Kegiatan Kearsipan Tata Usaha SMP Negeri se-kecamatan Sleman

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Dinamis Arsip Statis

BAB I. Pengertian. A. Pengertian Arsip

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat dapat dirasakan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BAB II LANDASAN TEORI

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

Standar Pelayanan Peminjaman Arsip di Lingkungan Sekretariat Negara STANDAR PELAYANAN PEMINJAMAN ARSIP DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dalam Laporan Tugas Akhir yang berjdul Pengelolaan Arsip Dinamis

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar Pelayanan Penyimpanan Arsip Inaktif di Lingkungan Sekretariat Negara

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. keluar merupakan suatu kebutuhan penting dalam sebuah perusahaan, baik

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. historis. Volume arsip yang tercipta dari suatu organisasi, bertambah berkaitan

PENGURUSAN DAN PENGENDALIAN SURAT DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (DISNAKERTRANS) DIY. Nova Kurniasari. Abstract

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS (AKTIF & IN AKTIF)

2012, No SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN C. RUANG LINGKUP D.

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 11 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

STANDAR FOLDER DAN GUIDE ARSIP

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG

TEMU BALIK ARSIP DI PUSAT ARSIP BALAI BAHASA PADANG

BAB III PENGURUSAN ARSIP

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan arsip terutama dalam penataannya agar mempermudah dalam

BAB III LANDASAN TEORI. banyak aktivitas atau kegiatan suatu organisasi, maka kegiatan surat

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS oleh :

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian

SISTEM PENYIMPANAN DAN PROSEDUR TEMU KEMBALI ARSIP DINAMIS AKTIF DI KANTOR SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUMATERA BARAT

PROSES PENANGANAN SURAT MASUK OLEH SEKRETARIS PADA PT TRILLION GLORY INTERNATIONAL. Oleh: Asmara Soedomo dan Yulianthiyas

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini semakin

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NO 342 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

TATA CARA PEMBERKASAN ARSIP AKTIF

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN. Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri arsip yaitu:

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 21 Tahun 2005 TENTANG :

Solusi Pengaturan Arsip di Rumah Sakit (Studi Kasus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian arsip menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

ALIH MEDIA ARSIP KONVENSIONAL DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP, DAN DOKUMENTASI KOTA BUKITTINGGI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

a. bahwa penyelenggaraan kearsipan nasional khususnya pembentukan Tim Penilai Arsiparis perlu di lakukan oleh tenagatenaga

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan

BAB III PENANGANAN SURAT MASUK DAN SURAT KELUAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENATAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

Al Ulum Vol.65 No.3 Juli 2015 halaman

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. kearsipan adalah pekerjaan yang meliputi, pencatatan, pengendalian,

PEDOMAN KEARSIPAN Suatu naskah tertulis yang berisi segala karangan yang diperlukan mengenai pekerjaan arsip / dokumen dalam suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM KEARSIPAN PADA DEPARTEMEN ADMINISTRASI UMUM DAN LOGISTIK PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO)TBK MEDAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 35 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan informasi dengan cepat dan tepat mutlak menjadi harapan masyarakat.

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

MANAJEMEN PERKANTORAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Kegiatan Kearsipan Tata Usaha SMP Negeri se-kecamatan Sleman Archives Activity in General Administration of Entire Sleman State Junior High School Oleh: Yeyen Sukrilah, Manajemen Pendidikan/Administrasi Pendidikan yeyensukrilah@ymail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan kearsipan tata usaha SMP negeri se-kecamatan Sleman. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah angket tertutup, pencermatan serta wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) pelaksanaan sistem penerimaan arsip terdiri dari: (a) penerimaan 86,6%, (b) pengarahan 82,3%, (c) pencatatan 100%, (d) pendistribusian 100%, dan (e) pengendalian 100%. (2) pelaksanaan sistem penyimpanan yakni: pertama, sistem penyimpanan dan klasifikasi arsip dengan persentase pelaksanaan 100%, kedua, pemberkasan arsip dengan rata-rata persentase pelaksanaan 61,65, dengan rincian: (a) pemeriksaan 100% (b) penyortiran 27,78%, (c) penentuan indeks 100%, (d) penentuan kode 100%, (e) pembuatan label 22,2%, (f) pembuatan tunjuk silang 0%, dan (g) penempatan arsip 81,9%. (3) pelaksanaan sistem layanan arsip sebesar 59%, dengan rincian: (a) permintaan 50% dari keseluruhan komponen kegiatan, (b) pencarian arsip 100%, (c) pencatatan 100%, (d) pengambilan atau pengiriman 50%, (e) pengendalian 22,2%, (f) pengembalian 100%, dan (g) penyimpanan kembali 50%. Kata kunci: kegiatan, pelaksanaan, persentase. Abstract The purpose of this research is to describe the activities of archival general administrative of Junior High Schools in Sleman sub district. The data collected method used is closed question form, observation and non structural interviews. The result of this research shows that (1) the implementation of the system of acceptance consists of (a) acceptance 86,6%, (b) orientation 82,3%, (c) quotation 100%, (d) distribution 100%, and (e) control 100%. (2) implementation of storage systems are: firstly, storage system and classification of archives with the percentage of implementation of 100%, secondly, archive documents with the average execution percentage 61,65% with details : (a)examination 100%, (b)sorting 27,78%, (c) determination of index 100%, (d) determination of code 100%, (e) manufacturing labels 22,29%, (f) making of cross-reference 0%, and (g) the placement of the archive 81,9%. (3) Execution by 59% archive service system, with details: (a) request for 50% of the total component of the activity, (b) 1

search the archive 100%, (c) recording 100%, (d) delivery or retrieval 50%, (e) control 22,2%, (f) retrieval 100%, and (g) resave 50%. Key word: activities,implementation, percentage. PENDAHULUAN Begitu pentingnya nilai kegunaan arsip dalam suatu instansi maupun organisasi-organisasi tertentu, membuat organisasi ataupun instansi tersebut harus melakukan penyimpanan terhadap arsip-arsip tersebut. Pekerjaan menyimpan surat atau dokumen-dokumen menurut Widjaja (1986: 7) sering disebut administrasi kearsipan atau kearsipan saja. Penataan arsip yang baik meskipun masih secara manual, akan memudahkan penemuan kembali ketika informasi dalam arsip tersebut dibutuhkan. Namun apabila organisasi kurang memperhatikan kegiatan kearsipannya, maka informasi yang dibutuhkan akan sulit didapat dan bahkan dapat hilang seiring dengan hilangnya arsip yang memuat informasi tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Nasional RI No.37 Tahun 2006 Tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, tujuan kearsipan atau pengelolaan arsip ialah untuk menjamin arsip dapat disediakan dengan cepat, tepat, aman dan efisien, menjamin arsip tidak mengalami kerusakan dan hilang, serta menjamin arsip yang bernilai guna kesejarahan dapat diselamatkan dan dilestarikan. Pentingnya arsip begitu kontras dengan realita yang ada, berdasarkan pengalaman selama mengikuti program KKN/PPL UNY tahun 2011, dimana ketika pelaksanaan program rekapitulasi inventaris sekolah terdapat beberapa sekolah tidak mengumpulkan berkas inventaris tepat pada waktunya dikarenakan keberadaan arsip yang belum ditemukan. Dari pengalaman tersebut kemudian peneliti menemukan permasalahan bahwa keberadaan arsip seringkali kurang diperhatikan di sekolah menengah pertama khususnya negeri di wilayah Kecamatan Sleman. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan mengenai kegiatan kearsipan, antara lain: kurangnya pembinaan dari kepala 2

sekolah mengenai pentingnya keberadaan arsip di sekolah menengah pertama se-kecamatan Sleman, penempatan yang kurang diperhatikan menyebabkan arsip menjadi rusak dan saat dibutuhkan menjadi sulit ditemukan, kekurangan peralatan dan perlengkapan pendukung kegiatan kearsipan seperti folder, filling cabinet, dan peralatan lain menjadikan kegiatan kearsipan menjadi kurang optimal, kurangnya kompetensi personel mengenai kearsipan saat perekrutan arsiparis menyebabkan perbaikan kegiatan kearsipan menjadi terhambat, dan Kurangnya peningkatan kompetensi arsiparis mengenai kegiatan kearsipan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan sistem penerimaan arsip, pelaksanaan sistem penyimpanan arsip, dan pelaksanaan layanan arsip di SMP Negeri se-kecamatan Sleman. Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisan skripsi ini adalah dapat dijadikan sebagai sumber informasi ilmiah bagi penelitian yang berkaitan dengan kegiatan kearsipan, untuk memperkuat teori mengenai perlunya staf administrasi yang kompeten dalam organisasi sekolah, sebagai bahan referensi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam meningkatkan kualitas kearsipan di Sekolah Menengah Pertama yang ada di Sleman, sebagai bahan referensi sekolah dalam meningkatkan pelaksanaan kegiatan kearsipan, dan bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai sistem kearsipan di sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.37 Tahun 2006 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Departemen Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa arsip merupakan a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga dan Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan swasta dan/atau perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan 3

tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan. Naskah sebagaimana yang telah disampaikan di atas, adalah meliputi baik berwujud tertulis maupun yang dapat dilihat dan didengar seperti halnya hasil rekaman, film dan lain sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan berkelompok merupakan naskah-naskah yang berisikan hal-hal yang berhubungan satu dengan yang lain yang kemudian dihimpun dalam satu berkas tersendiri. Kegiatan kearsipan atau kearsipan adalah pengurusan arsip atau warkat dengan penyimpanan sebagai pokok kegiatan dengan tujuan dapat menemukan kembali arsip dengan mudah ketika dibutuhkan, namun bukan hanya terpaku pada pokok tersebut, akan tetapi kearsipan juga memiliki kegiatan lain mulai dari penerimaan hingga pemusnahan arsip. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.37 Tahun 2006 Tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan mengenai tahapan dari pengelolaan surat masuk, yakni: 1) Tahapan penerimaan naskah dinas, kegiatannya antara lain memeriksa kelengkapan naskah dinas, penandatanganan bukti penerimaan, penyortiran, pembukaan, dan pemberian cap penerimaan pada halaman belakang naskah dinas; 2) Tahapan pengarahan naskah dinas, kegiatannya adalah mempelajari isi naskah dinas untuk menentukan unit pengolah, kualitas isi naskah dinas penting atau biasa, indeks, kode klasifikasi dan keterkaitan dengan naskah 4

dinas atau arsip lain. Hasil arahan dituliskan dengan menggunakan pensil pada pojok kanan atas naskah dinas; 3) Tahapan pencatatan naskah dinas, kegiatannya adalah mencatat data identitas naskah dinas meliputi asal naskah dinas, nomor, dan tanggal, indeks, dan kode klasifikasi, serta isi ringkas naskah dinas pada sarana pencatatan naskah dinas yang dipergunakan organisasi; 4) Tahapan pendistribusian naskah dinas dilakukan dengan cara terlebih dahulu mencatat pada lembar distribusi atau ekspedisi naskah dinas kemudian mendistribusikan naskah dinas dengan unit pengolah naskah dinas; 5) Tahapan pengendalian naskah dinas, kegiatannya adalah memeriksa aliran naskah dinas dari unit pengolah yang satu ke pengolah lainnya sampai dengan proses penyelesaian isi naskah dinas sehingga menjadi berkas kerja yang lengkap. Tata Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.37 Tahun 2006 Tentang Kearsipan di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional selain menyebutkan mengenai prosedur penerimaan arsip, juga menyebutkan mengenai pemberkasan dan layanan arsip. Langkah-langkah dalam prosedur penerimaan arsip antara lain: pemeriksaan, penyortiran, penentuan indeks, penentuan kode, pembuatan label, pembuatan tunjuk silang, dan penempatan arsip. Mengenai prosedur layanan arsip, prosedurnya yakni: 1) Permintaan baik melalui lisan maupun tulisan; 2) Pencarian arsip di lokasi simpan; 3) Penggunaan tanda keluar; 4) Pencatatan; 5) Pengambilan atau pengiriman; 6) Pengendalian; 7) Pengembalian; dan 8) Penyimpanan kembali. Penelitian ini juga didukung dari penelitian-penelitian sebelumnya yang masih relevan. Wini Syamsiyah (2009) melakukan penelitian mengenai penataan 5

arsip dinamis aktif pada secretariat kantor camat gamping sleman Yogyakarta, langkah penataan arsip dinamis aktif, kendala dalam penataan arsip, solusi mengenai kendala penataan arsip. Hasil dari penelitian adalah sistem penyimpanan menggunakan pokok soal, untuk kendala yakni pegawai yang menangani pengelolaan arsip masih merangkap sebagai staf sekretariat, dan solusi permasalahan adalah sebaiknya keseluruhan unit penyimpanan arsip menggunakan sistem komputerisasi dan digital cabinet demi efektivitas pengelolaan arsip, perlu adanya peningkatan kompetensi petugas arsip. Catur Setiyanto (2010) tersebut bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan arsip terutama yang berkaitan dengan system pengelolaan arsip dinamis, mengetahui hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis, dan mengetahui usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam pengelolaan arsip dinamis. Hasil penelitian yakni pelaksanaan pengelolaan arsip di Kantor Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman secara umum sudah berjalan dengan baik, tetapi masih mempunyai beberapa hambatan, yakni belum adanya tenaga kearsipan, dan masih kurangnya peralatan penyimpanan arsip, sitem penyimpanan yang digunakan yaitu dengan system penyimpanan menurut nomor dan tanggal surat, peralatan yang digunakan dalam pengelolaan arsip dinamis sudah cukup memadai, walaupun masih ada kekurangan seperti untuk rak arsip dan lemari arsip, kemampuan yang dimiliki pegawai kearsipan dalam hal pengetahuan dan keterampilan sudah memadai, walaupun rata-rata pendidikan pegawai bukan pendidikan khusus kearsipan. Belum semua pegawai di Kantor Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman mendapat pendidikan dan pelatihan khusus tentang kearsipan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. 6

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) se- Kabupaten Sleman. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2012. Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian yang ditunjuk dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi secara lengkap serta relevan dengan tujuan penelitian. Sesuai dengan maksud tersebut, maka peneliti memilih arsiparis Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri se-kecamatan Sleman yang diambil keseluruhan setiap sekolah sebagai subyek penelitian. Peneliti mengambil populasi sebagai subyek dikarenakan ingin membandingkan antara arsiparis dengan arsiparis lainnya. Dari hasil penelitian dengan subyek tersebut akan didapatkan persamaan maupun perbedaan yang selanjutnya akan dianalisis. Prosedur Penelitian ini akan dilaksanakan menjadi dua tahap, tahap pertama penelitian akan dilaksanakan dengan menggunakan angket, dari tahap pertama tersebut akan didapatkan hasil dari isian angket yang kemudian dianalisis. Tahap kedua adalah pencermatan dan wawancara terhadap subjek berdasarkan dari hasil isian angket dengan mengecek kebenaran isian tersebut berdasar kondisi yang sebenarnya. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan instrumen angket atau kuesioner, pencermatan, dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini teknik data yang digunakan adalah menghitung frekuensi, untuk dicari persentase tiap aspeknya, sehingga akan mendapatkan gambaran mengenai sumbangan tiap tiap bagian (aspek) di dalam keseluruhan konteks yang diteliti. Proses perhitungan persentase dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh subjek penelitian yang memilih kategori tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan subjek penelitian, kemudian hasil perhitungannya dikalikan 100. Rumus yang digunakan adalah dari Tulus Winarsunu (2002: 22) sebagai berikut : Keterangan: P = persentase. f = jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu N = frekuensi total atau keseluruhan jumlah subjek 7

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Tabel 1. Persentase Pelaksanaan Sistem Penerimaan Surat Masuk di SMP Negeri se-kecamatan Sleman No. Komponen Kegiatan Penerimaan Surat 1 Tahapan penerimaan, meliputi: a) Pemeriksaan kebenaran alamat surat Butir Total Skor Skor Max Persentase 1,2 31 36 86,1% b) Penandatanganan bukti 3 18 18 100% penerimaan c) Penyortiran 4 18 18 100% d) Pembukaan surat 5,6,7, 34 72 47,2% 8 e) Pemberian cap 9 18 18 100% Rata-rata 13,2 18 86,6% 2 Tahapan pengarahan naskah dinas, meliputi: a) Mempelajari isi naskah 10,11, 12 40 54 74% b) Menentukan unit 13 18 18 100% pengolah c) Menentukan kode 14 18 18 100% klasifikasi dan keterkaitan dengan surat lain d) Menuliskan hasil 15 10 18 55,5% arahan Rata-rata 14,3 18 82,3% 3 Tahapan pencatatan surat dinas a) Mencatat data identitas surat dinas 16 18 18 100% Rata-rata 18 18 100% 4 Tahapan pendistribusian, meliputi: a) Mendistribusikan sesuai unit pengolah 17 18 18 100% Rata-rata 18 18 100% 5 Pengendalian naskah dinas, meliputi: a) Memeriksa aliran naskah sampai menjadi berkas kerja yang lengkap. 18,19, 20 54 54 100% Rata-rata 54 54 100% 8

Berdasarkan tabel 1 diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penerimaan arsip telah dijalankan dari tahap penerimaan dengan rata-rata persentase pelaksanaan 86,6% dari keseluruhan komponen kegiatan, dengan rincian kegiatan, yakni: pemeriksaan kelengkapan surat sebesar 86,1%, penandatanganan bukti penerimaan 100%, penyortiran surat 100%, pembukaan surat 47,2%, pemberian cap 100%. Tahap pengarahan dengan rata-rata persentase pelaksanaan 82,3%, kegiatannya meliputi: mempelajari isi surat 74%, menentukan unit pengolah 100%, menentukan kode klasifikasi 100%, dan menuliskan hasil arahan 55,5%. Tahap pencatatan dengan persentasi pelaksanaan 100%, kegiatannya mencatat data identitas surat pada sarana yang dipergunakan organisasi. Tahap pendistribusian dengan persentase pelaksanaan 100%, dengan kegiatan utama yakni mendistribusikan surat atau warkat yang diterima sesuai unit pengolah yang bersangkutan. Tahap pengendalian dengan persentase pelaksanaan sebesar 100%, kegiatannya yakni memeriksa aliran surat sampai menjadi kertas kerja yang lengkap. Secara umum terdapat dua komponen yang belum ada pada tahap penerimaan surat yakni pada tahap penerimaan khususnya di bagian kegiatan pembukaan surat. Dalam pelaksanaannya belum dilampirkan lembar pengantar surat rahasia pada surat rahasia dan kartu kendali pada surat penting. Tabel 2. Persentase Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Arsip di SMP Negeri se- Kecamatan Sleman No. Komponen Kegiatan Butir Total Skor Persentase Penyimpanan Arsip Skor Max 1 Sistem penyimpanan dan 21,22 36 36 100% klasifikasi arsip Rata-rata 18 100% 2 Tahapan pemberkasan arsip, meliputi: a) Pemeriksaan 23,24 36 36 100% b) Penyortiran 25,26 10 36 27,78% c) Penentuan indeks 27 18 18 100% d) Penentuan kode 28 18 18 100% e) Pembuatan label 29 4 18 22,2% f) Pembuatan tunjuk 30 0 18 0% silang g) Penempatan arsip 31,32, 59 72 81,9% 33,34 Rata-rata 11,75 18 61,6% Pelaksanaan sistem penyimpanan arsip dibagi menjadi 2 yakni pertama sistem penyimpanan dan klasifikasi arsip, serta yang kedua, tahap pemberkasan arsip. Berdasarkan pada tabel 2 di atas, sistem penyimpanan dan klasifikasi arsip mendapat persentase pelaksanaan sebesar 100%, sistem penyimpanan yang 9

digunakan adalah sistem gabungan, sedangkan klasifikasi berdasarkan pokok masalah. Tahap pemberkasan telah dilaksanakan dengan kegiatan rata-rata persentase pelaksanaan sebesar 61,6%, persentase tersebut didapatkan dari pelaksanaan beberapa kegiatan, yakni: pemeriksaan terhadap arsip yang akan disimpan 100%, penyortiran 27,78%, penentuan indeks 100%, penentuan kode 100%, pembuatan label 22,2%, pembuatan tunjuk silang 0%, dan (g) penempatan arsip 81,9%. Tabel 3. Persentase Pelaksanaan Layanan Arsip di SMP Negeri se-kecamatan Sleman No. Komponen Sistem Layanan Arsip Butir Total Skor Skor Max Persentase 1 Tahapan layanan arsip, meliputi: a) Permintaan 35,36 18 36 50% b) Pencarian arsip 37 18 18 100% c) Penggunaan tanda 38 0 18 0% keluar d) Pencatatan 39 18 18 100% e) Pengambilan atau 40,41 18 36 50% pengiriman f) Pengendalian 42 4 18 22,2% g) Pengembalian 43 18 18 100% h) Penyimpanan kembali 44,45 18 36 50% Rata-rata 10,5 18 59% Berdasarkan tabel 3 diatas, pelaksanaan layanan arsip di SMP Negeri se- Kecamatan Sleman telah dilaksanakan dengan mendapat persentase rata-rata sebesar 59%. Persentase tersebut didapat dari persentase pelaksanaan beberapa kegiatan, antara lain: permintaan 50%, terdapat komponen yang belum ditemukan, yakni lembar peminjaman arsip, pencarian arsip 100%, penggunaan tanda keluar 0% karena belum ditemukan adanya penggunaan tanda keluar, pencatatan 100%, pengambilan atau pengiriman 50%, pada tahap ini terdapat komponen yang belum ada, yakni tanda bukti peminjaman, kegiatan selanjutnya adalah pengendalian 22,2% karena di beberapa sekolah, kegiatan ini belum dilaksanakan, pengembalian 100%, dan yang terakhir adalah penyimpanan kembali 50%, pada tahap ini masih terdapat komponen yang belum ditemukan, yakni pemusnahan tanda keluar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penerimaan arsip telah dijalankan dengan dimulai dari (a) tahap penerimaan dengan rata-rata persentase pelaksanaan 86,6%, dengan rincian kegiatan, yakni: pemeriksaan 10

kelengkapan surat 86,1%, penandatanganan bukti penerimaan 100%, penyortiran surat 100%, pembukaan surat 47,2%, pemberian cap 100%. (b) tahap pengarahan dengan rata-rata persentase pelaksanaan 82,3%, kegiatannya meliputi: mempelajari isi surat 74%, menentukan unit pengolah 100%, menentukan kode klasifikasi 100%, dan menuliskan hasil arahan 55,5%. (c) tahap pencatatan dengan persentasi pelaksanaan 100%, kegiatannya mencatat data identitas surat pada sarana yang dipergunakan organisasi. (d) tahap pendistribusian dengan persentase pelaksanaan 100%, dengan kegiatan utama yakni mendistribusikan surat atau warkat yang diterima sesuai unit pengolah yang bersangkutan. (e) tahap pengendalian dengan persentase pelaksanaan sebesar 100%, kegiatannya yakni memeriksa aliran surat sampai menjadi kertas kerja yang lengkap. Secara umum terdapat dua komponen yang belum ada pada tahap penerimaan surat yakni pada (a) tahap penerimaan khususnya di bagian kegiatan pembukaan surat. Dalam pelaksanaannya belum dilampirkan lembar pengantar surat rahasia pada surat rahasia dan kartu kendali pada surat penting. Dalam penelitian ini, pelaksanaan sistem penyimpanan arsip dibagi menjadi 2 yakni pertama (1) sistem penyimpanan dan klasifikasi arsip, serta yang kedua (2) tahap pemberkasan arsip. (1) sistem penyimpanan dan klasifikasi arsip mendapat persentase pelaksanaan sebesar 100%, sistem penyimpanan yang digunakan adalah sistem gabungan, sedangkan klasifikasi berdasarkan pokok masalah. (2) tahap pemberkasan telah dilaksanakan dengan kegiatan rata-rata persentase pelaksanaan sebesar 61,6%, persentase tersebut didapatkan dari pelaksanaan beberapa kegiatan, yakni: (a) pemeriksaan terhadap arsip yang akan disimpan 100%, (b) penyortiran 27,78%, (c) penentuan indeks 100%, (d) penentuan kode 100%, (e) pembuatan label 22,2%, (f) pembuatan tunjuk silang 0%, dan (g) penempatan arsip 81,9%. Pelaksanaan (1) layanan arsip di SMP Negeri se-kecamatan Sleman telah dilaksanakan dengan mendapat persentase rata-rata sebesar 59%. Persentase tersebut didapat dari persentase pelaksanaan beberapa kegiatan, antara lain: (a) permintaan 50%, terdapat komponen yang belum ditemukan, yakni lembar peminjaman arsip, (b) pencarian arsip 100%, (c) penggunaan tanda keluar 0% karena belum ditemukan adanya penggunaan tanda keluar, (d) pencatatan 100%, (e) pengambilan atau pengiriman 50%, pada tahap ini terdapat komponen yang belum ada, yakni tanda bukti peminjaman, kegiatan selanjutnya adalah (f) pengendalian 22,2% karena di beberapa sekolah, kegiatan ini belum dilaksanakan, (g) pengembalian 100%, dan yang terakhir adalah (h) penyimpanan kembali 50%, pada tahap ini masih terdapat komponen yang belum ditemukan, yakni pemusnahan tanda keluar. Saran Berdasarkan data penelitian, analisis dan pembahasan mengenai Kegiatan Kearsipan Tata Usaha SMP Negeri se-kecamatan Sleman, maka peneliti dapat memberikan saran kepada SMP Negeri se-kecamatan Sleman sebagai berikut: 11

1. Untuk pelaksanaan penerimaan arsip, perlu diadakan kartu kendali serta lembar pengantar surat rahasia, masih banyak sekolah yang belum mengenal bentuk dan fungsi kedua komponen tersebut. 2. Untuk pelaksanaan penyimpanan arsip, perlu diadakan pembuatan label dan tunjuk silang. Kedua komponen tersebut sangat berguna ketika kegiatan penemuan kembali. 3. Untuk layanan arsip, perlu diadakan lembar peminjaman, lembar peminjaman begitu banyak fungsinya, baik sebagai bukti peminjaman maupun tanda keluar arsip, sehingga keberadaannya sangat membantu kegiatan kearsipan khususnya layanan arsip. DAFTAR PUSTAKA A.W. Widjaja. 1986. Administrasi Kearsipan, Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2006 Tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Catur Setiyanto. (2010). Pengelolaan Arsip Dinamis di Kantor Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Skripsi. PPs-UNY. Wini Syamsiah. (2009). Sistem Penataan Arsip Dinamis Aktif pada Sekretariat Kantor Camat Gamping Sleman Yogyakarta. Skripsi. PPs-UNY. 12