LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016"

Transkripsi

1 DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN DITJEN. PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 i

2 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA 2016, disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Direktorat Irigasi Pertanian, dalam penyelenggaraan program yang telah ditetapkan melalui Perjanjian Kinerja Tahun 2016 selama kurun waktu satu tahun anggaran Hal ini sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP), bahwa untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah serta kualitas pencapaian kinerja perlu disusun Laporan Kinerja. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis perjanjian Kinerja, pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja, maka ruang lingkup Laporan Kinerja memuat hal-hal terkait pencapaian tujuan/sasaran strategis kegiatan aspek irigasi pertanian. Dalam penyusunan Laporan Kinerja ini disadari masih belum sempurna, untuk itu diharapkan saran dan masukan dari semua pihak agar lebih sempurnanya penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian di masa yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah bekerjasama dan memberikan masukan/sumbang saran dalam penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2016 ini disampaikan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan lebih lanjut Jakarta, Januari 2017 D i r e k t u r, Tunggul Iman Panudju NIP i

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Sejalan dengan renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun , program kerja Direktorat Irigasi Pertanian yaitu : 1) Terwujudnya pengembangan sumber air irigasi alternatif dalam skala kecil, baik yang bersumber dari air tanah maupun air permukaan sebanyak unit; 2) Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui kegiatan pengembangan jaringan irigasi seluas ha; 3) Terwujudnya kegiatan pengembangan irigasi rawa seluas seluas ha; 4) Terwujudnya upaya konservasi air dalam rangka pemanfaatan curah hujan efektif dan aliran permukaan untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan sebanyak unit serta Pelaksanaan penyebaran informasi perubahan iklim dan pelaksanaan training adaptasi perubahan iklim di 34 provinsi; 5) Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (P3A) untuk mendorong pola pengelolaan irigasi partisipatif di 34 provinsi, serta ter updated nya data P3A sebagai bagian dari proses pembinaan usaha ekonomi dan pengembangan jaringan irigasi di tingkat usaha tani; 6) Pengembangan basis data sistem pengelolaan dan pemanfaatan air melalui inventarisasi, validasi, dan konsolidasi data dan informasi pengelolaan dan pemanfaatan air di 34 provinsi serta peningkatan sarana dan prasarana pengolahan data dan informasi. Sesuai Perjanjian Kinerja tahun 2016 Direktur Irigasi Pertanian dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, telah ditetapkan sasaran program yaitu Meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian yang diukur melalui 4 indikator kinerja yaitu (1) Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya, (2) Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun, (3) Jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi, dan (4) Jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim. Dari pengukuran 4 indikator tersebut disimpulkan indikator jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya tercapai tercapai ha dari target seluas ha (98,30 %) termasuk kategori Berhasil, indikator jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan ii

4 sumber air yang dibangun tercapai unit dari target unit (99,55 %) termasuk kategori Berhasil, indikator jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim tercapai unit dari target unit (93,91 %) termasuk kategori Berhasil, dan indikator jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi tercapai ha dari ha (75,26 %) termasuk kategori Cukup Berhasil. Dengan pencapaian sasaran kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian tersebut diharapkan dapat mendukung produksi pertanian melalui peningkatan intensitas pertanaman (IP). Dengan adanya peningkatan IP tersebut, kegiatan irigasi pertanian dapat berkontribusi untuk penambahan luas tanam padi seluas ha. Direktorat Irigasi Pertanian mendapat dukungan anggaran melalui dana APBN tahun 2016 sebesar Rp , namun dalam perjalanan tahun anggaran mengalami 2 (dua) kali perubahan yaitu karena kebijakan penghematan tahap I dan penghematan tahap II (self blocking). Sehingga total anggaran Direktorat Irigasi Pertanian setelah penghematan dan revisi daerah menjadi Rp dengan nilai blokir sebesar Rp Anggaran tersebut sebagian besar dialokasikan untuk Bantuan Pemerintah melalui dana tugas pembantuan di Daerah untuk kegiatan fisik pembangunan Infrastruktur Air Irigasi yaitu untuk kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier, Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Irigasi Perpompaan, Pengembangan Irigasi Rawa, dan Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage. Pembagian alokasi anggarannya yaitu untuk dana tugas pembantuan senilai Rp (97,75 %), dana dekonsentrasi Rp (0,51 %), dan dana Pusat senilai Rp (1,73 %). Sampai dengan 30 Desember 2016, realisasi penyerapan anggaran Direktorat Irigasi Pertanian sebesar Rp atau 99,24 % dari target Rp (pagu awal senilai Rp dikurangi blokir senilai Rp ). Kendala yang dihadapi selama Tahun 2016, sehingga realisasi prosentase tingkat capaian untuk beberapa kegiatan kurang dari 100%, diantaranya karena (1) Terjadinya perubahan struktur organisasi baik di Pusat maupun di beberapa satker daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan pejabat pelaksana kegiatan seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan iii

5 Bendahara yang menyebabkan kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan, (2) Adanya perubahan akun sesuai PMK 168/2015 dari Bantuan Sosial menjadi Bantuan Pemerintah, dalam Bantuan Pemerintah kelompok penerima bantuan diharuskan membentuk Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK), sehingga memerlukan waktu pemahaman dan dokumentasi UPKK, (3) Pencairan Bantuan Pemerintah bertahap, Tahap I sebesar 70% dan Tahap II sebesar 30% setelah prestasi pekerjaan mencapai 50%, (4) Kebijakan penghematan/pemotongan anggaran (self blocking) sehingga beberapa kegiatan ditunda bayar pencairan Tahap II (30 %) di Tahun Anggaran 2017, dan (5) Pengaruh faktor alam (iklim) yang mempengaruhi tahap pelaksanaan kegiatan konstruksi. iv

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i IKHTISAR EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kedudukan Tugas, dan Fungsi Organisasi Dukungan Sumber Daya Manusia Dukungan Anggaran Direktorat Irigasi Pertanian... 4 BAB II PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Tahun Visi Misi Tujuan dan Sasaran Arah Kebijakan Rencana Aksi Program dan Kegiatan Perjanjian Kinerja Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Pencapaian Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian Analisis Capaian Sasaran Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tambahan Informasi Lainnya Realisasi Anggaran Kegiatan Irigasi Pertanian Hambatan dan Kendala Upaya dan Tindak Lanjut BAB IV PENUTUP LAMPIRAN v

7 DAFTAR TABEL Tabel 1 Pagu Anggaran Penghematan (Self Blocking) TA Tabel 2 Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Irigasi Pertanian TA Tabel 3 Capaian Indikator Kinerja Tahun Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Capaian kegiatan pengembangan jaringan irigasi periode TA Capaian Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Irigasi Perpompaan periode TA Capaian kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa periode TA Capaian kegiatan Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage TA Tabel 8 Rekapitulasi Pembentukan/Revitalisasi/ dan Legalisasi P3A/GP3A Tabel 9 Perhitungan Kontribusi Penambahan Luas Tanam Tabel 10 Daftar Pagu dan Realisasi Direktorat Irigasi Pertanian vi

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Irigasi Pertanian... 3 Gambar 2 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Aceh Barat Daya Prov. Aceh Gambar 3 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Asahan Prov. Sumatera Utara Gambar 4 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Hulu Sungai Selatan Prov. Kalsel Gambar 5 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Bungo Prov. Jambi Gambar 6 Pengembangan Embung di Kab. Ciamis Prov. Jabar Gambar 7 Pengembangan Embung di Kab. Ngawi Prov. Jatim Gambar 8 Pengembangan Irigasi Permukaan di Kab. Mamuju Prov. Sulbar. 30 Gambar 9 Pengembangan Irigasi Permukaan di Kab. Batanghari Prov. Jambi Gambar 10 Realisasi Anggaran Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 32 Gambar 11 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi perpipaan/perpompaan Gambar 12 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi rawa Gambar 13 Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Konservasi Air dan Antisipasi Perubahan Iklim vii

9 DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Nama Karyawan Direktorat Irigasi Pertanian 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Direktorat Irigasi Pertanian 3. Realisasi Kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian Tahun Realisasi Anggaran Kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2016 viii

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NAWACITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk mewujudkan swasembada pangan tersebut, prasarana dan sarana pertanian memiliki peranan yang penting sebagai penggerak pembangunan pertanian. Komponen prasarana dan sarana yang meliputi lahan, air/irigasi, bibit/benih, pupuk, pestisida, alsintan, investasi dan pembiayaan merupakan elemen penting dalam proses produksi dan sebagai pendukung utama kegiatan usahatani dan usaha lanjutannya. Terkait dengan peningkatan layanan irigasi, maka dilakukan upaya-upaya seperti: a) peningkatan fungsi prasarana; b) penerapan teknologi hemat air; c) peningkatan partisipasi masyarakat; d) pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan Petani Pemakai Air (P3A) melalui peningkatan kemampuan P3A dalam pengelolaan air irigasi dan produksi pertanian, pengelolaan irigasi secara partisipatif, pengembangan jejaring dan kemitraan P3A; e) pengembangan teknik pemanenan air dengan pengembangan embung dan pemanfaatan sumber air tanah dan air permukaan. Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, dalam bentuk kebijakan dan program Direktorat Irigasi Pertanian serta memenuhi Peraturan Presiden RI No. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka dilaksanakan Penyusunan 1

11 Laporan Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian. Penyusunan Laporan Kinerja ini didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK) yang telah ditandatangani oleh Direktur Irigasi Pertanian dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 1.2 Kedudukan Tugas, dan Fungsi Direktorat Irigasi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan dan rehabilitasi irigasi tersier. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Irigasi Pertanian menyelenggarakan fungsi: 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air, serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; 3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air, serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; 4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air, serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; 5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengembangan sumber air, pengembangan jaringan irigasi dan perkumpulan petani pemakai air, serta iklim, konservasi air dan lingkungan hidup; 6) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Irigasi Pertanian. Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Irigasi Pertanian didukung oleh 3 (tiga) Unit Kerja Eselon III dan 1 (satu) Subbagian tata Usaha, yaitu: 1) Subdirektorat Pengembangan Sumber Air; 2

12 2) Subdirektorat Pengembangan Jaringan Irigasi dan Perkumpulan Petani Pemakai air; 3) Subdirektorat Iklim, Konservasi Air dan Lingkungan Hidup; 4) Subbagian Tata Usaha. 1.3 Organisasi Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 45 tahun 2015 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian telah menetapkan unit organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang secara spesifik menangani prasarana dan sarana pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, maka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Irigasi Pertanian didukung oleh 1 (satu) Subbagian Tata Usaha dan 3 (tiga) Subdirektorat yaitu: 1) Subdirektorat Pengembangan Sumber Air; 2) Subdirektorat Pengembangan Jaringan Irigasi dan Perkumpulan Petani Pemakai Air 3) Subdirektorat Iklim, Konservasi Air dan Lingkungan Hidup. Masing-masing Subdirektorat didukung oleh 2 (dua) Eselon IV. Struktur organisasi Direktorat Irigasi Pertanian secara lengkap dapat dilihat pada Bagan 1 berikut ini: D i r e k t u r Kasubbagian Tata Usaha Kasubdit. Pengembangan Sumber Air Kasubdit. Pengembangan Jaringan Irigasi dan P3A Kasubdit. Iklim, Konservasi Air dan LH Kasi Air Permukaan Kasi Pengembangan Jaringan Irigasi Kasi Mitigasi Iklim Kasi Air Tanah Kasi Perkumpulan Petani Pemakai Air Kasi Konservasi Air dan LH Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Irigasi Pertanian 3

13 1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Irigasi Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 64 (enam puluh empat) orang yang terdiri dari Direktur 1 orang, Subdirektorat Pengembangan Sumber Air sebanyak 17 Orang, Subdirektorat Pengembangan Jaringan Irigasi dan Perkumpulan Petani Pemakai Air sebanyak 14 orang, Subdirektorat Iklim, Konservasi Air dan Lingkungan Hidup sebanyak 15 orang, dan subbagian tata usaha sebanyak 17 orang. Semua sumber daya Direktorat Irigasi Pertanian tersusun secara sistematis untuk mendukung kelancaran kinerja guna mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian serta tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian. Secara rinci jumlah pegawai Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2016 dapat dilihat pada Lampiran Dukungan Anggaran Direktorat Irigasi Pertanian Pada Tahun Anggaran 2016 Direktorat Irigasi Pertanian mendapat dukungan anggaran melalui dana APBN sebesar Rp , namun dalam perjalanan tahun anggaran mengalami 2 (dua) kali perubahan yaitu karena kebijakan penghematan tahap I dan penghematan tahap II (self blocking). Dukungan anggaran Direktorat Irigasi Pertanian tersebut, yaitu : 1. Anggaran Awal Pada Tahun Anggaran 2016 sesuai dengan DIPA tanggal 07 Desember 2015, dialokasikan anggaran untuk aspek Irigasi Pertanian sebesar Rp dengan rincian sebagai berikut : 1) Rehabilitasi Jaringan Irigasi : Rp ) Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Perpompaan : Rp ) Pengembangan Irigasi Rawa : Rp ) Pengembangan/pelaksanaan Konservasi Air dan Antisipasi perubahan Iklim : Rp

14 5) Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP) : Rp ) Dukungan Manajemen Aspek Air Irigasi untuk Pertanian (pusat dan daerah) : Rp Anggaran setelah Penghematan Tahap I Pada pertengahan tahun anggaran pemerintah mengeluarkan kebijakan nasional yang mengharuskan adanya penghematan anggaran, sehingga anggaran Direktorat Irigasi Pertanian setelah penghematan menjadi sebesar Rp Adapun rincian anggaran setelah penghematan sesuai revisi DIPA Tanggal 12 Agustus 2016 sebagai berikut : 1) Rehabilitasi Jaringan Irigasi : Rp ) Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Perpompaan : Rp ) Pengembangan Irigasi Rawa : Rp ) Pengembangan/pelaksanaan Konservasi Air dan Antisipasi perubahan Iklim : Rp ) Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP) : Rp ) Dukungan Manajemen Aspek Air Irigasi untuk Pertanian (pusat dan daerah) : Rp Anggaran setelah Penghematan Tahap II (Self Blocking) Menindaklanjuti Instruksi Presiden RI Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/ Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN TA Maka anggaran Direktorat Irigasi Pertanian Tahun Anggaran 2016 dilakukan penghematan Tahap II (blocking) sebesar Rp Adapun rincian anggaran penghematan Tahap II (blocking) sesuai dengan DIPA tanggal 10 November 2016 sebagai berikut : 5

15 NO Tabel 1. Pagu Anggaran Penghematan Tahap II (Blocking) TA KEGIATAN PAGU ANGGARAN (RP) BLOKIR (RP) ANGGARAN TERSEDIA (RP) 1 Rehabilitasi Jaringan Irigasi 726,804,800,000 38,257,940, ,546,860,000 2 Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Irigasi Perpompaan 135,280,000,000 20,318,639, ,961,360,021 3 Pengembangan Irigasi Rawa 240,000,000,000 60,234,000, ,766,000, Pengembangan/ pelaksanaan Konservasi Air dan Antisipasi perubahan Iklim Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP) Dukungan Manajemen Aspek Air Irigasi untuk Pertanian JUMLAH 203,000,000,000 24,516,199, ,483,800,004 11,000,000,000-11,000,000,000 19,097,698,000 4,437,474,320 14,660,223,680 1,335,182,498, ,764,254,295 1,187,418,243,705 6

16 BAB II PERENCANAAN KINERJA Program pengembangan dan rehabilitasi irigasi pertanian dijabarkan dalam Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Tahun Selanjutnya Rencana Strategis Tahun diuraikan secara detail dalam Rencana Kerja Tahunan, sedangkan Rencana Kerja Tahunan Direktorat Irigasi Pertanian Tahun 2016 dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja yang ditandatangani oleh pihak pertama Direktur Irigasi Pertanian dan pihak kedua, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai wujud kontrak kinerja. 2.1 Rencana Strategis Tahun Rencana Strategis Direktorat Irigasi Pertanian tahun memuat program/kegiatan untuk mendukung terwujudnya Nawa Cita Kabinet Kerja periode Renstra ini merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program dan kegiatan irigasi pertanian yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Irigasi Pertanian selama periode Visi Sejalan dengan Visi dan Misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, maka Visi Direktorat Irigasi Pertanian tahun adalah mewujudkan Direktorat Irigasi Pertanian Sebagai Motor Penggerak Tersedianya Air Irigasi Untuk Pertanian Secara Efektif, Efisien, dan Berkelanjutan Misi Untuk mencapai Visi tersebut, Direktorat Irigasi Pertanian mengemban Misi sebagai berikut : 1) Mendorong partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan dan pengelolaan sumber-sumber air dan teknologi irigasi secara efisien, efektif, dan berkelanjutan. 7

17 2) Meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi sarana dan prasarana jaringan irigasi tingkat usaha tani yang terintegrasi/terkoneksi dengan jaringan irigasi primer dan sekunder/di serta pengembangan tata air mikro. 3) Meningkatkan fungsi sarana dan prasarana irigasi di daerah lahan rawa lebak maupun pasang surut. 4) Mendorong upaya-upaya konservasi air dan pengelolaan lingkungan usaha pertanian serta melaksanakan upaya adaptasi dan mitigasi sebagai antisipasi perubahan iklim global. 5) Mendorong pemberdayaan dan penguatan masyarakat/petani pemakai air melalui penerapan pola irigasi partisipatif, upaya pemberdayaan kelembagaan petani, dan pengarusutamaan gender. 6) Menyelenggarakan manajemen dan administrasi pembangunan pengelolaan air irigasi berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas Tujuan dan Sasaran Tujuan Pengelolaan Irigasi Pertanian tahun , adalah : 1. Mewujudkan pengembangan sumber air irigasi alternatif dengan skala kecil, bersumber air tanah maupun air permukaan untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. 2. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui pengembangan, rehabilitasi dan optimalisasi air irigasi baik jaringan irigasi tingkat usahatani maupun jaringan irigasi pedesaan. 3. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan air irigasi di lahan rawa, melalui pengembangan irigasi di lahan rawa lebak maupun pasang surut. 4. Melaksanakan upaya pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air di 34 provinsi, dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani sesuai Permentan 79/2012 serta melakukan updated data P3A. 5. Melakukan upaya konservasi air dan pengelolaan /pelestarian lingkungan usaha pertanian serta melakukan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim global. 6. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dan lembaga (K/L) terkait dalam rangka memecahkan permasalahan dalam pengelolaan air, serta mendorong optimalisasi dana pembangunan serta fokus dalam 8

18 pembangunan infrastruktur irigasi untuk pencapaian ketahanan pangan nasional. 7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian dalam bidang teknis dan managemen pengelolaan air. Sasaran pelaksanaan pembangunan dan program kerja Direktorat Irigasi Pertanian tahun adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya pengembangan sumber air irigasi alternatif dalam skala kecil, baik yang bersumber dari air tanah maupun air permukaan sebanyak unit. 2. Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui kegiatan pengembangan jaringan irigasi seluas ha. 3. Terwujudnya kegiatan pengembangan irigasi rawa seluas seluas ha. 4. Terwujudnya upaya konservasi air dalam rangka pemanfaatan curah hujan efektif dan aliran permukaan untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan sebanyak unit serta Pelaksanaan penyebaran informasi perubahan iklim dan pelaksanaan training adaptasi perubahan iklim di 34 provinsi. 5. Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (P3A) untuk mendorong pola pengelolaan irigasi partisipatif di 34 provinsi, serta ter update nya data P3A sebagai bagian dari proses pembinaan usaha ekonomi dan pengembangan jaringan irigasi di tingkat usaha tani. 6. Pengembangan basis data sistem pengelolaan dan pemanfaatan air melalui inventarisasi, validasi, dan konsolidasi data dan informasi pengelolaan dan pemanfaatan air di 34 provinsi serta peningkatan sarana dan prasarana pengolahan data dan informasi Arah Kebijakan Arah kebijakan Direktorat Irigasi Pertanian, merupakan penjabaran dari kebijakan pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam rangka 9

19 mendukung pembangunan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Kebijakan pembangunan prasarana sarana dari aspek ketersediaan air dan pengelolaan air untuk pertanian, melalui upaya pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil, adalah: 1) Diprioritaskan pada kawasan yang sering mengalami kekeringan dengan mendayagunakan sumber air permukaan (sungai, danau, mata air, air bekas galian tambang dll) melalui pengembangan irigasi perpipaan/irigasi perpompaan, dan air tanah pada lapisan akuifer yang termasuk kedalam daerah cekungan air tanah dan dinaikan kepermukaan sebagai sumber air irigasi. 2) Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan dengan cara partisipatif. 3) Meningkatkan jumlah ketersediaan air alternatif skala kecil melalui kerjasama dengan masyarakat maupun aparat TNI di perdesaan. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran optimasi pemanfataan air irigasi, adalah: 1) Peningkatan fungsi prasana dan sarana irigasi sampai pada tingkat usahatani secara efisien, optimal dan dapat dikelola oleh petani secara partisipatif, baik di lahan sawah maupun rawa. 2) Melibatkan partisipasi masyarakat, dalam pengelolaan irigasi tersier serta rehabilitasi dan perluasan irigasi tersier. Kebijakan terkait dengan ketersediaan air pada kondisi terjadinya fenomena perubahan iklim, adalah: 1) Memprioritaskan pembangunan sarana ketersediaan dan pengelolaan air melalui teknologi panen air (embung, dam parit dan long storage). 2) Pengembangan teknologi pengelolaan air yang adaptif terhadap perubahan iklim (seperti irigasi tetes, berselang, sprinkle dll). 3) Upaya adaptasi petani terhadap kondisi kekeringan dan kebanjiran pada kawasan pertanian akibat dampak perubahan iklim melalui partisipasi 10

20 masyarakat/petani dalam melakukan konservasi air dan menerapkan usaha tani hemat air. Kebijakan yang terkait dengan peningkatan fungsi kelembagaan petani pemakai air (P3A) pada area tersier/ tingkat usaha tani adalah: 1) Meningkatkan kemampuan petani anggota dalam mengelola organisasi dan terkait dengan kegiatan pengelolaan jaringan irigasi secara partisipatif. 2) Membangun sistem informasi/ database P3A melalui Inventarisasi, validasi, dan konsolidasi data dan informasi pemanfaatan dan pengelolaan air untuk kepentingan pembangunan/rehabilitasi jaringan untuk mendukung sistem ketahanan pangan nasional. 3) Mendorong tumbuhnya kelembagaan petani pemakai air yang berfungsi sebagai operator dalam pemeliharaan jaringan irigasi partisipatif sesuai Permentan No 79 tahun Kebijakan pengelolaan air irigasi sangat terkait dengan pola koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan dengan pemangku kepentingan lainnya juga perlu dilakukan baik internal Kementerian Pertanian maupun eksternal Kemenko Bidang Perekonomian, Bappenas, Kementerian PUPR, Kemendagri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi dan atau pemerintah daerah Rencana Aksi Dalam pencapaian sasaran strategis Direktorat Irigasi Pertanian telah disusun rencana aksi selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkaian waktu periodik triwulan dengan jenis kegiatan sebagai berikut : 1) Penerbitan pedoman teknis kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian. 2) Sosialisasi Kegiatan 3) Verifikasi calon petani dan calon lokasi 4) Pengawalan pemberkasan dokumen Bantuan Pemerintah sampai dengan transfer dana 5) Pengawalan dan pembinaan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan fisik; 11

21 6) Pemantauan dan pengendalian secara periodik (triwulan) 7) Evaluasi pelaksanaan kegiatan 8) Pelaporan Program dan Kegiatan Program Direktorat Irigasi Pertanian adalah: Pengembangan Sarana dan Prasarana/Infrastruktur meliputi rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pengembangan irigasi perpipaan dan pengembangan/pelaksanaan konservasi air dan lingkungan hidup, dengan indikator kinerja program adalah: 1) Tersedianya kebijakan di bidang irigasi pertanian; 2) Tersedianya standard, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang irigasi pertanian; 3) Terlaksananya bimbingan teknis di bidang irigasi pertanian; 4) Meningkatnya IP (Indeks Pertanaman) dan produksi pertanian melalui peningkatan fungsi layanan irigasi; 5) Meningkatnya luasan (Ha) areal pelayanan air irigasi pada area lahan pertanian baru. 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Perjanjian Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Irigasi Pertanian dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung Program Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian. Perjanjian Kinerja ini menjadi dokumen untuk mewujudkan capaian strategis Direktorat Irigasi Pertanian. Perjanjian Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian TA ditandatangani pada Bulan Agustus 2016, namun karena terdapat kebijakan penghematan anggaran Tahap II maka dilakukan penyesuaian melalui revisi dokumen Perjanjian Kinerja pada Bulan Desember Dokumen Perjanjian Kinerja terdapat pada Lampiran 2. Adapun yang menjadi kesepakatan dalam perjanjian kinerja (PK) antara Direktur Irigasi Pertanian dengan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian TA 2016 nampak pada Tabel 2 dibawah ini. 12

22 Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Irigasi Pertanian TA NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET * KETERANGAN 1. Meningkatnya 1. Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian 2. Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun 449,640 Ha ha tunda bayar di TA ,544 Unit 342 unit tunda bayar di TA Jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi 4. Jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim 80,000 Ha ha tunda bayar di TA ,909 Unit 304 unit tunda bayar di TA 2017 *) Target yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian telah dikurangi nilai blokir untuk dihemat, namun masih termasuk blokir tunda bayar. Berdasarkan revisi DIPA penghematan Tahap II (blocking) tanggal 10 November 2016, pagu anggaran Direktorat Irigasi Pertanian adalah sebesar Rp dengan blokir Rp Nilai blokir (blocking) tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu blokir untuk dihemat dan blokir untuk tunda bayar/luncuran. Blokir untuk dihemat merupakan anggaran dari kegiatan yang tidak akan dilaksanakan dan ditujukan untuk penghematan belanja. Sedangkan blokir untuk tunda bayar merupakan anggaran dari kegiatan yang pencairannya tidak dapat diselesaikan seluruh atau sebagian pada TA 2016 dan akan dibayarkan/luncurkan pada TA Bantuan pemerintah untuk kegiatan irigasi pertanian proses pencairan dana bantuannya dilakukan melalui 2 tahap, Tahap I sebesar 70% dari nilai bantuan dan Tahap II sebesar 30 % apabila progres pekerjaan fisik telah mencapai 50 %. Dengan mekanisme pencairan 2 tahap, maka untuk blokir tunda bayar/luncuran terjadi pencairan Tahap I (70 %) pada tahun 2016 dan Tahap II (30%) pada tahun Sehingga untuk pekerjaan fisik dari kegiatan yang ditunda bayar ada yang diselesaikan pada tahun 2017 menunggu pencairan anggaran Tahap II. Berdasarkan hasil koordinasi dengan daerah mengenai anggaran yang dihemat atau ditunda bayar dan mempertimbangkan realisasi keuangan dan fisik kegiatan, maka anggaran Direktorat Irigasi Pertanian TA 2016 yang 13

23 dicantumkan dalam perjanjian kinerja (PK) sebesar Rp dilakukan blokir (self blocking) sebesar Rp , terdiri dari blokir untuk dihemat sebesar Rp dan blokir untuk rencana tunda bayar sebesar Rp Kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian yang diblokir untuk dihemat yaitu Rehabilitasi Jaringan Irigasi seluas ha senilai Rp , Irigasi Perpipaan/Perpompaan sebanyak 147 unit senilai Rp , dan Pengembangan Embung Pertanian sebanyak 121 unit senilai Sedangkan kegiatan yang ditunda bayar terdiri dari Rehabilitasi Jaringan Irigasi seluas ha senilai Rp , Irigasi Perpipaan/Perpompaan sebanyak 342 unit senilai Rp , Pengembangan Irigasi Rawa seluas ha senilai , dan Pengembangan Embung Pertanian sebanyak 304 unit senilai Rp

24 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Organisasi Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2016 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu: (1) sangat berhasil (capaian >100%), (2) berhasil (capaian %), (3) cukup berhasil (capaian 60-79%), dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan Pencapaian Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian Pencapaian sasaran kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian yaitu : (1) Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya, (2) Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun, (3) Jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi, dan (4) Jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim. Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi indikator kinerja dengan angka target yang tercantum dalam Perjanijian Kinerja. Angka realisasi setiap indikator kinerja adalah angka realisasi pertanggal 30 Desember 2016, termasuk di dalamnya target yang ditunda bayar akan dihitung sebagai pencapaian sasaran tahun 2016 sesuai dengan prosentase pekerjaan fisik lapangan. Pengukuran indikator kinerja Direktorat Irigasi Pertanian dalam pencapaian sasaran kegiatan Meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian dapat disimpulkan termasuk kategori Berhasil. Hal ini didasarkan dari penilaian 4 indikator kinerjanya yaitu 1) jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya tercapai 98,30 % (Berhasil), 2) jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun tercapai 99,55 % (Berhasil), 3) jumlah bangunan 15

25 konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim tercapai 93,91 % (Berhasil), dan 4) jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi tercapai 75,26 % (Cukup Berhasil), penilaian capaian indikator kinerja Direktorat Irigasi Pertanian secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016 Sasaran Kegiatan Meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian Indikator Kinerja Target * Realisasi Capaian Kesimpulan 1. Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau Ha Ha 98,30 % Berhasil ditingkatkan fungsinya 2. Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan Unit Unit 99,55 % Berhasil sumber air yang dibangun 3. Jumlah luas areal lahan rawa yang Cukup jaringan irigasinya Ha Ha 75,26 % Berhasil dibangun/direhabilit asi 4. Jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam Unit Unit 93,91 % Berhasil rangka antisipasi perubahan iklim *) Target termasuk kegiatan yang ditunda bayar. Dari capaian Indikator Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian tahun 2016 pada Tabel 3 di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut : a. Masih terdapat realisasi Indikator Kinerja yang rendah dikarenakan terdapat tunda bayar/ luncuran pada tahun b. Realisasi Indikator Kinerja dapat bertambah, setelah anggaran tunda bayar/ luncuran dicairkan pada tahun

26 3.1.3 Analisis Capaian Sasaran Strategis Direktorat Irigasi Pertanian Pencapaian sasaran program Direktorat Irigasi Pertanian yaitu meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian adalah untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Ditjen PSP yaitu penambahan jumlah luas tanam padi. Pencapaian sasaran stategis Direktorat Irigasi Pertanian ini diupayakan melalui kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier, Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Irigasi Perpompaan, Pengembangan Irigasi Rawa, dan Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage. Selain kegiatan tersebut juga terdapat kegiatan lain di Direktorat Irigasi Pertanian yaitu Water Resources and Irrigation Management Program (WISMP) dan dukungan Manajemen aspek irigasi pertanian Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016 terhadap Periode sebelumnya a. Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier (RJIT) Rehabilitasi jaringan irigasi Tersier merupakan kegiatan perbaikan/ penyempurnaan jaringan irigasi guna mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula sehingga menambah luas areal tanam dan/atau meningkatkan intensitas pertanaman (IP). Dengan direhabilitasinya jaringan irigasi tersier, diharapkan manfaatnya/ dampaknya dapat meningkatkan intensitas pertanaman (IP). Pada tahun 2016 tercapai jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi Tersier di 26 Provinsi dan 230 Kabupaten sebesar ha atau 98,30 % dari target ha. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, capaian ini termasuk dalam kategori Berhasil. Realisasi anggaran kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier tahun 2016 sebesar Rp atau % dari target Rp (pagu awal senilai Rp dikurangi blokir penghematan dan blokir luncuran senilai Rp ). Realisasi anggaran tersebut terdiri dari proses pencairan dana bantuan pemerintah tahap I (70%) seluas ha dengan nilai Rp 17

27 dan pencairan bantuan pemerintah tahap II (30%) seluas Ha dengan nilai Rp Sedangkan untuk kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier yang ditunda bayar/ luncurkan pada Tahun 2017 sebesar Rp untuk luasan area ha. Rincian realisasi per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, alokasi anggaran kegiatan RJIT TA sebesar Rp untuk luasan area ha, realisasi anggarannya atau 99,09 %. Sedangkan pada TA 2016 dengan anggaran Rp untuk luasan area ha realisasi anggarannya Rp atau 99,91 %, secara prosentase realisasi anggaran tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,82 % dari tahun sebelumnya. Untuk alokasi kegiatan, terlihat adanya penurunan alokasi kegiatan dari Ha pada TA menjadi Ha pada TA Hal ini sesuai dengan target dalam Renstra TA , kegiatan RJIT yang sangat besar dialokasikan pada TA sebagai upaya percepatan pencapaian Nawa Cita Pemerintah dalam mendukung pencapaian swasembada pangan. Sementara itu jika dilihat dari pencapaian target renstra sebesar 3,332,435 ha, sampai dengan tahun 2016 telah dilaksanakan seluas ha atau 87,05 %, sedangkan untuk kekurangannya akan diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya. Tabel 4. Capaian kegiatan pengembangan jaringan irigasi periode TA Tahun Renstra Target Realisasi % , , Total ,05 18

28 b. Pengembangan Irigasi Perpompaan/ Perpipaan Kegiatan Pengembangan Irigasi Perpompaan/Perpipaan merupakan salah satu bentuk upaya pengembangan sumber air irigasi untuk usaha pertanian sub sektor tanaman pangan. Kegiatan irigasi perpompaan/perpipaan dimaksudkan untuk meningkatkan intensitas pertanaman (IP) sebesar 0,5 pada lahan sawah serta meningkatkan ketersediaan air sebagai suplesi pada lahan pertanian. Hal ini perlu dilakukan mengingat beragamnya kondisi dan potensi daerah, yang berdampak pada beragamnya perkembangan teknologi irigasi yang berkembang di setiap daerah. Kegiatan irigasi perpompaan/perpipaan untuk sub sektor tanaman pangan merupakan kegiatan baru yang dialokasikan pada TA.2016, karena pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan pada sub sektor hortikultura, perkebunan dan peternakan. Pada TA 2016 tercapai jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun melalui kegiatan Pengembangan Irigasi perpompaan/perpipaan di 30 Provinsi dan 254 Kabupaten sebanyak unit atau 99,55 % dari target unit. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, capaian ini termasuk dalam kategori Berhasil. Realisasi anggaran kegiatan Pengembangan Irigasi perpompaan/ perpipaan pada tahun 2016 sebesar Rp atau % dari target Rp (pagu awal senilai Rp dikurangi blokir penghematan dan blokir luncuran senilai Rp ). Realisasi anggaran tersebut terdiri dari proses pencairan dana bantuan pemerintah tahap I (70%) sebanyak unit dengan nilai Rp dan pencairan bantuan pemerintah tahap II (30%) sebanyak unit dengan nilai Rp Sedangkan untuk Pengembangan Irigasi Perpipaan/ Irigasi Perpompaan yang ditunda bayar/luncurkan pada Tahun 2017 sebanyak 342 unit dengan nilai Rp Rincian realisasi per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3. 19

29 Berdasarkan target renstra kegiatan Pengembangan perpompaan/perpipaan sebesar unit, telah dilaksanakan kegiatan Pengembangan perpompaan/perpipaan pada tahun 2016 sebanyak unit atau 28,25 %, sedangkan untuk kekurangannya akan diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya. Tabel 5. Capaian Kegiatan Pengembangan Irigasi perpompaan/perpipaan periode TA Tahun Renstra Target Realisasi % , Total ,25 c. Pengembangan Irigasi Rawa Kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa dimaksudkan untuk pembangunan, perbaikan dan penyempurnaan jaringan irigasi tersier/kuarter, dan bangunan pelengkapnya yang mengalami kerusakan, serta sarana pendukung lainnya yang diperlukan guna meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi sehingga lahan rawa dapat dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan pengembangan irigasi rawa merupakan kegiatan baru tahun dilaksanakan TA 2016 seluas Ha di Propinsi Sumatera Selatan dan Jambi. Pada TA 2016 tercapai jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi melalui kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa di 2 Provinsi dan 7 Kabupaten adalah sebesar ha atau 75,26 % dari target ha. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, capaian ini termasuk dalam kategori Cukup Berhasil. Realisasi capaian ini masih dapat bertambah pada 20

30 tahun 2017, setelah tunda bayar anggaran Tahap II (30 %) untuk luasan ha dicairkan. Realisasi anggaran kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa pada tahun 2016 sebesar Rp atau % dari target Rp (pagu awal senilai Rp dikurangi blokir penghematan dan blokir luncuran senilai Rp ). Realisasi anggaran tersebut terdiri dari proses pencairan dana bantuan pemerintah tahap I (70%) seluas Rp ha dengan nilai Rp dan pencairan bantuan pemerintah tahap II (30%) seluas Ha dengan nilai Rp Sedangkan untuk kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa yang ditunda bayar/luncurkan pada Tahun 2017 seluas ha dengan nilai Rp Rincian realisasi per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan target renstra kegiatan Pengembangan irigasi rawa sebesar ha, telah dilaksanakan pada tahun 2016 sebanyak ha atau 30,10 %, sedangkan untuk kekurangannya akan diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya. Tabel 6. Capaian kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa periode TA Tahun Renstra Target Realisasi % , Total ,10 d. Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan sumber air di tingkat usaha tani sebagai suplesi air irigasi untuk komoditas Tanaman Pangan 21

31 dan mengurangi resiko terjadinya kegagalan panen akibat kekeringan pada lahan usaha tani di musim kemarau. Pada TA 2016 tercapai jumlah jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim melalui kegiatan Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage di 32 Provinsi dan 253 Kabupaten sebanyak unit senilai atau % dari target unit senilai Rp Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, capaian ini termasuk dalam kategori Berhasil. Realisasi anggaran kegiatan Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage pada tahun 2016 sebanyak unit senilai Rp atau 99.52% dari target unit senilai Rp (pagu awal unit senilai Rp dikurangi penghematan 161 unit senilai Rp ). Realisasi anggaran tersebut terdiri dari proses pencairan dana bantuan pemerintah tahap I (70%) sebanyak unit dengan nilai Rp dan pencairan bantuan pemerintah tahap II (30%) sebanyak unit dengan nilai Rp dan tunda bayar/luncurkan pada Tahun 2017 sebanyak 298 unit dengan nilai Rp Rincian realisasi per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3. Kegiatan Pengembangan Embung/ Dam Parit/ Long Storage mulai dialokasikan pada TA melalui Bantuan Pemerintah Pusat dengan realisasi sebanyak 324 unit (86,40%) dari target sebanyak 375 unit yang tersebar di 16 provinsi dan 66 kabupaten. Berdasarkan renstra target kegiatan Pembangunan embung/ dam parit/long storage sebesar unit, sampai dengan tahun 2016 telah dilaksanakan sebanyak unit atau 54,33 % dari target tersebut, sedangkan untuk kekurangannya akan diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya. 22

32 Tabel 7. Capaian kegiatan Pengembangan embung/dam parit/long storage periode TA Tahun Renstra Target Realisasi % , , Total , Analisis Capaian Kegiatan Pendukung Lainnya terhadap Aspek Irigasi Pertanian a. Water Resources and Irrigation Management Program (WISMP) Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP) merupakan salah satu program nasional dengan sumber dana berasal dari pinjaman dan hibah luar negeri pada sektor pengairan untuk mengatasi adanya penurunan tingkat kinerja pengelolaan sumber daya air dan irigasi. Program ini direncanakan selama 15 (lima belas) tahun dan dibagi ke dalam 3 (tiga) Adjustable Program Loan (APL). Pelaksanaan kegiatan program WISMP APL I dimulai pada tahun 2006 dan berakhir pada tahun Saat ini sedang berjalan kegiatan program WISMP II yang telah efektif berjalan sejak Kegiatan WISMP II direncanakan berakhir Kegiatan utama dalam Program WISMP adalah Kegiatan Pemberdayaan kelembagaan. Kontribusi kegiatan WISMP terhadap Ditjen PSP salah satunya adalah turut membantu meningkatkan kapasitas kelembagaan petani pemakai air melalui kegiatan Pelatihan GP3A dalam aspek managemen, organisasi dan keuangan, Pelatihan Teknis Optimasi Lahan dan Air untuk Pengembangan Agribisnis, Pelatihan Sekolah Lapang Iklim, Mitigasi dan Adaptasi terhadap perubahan MT I, Pelatihan Sekolah Lapang PHT, Pelatihan mengenai 23

33 pengajuan dan pelaksanaan Dana Investasi Agribisnis, Studi Banding, Legalisasi kelembagaan, dan lain-lain. Total realisasi keuangan WISMP-II di tingkat pusat sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp ,- atau 63,77% yang terdiri dari Loan sebesar Rp ,- dan Rupiah Murni Pendamping (RMP) sebesar Rp ,- dari target berdasarkan DPA sebesar Rp ,-. Realisasi anggaran Kegiatan WISMP II tahun 2016 di daerah yang dilaksanakan dengan mekanisme on granting (menggunakan mekanisme penerusan hibah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah) pada 14 Propinsi dan 100 kabupaten sampai dengan bulan Desember 2016 telah terealisasi Rp ,- yang terdiri dari Loan Rp ,- dan Paralel Financing Rp ,- atau 17,30% dari target berdasarkan DPA sebesar Rp Perkembangan sampai dengan Desember 2016 pembentukan/ revitalisasi P3A adalah unit dan legalisasi P3A sebanyak 901 unit, namun target pembentukan/revitalisasi dan legalisasi P3A sampai dengan 2017 masing-masing adalah unit dan unit (Tabel 8). Tabel 8. Rekapitulasi Pembentukan/Revitalisasi dan Legalisasi P3A/GP3A WISMP I/ Tahun Kegiatan NTBWRMP Total ( ) (Sept) (Des)* (AWP) P3A - Pembentukan/Revitalisasi Legalisasi GP3A - Pembentukan/Revitalisasi Legalisasi Ket. * = Target sisa sampai dengan bulan Desember 2016 Pembentukan/revitalisasi dan legalisasi P3A/GP3A dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten, namun di beberapa kabupaten tidak mau melaksanakan kegiatan pembentukan/revitalisasi P3A yang berada pada DI yang merupakan kewenangan provinsi/ pusat, untuk 24

34 permasalahan tersebut Dinas Propinsi melaksanakan kegiatan pembentukan/revitalisasi P3A di wilayah tersebut. Perkembangan pembentukan/revitalisasi dan legalisasi GP3A sampai dengan Desember 2016 adalah sebanyak 837 unit dan 715 unit, sedangkan target pembentukan/revitalisasi dan legalisasi GP3A sampai dengan 2017 masing-masing adalah 2198 unit dan 2175 unit. b. Dukungan Manajemen Aspek Irigasi Pertanian Kegiatan Dukungan Manajemen Aspek Irigasi Pertanian merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memfasilitasi kegiatan aspek irigasi pertanian baik di pusat maupun daerah. Pemanfaatan dana ini adalah untuk pembelian ATK, alat pengolah data, pertemuan koordinasi, maupun perjalanan dinas dalam rangka pembinaan, monitoring dan evaluasi. Kontribusi dari kegiatan Dukungan Manajemen Aspek Irigasi Pertanian adalah memperlancar tercapainya tujuan dan sasaran kegiatan aspek irigasi pertanian baik di pusat maupun daerah. Untuk fasilitasi kegiatan aspek irigasi pertanian telah dialokasikan anggaran sebesar Rp yang digunakan untuk fasilitasi kegiatan di pusat Rp dan di daerah sebesar Rp Realisasi keuangan tahun 2016 sebesar Rp atau 91,05 % (pagu anggaran dikurangi blokir sebesar Rp ) dengan rincian realisasi kegiatan di pusat Rp dan di daerah sebesar Rp Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016 terhadap Kontribusi penambahan Luas Tanam Padi TA 2015 Keberhasilan pencapaian sasaran kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian yaitu meningkatnya infrastruktur air irigasi untuk mendukung produksi pertanian melalui peningkatan intensitas pertanaman (IP). Melalui kegiatan perbaikan/ penyempurnaan jaringan irigasi disamping membantu memecahkan permasalahan yang ada yakni mengembangkan/memperbaiki jaringan 25

35 irigasi sehingga fungsi layanan irigasi menjadi lebih baik juga berdampak pada penambahan intensitas pertanaman (IP) sebesar 0,3. Begitu pula dengan kegiatan pemanfaatan sumber air permukaan melalui sistem gravitasi menggunakan pipa atau pengambilan air menggunakan pompa dan pengembangan embung pertanian (embung/ dam parit/ long storage) untuk mempertahankan dan meningkatkan ketersedian sumber air akan berdampak pada peningkatan intensitas pertanaman sebesar 0,5. Dari pencapaian tahun 2016, dapat diperkirakan kontribusi kegiatan irigasi pertanian sebagai berikut : Tabel 9. Perhitungan Kontribusi Penambahan Luas Tanam Sasaran Kegiatan Meningkatnya Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian Indikator Kinerja 1. Jumlah luas areal sawah yang jaringan irigasinya direhabilitasi atau ditingkatkan fungsinya 2. Jumlah bangunan dan peralatan pelengkapnya pemanfaatan sumber air yang dibangun 3. Jumlah luas areal lahan rawa yang jaringan irigasinya dibangun/direhabilitasi 4. Jumlah bangunan konservasi air yang dibangun dalam rangka antisipasi perubahan iklim Kontribusi Realisasi Penambahan Luas Tanam Padi Ha Ha Unit Ha Ha Ha Unit Ha Tambahan Informasi Lainnya Dalam pelaksanaan kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian, banyak dijumpai potret keberhasilan dari kinerja pelaksaan kegiatan peningkatan Infrastruktur Air Irigasi Mendukung Produksi Pertanian. Beberapa potret keberhasilan pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana pertanian, sebagai berikut : 26

36 Gambar 2. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Aceh Barat Daya Prov. Aceh Gambar 3. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Asahan Prov. Sumatera Utara 27

37 Gambar 4. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Hulu Sungai Selatan Prov. Kalsel Gambar 5. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier di Kab. Bungo Prov. Jambi 28

38 Gambar 6. Pengembangan Embung di Kab. Ciamis Prov. Jabar Gambar 7. Pengembangan Embung di Kab. Ngawi Prov. Jatim. 29

39 Gambar 8. Pengembangan Irigasi Permukaan di Kab. Mamuju Prov. Sulbar Gambar 9. Pengembangan Irigasi Permukaan di Kab. Batanghari Prov. Jambi 30

40 3.2 Realisasi Anggaran Kegiatan Irigasi Pertanian Anggaran yang dialokasikan untuk Direktorat Irigasi Pertanian pada TA 2016 sesuai dengan revisi DIPA tanggal 10 November 2016 adalah sebesar Rp dengan blocking Rp Anggaran tersebut terdiri dari Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp , Dana Dekonsentrasi sebesar Rp , dan Dana Satker Pusat sebesar Rp Untuk menghindari adanya tunda bayar/luncuran kegiatan pada TA 2017, beberapa provinsi melakukan revisi DIPA dengan menambahkan pagu anggaran untuk kegiatan irigasi pertanian dari kegiatan Ditjen PSP lainya yang tidak terserap pada tahun Dengan adanya revisi DIPA ini maka pagu anggaran kegiatan Direktorat Irigasi mengalami penambahan menjadi Rp , dengan kegiatan yang berubah anggarannya setelah revisi DIPA yaitu Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier menjadi Rp , Irigasi Perpipaan/ Perpompaan menjadi Rp , dan Pengembangan Embung Pertanian Rp Provinsi yang melakukan revisi DIPA tersebut yaitu Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bengkulu, dan Gorontalo. Realisasi penyerapan anggaran Direktorat Irigasi Pertanian sampai dengan 30 Desember 2016 adalah sebesar Rp atau 99,24 % dari target Rp (pagu awal senilai Rp dikurangi blokir Rp ). Dari realisasi anggaran tersebut 98,21 % digunakan untuk melaksanakan kegiatan fisik pembangunan Infrastruktur Air Irigasi di daerah melalui tugas pembantuan. Dengan mekanisme pengelolaan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan dilakukan secara Bantuan Pemerintah (bapem), tercapai efisiensi penggunaan anggaran melalui : 1). Tidak adanya unsur pengambilan keuntungan dari anggaran bapem yang diserahkan, 2). Adanya potensi penambahan volume pekerjaan dari volume yang ditargetkan melalui swadaya masyarakat/petani. Sehingga dapat disimpulkan dari sisi efisiensi anggaran dalam pencapaian sasaran program tahun 2016 dapat dikatakan cukup efisien. Realisasi anggaran Direktorat Irigasi Pertanian secara detail sebagai berikut : 31

41 Tabel 10. Daftar Pagu dan Realisasi Direktorat Irigasi Pertanian No SATKER PAGU (Rp) BLOKIR (Rp) Rp REALISASI % (pagu) % (-blokir) 1 Tugas Pembantuan 1,308,896,792, ,326,779,975 1,161,776,770, Dekonsentrasi 6,871,970,000 1,632,173,320 4,971,333, Pusat 23,226,792,000 2,805,301,000 15,391,917, JUMLAH 1,338,995,554, ,764,254,295 1,182,140,020, Dari Dana Pusat sebesar Rp , terdapat anggaran untuk Kegiatan WISMP-II sebesar Rp yang terdiri dari loan sebesar Rp dan rupiah murni pendamping sebesar Rp Realisasi anggaran Kegiatan WISMP-II tahun 2016 adalah sebesar Rp atau 63,77% yang terdiri dari Loan sebesar Rp dan Rupiah Murni Pendamping (RMP) sebesar Rp dari target berdasarkan DPA sebesar Rp Realisasi penyerapan anggaran Dana Tugas Pembantuan kegiatan irigasi pertanian adalah sebesar Rp atau 99,67% dari pagu anggaran sebesar Rp dan blokir Rp (detail realisasi keuangan terdapat pada Lampiran 4). Adapun realisasi anggaran dari masing-masing kegiatan Direktorat Irigasi Pertanian sebagai berikut : 1. Realisasi Anggaran Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier Realisasi Anggaran Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier adalah sebesar Rp atau 99,93 % dari target anggaran Rp dan blokir Rp

42 Gambar 10. Realisasi Anggaran Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier. No RINCIAN RP % 1 PAGU 729,050,379, REALISASI 690,331,820, BLOKIR 38,257,940, SISA MATI 460,619, Keterangan : Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier yang ditunda bayar/ luncurkan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp dari nilai blokir Rp Pengembangan irigasi Perpipan/Irigasi Perpompaan Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi perpipaan/perpompaan adalah sebesar Rp atau 99,73 % dari target anggaran Rp dan blokir Rp Gambar 11. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi perpipaan/perpompaan. No RINCIAN RP % 1 PAGU 135,983,250, REALISASI 115,007,250, BLOKIR 20,318,639, SISA MATI 657,360,

43 Keterangan : Kegiatan Pengembangan irigasi perpipaan/perpompaan yang ditunda bayar/ luncurkan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp dari nilai blokir Rp Pengembangan Irigasi Rawa Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi rawa adalah sebesar Rp atau 99,75 % dari target anggaran Rp dan blokir Rp Gambar 12. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan irigasi rawa. No RINCIAN RP % 1 PAGU 240,000,000, REALISASI 179,321,700, BLOKIR 60,234,000, SISA MATI 444,300, Keterangan : 1. Kegiatan Pengembangan irigasi rawa yang ditunda bayar/ luncurkan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp Besarnya nilai blokir dikarenakan kegiatan Pengembangan irigasi rawa di Provinsi Sumatera Selatan terkendala faktor alam (banjir) sehingga pelaksanaan pekerjaan fisik tertunda. 4. Pengembangan Embung Pertanian Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Embung Pertanian adalah sebesar Rp atau 98,76 % dari target anggaran Rp dan blokir Rp

44 Gambar 13. Realisasi Anggaran Kegiatan Pengembangan Konservasi Air dan Antisipasi Perubahan Iklim. No RINCIAN RP % 1 PAGU 203,863,163, REALISASI 177,116,000, BLOKIR 24,516,199, SISA MATI 2,230,963, Keterangan : Kegiatan Pengembangan Embung Pertanian yang ditunda bayar/ luncurkan pada tahun 2017 adalah sebesar Rp dari nilai blokir Rp Realisasi kegiatan Tugas Pembantuan kegiatan irigasi pertanian tahun 2016 sebesar Rp dari target Rp , agaran yang tidak terealisasi disebabkan antara lain : 1. Kebijakan penghematan/pemotongan anggaran (self blocking) sehingga beberapa kegiatan ditunda bayar pencairan Tahap II (30 %) di Tahun Anggaran Total blokir yaitu Rp Adanya pengaruh faktor alam (iklim) yang mempengaruhi tahap pelaksanaan kegiatan konstruksi. 3.3 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan kinerja pembangunan prasarana dan sarana pertanian tahun 2016 masih mengalami hambatan/kendala, sehingga pencapaian target sasaran strategis belum 100% tercapai. Dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang, maka perlu diketahui faktor yang menjadi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2016 agar dapat 35

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA (REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA. 2015-2019 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 2015 Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id www.pertanian.go.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA. 2014

LAPORAN KINERJA TA. 2014 LAPORAN KINERJA TA. 2014 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2015 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Pengelolaan Air Irigasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang NAWACITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP) TA. 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP) TA. 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP) TA. 2013 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2014 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT D!T. PAI TA. 201 3 KAT A PEN GANT AR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia KATA PENGANTAR Saat ini

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, KATA PENGANTAR Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terus berupaya meningkatkan peran

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) disusun sebagai wujud pertanggungjawaban dan akuntabilitas instansi pemerintah dalam lingkup Satuan/Unit Kerja tertentu. LAKIP

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatnya Laporan Kinerja 2016 sebagai penjabaran kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dapat tersusun. Direktorat Alat

Lebih terperinci

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan 1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan 2. Arahan pimpinan terkait penugasan UPSUS Pencapaian Swasembada Padi, Jagung & Kedelai 3. Indikator kinerja harus jelas & terukur. Tambahan dukungan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN I TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN IV TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Puji Syukur Ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia ISI PAPARAN I II III IV PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS LINGKUP DITJEN PSP TA. 2017 REALISASI ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN TA. 2016 KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Perluasan dan Perlindungan

Lebih terperinci

Laporan Tahunan. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Tahun Anggaran Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Laporan Tahunan. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Tahun Anggaran Kementerian Pertanian Republik Indonesia Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Evaluasi 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraaan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2. Undang

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN II TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DJT. ALSJNTAN TA. 2013 KAT A PEN GANT AR Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan UMUM ASPEK AIR IRIGASI ASPEK PENGELOLAAN & PERLUASAN LAHAN ASPEK ALSINTAN ASPEK PUPUK& PESTISIDA ASPEK PEMBIAYAAN Penyediaandan pengembangan prasarana dan sarana pertanian mendukung peningkatan produksi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1488, 2013 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekosentrasi. Lingkungan Hidup. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja (Renja) merupakan bagian dari Rencana Strategis dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014 Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014 DAFTAR INFORMASI PUBLIK TAHUN 2014 INFORMASI PUBLIK WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT A Tipe Dokumen : Nama Dokumen : Dokumen Direktorat

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN

PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN KATA PENGANTAR Pedoman Desain Optimasi Lahan Rawa dimaksudkan untuk memberikan acuan dan panduan bagi para

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1358, 2012 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Penyelenggaraan. Petunjuk Teknis. TA 2013. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

: 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid. r/ l...:. ; 0' ~ /'

: 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid. r/ l...:. ; 0' ~ /' 2012 KEMENTER\AN PERTAN\AN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANiAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERTANIAN GEDUNG D JALAN HARSONO RM NOM OR 3 RAGUNAN PASAR MINGGU, JAKARTASELATAN KODE POS 12550 TELEPON

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2016 ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Pembiayaan Pertanian,

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT SEREALIA I. PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KEDAULATAN PANGAN SUB BIDANG PERTANIAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT SEREALIA I. PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TA. 2018

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TA. 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TA. 2018 PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2018 oleh: ABDUL MADJID

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010

PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010 PROFIL DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2010 SATUAN KERJA A. DASAR HUKUM SATUAN KERJA 1. Peraturan daerah Kabupaten Sumenep Nomor 02 Tahun 2006 tentang Pembentukan Organisasi Dinas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN I TAHUN 2017 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Puji Syukur Ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015 DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERUIAN PERTANIAN Direktorat Pupuk dan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pedoman Umum Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi; Meng

2017, No Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pedoman Umum Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi; Meng No.1829, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Latar Belakang Permasalahan yang menghadang Upaya pencapaian 10 juta ton surplus beras di tahun 2014 : Alih fungsi lahan sawah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TA 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Kejadian El Nino Tahun 2015

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN 2012, No.205 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN, PANGAN

Lebih terperinci

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Salah satu tuntutan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci