BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Kondisi Perusahaan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Kondisi Perusahaan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis permasalahan tentang penerapan PSAK 10 terhadap PT Unitec Artha Makmur. Analisis tersebut akan dibagi menjadi empat bagian yaitu dilihat dari penentuan mata uang fungsional, pengakuan awal, pengukuran pos moneter dan pos non-moneter, dan penyajian kembali laporan keuangan setelah diterapkan PSAK 10. Untuk melakukan analisis ini, peneliti akan membandingkan kebijakan akuntansi yang terdapat pada perusahaan dan standar yang ditetapkan oleh PSAK 10, yaitu sebagai berikut: 1. Penentuan mata uang fungsional PT Unitec Artha Makmur merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan (Trading Company) di Indonesia. Perusahaan ini melakukan pencatatan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang IDR, untuk mempermudah dalam melakukan transaksi perusahaan di Indonesia. Akan tetapi, dengan adanya PSAK 10 (revisi 2010) manajemen perlu melakukan pertimbangan ulang untuk menilai mata uang fungsional yang dapat menggambarkan aktivitas bisnis perusahaan yang sebenarnya. 2. Pengakuan Awal Perusahaan melakukan pencatatan transaksi mata uang asing kedalam IDR sebagai mata uang fungsional perusahaan. Nilai kurs yang digunakan dalam mentranslasi mata uang asing kedalam mata uang IDR adalah kurs pajak untuk menghindari fluktuasi selisih kurs. Di Indonesia terdapat kurs Bank Indonesia dan kurs Pajak, 46

2 akan tetapi didalam PSAK 10 tidak diwajibkan untuk menggunakan nilai kurs tertentu sehingga pemilihan kurs itu menjadi kebijakan perusahaan. Nilai kurs yang digunakan perusahaan akan digunakan dalam untuk mengukur tranksaksi mata uang asing. 3. Pengukuran pos Perusahaan melakukan pencatatan transaksi akuntansi kedalam IDR sehingga perusahaan tidak mengukur kembali pos-pos terkait mata uang asing seperti yang telah ditetapkan PSAK 10. Dalam PSAK 10 terdapat standar dalam pembagian pos moneter dan pos non moneter. Pengukuran untuk masing-masing pos memiliki perlakuan yag berbeda sehingga perusahaan perlu mengetahui secara pasti pembagian pos tersebut agar tidak salah dalam melakukan pengukuran. Pada akun terkait pos moneter akan terjadi selisih kurs pada akhir periode yang harus diakui oleh perusahaan, baik yang terealisasi atau yang belum terealisasi. 4. Penyajian laporan keuangan Penyajian laporan keuangan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan pajak yang mengatur didalamnya. Perusahaan menyajikan selisih kurs pada pendapatan lain-lain sedangkan menurut PSAK 10 (revisi 2010) mengatur pembagian pos moneter dan pos non-moneter ke dalam penyajian yang berbeda yaitu selisih kurs yang timbul akibat penyelesaian pos moneter atau proses penjabaran pos moneter disajikan pada bagian pendapatan/(beban) lain-lain, sedangkan selisih kurs yang timbul akibat pos nonmoneter disajikan pada bagian pendapatan/(beban) komprehensif lain di laporan laba rugi komprehensif. 47

3 IV.2. Penyajian Laporan Keuangan PT Unitec Artha Makmur Tahun 2011 Sebelum Penerapan PSAK 10 Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan disusun berdasarkan basis akrual dan menggunakan mata uang fungsional Rupiah (IDR). Berikut adalah penyajian yang disusun oleh PT Unitec Artha Makmur pada laporan keuangan tahun Adapun penyajian yang dimuat dalam pembahasan skripsi ini hanya penyajian yang akan berpengaruh oleh penerapan PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. PT UNITEC ARTHA MAKMUR PT UNITEC ARTHA MAKMUR LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DESEMBER 2011 DECEMBER 31, Rp ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1,266,902, Cash and cash equivalents Piutang usaha 1,307,600, Trade accounts receivable Piutang lain-lain 4,762, Other accounts receivabe Persediaan 5,858,586, Inventories Uang muka dan biaya dibayar di muka 30,066, Advances and prepaid expenses Uang muka pajak lain-lain 25,289, Other taxes Jumlah Aset Lancar 8,493,207, Total Current Assets ASET TIDAK LANCAR NONCURRENT ASSETS Aset tetap - Property, plant and equipment - setelah dikurangi akumulasi net of accumulated penyusutan tahun 2011 depreciation in 2011 of Rp ,31 595,662, Rp ,31 Aset pajak tangguhan - Deferred tax assets Aset tidak lancar lain-lain - Other noncurrent assets Jumlah Aset Tidak Lancar 595,662, Total Noncurrent Assets JUMLAH ASET 9,088,870, TOTAL ASSETS 48

4 PT UNITEC ARTHA MAKMUR PT UNITEC ARTHA MAKMUR LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DESEMBER 2011 (Lanjutan) DECEMBER 31, 2011 (Continued) 2011 Rp LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIES Utang bank jangka pendek - Short-term bank loan Utang usaha 2,938,014, Trade accounts payable Pihak berelasi - Related parties Pihak ketiga - Third parties Uang muka diterima - Advances received Utang lain-lain 24,291, Other accounts payable Utang pajak 15,640, Taxes payable Biaya yang masih harus dibayar 98,226, Accrued expenses Bagian hutang jangka panjang yang akan Current maturities of long-term jatuh tempo dalam waktu satu tahun : loans : Utang sewa pembiayaan - Finance lease obligation Utang bank - Bank loan Utang derivatif - Derivative liabilities Jumlah Liabilitas Lancar 3,076,172, Total Current Liabilities KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NONCURRENT LIABILITIES Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh Long-term loans - net of current tempo dalam waktu satu tahun: maturities: Utang sewa pembiayaan - Finance lease obligation Utang bank - Bank loan Liabilitas pajak tangguhan - Deferred tax liabilities Liabilitas imbalan kerja - Post-employment benefits obligation Jumlah Liabilitas Tidak Lancar - Total Noncurrent Liabilities EKUITAS EQUITY Tambahan modal disetor 657,338, Additional paid-in capital Laba ditahan 4,570,353, Retained earnings Saldo laba 785,006, Profit & Loss A/C - Ekuitas yang dapat diatribusikan Equity attributable to the owners of kepada pemilik Perusahaan 6,012,698, the Company Kepentingan non pengendali - Non-controlling interests Jumlah Ekuitas 6,012,698, Total Equity JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 9,088,870, TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 49

5 PT UNITEC ARTHA MAKMUR PT UNITEC ARTHA MAKMUR LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL FOR THE YEARS ENDED 31 DESEMBER 2011 DECEMBER 31, Rp Penjualan bersih 7,519,319, Net sales Beban pokok penjualan (5,446,352,921.03) Cost of sales Laba kotor 2,072,966, Gross profit Beban umum dan administrasi (963,869,356.57) General and administrative expenses Beban penjualan (120,088,875.82) Selling expenses Pendapatan bunga 6,940, Interest income Laba/(rugi) selisih kurs (9,244,222.85) Foreign exchange gain - net Laba penjualan investasi - Gain on disposal investments Beban bunga sewa pembiayaan - Lease interest expense Beban administrasi bank (10,535,990.09) Administrative bank charges Kerugian derivatif - Loss on derivative Beban bunga (1,388,077.13) Interest expenses Pendapatan/(biaya) lain-lain - bersih (632,722.28) Other gains and losses - net Laba sebelum pajak 974,147, Income before tax Beban pajak Tax expense Pajak kini (189,141,259.00) Current tax Pajak tangguhan - Deferred tax Jumlah beban pajak (189,141,259.00) Total tax expense Laba bersih tahun berjalan dan total laba Net income for the year and total komprehensif 785,006, comprehensive income NET INCOME FOR THE YEAR AND TOTAL LABA BERSIH TAHUN BERJALAN YANG COMPREHENSIVE INCOME DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA ATTRIBUTABLE TO Pemilik entitas induk Owners of the Company Kepentingan non-pengendali - Non-controlling interests JUMLAH LABA BERSIH TAHUN BERJALAN TOTAL NET INCOME FOR THE YEAR AND DAN TOTAL LABA KOMPREHENSIF 785,006, TOTAL COMPREHENSIVE INCOME 50

6 IV.3. Asumsi yang digunakan dalam menganalisis PT Unitec Artha Makmur Dalam melakukan analisis penerapan PSAK 10 serta penyajian kembali laporan keuangan pada PT Unitec Artha Makmur, peneliti menggunakan beberapa asumsi. Mayoritas dari asumsi-asumsi ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang seragam mengenai beberapa hal dalam melakukan analisis tersebut. Berikut adalah asumsi-asumsi yang digunakan: 1. Perusahaan diasumsikan menggunakan kurs tengah transaksi Bank Indonesia untuk mentranslasi mata uang yang berkaitan dengan IDR dan kurs yahoo untuk mentranslasi mata uang yang berkaitan dengan EUR atau USD (sumber: ke dalam mata uang fungsional. Kurs transaksi ini berlaku untuk pos-pos moneter dan non-moneter dalam laporan keuangan perusahaan. 2. Perusahaan mengikuti peraturan standar akuntansi di Indonesia untuk pengukuran pos moneter dan non-moneter yang terkait pada PSAK 10 tersebut. 3. Terdapat dua pos untuk menerjemahkan nilai mata uang asing ke dalam mata uang fungsional, yaitu pos moneter diukur pada tanggal penutupan dan pos non-moneter diukur dalam biaya historis. Pengelompokan pos moneter dan pos non-moneter serta kurs yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 51

7 Tabel IV.3 Pengelompokkan Pos Moneter dan Pos Non-Moneter No. Akun Kurs 1. Pos Moneter - Kas dan Bank kurs tanggal penutupan - Piutang Dagang kurs tanggal penutupan - Piutang Lain-Lain kurs tanggal penutupan - Hutang Dagang kurs tanggal penutupan - Hutang Lain-Lain kurs tanggal penutupan - Hutang Beban kurs tanggal penutupan 2. Pos Non Moneter - Biaya Historis - Beban Dibayar Dimuka kurs tanggal transaksi - Uang Muka Pembelian kurs tanggal transaksi - PPN Masukan* kurs rata-rata - Persediaan* kurs rata-rata - Aset Tetap* kurs rata-rata - Akum. Penyusutan Aset Tetap* kurs rata-rata - Uang Muka Penjualan kurs tanggal transaksi - Hutang Pajak* kurs rata-rata - Laba Ditahan kurs tanggal transaksi - Modal Disetor kurs tanggal transaksi - Penjualan kurs tanggal transaksi - Retur dan Potongan Penjualan kurs tanggal transaksi - Harga Pokok Penjualan kurs tanggal transaksi - Beban Penjualan kurs tanggal transaksi - Beban Administrasi kurs tanggal transaksi - Biaya Sewa kurs tanggal transaksi - Biaya Perbaikan dan Perawatan kurs tanggal transaksi - Biaya Otomotif kurs tanggal transaksi - Biaya Perjalanan Bisnis kurs tanggal transaksi - Biaya Energi kurs tanggal transaksi - Biaya Depresiasi kurs tanggal transaksi - Biaya Lain Lain kurs tanggal transaksi 4. Peneliti tidak menggunakan pos non-moneter yang diukur dalam nilai wajar untuk aset tetap dikarenakan perusahaan tidak menggunakan jasa penilai profesional untuk 52

8 menilai aset tetap yang dimiliki perusahaan. Peneliti menggunakan kurs rata-rata untuk mengukur nilai aset tetap peralatan kantor dan inventaris karena keterbatasan data yang didapat peneliti. Pengelompokan aset tetap peralatan kantor dan inventaris memiliki umur ekonomis 4 (empat) tahun. Kurs rata-rata dihitung sesuai dengan umur yang dimiliki. 5. Persediaan tidak dapat diukur menggunakan biaya historis dikarenakan keterbatasan sumber data yang diberikan oleh perusahaan sehingga peneliti mengukur nilai persediaan dengan menggunakan kurs rata-rata selama setahun. 6. Akun terkait transaksi mata uang asing seperti uang muka penjualan diukur kembali menggunakan kurs pajak dikarenakan sistem pencatatan perusahaan mencatat transaksi mata uang asing kedalam IDR menggunakan kurs pajak. Untuk mendapatkan nilai mata uang asing tersebut sesuai dengan dokumen (invoice), peneliti menghitung kembali menggunakan kurs pajak. 7. Akun bagian ekuitas diukur menggunakan kurs awal tahun (31 Desember 2010 atau 1 Januari 2011) dikarenakan keterbatasan informasi mengenai tanggal transaksi perusahaan menerima permodalan. 8. Untuk akun terkait pajak, peneliti mengukur akun yang terdapat laporan posisi keuangan (neraca) dengan kurs pajak pada tanggal penutupan, dan akun yang terdapat pada laporan laba rugi menggunakan kurs rata-rata pajak selama satu tahun (2011). Akun terkait pajak misalnya PPN masukan, PPN keluaran, hutang pajak dan akun lain yang berhubungan dengan perpajakan. 9. Laporan keuangan yang disajikan kembali adalah laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi. Peneliti tidak menyajikan laporan arus kas karena 53

9 keterbatasan standar yang tidak membahas mengenai pengaruh PSAK 10 terhadap laporan arus kas. IV.4. Penentuan Mata Uang Fungsional Berdasarkan PSAK 10, indikator dalam menentukan mata uang fungsional dijelaskan secara rinci sebagai berikut : Tabel IV.4.1 Indikator dalam Penentuan Mata Uang Fungsional No. 1. Indikator Indikator Utama - Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa (mata uang yang harga jual barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan) Mata Uang Yang Digunakan USD Keterangan Sebagian besar transaksi penjualan didenominasi oleh mata uang Dollar Amerika Serikat (USD) - Mata uang dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas. USD, EUR Kekuatan supplier market dan customer market pada perusahaan. - Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain dari pengadaaan barang atau jasa (mata uang yang biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan). Biaya tenaga kerja : IDR Biaya Baku : USD Biaya pengadaan barang : EUR Perusahaan membayar gaji karyawan menggunakan IDR Bahan baku untuk membuat lem adalah bahan kimia dan minyak yang didenominasi oleh USD Transaksi yang terjadi untuk pengadaan barang/jasa didenominasi 54

10 2. Indikator Lain - Mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan (antara lain penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas). - Mata uang yang mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan. IDR IDR, USD oleh (EUR) Euro Perusahaan memperoleh pendanaan dari pemilik perusahaan. Perusahaan memiliki dua rekening bank untuk menyimpan kas. Dari hasil analisis mengenai indikator dalam penentuan mata uang fungsional pada PT Unitec Artha Makmur, terdapat tiga mata uang yang mempengaruhi transaksi bisnis perusahaan yaitu Dollar Amerika Serikat (USD), Euro (EUR) dan Rupiah (IDR) untuk indikator utama dan indikator lainnya. Akan tetapi untuk dapat memilih salah satu dari tiga mata uang tersebut, peneliti menganalisis lebih lanjut masing-masing indikator diatas. a. Indikator Utama Jika dianalisis dari indikator pertama yaitu aktivitas transaksi penjualan yang terjadi di perusahaan, penjualan kredit perusahaan lebih menonjol sekitar 85% dibanding dengan penjualan tunai perusahaan sekitar 15%. Apabila dijabarkan dalam bentuk persentase, dapat dilihat didalam tabel dibawah ini: Tabel IV.4.2. Persentase Transaksi Penjualan Mata Uang Yang Digunakan Penjualan Tunai Penjualan Kredit EUR 30,12 % 26,51 % IDR 15,23 % 10,82 % USD % 62,67 % 55

11 Perhitungan tabel ini dilihat dari jumlah transaksi penjualan yang dilakukan oleh pelanggan. Secara kuantitas, pelanggan yang menggunakan mata uang EUR dan USD memiliki jumlah yang sama yaitu masing-masing sekitar 40% sehingga tidak dapat digunakan sebagai penentu indikator mata uang fungsional. Oleh karena itu peneliti menilai dengan frekuensi pelanggan dan jumlah per transaksi yang dilakukan pada mata uang tertentu. Secara keseluruhan baik dari penjualan tunai maupun kredit, lebih dari 50% dari keseluruhan pelanggan menggunakan sebagai mata uang USD untuk transaksi penjualan. Indikator kedua, kekuatan persaingan dan peraturannya yang sebagian besar menentukan harga jual barang pada perusahaan dilihat dari segi kekuatan tawarmenawar dari para pemasok dan pembeli produk perusahaan. Dari segi pemasok, terdapat beberapa pemasok yang memiliki transaksi terbanyak dengan perusahaan, yaitu dapat dilihat pada tabel IV.4.3 dibawah ini: No Nama Pemasok Tabel IV.4.3. Frekuensi Transaksi Pembelian Mata Uang Yang Digunakan Frekuensi Pembelian Jumlah Keseluruhan Transaksi (IDR) 1 ST Co EUR 5% PT BZ USD 25% PT APS USD 10% Lain-Lain EUR,IDR,USD 60% ,83 Total 100% ,32 Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa pemasok yang paling bnayak bertransaksi dengan perusahaan yaitu ST Co (nama PT dahulu : JWT Co. Ltd) meskipun frekuensi pembelian barang hanya berkisar 5% ditahun Dari banyaknya jumlah transaksi pembelian yang terjadi, ST Co merupakan pemasok yang dapat menentukan harga jual 56

12 dan mempengaruhi daya beli perusahaan. Disamping itu, perusahaan harus melakukan pembayaran yang didenominasi oleh mata uang yang digunakan oleh pemasok yaitu EUR. Penggunaan mata uang ini juga diperkuat dengan beberapa pemasok yang menggunakan EUR sebagai sebagai mata uang untuk bertransaksi. Hal lain yang perlu dianalisis adalah kekuatan tawar menawar dari para pelanggan, karena kebijakan transaksi penjualan ke pelanggan ditentukan oleh perusahaan. Pelanggan yang ingin bertransaksi dengan perusahaan diwajibkan membayar dengan mata uang tertentu sesuai dengan perjanjian penjualan. Pelanggan yang paling banyak melakukan transaksi dengan perusahaan dapat dilihat pada tabel IV.4.4 dibawah ini: No Nama Pemasok Tabel IV.4.4. Frekuensi Transaksi Penjualan Mata Uang Yang Digunakan Frekuensi Pembelian Jumlah Keseluruhan Transaksi (IDR) 1 CV UAM USD 11% 1,838,707, CV SSK USD 3% 1,110,163, PT KCUN EUR 1% 338,592, PT. TPI EUR 5% 327,846, Lain-Lain EUR,IDR,USD 80% 4,098,257, Total 100% 7,713,568, Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa CV UAM dan CV SSK merupakan pelanggan yang paling banyak memiliki transaksi penjualan dengan perusahaan dimana kedua pelanggan tersebut menggunakan USD sebagai mata uang yang mendenominasi transaksi penjualan dengan perusahaan. Di samping itu, terdapat alasan praktis untuk mempermudah dalam transaksi penjualan dimana beberapa produk dijual menggunakan mata uang yang mana digunakan saat perusahaan membeli produk tersebut. Misalnya perusahaan membeli lem putih menggunakan EUR, ketika transaksi penjualan 57

13 perusahaan akan menjual kembali menggunakan EUR. Kebijakan ini dipilih oleh perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dan kesalahan pencatatan dalam mengubah nilai EUR ke USD. Indikator ketiga, perusahaan membayar gaji karyawan menggunakan IDR sesuai dengan peraturan sumber daya perusahaan. Biaya pengadaan barang didenominasi oleh EUR karena perusahaan memiliki pemasok yang mayoritas menggunakan EUR sebagai mata uang transaksi untuk dapat melakukan impor pembelian barang (dapat dilihat pada tabel IV.4.2.Frekuensi Transaksi Pembelian). Selain itu, perlu dilihat bahwa bahan baku untuk pembuatan produk lem furnitur adalah bahan kimia yang didenominasi oleh USD. Hampir keseluruhan negara yang melakukan transaksi pembelian atau penjualan bahan kimia didenominasi oleh USD karena bahan kimia ditentukan oleh harga minyak dunia yang mana juga ditentukan oleh naik turunnya nilai kurs USD terhadap mata uang tertentu. Meskipun PT Unitec Artha Makmur tidak memproduksi produknya sendiri, akan tetapi harga pembelian bahan kimia tersebut mempengaruhi harga jual perusahaan. b. Indikator Lain Apabila dianalisis dari indikator lainnya, perusahaan memiliki aktivitas pendanaan untuk mengembangkan usahanya yang diperoleh dari pinjaman direktur utama dalam mata uang IDR. Pinjaman ini bersifat sementara dan harus dikembalikan pada jangka waktu tertentu ketika posisi keuangan perusahaan stabil. Selain itu, mata uang yang mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan yang dimiliki oleh perusahaan adalah IDR dan USD. Dalam hal ini yang dimaksud adalah akun bank untuk menyimpan aktivitas penerimaan operasi perusahaan. Perusahaan memiliki 58

14 rekening bank dalam mata uang IDR dan USD untuk mempermudah transaksi bisnis perusahaan yang dapat dilihat dibawah ini: Tabel IV.4.5. Saldo Penerimaan dari Aktivitas Operasi Ditahan No. Rekening Saldo 1 Bank BCA IDR ,96 2 Bank BCA USD ,95. Perusahaan tidak memiliki rekening dalam EUR dikarenakan mayoritas transaksi penjualan didenominasi oleh USD. Ketika perusahaan perlu membayar transaksi pembelian dalam EUR, perusahaan akan menggunakan rekening bank USD dengan mengkonversi sejumlah nominal USD sesuai nilai hutang kedalam mata uang EUR menggunakan kurs bank pada tanggal pembayaran. Setelah dianalisis lebih mendalam terhadap masing-masing indikator maka mata uang fungsional yang harus digunakan oleh perusahaan yaitu USD. Pemilihan mata uang tersebut dikarenakan hampir keseluruhan aktivitas utama perusahaan didenominasi oleh mata uang USD meskipun beberapa indikator masih menggunakan mata uang tertentu untuk denominasi transaksi didalamnya. Pemilihan USD sebagai mata uang fungsional tersebut diharapkan dapat memberikan informasi keuangan yang lebih relevan dan dapat merefleksikan kondisi perusahaan yang sebenarnya serta dapat diandalkan oleh pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. IV.5. Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing Menurut PSAK 10 IV.5.1. Pengakuan Awal Transaksi Pada pengakuan awal, transaksi mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional. Mata uang fungsional yang akan digunakan oleh PT Unitec Artha 59

15 Makmur adalah USD sehingga transaksi diluar mata uang tersebut akan dihitung menggunakan kurs transaksi pada tanggal transaksi tersebut. Contoh pengakuan awal pada pos moneter yang menggunakan mata uang asing selain mata uang fungsional perusahaan sebagai berikut: 1. Transaksi Penjualan dan Penerimaan Kas a. Penjualan Tunai Apabila terjadi penjualan tunai pada perusahaan dengan menggunakan mata uang asing, kurs yang digunakan adalah kurs pada tanggal transaksi untuk penyelesaian transaksi tersebut. Misalnya perusahaan menjual lem pada tanggal 9 Juni 2011 pada EUR dengan nilai cost of sales EUR Spot rate pada tanggal 9 Juni 2011 adalah 1 USD = EUR 0,69 (sumber: Maka pencatatan atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Db. Cash USD ,13 Cr. Sales USD ,13 Kalkulasi dari transaksi tersebut yaitu: Sales : EUR EUR 0,69 = USD ,13 Cost of Sales : EUR EUR 0,69 = USD ,75 b. Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Apabila terjadi penjualan kredit pada perusahaan dengan menggunakan mata uang asing, pengakuan penjualan kredit tersebut menggunakan kurs pada tanggal transaksi agar dapat dicatat ke dalam mata uang fungsional. Ketika pelanggan membayar pada saat jatuh tempo, perusahaan akan mengkalkulasi jumlah transaksi mata uang asing tersebut dengan menggunakan kurs pada saat tanggal jatuh tempo. Misalnya perusahaan menjual lem pada tanggal 1 60

16 Juni 2011 sebesar Rp dengan nilai cost of sales Rp Spot rate pada tanggal 1 Juni 2011 adalah 1 USD = IDR (sumber: kurs tengah Bank Indonesia). Maka pencatatan atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Db. Account Receivable USD ,40 Cr. Sales USD ,40 Kalkulasi dari transaksi tersebut yaitu: Sales : IDR IDR = USD ,40 Cost of Sales : IDR IDR = USD ,67 Pengakuan penerimaan kas pada saat jatuh tempo atas transaksi penjualan kredit, misalnya: Asumsi transaksi pembayaran dari pelanggan terjadi pada tanggal 1 Juli 2011 (tiga puluh hari setelah tanggal transaksi), spot rate pada tanggal jatuh tempo 1 USD = IDR (sumber: kurs tengah Bank Indonesia) maka pencatatannya sebagai berikut: Db. Cash USD ,22 Cr. Account Receivable USD ,22 Kalkulasi dari transaksi tersebut yaitu: Account Receivable : IDR IDR = ,22 Akibat terjadi perbedaan tanggal transaksi penjualan dan transaksi pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan, muncul selisih kurs yang harus diakui pada bulan terjadinya penyelesaian pos yaitu bulan Juli Perhitungan selisih kurs sebagai berikut: USD ,40 USD ,22 = USD

17 Dari hasil perhitungan, terdapat keuntungan selisih kurs sebesar USD 40.82, pencatatan atas selisih kurs tersebut adalah: Db. Account Receivable USD Cr. Realized Gain of Foreign Exchange USD Perusahaan mengakui transaksi ini sebagai realized gain karena hasil perkalian kurs yang terjadi pada tanggal penyelesaian (USD ,22) lebih besar dari hasil perkalian kurs pada tanggal transaksi (17.476,40). Selisih ini diakui sebagai keuntungan dikarenakan nilai piutang perusahaan menjadi lebih besar dari nilai historis pada saat tanggal transaksi. Keuntungan yang terealisasi diakui karena telah diselesaikan pada periode pelaporan yang sama (31 Desember 2011). 2. Transaksi Pembelian Kredit dan Pembayaran Kas Pengakuan awal pada transaksi pembelian hampir sama dengan transaksi penjualan, baik secara tunai maupun secara kredit. Tetapi akan terjadi perbedaan untuk pengakuan selisih kurs apabila pembayaran hutang pada pemasok terjadi ditanggal yang berbeda dengan tanggal pengakuan transaksi pembelian. a. Pembelian tunai Pencatatan transaksi pembelian dan pembayaran hutang dalam mata uang asing akan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Misalnya perusahaan membeli lem pada tanggal 8 Agustus 2011 pada EUR Spot rate pada tanggal 8 Agustus 2011 adalah 1 USD = EUR 0,71 (sumber: 62

18 Maka pencatatan atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Db. Purchases USD ,41 Cr. Cash USD ,41 Kalkulasi dari transaksi tersebut yaitu: Purchase : EUR EUR 0.71 = USD ,41 b. Pembelian kredit dan Pembayaran Hutang Apabila terjadi transaksi pembelian dengan mata uang asing secara kredit, perusahaan akan mengakui transaksi tersebut dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Ketika perusahaan akan membayar hutang pada tanggal jatuh tempo, kurs yang digunakan adalah kurs pada tanggal jatuh tempo tersebut. Misalnya perusahaan membeli lem pada tanggal 12 Desember 2011 pada EUR Spot rate pada tanggal 12 Desember 2011 adalah 1 USD = EUR 0,76 (sumber: Maka pencatatan atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Db. Purchases USD ,42 Cr. Account Payable USD ,42 Kalkulasi dari transaksi tersebut yaitu: Purchase : EUR EUR 0,76 = USD ,42 Pengakuan pembayaran kas pada saat jatuh tempo atas transaksi pembelian kredit, misalnya: 63

19 Asumsi transaksi pembayaran kepada pemasok terjadi pada tanggal 28 Desember 2011, spot rate pada tanggal jatuh tempo 1 USD = EUR 0,77 (sumber: maka pencatatannya sebagai berikut: Db. Account Payable USD ,92 Cr. Cash USD ,92 Kalkulasi dari transaksi tersebut yaitu: Account Payable : EUR IDR 0,77 = ,92 Akibat terjadi perbedaan tanggal transaksi pembelian dan transaksi pembayaran kepada pemasok, muncul selisih kurs yang harus diakui pada bulan terjadinya penyelesaian pos yaitu bulan Desember Perhitungan selisih kurs sebagai berikut: USD ,42 USD ,92 = USD 290,50 Dari hasil perhitungan, terdapat keuntungan selisih kurs sebesar USD 290,50, pencatatan atas selisih kurs tersebut adalah: Db. Account Payable USD 290,50 Cr. Realized Gain of Foreign Exchange USD 290,50 Perusahaan mengakui transaksi ini sebagai realized gain karena hasil perkalian kurs yang terjadi pada tanggal penyelesaian (USD ,92) lebih kecil dari hasil perkalian kurs pada tanggal transaksi (22.368,42). Nilai hutang perusahaan menjadi lebih kecil sehingga diakui sebagai keuntungan dari selisih kurs tersebut. Perusahaan mengakui keuntungan yang terealisasi karena telah diselesaikan pada periode pelaporan yang sama (31 Desember 2011). 64

20 c. Pembelian dan penjualan aset tetap Apabila terjadi transaksi pembelian aset tetap dengan mata uang asing secara tunai, perusahaan akan mengakui transaksi tersebut dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Misalnya perusahaan membeli kendaraan pada tanggal 1 Desember 2011 seharga IDR dengan kurs 1 USD = IDR 9.000, maka jurnal ketika terjadi transaksi pembelian aset tetap tanggal 1 Desember 2011 secara tunai yaitu: Db. Vehicles USD Cr. Cash USD Kalkulasi dari transaksi tersebut yaitu: Vehicles : IDR IDR = USD Pada akhir tahun pembukuan yaitu 31 Desember 2011, kendaraan perusahaan dinilai IDR dengan kurs akhir tahun sebesar 1 USD = IDR maka nilai tercatat pada laporan keuangan sebesar USD (IDR IDR = USD ). perusahaan mengalami kerugian dimana nilai historis sebesar USD lebih besar dibanding nilai sekarang yaitu USD kerugian yang dialami oleh perusahaan dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Db. Unrealized Loss Foreign Exchange USD Cr. Vehicles USD Pada tahun berikutnya, kendaraan tersebut dijual dengan harga IDR , akumulasi penyusutan IDR dengan kurs 1 USD = IDR , maka jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut: 65

21 Db. Cash USD Accum. Depr. Vehicles USD Cr. Vehicles USD Realized Gain on sales Vehicles USD Pada tanggal aset tetap tersebut dijual, perusahaan baru dapat mengakui selisih kurs tersebut sebagai laba/(rugi) selisih terealisasi. Dalam contoh kasus diatas, kurs transaksi pada tanggal penjualan tidak berubah. Jika kurs mengalami perubahan, perusahaan dapat mengakui selisih kurs tersebut sebagai laba/rugi selisih kurs yang berpengaruh di bagian pendapatan komprehensif lain. IV.5.2. Pelaporan Akhir Periode Dan Pengakuan Selisih Kurs Pada akhir periode pelaporan, peneliti melakukan translasi pada semua pos-pos baik yang termasuk dalam pos moneter maupun pos non-moneter. Berikut translasi yang telah dilakukan oleh peneliti, yaitu: 1. Pos moneter Pos yang termasuk dalam pos moneter menggunakan kurs transaksi pada tanggal penutupan (31 Desember 2011) yaitu: Kurs Penutupan (USD) 31 Des 2011 USD USD 1 = USD 1 IDR USD 1 = IDR EUR USD 1 = EUR 0,77 (sumber: 0, a. Kas dan Bank 66

22 - Kas Pengukuran kas yang ada ditangan perusahaan (cash on hand) yaitu sebagai berikut: 67

23 Saldo Kas 31 Desember 2011 EUR 727,30 IDR ,99 USD 601,01 Mata uang EUR : USD 1 = EUR 0,77 Kas dalam USD = EUR 727,30 EUR 0,77 = USD 944,55 Mata uang IDR : USD 1 = IDR Kas dalam USD = IDR ,99 IDR = ,14 Jumlah Saldo Kas dalam USD pada tanggal 31 Desember 2011 adalah: USD 944,55 + USD ,14 + USD 601,01 = USD ,70 - Bank Pengukuran saldo bank yaitu sebagai berikut: Saldo Bank 31 Desember 2011 IDR ,96 USD ,95 68

24 69

25 Mata uang IDR : USD 1 = IDR Bank dalam USD = IDR ,96 IDR = USD ,60 Jumlah Saldo Bank dalam USD pada tanggal 31 Desember 2011 adalah: USD ,60 + USD ,95 = USD ,55 b. Piutang Dagang Pengukuran saldo piutang dagang yaitu sebagai berikut: Saldo Piutang Dagang 31 Desember 2011 EUR ,98 IDR ,50 USD ,92 Mata uang IDR : USD 1 = IDR Piutang dagang dalam USD = IDR ,50 IDR = USD ,98 Mata uang EUR : USD 1 = EUR 0,77 Piutang dagang dalam USD = EUR ,98 EUR 0,77 = = USD ,48 70

26 Jumlah Piutang Dagang dalam USD per 31 Desember 2011 adalah: = USD ,98 + USD ,48 + USD ,92 = USD ,38 Selisih kurs Piutang Dagang yang terjadi per 31 Desember 2011: Laba Selisih Kurs Terealisasi : USD 2.194,95 Rugi Selisih Kurs Belum Terealisasi : USD 98,15 c. Piutang Lain-Lain Pengukuran saldo piutang lain-lain yaitu sebagai berikut: Saldo Piutang Lain-Lain 31 Desember 2011 IDR ,31 Mata uang IDR : USD 1 = IDR Piutang lain-lain dalam USD = IDR ,31 IDR = USD Selisih kurs belum terealisasi: 1 Januari 2011 : USD 1 = IDR = IDR ,31 IDR = USD 529,73 31 Desember 2011: USD 1 = IDR = IDR ,31 IDR = (USD 525,23) Rugi selisih kurs belum terealisasi (USD 4,50) 71

27 d. Hutang Dagang Pengukuran saldo uang muka pembelian yaitu sebagai berikut: Saldo Hutang Dagang 31 Desember 2011 EUR ,60 IDR ,00 USD ,38 Mata uang IDR : USD 1 = IDR Saldo Hutang Dagang dalam USD: = IDR 114,299, IDR = USD ,72 Mata uang EUR : USD 1 = EUR 0,77 Hutang dagang dalam USD = EUR 141, EUR 0,77 = USD ,90 Jumlah Hutang Dagang dalam USD per 31 Desember 2011 adalah: = USD ,72 + USD ,90 + USD ,38 = USD ,00 Selisih kurs Piutang Dagang yang terjadi per 31 Desember 2011: Rugi Selisih Kurs Terealisasi : USD 513,07 Laba Selisih Kurs Belum Terealisasi : USD 140,65 72

28 e. Hutang Beban Pengukuran saldo hutang beban yaitu sebagai berikut: Saldo Hutang Beban 31 Desember 2011 IDR ,80 Mata uang IDR : USD 1 = IDR Pembayaran uang muka pembelian dalam USD: = IDR ,80 IDR = USD ,20 Selisih kurs terealisasi: Rugi selisih kurs belum terealisasi : USD 96,45 Tanggal Transaksi Tabel IV Perhitungan Selisih Kurs Hutang Beban Keterangan Jumlah (IDR) Kurs Tanggal Transaksi USD 01-Jan-11 Saldo awal , ,79 30-Jun-11 Hutang beban belum terbayar , ,06 30-Jun-11 Hutang beban belum terbayar , ,70 31-Oct-11 Hutang beban belum terbayar , ,39 31-Dec-11 Hutang beban belum terbayar , ,59 31-Dec-11 Hutang beban belum terbayar , ,58 31-Dec-11 Hutang beban belum terbayar , ,34 31-Dec-11 Hutang beban belum terbayar , ,82 31-Dec-11 Hutang beban belum terbayar , ,39 Total ,65 31-Dec-11 Saldo akhir ,80 9, ,20 Rugi selisih kurs belum terealisasi (96,45) 73

29 f. Hutang Lain-Lain Pengukuran saldo hutang lain-lain yaitu sebagai berikut: Saldo Hutang Beban 31 Desember 2011 IDR Mata uang IDR : USD 1 = IDR Hutang lain-lain dalam USD: = IDR IDR = USD 701,51 Selisih kurs belum terealisasi: 1 Januari 2011 : USD 1 = IDR = IDR IDR = USD 707,52 31 Desember 2011: USD 1 = IDR = IDR IDR = (USD 701,51) Rugi selisih kurs belum terealisasi (USD 6,01) 2. Pos non-moneter yang diukur dengan biaya historis a. Beban dibayar dimuka Pengukuran beban dibayar dimuka yaitu sebagai berikut: Saldo Beban Dibayar Dimuka 31 Desember 2011 IDR ,44 74

30 Saldo beban dibayar dimuka terbagi atas dua bagian yaitu asuransi dibayar dimuka dan sewa dibayar dimuka. - Asuransi Dibayar Dimuka = IDR ,75 Setelah dihitung menggunakan biaya historis maka nilai Asuransi Dibayar Dimuka adalah USD 88,44.(terlampir pada Lampiran 1) - Sewa dibayar dimuka = IDR ,69 Setelah dihitung menggunakan biaya historis maka nilai Sewa Dibayar Dimuka adalah USD 3.541,26. (terlampir pada Lampiran 2) b. Persediaan Persediaan diukur menggunakan kurs rata-rata dari kurs tengah transaksi Bank Indonesia yang dihitung selama setahun dibagi dengan hari efektif selama tahun tersebut. Kurs rata-rata 2010 = IDR = IDR 9.084, hari Kurs rata-rata 2011 = IDR = IDR hari Saldo Awal Persediaan : IDR ,96 IDR = USD ,43 Saldo Akhir Persediaan : IDR ,25 IDR = USD ,94 75

31 c. Aset Tetap dan Akumulasi Penyusutan Pengelompokan aset tetap dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kendaraan, peralatan inventaris kantor dan perangkat komputer. Kendaraan memiliki umur ekonomis selama 8 (delapan) tahun dan peralatan inventaris kantor serta perangkat komputer selama 4 (empat) tahun. Aset Tetap Per 31 Des 2011 IDR Vehicles (Kendaraan) ,00 Equipment (Peralatan & Inventaris) ,80 Software (perangkat komputer) ,00 Accum. Depr.-Vehicles ( ,23) Accum. Depr.-Equipment ( ,08) Accum. Depr.-Software ( ,00) Total ,49 - Kendaraan Hasil pengukuran kendaraan menggunakan kurs historis sebagai berikut (terlampir pada Lampiran 3 dan 4): Harga perolehan = USD ,09 Akumulasi penyusutan kendaraan = USD ,48 - Peralatan Kantor Peralatan kantor memiliki umur ekonomis selama 4 (empat) tahun, oleh karena itu kurs yang digunakan dimulai dari tahun sebagai berikut : Tahun 2008 : IDR = IDR 9.679, hari Tahun 2009 : IDR = IDR , hari 76

32 Tahun 2010 : IDR = IDR 9.084, hari Tahun 2011 : IDR = IDR hari Kurs rata-rata 2011 : = IDR 9.679,54 + IDR ,35 + IDR 9.584,55 + IDR tahun = IDR 9.614,36 Harga perolehan Peralatan Kantor dan Inventaris tahun 2011 : IDR ,80 IDR 9.614,36 = USD ,91 Akumulasi penyusutan Penyusutan Peralatan Kantor dan Inventaris tahun 2011 : IDR ,08 IDR 9.614,26 = USD ,42 - Perangkat Komputer (Sofware) Hasil pengukuran Perangkat Komputer (Software) menggunakan kurs historis sebagai berikut (terlampir pada Lampiran 5 dan 6): Harga perolehan = USD 1.248,92 Akumulasi penyusutan kendaraan = USD 1.063,34 d. Uang Muka Pembelian Pengukuran saldo Uang Muka Pembelian yaitu sebagai berikut: Saldo Uang Muka Pembelian 31 Desember 2011 IDR

33 Uang Muka Pembelian dalam USD: = IDR IDR = USD USD 6,23 e. Pajak Masukan Pengukuran saldo Pajak Masukan yaitu sebagai berikut: Saldo Pajak Masukan 31 Desember 2011 IDR Mata uang IDR (Kurs Pajak) tanggal penutupan: USD 1 = IDR Pajak Masukan dalam USD: = IDR IDR = USD 2.788,57 f. Uang Muka Penjualan Pengukuran saldo Uang Muka Penjualan yaitu sebagai berikut: Saldo Uang Muka Penjualan 31 Desember 2011 IDR ,81 Tabel IV Perhitungan Uang Muka Penjualan Tanggal Keterangan Saldo IDR USD 1-Jan-11 Saldo Awal 16,543, , Jan-11 Uang muka penjualan belum terselesaikan 923, Jan-11 Uang muka penjualan belum terselesaikan 75, Feb-11 Uang muka penjualan belum terselesaikan 387, Total 17,930, ,

34 g. Hutang Pajak Pengukuran saldo hutang pajak yaitu sebagai berikut: Saldo Hutang Pajak 31 Desember 2011 IDR Mata uang IDR (Kurs Pajak) tanggal penutupan: USD 1 = IDR Hutang Pajak dalam USD: = IDR IDR = USD 1.724,57 h. Laba Ditahan Pengukuran saldo Laba Ditahan yaitu sebagai berikut: Saldo Laba Ditahan 31 Desember 2011 IDR ,66 Mata uang IDR Tanggal Transaksi: USD 1 = IDR Laba Ditahan dalam USD: = IDR ,66 IDR = USD ,39 i. Modal Disetor Pengukuran saldo Modal Disetor yaitu sebagai berikut: 79

35 Saldo Laba Ditahan 31 Desember 2011 IDR Mata uang IDR Tanggal Transaksi: USD 1 = IDR Modal Disetor dalam USD: = IDR IDR = USD ,68 j. Penjualan Pengukuran saldo Penjualan yaitu sebagai berikut: Customer Saldo Penjualan (IDR) 31 Desember 2011 Lokal ,94 SSK ,61 UAM ,07 Total ,62 Setelah diukur dengan kurs historis, maka saldo per 31 Desember dalam USD sebagai berikut (terlampir pada Lampiran 7,8,9): Customer Saldo Penjualan (USD) 31 Desember 2011 Lokal ,55 SSK ,99 UAM ,74 Total ,27 80

36 k. Retur dan Potongan Penjualan Pengukuran saldo Retur dan Potongan Penjualan yaitu sebagai berikut: Saldo Retur dan Potongan Penjualan (IDR) 31 Desember 2011 Retur ,58 Potongan ,04 Setelah diukur dengan kurs historis, maka saldo per 31 Desember dalam USD sebagai berikut (terlampir pada Lampiran 10 dan 11): Saldo Retur dan Potongan Penjualan (USD) 31 Desember 2011 Retur ,51 Potongan 434,22 l. Harga Pokok Penjualan Pengukuran saldo Harga Pokok Penjualan yaitu sebagai berikut: Saldo Harga Pokok Penjualan (IDR) 31 Desember 2011 Persediaan Awal ,96 Pembelian ,32 Diskon Pembelian ( ,00) Persediaan Akhir ( ,25) Total ,03 81

37 Setelah diukur dengan kurs historis, maka saldo per 31 Desember dalam USD sebagai berikut (Lampiran 12 dan 13: Saldo Harga Pokok Penjualan (USD) 31 Desember 2011 Persediaan Awal ,43 Pembelian ,37 Diskon Pembelian (25,84) Persediaan Akhir ( ,94) Total ,02 m. Pendapatan Lain-Lain Selisih kurs dicatat pada bagian Pendapatan Lain-Lain pada akun Keuntungan/Kerugian Selisih kurs yang diperoleh dari perbedaan kurs pada pos moneter dalam transaksi mata uang asing. Selisih kurs ini terjadi karena perbedaaan kurs yang terjadi antara tanggal pencatatan transaksi dan dengan tanggal penyelesaian transaksi. Perhitungan selisih kurs yang diperoleh berdasarkan standar PSAK 10 yaitu sebagai berikut (terlampir pada Lampiran 14 dan 15): Pos Moneter Selisih Kurs 31 Desember 2011 (USD) Terealisasi Belum Terealisasi Piutang Dagang 2, (98.15) Piutang Lain-Lain - (4.50) Hutang Dagang Hutang Beban - (96.45) Hutang Lain-Lain - (6.01) Total 2, (64.46) 82

38 n. Beban Operasional Pengukuran beban operasional yaitu sebagai berikut: Saldo Beban Operasional per tanggal 31 Desember 2011 IDR Biaya Personal - Gaji dan Upah 397,156, Asuransi Kesehatan 5,717, Biaya Makan 5,835, Bonus 24,620, THR 15,617, Biaya Penjualan - Beban Transportasi dan Akomodasi 459, Beban Pengepakan dan Pengiriman 97,779, Beban Promosi 2,706, Beban Telekomunikasi 19,143, Administrative Expenses - Beban cetak, fotokopi dan alat tulis 15,052, Beban perangko dan pos 9,348, Beban Kurir 2,672, Beban Keamanan 2,287, Beban lisensi 15,213, Beban majalah dan Koran 572, Beban sumbangan, ucapan dan hadiah 660, Beban pasokan pantry dan kantor 46,053, beban telepon dan fax 10,371, beban internet 8,988, beban pajak - PPH 21 22,651, Beban asuransi kebakaran 1,258, beban pajak - PPH ,489, Beban Sewa - Beban Sewa Gudang dan Kantor 90,833, Beban Perbaikan dan Perawatan - Perbaikan dan Perawatan - Peralatan Kantor 4,765, Perbaikan dan Perawatan - Kendaraan 17,588, Perbaikan dan Perawatan Peralatan 4,137, Beban Otomotif - Beban Tol dan Parkir 15,132, Petrol 42,517, Asuransi Kendaraan 11,055,

39 - Beban Transportasi 39,863, Beban Perjalanan Bisnis - Beban Perjalanan Domestik 10,097, Beban Perjalanan - Luar Negeri 7,345, Beban Energi - Biaya Air 3,423, Biaya Listrik 21,335, Beban Depreasiasi - Beban Depresiasi - Software 2,468, Beban Depresiasi Kendaraan 101,793, Beban Depresiasi - Peralatan Kantor 30,088, Total 1,273,099, Setelah diukur dengan kurs historis, maka saldo per 31 Desember dalam USD sebagai berikut (terlampir pada Lampiran 16-57) : Beban Operasional per tanggal 31 Desember 2011 USD Biaya Personal - Gaji dan Upah 45, Asuransi Kesehatan Biaya Makan Bonus 2, THR 1, Biaya Penjualan - Beban Transportasi dan Akomodasi Beban Pengepakan dan Pengiriman 11, Beban Promosi Beban Telekomunikasi 2, Administrative Expenses - Beban cetak, fotokopi dan alat tulis 1, Beban perangko dan pos 1, Beban Kurir Beban Keamanan Beban lisensi 1, Beban majalah dan Koran Beban sumbangan, ucapan dan hadiah Beban pasokan pantry dan kantor 5, beban telepon dan fax 1, beban internet 1,

40 - beban pajak - PPH 21 2, Beban asuransi kebakaran beban pajak - PPH 29 18, Beban Sewa - Beban Sewa Gudang dan Kantor 10, Beban Perbaikan dan Perawatan - Perbaikan dan Perawatan - Peralatan Kantor Perbaikan dan Perawatan - Kendaraan 2, Perbaikan dan Perawatan - Peralatan Beban Otomotif - Beban Tol dan Parkir 1, Petrol 4, Asuransi Kendaraan 1, Beban Transportasi 4, Beban Perjalanan Bisnis - Beban Perjalanan Domestik 1, Beban Perjalanan - Luar Negeri Beban Energi - Biaya Air Biaya Listrik 2, Beban Depreasiasi - Beban Depresiasi - Software Beban Depresiasi Kendaraan 11, Beban Depresiasi - Peralatan Kantor 3, Total 145, IV.6. Rekonstruksi Laporan Keuangan Setelah PSAK 10 IV.6.1. Penyajian Kembali Laporan Keuangan PT Unitec Artha Makmur Setelah Penerapan PSAK 10 Berikut adalah penyajian kembali pada laporan keuangan PT Unitec Artha Makmur pada tahun 2011 menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. Penyajian kembali ini akan terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan rugi laba komprehensif dimana laporan keuangan yang disajikan membandingkan antara laporan keuangan sebelum 85

41 penerapan PSAK 10 yang menggunakan IDR terdapat pada kolom bagian kiri dan laporan keuangan setelah penerapan PSAK 10 menggunakan USD terdapat pada kolom bagian kanan di laporan keuangan. Mata uang yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan setelah penerapan PSAK 10 adalah USD dimana mata uang ini merupakan mata uang fungsional perusahaan. Pemilihan USD sebagai mata uang pelaporan dikarenakan mata uang ini lebih mencerminkan aktivitas bisnis perusahaan yang sebenarnya dibanding menggunakan mata uang asing lainnya sebagai mata uang pelaporan. PT UNITEC ARTHA MAKMUR PT UNITEC ARTHA MAKMUR LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DESEMBER 2011 DECEMBER 31, 2011 SEBELUM PENERAPAN PSAK 10 SETELAH PENERAPAN PSAK Rp USD ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1,266,902, , Cash and cash equivalents Piutang usaha 1,307,600, , Trade accounts receivable Piutang lain-lain 4,762, Other accounts receivable Persediaan 5,858,586, , Inventories Uang muka dan Advances and prepaid biaya dibayar di muka 30,066, , expenses Uang muka pajak lain-lain 25,289, , Other taxes Jumlah Aset Lancar 8,493,207, , Total Current Assets ASET TIDAK LANCAR NONCURRENT ASSETS Aset tetap - Property, plant and equipment - setelah dikurangi akumulasi net of accumulated penyusutan tahun 2011 depreciation in 2011 of Rp 44,210, (USD 46,480.56) 595,662, , Rp ,31 (USD 46,480.56) Aset pajak tangguhan - - Deferred tax assets Aset tidak lancar lain-lain - - Other noncurrent assets Jumlah Aset Tidak Lancar 595,662, , Total Noncurrent Assets JUMLAH ASET 9,088,870, ,016, TOTAL ASSETS 86

42 PT UNITEC ARTHA MAKMUR PT UNITEC ARTHA MAKMUR LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DESEMBER 2011 (Lanjutan) DECEMBER 31, 2011 (Continued) SEBELUM PENERAPAN PSAK 10 SETELAH PENERAPAN PSAK Rp USD LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIES Utang bank jangka pendek - - Short-term bank loan Utang usaha 2,938,014, , Trade accounts payable Pihak berelasi - - Related parties Pihak ketiga - - Third parties Uang muka diterima 17,930, , Advances received Utang lain-lain 6,361, Other accounts payable Utang pajak 15,640, , Taxes payable Biaya yang masih harus dibayar 98,226, , Accrued expenses Bagian hutang jangka panjang yang akan Current maturities of long-term jatuh tempo dalam waktu satu tahun : loans : Utang sewa pembiayaan - - Finance lease obligation Utang bank - - Bank loan Utang derivatif - - Derivative liabilities Jumlah Liabilitas Lancar 3,076,172, , Total Current Liabilities KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NONCURRENT LIABILITIES Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh Long-term loans - net of current tempo dalam waktu satu tahun: maturities: Utang sewa pembiayaan - - Finance lease obligation Utang bank - - Bank loan Liabilitas pajak tangguhan - - Deferred tax liabilities Jumlah Liabilitas Tidak Lancar - - Total Noncurrent Liabilities EKUITAS EQUITY Tambahan modal disetor 657,338, , Additional paid-in capital Laba ditahan 4,570,353, , Retained earnings Saldo laba 785,006, , Profit & Loss A/C - - Ekuitas yang dapat diatribusikan Equity attributable to the owners kepada pemilik Perusahaan 6,012,698, , the Company Kepentingan non pengendali - - Non-controlling interests Jumlah Ekuitas 6,012,698, , Total Equity JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITA 9,088,870, ,016,

43 PT UNITEC ARTHA MAKMUR PT UNITEC ARTHA MAKMUR LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL FOR THE YEARS ENDED 31 DESEMBER 2011 DECEMBER 31, 2011 SEBELUM PENERAPAN PSAK 10 SEBELUM PENERAPAN PSAK Rp USD Penjualan bersih 7,519,319, , Net sales Beban pokok penjualan (5,446,352,921.03) (603,794.02) Cost of sales Laba kotor 2,072,966, , Gross profit Beban umum dan administrasi (963,869,356.57) (110,210.86) General and administrative expenses Beban penjualan (120,088,875.82) (13,752.36) Selling expenses Pendapatan bunga 6,940, Interest income Laba/(rugi) selisih kurs (9,244,222.85) 2, Foreign exchange gain - net Laba penjualan investasi - - Gain on disposal investments Beban bunga sewa pembiayaan - - Lease interest expense Beban administrasi bank (10,535,990.09) (1,200.07) Administrative bank charges Kerugian derivatif - - Loss on derivative Beban bunga (1,388,077.13) (157.09) Interest expenses Pendapatan/(biaya) lain-lain - bersih (632,722.28) (71.60) Other gains and losses - net Laba sebelum pajak 974,147, , Income before tax Beban pajak Tax expense Pajak kini (189,141,259.00) (21,526.09) Current tax Pajak tangguhan - Deferred tax Jumlah beban pajak (189,141,259.00) (21,526.09) Total tax expense JUMLAH LABA BERSIH TOTAL NET INCOME TAHUN BERJALAN FOR THE YEAR AND DAN TOTAL LABA KOMPREHENSIF 785,006, , TOTAL COMPREHENSIVE INCOME 88

44 IV.6.2. Pengungkapan Laporan Keuangan PT Unitec Artha Makmur Setelah Penerapan PSAK 10 Pengungkapan terkait laporan keuangan PT Unitec Artha Makmur setelah penerapan PSAK 10 adalah sebagai berikut: 1. Penyajian laporan keuangan sesuai dengan mata uang fungsional yang digunakan oleh perusahaan yaitu Dollar Amerika Serikat (USD). 2. Selisih kurs terjadi akibat perbedaan kurs yang digunakan pada perhitungan pos moneter yang terdapat pada perusahaan. Terdapat selisih kurs yang telah terealisasi adalah sebesar USD 2.708,82 dan rugi selisih kurs yang belum terealisasi adalah sebesar USD 64,46. Dari keseluruhan selisih yang timbul mengakibatkan keuntungan selisih kurs dari transaksi mata uang asing yaitu sebesar USD 2.643, Selisih kurs dicatat di laporan laba rugi komprehensif pada bagian pendapatan lain-lain karena selisih kurs timbul dari aktivitas operasi perusahaan yang terjadi selama periode berjalan. 4. Terjadinya selisih kurs mempengaruhi nilai laporan posisi keuangan, dengan penambahan yang cukup signifikan pada piutang dagang sebesar USD 2.096,8 dan hutang dagang sebesar USD 653,72. IV.6.3. Pengaruh Pajak Dari Semua Selisih Kurs Dari hasil analisis terhadap keuntungan dan kerugian transaksi mata uang asing dan selisih kurs yang timbul dalam penjabaran hasil dan posisi keuangan perusahaan memiliki pengaruh terhadap pelaporan pajak. Perusahaan menggunakan 89