SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK PERBANDINGAN ATOM Ca DAN Zn TERHADAP UKURAN PARTIKEL CaOZnO

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KATALIS NANOPARTIKEL CaO

Hubungan kristalinitas sampel CaO sintesis, CaO pada CaOZnO 0,08 dan CaO pada CaOZnO 0,25

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL ZnO SEBAGAI SUPPORT KATALIS

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

Oleh : Yanis Febri Lufiana NRP :

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK NANOPARTIKEL ZNO: STUDI EFEK PELARUT PADA PROSES HIDROTHERMAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL

I. PENDAHULUAN II. METODOLOGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

SINTESIS TITANIUM DIOKSIDA MENGGUNAKAN METODE LOGAM-TERLARUT ASAM

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

4 Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Metoda Penelitian

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

PENGARUH SUHU FURNACE DAN RASIO KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP KARAKTERISTIK NANOKOMPOSIT ZnO-SILIKA

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

Bab III Metodologi Penelitian

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

3. Metodologi Penelitian

SINTESIS PARTIKEL NANO CaO DENGAN METODE KOPRESIPITASI DAN KARAKTERISASINYA

BAB III. METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

PEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

SINTESIS ZSM-5 SECARA LANGSUNG DARI KAOLIN TANPA TEMPLAT ORGANIK: PENGARUH WAKTU KRISTALISASI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan

SINTESIS KATALIS ZSM-5 MESOPORI DAN AKTIVITASNYA PADA ESTERIFIKASI MINYAK JELANTAH UNTUK PRODUKSI BIODISEL

Metodologi Penelitian

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

3 Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

4 Hasil dan Pembahasan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

4. Hasil dan Pembahasan

3. Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

Bab III Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA

4 Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Transkripsi:

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO Cicik Herlina Yulianti 1 1) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan Abstrak Pengembangan material kristalin berukuran nano merupakan suatu bidang yang akhir-akhir ini menjadi perhatian penelitian. ZnO adalah kristal yang banyak dipakai dalam berbagai keperluan, sebagai katalis atau pendukung katalis, atau sebagai semikonduktor. Karakteristik kristal ZnO tergantung pada ukuran dan metode preparasinya.. Pada penelitian ini kristal nano ZnO telah berhasil disintesis dengan metode yang sederhana dan ekonomis yaitu melalui kopresipitasi dari prekursor seng asetat 0,1 M dan asam oksalat 0,15 M. Data XRD menunjukkan bahwa ZnC 2 O 4 yang telah dikalsinasi suhu 400 o C telah terdekomposisi sempurna menjadi ZnO. Kristal nano ZnO yang dihasilkan memiliki ukuran 31 nm. Data SEM menunjukkan bahwa morfologi kristal nano ZnO tampak homogen sebagai partikel padat berbentuk bulat kecil. Data FTIR menunjukkan adanya vibrasi ulur Zn-O (υzn O) pada bilangan gelombang 486 cm -1. Kata kunci: karakterisasi, kristal nano ZnO, sintesis 1. Pendahuluan Pengembangan material kristalin berukuran nano merupakan suatu bidang yang akhir-akhir ini menjadi perhatian penelitian. ZnO adalah kristal yang banyak dipakai dalam berbagai keperluan, sebagai katalis atau pendukung katalis, atau sebagai semikonduktor. Karakteristik kristal ZnO tergantung pada ukuran dan metode preparasinya. Preparasi kristal ZnO dengan ukuran nano telah dilakukan dengan metode yang berbeda-beda seperti aerosol, emulsi mikro, ultrasonik, metode sol gel, evaporasi larutan dan suspensi, evaporasi dekomposisi larutan (EDS), reaksi solid state, sintesis wet chemical, dan metode spray pirolisis (Kanade K.G., dkk 2006). Oleh karena itu perkembangan sintesis kristal nano ZnO dengan menggunakan metode yang sederhana dan ekonomis saat ini menjadi penting. Pada penelitian sebelumnya, Kanade K.G., dkk (2006), telah berhasil membuat kristal nano ZnO dari prekursor seng asetat dengan asam oksalat dengan pelarut air, methanol, dan etilen glikol. Rentang konsentrasi larutan seng asetat yang digunakan sebesar 0,008 M - 0,1 M dan rentang konsentrasi larutan asam oksalat yang digunakan sebesar 0,12-0,18 M. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa reaksi antara 0,1 M seng asetat dengan 0,15 M asam oksalat dapat memberikan produk intermediet maksimum jika dibandingkan dengan rasio konsentrasi prekursor yang lain, dengan ukuran kristal ZnO yang dihasilkan berturutturut adalah 22-25 nm untuk pelarut air dan 14-17 nm untuk pelarut organik. Mengacu pada penelitian Kanade dkk., pada penelitian ini kristal ZnO disintesis dari campuran larutan seng asetat 0,1 M dan asam oksalat 0,15 M. Penggunaan konsentrasi yang sama ini dimaksudkan untuk mendapatkan kristal dengan ukuran yang kecil. Proses yang dilaporkan pada penelitian ini sangat ekonomis, sederhana, dan berpotensi untuk diproduksi dalam skala besar. 2. Metode Penelitian 2.1 Sintesis Kristal Nano ZnO Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah aquades, aqua DM, seng asetat dihidrat (Zn(CH 3 COO) 2.2H 2 O, Merck,

99 %) dan asam oksalat hidrat (C 2 H 2 O 4.2H 2 O, Merck, 99,5-102,5%). Kristal ZnO disintesis berdasarkan metode kopresipitasi yang dilakukan oleh Kanade., dkk. (2006). Pada penelitian ini, ZnO disintesis dari campuran Zn(CH 3 COO) 2.2H 2 O 0,1 M dan H 2 C 2 O 4.2H 2 O 0.15 M dalam pelarut air deionisasi. Campuran diaduk dengan kecepatan 160 rpm selama 12 jam pada temperatur kamar. Endapan seng oksalat dipisahkan dengan filtratnya dengan sentrifuse, diikuti pencucian dengan air deioniasi dan aceton serta dikeringkan dalam oven pada 120 o C satu malam. Kristal ZnO diperoleh setelah kalsinasi seng oksalat dalam furnace pada temperatur 400 o C selama 4 jam. 2.2 Karakterisasi Kemurnian kristal dan ukuran kristal dikarakterisasi dengan menggunakan XRD yang dilanjutkan dengan analisis ukuran kristal dengan program MAUD; IR; dan morfologi kristal diuji dengan SEM. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Sintesis kristal nano ZnO Pada sintesis kristal ZnO, larutan asam oksalat 0,15 M ditambahkan tetes demi tetes ke dalam larutan seng asetat 0,1 M agar tidak terjadi penggumpalan secara mendadak sambil dilakukan pengadukan dengan kecepatan 160 rpm. Penambahan asam oksalat dilakukan hingga didapatkan larutan jenuh yang diindikasikan adanya perubahan warna dari jernih menjadi keruh dan berwarna putih. Penambahan asam oksalat ke dalam larutan seng asetat ini memungkinkan adanya pembentukan seng oksalat. Skema reaksi kopresipitasi yang terjadi dapat ditunjukkan sebagai berikut (Kanade dkk, 2006): rpm selama 12 jam, proses ini untuk mendapatkan endapan seng oksalat yang homogen. Setelah 12 jam larutan hasil kopresipitasi dipisahkan antara endapan dan filtratnya dengan menggunakan sentrifuse untuk mencegah partikel-partikel yang berukuran kecil tidak hilang. Endapan kemudian dicuci dengan aqua demineralisasi dan aseton. Hal ini dilakukan untuk mengurangi sisa asam oksalat yang tidak bereaksi sehingga didapat padatan yang berwarna putih (Kanade dkk, 2006). Selanjutnya, padatan berwarna putih dikeringkan dalam oven pada suhu 120 o C selama 12 jam. Padatan putih yang telah dikeringkan kemudian dikalsinasi dengan suhu 400 o C selama 4 jam untuk menghilangkan ion oksalatnya sehingga terbentuk struktur ZnO. Proses dekomposisi yang terjadi pada padatan seng oksalat menjadi seng oksida mengikuti reaksi sebagai berikut (Kanade dkk, 2006) : ZnC 2 O 4.2H 2 O ZnC 2 O 4 + 2H 2 O (2) ZnC 2 O 4 ZnCO 3 + CO (3) ZnCO 3 ZnO + CO 2 (4) 3.2 Analisa XRD Endapan Seng oksalat (ZnC 2 O 4.2H 2 O) Pada penelitian ini, sebelum dihasilkan kristal ZnO, terlebih dahulu dihasilkan produk intermediet seng oksalat yang merupakan hasil kopresipitasi larutan seng asetat dengan asam oksalat. Adapun diffraktogram sinar-x dari seng oksalat ditampilkan pada gambar 1: Zn(CH 3 COO) 2.2H 2 O + H 2 C 2 O 4.2H 2 O ZnC 2 O 4.2H 2 O + 2CH 3 COOH + 2H 2 O (1) Larutan hasil kopresipitasi ini dibiarkan tetap distirer dengan kecepatan 160

31,80; 34,45; 36,28; 47,56 dan 56,6. Sedangkan puncak-puncak difraksi ZnO komersial muncul pada 2θ ( o ): 31,77; 34,42; 36,37; 47,54 dan 56,59. Puncak-puncak difraksi pada ZnO sintesis dan ZnO komersial ini sesuai dengan hasil yang dipublikasikan oleh Kanade dkk, (2006) untuk pola difraksi ZnO dengan tipe struktur heksagonal. Pada pola difraksi ZnO sintesis tidak ditemukan fase lain seperti ZnCO 3, hal ini menunjukkan bahwa ZnC 2 O 4 yang telah dikalsinasi suhu 400 o C telah terdekomposisi sempurna menjadi Gambar 1 Diffraktogram sinar-x oksalat seng Gambar 1 menunjukkan Pola XRD seng oksalat yang disiapkan dengan pelarut air. Pada pola XRD ini ditemukan puncak tertinggi di 2θ ( o ): 18,7 dengan intensitas relatif 100%. Data ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Kanade, dkk., (2006) bahwa puncak XRD seng oksalat yang menandakan pembentukan α-znc 2 O 4.2H 2 O terletak di 2θ ( o ): 19,5 dengan intensitas relatif 100%. 3.3 Analisa XRD Kristal ZnO ZnO. Pada gambar 2 tampak bahwa ZnO komersial lebih kristalin dari pada ZnO sintesis, sebagaimana ditunjukkan dengan sinyal difraksi ZnO komersial lebih tinggi dari pada ZnO sintesis. Hasil ini diharapkan sebagai konsekuensi dari metode sintesis yang digunakan untuk membuat ZnO sintesis. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alba-Rubio, dkk., (2010). Pada penelitian tersebut, adanya gas yang dilepaskan pada saat dekomposisi oksalat menyebabkan energi termal yang digunakan untuk pembentukan ZnO sintesis lebih sedikit sehingga mengarah pada derajat kristalinitas ZnO sintesis lebih rendah dari pada ZnO komersial. Sedangkan ukuran kristal ZnO sintesis dapat diperkirakan dengan menggunakan program MAUD. 3.4 Penghalusan Rietveld dan Estimasi Ukuran Kristal dengan Perangkat Lunak MAUD Gambar 2 Diffraktogram sinar-x ZnO sintesis (a) dan ZnO komersial (b) Gambar 2 menunjukkan pola XRD ZnO sintesis (a) dan ZnO komersial (b). Pada gambar 2 tampak bahwa puncak-puncak difraksi ZnO sintesis muncul pada 2θ ( o ): Pada penelitian ini, untuk mengestimasi ukuran kristal ZnO digunakan perangkat lunak MAUD (Material Analysis Using Diffraction). Gambar 3 menunjukkan plot hasil penghalusan Rietvield data difraksi serbuk hasil kopresipitasi dengan jangkauan sudut 2θ ( o ): 20 70 untuk sampel ZnO sintesis. Pada gambar tersebut tampak bahwa tingkat kesesuaian antara data terhitung dan terukur cukup baik, yang ditunjukkan oleh kesesuaian antara model terhitung dengan model terukur. Fluktuasi selisih (difference

plot) yang ditunjukkan pada garis di bawah kedua model pada Gambar 3 juga kecil, menunjukkan bahwa proses penghalusan berhasil. Adapun keberhasilan penghalusannya ditunjukkan dengan parameter nilai sig yang didapatkan sebesar 1,56% dan nilai Rwp sebesar 15,68%. Sig merupakan salah satu figures-of-merit yang penting dalam analisis dengan metode Rietveld, yang menunjukkan bahwa penghalusan Rietvield dapat diterima menurut kriteria yang disyaratkan oleh Lutterotti (2006), yaitu sig < 2% dan R wp < 20 %. Dengan demikian parameter-parameter yang diperhalus dapat diekstrak dan dapat dianalisis lebih lanjut. pada permukaan material. Perbesaran dihasilkan dari perbandingan luas area sampel yang di-scan terhadap luas area layar monitor. Pola difraksi terukur digambarkan dengan warna biru dan pola difraksi terhitung digambarkan dengan warna hitam. Kurva paling bawah adalah plot selisih antara pola difraksi terukur dengan pola difraksi terhitung. Gambar 4 SEM ZnO sintesis perbesaran 10.000 x (atas) dan 20.000x (bawah) Gambar 3 Hasil penghalusan dengan perangkat lunak MAUD sampel ZnO yang telah dikalsinasi suhu 400 o C. Dari hasil data XRD yang kemudian diolah dengan perangkat lunak Maud didapatkan estimasi ukuran kristal ZnO sintesis sebesar 31 (2) nm (angka dalam kurung adalah estimasi standar deviasi dari digit terakhir yang signifikan). 3.5 Scanning Electron Microscopy (SEM) Fungsi utama SEM adalah mengetahui morfologi permukaan sampel padat. Pada SEM, gambar dibentuk oleh berkas elektron yang sangat halus yang difokuskan Gambar 4 menunjukkan SEM dari sampel ZnO sintesis. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa masing-masing sampel ditampilkan dengan 2 kali perbesaran yaitu 10.000 kali dan 20.000 kali. Tujuan dari perbesaran yang lebih kecil (perbesaran 10.000 kali) adalah untuk mengetahui bentuk morfologi sampel secara global. Jika morfologinya menunjukkan keseragaman maka dapat dilakukan peningkatan perbesaran (misal 20.000 kali) dengan men-scan berkas elektron terhadap luas permukaan sampel yang cukup sempit. Berdasarkan hal ini dapat diperoleh data-data morfologi yang dianggap dapat mewakili morfologi sampel secara keseluruhan. Pada Gambar 4 secara umum sampel ZnO sintesis tampak homogen sebagai partikel padat berbentuk bulat kecil. Hasil ini sesuai

dengan estimasi ukuran dengan menggunakan Maud bahwa estimasi ukuran kristal ZnO adalah 31 nm. 3.6 Spektroskopi Inframerah Karakterisasi dengan spektroskopi inframerah bertujuan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam suatu senyawa. Gambar 6 menunjukkan spektra FTIR ZnO sintesis setelah kalsinasi pada bilangan gelombang antara 4000-400 cm -1. Pada ZnO sintesis diperoleh spektra dengan puncak-puncak pada bilangan gelombang 3433, 1639, dan 486 cm -1, dimana pita pada bilangan gelombang 1639 cm -1 menunjukkan mode tekukan OH dari molekul air yang terabsorb pada permukaan ZnO. Puncak lebar yang terpusat pada 3433 cm -1 berhubungan dengan vibrasi regangan gugus - OH dari H 2 O, menunjukkan keberadaan air yang terabsorb pada permukaan ZnO. Pita pada 486 cm -1 menunjukkan vibrasi ulur dari Zn-O (υzn O) (Palomino, 2006). telah terdekomposisi sempurna menjadi ZnO. Kristal nano ZnO yang dihasilkan memiliki ukuran 31 nm. Data SEM menunjukkan bahwa morfologi kristal nano ZnO tampak homogen sebagai partikel padat berbentuk bulat kecil. Data FTIR menunjukkan adanya vibrasi ulur Zn-O (υzn O) pada bilangan gelombang 486 cm -1. 5. Daftar pustaka Alba-Rubio, A. C., Santamaria-Gonzalez, J., dan Josefa M., (2010), Heterogeneous Transesterification Processes by Using CaO Supported On Seng Oxide as Basic Catalysts, Catalysis Today, Vol 149, hal 281-287 Kanade K.G., Kale B.B., Aiyer R.C., dan Das B.K., (2006), Effect Of Solvents On The Synthesis Of Nano-Size Seng Oxide And Its Properties, Materials Research Bulletin, Vol. 41, hal. 590 600. Lutteroti, L. MAUD: Material Analysis using Diffraction. 2006; http://www.ing.unitn.it/~maud. Palomino, A.G.P., (2006), Room Temperature Synthesis and Characterization of Highly Monodisperse Transition Metal-Doped ZnO Nanocrystals, Physics, University Of Puerto Rico, Physics, Puerto Rico. Gambar 6 spektra FTIR ZnO sintesis 4. Kesimpulan Kristal nano ZnO telah berhasil disintesis dari peristiwa kopresipitasi dari prekursor dengan konsentrasi encer dari larutan seng asetat 0,1 M dan asam oksalat 0,15 M. Data XRD menunjukkan bahwa ZnC 2 O 4 yang telah dikalsinasi suhu 400 o C