KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

PENGANTAR. Ir. Suprapti

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

: 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid. r/ l...:. ; 0' ~ /'

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

LAPORAN KINERJA (LKJ)

I. EVALUASI UPSUS 2015

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A

PEMANTAUAN DAN EVALUASI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN I 2016

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN II 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

LAPORAN KINERJA TA. 2014

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Laporan Tahunan. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Tahun Anggaran Kementerian Pertanian Republik Indonesia

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2014 Direktur Pupuk dan Pestisida, Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN


PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2013

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA

STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan... 7

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terus berupaya meningkatkan peran melalui penyediaan infrastruktur pada aspek perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian yang mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada padi, jagung dan kedelai. Pencapaian sasaran strategis ini sejalan dengan pencapaian nawacita kabinet kerja periode ini dalam pembangunan infrastruktur pertanian khususnya melalui kegiatan perluasan sawah dan rehabilitasi jaringan irigasi. Sebagaimana tujuan dan sasaran tahun 2015 yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019, Ditjen PSP sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melaksanakan program/kegiatan sebagaimana yang diperjanjikan dalam Perjanjian kinerja antara Dirjen PSP dengan Menteri Pertanian pada tahun 2015. Selanjutnya hasil pencapaian kinerja tersebut akan dijelaskan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen PSP tahun 2015. Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka telah disusun Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2015 yang memuat hal-hal menyangkut pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome) dan keluaran (output) yang mendukung. Disadari bahwa Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2015 masih perlu penyempurnaan. Untuk itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan di masa yang akan datang. Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP. 19601024 198703 1001 i

IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta memenuhi instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka dilaksanakan Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PSP. Penyusunan Laporan Kinerja ini didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (PK) Ditjen PSP, dengan megacu pada Peraturan Presiden Nomor. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Pertanian, telah ditetapkan tugas pokok dan fungsi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu mendorong upaya penyediaan infrastruktur menyangkut aspek perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian yang mendukung pembangunan subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Dalam pelaksanaan tugas dimaksud, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian didukung oleh 6 unit kerjas eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Pupuk dan Pestisida dan Sekretariat Direktorat Jenderal. Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai motor penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk mendukung pembangunan industri berbasis pertanian (bioindustri) dalam rangka kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan pula misi sebagai berikut : (1). Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan; (2). Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan lahan dan pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di pedesaan; (3). Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian yang fleksibel dan sederhana; (4). Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, penggunaan, dan pengawasan pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, ii

waktu, mutu dan harga); (5). Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida; (6). Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian dan kelembagaan alat dan mesin pertanian; (7). Mewujudkan sistem manajemen dan administrasi pembangunan prasarana dan sarana pertanian berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Pada tahun 2015, sesuai dengan penetapan kinerja Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian, telah ditetapkan sasaran program yaitu Penambahan luas pertanaman yang diukur melalui 2 indikator kinerja yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi seluas 23.000 Ha dan jumlah penambahan luas tanam padi seluas 600.000 Ha. Dari pengukuran 2 indikator kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa 1 indikator yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi tercapai 18.789 Ha dari target seluas 23.000 Ha (81,96%), termasuk kategori berhasil, sedangkan 1 indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam padi tercapai 312.646 Ha dari target 600.000 Ha (52,11%) termasuk kategori kurang berhasil. Pengukuran capaian indikator kinerja penambahan luas baku lahan dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi kegiatan perluasan sawah TA. 2015 dengan target, sedangkan pengukuran indikator kinerja penambahan luas tanam padi dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi Jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2015 dengan angka target penambahan luas tanam padi yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja. Angka realisasi perluasan sawah adalah angka realisasi per 31 Desember 2015. Angka realisasi luas tanam tahun 2015 adalah angka yang dirilis oleh BPS per 25 Januari 2016, sedangkan angka luas tanam tahun 2014 adalah angka tetap yang dirilis oleh BPS. Secara umum, jumlah penambahan luas tanam padi pada tahun 2015 dibandingkan tahun sebelumnya tercapai peningkatan sebesar 2,29% atau terjadi peningkatan sebesar 312.646 Ha. Berdasarkan peningkatan ini, dapat dikatakan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian melalui dukungan kegiatan prasarana dan sarana pertanian yang dilaksanakan sepanjang tahun 2015 berhasil mendukung capaian luas tambah tanam padi di tengahtengah terjadinya pengaruh el nino yang kuat. Namun secara target PK Ditjen PSP, capaian Indikator Jumlah penambahan Luas tanam padi pada tahun 2015 yang dikontribusikan melalui kegiatan utama pengembangan jaringan irigasi termasuk kurang berhasil, hal ini karena beberapa kendala yang dihadapi, sebagai berikut : 1) Kebijakan; Adanya kebijakan tidak boleh duplikasi dengan kegiatan lain dari Kementerian Pertanian mengakibatkan mundurnya transfer dana dan pekerjaan fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi. iii

2) Administrasi; Adanya revisi DIPA sehingga terjadi realokasi antar kabupaten dan antar provinsi. 3) Geografis; kondisi iklim pada tahun 2015 dipengaruhi oleh el nino Moderat hingga Kuat dengan index yang kuat pada angka 2,48 yang notabene melebihi index el nino kuat tahun 1997 yaitu 2,43. Apabila pada tahun 1997 dengan index el nino yang kuat menghasilkan luas tanam padi sebesar 10.105.741 Ha menurun tajam dari luas tanam tahun 1996 yaitu seluas 11.797.984 atau menurun sebesar 14,34%, namun pada tahun 2015 ini, dengan index el nino kuat pada 2,48, masih dapat mencapai luas tanam seluas 13.981.580 Ha dari tahun sebelumnya seluas 13.668.934 Ha atau surplus sebesar 2,29% dari tahun sebelumnya walaupun angka ini masih dibawah dari target PK Ditjen PSP. Bila dibandingkan dari kejadian el nino tahun 1997 yang berakibat penurunan luas tanam sebesar 14,34% dengan el nino tahun 2015 yang dapat menambah luas tanam sebesar 2,29%, boleh dikatakan Ditjen PSP berhasil. 4) Fisik; Sebagian kecil fisik kegiatan pengembangan jaringan irigasi dapat diselesaikan menjelang akhir tahun, sehingga kontribusi terhadap penambahan luas tanam belum seluruhnya dapat dimanfaatkan pada tahun anggaran berjalan, tetapi dapat dimanfaatkan pada musim tanam berikutnya. 5) Perencanaan Kinerja ; penetapan target jumlah penambahan luas tanam padi seluas 600.000 ha diperhitungkan dengan kontribusi pengembangan jaringan irigasi yang dialokasikan pada tahun 2015 dengan asumsi penambahan IP sebesar 0,5 dan bukan ditetapkan dengan mempertimbangkan capaian penambahan luas tanam beberapa periode tahun ke belakang sehingga terjadi penetapan target yang cukup tinggi. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan anggaran tahun 2015 melalui dana APBN senilai Rp3.205.732.300.000,00. Dalam perjalanan tahun anggaran tepatnya Bulan Maret 2015 terjadi penambahan anggaran melalui dana APBNP, sehingga total anggaran Ditjen PSP adalah senilai Rp14.392.200.941.000,00. Dari total anggaran tersebut, kegiatan dilaksanakan oleh Ditjen PSP, Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian yang sebagian besar dana tersebut dialokasikan di daerah dalam bentuk Dana Tugas Pembantuan senilai Rp10.827.043.416.000,00 dan Dana Dekonsentrasi sebesar Rp678.180.980.000,00 dan juga dana satker pusat senilai Rp2.886.976.545.000,00. Secara total sampai dengan 31 Desember 2015, realisasi penyerapan anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian iv

adalah senilai Rp. Rp. 12.978.293.505.478,00 dari target anggaran Rp. 14.392.200.941.000,00 atau sebesar 90,18%. Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian ke depan, maka perlu dilakukan langkah nyata mulai dari proses perencanaan hingga implementasi pelaksanaan kegiatan di lapang melalui : 1). Perbaikan/review dokumen perencanaan, 2). Peningkatan pembinaan dan pengawalan mulai dari penyusunan RAB kegiatan, pemberkasan bansos, transfer dana dan pelaksanaan konstruksi, 3). Peningkatkan sistim monitoring dan pengendalian untuk dapat mengidentifikasi permasalahan dan solusinya sejak dini serta 4). Peningkatan koordinasi dan dukungan seluruh stakeholders baik di pusat maupun daerah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian, dan 5). Peningkatan tindakan preventif dan antisipasi terhadap kondisi perubahan iklim yang terjadi. v

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... IKHTISAR EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii vi viii ix x xi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Kedudukan Tugas dan Fungsi... 2 1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja... 2 1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia... 6 1.5. Dukungan Anggaran... 7 II. PERENCANAAN KINERJA... 10 2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 2019... 10 2.1.1. Visi... 10 2.1.2. Misi... 10 2.1.3. Tujuan dan Sasaran... 11 2.1.4. Arah Kebijakan... 11 2.1.5. Rencana Aksi... 15 2.1.6. Program dan Kegiatan... 15 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015... 16 III. AKUNTABILITAS KINERJA... 17 3.1. Capaian Kinerja Organisasi... 17 3.1.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran... 17 3.1.2 Pencapaian Sasaran Program Ditjen PSP Tahun 2015... 17 3.1.3 Analisis Capaian Sasaran Program Ditjen PSP TA. 2015... 18 vi

3.1.3.1. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015 terhadap Tahun 2014 dan Beberapa Periode Sebelumnya serta Periode Jangka Menengah... 18 3.1.3.1.1 Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi... 18 3.1.3.1.2 Jumlah Penambahan Luas tanam Padi... 21 3.1.3.2. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015 atas efisiensi penggunaan sumber daya... 26 3.1.3.3 Analisis Capaian Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian Lainnya Pendukung Pencapaian Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai... 28 3.1.3.3.1 Pupuk, Benih, Alsintan, Pengembangan Metode Hazton, SRI, Optimasi lahan, PAT PIP Kedelai, Optimasi Pertanian dengan Budidaya Varietas Unggul, Pengendalian OPT dan DPI, Pembiayaan Pertanian... 28 3.1.3.3.2 Pendampingan Kegiatan oleh TNI AD... 35 3.1.3.3.3 Pendampingan Penyuluh dan Perguruan Tinggi (Dosen dan Mahasiswa)... 37 3.1.3.3.4 Dukungan Manajemen... 40 3.1.4 Tambahan Informasi Lainnya... 41 3.2 Realisasi Anggaran... 51 3.2.1 Realisasi Anggaran Ditjen PSP TA. 2015... 51 3.2.2 Efisiensi Penggunaan Anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian... 53 3.3 Hambatan dan Kendala... 54 3.4 Upaya dan Tindak Lanjut... 56 IV. PENUTUP... 58 LAMPIRAN...... 60 vii

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen PSP TA. 2015... 16 Tabel 2 : Capaian Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2015... 18 Tabel 3 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi TA. 2015... 19 Tabel 4 : Perbandingan Capaian Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi TA. 2015 dengan TA. 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019... 19 Tabel 5 : Capaian Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan Perbandingan Capaian Luas Tanam Padi Tahun 2015 dengan Tahun 2014... 22 Tabel 6 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2015... 22 Tabel 7 : Penambahan Luas Tanam dan Persentase Penambahan Luas Tanam 2011-2015... 23 Tabel 8 : Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2015 dan perbandingan Capaian penambahan Luas Tanam Padi Tahun 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019... 23 Tabel 9 : Capaian PJI tahun 2015 dan Perbandingan Capaian PJI Tahun 2015 dengan Tahun 2014 dan Jangka Menengah Renstra 2015-2019... 24 Tabel 10 : Bantuan Pupuk Mendukung Upsus Padi dan Jagung... 28 Tabel 11 : Bantuan Pupuk Bersubsidi Tahun 2015... 29 Tabel 12 : Bantuan Alat dan Mesin Pertanian Tahun 2015... 31 Tabel 13 : Capaian Kegiatan Dukungan Manajemen Ditjen PSP... 40 Tabel 14 : Daftar Pagu dan Realisasi Ditjen PSP Per Kewenangan... 51 Tabel 15 : Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Eselon II... 52 Tabel 16 : Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran per Kegiatan... 52 Tabel 17 : Daftar Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen PSP per Pelaksana... 53 viii

DAFTAR GRAFIK DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1 : Target dan Realisasi Perluasan Sawah TA. 2011-2015... 20 Grafik 2 : Target dan Realisasi Anggaran Perluasan Sawah TA. 2011-2015... 20 Grafik 3 : Realisasi Luas Tanam 2010-2015... 23 Grafik 4 : Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2011-2015... 25 Grafik 5 : Anggaran Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2011-2015... 25 Grafik 6 : Anggaran kegiatan perluasan sawah dan PJI TA.2014-2015... 27 Grafik 7 : Realisasi Luas Tanam Tahun 2014 dan 2015... 27 Grafik 8 : Hubungan Luas Tanam Padi dengan Index El nino... 27 ix

DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 : Tanam Serentak di Desa Tambong, Kec Babat, Kab Banyuwangi... 36 Gambar 2 : Tanam Serentak di Desa Kalibaru Wetan, Kec Kalibaru, Kab Banyuwangi... 36 Gambar 3 : Dukungan Aparat TNI di Kab. Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.. 37 Gambar 4 : Pengawalan Penyuluh dalam rangka UPSUS PAJALE... 39 Gambar 5 : Kegiatan Pelatihan Pertanian mendukung UPSUS... 39 Gambar 6 : Pengawalan Mahasiswa terkait Pengenalan Mekanisasi Pertanian pada Kelompok Tani Budaya, Desa Mekerasih, Kec. Banyusari Kab. Karawang... 40 Gambar 7 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Subang, Prov Jawa Barat. 42 Gambar 8 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Tanjab Timur, Prov Jambi.. 42 Gambar 9 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Pinrang, Prov Sulsel... 43 Gambar 10 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Wajo, Prov Sulsel... 43 Gambar 11 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Sumbawa Barat, Prov NTB 44 Gambar 12 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kota Bima, Prov NTB... 44 Gambar 13 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Sikka, Prov NTT... 45 Gambar 14 : Pengembangan Jaringan Irigasi di Kab. Lebak, Prov Banten... 45 Gambar 15 : Pengembangan SRI di Kab Pemalang, Prov Jawa Tengah... 46 Gambar 16 : Optimasi Lahan di Kab Aceh Tamiang, Prov Aceh... 46 Gambar 17 : Perluasan Sawah di Kab. Dharmas Raya Prov Sumatera Barat... 47 Gambar 18 : Mekanisasi Pertanian di Kab Sukoharjo, Prov Jawa Tengah... 48 Gambar 19 : Penggunaan TR 4 di Kab Bojonegoro, Prov Jawa Timur... 48 Gambar 20 : Penggunaan Transplanter di Kab Bojonegoro, Prov Jawa Timur... 49 Gambar 21 : Penggunaan Excavator Mini di Kab Bojonegoro, Prov Jawa Timur.. 49 Gambar 22 : Pembangunan UPPO di Kab Purworejo, Prov Jawa Tengah... 50 Gambar 23 : Pembangunan UPPO di Kab Cilacap, Prov Jawa Tengah... 50 x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Struktur Organisasi Ditjen PSP Tahun 2015... 61 Lampiran 2 : Jumlah Pegawai Ditjen PSP Tahun 2015... 63 Lampiran 3 : Rencana Aksi Indikator Kinerja Utama Ditjen PSP Tahun 2015... 65 Lampiran 4 : Perjanjian Kinerja Ditjen PSP Tahun 2015 (Semula)... 70 Lampiran 5 : Perjanjian Kinerja Ditjen PSP Tahun 2015 (Revisi)... 75 Lampiran 6 : Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan pembangunan Tahun 2015-2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (Program dan Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi dan Perluasan Sawah)... 80 Lampiran 7 : Target Pembangunan dan Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 2015 2019 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian... 82 Lampiran 8 : Luas Tanam Periode Jan Des 2014 dan Jan Des 2015... 83 xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arah pembangunan pertanian ke depan sesuai agenda prioritas kabinet kerja yang tertuang dalam Nawa Cita adalah mewujudkan kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan dimaksud harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan swasembada pangan tersebut, prasarana dan sarana pertanian memiliki peranan yang penting sebagai penggerak pembangunan pertanian. Dalam beberapa dekade ini, kondisi prasarana dan sarana pertanian dihadapkan pada berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang dinamis. Permasalahan dalam pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian yang dihadapi saat ini, sehingga berpengaruh terhadap penurunan produktivitas hasil pertanian dan pencapaian peningkatan produksi pertanian diantaranya : 1). aspek lahan; penguasaan lahan pertanian per kapita yang sempit dan jumlah petani gurem yang semakin meningkat (jumlah petani gurem 13,7 juta KK dan laju peningkatan 2,4 % per tahun) dan terjadinya laju peningkatan konversi lahan pertanian ke lahan non pertanian (+ 110.000 ha/tahun), 2). aspek air; sebagian besar infrastruktur irigasi rusak ringan sampai dengan berat sekitar 53 % sehingga mengalami penurunan fungsi, 3). aspek pembiayaan; terdapat kesenjangan yang sangat lebar antara kebutuhan dana pembangunan pertanian dengan ketersediaan dana pihak perbankan (hasil evaluasi perkembangan penyaluran kredit/ pembiayaan dari perbankan yang hanya berkisar 5,2-5,6% pertahun kepada sektor pertanian), 4). aspek pupuk; penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi belum merata, terutama penggunaan pupuk organik masih sangat rendah sehingga kondisi lahan pertanian semakin menurun produktivitasnya; 5). aspek alsintan; ketersediaan alsin pra panen maupun pasca panen yang belum mencukupi, penempatan dan pemanfaatan alsin yang belum optimal, kemampuan petani yang masih terbatas dalam penggunaan alsin serta kemampuan ekonomi petani pengguna alsintan yang masih rendah. 1

Sejalan dengan kondisi tersebut, Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 telah menetapkan unit organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang secara spesifik menangani prasarana dan sarana pertanian. Tugas pokok dan fungsi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang utama adalah mendorong upaya penyediaan infrastruktur pada aspek perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk dan pestisida, serta alat mesin pertanian. Pada tahun 2015 ini telah ditetapkan Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang organisasi dan tata kerja Kementerian Pertanian, namun belum sepenuhnya diimplementasikan di tahun 2015 ini. Dalam pencapaian tujuan Nawa Cita dimaksud, maka pembangunan infrastruktur pertanian pada TA 2015 mendapatkan peningkatan alokasi anggaran yang sangat signifikan. Utamanya yaitu untuk peningkatan layanan irigasi seluas 3 juta ha dan pembukaan 1 juta ha sawah baru. Untuk memantau capaian kinerja Ditjen PSP dalam tahun anggaran berjalan ini, maka perlu dilakukan penyusunan laporan kinerja. Laporan kinerja ini menjadi pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, pengelolaan sumber daya, kebijakan dan program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sekaligus memenuhi instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 1.2. Kedudukan Tugas, dan Fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi : (1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. (3) Penyusunan norma standar, pedoman dan kriteria di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. (5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2

Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian didukung oleh 6 (enam) Unit Kerja Eselon II, yaitu : 1. Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan 2. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi 3. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian 4. Direktorat Pembiayaan Pertanian 5. Direktorat Pupuk dan Pestisida 6. Sekretariat Direktorat Jenderal. Masing-masing Unit Kerja Direktorat didukung oleh 3 (tiga) sampai 5 (lima) unit Eselon III dan 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) unit Eselon IV. Sedangkan Sekretariat Direktorat Jenderal didukung oleh 4 (empat) unit Eselon III dan 12 (dua belas ) unit Eselon IV. 1.3. Susunan Organisasi dan Tata kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia dengan susunan organisasi yang terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal, 5 unit Direktorat, 24 Unit kerja Eselon III dan 57 Unit kerja Eselon IV. Struktur organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian sebagaimana dalam lampiran 1. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, maka tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut: 1) Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi : a) Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerja sama di bidang prasarana dan sarana pertanian; b) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; 3

c) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; d) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan; dan e) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2) Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perluasan dan pengelolaan lahan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan menyelenggarakan fungsi : a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; b) pelaksanaan kebijakan di bidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang basis data lahan, pengendalian lahan, optimasi, pengembangan dan konservasi lahan, dan perluasan kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; dan e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan. 3) Direktorat Pengelolaan Air Irigasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan air irigasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi menyelenggarakan fungsi : 4

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi; b) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi; c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi; d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan dan optimasi air, dan iklim, konservasi air dan lingkungan hidup, serta kelembagaan pengelolaan air irigasi; e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengelolaan Air Irigasi. 4).Direktorat Pembiayaan Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembiayaan pertanian. a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; b) pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembiayaan program, pembiayaan syariah dan kerja sama, pembiayaan agribisnis, serta kelembagaan dan pemberdayaan agribisnis; dan e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pembiayaan Pertanian. 5) Direktorat Pupuk dan Pestisida mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, 5

dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk dan pestisida pertanian. a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; b) pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penyediaan pupuk organik dan pembenah tanah, pupuk anorganik, dan pestisida, serta pengawasan pupuk dan pestisida; dan e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pupuk dan Pestisida. 6) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang alat dan mesin pertanian. a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian; b) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian; c) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian; d) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan, pengawasan, peredaran, kelembagaan dan pelayanan alat dan mesin pertanian; dan e) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Alat dan Mesin Pertanian. 6

1.4. Dukungan Sumberdaya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 349 orang yang tersebar pada 6 (enam) Direktorat dengan perincian sebagai berikut: Sekretariat Direktorat sebanyak 84 orang, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebanyak 60 orang, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebanyak 65 orang, Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 46 orang, Direktorat Pupuk dan Pestisida sebanyak 58 orang dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebanyak 36 orang. Semua sumber daya Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tersusun secara sistematis untuk mendukung kelancaran kinerja guna mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian. Secara rinci jumlah pegawai Ditjen PSP tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran 2. 1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan anggaran tahun 2015 melalui dana APBN senilai Rp3.205.732.300.000,00. Dalam perjalanan tahun anggaran tepatnya Bulan Maret 2015 terjadi penambahan anggaran melalui dana APBNP, sehingga total anggaran Ditjen PSP adalah senilai Rp14.392.200.941.000,00. Sebagian besar dana tersebut dialokasikan di daerah dalam bentuk Dana Tugas Pembantuan senilai Rp10.827.043.416.000,00 dan Dana Dekonsentrasi sebesar Rp678.180.980.000,00 dan juga dana satker pusat senilai Rp2.886.976.545.000,00. Jumlah Dipa Satker lingkup Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian sebanyak 115 Satker. Dari dana Pusat sebesar Rp2.886.976.545.000,00 digunakan untuk mendukung kegiatan di 6 (enam) Eselon II yaitu Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan senilai Rp11.667.500.000,00, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi senilai Rp28.065.772.000,00 yang terdiri dari Rp9.627.697.000,00 (RM) ditambah dengan anggaran yang bersumber dari bantuan luar negeri senilai Rp18.438.075.000,00 (RK dan RMP). Direktorat Pembiayaan Pertanian senilai Rp506.096.850.000,00 Direktorat Pupuk dan Pestisida senilai Rp224.825.449.000,00, Direktorat Alat dan Mesin Pertanian senilai Rp1.697.998.403.000,00 dan Sekretariat Direktorat Jenderal senilai Rp418.322.571.000,00. 7

Dari alokasi anggaran senilai Rp14.392.200.941.000,00 yang tercantum dalam DIPA Ditjen PSP, yang kegiatannya dilaksanakan oleh Ditjen PSP adalah senilai Rp10.573.633.557.000,00 dan senilai Rp3.818.567.384.000,00 dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian serta Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Adapun penjelasan dari anggaran tersebut sebagai berikut : A. Anggaran tercantum pada Dipa Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut : 1). Direktorat Pupuk dan Pestisida, Ditjen PSP ; Bantuan pupuk mendukung jaringan irigasi tersier senilai Rp764.164.079.000,00. Bantuan pupuk dalam rangka UPSUS padi senilai Rp541.705.384.000,00. Bantuan pupuk dalam rangka UPSUS Jagung senilai Rp24.159.210.000,00. Bantuan pupuk mendukung optimasi pemanfaatan sarana pertanian pada lahan jaringan irigasi tersier senilai Rp64.600.215.000,00. 2). Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan ; Bantuan Benih dalam rangka UPSUS Padi senilai Rp515.153.461.000,00. Bantuan Benih mendukung Optimasi Pemanfaatan Sarana Pertanian Pada Lahan Jaringan Irigasi Tersier senilai Rp25.472.436.000,00. 3). Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Ditjen PSP ; Bantuan pengolahan tanah mendukung optimasi pemanfaatan sarana pertanian pada lahan jaringan irigasi tersier senilai Rp25.419.922.000,00. B. Anggaran tercantum pada Dipa Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut : 1). Direktorat Pupuk dan Pestisida, Ditjen PSP ; Bantuan pupuk dalam rangka UPSUS pengembangan jagung senilai Rp640.790.965.000,00. 2). Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan ; Bantuan Benih dalam rangka mendukung produksi jagung senilai Rp685.982.100.000,00. Pengembangan 1000 desa mandiri benih senilai Rp176.894.283.000,00 8

3). Direktorat Serealia, Ditjen Tanaman Pangan ; Optimasi pertanian padi varietas unggul senilai Rp136.804.500.000,00. Pengembangan padi teknologi Hazton senilai Rp11.846.200.000,00. 4). Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Ditjen Tanaman Pangan ; Percepatan Optimasi PAT-PIP Kedelai senilai Rp387.261.480.000,00. C. Anggaran tercantum pada Dipa Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut ; 1). Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian, BPPSDMP Pengembangan alat dan mesin pertanian Pra Panen senilai Rp28.888.305.000,00 Pengembangan alat dan mesin pertanian Pasca Panen senilai Rp8.504.768.000,00 2). Direktorat Pasca Panen, Ditjen Tanaman Pangan Pengembangan alat dan mesin pertanian Pasca Panen senilai Rp915.168.402.000,00 3). Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Ditjen PPHP Pengembangan alat dan mesin pertanian pengolahan hasil pertanian senilai Rp271.979.200.000,00. D. Anggaran tercantum pada Sekretariat Ditjen PSP, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut : 1). Pusat Penyuluhan Pertanian, BPPSDMP Pengawalan dan pendampingan penyukuhan SDM Pertanian senilai Rp272.128.172.000,00 2). Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian, BPPSDMP Fasilitasi pendampingan mahasiswa dan pengawalan dosen senilai Rp129.009.027.000,00 3). Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP Penyelenggaraan pelatihan pertanian mendukung UPSUS senilai Rp129.260.309.000,00. 4). Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM, BPPSDMP Dukungan manajemen SDM Pertanian mendukung padi, jagung, kedelai senilai Rp665.660.000,00. E. Anggaran tercantum pada Direktorat Pupuk dan Pestisida, dengan pelaksana kegiatan dari direktorat lain sebagai berikut : 1). Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan Pengendalian OPT dan Dampak Perubahan Iklim senilai Rp123.549.081.000,00. 9

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis 2015-2019 Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019 disusun dengan mengacu kepada Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2015 2019 memuat program/kegiatan untuk mendukung pencapaian kedaulatan pangan yang menjadi agenda pemerintah dalam nawacita. Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019 menjabarkan kebijakan sebagai berikut : 2.1.1. Visi Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Mewujudkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai motor penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk mendukung pembangunan industri berbasis pertanian (bioindustri) dalam rangka kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. 2.1.2. Misi Untuk mencapai Visi tersebut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mengemban Misi sebagai berikut : 1) Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan. 2) Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan lahan dan pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di pedesaan 3) Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian yang fleksibel dan sederhana 10

4) Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, penggunaan, dan pengawasan pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga) 5) Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida 6) Mengembangkan sistem mekanisasi pertanian dan kelembagaan alat dan mesin pertanian 7) Mewujudkan sistem manajemen dan administrasi pembangunan prasarana dan sarana pertanian berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas 2.1.3. Tujuan dan Sasaran Tujuan strategis Ditjen PSP adalah Melaksanakan penyediaan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian yang meliputi aspek pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, pembiayaan pertanian, pupuk dan pestisida, serta alat dan mesin pertanian. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran yang ingin dicapai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu Penambahan Luas Pertanaman seluas 1.850.000 Ha. Terwujudnya penambahan luas pertanaman seluas 1.850.000 Ha dicapai melalui kegiatan : 1) Perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan (cetak sawah) seluas 1.000.000 Ha 2) Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air seluas 3.547.714 Ha 2.1.4. Arah Kebijakan Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam rangka menunjang pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani sebagai berikut : 1) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan infrastruktur pertanian aspek lahan adalah adalah pengembangan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. 11

2) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, ditempuh melalui: a) Penambahan Baku Lahan (PBL) b) Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi c) Kesesuaian daya dukung dan agropedoklimat d) Partisipasi dan pemberdayaan petani. e) Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan. 3) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran terwujudnya upaya optimasi, konservasi, pengembangan dan reklamasi lahan pertanian : a) Kebijakan optimasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat petani/peternak pada lahan terlantar, dan lahan yang berpotensi untuk ditingkatkan IP-nya melalui: Kebijakan pengembangan usahatani dan konservasi DAS hulu yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat. Kebijakan Reklamasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat/ petani pada lahan rawa, bekas tambang, dan bekas industri. Kebijakan perbaikan kesuburan lahan sawah melalui pengembangan rumah kompos dan UPPO untuk pemberian/ penambahan bahan organik/ kompos. Peningkatan efektifitas pembelajaran melalui pendampingan. b) Kebijakan peningkatan kesuburan dan produktivitas lahan melalui pengembangan pertanian ramah lingkungan yang dikenal dengan System of Rice Intensification (SRI). 4) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran tercapainya pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil, adalah : a) Diprioritaskan pada kawasan kekeringan dengan mendayagunakan baik air permukaan maupun air tanah. b) Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan dengan cara partisipatif. 5) Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran tercapainya pengembangan jaringan irigasi dan optimasi pemanfaatan air irigasi, adalah: a) Peningkatan fungsi prasarana irigasi, b) Penerapan teknologi hemat air c) Peningkatan partisipasi masyarakat. 12

d) Pengembangan dan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air (P3A), melalui : Peningkatan kemampuan P3A dalam Pengelolaan Air Irigasi dan Produksi Pertanian; Pengelolaan irigasi secara partisipatif; Pengembangan jejaring dan kemitraan P3A. 6) Kebijakan yang terkait dengan pengembangan konservasi air dan lingkungan hidup serta antisipasi perubahan iklim, adalah : a) Pengembangan teknik pemanenan air dengan pembangunan embung. b) Pengembangan teknik penyerapan air ke dalam tanah dengan sumur resapan c) Pengembangan Model Adaptasi Perubahan Iklim (PMAPI) 7). Kebijakan terkait dengan revitalisasi pembiayaan petani dan kelembagaan petani dalam rangka meningkatkan ketersediaan pembiayaan/kredit bagi petani, fokus pada : a) Pembiayaan yang bersumber dari dana perbankan ; b) Pembiayaan yang bersumber dari dana BUMN/ CSR c) Pembiayaan yang bersumber dari dana lembaga Keuangan Non Bank; d) Pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan swasta dan masyarakat; e) Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat tani dan atau f) masyarakat yang peduli terhadap pertanian ; g) Pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah pusat (APBN) dan h) pemerintah daerah (APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota) ; i) Pembiayaan yang bersumber dari lembaga keuangan mikro dan lembaga j) adat yang berkembang di masyarakat; serta sumber pembiayaan lainya. 8). Kebijakan terkait pupuk dan pestisida, adalah: a) Fasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian guna mendorong penerapan pemupukan secara berimbang guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil komoditas pertanian. 13

b) Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida ramah lingkungan. c) Fasilitasi pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida pertanian. 9). Kebijakan pengembangan alsintan, didalamnya memuat beberapa hal sebagai berikut : a) Kebijakan yang terkait dengan sasaran meningkatnya kepemilikan alsintan pada 33 propinsi sebesar 3 5 %, adalah : (a) sosialisasi pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan, (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Kabupaten/Kota guna pemantapan kegiatan kepemilikan alsintan, (c) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan. b) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya penumbuhan dan pengembangan UPJA Pemula, Berkembang dan Profesional, meningkat masing-masing 10%, 10% dan 15% per tahun, adalah : (a) sosialisasi Permentan No.25 Tahun 2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan UPJA, (b) Pembentukan Tim UPJA, (c) kebijakan pemberdayaan dalam pengelolaan UPJA, (d) peningkatan peranan UPJA dalam pengembangan alsintan, (e) kebijakan peningkatan integrasi subsistem pengguna, penyedia alsintan, permodalan dan pembinaan dalam keberlanjutan kelembagaan UPJA. c) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengembangan bengkel alsintan di 33 propinsi, adalah : (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait, (b) peningkatan peranan produsen alsintan dalam pengembangan bengkel, (c) peningkatan keahlian pengelola bengkel alsintan. d) Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang berdayaguna dan berhasilguna di 33 provinsi meliputi : (a) sosialisasi pengawasan alsintan (b) meningkatkan jumlah dan kompetensi petugas pengawas alsintan dan (c) meningkatkan sarana pengawasan alsintan. e) Kebijakan yang terkait dengan kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan di 33 Provinsi dalam rangka peningkatan forum komunikasi dan informasi pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan. 14

2.1.5. Rencana Aksi Dalam pencapaian sasaran program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian telah disusun rencana aksi selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkaian waktu periodik triwulan dengan jenis kegiatan sebagai berikut : 1) Penerbitan pedoman kegiatan PSP 2) Sosialisasi Kegiatan 3) Identifikasi calon petani dan calon lokasi 4) Pengawalan pemberkasan dokumen bansos sampai dengan transfer dana 5) Pengawalan dan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan 6) Pemantauan dan pengendalian secara periodik (triwulan) 7) Evaluasi pelaksanaan kegiatan 8) Pelaporan Rencana Aksi Indikator Kinerja per triwulan selama tahun 2015 sebagaimana dalam lampiran 3. 2.1.6. Program dan Kegiatan Dalam Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019 ditetapkan Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian. Kegiatan yang tersebut dalam program tersebut sebagai berikut : 1) Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian 2) Pengelolaan air irigasi untuk pertanian 3) Penyaluran pupuk bersubsidi 4) Pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian 5) Pelayanan pembiayaan pertanian 6) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian untuk melaksanakan kegiatan 15

yang mendukung Program Kementerian Pertanian. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2015 ditandatangani pada Bulan Maret 2015 (lampiran 4), namun karena terdapat perubahan anggaran pada beberapa kegiatan, maka dilakukan penyesuaian melalui proses revisi dokumen PK pada Bulan November 2015 (lampiran 5). Adapun yang menjadi kesepakatan dalam perjanjian kinerja Ditjen PSP sebagai berikut : Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen PSP TA. 2015 No Sasaran Program Indikator Kinerja Target 1. Penambahan Luas Pertanaman Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi Sumber data : Perjanjian Kinerja Ditjen PSP (Revisi), 2015 23.000 Ha 600.000 Ha Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu Penambahan Luas Pertanaman diukur melalui indikator kinerja ; 1). jumlah penambahan luas baku lahan padi dan 2). jumlah penambahan luas tanam padi. Penambahan luas baku lahan padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu perluasan sawah dan penambahan luas tanam padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu pengembangan jaringan irigasi. Disamping kegiatan utama tersebut, terdapat kegiatan lain yang mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai pada : 1). Pengelolaan air irigasi untuk pertanian, 2). Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian, 3). Pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat dan mesin pertanian, 4). Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, 5). Fasilitasi pupuk dan pestisida, 6). Pelayanan pembiayaan pertanian dan pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP). Pada tahun 2015 ini juga terdapat kegiatan yang mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai yang penganggarannya dialokasikan pada DIPA Ditjen PSP, namun dilaksanakan oleh Ditjen Tanaman Pangan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi 3.1.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2015 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian >100%), (2) berhasil (capaian 80-100%), (3) cukup berhasil (capaian 60-79%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan. 3.1.2. Pencapaian Sasaran Program Ditjen PSP Tahun 2015 Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu Penambahan Luas Pertanaman diukur melalui indikator kinerja : 1). jumlah penambahan luas baku lahan padi dan 2). jumlah penambahan luas tanam padi. Penambahan luas baku lahan padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu perluasan sawah dan penambahan luas tanam padi dikontribusikan melalui kegiatan utama yaitu pengembangan jarigan irigasi. Pengukuran capaian indikator kinerja penambahan luas baku lahan dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi kegiatan perluasan sawah TA. 2015 dengan target, sedangkan pengukuran indikator kinerja penambahan luas tanam padi dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi Jumlah penambahan luas tanam padi tahun 2015 dengan angka target penambahan luas tanam padi yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja. Angka realisasi perluasan sawah adalah angka realisasi per 31 Desember 2015. Angka realisasi luas tanam tahun 2015 adalah angka yang dirilis oleh BPS per 25 Januari 2016, sedangkan angka luas tanam tahun 2014 adalah angka tetap yang dirilis oleh BPS. Dari pengukuran 2 indikator kinerja Ditjen PSP dalam pencapaian sasaran program penambahan luas pertanaman dapat disimpulkan bahwa 1 indikator yaitu jumlah penambahan luas baku lahan padi tercapai 81,69% termasuk 17

kategori berhasil, sedangkan 1 indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam padi tercapai 52,11% termasuk kategori kurang berhasil (Tabel 2). Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2015 No Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Kategori 1. Penambahan luas pertanaman Jumlah penambahan luas baku lahan padi 23.000 Ha 18.789 Ha 81,69 Berhasil Jumlah penambahan luas tanam padi 600.000 Ha 312.646 Ha 52,11 Kurang Berhasil Sumber data : PK dan Hasil Pengukuran Kinerja Ditjen PSP, 2015 3.1.3 Analisis Capaian Sasaran Program Ditjen PSP TA. 2015 Pencapaian sasaran program Ditjen PSP yaitu penambahan luas pertanaman tidak lain adalah untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian khususnya yaitu swasembada padi. Pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian tahun 2015 ini diupayakan melalui program upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (UPSUS PAJALE). Untuk pencapaian sasaran program Ditjen PSP dan mendukung program UPSUS PAJALE, Ditjen PSP mendapatkan sumber dana dari APBN maupun APBNP dalam melaksanakan kegiatan prasarana dan sarana pertanian. Kegiatan utama untuk penambahan luas pertanaman khususnya padi dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan jaringan irigasi dan perluasan sawah, namun selain itu terdapat kegiatan lain yang mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai melalui : a). bantuan alsintan, pupuk, benih, fasilitasi pembiayaan pertanian, b). pendampingan TNI dan c). pendampingan penyuluh maupun Perguruan Tinggi (dosen dan mahasiswa). Pencapaian sasaran program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2015 yaitu penambahan luas pertanaman khususnya mendukung swasembada padi, sebagai berikut : 3.1.3.1. Analisis Capaian Sasaran Program Tahun 2015 terhadap Tahun 2014 dan beberapa periode sebelumnya serta periode jangka menengah 3.1.3.1.1. Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Padi 18