BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan kepada pihak intern. prestasi manajer, karyawan dan unit-unit organisasinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

LAPORAN LABA-RUGI. Income Statement

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSAK NO MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan rugi-laba (income statement) adalah laporan yang mengukur

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

The Income Statement

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

I. KARAKTERISTIK BIAYA A. Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dapat dikatakan layak apabila dapat dipahami, relevan, reliabilitas,

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

PT SIWANI MAKMUR Tbk

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum membahas pengertian laporan laba rugi, penulis akan membahas

LAPORAN ARUS KAS Juru uru an Akuntans Akuntan i UK Petra

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

The Income Statement

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda-beda tergantung

BAB II LANDASAN TEORI

KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENDAPATAN. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

LAPORAN KEUANGAN. Pengertian Laporan Keuangan

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB I LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

MULTIPLE CHOICE AKUNTANSI KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Laporan Arus Kas. menjadi beberapa aktivitas yaitu: a. Aktivitas Operasi. b. Aktivitas Investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

31 Maret 2007 dan 2006 March 31, 2007 and 2006

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. fakta-fakta atau angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai.

BAB II LANDASAN TEORI

II. UNIT USAHA DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Drs. Iman Daryanto, Ak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. yang lengkap biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian UMKM menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 September 30, 2015 and December 31, 2014

30 Juni 2010 dan 2009 June 30, 2010 and 2009

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Kondisi Perusahaan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 March 31, 2015 and December 31, 2014

30 Juni 2007 dan 2006 June 30, 2007 and 2006

BAB IX. AKUNTANSI PENGERTIAN

LAPORAN ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI BERHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI YANG MENGHASILKAN LABA BERSIH. Pembayaran kegiatan operasi lainnya

PT SIWANI MAKMUR Tbk

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 March 31, 2011 and December 31, Maret 2011/ 31 Desember 2010/ March 31, 2011 December 31, 2010

Diajukan Guna Memenuhi Salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi NPM :

PT ADES WATERS INDONESIA Tbk

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Unsur-unsur Laporan Laba Rugi 1. Pengertian Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis yang memberikan informasi mengenai pendapatan, beban dan rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Menurut Erhans (2000:30) Laporan laba rugi adalah laporan yang memuat informasi mengenai pendapatan dan beban yang terjadi selama satu periode dalam suatu perusahaan. Satu periode tertentu misalnya satu bulan, satu semester dan satu tahun. Apabila pendapatan lebih besar dari beban maka selisihnya disebut laba bersih (net income), tetapi apabila pendapatan lebih kecil dari beban maka selisihnya disebut rugi bersih (net loss). 2. Unsur-unsur Laporan laba rugi a. Pengertian dan Penentuan Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tahun 2004: Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenakan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pengertian lain dari pendapatan menurut Skousen (2001:206): Arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan hutangnya (atau kombinasi keduanya) dari pengantaran atau penghasilan barang, memberikan pelayanan atau

7 melakukan aktivitas lain yang membentuk opraesi pokok atau sentral entitas yang terus berlangsung. Pengakuan terhadap pendapatan adalah suatu yang penting sebab pengakuan pendapatan berarti menerima nilai-nilai baru harta benda (asset) karena transaksi menukar dan mencatat nilai-nilai baru ini dalam pembukuan. Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Statement no.5 (1989:172) memberikan pengertian pengakuan pendapatan: 1). Pendapatan baru dapat diakui apabila jumlah rupiah pendapatan telah direalisasikan atau cukup. Pendapatan akan dikatakan cukup pasti akan segera terelisasi bila barang pertukaran yang diterima mudah dikonversi menjadi sejumlah kas yang cukup pasti. Untuk dapat memenuhi persyaratan yang mudah dikonversi aktiva tersebut harus mempunyai harga dalam satuan mata uang yang pasti dan tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran barang, mudah dijual oleh pemiliknya tanpa memerlukan biaya yang berarti. 2). Pendapatan baru dapat diakui bilamana pendapatan tersebut mudah terhimpun atau terbentuk. Untuk memperoleh pendapatan harus melakukan kegiatan memproduksi barang atau jasa yang menjadi sumber utama pendapatan. Pendapatan dikatakan telah terhimpun bilamana telah berjalan dan secara substansial telah selesai sehingga suatu unit untuk menguasai manufaktur yang terkandung dalam pendapatan. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa pengakuan merupakan proses pencatatan atau memasukkan suatu pos kedalam laporan keuangan suatu usaha. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya dalam laporan keuangan sebagai aktiva atau kewajiban. Pengakuan pendapatan dibagi atas 4 (empat) bagian yaitu: a. Pendapatan diakui pada saat penjualan Pendapatan biasanya diakui pada saat barang atau jasa diberikan kepada pelanggan. Pengakuan pendapatan berdasarkan penjualan didasarkan pada:

8 1). Harga jual telah ditentukan dengan pasti. 2). Produk telah berada diluar perusahaan dan suatu aktiva harus telah menggantikannya karena suatu pertukaran terjadi. 3). Untuk sebagian besar perusahaan, penjualan merupakan peristiwa keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekonomi perusahaan. 4). Sebagian besar biaya produksi atau pengadaan produksi tersebut telah terjadi dan mudah dapat diterapkan. b. Pendapatan diakui pada saat kas diterima. Pendapatan diakui pada saat kas diterima biasanya terjadi pada saat penjualan cicilan dimana pengumpulan kas atau pelunasannya tidak terjamin kepastiannya, maka dalam hal ini pendapatan baru diakui pada saat kas benar-benar sudah diterima. c. Pendapatan diakui pada saat berlangsungnya produksi. Pendapatan diakui pada saat berlangsungnya produksi biasanya terjadi pada perusahaan konstruksi yang memiliki kontrak pembayaran yang bersifat jangka panjang yang membutuhkan waktu penyelesaian lebih dari satu periode akuntansi. d. Pendapatan diakui pada saat selesainya produksi. Dalam hal ini perusahaan akan mengakui pendapatannya apabila produksi telah selesai dilakukan seluruhnya. Metode pendapatan ini biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi logam mulia atau hasilhasil pertanian untuk konteks harga pasar relatif stabil.

9 Dalam hal penentuan suatu transaksi disebut pendapatan, harus ada keterkaitan antara pengakuan kenaikan aktiva perusahaan tertentu atau penurunan kerugian. Penentuan pendapatan dalam laporan laba rugi harus berdasarkan kriteria: a. Nilai ekonomi seharusnya telah ditambahkan oleh perusahaan pada produknya b. Jumlah pendapatan harus dapat diukur c. Pengukuran harus dapat diuji secara relatif terlepas dari bias. d. Beban yang berkaitan harus sanggup ditaksir dengan tingkat ketepatan yang wajar. b. Pengertian dan penentuan beban Biaya (cost) dan beban (expenses) seringkali digunakan dalam arti yang sama namun sebenarnya terdapat perbedaan antara keduanya. Biaya adalah pengeluaran yang belum habis masa manfaatnya jadi masih harus dibebankan ke periode berikutnya sedangkan beban adalah pengeluaran yang sudah habis masa manfaatnya dan sudah seluruhnya dibebankan ke periode yang berjalan. Dalam Standar Akuntansi Keuangan tahun 2004 mendefenisikan beban sebagai berikut: Beban (expense) adalah penurunan manfat ekonomi selam suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban merupakan faktor pengurang pendapatan dalam menentukan laba, oleh karena itu beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan

10 langsung antara biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh. Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva. Secara umum pengakuan beban dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah sebagai berikut: 1. Beban diakui dalam perhitungan laba rugi kalau penurunan manfaat masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva dalam peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. 2. Beban diakui dalam perhitungan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara beban yang timbul dan pos-pos penghasilan tertentu yang diperoleh. 3. Beban diakui dalam perhitungan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sitematis. 4. Beban diakui dalam perhitungan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva. Dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: 1. Biaya produksi, biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya: biaya depresiasi, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian proses produksi.

11 2. Biaya Pemasaran, biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya: Biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, biaya gaji karyawan yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample). 3. Biaya umum dan administrasi, biaya-biaya yang terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya: biaya gaji karyawan bagian akuntansi / keuangan, biaya gaji bagian personalia, biaya gaji bagian hubungan masyarakat, biaya gaji bagian pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy. Dalam hubungannya dengan perusahaan, beban dapat digolongkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu: 1. Beban usaha, adalah beban-beban yang terjadi dalam rangka menjalankan usaha pokok sehubungan dengan operasi perusahaan untuk melakukan penjualan. Dalam Laporan Laba Rugi beban usaha biasanya mencakup: a. Beban penjualan, adalah keseluruhan beban yang dikorbankan dalam rangka melaksanakan penjualan barang dagangan yang meliputi: komisi penjualan, beban iklan, beban angkut penjualan, beban gaji bagian penjualan, dan lain-lain. b. Beban administrasi dan umum, adalah keseluruhan beban yang dikorbankan dalam hubungannya dengan kegiatan administrasi dan umum, misalnya: beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perawatan umum, beban perlengkapan usaha, dan lain-lain.

12 2. Beban diluar usaha, adalah beban-beban yang terjadi tidak dalam kaitannya dengan usaha pokok perusahaan. Contohnya: bunga bank, kerugian atas penjualan aktiva tetap dan lain-lain. c. Pengertian dan penentuan laba Pengertian laba penting untuk diketahui, mengingat laba adalah produk dari laporan laba rugi dan merupakan salah satu sumber informasi bagi pihak intern dan pihak ekstern dalam pengambilan keputusan. Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam APB pernyataan no.4 memberikan defenisi atas laba sebagai berikut: net income (net loss) the excess (defisit) of revenue over expenses for an accounting period, which is the net increase (net decreases) in owners equity from profit directed activities that is recognized measured in conformity with generally accepted accounting principle (GAAP). Penentuan laba pada umumnya dilakukan dengan membandingkan pendapatan (revenue) dengan beban (expenses) atau disebut dengan Matching of Costs with Revenue. Dalam mengukur laba ada 2 (dua) pendekatan yang dipakai yaitu pendekatan penilaian dan pendekatan transaksi. 1). Pendekatan penilaian Secara operasional pendekatan ini membutuhkan pengukuran aktiva dan kewajiban suatu perusahaan pada dua titik waktu. Jika selisih aktiva dan kewajiban yang dikenal sebagai aktiva bersih atau ekuitas meningkat setelah semua investasi dieleminasi maka laba telah dihasilkan, apabila tidak ada perubahan maka tidak ada laba.

13 2). Pendekatan transaksi Pendekatan transaksi disebut juga metode penandingan yaitu memusatkan perhatian pada kejadian-kejadian usaha yang mempengaruhi elemen-elemen tertentu Laporan Keuangan yaitu pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Secara umum terdapat 2 (dua) basis akuntansi yang berkaitan dengan pengukuran laba yaitu: 1). Cash Basis Dalam konsep ini disebutkan bahwa penghasilan dari penjualan barang atau jasa dari sumber lain baru dibukukan bila sudah diterima tunai. Beban yang berhubungan dengan berkurangnya harta, barang dagangan dan ongkos yang lain baru dibukukan bila sudah dibayar tunai. Dalam konsep ini terdapat penekanan unsur kas yang menjadi dasar penentuan laba. 2). Accrual Basis Dalam konsep ini bahwa pendapatan telah ditentukan apabila barang atau jasa sudah dijual walaupun uang kas belum diterima dan beban juga sudah dibebankan baik yang sudah dibayar tunai maupun yang belum dibayar. B. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan merupakan prasarana yang penting sebagai pedoman pokok untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan bagi perusahaan dan ekonomi lainnya. Dengan adanya standar akuntansi yang baik maka laporan keuangan dapat menjadi lebih berguna, dapat dibandingkan, tidak

14 menyesatkan, dan dapat mencipatakan transparansi bagi perusahaan. Oleh karena itu pengembangan standar akuntansi yang baik sangat relevan dan mutlak diperlakukan dalam era reformasi ini. Untuk menyeragamkan penyusunan laporan keuangan diperlukan suatu pola standar untuk memudahkan pekerjaan dan aturan kerja yang diperlakukan oleh profesi akuntansi. Menurut Bekaoui (2001:28), standar akuntansi lazimnya terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu uraian masalah yang akan ditanggulangi, pembahasan logis (mungkin dengan menggali teori fundamental) mengenai cara-cara untuk menyelesaikan masalah itu, kemudian penyelesaian ditetapkan sesuai dengan keputusan atau teori. C. Standar Akuntansi Keuangan No.25 1. Ruang lingkup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no.25 a. Pernyataan ini harus ditetapkan oleh semua perusahaan dalam penyajian laporan laba rugi dari aktivitas normal dan pos luar biasa dan dalam pertanggungjawaban perubahan estimasi akuntansi, perubahan kebijakan akuntansi dan kesalahan mendasar. b. Pernyataan ini mengatur tentang penerapan laba rugi bersih selama periode dan pengungkapan pos-pos tertentu yang tercakup dalam laba atau rugi bersih. Pengungkapan tersebut dilakukan sebagai pelengkap pengungkapan yang disyaratkan dalam standar akuntansi keuangan tentang masing-masing topik yang bersangkutan.

15 c. Pernyataan ini mengatur tentang pengungkapan unsur laba atau rugi bersih tertentu sebagai pelengkap pengungkapan yang diatur pada standar akuntansi keuangan lainnya. d. Pernyataan ini mengatur tentang pengungkapan tertentu yang perlu dibuat sehubungan dengan operasi yang tidak dilanjutkan. e. Dampak pajak dari pos luar biasa, kesalahan yang mendasar dan perubahan kebijakan akuntansi di pertanggungjawabkan dan diungkapkan seperti dalam standar akuntansi yang berlaku. (Sumber: IAI, PSAK No.25, 2004) 2. PSAK No.25 Hubungannya dengan penyajian Laporan Laba Rugi Menurut PSAK no.25 bahwa dalam penyajian laporan laba rugi haruslah diadakan penetapan laba rugi bersih untuk periode yang berjalan secara tepat yang terdiri atas penetapan pos-pos luar biasa, laba atau rugi dari aktivitas normal, operasi yang tidak dilanjutkan, perubahan estimasi akuntansi, kesalahan mendasar dan perubahan kebijakan akuntansi. a. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan Semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam 1 periode harus tercakup dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut kecuali jika SAK yang berlaku mensyaratkan atau memperbolehkan sebaliknya. Menurut PSAK No. 25 bahwa laba atau rugi bersih untuk periode berjalan terdiri atas unsur-unsur berikut:

16 1). Laba atau rugi dari aktivitas normal Laba atau rugi dari aktivitas normal merupakan hasil dari kegiatan utama perusahaan namun bila dalam laba atau rugi dari aktivitas normal terdapat unsur penghasilan dan atau beban yang pengungkapan tentang ukuran, hakikat atau terjadinya dianggap relevan untuk menjelaskan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu maka hakikat dan unsur tersebut harus diungkapkan secara terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. Kondisi-kondisi yang menimbulkan unsur-unsur penghasilan dan beban seperti yang diungkapkan diatas antara lain: a). Penurunan nilai persediaan sampai jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi maupun pemulihan kembali penurunan nilai tersebut. b). Restrukturisasi aktivitas-aktivitas perusahaan dan pembalikan setiap penyisihan untuk biaya restrukturisasi. c). Pelepasan aktiva tetap, pelepasan investasi jangka panjang, operasi yang tidak dilanjutkan dan penyelesaian gugatan hukum. 2). Pos Luar Biasa Pada umumnya semua unsur pendapatan dan beban yang tercakup dalam perhitungan laba rugi bersih untuk suatu periode timbul dari aktivitas normal perusahaan, namun adakalanya terjadi suatu kejadian atau transaksi menimbulkan pos luar biasa. Oleh karena itu perusahaan harus mengungkapkan jika terjadi pos luar biasa dalam laporan laba rugi yang bersangkutan. Pos luar biasa merupakan suatu pos yang jarang terjadi sehingga diharapkan untuk tidak terjadi secara lebih teratur, dan merupakan hasil dari luar aktivitas normal. Pos luar biasa dalam laporan laba rugi disajikan setelah laba yang berasal dari kegiatan normal

17 perusahaan. Suatu kejadian atau transaksi dapat diklasifikasikan sebagai pos luar biasa jika memenuhi 2 (dua) kriteria berikut: a). Bersifat tidak normal, yaitu kejadian yang bersangkutan memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan normal perusahaan. b). Tidak sering terjadi, yaitu kejadian yang bersangkutan tidak sering terjadi dalam kegiatan normal perusahaan. Bila hanya salah satu kriteria tersebut terpenuhi, maka kejadian tersebut dikelompokkan sebagai penghasilan atau beban lain-lain. b. Operasi Yang Tidak Dilanjutkan Suatu operasi yang tidak dilanjutkan terjadi sebagai akibat dari penjualan atau penghentian suatu lini usaha utama yang terpisah dimana aktiva, laba atau rugi bersih dan aktivitas dapat dipisahkan baik secara fisik, secara operasional maupun untuk tujuan pelaporan keuangan. Hasil dari suatu dari operasi yang tidak dilanjutkan secara umum dimaksukan dalam laba atau rugi dari aktivitas normal. Namun ada kalanya dalam kondisi yang jarang terjadi dimana tidak dilanjutkannya operasi adalah hasil dari kejadian atau transaksi yang secara jelas terpisah dari aktivitas normal perusahaan dan karenanya tidak diharapkan untuk sering terjadi kembali secara teratur, penghasilan atau beban yang timbul dari tidak dilanjutkan operasi diperlakukan sebagai pos luar biasa.

18 c. Perubahan Estimasi Akuntansi Banyak dari transaksi perusahaan yang tidak diukur secara tepat dan benar sebagai akibat adanya ketidakpastian aktivitas usaha sehingga untuk mengukurnya diperlukan estimasi akuntansi dengan mempertimbangkan informasi terakhir yang tersedia. Contohnya untuk pengisian piutang sangsi (Bad Debts), keusangan persediaan dan masa manfaat dari aktiva yang disusutkan. Pengaruh perubahan estimasi akuntansi harus dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih dalam: 1). periode perubahan tersebut, jika perubahan tersebut hanya mempengaruhi periode tersebut 2). periode perubahan tersebut dan periode-periode yang akan datang, jika perubahan tersebut mempengaruhi keduanya. d. Kesalahan Mendasar Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau lebih periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Dalam PSAK No. 25 dijelaskan bahwa koreksi atas kesalahan mendasar biasanya dimasukkan dalam perhitungan laba atau rugi bersih untuk peride berjalan. Suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi pada tanggal penerbitannya. Contohnya adalah penemuan bahwa laporan keuangan periode sebelumnya memasukkan jumlah pekerjaan dalam proses dan piutang yang fiktif dan nilainya material. Pertanggungjawaban atas kesalahan yang terjadi dapat dilakukan dengan menyatakan kembali informasi yang

19 berkaitan secara komparatif untuk mengoreksi kesalahan mendasar tersebut atau dengan menyajikan informasi tambahan secara proforma. Dalam hal pengungkapan kesalahan mendasar yang terjadi perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut jumlah koreksi untuk periode berjalan dan periode-periode sebelumnya, jumlah koreksi yang berhubungan dengan periodeperiode sebelum periode yang tercakup dalam informasi komparatif dan kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali atau tidak praktis untuk dinyatakan kembali. e. Perubahan Kebijakan Akuntansi Suatu perusahaan kadang-kadang dalam menyusun laporan keuangan tidak dapat menerapkan secara konsisten suatu kebijakan akuntansi, padahal suatu kebijakan akuntansi harus ditetapkan secara konsisten untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan tersebut selama beberapa periode. Mengenai perubahan kebijakan akuntansi ini PSAK No. 25 menyatakan bahwa: Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya jika penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi keuangan yang berlaku, atau jika diperkirakan bahwa perusahaan tersebut akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi yang sesuai dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam hal pengungkapannya jika suatu perubahan kebijakan akuntansi mempunyai pengaruh material terhadap periode yang sedang berjalan atau periode sebelumnya atau mungkin juga mempunyai pengaruh material terhadap periode berikutnya maka perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut alasan dilakukan perubahan, jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan periode sebelumnya, jumlah penyesuaian yang berhubungan dengan masa sebelum

20 periode yang tercakup dalam informasi komparatif dan kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali atau kenyataan bahwa untuk menyatakan kembali informasi komparatif dianggap tidak praktis. D. Standar Akuntansi Keuangan No.11 1. Ruang lingkup PSAK No.11 a. Pernyataan ini mengatur akuntansi tentang penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing uang meliputi penentuan kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari perubahan kurs valuta asing dalam laporan keuangan. b. Pernyataan ini tidak menspesifikasi mata uang yang digunakan perusahaan dalam menyajikan laporan keuangannya, pernyataan ini mewajibkan pengungkapan alasan penggunaan mata uang tersebut dan alasan perubahan mata uang pelaporan. (Sumber: IAI, PSAK No.25, 2004) a. Pengertian Konversi Mata Uang Asing Istilah konversi mata uang asing perlu didefenisikan secara benar. Istilah ini diterjemahkan dari bahasa Inggris yaitu Foreign Currency Translation. Pengertian konversi dan translasi dapat dibedakan, dalam akuntansi translation memiliki makna teknis yang menurut John Flower (1995: 348) didefenisikan sebagai berikut: The process where by financial data expressed in terms of one currency is restated in terms of another currency.

21 Menurut Choi Frederick (2006: 245) translasi mata uang asing: proses untuk menyatakan jumlah yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang kedalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua mata uang tersebut. Sedangkan pengertian konversi adalah suatu proses pertukaran dari suatu mata uang kedalam mata uang lain. b. Metode-metode Konversi Mata Uang Asing Pada Laporan Laba Rugi Apabila terjadi perubahan kurs mata uang asing dalam suatu periode akuntansi atau periode sebelumnya kurs mana yang akan dipakai dalam mengkonversi laporan laba rugi perusahaan? Apakah kurs tanggal neraca dapat digunakan (closing rate) atau kurs tanggal transaksi (historical rate)? Untuk itu ada beberapa metode atau pendekatan yang dipakai untuk mengkonversi laporan laba rugi yaitu: Historical Rate Method, Average Rate dan Closing Rate Method. 1). Historical Rate Method Metode ini menggunakan kurs tanggal transaksi dalam mengkonversi semua pos-pos yang ada pada laporan laba rugi anak perusahaan. Pendapatan dan biaya dikonversi dengan menggunakan kurs pada saat pendapatan dan biaya diakui. Untuk biaya yang ada kaitannya dengan aktiva seperti biaya penyusutan maka kurs yang dipakai adalah kurs pada saat aktiva tersebut diperoleh atau direalisasi.

22 Metode ini penggunaanya diakui oleh FASB statement no.52 yaitu: For revenues, expenses, gains and losses, the exchange rate at the dates on which those elements are recognized shall be used. Sedangkan dalam PSAK No.11 menyatakan: Pendapatan dan beban entitas asing dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Agar lebih jelas dibawah ini disajikan contoh selama periode satu tahun sebagai berikut: PT. Y yang berkedudukan di Indonesia dan memiliki anak perusahaan di AS dengan nama XYZ.Ltd yang bergerak di bidang penjualan mesin tik dengan 100% kepemilikan. Penjelasan mengenai laporan laba rugi anak perusahaan sebagai berikut: Tanggal kurs Kurs 01 Jan 200X US $ 1 = Rp. 2500 05 Mar 200X US $ 1 = Rp. 2550 21 Mei 200X US $ 1 = Rp. 2600 24 Jul 200X US $ 1 = Rp. 3000 03 Nov 200X US $ 1 = Rp. 3800 02 Des 200X US $ 1 = Rp. 3200 Keterangan transaksi: Beban pokok penjualan diperoleh dari persediaan yang dibeli tanggal 04 Maret

23 Penjualan dilakukan dua kali yaitu: tanggal 26 Mei sebesar $10000 sebanyak 500 unit @ $ 20 tanggal 20 Desember sebesar $ 7500 sebanyak 500 unit @ $15 Tanggal 31 Juni, beban komisi penjualan dibayar sebesar $ 1500 Tanggal 20 September, beban iklan dibayar sebesar $ 100 Beban penyusutan bangunan terdiri dari: - Bangunan A yang dibeli tanggal 2 Januari sebesar $ 20,000 dengan masa manfaat 10 tahun. - Bangunan B yang dibeli tanggal 2 Juni sebesar $ 10,000 dengan masa manfaat 10 tahun. Pendapatan pajak dibayar sebesar $ 1313 pada tanggal 31 Desember. Dari keterangan diatas jurnal penyusutan yang dibutuhkan pada 31 Desember 200X adalah: Depr. Exp. Building A* $ 2000 Acc. Depr. Building A $ 2000 ( * Depreciation expense = $20000/10thn = $ 2000) Depr. Exp. Building B* $ 417 Acc. Depr. Building B $ 417 (*Depreciation expense = $10000/10thn X 5/12 = $ 417) Laporan laba rugi XYZ.Ltd yang dijabarkan dengan metode Historical Rate akan terlihat sebagai berikut:

24 Table 2.1 XYZ Ltd Translation of Income Statement to Indonesia Rupiah 31 Desember 200X Income Statement US dollar Exchange rate (HR) Indonesia (Rp) Sales 26/05 $ 10,000 Rp 2,600 Rp 26,000,000 20/02 $ 7,500 Rp 3,200 Rp 24,000,000 $ 17,500 Rp 50,000,000 Cost of good sold $ (10,000) Rp 2,500 Rp (25,000,000) Gross profit $ 7,500 Rp 25,000,000 Selling Exp: Sale commission Exp $ 1,500 Rp 2,600 Rp 3,900,000 Advertising Exp $ 200 Rp 3,000 Rp 600,000 Depr exp-building B $ 417 Rp 2,600 Rp 1,084,200 General & Expense: Depr exp-building A $ 2,000 Rp 2,500 Rp 5,000,000 Salaries exp $ 100 Rp 3,000 Rp 300,000 Operating Exp $ 4,217 Rp 10,884,200 Income before tax $ 3,283 Rp 14,115,800 Income Tax $ (1,313) Rp 3,200 Rp (4,201,600) Net Income $ 1,970 Rp 9,914,200 Ket: HR = HistoricalRrate 2). Average Rate Method Metode ini didasarkan pada penggunaan kurs rata-rata tertimbang (Weight Exchange Rate) yang diambil selama satu periode. Dan kurs rata-rata tersebut digunakan untuk menjabarkan pos-pos pada laporan laba rugi. Metode Average Rate diakui dan diterapkan pengunaannya apabila pos-pos yang ada pada laporan laba rugi terlalu banyak sehingga metode historical rate tidak praktis untuk digunakan. Dalam FASB statement no.52 menyatakan: because translation at the exchange rates at the dates the numerous revenues, expenses, gains and losses

25 are recognized is generally impratical, an appropriately weight average rate for period may be used to translation those elements. Begitu pula dalam PSAK No.11 menyebutkan: berdasarkan pertimbangan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar sebenarnya misalnya kurs ratatara selama satu periode sering kali digunakan untuk menjabarkan pendapatan dan beban suatu entitas asing. Seperti contoh kasus diatas, maka perhitungan kurs rata-rata tertimbang adalah: Tanggal kurs Kurs Jangka Waktu 01 Jan 200X US $ 1 = Rp. 2500 63 hari 05 Mar 200X US $ 1 = Rp. 2550 77 hari 21 Mei 200X US $ 1 = Rp. 2600 64 hari 24 Jul 200X US $ 1 = Rp. 3000 102 hari 03 Nov 200X US $ 1 = Rp. 3800 29 hari 02 Des 200X US $ 1 = Rp. 3200 30 hari Dari perubahan kurs diatas akan diperoleh kurs rata-ratabtertimbang dengan cara melakukan perhitungan seperti dibawah ini: (2500x63) + (2550x77) + (2600x64) + (3000x102) + (3800x29) + (3200x30) WAR = 365 hari = 2828.63 Keterangan: WAR : Weight Exchange Rate

26 Dengan menggunakan perhitungan kurs rata-rata tertimbang maka kurs yang dipakai adalah US $1 = Rp. 2828.63. Laporan laba rugi XYZ.Ltd yang dijabarkan dengan metode Average Rate akan terlihat sebagai berikut: Table 2.2 XYZ Ltd Translation of Income Statement to Indonesia Rupiah 31 Desember 200X Income Statement US dollar Exchange rate (AR) Indonesia (Rp) Sales 26/05 $ 10,000 Rp 2,828.63 Rp 28,286,300 20/02 $ 7,500 Rp 2,828.63 Rp 21,214,725 $ 17,500 Rp 49,501,025 Cost of good sold $ (10,000) Rp 2,828.63 Rp (28,286,300) Gross profit $ 7,500 Rp 21,214,725 Selling Exp: Sale commission Exp $ 1,500 Rp 2,828.63 Rp 4,242,945 Advertising Exp $ 200 Rp 2,828.63 Rp 565,726 Depr exp-building B $ 417 Rp 2,828.63 Rp 1,179,539 General & Expense: Depr exp-building A $ 2,000 Rp 2,828.63 Rp 5,657,260 Salaries exp $ 100 Rp 2,828.63 Rp 282,863 Operating Exp $ 4,217 Rp 11,928,333 Income before tax $ 3,283 Rp 9,286,392 Income Tax $ (1,313) Rp 2,828.63 Rp (3,713,991) Net Income $ 1,970 Rp 5,572,401 Ket: AR = Average Rate 3) Closing Rate Method Metode ini mengkonversikan semua pos-pos pada laporan laba rugi anak perusahaan dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Semua perkiraan yang ada pada laporan laba rugi dikalikan dengan kurs tanggal neraca. Metode ini metode yang paling praktis untuk digunakan tetapi kurang mendapat dukungan terhadap penggunaannya.

27 Pada kasus diatas kurs tanggal neraca adalah kurs yang berlaku pada tanggal 31 Desember 200X yaitu $1= Rp.3200,- jika kurs ini yang dipakai maka akan diperoleh laporan laba rugi sebagai berikut: Table 2.3 XYZ Ltd Translation of Income Statement to Indonesia Rupiah 31 Desember 200X Income Statement US dollar Exchange rate (CR) Indonesia (Rp) Sales 26/05 $ 10,000 Rp 3,200 Rp 32,000,000 20/02 $ 7,500 Rp 3,200 Rp 24,000,000 $ 17,500 Rp 56,000,000 Cost of good sold $ (10,000) Rp 3,200 Rp (32,000,000) Gross profit $ 7,500 Rp 24,000,000 Selling Exp: Sale commission Exp $ 1,500 Rp 3,200 Rp 4,800,000 Advertising Exp $ 200 Rp 3,200 Rp 640,000 Depr exp-building B $ 417 Rp 3,200 Rp 1,334,400 General & Expense: Depr exp-building A $ 2,000 Rp 3,200 Rp 6,400,000 Salaries exp $ 100 Rp 3,200 Rp 320,000 Operating Exp $ 4,217 Rp 13,494,400 Income before tax $ 3,283 Rp 10,505,600 Income Tax $ (1,313) Rp 3,200 Rp (4,201,600) Net Income $ 1,970 Rp 6,304,000 Ket: CR = Closing Rate Sedangkan untuk metode translasi mata uang asing dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu Metode Kurs Tunggal dan Metode Kurs Berganda. 1). Metode Kurs Tunggal Metode kurs tunggal disebut juga metode kurs kini merupakan transalasi (penyajian ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang ke dalam mata uang lainnya. Dalam metode ini pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang

28 berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui, namun demikian untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat pada periode tersebut. 2). Metode Kurs Berganda Metode kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nilai tukar kini dalam proses translasi yang terdiri dari metode kini-non kini, metode moneter-non moneter dan metode temporal. a). Metode Kini-non kini Dalam metode ini, pos-pos laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan atau berdasrkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh. b). Metode Moneter-non moneter Dalam metode ini pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan konsep kini-non kini. c). Metode Temporal Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Berkebalikan dengan metode kurs kini, metode temporal mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs nilai tukar historis dan kurs kini.

29 Contoh: Nilai ekuivalen dolar AS terhadap saldo dalam peso Meksiko pada saat kurs nilai tukar sebesar P1= $ 0,13, seandainya nilai peso mengalami penurunan menjadi P1= $0,10 maka ada beberapa hasil akuntansi yang berbeda dapat timbul pada laporan laba rugi anak perusahaan meksiko berdasarkan metode transalasi mata uang asing yang dijelaskan diatas: Tabel 2.4 Laporan Laba Rugi Anak Perusahaan Meksiko Metode Transalasi mata uang asing Dolar AS sebelum depresiasi peso Dolar AS sesudah depresiasi peso ($ 0,10 = P1) Peso ($ 0,13 = P1) Nilai tukar sekarang kini- non kini moneter-non moneter metode temporal Penjualan 40,000 $ 5,200 4,000 4,000 4,000 4,000 Harga pokok penjualan 20,000 2,600 2,000 2,000 2,600 2,600 Depresiasi 1,800 234 180 234 234 234 Beban lain-lain 8,000 1,040 800 800 800 800 Laba sebelum pajak 10,200 1,326 1,020 966 366 366 Pajak penghasilan (30%) (3,060) (398) (306) (306) (306) (306) Keuntungan (kerugian) translasi (450) (270) 360 (90) Laba (rugi) bersih 7,140 $ 928 264 390 420 (30) (Sumber: Choi Frederick, Akuntansi Internasional, 2006:257) Contoh ini mencerminkan seperti apakah laba yang dilaporkan jika seluruh keuntungan (kerugian) translasi tercermin dengan segera dalam periode berjalan. Nilai keuntungan (kerugian) translasi didapatkan karena adanya perbedaan dari nilai ekuivalen dolar atas posisi aktiva bersih setelah dan sebelum depresiasi.

30 2. PSAK No.11 Hubungannya dengan penyajian Laporan Laba Rugi Konversi neraca dan laporan laba rugi akan menunjukkan angka-angka pada neraca dan laporan laba rugi yang diperoleh dengan mengalikan kurs dengan setiap perkiraan. Metode yang digunakan untuk menjabarkan laporan keuangan suatu kegiatan usaha luar negeri tergantung pada cara pendanaan dan operasi perusahaan. Dalam PSAK no.11 menyebutkan bahwa pendapatan dan beban entitas asing dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaski dan beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan. Penjabaran laporan keuangan suatu entitas asing mengakibatkan pengakuan beda nilai tukar (exchange diffrence) yang timbul dari penjabaran pendapatan dan beban dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Beda nilai tukar ini tidak diakui sebagai pendapatan atau beban untuk periode yang bersangkutan, karena perubahan dalam nilai tukar hanya sedikit atau bahkan tidak berdampak pada arus kas operasi baik sekarang maupun yang akan datang untuk entitas asing maupun perusahaan pelapor. Setiap perusahaan harus mengungkapkan beda nilai tukar bersih yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang terpisah, dan rekonsiliasi beda nilai tukar tersebut pada awal dan akhir periode. Jika mata uang pelaporan (reporting currency) berbeda dengan mata uang negara tempat perusahaan berdomisili, maka alasan untuk menggunakan mata uang yang berbeda harus diungkapkan, alasan untuk setiap perubahan dalam mata uang pelaporan juga harus diungkapkan.

31 Dalam akuntansi terdapat 3 (tiga) metode perlakuan terhadap selisih kurs ekonomi. Metode-metode itu adalah: a. All Inclusive Income Method Metode ini menegaskan bahwa selisih kurs karena konversi harus direfleksikan pada laba atau rugi karena perubahan kurs adalah fakta yang terjadi sehari-hari. b. Deferall method Metode ini didasarkan atas prinsip realisasi yang menegaskan bahwa selisih kurs karena konversi yang tidak direalisasi harus dicatat tetapi tidak direfleksikan pada laba atau rugi. Perkiraan baru hasil pencatatan ini diamortisasikan berdasarkan umur dari aktiva dan utang yang dikonversikan. Variasi lain dari metode ini adalah yaitu memperlakukan selisih kurs yang berupa translation gains (laba akibat konversi) sebagai deffered account tetapi selish kurs karena konversi yang berupa translation losses (rugi akibat konversi) direfleksikan pada laba atau rugi. Ini dikaitkan dalam prinsip konservatisme. c. Owner s Equity Adjustment Method Metode ini mengkombinasikan prinsip realisasi dengan asumsi going concern. Metode ini memperlakukan selisih karena konversi bukan sebagai bagian dari laba atau rugi karena perusahaan tidak hendak melikuidasikan anak perusahannya dan selisih itu tidak direalisasi. Dengan demikian selisih kurs karena konversi dicantumkan pada kelompok ekuitas dengan pos tersendiri dengan nama translation adjustment atau dalam Standar Akuntansi Keuangan dikenal dengan isitilah selisih kurs karena konversi.

32 F. Penyajian Laporan Laba Rugi Dalam penyajian Laporan laba rugi ada dua konsep yang digunakan, yaitu konsep laba operasi berjalan dan konsep laba menyeluruh. 1. Konsep Laba Operasi Berjalan Menurut konsep laba operasi berjalan (Current Operating Concept of Income), laba hanya akan mencerminkan perubahan-perubahan nilai dan peristiwa-peristiwa yang dapat dikendalikan oleh manajemen. Perubahanperubahan yang dianggap relevan adalah perubahan yang berasal dari kegiatan perusahaan yang normal, sedangkan hasil atau beban karena keadaan luar biasa dimasukkan dalam Laporan laba ditahan. Laba menurut metode ini dapat membuat ukuran yang baik mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi laba periode yang lalu dan memperkirakan laba yang akan datang. 2. Konsep Laba Menyeluruh Sedangkan menurut konsep laba menyeluruh (All Inclusive Concept of Income), seluruh pos yang mempengaruhi laba ditahan kecuali pembagian deviden dan penyesuaian untuk perikiraan pemilik, dimasukkan dalam perhitungan laba. Menurut konsep ini suatu laporan haruslah dapat menggambarkan aktivitas perusahaan dalam suatu periode tertentu, karenanya laporan laba rugi selain berisikan kegiatan-kegiatan sesuai dengan operasi perusahaan juga memuat pos-pos yang berasal dari kejadian luar biasa yang disajikan tersendiri dalam laporan laba rugi sehingga laporan laba

33 rugi akan mencerminkan laba usaha dari operasi normal perusahaan dan laba sesudah operasi normal. Laporan laba rugi dapat disajikan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu: 1. Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung (Single Step) Dengan menggabungkan semua pendapatan menjadi satu kelompok dan semua beban dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba atau rugi bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total pendapatan dengan total beban. 2. Laporan Laba Rugi Bentuk Bertahap (Multiple Step) Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut: a. harus ada pemisahan antara hasil usaha yang diperoleh melalui kegiatan pokok dan laba (rugi) yang didapat melalui kegiatan diluar usaha pokok. b. adanya penggolongan biaya berdasarkan fungsi-fungsi pokok perusahaan seperti penjualan dan administrasi, produksi dan pembelian.

34 Contoh bentuk Single Step: Tabel 2.5 PT. INDISARI Laporan Laba Rugi Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 Pendapatan: Penjualan bersih Rp. 5000.000 Pendapatan bunga Rp. 2500.000 Pendapatan sewa Rp. 1000.000 Total Pendapatan Rp. 8500.000 Beban: Harga pokok penjualan Rp. 3000.000 Beban penjualan Rp. 2000.000 Bebanm Administrasi Rp. 500.000 Beban Bunga Rp. 850.000 Total Beban Rp. 6350.000 Laba bersih Rp. 2150.000 (Sumber : olahan sendiri)

35 Contoh bentuk Multiple Step: Tabel 2.6 Computer King Laporan Laba Rugi Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 Pendapatan dari penjualan: $ 720,185 Penjualan Dikurangi: Retur penjualan $ 6,140 Diskon penjualan $ 5,790 ($ 11,930) Penjualan bersih $ 708,255 Harga pokok penjualan $ 525,305 Laba Kotor $ 182,950 Beban operasi: Beban penjualan: Beban gaji $ 6,030 Beban iklan $ 1,086 Beban penyusutan peralatan toko $ 3,100 Beban penjualan rupa-rupa $ 630 Total beban penjualan $ 74,620 Beban Administrasi: Beban gaji kantor $ 21,020 Beban sewa $ 8,100 Beban penyusutan peralatan kantor $ 2,490 Beban asuransi $ 1,910

36 Beban perlengkapan kantor $ 610 Beban administrasi rupa-rupa $ 760 Total beban administrasi $ 34,890 Total beban operasi ($ 109,510 ) Laba dari operasi $ 73,440 Pendapatan lain: Pendapatan bunga $ 3,800 Pendapatan sewa $ 600 Total pendapatan lain-lain $ 4,400 Beban lain: Beban bunga ($ 2,440) $ 1,960 Laba bersih $ 75,400 (Sumber: Niswonger 2000 : 250) Komponen-komponen yang lazim digunakan oleh suatu perusahaan yang berhubungan dengan perhitungan laba rugi adalah: 1. Pendapatan dari penjualan Jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit, dilaporkan pada seksi ini. Retur dan potongan penjualan serta diskon penjualan dikurangkan dari jumlah ini untuk mendapatkan penjualan bersih. 2. Harga pokok penjualan Harga pokok atau biaya dari barang dagang yang dijual selam periode tersebut bisa juga disebut harga pokok penjualan (cost of good sold).

37 3. Laba kotor Kelebihan penjualan bersih terhadap harga pokok barang dagang yang dijual disebut laba kotor (gross profit). 4. Beban operasi, beban operasi pada umumnya dibagi 2 (dua) yaitu: a. Beban penjualan (selling expense) adalah beban yang timbul secara langsung dalam rangka penjualan barang dagang. b. Beban administrasi (administration expense) adalah beban yang timbul dalam administrasi atau operasi umum. 5. Laba dari operasi Kelebihan laba kotor terhadap total beban operasi disebut laba dari operasi (income from operations) atau laba operasi (operating income). Bila beban operasi lebih besar daripada laba kotor maka kelebihan tersebut disebut sebagai kerugian dari operasi (loss from operations). 6. Pendapatan lain-lain Pendapatan dari sumber lain diluar aktivitas operasi perusahaan yang utama disebut paendapatan lain-lain (other income). Untuk perusahaan dagang, hal itu mencakup pendapatan bunga, sewa dan keuntungan dari penjualan aktiva tetap. 7. Beban lain-lain Beban yang tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan operasi disebut beban lain-lain (other expense). Contoh dari beban lain-lain: beban bunga yang timbul dari aktivitas pendanaan dan kerugian dalam pelepasan aktiva tetap. 8. Laba bersih sebelum pajak penghasilan

38 9. Pajak penghasilan Suatu pajak atau setoran perusahaan kepada pemerintah yang dikenakan terhadap laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Pajak penghasilan dihitung dari laba bersih dengan peraturan perpajakan yang berlaku. 10. Keuntungan dan kerugian luar biasa Kejadian dan transaksi yang bersifat tidak biasa dan tidak sering terjadi. Contoh laba dari pembatalan hutang kepada pemegang saham, rugi akibat bencana alam, dan sebagainya. 11. Laba / rugi bersih Angka terakhir pada laporan laba rugi disebut laba bersih (net income) atau kerugian bersih (net loss). Hal itu merupakan kenaikan bersih atau penurunan bersih terhadap ekuitas pemilik sebagia akibat dari aktivitas penciptaan laba selama periode bersangkutan.