ANGGARAN PENDIDIKAN DAN PERMASALAHNNYA

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN PENDIDIKAN DALAM RAPBN 2014

Catatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011

ANGGARAN PENDIDIKAN DALAM APBN

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Alokasi. Anggaran Pendidikan. APBN.

TINJAUAN TENTANG ANGGARAN BANTUAN SOSIAL Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN Setjen DPR RI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Desentralisasi fiskal merupakan kewenangan yang diberikan pemerintah. pusat kepada daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanannya

PELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

CATATAN ATAS PRIORITAS PENDIDIKAN DALAM RKP 2013

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN ALOKASI BELANJA PEGAWAI DAN BELANJA PUBLIK. Oleh: DIREKTUR JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan lebih dekat dengan masyarakat. Otonomi yang dimaksudkan

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi sistem desentralisasi atau yang sering dikenal sebagai era

Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN ISBN:

Revenue & Expenditure

Perbaikan Kualitas Belanja Bidang Pendidikan Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas SDM

BAB 2. Kecenderungan Lintas Sektoral

H. M. Ridwan Hisjam (Wakil Ketua Komisi X DPR RI)

Mandatory Spending, SAL dan Kelebihan Pembiayaan (overfinancing) APBN

PECAPP. Revenue & Expenditure. Pengenalan tentang Keuangan Daerah. Syukriy Abdullah

TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari

RUANG FISKAL DALAM APBN

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi. penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

APAKAH SUBSIDI BBM BEBAN BERAT BAGI APBN?

BAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kuncoro, 2004).

Jenis Penerimaan & Pengeluaran Negara. Pertemuan 4 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan daerah akhir

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Desentralisasi di Indonesia ditandai dengan adanya Undangundang

POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

ANALISIS PERMASALAHAN BELANJA PEGAWAI DALAM APBN. Grafik 1. Perkembangan Belanja Pegawai dalam APBN

BAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI

ANALISIS EFISIENSI ANGGARAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan kapasitas

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek reformasi yang dominan adalah

DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan publik, mengoptimalkan potensi pendapatan daerah

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 165/PMK.07/2012 TENTANG PENGALOKASIAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. eksternalitas, mengoreksi ketidakseimbangan vertikal, mewujudkan pemerataan

DATA POKOK APBN

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015

Daftar Tabel Data Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu

BAB I PENDAHULUAN. tidak meratanya pembangunan yang berjalan selama ini sehingga

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan peluang dan sekaligus juga sebagai tantangan.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

D A F T A R I S I Halaman

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSIS SUMATERA BARAT PELAPORAN DAN REALISASI DARI DANA TRANSFER TA 2016

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN ANGGARAN PENDIDIKAN. Oleh: KANTOR STAF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

REKAPITULASI TARGET PNBP KEMENTERIAN/LEMBAGA TA

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. provinsi. Dalam provinsi itu dikembangkan kembali dalam kabupaten kota,

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

DATA POKOK APBN-P 2007 DAN APBN 2008 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi ciri yang paling menonjol dari hubungan keuangan antara pemerintahan

PENYERAGAMAN STANDAR TARIF PERJALANAN DINAS ANTARA APBN DENGAN APBD

BAB I PENDAHULUAN. berwewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

DATA POKOK APBN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Pengelolaan Keuangan Daerah

REALISASI BELANJA NEGARA SEMESTER I TAHUN 2012

MENTERI KEUANGAN R I

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi telah membuat beberapa perubahan

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

RENCANA ANGGARAN KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI2018 (PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR)

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada berbagai aktivitas kehidupan berbangsa dan bernegara di

BAB I PENDAHULUAN. Melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang telah

DATA POKOK APBN-P 2006 DAN APBN 2007 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI SAL DALAM RAPBN I. Data SAL

PENDAHULUAN. Belanja daerah, atau yang dikenal dengan pengeluaran. pemerintah daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

2 makro yang disertai dengan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal, dan pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atau antarprogram yang berdampak

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

CPDA. Consolidating for Peacefull Development in Aceh FAKULTAS EKONOMI

Transkripsi:

ANGGARAN PENDIDIKAN DAN PERMASALAHNNYA Pemerintah dan DPR telah sepakat untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Keputusan tersebut telah dilegalkan dalam UUD 1945 maupun UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dapat dipenuhi sebesar 20% sejak APBN tahun anggaran 2009. ALokasi yang besar tersebut tentunya harus dikuti kemampuan mengelola dan mengawasai anggaran pendidikan secara akuntabel dan kemampuan untuk mengatasi permasahan permasalahan mendasar dalam dunia pendidikan Indonesia sebagaimana akan dibahas dalam tulisan ini. Laporan Education Public Expenditure Review (Tinjauan Belanja Publik di Sektor Pendidikan) yang diluncurkan pada 14 Maret 2013 menyebutkan, meskipun anggaran pendidikan Indonesia kini mencapai 20 persen dari APBN, meningkatnya pembiayaan pendidikan dalam beberapa tahun terakhir belum membuahkan capaian pendidikan yang diharapkan. 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 18.9 Grafik 1 Persentase Anggaran Pendidikan 15.6 20.8 20.0 20.2 20.2 20.0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : Kementerian Keuangan, diolah A. Perkembangan Anggaran Pendidikan Anggaran Pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui Kementerian negara/lembaga, alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah (pasal 1 butir 39 UU No. 19 Tahun 2012 Tentang APBN TA 2013) Berdasarkan definisi di atas, maka struktur Anggaran Pendidikan dalam APBN terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : Pertama : Anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusat Kedua : Anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah Ketiga : Anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 65

Anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusat merupakan alokasi anggaran pendidikan yang dianggarkan melalui Kementerian negara/lembaga. Kementerian negara/lembaga yang mendapat alokasi anggaran pendidikan bukan hanya Kementerian pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama tetapi juga Kementerian negara/lembaga lain yang menyelenggarakan fungsi pendidikan. Pada tahun anggaran 2012 terdapat 20 Kementerian negara/lembaga yang mendapat alokasi anggaran pendidikan yaitu : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pertanahan Nasional, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika, Badan tenaga Nuklir Nasional, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pertahanan, Kementerian tenaga Kerja dan Administrasi, Perpustakaan Nasional, Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah merupakan alokasi anggaran pendidikan yang disalurkan melaui transfer ke daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Sebagaiman kita ketahui bahwa berdasarkan PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota pendidikan merupakan salah satu urusan wajib daerah. Anggaran pendidikan yang dialokasikan melalui transfer ke daerah tersebut terdiri dari berbagai nomenklatur. Berikut adalah berbagai nomenklatur anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah : Tabel 1. Nomenklatur Anggaran Pendidikan melalui Tansfer ke Daerah (2007 2013) Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 a. DAK Bidang Pendidikan a. BA Pendidikan yang dialokasikan dalam DAU Non Gaji b. BA Pendidikan yang dialokasikan dalam DAU Gaji Pendidik c. BA Pendidikan yang dialokasikan dalam DBH d. BA Pendidikan yang dialokasikan dalam Dana Otsus e. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD f. Tunjangan Profesi Guru g. Dana Insentif Daerah Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 66

h. Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Pendidikan i. Bantuan Operasional Sekolah Sumber: Kementerian Keuangan, diolah Berikut adalah perkembangan anggaran pendidikan melalui belanja pemerintah pusat, transfer ke daerah dan pengeluaran pembiayaan. 250,000.0 200,000.0 150,000.0 100,000.0 50,000.0 Grafik 2 Anggaran Pendidikan Melalui Belanja Pemerintah Pusat, Transfer Ke Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Pemerintah Pusat Pengeluaran Pembiayaan Transfer ke Daerah Dari grafik 1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar anggaran pendidikan dialokasikan melalui transfer ke daerah. Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 67

Bagaimana rincian anggaran penddikan dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Rincian Anggaran Pendidikan ANGGARAN PENDIDIKAN 2007 2013 Komponen Anggaran Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1. Anggaran Pendidikan Melalui Belanja Pemerintah Pusat 55,668.2 58,565.4 90,632.2 96,480.3 105,356.4 102,518.3 117,776.7 2. Anggaran Pendidikan Melalui Transfer Ke Daerah 86,534.4 95,620.1 117,654.4 127,749.1 158,966.5 186,439.5 214,072.2 a. DAK Bidang Pendidikan 5,195.3 7,015.4 9,334.9 9,334.9 10,041.3 10,041.3 11,090.7 b. BA Pendidikan yang dialokasikan dalam DAU Non Gaji c. BA Pendidikan yang dialokasikan dalam DAU Gaji Pendidik d. BA Pendidikan yang dialokasikan dalam DBH e. BA Pendidikan yang dialokasikan dalam Dana Otsus f. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 6,591.5 7,180.3 13,425.4 11,365.7 11,276.6 10,838.6 74,747.6 81,424.4 84,557.4 84,557.4 93,013.1 103,016.9 609.7 748.5 882.4 815.6 874.3 2,237.0 2,309.9 2,706.4 3,285.8 3,733.6 7,490.0 5,800.0 3,696.2 2,898.9 2,412.0 g. Tunjangan Profesi Guru 10,994.9 18,537.7 30,559.8 43,057.0 h. Dana lnsentif Daerah 1,387.8 1,387.8 1,387.8 1,387.8 i. Dana Percepatan Pembangunan lnfrastruktur Daerah (PPID) 1,250.0 613.0 j. Bantuan Operasional Sekolah 16,812.0 23,594.8 23,446.9 3. Anggaran Pendidikan Melalui Pengeluaran Pembiyaan (Dana 4. Anggaran Pendidikan (1 + 2 + 3) 1,000.0 2,617.7 1,000.0 5,000.0 142,202.5 154,185.5 208,286.6 225,229.3 266,940.6 289,957.8 336,848.9 5. Total Belanja Negara 752,373.3 989,493.8 1,000,843.9 1,126,146.5 1,320,751.3 1,435,406.7 1,683,011.1 Rasio Anggaran Pendidikan (4 : 5) X 100% Sumber : UU APBN berbagai tahun 128,068.9 18.9 15.6 20.8 20.0 20.2 20.2 20.0% Dari rincian anggaran pada tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa sebagin besar anggaran pendidikan yang ditransfer ke daerah digunakan untuk DAU gaji pendidik dan Tunjangan Profesi Guru serta Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dibawah pola pembiayaan pendidikan saat ini, porsi anggaran yang cukup besar dialokasikan untuk membayar gaji guru serta membiayai program sertifikasi guru. Anggaran yang dibutuhkan untuk membayar gaji guru meningkat tajam seiring dengan meningkatnya jumlah guru secara keseluruhan, dan jumlah ini terus meningkat meskipun Indonesia merupakan salah satu negara dengan rasio siswa guru paling rendah di dunia. Dan meskipun program sertifikasi guru telah bantu memperbaiki kesejahteraan guru, belum terlihat adanya bukti bahwa program sertifikasi ini lantas diikuti dengan semakin membaiknya performa siswa. Sementara itu, menurut standar internasional, alokasi anggaran untuk pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan menengah atas dan perguruan tinggi di Indonesia masih tergolong rendah. Karena itu, pola pembiayaan yang berlaku sekarang tampaknya tidak akan membawa dampak signifikan pada perbaikan kualitas pendidikan serta akses pasca wajib belajar 9 tahun bagi siswa miskin 1. 1 http://www.worldbank.org/in/news/press release/2013/03/14/spending more or spending better improvingeducation financing in indonesia Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 68

Permasalahan dasar dalam dunia pendidikan Indonesia selain soal infrastruktur yang kurang, kondisi guru sebagai garda terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan juga tak kunjung baik kualitasnya. Pada uji kompetensi guru yang diikuti guru bersertfikat rata rata nasional nasional untuk nilai guru hanya 43,2. Adapun nilai rata rata nasional para guru yang belum bersertifikat di uji kompetensi awal berkisar 42,25. Di sisi lain, kondisi minimnya riset berkualitas yang mampu menembus di jurnal internasional setelah 15 tahun Reformasi masih menjadi persolan. Di kawasan Asean, Indonesia belum mampu menembus dominasi Singapura, Malaysia dan Thailand dalam berbai penilaian mutu pendidikan (Kompas, 23 Mei 2013) Dalam laporannya, Bank Dunia menyebut bahwa meningkatnya belanja publik di sektor pendidikan telah sangat bantu memperluas akses, dan meningkatkan angka partisipasi sekolah selama satu dekade terakhir, terutama di kalangan siswa miskin. Kendati demikian, peningkatan angka partisipasi ini lebih terlihat di tingkat wajib belajar 9 tahun, yakni sekolah dasar dan level pendidikan menengah pertama. Sementara akses terhadap level pendidikan menengah atas dan perguruan tinggi walau meningkat secara rata rata masih tergolong sangat rendah di kalangan siswa miskin. Selain itu, skor Indonesia dalam sejumlah tes internasional menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah, dan belum menunjukkan perkembangan signifikan. Segala kemajuan dari segi akses hanya akan berarti jika siswa siswa dapat lulus sekolah dengan sejumlah keterampilan mendasar 2 Selain itu, dengan pola distribusi anggaran pendidikan yang sebagian besar dialokasikan melalui transfer ke daerah menjadikan Peran Pemda dalam pendidikan menjadi semakin besar. Menurut Itje Chodijah praktisi pendidikan desentralisai pendidikan yang membuat implementasi pendidikan nasional tidak terkontrol di tingkat kabupaten/kota. Desentralisasi pendidikan membuat pengaturan pendidikan tidak lagi murni untuk kepentingan pendidikan, tetapi sudah bercampur kepentingan politik (Kompas, 23 Mei 2013) Kesimpulan : Distribusi anggaran pendidikan sebaiknya dititikberatkan pada peningkatan akses masyarakat pada pendidikan menengah dan pendidikan tinggi serta pada upaya perbaikan permasalahan permasalahan mendasar dalam dunia pendidikan Indonesia. Perlu pengawasan yang lebih optimal dalam pelaksanaan desentralisasi anggaran pendidikan. *** 2 http://www.worldbank.org/in/news/press release/2013/03/14/spending more or spending better improvingeducation financing in indonesia Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 69