BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan. dalam bidang bisnis farmasi adalah Kimia Farma.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian dan pentingnya semangat kerja. semangat kerjanya. Untuk itu pimpinan perlu mencari cara dan solusi guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

PENGARUH PENDIDIKAN, KEMAMPUAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN HARIAN LEPAS DI PT TEMPRINA MEDIA GRAFIKA SEMARANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian kompensasi finansial kepada karyawan, masih dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB II LANDASAN TEORI

Variabel Semangat Kerja dan Indikator Pengukurannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini, dimana dunia tidak lagi dibatasi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan layanan masyarakat dalam bidang perbankan yang penting. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat di segala bidang kegiatan yang menyebabkan persaingan semakin

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh diabaikan oleh suatu perusahaan adalah sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak

BAB 2 LANDASAN TEORI

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Semangat Kerja. Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini peranan sumber daya manusia dalam proses produksi

BAB I PENDAHULUAN. sistem kepegawaian yang berlaku, bobot pekerjaan yang diemban, maupun. Sistem penggajian suatu perusahaan sangat kondisional.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi saling menunjang dan melengkapi, atau dengan kata lain bersinergi satu

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang

PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AQUA TIRTA INVESTAMA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin penting bagi kelangsungan sebagian besar perusahaan.

Analisis Perbandingan Etos Kerja Guru pada SMPN 2 Kota Bima dan SMPN 6 Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Prastuti, 2014). Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kata to move (bahasa Inggris) yang berarti mendorong dan menggerakkan. Wexley

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

a) Menjalin hubungan baik ( 14 ) b) Mendengarkan musik ( 1 )

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. hati karyawan dalam melaksakan tugas-tugasnya. Semangat kerja karyawan yang

ABSTRAK. Pengaruh Lingkungan Kerja, Motovasi, dan Kompensasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber daya manusia memiliki posisi sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan sumber daya manusia dalam melibatkan proses kegiatan untuk. organisasi sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. daya, terutama sumber daya manusia dalam pelaksanaan suatu proyek maka

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. kontra prestasi berupa upah atau gaji yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu menghasilkan produk yang bermutu serta benar-benar mampu

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang kompleks yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan modernisasi ekonomi. Globalisasi terkait erat dengan investasi

SKRIPSI ANALISIS KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. kinerja karyawan maupun produktivitas terhadap tujuan perusahaan tercapai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peran penting di dalam setiap kegiatan. keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mula berdirinya perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1997, ketika NV

BAB I PENDAHULUAN. menarik, karena memberikan beberapa manfaat baik bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan guna menunjang setiap aktivitas organisasi. Sumber daya manusia

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bagian ini dibahas hasil dari perhitungan yang telah dilakukan dari jawaban

PENGARUH KOMPENSASI, PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PDAM KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masalah perencanaan tenaga kerja mikro yang harus segera dilaksanakan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Tanpa adanya pekerjaan yang akan dikerjakan maka tidak akan terjadi hubungan

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. EZYLOAD NUSANTARA DI SURAKARTA

PENGARUH UPAH INTENSIF DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkannya. Untuk itu dibutuhkan tenaga tenaga dari. organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. industri. Perusahaan-perusahaan yang punya modal besar berusaha untuk segera

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan setiap kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu sumber daya manusia harus mendapat perhatian yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya karena memiliki pikiran, perasaan dan perilaku yang dapat mempengaruhi keberhasilan organisasi. Salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis farmasi adalah Kimia Farma. Karyawan yang memiliki semangat dan gairah kerja yang tinggi maka pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, kerusakan dapat dikurangi, absensi dapat diperkecil, keluhan dan peringatan dapat dihindari dan pemogokan dapat ditiadakan. Jadi semangat dan gairah kerja yang tinggi dikalangan karyawan akan menyebabkan kesenangan karyawan dalam melaksanakan tugas. Dalam hubungan dengan semangat kerja, Nitisemito (1996), menyatakan bahwa suatu perusahaan yang mampu meningkatkan semangat dan gairah kerja karyawan, mereka akan memperoleh banyak keuntungan. Kondisi demikian itu menyebabkan perusahaan memperoleh keuntungan yang besar sehingga mampu menjaga kelangsungan hidup usahanya. Menurut Tohardi (2002), ada beberapa alasan mengenai pentingnya semangat kerja karyawan sebagai organisasi atau perusahaan. Alasannya dapat dijelaskan sebagai berikut.

2 1) Dengan semangat kerja yang tinggi, tentunya dapat mengurangi angka absensi atau tidak bekerja karena malas dan peringatan lisan dan tertulis tidak terjadi. 2) Dengan semangat kerja yang tinggi dari karyawan maka pekerjaan yang diberikan atau yang ditugaskan kepadanya dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. 3) Dengan semangat kerja yang tinggi, pihak organisasi atau perusahaan memperoleh keuntungan dari sudut kecilnya angka kerusakan, karena semakin tidak puas dalam bekerja, semakin tidak bersemangat dalam bekerja, maka semakin besar angka kerusakan. 4) Dengan semangat kerja tinggi, otomatis membuat karyawan akan merasa senang bekerja, dengan demikian kecil kemungkinan karyawan akan pindah bekerja ke tempat lain. 5) Dengan semangat kerja yang tinggi dapat mengurangi angka kecelakaan, karena karyawan yang mempunyai semangat kerja tinggi cenderung bekerja dengan hati-hati dan teliti, sehingga bekerja sesuai dengan prosedur yang ada. Menurut Lateiner (1985), faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah kebanggaan pekerja atas pekerjaannya, hasrat untuk maju, perasaan telah diperlakukan dengan baik, kemampuan untuk bergaul dengan kawan sekerja dan kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Menurut Namawi (1997) faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan adalah minat atau perhatian karyawan terhadap pekerjaan, upah atau gaji, status sosial berdasarkan jabatan, tujuan yang mulia dan pengabdian suasana lingkungan kerja, dan hubungan

3 manusiawi. Menurut Nitisemito (1996), menyatakan bahwa meningkatkan semangat dan kegairahan kerja adalah memberikan gaji insentif, kebutuhan rohani, suasana santai, harga diri, penempatan, kesempatan untuk maju, perasaan aman menghadapi masa depan, loyalitas, partisipasi dan fasilitas. Anoraga (1998), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah keamanan kerja, kesempatan untuk mendapatkan kemajuan, lingkungan kerja, rekan kerja yang baik, dan gaji atau pendapatan. Menurut Halsey (1994), faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah penempatan, kompensasi, kesempatan berprestasi, komunikasi dan lingkungan kerja. Tjatur (2005) menyatakan bahwa lingkungan kerja dan kompensasi, secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap disiplin kerja karyawan, dimana lingkungan kerja mempunyai pengaruh dominan terhadap disiplin kerja karyawan. Mudiartha (2005), menyatakan bahwa ruang keja yang bersih nyaman dan aman akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi. Demikian juga ruang kerja yang tidak bising, penerangan yang baik, penataan peralan kantor rapi dan ruang gerak leluasa dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Semangat kerja karyawan Kimia Farma di Bali selama lima tahun terakhir menunjukkan penurunan, hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya angka absensi karyawan dan adanya beberapa kali peringatan yang diberikan baik secara lisan maupun tulisan oleh pimpinan kepada karyawan Apotik Kimia Farma. Adapun tingkat absensi dan peringatan yang terjadi selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.1.

4 Tabel 1.1. Tingkat Absensi dan Peringatan yang Terjadi pada Kimia Farma di Bali selama Tahun 2005 2009. Absensi Peringatan Tahun Orang Peningkatan (Hari) (%) Lisan Tertulis Jumlah 2005 24 20,0 0 0 0 2006 35 45,8 0 1 1 2007 45 28,6 1 0 1 2008 50 11,1 0 0 0 2009 60 20,0 0 0 0 Jumlah/Rata-rata 214 25,1 1 1 2 Sumber : Apotik Kimia Farma, 2010. Berdasarkan Tabel 1.1. dapat dinyatakan bahwa tingkat absensi karyawan selama periode tahun 2005 s/d 2009 meningkat rata-rata 25,1 persen pertahun. Sedangkan tingkat absensi paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yakni sebanyak 60 orang karyawan tidak hadir dengan peningkatan dari tahun 2008 sebanyak 20,0 persen. Ini berarti tingkat absensi yang terjadi pada karyawan Kimia Farma di Bali cukup tinggi hal ini mencerminkan semangat kerja karyawan Kimia Farma di Bali terjadi penurunan. Selain tingkat absensi semangat kerja karyawan dapat dilihat dari peringatan yang diberikan baik secara lisan maupun tertulis dapat diperhatikan namun dalam kasus Kimia Farma di Bali, peringatan yang diberikan terhadap karyawan tidak begitu banyak dimana dalam periode tahun 2005 s/d 2009 terjadi peringatan sebanyak 2 kali. Oleh karena banyak faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan, maka beberapa faktor yang sama dan terkait satu sama lain dikelompokkan menjadi satu. Dalam penelitian ini diteliti lima variabel yang mempengaruhi semangat kerja karyawan yaitu: (1) penempatan, (2) kompensasi, (3) kesempatan berprestasi, (4) komunikasi dan (5) lingkungan kerja. Kelima faktor tersebut

5 diteliti dengan alasan bahwa dengan penempatan yang tepat, pemberian kompensasi yang adil, pemberian kesempatan berprestasi yang terbuka, hubungan kerja atau komunikasi yang kondusif dan lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Dengan semangat kerja karyawan yang tinggi organisasi akan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Berdasarkan uraian tersebut, dalam usaha meningkatkan semangat kerja karyawan maka perlu dilakukan penelitian Tentang Pengarug Penempatan, Kompensasi, Kesempatan Berprestasi, Komunikasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Kimia Farma di Bali. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Apakah variabel penempatan, kompensasi, kesempatan berprestasi, komunikasi, dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan Kimia Farma Bali. 2) Apakah variabel penempatan, kompensasi, kesempatan berprestasi, komunikasi dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja karyawan Kimia Farma Bali. 3) Variabel manakah dari kelima variabel tersebut yang berpengaruh dominan terhadap semangat kerja karyawan Kimia Farma Bali. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahn yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut.

6 1) Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel penempatan, kompensasi, kesempatan berprestasi, komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan Kimia Farma di Bali. 2) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif yang signifikan secara parsial dari variabel penempatan, kompensasi, kesempatan berprestasi, komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapa memberikan manfaat sebagai berikut. 1) Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk peningkatan semangat kerja karyawan yang diakitkan dengan penempatan, kompensasi, kesempatan berprestasi, komunikasi dan lingkungan kerja 2) Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bukti empiris pengaruh penempatan, kompensasi, kesempatan berprestasi, komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja karyawan.