Arsip Nasional Republik Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2013 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Arsip Nasional Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 158/PMK. 01/2012 TENTANG BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Arsip Nasional Republik Indonesia

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI MASING-MASING JABATAN PADA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN LUAR NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Standard Operating Procedure PENGURUSAN SURAT KELUAR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Nomor SOP Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh Nama SOP

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 022 /A/JA/03/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGAWASAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

bantuan hukum, pengkajian hukum serta dokumentasi,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 081 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Melaksanakan pengelolaan urusan organisasi, ketatalaksanaan, dan pelaporan direktorat jenderal.

PETUNJUK PELAKSANAAN JAKSA AGUNG MUDA PENGAWASAN NOMOR : JUKLAK-01/H/Hjw/04/2011

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Standar Pelayanan Perizinan Penggunaan Gedung Serbaguna, Ruang Rapat, dan Wisma Sekretariat Negara

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN DATA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Harmonisasi Dan Finalisasi Rancangan Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal September 2010 Plt. SEKRETARIS UTAMA, GINA MASUDAH HUSNI

Arsip Nasional Republik Indonesia PROSEDUR TETAP NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. Umum Dalam usaha melaksanakan pembangunan kesadaran hukum, satu hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa hukum harus dipahami dikembangkan sebagai satu kesatuan system yang di dalamnya terdapat elemen kelembagaan, elemen materi hukum, elemen budaya hukum. Ketiga elemen tersebut dijadikan acuan utama upaya pembangunan kesadran hukum. Aspek penting dalam upaya pembangunan kesadaran hukum khususnya bagi pegawai negeri sipil di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia yang harus menjadi perhatian kita semua adalah bagaimana agar seluruh pegawai merasa bahwa hak-hak kepentingan-kepentingannya diayomi oleh Hukum. Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai sebuah elemen lembaga yang menaungi para pegawai di dalamnya harus secara berkesinambungan mengambil langkah-langkah penyuluhan elemen materi hukum atau elemen pembudayaan hukum kepada seluruh pegawai di lingkungannya. Langkah yang dilakukan untuk mewujudkannya adalah dengan cara menyelenggarakan penyuluhan bantuan hukum kepada pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia Penyuluhan Bantuan Hukum diselenggarakan dengan tujuan mewujudkan kesadaran hukum masyarakat yang lebih baik sehingga setiap anggota masyarakat menyadari menghayati hak kewajibannya sebagai warga negara mewujudkan budaya hukum dalam sikap perilaku yang sadar, patuh, taat terhadap hukum serta menghormati hak asasi manusia. Terkait dengan hal ini Bagian Perung-ungan melakukan kegiatan penyuluhan bantuan hukum bagi pegawai dengan tujuan agar tercipta budaya hukum pegawai yang berdasarkan pada Ung-Ung Peraturan yang berlaku,

- 2 - sehingga agar tercipta budaya etos kerja yang baik bagi efektivitas kinerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai sebuah organisasi. Pelaksanaan penyuluhan bantuan hukum yang dilakukan secara terencana berkesinambungan akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan disiplin pegawai. Hal ini akan tercermin dalam tingkat produktivitas kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara abdi masyarakat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara efektif efisien. B. Maksud Tujuan Prosedur Tetap Penyuluhan Bantuan Hukum ini dimaksudkan untuk membuat aturan baku pelaksanaan penyuluhan bantuan hukum guna meningkatkan pengetahuan, menumbuhkan membina kepatuhan serta meningkatkan kesadaran hukum agar tercipta pola pikir, pola sikap, tingkah laku sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Tujuan dibuatnya Prosedur Tetap ini adalah agar pelaksanaana penyuluhan bantuan hukum bagi pegawai ANRI dapat terselenggara dengan baik tepat pada sasaran yang telah ditetapkan. C. Ruang Lingkup Materi Prosedur Tetap Penyuluhan Bantuan Hukum ini meliputi mekanisme/tata cara penyusunan Protap ini meliputi Penyuluhan Hukum dalam bentuk ceramah, seminar, sosialisasi, workshop, diskusi ilmiah hukum; Penyuluhan Hukum dalam bentuk brosur, leaflet, poster; Bantuan Hukum dalam bentuk Konsultasi Hukum; Proses pemberian bantuan dalam hal pengajuan gugatan mewakili Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai lembaga; Proses pemberian bantuan hukum guna menangani kasus perdata tata usaha negara yang dihadapi diwakili oleh pegawai ANRI; Proses pemberian bantuan hukum guna menangani kasus perdata tata usaha negara yang dihadapi oleh Arsip Nasional Republik Indonesia diwakili oleh Bagian Perungungan; Evaluasi Penyuluhan Bantuan Hukum. D. Dasar 1. Ung-Ung Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Ung-Ung Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian; 2. Ung-Ung Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perungungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

- 3-3. Ung-Ung Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 4. Peraturan Menteri Hak Azasi Manusia Nomor M.01-PR.08.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hak Azasi Manusia Nomor M.01-PR.08.10 Tahun 2006 tentang Pola Penyuluhan Hukum; 5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas; 7. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010; 8. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia nomor 06 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia. E. Pengertian Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan: 1. Penyuluhan Hukum adalah salah satu kegiatan penyebarluasan informasi pemahaman terhadap norma hukum peraturan perung-ungan yang berlaku guna mewujudkan mengembangkan kesadaran hukum sehingga tercipta budaya hukum dalam bentuk tertib taat atau patuh terhadap norma hukum peraturan perung-ungan yang berlaku demi tegaknya supremasi hukum; 2. Konsultasi Hukum pemberian pelayanan jasa hukum berupa nasihat, penjelasan, informasi atau petunjuk kepada pihak yang mempunyai permasalahan hukum untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sesuai dengan ketentuan peraturan perungungan yang berlaku; 3. Kepastian Hukum adalah penegakan hukum yang telah dirumuskan, ditetapkan dilaksanakan yang berdasarkan pada prosedur baku yang sudah melembaga tanpa aya pembedaan status atau tingkatan seseorang atau sesuatu yang dapat dijadikan sebagai jaminan hukum baik bagi masyarakat juga bagi aparatur negara; 4. Kepatuhan Hukum adalah sikap seseorang untuk taat berdisiplin pada perintah yang dituliskan dalam aturan hukum yang telah ditetapkan;

- 4-5. Kesadaran Hukum adalah nilai-nilai yang hidup dalam diri sanubari seseorang tentang hukum yang meliputi pemahaman tentang hukum, penghayatan hukum kepatuhan/ketaatan pada hukum; 6. Budaya Hukum adalah sikap terhadap hukum sistem hukum yang mencakup kepercayaan, nilai, ide harapan-harapan terhadap hukum; 7. Bantuan Hukum adalah pelayanan pemberian bantuan hukum yang dilakukan oleh Bagian Perung-ungan sebagai penasihat hukum lembaga untuk membela perkara dengan mengatasnamakan lembaga untuk dapat memperoleh keadilan di pengadilan; 8. Metode Penyuluhan Hukum adalah cara penyampaian informasi hukum dari penyuluh hukum kepada sasaran penyuluhan hukum; 9. Posita adalah tuntutan yang diajukan oleh pihak penuntut di Pengadilan.

- 5 - BAB II METODE DAN MATERI, PROSEDUR, DAN EVALUASI PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA A. Metode Materi Penyuluhan Hukum Metode penyuluhan hukum yang akan dilakukan di lingkungan ANRI dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Langsung a. Dilakukan secara konvensional yaitu dengan ceramah langsung diskusi. b. Konsultasi hukum dilakukan secara bertatap muka. c. Bantuan hukum dilakukan di pengadilan baik sebagai saksi ahli maupun sebagai penasihat hukum. 2. Tidak Langsung a. Pembuatan spanduk brosur mengenai peraturan yang berhubungan dengan Pegawai Negeri Sipil ANRI. b. Bantuan Hukum dilakukan dengan cara surat-menyurat kepada pihak yang memerlukan bantuan hukum. Materi penyuluhan hukum dipilih sesuai dengan dinamika perkembangan yang terjadi di lingkungan masyarakat pada umumnya di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia pada khususnya. Materi penyuluhan hukum harus berkembang guna memfasilitasi proses pembangunan hukum secara maksimal. Penentuan materi penyuluhan hukum dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi, pemetaan masalah hukum yang seg terjadi, kepentingan negara organisasi, kebutuhan pegawai. Segkan materi bantuan hukum disesuaikan dengan kondisi yang ada. B. Prosedur Penyuluhan Bantuan Hukum di Lingkungan ANRI 1. Penyuluhan Hukum Dalam Bentuk Ceramah, Seminar, Sosialisasi, Workshop, Diskusi Ilmiah Hukum a. Staf Subbag Kerja Sama membuat proposal perencanaan penyuluhan hukum. b. Kepala Subbagian (Kasubbag) Kerja Sama menelaah proposal perencanaan menentukan materi pembicara mengajukan ke Kepala Bagian (Kabag) Perung-ungan. c. Kabag Perung-ungan menentukan materi pembicara.

- 6 - d. Bila Bagian Perung-ungan bekerjasama dengan unit terkait/instansi terkait dalam pelaksanaannya, maka dalam penentuan materi pembicara dikoordinasikan dengan unit/instansi tersebut. e. Setelah pembicara materi dipersiapkan maka persiapan selanjutnya adalah memberikan laporan secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan penyuluhan hukum kepada Kepala Biro (Karo) Kepegawaian. f. Karo Kepegawaian menyampaikan laporan tersebut kepada Sekretaris Utama (Sestama) untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan acara. g. Sestama memberikan persetujuan pelaksanaan penyuluhan hukum. h. Setelah mendapatkan persetujuan dari Sestama, maka Karo Kepegawaian memerintahkan Kabag Perung-ungan untuk melaksanakan penyuluhan hukum. i. Kabag Perung-ungan mendisposisikan perintah pelaksanaan kegiatan penyuluhan hukum. j. Kasubbag Kerjasama memerintahkan Staf Subbagian Kerjasama untuk membuat ungan ke peserta. k. Staf Subbagian Kerjasama membuat mengirimkan ungan ke peserta. 2. Penyuluhan Hukum Dalam Bentuk Brosur, Leaflet, Poster a. Staf Subbagian Kerjasama membuat rancangan brosur, leaflet, poster melaporkan ke Kasubbag Kerjasama. b. Kasubbag Kerjasama mengajukan rancangan ke Kabag Perung-ungan. c. Kabag Perung-ungan menentukan materi yang akan disampaikan. d. Bila Bagian Perung-ungan bekerjasama dengan unit terkait dalam pelaksanaannya, maka dalam penentuan materi dikoordinasikan dengan unit tersebut. e. Setelah materi ditentukan maka langkah selanjutnya adalah memberikan contoh brosur, leaflet, poster lengkap dengan materi penyuluhan hukum kepada Karo Kepegawaian. f. Apabila Karo Kepegawaian menyetujui, maka Bagian Perung-ungan akan memerintahkan Kasubbag Kerjasama untuk menggandakan brosur, leaflet, poster tersebut. g. Staf Subbagian Kerjasama mendistribusikan kepada peserta penyuluhan hukum.

- 7-3. Pelaksanaan Bantuan Hukum Dalam Bentuk Konsulltasi Hukum a. Surat Permohonan konsultasi hukum disampaikan ke Kepala ANRI melalui Sestama. b. Sestama mendelegasikan Karo Kepegawaian untuk memproses lebih lanjut. c. Karo Kepegawaian memerintahkan Bagian Perungungan untuk menangani surat permohonan tersebut. d. Kabag Perung-ungan memerintahkan Kasubbag Kerjasama untuk menelaah hukum perihal kasus yang dihadapi membuat jawaban konsultasi hukum sesuai dengan materi/masalah yang dikonsultasikan. e. Kasubbag Kerjasama memerintahkan Perancang Perung-ungan untuk menelaah. f. Perancang Perung-ungan melakukan telaah memberikan hasilnya untuk diketik Staf Subbag Kerjasama. g. Staf Subbag Kerjasama mengetik hasil telaah nota dinas kemudian menyampaikan ke Kasubbag Kerjasama. h. Kasubbag Kerjasama menyampaikan hasil telaah kepada Kabag Perung-ungan. i. Materi konsultasi dilaporkan Kabag Perung-ungan kepada Karo Kepegawaian. j. Karo Kepegawaian menyampaikan jawaban konsultasi hukum kepada Sestama untuk mendapat persetujuan. k. Apabila Sestama menyetujui jawaban konsultasi hukum maka tembusan surat jawaban tersebut dilaporkan kepada Kepala ANRI kemudian surat jawaban dikirimkan ke pemohon. l. Apabila pihak pemohon mengajukan permohonan kepada Kepala ANRI agar mengirim utusan kepada mereka untuk bertindak sebagai saksi ahli dalam suatu kasus tertentu, maka Kepala ANRI mendisposisikan kepada Sestama untuk memerintahkan Karo Kepegawaian menunjuk Bagian Perung-ungan untuk menanganinya. 4. Pelaksanaan Bantuan Hukum Dalam Hal Pengajuan Gugatan Mewakili ANRI Sebagai Lembaga a. Unit Eselon II yang hendak mengajukan gugatan perdata mewakili ANRI mengajukan surat permohonan konsultasi hukum sekaligus surat permohonan pengajuan gugatan mewakili lembaga kepada Kepala ANRI.

- 8 - b. Kepala ANRI mendelegasikan Sestama perihal penyampaian permohonan konsultasi pengajuan gugatan mewakili lembaga untuk ditindaklanjuti Karo Kepegawaian. c. Karo Kepegawaian mendisposisikan permohonan kepada Kabag Perung-ungan untuk melakukan telaah hukum memberi konsultasi hukum kepada unit pemohon atas permasalahan hukum yang diajukan. d. Kabag Perung-ungan mendelegasikan Kasubbag Kerjasama untuk melakukan telaah. e. Kasubbag Kerjasama memerintahkan Perancang Perung-ungan untuk melakukan telaah. f. Perancang Perung-ungan melakukan telaah perihal gugatan perdata yang akan diajukan. g. Hasil telaah diketik oleh Staf Subbagian Kerjasama beserta nota dinas. h. Kasubbag Kerjasama memberikan hasil telaah kepada Kepala Bagian Hukum Perung-ungan untuk kemudian diberikan kepada Karo Kepegawaian. i. Karo Kepegawaian memberikan rekomendasi kepada Sestama mengenai permasalahan hukum yang seg ditangani, apakah layak atau tidak diproses lebih lanjut dalam ranah peradilan. j. Sestama memberikan persetujuan permohonan pengajuan gugatan mewakili lembaga; k. Karo Kepegawaian memerintahkan Kabag Perungungan untuk mempersiapkan Surat Kuasa Surat Perintah Beracara Asistensi untuk kemudian diparaf oleh Sestama. l. Kasubbag Kerjasama memerintahkan staf Subbagian Kerjasama untuk membuat Surat Kuasa Surat Perintah Beracara. m. Surat yang telah dibuat disampaikan kepada Karo Kepegawaian untuk kemudian didaftarkan surat gugatan pada pengadilan yang menjadi domisili tergugat. n. Karo Kepegawaian bersama-sama dengan Karo Perung-ungan Kasubbag Kerjasama menjadi perwakilan ANRI dalam beracara perdata melawan tergugat. 5. Pelaksanaan Bantuan Hukum Guna Menangani Kasus Perdata Tata Usaha Negara yang Dihadapi Diwakili oleh Pegawai ANRI a. Pihak tergugat menerima Surat panggilan gugatan perkara perdata yang dikirimkan pengadilan negeri.

- 9 - b. Pihak tergugat mengajukan permohonan konsultasi kepada Karo Kepegawaian untuk penanganan kasus gugatan. c. Karo Kepegawaian memerintahkan Kabag Perungungan untuk melakukan pemahaman telaah kasus/orientasi kasus. d. Kabag Perung-ungan memerintahkan Kasubbag kerjasama untuk melakukan pemahaman telaah kasus/orientasi kasus. e. Perancang melakukan telaah/orientasi kasus yang diajukan. f. Hasil telaah diketik oleh Staf Subbagian Kerjasama untuk kemudian dikoreksi oleh Kasubbag Kerjasama. g. Kabag Perung-ungan menerima telaah melakukan koordinasi dengan tergugat dalam menyusun materi pembelaan/sanggahan. h. Para tergugat menjawab posita yang diajukan oleh penggugat kepada Biro Hukum Kepegawaian. i. Biro Kepegawaian mendelegasikan Bagian Perungungan menelaah jawaban atas posita. j. Pihak Tergugat bersig di Pengadilan. 6. Pelaksanaan Bantuan Hukum Guna Menangani Kasus Perdata Tata Usaha Negara yang Dihadapi oleh ANRI Diwakili oleh Bagian Perung-ungan a. ANRI menerima Surat panggilan gugatan perkara perdata yang dikirimkan pengadilan negeri. b. Pegawai tergugat membuat surat kuasa kepada Karo Kepegawaian untuk mempersiapkan/menangani proses perkara apabila tergugat menguasakan penanganan perkaranya kepada Biro Kepegawaian. c. Karo Kepegawaian memerintahkan Bagian Perungungan untuk melakukan pemahaman telaah kasus/orientasi kasus. d. Bagian Perung-ungan melakukan hearing, koordinasi membuat surat kuasa para tergugat berdasarkan jawaban posita tersebut. e. Surat Kuasa yang telah dibuat diajukan ke Biro Kepegawaian. f. Biro Kepegawaian meminta paraf persetujuan Sestama untuk surat kuasa tersebut. g. Setelah Sestama menyetujui, maka Karo Kepegawaian memerintahkan pihak yang dikuasakan oleh para tergugat dalam hal ini adalah Kabag Perung-ungan beracara di Pengadilan sebagai penasihat hukum.

- 10 - h. Kasubbag Kerjasama bersama-sama dengan Perancang Perungungan mendampingi Kabag Perung-ungan beracara di Pengadilan. 7. Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Bantuan Hukum Evaluasi Penyuluhan Bantuan Hukum dilakukan untuk mengetahui perkembangan, keberhasilan permasalahan pelaksanaan penyuluhan hukum. Evaluasi yang dilaksanakan berisi tentang: 1. Laporan pelaksanaan penyuluhan Bantuan hukum yang telah dilakukan. 2. Teknik penyuluhan Bantuan hukum yang diselenggarakan beserta dampak yang diharapkan dihasilkan setelah pelaksanaannya. 3. Materi penyuluhan hukum implementasinya di lapangan. 4. Hambatan tantangan yang ditemui pada saat pelaksanaan. 5. Penggunaan sarana bantuan yang efektif efisien sebagai sarana pendukung pelaksanaan. 6. Rencana pelaksanaan yang akan dilaksanakan. 7. Kesimpulan yang berisi tentang rekomendasi saran atas pelaksanaan penyuluhan bantuan hukum. Bagian Perung-ungan setiap triwulan akhir tahun anggaran membuat laporan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan bantuan hukum untuk disampaikan kepada Karo Kepegawaian. Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan Bantuan Hukum melalui tahapan sebagai berikut: a. Kabag Perung-ungan memerintahkan Kasubbag Kerjasama untuk menyusun laporan evaluasi pelaksanaan penyuluhan bantuan hukum. b. Kasubbag Kerjasama mendisposisikan perintah pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kepada Staf Subbagian Kerjasama. c. Staf Subbagian Kerjasama membuat/menyusun laporan evaluasi, membuat nota dinas, menyampaikan kepada Kasubbag Kerjasama. d. Kasubbag Kerjasama menerima, memeriksa, mengoreksi mengajukan laporan evaluasi kepada Kabag Perung-ungan. e. Kabag Perung-ungan menerima laporan evaluasi, mengoreksi menyampaikan kepada Karo Kepegawaian. f. Karo Kepegawaian menerima, mengoreksi, memberi tandatangan mengajukan laporan evaluasi kepada Sestama Kepala ANRI.

- 11 - g. Sestama Kepala ANRI menerima laporan evaluasi pelaksanaan penyuluhan hukum.

- 12 - BAB V PENUTUP Dengan aya Prosedur Tetap Penyuluhan Bantuan Hukum di lingkungan ANRI ini diharapkan dapat memberikan suatu standar yang baku terprogram sehingga dapat meningkatkan pelayanan hukum serta kesadaran para pegawai di lingkungan ANRI sebagai abdi negara aparatur negara yang bertugas melayani kepentingan masyarakat. Semoga hukum ketentuan peraturan perung-ungan dapat lebih ditegakkan sehingga akan terwujud pelayanan prima kepada publik. Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal September 2011 Plt. KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN, ZITA ASIH SUPRASTIWI

Arsip Nasional Republik Indonesia LAMPIRAN PROSEDUR TETAP NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM

- 2 - DAFTAR LAMPIRAN PROSEDUR TETAP TENTANG PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 DIAGRAM ALIR PROSES PENYULUHAN HUKUM DALAM BENTUK CERAMAH, SEMINAR, SOSIALISASI, WORKSHOP, DAN DISKUSI ILMIAH HUKUM DIAGRAM ALIR PROSES PENYULUHAN HUKUM MELALUI BROSUR, LEAFLET, DAN POSTER LAMPIRAN 3 DIAGRAM ALIR PROSES BANTUAN HUKUM DALAM BENTUK KONSULTASI HUKUM LAMPIRAN 4 DIAGRAM ALIR PROSES PEMBERIAN BANTUAN DALAM HAL PENGAJUAN GUGATAN MEWAKILI ARSIP NASIONAL RI SEBAGAI LEMBAGA LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 LAMPIRAN 7 DIAGRAM ALIR PROSES PEMBERIAN BANTUAN HUKUM GUNA MENANGANI KASUS PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA YANG DIHADAPI DAN DIWAKILI OLEH PEGAWAI ANRI DIAGRAM ALIR PROSES PEMBERIAN BANTUAN HUKUM GUNA MENANGANI KASUS PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA YANG DIHADAPI OLEH ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN DIWAKILI OLEH BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DIAGRAM ALIR EVALUASI PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM

- 3 - Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 DIAGRAM ALIR PROSES PENYULUHAN HUKUM DALAM BENTUK CERAMAH, SEMINAR, SOSIALISASI, WORKSHOP, DAN DISKUSI ILMIAH HUKUM Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan 1 Membuat proposal rencana kegiatan Staf Kasubbag Kerjasama Kabag Hukum Perung- Ungan Karo Hukum Kepegawaian Sestama Unit Terkait/ Instansi Lain 2 Telaah proposal menentukan materi pembicara 3 Menentukan materi pembicara serta berkoordinasi 4 Memberikan laporan secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan kegiatan a. Karo Kepegawaian menerima laporan b. Kabag Perungungan memerintahkan c. Kasubbag Hukum Kerjasama membuat laporan d. Staf Kerjasama Menyiapkan bahan 5 Menyampaikan laporan tersebut untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan acara 6 Memberikan persetujuan pelaksanaan penyuluhan hukum 7 Memerintahkan pelaksanaan penyuluhan hukum

- 4 - Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan 8 Mendisposisikan perintah pelaksanaan penyuluhan hukum Staf Kasubbag Kerjasama Kabag Hukum Perung- Ungan Karo Hukum Kepegawaian Sestama Unit Terkait/ Instansi Lain 9 Memerintahkan pembuatan ungan peserta 10 Membuat mengirimkan ungan kepada peserta Norma Waktu: 20 Hari Kerja

- 5 - Lampiran 2 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 DIAGRAM ALIR PROSES PENYULUHAN HUKUM MELALUI BROSUR, LEAFLET, DAN POSTER Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan Staf Kasubbag Kerjasama Kabag Perung- Ungan Karo Hukum Kepegawaian Unit Terkait 1 Membuat melaporkan rancangan brosur, leaflet, poster 2 Mengajukan materi brosur, leaflet, poster 3 Menentukan materi berkoordinasi dengan unit terkait 4 Menyampaikan contoh brosur, leaflet, poster lengkap dengan materi penyuluhan hukum 5 Menyetujui mendisposisi rancangan brosur, leaflet, poster, materi penyuluhan hukum yang telah disetujui 6 Menerima disposisi memerintahkan penggandaan brosur, leaflet, poster materi penyuluhan hukum 7 Menerima perintah mengoordinasikan penggandaan brosur, leaflet, poster, materi penyuluhan hukum 8 Menggandakan mendistribusikan brosur, leaflet, poster, materi penyuluhan hukum Norma Waktu: 5 Hari Kerja

- 6 - Lampiran 3 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 DIAGRAM ALIR PROSES BANTUAN DALAM BENTUK KONSULTASI HUKUM Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan 1 Mengirimkan permohonan konsultasi hukum Staf Perancang Perungungan Kasubbag Kerjasama Kabag Perung- Ungan Karo Hukum Kepegawaian Pemohon 2 Memerintahkan proses lebih lanjut terhadap surat permohonan konsultasi hukum 3 Memerintahkan untuk menangani surat permohonan konsultasi hukum 4 Memerintahkan telaah terhadap kasus yang dimohonkan 5 Melakukan telaah hukum perihal kasus yang dihadapi membuat Keputusan jawaban konsultasi hukum 6 Mengetik menyampaikan hasil telaah beserta nota dinas 7 Mengkoreksi menyampaikan telaah dalam bentuk ketikan nota dinas 8 Menerima, mengkoreksi melaporkan hasil telaah nota dinas 9 Menerima Laporan menyampaikan jawaban konsultasi hukum untuk mendapat persetujuan

- 7 - Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan 10 Menerima jawaban permohonan konsultasi hukum Staf Perancang Perungungan Kasubbag Kerjasama Kabag Perung- Ungan Karo Hukum Kepegawaian Pemohon Norma Waktu: 15 Hari Kerja

- 8 - Lampiran 4 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 DIAGRAM ALIR PROSES PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM HAL PENGAJUAN GUGATAN MEWAKILI ANRI SEBAGAI LEMBAGA Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan Staf Perancang Perungungan Kasubbag Kerjasama Kabag Perungungan Karo Hukum Kepegawaian Sestama 1 Memerintahkan untuk mempelajari Surat Permohonan konsultasi hukum pengajuan gugatan mewakili lembaga 2 Mendelegasikan untuk memproses lebih lanjut 3 Memerintahkan untuk menangani surat permohonan 4 Melakukan telaah hukum terhadap materi gugatan yang akan diajukan Unit Pemohon 5 Mengetik menyampaikan hasil ketikan serta membuat nota dinas 7 Menerima mengoreksi hasil telaah, serta menyampaikannya. 8 Menerima hasil telaah memberikan rekomendasi Pengajuan Gugatan apakah layak atau tidak 9 Memberikan persetujuan Permohonan Pengajuan Gugatan Mewakilli Lembaga 10 Memerintahkan untuk mempersiapkan surat kuasa surat perintah beracara asistensi 11 Membuat menyampaikan konsep surat kuasa surat perintah beracara asistensi

- 9 - Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan Staf Perancang Perungungan Kasubbag Kerjasama Kabag Perungungan Karo Hukum Kepegawaian Sestama 12 Penyampaian surat kuasa beracara serta surat perintah beracara asistensi serta mendaftarkan surat gugatan ke pengadilan 15 Pendelegasian berkoordinasi dalam persiapan menghadapi sig dalam beracara di pengadilan Norma Waktu: 30 Hari Kerja

- 10 - Lampiran 5 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 DIAGRAM ALIR PROSES PEMBERIAN BANTUAN HUKUM GUNA MENANGANI KASUS PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA YANG DIHADAPI DAN DIWAKILI OLEH PEGAWAI ANRI Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan Staf Perancang Peraturan Perung -ungan Kasubbag Kerjasama Kabag Perung- Ungan Karo Hukum Kepegawaian Tergugat /atau Turut Tergugat Pengadilan 1 Menerima permohonan konsultasi untuk penanganan kasus gugatan 2 Menerima mendisposisikan surat panggilan gugatan perkara perdata mendelegasikan untuk melakukan telaah kasus/orientasi kasus 3 Melakukan telaah kasus/orientasi kasus 4 Mengetik hasil telaah kasus/orientasi kasus, membuat nota dinas menyampaikannya 5 Menerima, memeriksa, menyampaikan hasil telaah kasus dalam bentuk ketikan 6 Menerima hasil telaah, melakukan Koordinasi dalam menyusun materi pembelaan/sanggahan 7 Menjawab menyampaikan posita yang diajukan 8 Menerima, menelaah jawaban atas posita mendelegasikan

- 11 - Unit Penyelesaian No Tahap Kegiatan Staf Perancang Peraturan Perung -ungan Kasubbag Kerjasama Kabag Perung- Ungan Karo Hukum Kepegawaian Tergugat /atau Turut Tergugat Pengadilan 9 Menerima, menelaah, menyampaikan kembali atas jawaban posita 10 Menerima hasil telaah posita beracara di pengadilan Norma Waktu: 15 Hari Kerja

- 12 - Lampiran 6 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 DIAGRAM ALIR PROSES BANTUAN HUKUM GUNA MENANGANI KASUS PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA YANG DIHADAPI OLEH ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN DIWAKILI OLEH BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN No Tahap Kegiatan 1 Menerima surat panggilan, permohonan konsultasi, mendelegasikan untuk melakukan telaah kasus Staf Perancang Peraturan Perung -ungan Unit Penyelesaian Kasubbag Kabag Hukum Perung- Kerjasama Ungan Karo Hukum Kepegawaian Tergugat /atau Turut Tergugat 2 Memerintahkan untuk menangani melakukan telaah kasus/orientasi kasus 3 Melakukan telaah kasus/orientasi kasus 4 Mengetik hasil telaah kasus/orientasi kasus, membuat nota dinas menyampaikannya 5 Menerima, memeriksa, menyampaikan hasil telaah kasus dalam bentuk ketikan 6 Menerima hasil telaah, melakukan koordinasi dalam menyusun materi pembelaan/sanggahan 7 Menjawab menyampaikan posita yang diajukan 8 Menerima, menelaah jawaban atas posita mendelegasikan 9 Menerima, menelaah, melakukan hearing, koordinasi memerintahkan membuat surat kuasa

- 13 - No Tahap Kegiatan 10 Menerima mendisposisikan untuk membuat surat kuasa Staf Perancang Peraturan Perung -ungan Unit Penyelesaian Kasubbag Kabag Hukum Perung- Kerjasama Ungan Karo Hukum Kepegawaian Tergugat /atau Turut Tergugat 11 Membuat mengetik rancangan surat kuasa membuat nota dinas, kemudian menyampaikannya 12 Menerima, memeriksa mengajukan rancangan surat kuasa untuk mendapatkan paraf persetujuan 13 Menerima rancangan surat kuasa menyetujui memerintahkan beracara di pengadilan 14 Beracara di pengadilan Norma Waktu: 15 Hari Kerja

- 14 - Lampiran 7 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010 No Tahap Kegiatan 1 Memberikan perintah untuk menyusun laporan evaluasi pelaksanaan DIAGRAM ALIR EVALUASI PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM Staf Unit Penyelesaian Kabag Kasubbag Perungungan kerjasama Karo Hukum Kepegawaian 2 Menerima mendisposisikan penyusunan laporan evaluasi 3 Membuat/menyusun laporan evaluasi, membuat nota dinas, menyampaikan 4 Menerima, memeriksa, mengoreksi mengajukan laporan evaluasi 5 Menerima, mengoreksi menyampaikan laporan evaluasi 6 Menerima memberi tandatangan kemudian menyampaikan kepada Sestama Kepala ANRI Norma Waktu: 3 Hari Kerja Plt. KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN, ZITA ASIH SUPRASTIWI