BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

II. LANDASAN TEORI. Definisi 1 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear) Definisi 2 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Taklinear)

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

Analisis Kestabilan Model Veisv Penyebaran Virus Komputer Dengan Pertumbuhan Logistik

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

BAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Diferensial Definisi 1 [Sistem Persamaan Diferensial Linear (SPDL)]

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini, akan diuraikan definisi-definisi dan teorema-teorema yang

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al.,

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB II LANDASAN TEORI

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab II Teori Pendukung

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIS DENGAN PERTUMBUHAN LOGISTIK DAN MIGRASI TUGAS AKHIR

ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kestabilan Global Model Epidemik SIRS menggunakan Fungsi Lyapunov

BAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

PEMODELAN MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT VIRUS EBOLA DAN ANALISIS PENGARUH PARAMETER LAJU TRANSMISI TERHADAP PERILAKU DINAMISNYA TUGAS AKHIR SKRIPSI

ANALISIS STABILITAS MODEL EPIDEMIK SEIV (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-INFECTED-VACCINATED) PADA PENYEBARAN PENYAKIT HEPATITIS B DI KABUPATEN JEMBER

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEII T (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL- ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TUGAS AKHIR SKRIPSI

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna Memperoleh derajat Sarjana S-1

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT

BIFURKASI PADA MODEL SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN WAKTU TUNDA DAN LAJU PENULARAN BILINEAR SKRIPSI

Suatu sistem persamaan diferensial dinyatakan sebagai berikut : Misalkan suatu sistem persamaan diferensial (SPD) dinyatakan sebagai

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT TUGAS AKHIR

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kestabilan Model SIRS dengan Pertumbuhan Logistik dan Non-monotone Incidence Rate

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA

Eksistensi dan Kestabilan Model SIR dengan Nonlinear Insidence Rate

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL MATEMATIKA SACR PENYEBARAN VIRUS HEPATITIS C PADA PENGGUNA NARKOBA SUNTIK SKRIPSI. memperoleh gelar Sarjana Sains

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM ENDEMIK MODEL EPIDEMI SEIV DENGAN LAJU PENULARAN NONLINEAR

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

KESTABILAN TITIK TETAP MODEL PENULARAN PENYAKIT TIDAK FATAL

ANALISIS KESTABILAN MODEL MATEMATIKA MSIR PADA PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT HEPATITIS B DENGAN PEMBERIAN VAKSINASI SKRIPSI

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

ANALISIS STABILITAS DAN OPTIMAL KONTROL PADA MODEL EPIDEMI TIPE SIR DENGAN VAKSINASI

BAB III PEMBAHASAN. genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENULARAN PENYAKIT GONORE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan sistem dinamik kontinu dan sistem dinamik yang. menggunakan waktu diskrit disebut dengan sistem dinamik diskrit.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PENYELESAIAN NUMERIK DAN ANALISA KESTABILAN PADA MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN PENULARAN PADA PERIODE LATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PEMBAHASAN. optimal dari model untuk mengurangi penyebaran polio pada dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan diferensial Persamaan diferensial merupakan persamaan yang melibatkan turunanturunan dari fungsi yang tidak diketahui (Waluya, 2006). Contoh 2.1 : Diberikan persamaan diferensial 1. = 3 1 2. = 2 Jika suatu persamaan diferensial hanya memiliki satu variabel bebas, turunannya merupakan turunan biasa dan persamaannya disebut persamaan diferensial biasa. Jika terdapat dua atau lebih variabel bebas, turunannya merupakan turunan parsial dan persamaannya disebut persamaan diferensial parsial. Contoh 2.1 nomor 1 merupakan persamaan diferensial biasa karena memiliki satu variabel bebas yaitu, sedangkan contoh 2.2 nomor 2 disebut persamaan diferensial parsial karena memiliki dua variabel bebas yaitu dan. Sistem persamaan diferensial merupakan suatu sistem yang terdiri dari dua atau lebih persamaan diferensial. Diberikan sistem persamaan diferensial : = ( ) (2.1) dengan =,,,, =,,, dan =,, R. Persamaan (2.1) dapat ditulis dalam bentuk sistem persamaan berikut : = 1 1, 2, = 2 1, 2, (2.2) = 1, 2,, Jika,, masing-masing linear pada,, maka sistem (2.2) disebut sistem persamaan differensial linear yang dapat dituliskan dalam bentuk :

= = (2.3) = ( ) ( ) Selanjutnya sistem dapat ditulis menjadi : = dengan A matrik ukuran n x n, dan =,,. Contoh 2.2 : Diberikan sistem persamaan diferensial linier = 2 1 3 2 = 4 1 2 2 Persamaan (2.1) disebut sistem nonlinier jika tidak dapat dinyatakan dalam bentuk sistem (2.3). Contoh 2.3 : Diberikan sistem persamaan diferensial nonlinier = 2 1 2 2 = 1 2 12 2 2.2 Titik Kesetimbangan Sistem (2.2) dikatakan setimbang jika sistem tersebut tidak mengalami perubahan sepanjang waktu (konstan), artinya,,,. Berikut diberikan definisi tentang kestabilan titik kesetimbangan (equilibrium): Definisi 2.1 (Perko, 1991) Titik kesetimbangan x R dari sistem (2.1) dikatakan : a. Stabil lokal jika untuk setiap > 0 terdapat > 0 sedemikian sehingga untuk solusi ( ) yang memenuhi < maka berakibat < untuk setiap. II-2

b. Stabil asimtotik lokal jika titik kesetimbangan stabil dan terdapat bilangan > 0 sehingga untuk setiap solusi ( ) yang memenuhi < berakibat lim = c. Tidak stabil jika titik kesetimbangan tak memenuhi (a). Jika untuk sembarang titik awal, solusi sistem persamaan diferensial ( ) berada dekat dengan titik equilibrium maka titik equilibrium stabil global. Sementara itu jika untuk sembarang titik awal, solusi Sistem persamaan diferensial ( ) berada dekat dengan titik equilibrium dan untuk membesar menuju tak hingga ( ) konvergen ke, maka titik equilibrium stabil asimtotik global. 2.3 Matriks Jacobian Definisi 2.2 (Hale, 1991) Diberikan = (,, ) pada sistem ( 2.1) dengan, = 1,2,,. ( ) ( ) = ( ) ( ) dinamakan matriks Jacobian dari di titik. Definisi 2.3 (Anton, 1998) Jika adalah sebuah matriks, maka suatu vektor taknol pada disebut vektor eigen dari jika untuk suatu skalar yang disebut nilai eigen dari, berlaku = (2.4) Vektor disebut vektor eigen yang bersesuaian dengan. Untuk menentukan nilai eigen dari matriks yang berukuran, maka persamaan (2.4) dapat dituliskan sebagai berikut : ( ) = (2.5) dimana merupakan matriks identitas. Agar dapat menjadi nilai eigen, harus terdapat satu solusi taknol dari persamaan (2.5). Persamaan (2.5) memiliki solusi taknol jika dan hanya jika : II-3

( ) = (2.6) Persamaan (2.6) disebut parsamaan karakteristik. Kestabilan dari titik kesetimbangan pada sistem (2.1) dapat ditentukan berdasarkan nilai eigen dari matriks Jacobian. Kriteria kastabilan titik kasetimbangan pada sistem (2.1) disajikan pada teorema berikut : Teorema 2.1 (Hale, 1991) a. Jika semua nilai eigen dari matriks jacobian mempunyai bagian real negatif, maka titik kesetimbangan dari sistem (2.1) stabil asimtotik. b. Jika terdapat nilai eigen dari matriks jacobian mempunyai bagian real positif, maka titik kesetimbangan dari sistem (2.1) tidak stabil. Jika persamaan karakteristik yang diperoleh cukup rumit untuk mencari akar-akar karakteristiknya, maka untuk menentukan apakah semua akar-akar karakteristiknya memiliki bagian real negatif dapat digunakan kriteria Routh- Hurwitz. Teorema 2.2 (R. J. Iswanto, 2012) Diberikan persamaan karakteristik P λ, dengan =, > 0. Untuk n = 2, kondisi Routh-Hurwitz sebagai berikut : > 0, > 0. Untuk n=3, kondisinya : > 0, > 0, >. Untuk n=4, kondisinya : > 0, > 0, > 0, >, >. Jika kriteria Routh- Hurwitz terpenuhi, maka titik kesetimbangan stabil asimtotik lokal. 2.4 Model SEIRS Pada model SEIRS, populasi dibagi menjadi 4 kelas yaitu, susceptible (S), kelas populasi terjangkit exposed (E), kelas populasi terinfeksi infected (I), dan yang terakhir kelas recovered (R) yakni kelas yang sembuh terhadap penyakit yang dibicarakan. Pada model SEIRS, individu hanya mengalami kekebalan sementara, dengan kata lain setelah individu memasuki kelas recovered (R) ia akan masuk kembali ke kelas rentan atau kelas susceptible (S). Dalam model SEIRS ini digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: II-4

a. Populasi tertutup dan konstan. b. Penyakit tidak fatal. c. Individu yang lahir masuk kedalam kelas susceptible (S). d. Laju kelahiran sama dengan laju kematian alami.. e. Laju kontak diperhatikan, dinyatakan dengan > 0. f. Laju perubahan individu dari kelas exposed menjadi infected diperhatikan, dinyatakan dengan > 0. g. Laju kesembuhan penyakit diperhatikan, dinyatakan dengan > 0. h. Individu yang sembuh hanya mengalami kekebalan sementara, sehingga individu tersebut masuk kembali kekelas rentan atau susceptible (S) dinyatakan dengan > 0. Berdasarkan asumsi tersebut, diperoleh diagram transfer dari model SEIRS sebagai berikut: Gambar 2.1 Diagram Transfer Model SEIRS Berdasarkan diagram transfer di atas maka diperoleh sistem persamaan differensial sebagai berikut: = (2.6.a) = (2.6.b) = ( ) (2.6.c) = (2.6.d) = (2.6.e) II-5

Sistem persamaan differensial (2.6) mempunyai solusi (,,, ) sebagai himpunan Φ = (,,, ) 0, 0, 0, 0, =. 1. Titik Ekuilibrium (Kesetimbangan) Sebelum menentukan titik ekuilibrium dari model, maka sistem (2.6) akan direduksi terlebih dahulu. Tujuannya agar proses pengerjaan dalam menentukan sifat kestabilannya tidak terlalu rumit dan hasil yang diperoleh lebih sederhana. Persamaan yang akan dihilangkan dari sistem (2.6) yaitu persamaan (2. 6.d) dan (2.6.e), sehingga sistem (2.6) akan menjadi = (2.7.a) = (2.7.b) = ( ) (2.7.c) Solusi sistem (2.7) merupakan himpunan =,, 0, 0, 0,. a) Titik ekuilibrium bebas penyakit Titik ekuilibrium bebas penyakit menandakan bahwa dalam suatu populasi tidak ada individu yang terinfeksi oleh penyakit yang dibicarakan, sehingga. Titik ekuilibrium bebas penyakit dinotasikan sebagai (,, ). Berdasarkan persamaan (2.7.c) diperoleh 0 Kemudian Subtitusikan ke persamaan (2.7.a) = ( ) II-6

= Untuk memperoleh nilai, harus ditentukan terlebih dahulu nilai. Nilai dapat ditentukan dengan cara subtitusikan ke persamaan (2.6.d) 0 Sehingga diperoleh titik ekuilibrium bebas penyakit,, =,0,0. b) Titik Ekuilibrium Endemik Penyakit Endemik merupakan suatu keadaan jika dalam suatu populasi selalu terdapat individu yang terinfeksi penyakit, sehingga 0. Titik ekuilibrium endemik penyakit dinotasikan sebagai (,, ). Berdasarkan persamaan (2.7.c), diperoleh = = Kemudian subtitusikan ke persamaan (2.7.b), sehingga diperoleh = = ( ) Selanjutnnya subtitusikan menjadi : ke persamaan (2.7.a), sehingga persamaan tersebut II-7

( ) ( ) ( ) = ( ) = = ( ) ( ) ( ) ( ) = ( ) ( ) Untuk mendapatkan nilai, harus ditentukan terlebih dahulu nilai dari. Subtitusikan ke persamaan (2.6.d). ( ) ( ) ( ) ( ) = ( ) ( ) = ( ) ( ) ( ) ( ) = ( ) = ( ) ( ) = = = ( ) = ( ) II-8

= Selanjutnya subtitusi ke. = = = Kemudian subsitusikan ke. = = = Jadi, titik ekuilibrium endemik penyakit (,, ) = ( ),, 2. Kestabilan Titik Ekuilibrium Setelah diperoleh titik ekuilibrium, selanjutnya akan diselidiki kestabilan titik ekuilibriumnya. Kestabilan titik ekuilibrium dapat dilihat menggunakan Matriks Jacobian. Matriks Jacobian dari model SEIRS adalah :,, = dengan II-9

,, =,, =,, = Kemudian ditentukan terlebih dahulu turunan dari masing-masing fungsi terhadap variabelnya, sehingga diperoleh : (,, ) = ; (,, ) ; (,, ) = ; (,, ) = ; (,, ) = ( ) ; (,, ) = ; (,, ) ; (,, ) = ; (,, ) = ( ) ; Turunan yang telah diperoleh kemudian dibentuk kedalam matriks jacobian sebagai berikut : 0,, = 0 a) Kestabilan titik ekuilibrium bebas penyakit. Kestabilan titik ekuilibrium bebas penyakit dapat diselidiki dengan cara subtitusikan titik ekuilibrium bebas penyakit,, =,0,0 ke matriks,,, sehingga diperoleh :,, = 0 0 0 Jumlah populasi ketika bebas penyakit yaitu =. Karena = dan = =, maka =. Sehingga matriks,, menjadi :,, = 0 0 0 Kemudian akan dicari nilai eigen dari matriks di atas II-10

0 0 0 0 0 0,, 0 0 0 0 0 0 Sehingga didapatkan persamaan karakteristiknya sebagai berikut : Kemudian akan ditentukan nilai eigen dari persamaan karakteristik di atas, dengan penyelesaian sebagai berikut : = ( )( ) Misalkan = ( )( ) dan = Maka persamaan di atas menjadi dengan = = 4 2 = 4 2 = 1 ( ) jika < ( ) maka dan bernilai real negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa titik kesetimbangan bebas penyakit,, =,0,0 stabil asimtotik lokal jika < ( ). II-11

b) Kestabilan titik ekuilibrium endemik penyakit. Kestabilan titik ekuilibrium endemik penyakit dapat dilihat dengan cara subtitusikan titik ekuilibrium (,, ) ke matriks,,, sehingga diperoleh : 0,, = 0,, = 0 0 Kemudian akan dicari nilai eigen dari matriks di atas,, 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Berdasarkan determinan dari matriks karakteristiknya sebagai berikut : di atas, maka diperoleh persamaan II-12

Misalkan =, =, =, = Misalkan : = 1 = = = Sehingga persamaan karakteristik di atas menjadi : Berdasarkan Teorema 2.1 (kriteria Routh Hurwitz), titik ekuilibrium endemik penyakit (,, ) stabil asimtotik lokal jika > 0, > 0, >. Sekarang, akan dibuktikan bahwa > 0, > 0, >. (a) Akan ditunjukkan > 0. = Subtitusi ke, sehingga = Selanjutnya subtitusikan ke, sehingga persamaannya menjadi : = ( ) ( ) = Karena = dan =, maka II-13

= = = Sehingga terbukti > 0. (b) Akan ditunjukkan > 0. = > 0 = > 0 Terbukti > 0. (c) Akan ditunjukkan >. > jika dan hanya jika > 0. = = = = = = = = > 0 > 0, sehingga terbukti >. II-14

Berdasarkan Teorema 2.2 (kriteria Routh Hurwitz), terbukti bahwa titik ekuilibrium endemik penyakit (,, ) stabil asimtotik lokal. II-15