MATERI PRAKTIKUM Acara 1 Acara 2 Acara 3 Acara 4 Acara 5 Acara 6 Acara 7 Uji Ambang Batas (Threshold Test) Identifikasi Aroma Uji Pembeda Berpasangan

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS ACARA III UJI RANKING OLEH PENINA J1A KELOMPOK XIV

Uji mutu organoleptik. Pramudya Kurnia

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PENGENDALIAN MUTU PANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM UJI SEGITIGA DAN PEMBEDA SEDERHANA

PENILAIAN ORGANOLEPTIK

LABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PENUNTUN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS

Uji Segitiga. Uji Hedonik

UJI RANGE METHOD. Oleh: : Hilda Rani Dwitama NRP : No. Meja : 6 (Enam) Kelompok : B Tgl Praktikum : 13 Maret 2013 Asisten : Sri Mulyati

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI SENSORI UJI SEGITIGA DISUSUN OLEH: WAHYU TRI JATMIKO J1A THPIV A TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

[pengujian organoleptik]

LABORATORIUM TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR

PENGENALAN UJI ORGANOLEPTIK

UJI PEMBEDAAN [UJI PASANGAN, DUO TRIO, SEGITIGA]

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono

LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA

UJI SEGITIGA I PENDAHULUAN

BAB XII TUGAS KHUSUS 12.1 Penerapan Metode-Metode Uji Organoleptik di Industri Es Krim Oleh: Stefanus Kristianto ( ) 12.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

UJI SKALAR [UJI PERBANDINGAN PASANGAN DAN UJI PERBANDINGANJAMAK]

Berdasarkan variabel yang diteliti, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis.

METODE PENGUJIAN ORGANOLEPTIK / INDERAWI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Descriptives. Std. Error

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

Sifat Sensoris (Sensory Properties)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

LAPORAN PRAKTIKUM. Dosen Pengampu : Dewi Nurazizah, S.T.P., M.P.

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

3 METODOLOGI 3.1 WAKTU DAN TEMPAT 3.2 ALAT DAN BAHAN 3.3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VIII UJI PENERIMAAN : UJI MUTU HEDONIK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016-Januari 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGUJIAN ORGANOLEPTIK (EVALUASI SENSORI) DALAM INDUSTRI PANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI SKORING DAN UJI RANKING

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TELUR ASIN TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama. Tabel 6. Komposisi Kimia TDTLA Pedaging

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing

Lampiran 1. Kuisioner Uji Organoleptik (Uji skoring) Produk yang Diuji : Baso Kerang Darah Nama Panelis : Tanggal Uji :

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian uji organoleptik dilaksanakan di kampus Universitas Negeri Gorontalo,

TINJAUAN PUSTAKA. penyimpanan dalam lemari es serta pembekuan dan pengadukan. Puspitarini

OVERALL DIFFERENCE TEST (Aroma) Dwi Larasatie Nur Fibri, STP., M.Sc Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada

Lampiran 1 Lembaran kuisioner seleksi panelis. I. Identitas Diri Nama :... Umur :... Alamat :... No tlp/hp :... Pekerjaan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

LAMPIRAN. Kedua sampel sama Kedua sampel berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karbohidrat biji jagung manis juga fraksi-fraksi gula bebas sebesar 1%-3% yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam

Worksheet Uji Rating Hedonik

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN Lampiran 1. Form Uji Ranking dan Mutu Hedonik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PENGENDALIAN MUTU PANGAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Natallo Bugar dan Hermansyah, Uji Sensoris Pada Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Surimi

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

INDERA PENGLIHATAN I. BINTIK BUTA

UJI KESUKAAN HASI JADI POUND CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS

MAKALAH PENGAWASAN MUTU BAHAN HASIL PERTANIAN (Aplikasi Pengawasan Mutu Pangan dan Pengujian Sensoris di Bidang Pangan)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan kecap manis

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil ANOVA Analisa Kimia Manisan Kering Buah Jamblang

III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PETUNJUK MATERI PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS Disusun oleh: Nur Aini Gunawan Wijonarko PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 2016

MATERI PRAKTIKUM Acara 1 Acara 2 Acara 3 Acara 4 Acara 5 Acara 6 Acara 7 Uji Ambang Batas (Threshold Test) Identifikasi Aroma Uji Pembeda Berpasangan Uji Triangle Uji Ranking Uji Skoring Uji Hedonik 2

ACARA 1 UJI AMBANG (THRESHOLD TEST) A. Teori Dasar Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Intensitas atau tingkat rangsangan trekecil yang mulai dapat menghasilkan respon disebut ambang rangsangan (stimulus threshold). Dalam analisis ambang dikenal empat macam ambang rangsangan yaitu ambang mutlak (absolute threshold), ambang pengenalan (recognition threshold), ambang pembedaan (different threshold) dan ambang batas (terminal threshold). Dalam praktik analisis pengukuran, ambang mutlak diperoleh nilai persentil 0,50 atau 50 % respon panelis, sedangkan ambang pengenalan dari nilai 0,75 atau 75 % respon panelis. Perbedaan terkecil dari 2 rangsangan yang masih dapat dikenali merupakan ambang pembedaan. Ambang batas merupakan rangsangan terbesar jika kenaikan tingkat rangsangan menaikkan intensitas kesan. Dapat ditentukan dengan menetapkan rangsangan terkecil yaitu jika kenaikan tingkat rangsangan tidak lagi mempengaruhi intensitas kesan. Untuk menetapkan nilai ambang batas dari suatu rangsangan, terdapat bermacam-macam cara analisis, diantarantrya analisis rata-rata, analisis frekuensi dan analisis distribusi normal. Cara-cara analisis pada umumnya berdasarkan pada uji rangsangan tunggal, dimana tiap uji menggunakan sejumlah panelis semi terlatih. Panelis dipilih dari mereka yang dapat mengenali atau mengetahui sifat inderawi dari contoh atau produk yang diuji. Dalam uji rangsangan tunggal pada setiap uji, tiap panelis diminta menyatakan ada atau tidak adanya sifat inderawi yang diujikan. Data responnya berupa data binomial yang kemudian dapat dianalisis secara statistika. Karena demikian sederhana, maka pada analisis ambang dapat disajikan sejumlah contoh pada tiap pengujian. Namun 3

untuk mencapai kondisi atau ligkungan uji yang sesuai diperlukan penyiapan contoh dan penyiapan penyajian yang cermat. B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan ambang batas dan ambang pengenalan pada sample atau produk pangan. C. Bahan Sukrosa 0; 0,05; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 1 NaCl 0; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; 0,1; 0,12; 0,14; 0,16; 0,18; 0,2 Asam sitrat 0; 0,01; 0,012; 0,014; 0,016; 0,018; 0,02; 0,022; 0,024; 0,026; 0,03 Kafein 0; 0,003; 0,004; 0,005; 0,006; 0,007; 0,008; 0,009; 0,01; 0,015; 0,02; 0,03 D. Prosedur Kerja 1. Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan seperti di atas. 2. Berikan kode pada masing-masing sample dengan 3 digit angka 3. Letakkan masing-masing sample pada wadah yang telah diberi kode. 4. Sajikan satu seri sampel pada nampan dan letakkan di atas meja atau bilik cicip secara berurutan 5. Uji sampel satu persatu dengan cara dicicpi, setiap pindah kesampel berikutnya harus didahului kumur dengan air putih 6. Tentukan ambang batas dan ambang pengenalan masing-masing sample. Ambang batas ditetapkan pada konsentrasi terkecil dimana 50% panelis dapat mendeteksi adanya rasa pada sampel tersebut, sedangkan ambang pengenalan ditetapkan pada konsentrasi terkecil dimana 75% panelis dapat mengenali adanya rasa pada sample 7. Sajikan grafik hubungan antara konsentrasi dengan persen reaksi positif panelis. 4

Contoh kuesioner untuk pengujian threshold Nama : Tanggal : Sampel : Larutan gula Petunjuk : berilah tanda V pada kolom yang tersedia sesuai kesan anda setelah anda mencicipi sample tersebut. Kode sample 184 203 432 Rasa manis Tidak ada rasa manis. 5

ACARA 2 IDENTIFIKASI AROMA A. Teori Dasar Pengujian sensoris merupakan bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengujian terhadap sifat karakteristik bahan dengan mempergunakan indera manusia termasuk indera penglihatan, pemaromaan, perasa, peraba, dan pendengar (Kartika, et al., 1988). Rangsangan yang dapat ditangkap oleh indra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (aroma, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan. Sebelum dilakukan pengujian sensoris, perlu dikenalkan sifat bahan yang akan diuji kepada panelis. Terkadang, hal ini juga diperlukan untuk mengetahui kepekaan panelis terhadap sifat sensoris tertentu, slah satunya adalah flavor atau aroma. Menurut Kartika, et al. (1988) aroma-aromaan atau aroma dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat diamati dengan indera pemaroma. Untuk dapat menghasilkan aroma, zat-zat sumber aroma harus menguap, sedikit larut dalam air dan sedikit dapat larut dalam lemak. Dalam suatu industri pangan pengujian terhadap aroma dianggap penting karena dengan cepat dapat memberikan hasil penilaian terhadap produk tentang diterima atau tidaknya produk tersebut. Dalam pengujian indera aroma lebih kompleks dari pada rasa. Aroma atau aroma dari suatu produk dapat diamati baik dengan cara memaroma maupun dengan merasakan. Zat yang menghasilkan aroma sering lebih kuat diamati dengan merasakan dari pada dengan memaroma. Pemaromaan merupakan pencicipan jarak jauh. Indera pemaroma berfungsi untuk menilai aroma-aromaan dari suatu produk/komoditi baik berupa makanan atau non pangan. Dalam industri pangan, proses penginderaan melalui aroma dapat dengan cepat memberikan hasil penilaian produk yaitu menjadi disukai atau tidak disukai. Ada 2 cara dalam mengamati aroma, antara lain : 1. Lewat indera pemaroma dimana rangsangan akan diterima oleh regio olfactoria suatu bagian pada bagian rongga hidung. 2. Lewat mulut terutama bagi mereka yang sukar mengamati lewat hidung. Aroma-aromaan ini menjadi lebih kompleks dibanding rasa karena sampai saat ini belum terdapat keseragaman pendapat dalam menetapkan macam-macam aroma Dikenal beberapa macam klasifikasi aroma yang didasarkan pada campuran aroma 6

yang utama yaitu harum, asam, tengik, dan hangus. Klasifikasi aroma tersebut antara lain : 1. Aroma jamu-jamuan (cengkeh, kayu manis, pala) 2. Aroma bunga-bungaan (jasmine, mawar, dan melati) 3. Aroma buah-buahan (jeruk, strawberry) 4. Aroma resin (terpentin) 5. Aroma busuk (protein buasuk) 6. Aroma bakar (objek-objek hangus) (Kartika, et al., 1988) Semua orang normal dapat mencium aroma pada suatu jarak tertentu. Anosmia adalah hilangnya kapasitas pembauan, baik temporer maupun permanen. Anosmia terjadi pada orang yang saluran pernafasannya tersumbat, ganguan otak karena luka atau penyakit dengan syaraf olfaktorinya luka. B. Tujuan praktikum Menentukan aroma dari berbagai bahan yang bersifat volatile, kemudian mendeskripsikan nama produk yang menimbulkan kesan tersebut. C. Bahan dan alat Essens jeruk, essens strawberry, minyak cengkeh, minyak sereh wangi, minyak jahe, teh hitam D. Prosedur Kerja Siapkan alat dan bahan Masukkan sampel dalam wadah (botol) tertutup yang sudah ditutup sebanyak 30-35 ml Berikan kode pada masing masing sampel dengan tiga angka yang berbeda Sajikan diatas nampan Pengujian sampel dengan seksama oleh panelis terhadap aroma setiap sampel dan berikan deskripsi tentang nama produk yang direspon Lakukan tabulasi dan analisis data terhadap hasil pengujian 7

Contoh kuesioner untuk pengujian identifikasi aroma Nama : Tanggal : Sampel : macam-macam aroma Petunjuk Kode sample 371 418 : lakukan pengujian sample satu persatu dengan cara membuka botol sample dan mengibaskan bagian atas botol menggunakan tangan menuju hidung. Deskripsikan bau yang tercium dalam bentuk verbal (kata-kata) pada table di bawah ini. Istirahatkan hidung anda selama 30 detik sebelum melakukan pengujian sample berikutnya. Deskripsi aroma 8

ACARA 3 UJI PEMBEDAAN BERPASANGAN A. Teori Dasar Uji pembeda berpasangan termasuk kelompok uji perbedaan (different test). Metode pengujian ini termasuk metode yang paling sederhana dan sering digunakan. Pada prinsipnya, uji pembedaan adalah penginderaan dua rangsangan berpasangan atau melibatkan dua rangsangan sejenis yang diinderakan pada panelis. Panelis melakukan proses penginderaan, misalnya dengan pencicipan, melalui dua tahap yaitu mula-mula merespon sifat sensoris yang diujikan kemudian membandingkan kedua contoh untuk menyatakan sama atau beda. Pengujian pembeda dapat digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara produk dan komoditas yang sama. Dalam pengujian pembedaan berpasangan, dua contoh disajikan bersamaan atau berurutan dengan nomor kode yang berlainan. Untuk melakukan uji pembedaan, terlebih dahulu panelis dikenalkan sifat sensoris yang diujikan dari pasangan contoh yang disajikan. Apabila panelis belum mengenal betul sifat sensoris yang diujikan maka kemungkinan akan diperoleh respon yang tidak sesuai. Pengujian pembeda berpasangan ada dua macam cara, yaitu dengan atau tanpa bahan pembanding. Pada uji dengan bahan pembanding, dari dua contoh yang disajikan, salah satunya merupakan bahan pembanding atau sebagai kontrol dan yang lain sebagai contoh yang dibandingkan atau dinilai. Dalam uji ini bahan pembanding / kontrol dicicipi terlebih dahulu baru contoh kedua dicicipi, sedangkan pada uji pembeda tanpa bahan pembanding, pada dua contoh yang disajikan tidak terdapat bahan pembanding atau kontrol. Dalam hal ini, yang ingin diketahui atau dinilai adalah ada tidaknya perbedaan sifat organoleptik (penampakan, aroma, rasa, flavour, dll) dari dua sampel atau produk tersebut. Hasil uji pembeda berpasangan dinyatakan cukup jika panelis telah dapat memberikan penilaiaan tentang ada atau tidaknya perbedaan. Ada dua bentuk respon uji pembedaan pasangan, yaitu respon berarah dan respon tak berarah. Uji pasangan dengan respon berarah dipilih apabila interest pengujian pada tujuan perbaikan mutu atau peningkatan efisiensi. Pada respon berarah tiap panelis diminta merespon dua pilihan yaitu A>B atau A<B. Uji pasangan dengan respon tak berarah dipilih apabila pengujian dilakukan dengan tujuan penghematan biaya produksi atau untuk substitusi bahan. Pada respon tak berarah, tiap panelis diminta merespon dengan 2 pilihan yaitu beda atau sama. 9

B. Tujuan dua sampel. Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan ada tidaknya perbedaan antara C. Bahan : 2 jenis crackers D. Prosedur Kerja a. Persiapan alat dan bahan b. Dari 2 sampel crackers, buat 4 pasang yaitu AA, AB, BA dan BB c. Di beri kode pada masing masing sampel dengan tiga angka yang berbeda d. Diuji oleh panelis. Masing-masing panelis akan menerima 1 pasang sampel e. Di lakukan analisis data (chi square) Contoh form uji beda berpasangan Nama : Tanggal : Sampel : crackers Instruksi : 1. cicipi kedua sampel dari kiri ke kanan 2. tentukan apakah kedua sampel tersebut sama/identik atau beda 3. beri tanda (V) pada pilihan respon di bawah ini Sama... Beda... 10

ACARA 4 UJI TRIANGLE A. Teori Dasar Pengujian organoleptik mempunyai bermacam-macam cara yang dapat digolongkan dalam beberapa kelompok. Cara pengujian yang paling populer adalah kelompok pengujian pembeda (different test)). Uji pasangan dianggap banyak menimbulkan bias karena peneliti tidak dapat yakin apakah panelis benar-benar tahu ada tidaknya sifat sensoris produk yang diuji. Untuk menghindari bias karena hal tersebut, dilakukan modifikasi uji pembedaan berpasangan, salah satu cara diantaranya menggunakan uji triangle atau uji segitiga. Uji segitiga ini juga sering dilakukan untuk seleksi panelis apabila akan menggunakan panelis terlatih pada pengujian sensoris. Triangle test (uji segitiga) juga merupakan uji pasangan, namun pasangan yang berganda tiga. Tiga contoh (A, B, C) yang disajikan secara acak dapat membentuk 3 pasangan ganda yaitu (A,B), (A, C) dan (B, C). Dalam pelaksanaan uji, 3 contoh yang terdiri atas 2 contoh kembar dan 1 contoh beda, disajikan bersama secara acak.. Dalam triangle test, setelah melakukan pengujian panelis diminta menyatakan responnya: satu sample mana diantara 3 sampel (A, B, C) yang berbeda dengan yang lain. Karena ada 3 sampel, maka peluang menebak hasil pengujian adalah 1/3 atau 33,3 %. B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mendeteksi adanya perbedaan produk akibat perlakuan yang berbeda dan untuk seleksi panelis. C. Bahan: roti tawar D. Prosedur Kerja 1. persiapan alat dan bahan 2. Di beri kode pada masing masing sampel dengan tiga angka yang berbeda (salah satu pasang dijadikan duplo dengan kode berbeda) 3. Diuji oleh panelis, pasangan sampel disajikan bersamaan dan interval waktu penilaian 10-40 detik 4. Di lakukan analisis data. 11

Contoh kuesioner untuk uji segitiga (triangle test) Nama : Tanggal pengujian: Jenis produk : Petunjuk Kode sample Rasa masam Warna merah : Di hadapan anda tersedia 3 sampel dimana terdapat dua sampel yang sama dan satu sample yang berbeda. Cicipi sample secara berurut dari kiri ke kanan dengan cara mengambil sample larutan menggunakan sendok sample dan meletakkannya pada sendok pencicip untuk selanjutnya dilakukan pencicipan. Pencicipan hanya diperbolehkan satu kali Kode 452 281 893 Data respon uji segitiga dituangkan dalam bentuk satu pilihan yaitu produk yang berbeda. Data respon ini dapat dikonversi dalam bentuk data binomial. 12

ACARA 5 UJI RANKING A. Teori Dasar Di pasaran banyak beredar bermacam-macam produk pangan, baik yang berlawanan jenis maupun yang mempunyai sifat sensoris yang mirip dan diproduksi oleh pabrik atau produsen yang berbeda. Konsumen pada umumnya akan memilih produk yang terbaik dan disukai. Produsen dapat menguji produk-produk yang tersedia dengan uji ranking atau uji penjenjangan. Ranking adalah suatu proses pengurutan tiga sampel atau lebih berdasarkan intensitas atau derajat atribut yang dirancang atau menurut tingkat kesukaan produk dalam rangka memilih yang terbaik atau menghilangkan yang terjelek, dengan maksud untuk menambah atau mengurangi jumlah suatu atribut, kualitas secara keseluruhan atau respon pada saat yang sama. Uji ranking pada umumnya dilakukan untuk menentukan urutan sejumlah komoditas atau produk yang berbeda intensitas sifatnya. Selain itu juga, uji ranking dapat digunakan untuk memperbaiki mutu produk dan memilih contoh yang terbaik. Dalam uji ranking panelis diminta untuk mengurutkan sampel yang diuji menurut intensitas mutu sensorik. Sampel diberi nomor urut dari intensitas mutu sensorik. Dari segi jumlah contoh yang disajikan, uji peringkat mirip dengan uji skor dan uji skala, namun dari segi penginderaan mirip dengan uji pembandingan. Uji ranking mempunyai kemudahan bagi panelis yaitu dalam memahami instruksi dan merespon, setelah panelis mengenal sifat indrawi yang diujikan. Kelebihan lainnya yaitu bahwa data responnya sudah merupakan data kuantitatif yang kemudian dapat dilakukan berbagai cara analisis menurut keperluan akuasinya. Uji ranking mempunyai kelemahan yaitu terbatasnya jumlah contoh yang dapat diuji. Membuat peringkat sampai 6 sampel masih mudah bagi panelis, tetapi apabila jumlah sample lebih dari 6, panelis akan mengalami kesulitan. Respon rangsangan hasil pengujian ranking kemudian ditabulasi menjadi matriks peringkat. Berdasar matriks peringkat dapat dilakukan beberapa cara analisis data, yaitu (1) metode rata-rata, (2) metode Tabel Krammer, (3) metode Tebel Fisher-Yates, (4) metode analisis perbandingan frekuensi, (5) metode analisis perbandingan ganda, (6) metode analisis komposit. B. Tujuan Menilai kualitas sensorik dari sampel dengan cara mengurutkan sampel berdasarkan derajat intensitas dari atribut mutu produk. 13

C. Bahan : sirup D. Prosedur Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Sampel dimasukkan dalam cawan kecil dan diberi kode dengan tiga angka yang berbeda 3. Pasangan sampel disajikan bersamaan 4. Panelis diminta untuk memberi ranking 5. Di lakukan analisis data Contoh form uji ranking Nama : Tanggal : Petunjuk : Setelah semua contoh dicicip, buat urutan peringkat (ranking) dari angka 1 sampai 3 sesuai tingkat kemanisan/warna /kesukaan Kode Rasa manis Warna Kesukaan 183 462 897 14

ACARA 6 UJI SKORING A. Teori Dasar Penilaian terhadap mutu suatu produk pangan meliputi berbagai sifat sensoris yang kompleks. Ada kalanya mutu produk pangan didasarkan pada intensitas sifat sensoris spesifiknya karena pada dasarnya mutu suatu produk pangan merupakan kumpulan (composite) respon semua sifat sensoris yang spesifik yang dapat berupa aroma, rasa, cita rasa (flavour), warna dan sebagainya. Salah satu cara pengujian intensitas sifat sensoris spesifik yang banyak digunakan yaitu uji skoring. Uji scoring berdasarkan atas pernyataan respon yang melambangkan besaran setelah panelis melakukan pengujian. Uji skoring artinya pemberian skor untuk atribut yang dinilai menurut kesan mutu atau intensitas karakteristik sensoriknya, menurut skala numeric yang telah disediakan untuk masing-masing deskripsinya (Rahardjo, 1998). Dalam hal ini diperlukan panelis yang betul-betul mengerti atribut mutu yang diminta, misalnya panelis terpilih dan panelis terlatih. Tipe pengujian ini dapat digunakan misalnya untuk menilai mutu bahan pangan atau intensitas atribut-atributnya, seperti warna, tekstur (kekerasan atau kelembutan), aroma, rasa maupun flavournya. Selain itu digunakan juga untuk mencari korelasi pengukuran subyektif ini dengan pengukuran obyektif hasil analisis atau pengukuranpengukuran baku. Hal ini penting untuk mengetahui presisi alat atau pengukuran tepat suatau intensitas atribut yang dikehendaki. Pada uji scoring, panelis menyatakan respon tentang suatu sifat sensoris dari suatu contoh yang disajikan dalam bentuk nilai numeric dengan bilangan asli. Tiap skor melambangkan tingkat nilai. Nilai dalam uji scoring mempunyai analogi dengan nilai ujian, tiap angka melambangkan atau menyatakan tingkat mutu. Pengujian scoring memerlukan panelis dalam jumlah banyak. Cara penyajian contoh tergantung pada jumlah contoh, apabila contoh sedikit maka contoh dapat disajikan satu persatu kepada panelis, sedangkan apabila jumlahnya banyak maka beberapa contoh dapat disajikan bersamaan. Respon uji scoring berupa angka yang langsung merupakan data kuantitatif. Data tersebut kemudian ditabulasi dalam bentuk matriks respon. Data respon ini dapat dianalisa sidik ragam dengan contoh sebagai perlakuan dan panelis sebagai blok. 15

B. Tujuan Memberikan skor terhadap atribut mutu produk pangan. C. Bahan : biskuit D. Prosedur Kerja 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Masing-masing sample diberi kode dengan tiga angka yang berbeda 3. Pengujian oleh panelis, pasangan sample disajikan bersamaan, panelis diminta menilai sample sesuai skor. 4. Analisis data (ANOVA) Contoh form uji scoring Nama Tanggal Bahan Petunjuk : : : biskuit : beri angka dari 1 sampai 5 pada kolom sesuai penilaian anda Kode Kerenyahan Rasa enak 198 356 Keterangan: angka 1 menunjukkan tidak renyah atau sangat tidak enak Angka 5 menunjukkan rasa sangat renyah atau sangat enak 16

ACARA 7 UJI HEDONIK A. Teori Dasar Uji kesukaan (hedonik) termasuk juga dalam kelompok uji penerimaan. Dalam uji hedonik panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan. Di samping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka, atau sebaliknya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaanya. Tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal suka, dapat mempunyai skala hedonik seprti : amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu tidak suka, dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat sangat tidak suka, sangat tidak suka, tidak suka, agak tidak suka. Di antara agak tidak suka dan agak suka kadang-kadang ada tanggapan yang disebut sebagi netral, yaitu bukan suka, tetapi juga bukan tidak suka. (Soekarto, 1985). Skala hedonik dapat direntangkan atau dikecilkan menurut rintangan skala yang dikehendakinya. Dalam analisis skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik dengan angka meningkat menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala hedonik ini sebenarnya uji hedonik secara tak langsung juga dapat digunakan untuk mengetahui pembedaan. Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengmbangan secara organoleptik. Jika uji pembedaan banyak digunakan dalam program pengembangan hasil-hasil baru atau hasil bahan mentah, maka uji hedonik banyak digunakan untuk menilai hasil akhir produksi. (Soekarto, 1985) B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara-cara melakukan uji hedonik, untuk mengetahui tanggapan pribadi panelis tentang kesukaannya terhadap produk pangan yang disajikan dan untuk membandingkan kesukaan antar produk. C. Bahan: kecap manis D. Prosedur Kerja Alat dan bahan disiapkan Sampel dimasukkan dalam kantung plastic 17

Di tempatkan diatas nampan Di beri kode pada masing masing sampel dengan tiga angka yang berbeda Diuji oleh panelis, pasangan sampel disajikan bersamaan Panelis diminta menilai sampel sesuai dengan kesukaan Di lakukan analisis data 18