BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING"

Transkripsi

1 BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara, yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign operations). Untuk memasukkan transaksi dalam valuta asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam mata uang pelaporan perusahaan (PSAK No. 10/2010). Bab ini akan membahas konsep mata uang asing dan akuntansi untuk transaksi mata uang asing. Konsep dan Definisi Pertukaran Mata Uang Asing Mata uang memberikan standar nilai, alat tukar, dan satuan ukuran untuk transaksi ekonomi. Agar transaksi dapat dimasukkan dalam catatan keuangan, transaksi harus diukur dalam mata uang. Biasanya, mata uang yang digunakan ketika transaksi dicatat dan mata uang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan transaksi adalah sama. Sebagai contoh, Perusahaan Amerika di Indonesia membeli semua bahan baku dan membayar gaji semua karyawan dan tagihan lainnya menggunakan dolar. Perusahaan Amerika juga mengumpulkan dolar dari pelanggan. Jika timbul piutang atau utang, perusahaan akan menerima dan mengeluarkan dolar untuk penyelesaian. Suatu piutang atau utang didenominasi (denominated) dalam mata uang ketika harus dibayar dalam mata uang tersebut. Suatu piutang atau utang diukur (measured) dalam mata uang ketika dicatat pada catatan akuntansi (dijurnal) dalam mata uang tersebut. Pada contoh ini, piutang dan utang Perusahaan Amerika didenominasi dan diukur dalam mata uang yang sama, yaitu dolar. Menurut PSAK No. 10/2010, suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan: (a) membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing; (b) meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu mata uang asing; (c) menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana; atau (d) memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang didenominasi dalam suatu mata uang asing. Dalam kasus transaksi antara entitas bisnis dari negara berbeda, jumlah piutang dan utang biasanya didenominasi dalam mata uang lokal dari salah satu entitas, yaitu entitas pembeli atau entitas penjual. Sebagai contoh, jika Perusahaan Indonesia menjual barang dagangan ke Perusahaan Amerika Serikat (US), jumlah transaksi dapat didenominasi (atau dibayar) dalam rupiah atau dolar US, meskipun Perusahaan Indonesia akan mengukur dan mencatat piutang dan penjualan dalam rupiah dan Perusahaan AS akan mengukur dan mencatat pembelian dan utang dalam dolar US, terlepas dari mata uang dimana transaksi didenominasi. Jika transaksi didenominasi dalam mata uang rupiah, Perusahaan Indonesia harus menentukan berapa banyak rupiah transaksi yang harus dicatat. Jika transaksi didenominasi dalam mata NUROFIK STIE YKPN HALAMAN 1

2 uang dolar US, Perusahaan Indonesia harus menentukan berapa banyak rupiah yang mewakili nilai dolar US yang harus dicatat. Untuk mengukur transaksi dalam mata uang masing-masing perusahaan, bisnis di seluruh dunia bergantung pada nilai tukar (kurs tukar atau cukup disebut kurs) secara terus-menerus di pasar mata uang dunia. Nilai tukar adalah harga mata uang yang dinyatakan dalam satuan mata uang lainnya atau rasio pertukaran dua mata uang (PSAK No. 10/2010). Kuotasi Langsung dan Tidak Langsung (Direct and Indirect Quotation) Nilai tukar adalag harga mata uang yang dinyatakan dalam satuan mata uang lainnya. Nilai tukar dapat dihitung secara langsung atau tidak langsung. Misalnya, Rp indonesia dapat ditukar dengan 1 dolar Amerika Serikat (US $1), maka kuotasi langsung (rupiah per satu unit mata uang asing) adalah: Rp10.000/1 = Rp dan kuotasi tidak langsung (jumlah unit mata uang asing per rupiah) adalah: 1/Rp = $ Pendekatan pertama adalah kuotasi langsung (dari sudut pandang Indonesia) karena kurs diekspresikan dalam rupiah Indonesia, yaitu RpRp ekuivalen dengan satu dolar US (satu unit mata uang asing). Pendekatan kedua adalah kuotasi tidak langsung (dari sudut pandang Indonesia) karena kurs diekspresikan dalam US $ (mata uang asing), yaitu $ ekuivalen dengan satu rupiah Indonesia. Kurs Tukar Mengambang, Tetap, dan Multiple Kurs tukar dapat ditetapkan oleh pemerintah atau mungkin diperbolehkan untuk berfluktuasi (float) sesuai perubahan di pasar mata uang. Dalam kurs tukar tetap (fixed rates), kurs tukar ditetapkan oleh pemerintah dan tidak berubah meski terjadi perubahan harga pasar mata uang dunia. Dalam kurs tukar mengambang (floating rates), kurs tukar merefleksikan fluktuasi harga pasar mata uang berdasarkan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dan faktor-faktor lain di pasar mata uang dunia. KURS TUKAR MENGAMBANG Secara teori, nilai mata uang harus mencerminkan daya belinya di pasar dunia. Misalnya, kenaikan tingkat inflasi di negara A menunjukkan bahwa daya beli mata uang negara tersebut menurun. Nilai mata uang negara A akan jatuh dalam kaitannya dengan mata uang lainnya. Istilah teknis untuk menyatakan pergerakan nilai mata yang jatuh adalah melemah. Nilai mata uang negara A dikatakan jatuh atau melemah, relatif terhadap mata uang lain, jika dibutuhkan lebih banyak unit (akibat dari pelemahan mata uang negara A) untuk membeli satu unit mata uang lainnya. Suatu surplus perdagangan yang besar (ketika jumlah ekspor melebihi impor) biasanya mengakibatkan peningkatan permintaan untuk mata uang negara pengekspor karena penjualan ekspor harus dibayar dalam mata uang negara pengekspor ini. Mata uang negara pengekspor menjadi relatif lebih berharga bagi mata uang negara-negara pengimpor (istilah teknisnya adalah menguat). Mata uang A menguat terhadap mata uang lain jika dibutuhkan lebih sedikit unit (akibat dari penguatan mata uang A) untuk membeli satu unit mata uang lainnya. Kedaan sebaliknya akan terjadi untuk keadaan defisit perdagangan. NUROFIK STIE YKPN HALAMAN 2

3 Meskipun inflasi dan posisi perdagangan bersih (surplus perdagangan atau defisit perdagangan) adalah penyebab umum dari perubahan kurs mengambang, faktor-faktor lain kadang-kadang juga dapat berpengaruh. Perbedaan tingkat suku bunga antar negara mempengaruhi penawaran dan permintaan untuk mata uang suatu negara karena banyak investor membeli sekuritas di pasar sekuritas internasional. Perdagangan spekulatif untuk mengambil keuntungan dari pergerakan mata uang juga mempengaruhi nilai tukar mata uang. Untuk mengurangi defisit perdagangan, pemerintah negara A kadang-kadang meminta negaranegara lain (misalnya B, C,D) untuk membiarkan mata uang mereka menguat terhadap mata uang negara A. Penurunan nilai mata uang negara A dalam kaitannya dengan mata uang negara B, C, D diharapkan akan meningkatkan harga produk negara B, C, D di negara A dan mengakibatkan penurunan impor ke negara A. Demikian pula, barang-barang negara A dapat dijual di pasar internasional untuk unit mata uang asing lebih sedikit ketika nilai mata uang negara A melemah terhadap nilai mata uang negara B, C, D. Keadaan yang demikian pada gilirannya akan meningkatkan permintaan barang-barang dari negara A, sehingga ekspor negara A akan meningkat (defisit perdagangan negara A akan teratasi). Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan suatu negara adalah suku bunga bunga dan tarif pajak. Penguatan dan pelemahan relatif mata uang terhadap mata uang lain secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut. Misalnya, satu pound Inggris ( 1) dapat dibeli dengan US $1.50. Dalam kuotasi tidak langsung berarti US $1 sekarang dapat dibeli untuk pound. Jika dolar melemah relatif terhadap pound, setiap pound lebih mahal dalam dolar. Jika dolar melemah sebesar 10 persen, kos setiap pound menjadi $1.65. Jika dolar melemah sebesar 10 persen, dibutuhkan pound lebih sedikit untuk membeli $1, jadi sekarang $1 dapat dibeli untuk 0,6061 pound. Sebaliknya, jika dolar menguat terhadap pound, setiap pound lebih murah dalam dolar. Jika dolar menguat sebesar 10 persen, kos setiap pound menjadi $1,35. Dalam kuotasi tidak langsung berarti $1 sekarang dapat dibeli untuk 0,7407 pound. Kurs Tukar Tetap dan Multiple adalah kurs yang di tetapkan oleh pemerintah, yaitu pemerintah menetapkan kurs yang akan berlaku untuk seluruh jenis transaksi yang melibatkan dua atau lebih mata uang yang berbeda. Pada kurs multiple, pemerintah mengatur (menetapkan) kurs yang berbeda-beda untuk jenis transaksi yang berbeda. Misalnya, pemerintah menetapkan kurs khusus untuk impor atau beberapa jenis impor yang berbeda dengan kurs untuk ekspor (atau beberapa jenis ekspor) dalam rangka mempromosikan tujuan ekonomi negara. Kurs Spot, Current, dan Historis Kurs tukar yang digunakan dalam akuntansi untuk operasi dan transaksi asing (selain kontrak forward) adalah kurs spot (spot rates), kurs tukar saat ini (current exchanges rates), dan kurs historis (historical exchanges rates). Kurs spot adalah istilah pasar, sedangkan kurs current dan kurs historis adalah istilah akuntansi. Kurs spot adalah kurs tukar untuk pengiriman segera mata uang yang dipertukarkan. Kurs current adalah kurs untuk satu unit mata uang yang dapat ditukarkan dengan mata uang asing pada tanggal neraca atau atau tanggal transaksi. Kurs historis adalah kurs aktual pada tanggal suatu transaksi atau peristiwa tertentu terjadi. NUROFIK STIE YKPN HALAMAN 3

4 Akuntansi Transaksi Mata Uang Asing (Selain Kontrak Forward) Transaksi dalam suatu negara yang diukur dan dicatat dalam mata uang negara yang bersangkutan disebut sebagai transaksi lokal. Pada umumnya transaksi lokal diukur menggunakan mata uang fungsional entitas. Mata uang fungsional adalah mata uang lingkungan ekonomi utama suatu entitas. Mata uang lingkungan ekonomi utama suatu entitas adalah mata uang yang dominan diterima atau dikeluarkan untuk menyelesaikan transaksi adalah mata uang fungsional. Transaksi asing adalah transaksi antara negara atau antara perusahaan di negara yang berbeda. Transaksi mata uang asing adalah transaksi yang dinyatakan (didenominasi) dalam mata uang selain mata uang fungsional entitas. Jenis yang paling umum dari transaksi asing adalah impor dan ekspor barang atau jasa. Transaksi impor dan ekspor adalah transaksi asing, tetapi transaksi impor dan ekspor bukan merupakan transaksi mata uang asing kecuali transaksi tersebut didenominasi dalam mata uang asing, yaitu mata uang selain mata uang fungsional entitas. Penjualan ekspor oleh perusahaan AS ke perusahaan Kanada adalah transaksi mata uang asing dari sudut pandang perusahaan AS hanya jika faktur didenominasi dalam mata uang dolar Kanada. Terjemahan diperlukan jika transaksi dalam mata uang asing, tetapi tidak jika dalam mata uang fungsional entitas. Contoh dari transaksi mata uang asing adalah Perusahaan Indonesia (dengan mata uang fungsional rupiah) membeli bahan baku dari Perusahaan US (dengan mata uang fungsional dolar US). Jika transaksi harus diselesaikan (didenominasi) dengan dolar US maka transaksi tersebut merupakan transaksi mata uang asing bagi Perusahaan Indonesia, sedangkan bagi Perusahaan US transaksi tersebut bukan merupakan transaksi mata uang asing, melainkan transaksi mata uang lokal (domestik). Dengan demikian, transaksi asing dapat merupakan transaksi mata uang asing atau bukan transaksi mata uang asing. PENCATATAN PADA TANGGAL TRANSAKSI Dari segi akuntansi, transaksi dalam mata uang asing harus ditranslasi ke dalam mata uang fungsional entitas menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi (kurs spot). PSAK No. 10/2010 menyatakan Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi (par. 26). Pada setiap tanggal neraca, saldo tercatat yang didenominasi dalam mata uang selain mata uang fungsional entitas harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs tanggal neraca (kurs current). Berikut ini disajikan beberapa contoh transaksi mata uang asing dan pencatatannya. Contoh 3-1: Transaksi Mata Uang Asing Impor Pada tanggal 5 Januari 2016, PT. Zigzag di Indonesia (dengan mata uang fungsional rupiah) mengimpor bahan baku sebagai sediaan dari perusahaan di US (dengan mata uang fungsional dolar US). Faktur menyatakan pembayaran sejumlah US $1,000 dalam waktu 30 hari. Kurs spot pada tanggal 5 Januari 2016 adalah US $0,0001 (tanda $ untuk kurs spot menunjukkan kuotasi tidak langsung). Jurnal untuk mencatat transaksi impor adalah sebagai berikut. 5 Januari 2016 Sediaan Utang Dagang (fc/valas) (translasi: $1,000 0,0001) NUROFIK STIE YKPN HALAMAN 4

5 Kecuali untuk mata uang asing (foreign currency) atau valuta asing (valas), penjurnalan dilakukan dengan cara yang sama. Pencantuman fc (foreign currency) atau valas menununjukkan bahwa utang dagang didenominasi dalam mata uang asing. Artinya PT. Zigzag harus menyelesaikan transaksi tersebut dengan membayar menggunakan mata uang asing. Jika transaksi dinyatakan dalam mata uang fungsional (yang berarti bukan transaksi mata uang asing), misalnya faktur menyatakan pembayaran, jurnal untuk mencatat transaksi impor adalah sebagai berikut. Sediaan Utang Dagang 5 Januari 2016 Pada tanggal 4 Februari 2016, PT. Zigzag membayar utang dagang kepada perusahaan di US. Jika kurs spot pada tanggal 4 Februari 2016 adalah Rp (dinyatakan dalam kuotasi langsung, yaitu Rp untuk satu unit dolar US), jurnal untuk mencatat pembayaran utang adalah sebagai berikut: 4 Februari 2016 Utang Dagang (valas) Rugi Nilai Tukar Kas (valas) (kas yang diperlukan adalah $1,000 Rp10.500) Rp Rugi selisih kurs (rugi nilai tukar) sebesar Rp timbul karena utang yang diukur sebesar diselesaikan (dibayar) Rp Kerugian ini merefleksikan perubahan dalam nilai tukar (nilai rupiah melemah terhadap dolar US) antara tanggal transaksi permulaan (5 Januari 2016) dan tanggal pembayaran. Jika transaksi dinyatakan dalam mata uang fungsional, jurnal untuk mencatat pembayaran utang adalah sebagai berikut: Utang Dagang Kas 4 Februari 2016 Contoh 3-2: Transaksi Mata Uang Asing Ekspor Setelah memproses bahan baku yang diimpor dari US menjadi produk jadi, pada tanggal 1 Maret 2016, PT. Zigzag di Indonesia (dengan mata uang fungsional rupiah) mengeskpor produk jadi ke perusahaan di Australia (dengan mata uang fungsional dolar Australia). Faktur menyatakan pembayaran sejumlah AUS $1,400 dalam waktu 30 hari. Jika kurs spot pada tanggal 1 Maret 2016 adalah Rp12.000, jurnal untuk mencatat transaksi ekspor adalah sebagai berikut. 1 Maret 2016 Rp Penjualan Rp (translasi: AUS $1,400 Rp12.000) NUROFIK STIE YKPN HALAMAN 5

6 Pada tanggal 30 Maret 2016, PT. Zigzag menerima pembayaran dari perusahaan di Australia. Jika kurs spot pada tanggal 30 maret 2016 adalah Rp12.100, jurnal untuk mencatat pengumpulan piutang adalah sebagai berikut: 30 Maret 2016 Kas (valas) Rp Rp Laba Nilai Tukar (kas yang diterima adalah AUS $1,400 Rp12.100) Laba selisih kurs sebesar Rp timbul karena piutang yang diukur sebesar Rp diselesaikan dengan menerima pembayaran Rp Keuntungan ini merefleksikan perubahan dalam nilai tukar (nilai rupiah melemah terhadap dolar Australia) antara tanggal transaksi permulaan (1 Maret 2016) dan tanggal penyelesaian (30 Maret 2016). Berdasarkan contoh-contoh yang telah dikemukakan, importir akan mengakui kerugian jika nilai tukar mata uang asing menguat terhadap mata uang fungsional. Sebaliknya, ekportir akan mengakui keuntungan ketika mata uang asing menguat terhadap mata uang fungsional. PENYESUAIAN PADA TANGGAL NERACA Keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing tidak dapat ditangguhkan sampai mata uang asing dikonversi ke dalam mata uang fungsional atau sampai piutang terkumpul atau utang diselesaikan. Sebaliknya, jumlah tersebut disesuaikan untuk mencerminkan kurs tukar saat ini (kurs tanggal neraca), dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari penyesuaian dimasukkan ke dalam laba rugi tahun berjalan. Berikut ini diberikan contoh penyesuaian saldo akun pada tanggal neraca yang timbul dari transaksi mata uang asing. Contoh 3-3: Pembelian Didenominasi dalam Mata Uang Asing Pada tanggal 2 Desember 2015, PT. Titian Indonesia (TI) membeli barang dagangan dari perusahaan US senilai 2,000 dolar US ketika kurs spot dolar US adalah Rp Transaksi harus diselesaikan pada tanggal 20 Januari TI melakukan tutup buku pada setiap tanggal 31 Desember. Jika kurs spot untuk dolar US pada tanggal 31 Desember 2015 dan 20 Januari 2016, masing-masing adalah Rp dan Rp12.320, maka jurnal dan jurnal penyesuaian yang diperlukan dalam kaitannya dengan transaksi mata uang asing adalah sebagai berikut. 2 Desember 2015 Sediaan Rp Utang Dagang (valas) (mencatat pebelian barang dagangan dari perusahaan US ($2,000 Rp12.300) Rp Desember 2015 Rugi Nilai Tukar Rp Utang Dagang (valas) Rp (menyesuaikan utang dagang ke kurs tukar pada tanggal neraca, yaitu $2,000 (Rp Rp12.300)) NUROFIK STIE YKPN HALAMAN 6

7 Pada tanggal 31 Desember 2015, nilai mata uang asing, yaitu dolar US menguat terhadap rupiah. Nilai utang dagang pada tanggal neraca meningkat dari Rp menjadi Rp Oleh karena itu TI mengakui kerugian sebesar Rp Januari 2016 Utang Dagang (valas) Rp Kas (valas) Rp Laba Nilai Tukar (untuk mencatat pembayaran kepada perusahaan US sebesar $2,000 Rp12.320) Pada tanggal 2 Januari 2016, TI harus mengeluarkan kas sebanyak US $2,000 (setara dengan Rp ) untuk membayar utang dagang yang tercatat di neraca sebesar Rp , sehingga terjadi laba nilai tukar Rp Secara keseluruhan TI mengalami rugi nilai tukar Rp Contoh 3-4: Penjualan Didenominasi dalam Mata Uang Asing Pada tanggal 2 Desember 2015, PT. Titian Indonesia (TI) menjual barang dagangan ke perusahaan US senilai 2,000 dolar US ketika kurs spot dolar US adalah Rp Transaksi harus diselesaikan pada tanggal 20 Januari TI melakukan tutup buku pada setiap tanggal 31 Desember. Jika kurs spot untuk dolar US pada tanggal 31 Desember 2015 dan 20 Januari 2016, masing-masing adalah Rp dan Rp12.320, maka jurnal dan jurnal penyesuaian yang diperlukan dalam kaitannya dengan transaksi mata uang asing adalah sebagai berikut. 2 Desember 2015 Rp Penjualan (mencatat penjualan barang dagangan ke perusahaan US ($2,000 Rp12.300) Rp Desember 2015 Rp Laba Nilai Tukar Rp (menyesuaikan piutang dagang ke kurs tukar pada tanggal neraca, yaitu $2,000 (Rp Rp12.300)) Pada tanggal 31 Desember 2015, nilai mata uang asing, yaitu dolar US menguat terhadap rupiah. Nilai piutang dagang pada tanggal neraca meningkat dari Rp menjadi Rp Oleh karena itu TI mengakui keuntungan sebesar Rp Januari 2016 Kas (valas) Rp Rugi Nilai Tukar Rp (untuk mencatat penerimaan kas (dalam bentuk dolar US) dari perusahaan US sebesar $2,000 Rp12.320) Pada tanggal 2 Januari 2016, TI menerima pembayaran $2,000 (setara dengan Rp ) untuk pelunasan piutang yang tercatat di neraca sebesar Rp , sehingga terjadi rugi nilai tukar Rp Secara keseluruhan TI memperolah laba nilai tukar Rp NUROFIK STIE YKPN HALAMAN 7

8 Soal Latihan Soal 1 Berikut ini adalah data transaksi ekspor antara Indo Co. dan Ozzi Co: Pada tanggal 16 Desember 2015, Indo Co. menjual sediaan kepada Ozzi Co. Australia dengan harga AUD$2,000 saat spot rate untuk AUD$ adalah Rp Indo Co. melakukan tutup buku pada 31 Desember 2015 saat spot rate untuk AUD$ adalah Rp Indo Co. mengumpulkan piutang yang dapat ditagih pada 15 Januari 2016 saat spot rate untuk AUD$ adalah Rp Kas dalam AUD dipegang hingga 20 Januari 2012 dan dikonversi ke dalam rupiah pada tanggal tersebut dengan spot rate Rp Diminta: Buatlah jurnal di dalam buku Indo Co. dengan jika transaksi penjualan didenominasi: (a) dalam mata uang asing (foreign currency) dan (b) dalam mata uang fungsional untuk: 1. Mencatat penjualan kepada Ozzi Co. pada 16 Desember Menyesuaikan piutang dagang menurut nilai tukar pada akhir tahun (31 Desember 2015). 3. Mencatat pengumpulan piutang pada 15 Januari Mengkonversi kas dalam AUD$2.000 yang dimiliki menjadi rupiah pada 20 Januari Soal 2 Tanggal 10 Nopember 2015, PT. Bamboe Indonesia (BI) mengekspor tikar ke perusahaan di Australia senilai 2,000 dolar Australia. Pembayaran akan dilakukan pada tanggal 20 Januari Tahun buku BI berakhir pada setiap tanggal 31 Desember. Kurs per 1 Dollar Australia (AUD) adalah sebagai berikut. Tanggal Kurs 10 Nopember 2015 Rp Desember 2015 Rp Januari 2016 Rp9.700 Diminta: Jika transaksi didenominasi dalam mata uang asing, buatlah jurnal untuk tanggal (a) 10 Nopember 2015, (b) 31 Desember 2015, dan (c) 20 Januari Soal 3 Tanggal 20 Desember 2015, PT. Thempe Indonesia (TI) membeli mesin untuk memisahkan kedelai kualitas 1 dan kualitas 2 dari perusahaan di Amerika Serikat seharga 10, dolar US. Pembayaran akan dilakukan pada tanggal 30 Januari Tahun buku TI berakhir pada setiap tanggal 31 Desember. Kurs per 1 dolar Amerika Serikat (USD) adalah sebagai berikut. Tanggal Kurs 20 Desember 2015 Rp Desember 2015 Rp Januari 2016 Rp9.300 NUROFIK STIE YKPN HALAMAN 8

9 Diminta: Jika transaksi didenominasi dalam mata uang asing, buatlah jurnal untuk tanggal (a) 20 Desember 2015, (b) 31 Desember 2015, dan (c) 30 Januari Soal 4 Pada tanggal 10 Oktober 2015, PT. Teratai menjual barang dagangan kepada perusahaan di USA seharga $1,200 atau Rp saat kurs tukar untuk US$1 menunjukkan Rp Pembayaran akan diterima pada tanggal 30 Januari Diminta: Jika transaksi difaktur dalam US Dollars, buatlah jurnal pada buku Teratai untuk tanggal: a. 10 Oktober b. 31 Desember 2015 (jurnal penyesuaian), jika US$1 = Rp c. 30 Januari 2015, jika US$1 = Rp NUROFIK STIE YKPN HALAMAN 9

Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing

Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing Mata Uang : - Menyediakan suatu standar nilai - Media pertukaran atau alat tukar - Unit pengukuran bagi transaksi ekonomi. Pada umumnya Mata uang yang digunakan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal : 1. Kurangnya permintaan atas

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Konsep dan Transaksi mata uang asing. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING KONSEP MATA UANG Mata uang Fungsional Mata uang Asing (Foreign currency) Mata uang lokal (Local currency) Mata uang lokal adalah mata uang yang menjadi alat transaksi dalam

Lebih terperinci

FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS

FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS Chapter 6 Part 1 FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS TRANSLASI VALUTA ASING By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com Mata Uang Asing atau Valuta Asing (Foreign Currency) adalah

Lebih terperinci

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13 Transaksi Mata Uang Asing Bab 13 Mengenal Valuta Asing Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai

Lebih terperinci

KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING

KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING MODUL 9 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I Afrizon KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING LATAR BELAKANG LAHIRNYA KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK KEGIATAN BISNIS INTERNASIONAL Standar akuntansi untuk bisnis luar negeri

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh atau sebagian transaksi valuta asing atau operasi luar negeri yang merupakan aktivitas dari perusahaan, maka transaksi atas aktivitas tersebut memerlukan

Lebih terperinci

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING 2015 Aria Farah Mita RUANGLINGKUP Akuntansi untuk transaksi mata uang asing, selain beberapa transaksi derivatif yang diatur di PSAK 55 Penjabaran hasil dan

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yangmenyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10)

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) ISSN 0000-000 AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi dan pelaporan

Lebih terperinci

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING Dasar teori Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 Pada saat perusahaan multinasional Indonesia menyusun laporan keuangan untuk pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

menggunakan asumsi bahwa penghitungan jumlah laba rugi

menggunakan asumsi bahwa penghitungan jumlah laba rugi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Kebijakan Mata Uang Fungsional Dan Pengukuran Kembali Laporan Keuangan 1. Asumsi-asumsi Sebelum dilakukan analisis faktor penentu mata uang fungsional

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB II URAIAN TEORTIS 23 BAB II URAIAN TEORTIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),yang berjudul pengaruh faktorfaktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain dengan perdagangan bebas, dunia usaha telah mengalami peningkatan yang sangat luar biasa.

Lebih terperinci

analisis perbandingan dan pertimbangan terhadap indikator-indikator

analisis perbandingan dan pertimbangan terhadap indikator-indikator BABV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisis penentuan kebijakan mata uang fungsional dan pengukuran kembali Laporan Keuangan PT SI ke dalam mata uang fungsionalnya (Dollar Amerika Serikat)

Lebih terperinci

TRANSLASI MATA UANG ASING

TRANSLASI MATA UANG ASING TRANSLASI MATA UANG ASING Konsolidasi dan akuntansi ekuitas atas anak perusahaan asing (dan afiliasi) memerlukan translasi LK menjadi setara dollar. Hal ini dilakukan sebelum akun anak perusahaan asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas

Lebih terperinci

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat dekat dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/16/PBI/2014 TENTANG TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN PIHAK DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan

Lebih terperinci

FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS

FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS Chapter 6 Part 3 FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com GAMBARAN STANDARD (FAS) NO. 52 STANDAR AKUNTANSI INTERNATIONAL

Lebih terperinci

B A B III PERMASALAHAN

B A B III PERMASALAHAN B A B III PERMASALAHAN 3.1. Identifikasi masalah. Untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam pengadaan barang pada perusahaan perdagangan, maupun bahan pada perusahaan industri, maka perusahaan melakukan

Lebih terperinci

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com TUJUAN UTAMA MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Meminimalkan Potensi kerugian yang timbul dari perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Smith dan Skousen (2000 : 286) adalah sebagai berikut : A receivable is an

BAB II LANDASAN TEORI. Smith dan Skousen (2000 : 286) adalah sebagai berikut : A receivable is an 5 BAB II LANDASAN TEORI A. PENGERTIAN PIUTANG VALUTA ASING 1. Pengertian Piutang Dalam aktivitas perusahaan jasa, tentunya tidak bisa lepas dari hutang dan piutang. Dalam bab ini penulis akan mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

KONSEP PURCHASING POWER PARITY DALAM PENENTUAN KURS MATA UANG

KONSEP PURCHASING POWER PARITY DALAM PENENTUAN KURS MATA UANG KONSEP PURCHASING POWER PARITY DALAM PENENTUAN KURS MATA UANG Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI Salah satu konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Bank Pada dasarnya bank adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menyangkut bidang likuid dan mengalami perputaran yang cukup tinggi, sehingga tidak

Lebih terperinci

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN.  1 Materi 3 NERACA PEMBAYARAN http://www.deden08m.com 1 PENDAHULUAN (1) Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Transaksi asing / valuta asing Berdasarkan PSAK 10 (2012) valuta asing didefinisikan sebagai mata uang selain mata uang fungsional entitas, sedangankan definisi atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

Bab 11 Manajemen Keuangan Internasional

Bab 11 Manajemen Keuangan Internasional D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 139 Bab 11 Manajemen Keuangan Internasional Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai teori perdagangan internasional, peranan manajemen keuangan internasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian dunia telah memungkinkan perusahaan melakukan bisnis internasional. Bisnis internasional merupakan transaksi komersial antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat terlepas dari masalah internasional, yang ditandai antara lain dengan: adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan jasa. Jika suatu negara memiliki hubungan ekonomi dengan negara-negara lain maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Uang mempermudah manusia untuk saling memenuhi kebutuhan hidup dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar

Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar Mater 5 Andri Helmi M, S.E., M.M. Pengantar Kita akan mempelajari hubungan penting paritas internasional yang memiliki pengaruh besar bagi penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transaksi perusahaan dengan perusahaan internasional tidak hanya dilakukan secara tunai, akibatnya timbul hutang maupun piutang dalam bentuk mata uang asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

Kuliah II Manajemen Keuangan Internasional

Kuliah II Manajemen Keuangan Internasional Kuliah II Manajemen Keuangan Internasional Pasar Valuta Asing/Devisa The Foreign Exchange Market By : Pedro Ximenes ST,MM Pengertian Pasar Devisa/Valas Pasar Valuta Asing/Devisa. Pengertian : Pasar valuta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaanperusahaan asing yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA 2.1 Seasoned Equity Offerings (SEO) Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal,

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

1. jelaskan faktor-faktor penting yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan dunia akuntansi!

1. jelaskan faktor-faktor penting yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan dunia akuntansi! 1. jelaskan faktor-faktor penting yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan dunia akuntansi! Ada 8 faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan akuntansi, antara lain

Lebih terperinci

BAB 13 KONSEP MATA UANG ASING DAN TRANSAKSI

BAB 13 KONSEP MATA UANG ASING DAN TRANSAKSI BAB 13 KONSEP MATA UANG ASING DAN TRANSAKSI Jurusan Akuntansi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia 2007 BAB 13 KONSEP MATA UANG ASING DAN TRANSAKSI SEJAK 1981, PERNYATAAN

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA III. NERACA PEMBAYARAN PENDAHULUAN REKENING NERACA PEMBAYARAN REKENING TRANSAKSI BERJALAN REKENING MODAL KETIDAKSESUAIAN STATISTIK REKENING

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

AKUNTANSI INTERNASIONAL

AKUNTANSI INTERNASIONAL AKUNTANSI INTERNASIONAL A. Definisi Akuntansi Internasional 1. Accounting for foreign subsidiary, akuntansi internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan induk dengan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

Wednesday, November 16, 2011 IPS SMP. S. Efiaty, S.Pd. SMP Negeri 5 Yogyakarta S. Efiaty, S.Pd.

Wednesday, November 16, 2011 IPS SMP. S. Efiaty, S.Pd. SMP Negeri 5 Yogyakarta S. Efiaty, S.Pd. Wednesday, November IPS SMP S. Efiaty, S.Pd SMP Negeri 5 Yogyakarta. Bab VIII Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah proses tukar menukar barang atau jasa

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

Manajemen Investasi.  SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA Manajemen Investasi SUTIA BUDI sutia_budy@yahoo.com sutiabudi19@gmail.com STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA INVESTMENT MANAGEMENT Session 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times Chapter Introduction

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan asing yang

Lebih terperinci

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No 18/35/DPPK Jakarta, 13 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah antara Bank dengan Pihak Asing Sehubungan dengan

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Fakultas Ekonomi & Bisnis Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id NERACA PEMBAYARAN REKENING

Lebih terperinci

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

Lebih terperinci

SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA

SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA Adalah perekonomian yang berinteraksi secara terbuka dengan perekonomian-perekonomian lainnya di seluruh dunia. Variabel yang terkait dalam perekonomian:

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: 11Fakultas Ekonomi & Bisnis Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen NERACA PEMBAYARAN REKENING NERACA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian dunia saat ini semakin dinamis dan cepat berubah mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign BAB II URAIAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign Exchange Exposure pada Bank-Bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta menunjukkan adanya foreign

Lebih terperinci

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PENGERTIAN : DEVISA Adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban No.94, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Lindung Nilai. Transaksi Swap. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5881) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 4 KURS DAN BURSA VALAS SPOT RATE, CROSS RATE DAN FORWARD RATE

BAB 4 KURS DAN BURSA VALAS SPOT RATE, CROSS RATE DAN FORWARD RATE BAB 4 KURS DAN BURSA VALAS SPOT RATE, CROSS RATE DAN FORWARD RATE I. SPOT RATE DAN MARKET SPOT Spot Rate adalah tingkat nilai tukar (kurs) suatu nilai currency (mata uang suatu negara) terhadap currency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini hampir seluruh negara di dunia terlibat dalam kegiatan ekonomi perdagangan bebas. Nilai tukar mata uang mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, transaksi ekonomi perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, transaksi ekonomi perdagangan internasional BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, transaksi ekonomi perdagangan internasional antar negara atau lebih dikenal dengan kegiatan ekspor impor merupakan hal yang biasa. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

Pertemuan 12 FOREIGN EXCHANGE

Pertemuan 12 FOREIGN EXCHANGE Pertemuan 12 FOREIGN EXCHANGE Perbedaan utama antara transaksi domestik dan internasional untuk barang dan jasa adalah bahwa satu mata uang digunakan untuk transaksi internasional. FOREIGN EXCHANGE mencakup

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN 16 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999 : 16-27 PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN Y. Jogi Christiawan Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian terbuka dalam arus perdagangan internasional adalah suatu fakta yang tidak mungkin dihindari. Perdagangan internasional sangat diperlukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi

BAB I PENDAHULUAN. modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Pasar modal di Indonesia merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat guna

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/8/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dalam bidang ekonomi, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka membawa suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi membuat perekonomian di berbagai negara menjadi terbuka. Keluar masuknya barang atau jasa lintas negara menjadi semakin mudah dan hampir tidak ada

Lebih terperinci