalah mengambil 2 manik pada tempat ratusan (yang nilainya 200). Gambar terakhir menunjukkan bilangan 1152. Dengan demikian 1427 275 = 1152. 5